Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
304
Pendahuluan
Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik,
dengan menganut azas Desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
dimana memberikan kesempatan dan keluasaan kepada Daerah dalam
penyelenggaraan Otonomi Daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah yang mana daerah diberikan kewenangan untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui
otonomi luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Seiring dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 sebagai
pengganti dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang
memungkinkan daerah untuk lebih leluasa dalam mengatur rumah tangganya
sendiri. Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut, maka menyebabkan
perubahan yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pengelolaan keuangan daerah. Dalam penyelenggaraan pemerintahan,
pemerintah daerah diberikan kewenangan yang luas sehingga memungkinkan
bagi masing-masing daerah untuk memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara lebih cepat, efisien dan lebih baik. Dalam
pengelolaan keuangan pemerintah daerah dituntut untuk lebih terbuka dalam
pengelolaannya dan anggaran benar-benar mencerminkan kebutuhan
masyarakat. Selain itu dengan diberlakukannya undang-undang tersebut
merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi pemerintah daerah
Kabupaten Tana Tidung agar dapat mengembangkan potensi daerah yang
dimiliki karena telah diberikan wewenang untuk mengatur rumah tangganya
sendiri secara luas dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pada awalnya, Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan
kesehatan yang berada di tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Tana Tidung.
Selain karena masih sedikitnya fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap dan
murah bagi masyarakat juga karena sarana transportasi yang masih sedikit.
Dalam perkembangannya, keberadaan puskesmas di Kabupaten Tana
Tidung seperti pembangunan puskesmas yang fasilitasnya sudah semakin
lengkap. Selain itu juga karena semakin baik nya sarana dan prasarana
transportasi yang terdapat di Kabupaten Tana Tidung melalui darat dan sungai.
Sesuai dengan Kebijakan Nasional Departemen Kesehatan sejak tahun
2004 perlu upaya revatilasi puskesmas untuk mengembalikan peran dan fungsi
puskesmas ke awal keberadaannya yaitu sebagai puskesmas yang selalu siap
305
306
308
309
310
311
312
313
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni
mendapatkan gambaran menyeluruh terhadap objek penelitian yang akan
diteliti. Menurut Sugiyono (2009:11) penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel
ataupun lebih (independen) tenpa membuat perbandingan atau menghubungkan
antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Menurut Moleong (2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tantang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang dialami dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data,
yakni data primer dan data skunder, dengan penentuan sumber data
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut sugiyono (2007:30)
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja.
Lebih lanjut menurut Subagyo (2004:31) purposive sampling merupakan teknik
314
315
c. Tanggungjawab
Tanggungjawab pegawai dan petugas kesehatan terhadap pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat hingga kini masih berjalan sebagaimana
mestinya karena mengingat masyarakat semakin membutuhkan pelayanan yang
semakin kompleks dan cepat. Pegawai dan petugas kesehatan Puskesmas
melaksanakan apa yang menjadi tugas dan kewajiban yang diperintahkan oleh
pemerintah kabupaten khususnya Dinas Kesehatan Kabuapten Tana Tidung
misalnya pelaporan data-data penyakit, pelaksanaan program dan sebagainya.
Petugas terkait harus bertanggung jawab penuh atas pelayanan yang di berikan
dari awal hingga akhir masyarakat berurusan contohnya jika ada masyarakat
yang inggin berobat atau membutuhkan rujukan langsung dilayani petugas dan
bidang pemegang program terkait.
d. Kreativitas
Melalui berbagai program yang telah dijalankan oleh pegawai atau
petugas kesehatan desa sesayap baik itu mengenai pelayanan kepada
masyarakat dan kesejatraan masyarakat dengan menggunakan dana melalui
Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Tidung semakin memberikan peluang kepada
masing-masing pegawai atau petugas kesehatan untuk menuangkan kreasi yang
dimiliki yang kemudian ditampilkan di papan informasi berdasarkan keinginan
pegawai atau petugas kesehatan desa sesayap itu sendiri dengan tujuan agar
masyarakat bisa melihat apa saja yang pegawai atau petugas kesehatan lakukan
sehingga terjadi keterbukaan antara pegawai atau petugas desa sesayap dan
masyarakat desa sesayap setempat. Kreasi yang disumbangkan oleh pegawai
atau petugas kesehatan untuk perkembangan Puskesmas biasanya disampaikan
pada saat Rapat Intern.
