Está en la página 1de 14

SOP

PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS


No. Dokumen
60/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan bakteriologis


Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan bakteriologis
Sebagai acuan petugas sanitasi dalam pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologis
Petugas adalah sanitarian

Standar
Tenaga
Standar
1. Botol steril
Sarana
dan 2. Lampu bunsen
3. Alkohol 70%
Prasarana
4. Kapas steril
5. Pinset
6. Korek api
7. Kertas label dan ballpoint
8. Tempat untuk botol sampel
Reagen
Prosedur
1. Persiapan petugas
2. Persiapan alat dan bahan
Tetap
3. Melaksanakan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteriologis
sesuai SOP
Cara
1. Kran dibuka, biarkan air mengalir selama 2 3 menit lalu kran ditutup
Melaksanakan
kembali
Tiap Kegiatan 2. Panaskan mulut kran dengan bunsen sehingga uap air keluar dari mulut
kran atau bersihkan mulut kran dengan alkohol 70%
3. Kran dibuka kembali dan biarkan air mengalir beberapa saat, ambil botol
sampel dan lewatkan mulut botol pada bunsen kemudian isi dengan
sampel air sebanyak 100 ml
4. Lewatkan mulut botol pada bunsen, tutup botol kembali dan beri label
5. Botol disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
6. Segera kirim ke laboratorium
Catatan
-

SOP
PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI KIMIAWI

No. Dokumen
61/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan kimiawi


Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan kimiawi
Sebagai acuan petugas sanitasi dalam pengambilan sampel air untuk uji
kimiawi
Petugas adalah sanitarian

Standar
Tenaga
Standar
1. Alat pengambil sampel terbuat dari plastik yang dapat ditutup dengan kuat
Sarana
dan
dan rapat, mudah dicuci, tidak mudah pecah, tidak menyerap zat zat
Prasarana
kimia dari sampel dan tidak melarutkan zat zat kimia ke dalam sampel
(contoh jerigen plastik 1 - 5 liter sebaiknya berwarna putih)
2. Kertas label dan ballpoint
Reagen
Prosedur
1. Persiapan petugas
2. Persiapan alat
Tetap
3. Melaksanakan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimiawi sesuai
SOP
Cara
1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
Melaksanakan 2. Menyiapkan jerigen pengambil sampel air
Tiap Kegiatan 3. Membilas jerigen menggunakan air sampel yang akan diambil sebanyak 3
kali
4. Mengambil sampel sesuai dengan keperluan
5. Tutup kembali jerigen dengan rapat
6. Beri label pada jerigen sampel
7. Kirim segera sampel ke laboratorium
Catatan
1. Apabila sampel diambil beberapa titik, maka volume yang diambil tiap titik
harus sama
2. Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan
sama dengan air aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan
kimianya harus dihindari, baik tempat pengiriman maupun peralatan serta
cara pengambilan sampel air.

SOP
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH MEDIS

No. Dokumen
62/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
12

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian

Penanganan sampah medis dengan tepat dan aman sehingga tidak


membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi masyarakat
Tujuan
Agar sampah medis di puskesmas dapat ditangani dengan baik dan aman
sehingga tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat
Kebijakan
Sebagai acuan petugas dalam penanganan sampah medis padat dan cair
secara benar dan aman
Standar
Petugas adalah orang yang telah dilatih / mendapat pengetahuan tentang
Tenaga
penanganan sampah medis dengan didampingi oleh Petugas Sanitasi
Standar
1. Alat Pelindung Diri (Sarung tangan tebal dan aman dari kulit/karet, masker,
Sarana dan
apron)
2. Wadah tempat sampah medis (kuat, tidak mudah robek dan ada tutup)
Prasarana
a. Wadah warna kuning (safety box) : untuk semua sampah medis yang
akan dibakar di incenerator
b. Wadah warna merah : untuk sampah medis yang dibakar tidak dengan
incenerator / dikubur dengan sanitary landfill
Reagen
Prosedur
1. Persiapan petugas
2. Persiapan alat
Tetap
3. Melaksanakan penanganan sampah medis cair dan padat sesuai SOP
Cara
1. Penanganan Sampah Medis Cair yang Terkontaminasi ( darah, feses,
Melaksanakan
urin dan cairan tubuh lainnya.
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
Tiap Kegiatan
sampah tersebut.
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang
mengalir atau dalam toilet, hindari percikannya.
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk
membersihkan sisa-sisa sampah, hindari percikannya.
d. Dekontaminasi wadah specimen dengan larutan klor 0,5 % atau
disenfeksi lokal lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10
menit sebelum dicuci.
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan
dekontaminasi, kemudian cuci sarung tangan.
2. Penanganan Sampah Medis Padat (Misalnya pembalut yang sudah
digunakan dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi
dengan darah atau materi organic lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
sampah tersebut.
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan
tidak korosif (plastic atau metal yang berlapis seng) dengan tutup yang
rapat.

