Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Masalah-masalah yang
sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan psikologis. Bahaya fisik
meliputi kegemukan, kecelakaan, kesederhanaan, kecanggungan. Sedangkan bahaya
psikologi meliputi bahaya dalam berbicara, emosi, bermain, konsep diri, moral,
menyangkut minat, penggolongan peran seks, perkembangan kepribadian, serta
hubungan keluarga. (Suprajitno, 2004). Masalah-masalah yang timbul tersebut dapat
menyebabkan anak mengalami gangguan pemusatan perhatian atau gangguan
konsentrasi.
Gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi dewasa ini menjadi
permasalahan yang cukup rumit dan serius. Biasanya gangguan ini mulai tampak menjadi
masalah bagi anak setelah memasuki usia sekolah, dan sangat mempengaruhi prestasi
belajar anak. Angka kejadian gangguan ini adalah sekitar 3-10%, di Amerika Serikat
sekitar 3-7%, sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar 5-10%.
Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalansi kejadian pada anak
usia sekolah berkisar antara 3-5%. Di Indonesia angka kejadiannya masih belum
menunjukkan angka yang pasti, meskipun tampaknya sudah cukup banyak terjadi.
Banyaknya angka kejadian masalah kesehatan pada anak usia sekolah seringkali
disebabkan oleh interaksi dalam keluarga yang kurang akibat dari ketidakmampuan
orangtua dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan anak. Dampak utama dari anak
yang mendapatkan waktu serta perhatian yang kurang dari kedua orangtua yakni
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak terkontrol dengan baik oleh
orangtua.
KEMENKES RI masih giat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan
anak usia sekolah di Indonesia. Upaya yang dikembangkan oleh FK-PPAI (Forum
Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak) dalam memprakarsai Dasa Warsa
Anak Indonesia terbentuknya Pola Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia untuk
25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta Citra Anak
Indonesia yang kemudian diadopsi oleh pemerintah dalam GBHN 1994. Sehingga
sebetulnya sudah sejak tahun 1993 pemerintah secara serius menangani masalah anak.
Pada akhirnya semua itu kembali lagi pada kita (baik pemerintah, masyarakat, LSM,
anak, serta terutama orangtua) untuk membina SDM sejak usia dini agar pertumbuhan
dan perkembangan anak berkualitas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi data : keluarga dan individu dalam keluarga pada tahap pengkajian.
2. Menentukan diagnose keperawatan sesuai data pada pengkajian.
3. Menyusun rencana keperawatan.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Konsep Keluarga
Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Mubarak 2002).
2.1.2
Struktur Keluarga
Menurut Murwani (2007), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c. Berpikiran positif
d. dan, tidak mengulang - ulang isu dan pendapat sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
a. Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang
disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik.
b. Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan
validasi.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik.Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau
malah berdiam diri dirumah.
3. Struktur kekuatan
berikut:
1. Keluarga inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak
dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
7. Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya
anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak
anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu
keluarga.
8. Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau
istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.
2.1.4
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Sudiharto, (2007), antara adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi Afektif (the affective function)
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain, fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi dan penempatan sosial (socialisation and social placement fungtion)
Fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi (reproductive function)
Fungsi untuk mempertahankan generasi menjadi kelangsungan keluarga.
4. Fungsi Ekonomi (theeconomic function)
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan
untuk
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
kesehatan.
2.1.5
2.2
2.2.1
2.2.2
a. Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
b. Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa ketika anak mencapai
sukses, tidak sukses atau sangat sukses.
3. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
a. Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian utama tertuju pada
keinginan diterima oleh teman sebaya sebagai anggota kelompok.
b. Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
c. Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak akan
menjadi konfimis.
d. Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena
luasnya minat dan kegiatan untuk bermain.
2.2.3
Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret yaitu anak
mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini
kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki
kemampuan belajar dari benda, situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5. Perkembangan moral
Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg
berada dalam tahap konvensional.Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturanperaturan yang berlaku, menerima peraturan.
6. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret atau nyata dari pada
belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik terhadap surga dan mereka sehingga
cenderung akan melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
7. Perkembangan bahasa
Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali dan terseleksi karena
anak menggunakan pembicaraan sebagai komunikasi.