Oleh karena itu, kreativitas pegawai Puskesmas desa sesayap harus
dapat dikembangkan bukan hanya pada satu orang akan tetapi kepada semua
pegawai Puskesmas desa seayap harus memiliki kreasi agar bisa membawa
Puskesmas menjadi yang dinilai memiliki kreatifitas tinggi dari pemerintah
baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi atau pusat.
316
Kesimpulan
1. Kedisiplinan pegawai puskesmas sudah cukup baik hanya saja
belum maksimal dikarenakan sebagian pegawai yang rumahnya
cukup jauh dari tempat kerja sehingga meraka sering terlambat
melewati dari jam masuk kerja yang telah ditentukan, dan
kedisiplinan pegawai dapat dilihat dari keseragaman dalam
menggunakan pakaian dinas pada saat jam kerja.
2. Kerjasama pegawai puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat sudah cukup baik karena selalu
mengedepankan musyawarah dan memberikan informasi kepada
rekan kerjanya yang lain jika pekerjaan tersebut dirasa perlu
membutuhkan rekan kerjanya baik itu Pimpinan puskesmas dan Staf
agar pekerjaan tersebut bisa terlaksana dengan baik dan pekerjaan
yang dimaksud misalnya dalam hal pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan administrasi dan lain sebagainya. Kerjasama dari
pegawai atau petugas kesehatan merupakan wujud dari kepedulian
masing-masing pegawai kepada sesama rekan kerjanya sebagai
penunjang agar pekerjaan yang diberikan dapat dijalankan sesuai
dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tanggungjawab pegawai puskesmas desa sesayap sudah cukup baik
karna pelayanan yang di berikan tidak berhenti hingga pada saat
puskesmas tutup akan tetapi pegawai puskesmas juga
mempersilahkan masyarakat yang ingin berobat ke rumah,
walaupun ada nya puskesmas 24 jam.
4. Kreatifitas pegawai puskesmas desa sesayap yaitu dengan cara
menampilkan iklan informasi-informasi mengenai pelayanan
kesehatan kepada masyarakat atau yang terkait dengan Puskesmas
desa sesayap atau hal-hal lainnya dipapan informasi yang dibuat
berdasarkan pemikiran dari pegawai dengan tujuan agar antara
pegawai dan petugas kesehatan saling terbuka atau transparan
antara satu sama lain sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Studi Tentang Kinerja Pegawai
Puskesmas Kecamatan Sesayap Hilir Kabupaten Tana Tidung maka penulis
memberikan rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut:
1. Pegawai atau petugas puskesmas Desa Sesayap Kecamatan Sesayap
Hilir Kabupaten Tana Tidung lebih meningkatkan kinerjanya dalam
menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang pegawai dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan sebagai bukti kinerja pegawai
puskesmas dengan cara menjalankan semua yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah.
2. Pegawai atau petugas puskesmas harus mengikuti dan menjalankan
dengan sungguh-sungguh peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
317
Daftar Pustaka
Dunn, William N. 1954. Analisa Kebijakan Publik. Yogyakarta: PT Prasetia
Widia Pratama.
Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
Penerbit BPFE.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Moleong, 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung PT
Remaja Rosdakarya.
Nasucha, Chaizi. 2004. Reformasi Administrasi Publik Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Grasindo.
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabete, Bandung.
Sinambela, Lijan Poltak. Dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik, Teori,
Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sugiyono. 2006. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Social Sebagai Kebijakan Publik. Bandung:
Alfabeta
Widjaja, HAW. 1992. Titik Berat Otonomi. PT. Raja GrafidoPersada,
Jakarta.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Raja GrafidoPersada, Jakarta.
Dokumen :
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Sumber Internet:
http://wikimedya.blogspot.com/2011/03/defini-fungsi-tujuan-dantugas.html-(diakses 26 juni 2012)
http://www.scridd.com> Research> Science- Kinerja- Organisasi- BadanKeswadayaan- Masyarakat- Pdf (diakses 1 Mei 2012).
318