c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa


sampah-sampah yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika
tempat pembakaran tidak tersedia maka bisa dilakukan penguburan.
d. Pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum
tersebar ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik
untuk membunuh mikroorganisme.
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.

Catatan

3. Penanganan Sampah Medis berupa Benda Tajam (jarum, silet, mata


pisau dan lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan yang aman
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang
tahan pecah misalnya ember tertutup/safety box.
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang
memerlukan sehingga sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu
dibawa terlalu jauh sebelum dibuang.
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan menekuk
atau mematahkan jarum sebelum dibuang.
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah penuh, tutup dengan
rapat.
f. Diangkut untuk dimusnahkan di incenerator
g. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.
1. Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :
- Simpan dalam kontainer yang memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam wadah warna dan kode terpisah
- Ditaruh pada tempat yang kering
- Aman dari orang yang tidak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

SOP
PELAYANAN KLINIK SANITASI
No. Dokumen
63/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan
dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Standar
Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap

Pelayanan kesehatan lingkungan di Klinik Sanitasi


Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan Klinik
Sanitasi di Puskesmas
Sebagai acuan petugas saat memberikan pelayanan kepada pasien/klien di
Klinik Sanitasi agar dapat melaksanakan analisa masalah dengan tepat
sesuai dengan informasi dari pasien/klien
Petugas adalah sanitarian

1.
2.
3.
1.
2.
3.
Cara
1.
Melaksanakan 2.
Tiap Kegiatan

Catatan

Panduan wawancara sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien/klien


Sarana penyuluhan (Leaflet/lembar balik, dll)
Alat untuk pencatatan dan pelaporan (buku notulen dan ballpoint)

Persiapan petugas
Persiapan alat dan bahan
Melaksanakan pelayanan klinik sanitasi sesuai SOP
Petugas menerima pasien/klien dari loket pendaftaran / klinik umum
Wawancara terhadap pasien (identitas pribadi dan anggota keluarga,
masalah yang sedang dihadapi / yang mau dikonsulkan, keadaan
lingkungan tempat tinggal (sarana air bersih, jamban keluarga, tempat
pembuangan / pengelolaan sampah, TTU, TPM). Keadaan rumah tempat
tinggal (lantai, dinding, atap, luas ruangan, pencahayaan, ventilasi, dll)
3. Petugas melaksanakan analisa masalah berdasarkan informasi dari
pasien/klien
4. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
dihadapi pasien/klien
5. Petugas
memberikan
alternatif
pemecahan
masalah
dan
mendiskusikannya dengan pasien/klien alternatif mana yang bisa
dikerjakan oleh pasien/klien
6. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan pasien/klien tentang jadual
kunjungan lapangan/rumah
7. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan klinik
sanitasi yang telah dilakukannya
Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik
sanitasi :
1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor
lingkungan : Diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan, TB
Paru
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang)
3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit yang
sama. Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD harus
dirujuk ke klinik sanitasi
4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB
SOP
INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH (SAB)
No. Dokumen
64/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan
dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Standar
Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap

Pemantauan / pengawasan sarana air bersih (perpipaan maupun non


perpipaan) yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari, dengan cara pengamatan serta penilaian kualitas fisik dan faktor
resikonya
Mengetahui kualitas fisik dan faktor resiko sarana air bersih yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
Petugas adalah sanitarian
1. Data kepemilikan dan pemanfaatan sarana air bersih
2. Form inspeksi sanitasi sarana air bersih
3. Buku dan alat tulis

1.
2.
3.
4.
Cara
1.
Melaksanakan 2.
Tiap Kegiatan
3.
4.
5.
6.
7.