8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok yang ditandai dengan
adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat
untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan seksual
Masa ini anak mulai
belajar
tentang
seksualnya
dan
teman-temannya,
Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit yang sering ditemui
adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak.
b. Kegemukan
Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar tapi akibat
banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan
bermain, sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang penting
untuk keberhasilan sosial.
c. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu.
d. Kecanggungan
Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila
muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa apapun. Orang yang lebih
dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik, sehingga anak
menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri
pada anak.
2. Bahaya Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak
hanya berbicara bila perlu saja.
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan
seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri
dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
9
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya
dilakukan.
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
6) Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
f. Bahaya yang menyangkut minat
Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman sebaya dan
mengembangkan.
g. Bahaya dalam penggolongan peran seks
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk
mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang
disetujui.
h. Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama,
perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, dan
kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak.
Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang
i. Bahaya hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal: melemahkan
ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta
masalah-masalah yang dibawa keluar rumah.
2.2.5
perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding sebelumnya, anak
jiga mengembangkan keinginan untuk melakukan berbagai hal dengan baik bahkan bila
mungkin enggan sempurna. Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan anak
prasekolah sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda dibanding
sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Karena waktu anak
sekarang lebih banyak dilewatkan diluar rumah sehingga orang tua khwatir anak tercemar
pengaruh yang tidak diinginkan. Perkembangan anak sekolah meliputi perkembangan
kognitif dan sosial emosi.
1. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam
kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat
dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga
setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir,
temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan pengetahuan
serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada akhir usia sekolah
adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki motivasi yang amat
tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk mencapainya.
2. Perkembangan Sosial Emosi
Akhir usia sekolah anak sudah memiliki kemampuan untuk mengontrol dirinya
dalam berempati dan merefleksi dirinya terhadap perilaku dan interaksinya. Menurut
piaget anak usia praremaja mulai belajar melihat dunia luar dari kacamata mereka
sendiri karena masalah yang dihadapi saat anak duduk dikelas 4-6 Sekolah Dasar
pada umumnya adalah kesulitan berhubungan dengan orang dewasa selain anggota
keluarganya. Persaingan dapat memberi pengaruh positif bagi perkembangan sosial
ekonomi anak karena saat anak duduk dikelas 4-6 SD anak telah memandang
kegagalan atau keberhasilannya dengan penuh percaya diri.
2.3
11
dimilikinya.
Bagaimana temperamen anak saat ini.
Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang.
Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.
Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.
Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah.
Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain.
Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya.
Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya.
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.
yang
bertujuan
agar
keluarga
memahami
dan
memfasilitasi
perkembangan anak.
12
dibebankan.
Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
Keengganan melakukan kewajiban agama.
Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
Gangguan komunikasi verbal.
Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan
untuk bermain).
dengan
Intervensi :
1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
2) Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga.
3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak.
5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah.
7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu membaut
alternatif.
c. Potensial atau sejahtera
Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis.
Intervensi :
1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga.
2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya.
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah).
4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah.
BAB 3
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A DAN NY. B PADA TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH
3.1 Pengkajian
1. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. A
Umur
: 31 tahun
Alamat
: Jalan Kutilang
Agama
: Islam
Suku
: Melayu
Pekerjaan
: Swasta
Pendidikan
: SMA
2. Komposisi Keluarga
14
No.
Nama anggota
Jenis Kelamin
keluarga
Hub. dgn
Umur (th)
Pend. terakhir
Pekerjaan
Keluarga
1.
Tn. A
Suami
31
SMP
Swasta
2.
Ny. B
Istri
30
SMP
Swasta
3.
An. C
Anak
SD
Pelajar
3. Genogram :
Bapak Tn. A
Ibu Tn. A
58
Thn
Bapak Ny. B
60
Thn
56
Th
n
Tn.A
Ibu Ny. B
56
Th
n
Ny. B
31
Thn
29
Th
n
35
Th
n
26
Th
n
An. C
30
Th
n
6
Thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
15
4. Tipe Keluarga
Jenis Type Keluarga : keluarga Nuclear Family.
Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya
mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku melayu. Mereka
bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang
hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : ketika sakit keluarga percaya tidak
boleh untuk potong kuku.
