Está en la página 1de 2

Diskursus penafsiran al-Quran dalam rentang sejarah terus

berkembang dan mengalami pergeseran paradigma; baik pada


wilayah metode maupun ilmu-ilmu bantu yang digunakan.
Pada pembabakan awal hingga menyentuh abad modern
pendekatan tafsir lebih dominan diarahkan pada wilayah
teologis dan rangka kebahasaan sementara fase modern dan
kontemporer lebih pada dunia sains dan sosiologis dengan
orientasi makna bukan fisik teks. Hasan Hanafi misalnya
memunculkan
pendekatan
sosio-penomenologis
dengan
rangka metode mawdliui yang perlu untuk diteliti secara
teoritis dan praksis. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pendekatan sosio-penomenologi yang digunakan Hasan Hanafi
dalam Menafsirkan al-Quran menyangkut asusmsi, teori dan
langkah teknis penafsiran dengan pendekatan tersebut.
Penelitian ini menemukan; bahwa pendekatan sosiopenomenologi Hasan Hanafi berawal dari pemahamannya
tentang realitas sebagai starting point dalam menafsir.
Berangkat dari realitas ke teks adalah sosiologis. Penafsir
yang ideal mesti sekaligus sebagai peneliti (researcher),
mengeksplorasi realitas, menemukan problem-problem sosial
untuk dihadapkan pada al-Quran. Upaya reduksi subyektifitas
dalam menafsir dengan memunculkan reduksi-reduksi eidetic,
transcendental dan seterusnya adalah pisau analisis
penomenologi yang digunakan Hasan hanafi. Mengenai
metode penafsirannya, Hasan Hanafi merujuk pada metode
mawdluI dengan penekanan pada pemilihan tema sesuai
dengan tingkat kemendesakannya yang kemudian dikenal
dengan metode eklektik.
Discourse interpretation of the Koran in the historical range
continues to grow and experience the paradigm shift; both on
the territory of the method and auxiliary sciences are used. At
the beginning till touch the modern age is more dominant
approach directed at the area of theological and linguistic
framework while modern and contemporary phases over the
world of science and sociological meaning not the physical
orientation of the text (ulum al-Quran). Hasan Hanafi for
example, render
socio-phenomenology approach with a
framework mawdliu'i methods that need to be researched
theoretically and practically. This study aims to determine the
socio-penomenology approach used by Hasan Hanafi in

Quranic interpretation including asumtions, theories and


technical interpretation with its approach. This study found;
that Hasan Hanafis approach of socio-penomenology came
from his understanding of reality as the starting point
(nuqthah inthilaq) in quranic interpretation. Departing from
the reality to the text is sociological view. The ideal interpreter
must at the same time as a researcher; explores the reality,
finding social problems, and after that the interpreter find any
solution in the Koran.
Reductions
in
phenomenological
approach
such
as
transcendental, eidetic and phenomenological reductions) as
we know, used to reduce subjectivity in interpretation process
and used by Hasan Hanafi as analitical method. Regarding the
method of interpretation, Hasan Hanafi refers to methods
mawdlu'i with emphasis on the selection of themes according
to the level of need. Later, this method became known as the
eclectic method.

También podría gustarte