Catatan

Melaksanakan pendataan kepemilikan dan pemanfaatan SAB


Melaksanakan inspeksi sanitasi SAB
Melaksanakan pembinaan kepada pemilik / pengguna SAB
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
Lakukan pendataan mengenai kepemilikan dan pemanfaatan SAB
Tentukan lokasi dan jenis SAB yang akan diinspeksi (perpipaan atau non
perpipaan)
Lakukan inspeksi SAB sesuai dengan jenisnya
Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
Kemudian tentukan faktor resikonya (rendah, sedang, tinggi, amat tinggi)
Sampaikan hasil inspeksi SAB kepada pemilik / pengguna SAB
Jika hasil inspeksi tinggi / amat tinggi beri pengarahan / saran perbaikan
kepada pemilik / pengguna SAB
8. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
-

SOP
PENYEHATAN TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU)
No. Dokumen
65/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Standar
Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap

1. Penyehatan TTU merupakan kegiatan pengawasan terhadap TTU agar


tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat kesehatan, bebas dari faktor
resiko penyakit dan kecelakaan terhadap masyarakat di dalam TTU
maupun terhadap masyarakat di sekitar / di luar TTU tersebut
2. Tempat tempat umum (TTU) adalah tempat kegiatan bagi umum yang
dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas. Yang
termasuk ke dalam TTU adalah sarana pendidikan, sarana ibadah,
perkatoran, hotel, sarana kesehatan, tempat rekreasi, pasar, terminal, dll
Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TTU sehingga tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat
kesehatan
Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TTU
Petugas adalah sanitarian
1. Form inspeksi sanitasi/checklist TTU
2. Buku dan alat tulis

1.
2.
3.
4.
Cara
1.
Melaksanakan 2.
Tiap Kegiatan 3.
4.
5.

Catatan

Melakukan pengumpulan data TTU


Melakukan pengawasan terhadap TTU
Melakukan pembinaan terhadap TTU yang diperiksa
Pencatatan dan pelaporan
Lakukan pendataan TTU yang ada di wilayah kerja
Tentukan lokasi TTU yang akan diawasi / dibina
Lakukan inspeksi sanitasi TTU dan lingkungan sekitarnya
Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TTU (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
-

SOP
PENYEHATAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN
(TPM)
No. Dokumen
66/L/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

............................

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian

Penyehatan TPM merupakan kegiatan pengawasan terhadap tempat

Tujuan

Kebijakan
Standar
Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap

pengelolaan makanan dan minuman agar memenuhi persyaratan kesehatan


baik dari segi lokasi, konstruksi, cara pengelolaan, penyiapan, pengemasan
dan pengedarannya serta perilaku hygiene penjamahnya.
Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TPM sehingga tercipta kondisi TPM yang memenuhi syarat
kesehatan
Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TPM
Petugas adalah sanitarian
1. Form inspeksi sanitasi/checklist pemeriksaan TPM
2. Buku dan alat tulis

1.
2.
3.
4.
Cara
1.
Melaksanakan 2.
Tiap Kegiatan 3.
4.
5.

Catatan

Melakukan pengumpulan data mengenai TPM


Melakukan pengawasan terhadap TPM
Melakukan pembinaan terhadap TPM yang diperiksa
Pencatatan dan pelaporan
Lakukan pendataan TPM yang ada di wilayah kerja
Tentukan lokasi TPM yang akan diawasi / dibina
Lakukan inspeksi sanitasi TPM dan lingkungan sekitarnya
Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TPM (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
-

SOP
INVENTARISASI BAHAN HABIS PAKAI (BHP) NON MEDIS
KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen
67/A/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian
Tujuan

Mencatat jumlah barang habis pakai non medis kegiatan kesehatan


lingkungan yang tersedia
Agar diketahui jumlah persediaan yang ada serta kondisi bahan habis pakai
non medis kesehatan lingkungan tetap terjaga dengan baik

Kebijakan

Sebagai acuan dalam melaksanakan inventarisasi bahan habis pakai non


medis kesehatan lingkungan
Petugas adalah sanitarian

Standar
Tenaga
Standar
1. Buku inventaris barang
Sarana
dan 2. Alat tulis
Prasarana
Reagen
Prosedur
Persiapan petugas (sesuai SOP)
Tetap
Persiapan alat dan bahan (sesuai SOP)
Cara
1. Terima bahan habis pakai non medis dari inventarisasi barang puskesmas
Melaksanakan 2. Catat persediaan bahan habis pakai non medis ke buku inventaris
Tiap Kegiatan 3. Periksa keadaan bahan habis pakai non medis setiap selesai digunakan
4. Ajukan permintaan bahan habis pakai non medis sebelum selesai
persediaan
Catatan
-

SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN
KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen
68/A/PL/2013

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

18 Februari 2013

Penanggung jawab Program


Penyehatan Lingkungan
Kab. Magetan

Ditetapkan
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN MAGETAN

dr. HARRY SUSANTO, MM

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Standar

Rangkaian pencatatan, pendokumentasian sampai pelaporan kegiatan


kesehatan lingkungan
Untuk mengetahui dan menganalisa pencapaian kegiatan kesehatan
lingkungan
Sebagai acuan dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
kesehatan lingkungan
Petugas adalah sanitarian

Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap
Cara
Melaksanakan
Tiap Kegiatan
Catatan

1. Form laporan bulanan kesehatan lingkungan


2. Form hasil inspeksi kegiatan kesehatan lingkungan
3. Buku dan alat tulis
Persiapan petugas (sesuai SOP)
Persiapan alat dan bahan (sesuai SOP)
1. Tulis hasil kegiatan harian inspeksi sanitasi ke dalam buku kegiatan harian
2. Rekap hasil kegiatan inspeksi sanitasi yang dilakukan selama 1 bulan
3. Salin hasil rekap kegiatan ke form laporan bulanan kesehatan lingkungan
4. Buat salinan laporan rangkap 2 (untuk disetor ke Seksi Penyehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan dan untuk arsip puskesmas)
Laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 10

1.PENGERTIAN LINEN :
Adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal,
guling dan alat instrument steril lainnya.
2.TUJUAN ALUR LINEN :
A. Mencegah tertukarnya linen dari bagian yang satu kebagian yang lain.
B. Stock linen untuk ruang dialysis terpenuhi .
C. Menjaga kualitas dan kebersihan linen agar tetap tahan lama.
D. Mengurangi komplain dari pasien,seperti : kusut, robek, luntur dsb.
3.TUGAS LAUNDRY ( HOUSE KEEPING ) :
a. Mengambil linen kotor dari ruang dialysis .
b. Mengantar linen bersih ke ruang dialysis sesuai dengan stock.
c. Mencocokan jumlah permintaan tambahan dengan stock yang tersedia.
d. Menyediakan tempat untuk linen umum dengan linen terinfeksi.(Bedakan warna kantong
plastik).
4.CARA KERJA :
Ruang laundry ( linen room )
a. Linen kotor.

Jumlah linen dihitung sesuai dengan jenisnya dan dicatat .


Proses pencucian linen dipisahkan antara umum dengan terinfeksi.
b. Linen bersih .
Disetrika sambil perhatikan ada bercak atau robek pada linen.
Dilipat rapih sesuai kebutuhan.
Linen disusun sesuai kebutuhan.
Ruang Dialysis
1. Linen diantar ke ruang dialysis setiap pagi hari, sebelum pasien dilakukan tindakan dialysis.
2. Masukan linen kedalam ruang linen, disusun dan diatur sesuai tempatnya.
3. Menghitung linen bersamaan dengan saat memasukan linen kedalam rak/ lemari.(Jumlah linen
yang diberikan sesuai dengan jumlah linen kotor)= stock.
4.Menyerahkan tanda bukti jumlah linen yang telah dikirim kepada petugas dialysis.
5.Perhitungan stock dilakukan bersama dengan petugas dialysis.
6.Jika tidak sesuai dengan stock, dicari penyebabnya.
7.Linen yang telah dipakai pasien dibawa ke ruang disposal dan dimasukan ke dalam kantong
plastik yang telah dibedakan warnanya, dan dipisahkan dengan yang terkontaminasi.
8.Linen kotor dikumpulkan di ruang disposal dan keesokan harinya diambil oleh petugas laundry
2x sehari ( pagi dan sore ).