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, Tn. A dan Ny. B selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka
An. C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat
dan baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja, mereka melakukan
shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. A dan Ny. B
b. Penghasilan : Rp. 1.500.000,00 Rp 3.000.000,00 / bulan.
c. Upaya lain : tidak ada.
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan, transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2 juta,
sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. C juga pembayaran
sekolah An. C.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi rumah
orang tua yang berbeda kota, dari Mempawah ke Pontianak.
9. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki satu
orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan berencana untuk
16
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : saat ini
keluarga Tn. A dan Ny. B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru saja
masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul,
karena Ny. B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny. B
serta Tn. A juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak dalam
mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika lembur
sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah dianggap
sebagai keluarga jika Tn. A dan Ny. B ada kerja lembur yang kadang pulangnya pukul
21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. A, Ny. B serta An. C tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang
terkena flu, atau pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama.
Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. B tidak ada yang memilki penyakit
kronis maupun penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama
1.
Tn. A
BB
55 kg
Umur
31th
Keadaan
Imunisasi
Masalah
Tindakan
Kesehatan
(BCG/Polio
kesehatan
yang telah
dilakukan
Minum
Tn. A
/DPT/HB/campak)
Lengkap
mengatakan
vitamin dan
bahwa
susu
biasanya dia
merasa lelah
setelah
berkerja
dengan jam
2.
Ny. B 50 kg
30th
lembur.
Ny. B kadang
Lengkap
Minum
17
merasa sangat
susu
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
3.
An. C 24 kg
6th
rumah lagi
Ny. B
Lengkap
mengatakan
Berobat ke
dokter
anaknya
jarang sakit,
kalaupun sakit
hanya seperti
flu namun
tidak sering
4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : menurut Ny. A jika dirinya
sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke dokter, selain tempat praktek
dokter yang tidak jauh, juga jarak rumah sakit yang tidak jauh.
5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. A : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja.
Ny. B : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah.
An. C : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa.
10. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah : 8 x 7 meter
2) Type rumah : permanen
3) Kepemilikan : pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidur.
Ventilasi/jendela : ada 8 ventilasi yang terdapat di dalam rumah.
5) Pemanfaatan ruangan : ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 2
kamar tidur.
6) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah
7) Sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi ulang.
8) Kamar mandi/WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC,
dengan kloset jongkok.
9) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 600 meter.
18
bulannya
masyarakat
selalu
mengadakan
gotong
royong
untuk
membersihkan lingkungan.
11) Keadaan didalam rumah : keluarga Ny. B dan Tn. A tinggal dirumah sendiri.
Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Tn. A. Luas rumah kurang lebih 56 m2. Lantai rumah
menggunakan marmer kecuali dapur yang masih menggunakan papan. Rumah
memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar,
dapur, ruang tamu cukup gelap karena jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari,
hanya waktu-waktu tertentu saja jika ada orang di rumah. Menurut Ny. B karena
mereka sering keluar kerja sampai sore jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di
malam hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di
dalam rumah kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal.
Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang
kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur.
12) Keadaan diluar rumah : rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan
ditanami pohon kelapa, mangga, dan bunga bunga. Kebersihan pekarangan secara
umum baik. Keluarga memanfaatkan PDAM untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan perumahan yang
mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang
dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih
dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam
pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan
berupa lobang yang terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh
biasanya di bakar. Lubang dalam keadaan terbuka. Secara umum kebersihan
rumah cukup.
13) Denah rumah
19
sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An. C dianggap mash
trlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka
bermusyawarah.
c. Struktur peran (peran masingmasing anggota keluarga ) : dalam keluarga Ny. B, Tn.
A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu
oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap
melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya
dan anaknya di rumah. An. C sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya
belajar.
d. Nilai dan norma keluarga : sebagai bagian dari masyarakat melayu dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An. C sudah tidur saat Tn. A pulang kerja.
12. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif : Tn. A dan Ny. B, juga An. C, belum bisa melakukan peran mereka
masing masing secara sempurna, Tn. A dan Ny. B belum bisa membagi waktu untuk
peran sebgai orang tua anak usia sekolah.
b. Fungsi sosialisasi : hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai
sejauh ini baik hanya saja Ny. B sering mendapat laporan dari sekolah maupun tempat
TPA kalau An. C kurang aktif dan terlihat takut jika bermain bersama temantemannya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga
(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) : menurut Ny. B keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya
masalah flu biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.
2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang
dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke
dokter ataupun rumah sakit, dan minum vitamin juga susu untuk mengatasi lelah.
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek dokter dan juga kerumah sakit.
21
22
Pemeriksaan
Tn. A
An. C
55kg
50kg
24kg
TB
Kepala :
165cm
155cm
120cm
Rambut
Fisik
KeadaanUmum
BB
2.
Mata
Hidung
Mulut
dan bersih
dan bersih
Konjungtiva
Konjungtiva
Konjungtiva
ananemis, sclera
ananemis, sclera
ananemis, sclera
anikterik, penglihatan
anikterik, penglihatan
anikterik, penglihatan
baik
baik
baik
penciuman baik
penciuman baik
penciuman baik.
Telinga
Pendengaran baik,
serumen (-)
Mulut bersih.
gigi cukup.
Pendengaran baik,
serumen (-)
23
3.
Leher
JVP
Kelenjar Tiroid
4.
Tidak ada
Tidak ada
vena jugularis
pembesaran vena
pembesaran vena
jugularis
jugularis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
pembengkakan
pembengkakan
pembengkakan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
pembengkakan,simetri
pembengkakan,simetr pembengkakan,simetr
kanan.
kanan.
kanan.
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
pembengkakan.
pembengkakan.
pembengkakan.
menggunakan otot
menggunakan otot
menggunakan otot
bantuan pernafasan.
bantuan pernafasan.
bantuan pernafasan.
lesi (-).
lesi (-).
Dada
Mamae
Inspeksi
Palpasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
lesi (-).
Tidak ada
cairan.
penimbunan cairan.
penimbunan cairan.
Bunyi nafas
3 5dan 6.
dan 3 5dan 6.
dan 3 5dan 6.
Jantung
Palpasi
Ictus
cordis
5.
TD : 120/70 mmHg.
TD : 120/70 mmHg.
TD : 120/70 mmHg.
Simetris, warna
Simetris, warna
Simetris, warna
normal,asites (-)
normal,asites (-)
normal,asites (-)
benjolan.
benjolan.
normal.
normal.
normal.
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
6.
7.
Genetalia
Ekstremitas
atas dan bawah
Inspeksi
Berfungsi
dengan
baik.
Berfungsi
dengan Berfungsi
dengan
baik.
baik.
Perkusi
Reflek patella (+)
25
1. AKTUAL :
Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
2. KURANG/TIDAK SEHAT :
Kurangnya peran orang tua dalam menemani anak belajar
3. DIFISIT
3.4 Masalah Yang Muncul
a. Daftar Masalah Pengkajiaan Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga Dengan Diagnosa
Kurangnya Pengetahuan Tentang Tugas Perkembangan Keluarga Anak Usia Sekolah.
NO
KRITERIA
PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah
Keluarga belum bisa mengenal masalah.
2. Mengambil Keputusan yang Keluarga belum bisa mengambil keputusan yang
tepat
3. Merawat anggota keluarga
tepat.
Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
masalah
4. Memodifikasi lingkungan
anaknya.
Keluarga sudah menyediakan tempat belajar
5. Memanfaatkan sarana
untuk anak
Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan
berobat ke dokter.
PENGKAJIAN
Tn. A dan Ny. B mampu mengenal masalah
ketika anaknya sulit dalam menyelesaikan tugas
sekolah, karena sering diungkapkan kepada
mereka.
2. Mengambil Keputusan yang Tn. A dan Ny. B sudah mengambil keputusan
26
tepat
dirumah
Tn. A dan Ny. B sudah merawat anggota keluarga
yang sakit ataupun punya masalah
masalah
4. Memodifikasi lingkungan
5. Memanfaatkan sarana
kesehatan
kumpul keluarga.
Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
berobat ke dokter.
DATA
KEMUNGKINAN MASALAH/DIAGNOSA
PENYEBAB
1.
Ds :
Ny. B mengatakan tidak
Ketidakmampuan
perkembangan
Kurang pengetahuan
tentang tugas
perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah
usia sekolah.
ketidakmampuan keluarga
perkembangan keluarga
yang dilakukannya.