SOP
PENGAWASAN MAKANAN DAN MINUMAN
No. Dokumen

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

3 Maret 2015

Pengelola Obat Puskesmas


Kawedanan

Ditetapkan
KEPALA PUSKESMAS
KAWEDANAN

dr. ROCHMAD SANTOSO

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Standar

Tindakan melakukan monitoring dan pembinaan terhadap makanan dan


minuman agar memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi pengolahan,
distribusi dan peredarannya.
Melindungi masyarakat dari bahaya makanan minuman yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.
Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan
makanan dan minuman
Minimal 1 apoteker yang memiliki STR dan atau 1 tenaga teknis kefarmasian

Tenaga
Standar
Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap

yang memiliki STRTTK, tenaga lintas program dan lintas sektor terkait
1. Formulir / checklist pengawasan makanan minuman
2. Buku dan alat tulis
3. Undangan
1.
2.
3.
4.
5.
1.

Cara
Melaksanakan
Tiap Kegiatan 2.
3.
4.
5.
Catatan

Melakukan pengumpulan data pengawasan makanan minuman


Mengadakan pertemuan lintas sektor pengawasan makanan minuman
Melakukan pengawasan terhadap makanan dan minuman
Melakukan pembinaan terhadap makanan minuman yang diawasi
Pencatatan dan pelaporan
Lakukan pendataan pengawasan makanan minuman yang ada di wilayah
kerja
Tentukan lokasi pengawasan makanan minuman sesuai kesepakatan
pertemuan lintas sektor
Lakukan pengawasan dan pembinaan makanan minuman
Catat hasil pengawasan pada formulir pengawasan
Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan

SOP
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA
No. Dokumen

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

3 Maret 2014

Pengelola Obat Puskesmas


Kawedanan

Ditetapkan
KEPALA PUSKESMAS
KAWEDANAN

dr. ROCHMAD SANTOSO

Pengertian

Tujuan
Kebijakan
Standar
Tenaga
Standar

Melakukan pengelolaan penggunaan psikotropika sesuai dengan aturan yang


belaku mulai dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan,pelayanan dan
pemusnahan psikotropika.
Melaksanakan
pengelolaan dan pengendalian psikotropika untuk
menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat psikotropika.
Sebagai acuan bagi petugas dalam kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan
pengendalian penggunaan psikotropika.
Minimal 1 apoteker yang memiliki STR dan atau 1 tenaga teknis kefarmasian
yang memiliki STRTTK
1. Kartu stock

Sarana
dan
Prasarana
Reagen
Prosedur
Tetap
Cara
Melaksanakan
Tiap Kegiatan

Catatan

2. Alat tulis
3. Buku lidian
Mencatat obat golongan psikotropika di kartu stock dan melaporkan sisasnya
kepada GFLK
1. Obat golongan psikotropika yang datang dari GFLK dihitung sesuai
jumlahnya kemudian dicatat dikartu stock
2. Setiap pengambilan obat golongan psikotropika yang ada digudang
dicatat di kartu stock
3. Melaporkan sisa stock obat kepada GFLK
4. Pemusanahan psikotropika sesuai jumlah psikotropik sesuai jumlah yang
rusak atau tidak memenuhi syarat.
-

SOP
PEMICUAN STBM
No. Dokumen

No. Revisi :
...................................

Halaman :
1

Tanggal Ditetapkan

Disusun Oleh :

25 Februari 2014

Pengelola Program
Penyehatan Lingkungan
Puskesmas Kawedanan

Ditetapkan
KEPALA PUSKESMAS
KAWEDANAN

dr. ROCHMAD SANTOSO

Pengertian

Tujuan

Strategi dalam pencapaian STBM melalui pendekatan perubahan perilaku


hygiene dan sanitasi secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metoda pemicuan
meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak
diluar komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapinya
Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
Minimal 1 petugas kesling dan 1 petugas Promkes

Kebijakan
Standar
Tenaga
Standar
1. Peta wilayah
Sarana
dan 2. Buku dan alat tulis
3. Alat Peraga Pemicuan

Prasarana
Prosedur
Tetap

1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali


untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.
Cara
1. Perkenalan
Melaksanakan 2. Sampaikan maksud dan tujuan
Tiap Kegiatan 3. Pencairan suasana
4. Minta ijin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar
5. Pemetaan
6. Penelusuran lokasi pilar STBM
7. Alur kontaminasi
8. Simulasi kontaminasi
9. Diskusi kelompok
10. Pemicuan bagi yang berubah dibuat kesepakatan pelaksanaan
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut pemicuan
12. Penutup
Catatan

También podría gustarte