2. Ds :
An.C mengatakan bahwa
tidak bisa mengerjakan
Disfungsi tugas
Ketidakberdayaan
mengerjakan tugas
perkembangan keluarga
pada anak usia sekolah.
27
sekolah
2.
3.6 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah b.d
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluargadengan anak
usia sekolah.
KRITERIA
SIFAT MASALAH
SKOR
Hasil Skoring
BOBOT
Pembenaran
Sifat masalah ini termasuk
28
Ancaman kesehatan
situasi mengancam
3/3 x 1 = 1
KEMUNGKINAN
akan terhambat.
Latar belakang pendidikan
MASALAH DAPAT
DIUBAH
SMA, sehingga
memudahkan untuk
Dengan Mudah
2/2 x 2 = 1
POTENSIAL
MASALAH DAPAT
DICEGAH
Tinggi
3/3 x 1 = 1
MENONJOLNYA
MASALAH
Ada masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani
29
Total Skor
1+1+1+1/2 = 3,5
Skor
Hasil Skoring
Bobot
Alasan
Sifat masalah ini termasuk
situasi mengancam
Ancaman kesehatan
3/3 x 1 = 1
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH
menyesal dengan
perbuatan mereka
Dengan Mudah
2/2 x 2 = 1
POTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH
Karena orang tua disini
Tinggi
3/3 x 1 = 1
MENONJOLNYA
MASALAH
Ada masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani.
30
Total Skor
1+1+1+ = 3,5
b.d
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah
tugas
perkembangan
Intervensi Keperawatan
Tindakan keperawatan
Rasional
Kurang
kriteria hasil
Keluarga memahami Kaji tingkat pengetahuan Untuk mengetahui
pengetahuan
tentang tugas
tentang tugas
perkembangan
perkembangan
dalam menjalankan
keluarga Tn. A
sekolah dengan
sekolah.
perannya masing-
masing.
sekolah b.d
Keluarga
sampai dimana
mengetahui tentang
tugas
masalah tugas
perkembangannya
perkembangan
usia sekolah.
masing-masing
keluarga dengan
anak usia sekolah.
Ds :
31
An. C mengatakan
bahwa tidak bisa
mengerjakan
pekerjaan rumah
yang diberikan
guru sekolah.
Ds :
Ny. B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.
Do :
Ny. B tampak
menyesal saat
dilakukan
pengkajian
Dx 2 : Ketidakberdayaan An. C mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn. A dengan tahap
perkembangan keluarga usia sekolah b.d disfungsi tugas perkembangan keluarga dengan anak
usia sekolah.
RENCANA TINDAKAN
No Dx keperawatan
Tujuan dan
1
Ketidakberdayaan
Intervensi Keperawatan
Tindakan
Rasional
kriteria hasil
keperawatan
Perilaku kesehatan Kaji apa penyebab Agar perawat dapat
menetapkan intervensi
sekolah b.d
kurangnya interaksi :
interpersonal
menjadi kendala
Anak bisa
32
ditandai dengan
keluarga hingga
Ds :
An.C mengatakan
anak belajar.
mendiskusian kepada
mengerjakan
pekerjaan rumah
sekolah.
akan perhatian
tercukupi
Ny.B mengatakan
tidak pernah
menemani anak
belajar.
Do :
Ny. B tampak
menyesal saat
dilakukan
pengkajian.
Pelaksanaan
Evaluasi
Dx
33
tugas
Pengetahuan
keluarga
tentang tugas
informasi
disampaikan
yang
Kaji
masalah
apa
Mengajarkan
cara
memanajemen
waktu
Dampingi
keluarga
saat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anakanaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga merupakan pusat perkembangan
anak untuk dapat berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung
anak dapat berkembangan baik pula.
Keluarga
dengan
tahap
perkembangan
anak
usia
sekolah
mempunyai
tugas
35
selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya.
Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk
bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk sementara
waktu.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.
4.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah
keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.
2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga,
maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi
profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki.
3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk
melakukan rencana asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi 4 (alih bahasa:
yuyun yuningsih, yasmin asih). Jakarta : EGC
Drs. E.B. surbakti M.A. 2008. Sudah siapkah menikah.Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : salemba medika
Friedman, marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta : EGC
Potter & Perry. 2009. Fundamental keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suprajitno. 2004. Asuhan keperawatan keluarga : aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
36