Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Pembimbing :
Slamet Wijaya B, S.Kep
Ahmad Zakiudin, SKM
Disusun oleh :
Ahmad Sofa Mubarok
NIM. 011.003
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Pembimbing Akademik 1
Pembimbing Akademik 2
Pembimbing Lahan
Purnomo S. Kep
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah
melimpahkan
menyusun
dan
rahmat
menyajikan
dan
karunianya
sebuah
makalah
sehingga
dengan
penulis
judul
dapat
ASUHAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Masalah
2 Tujuan Penulisan
3 Sistematika
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Masalah
Gangguan jiwa pada mulanya dianggap suatu yang gaib, sehingga
penanganannya
secara
supranatural
spiristik
yaitu
hal-hal
yang
kecemasan
yang
dirasakansebagai
ancaman
individu.
ini
kelompok
mengkhususkan
pembahasan
tentang
BAB II
TINJAUAN TEORI
1 Pengertian
Marah adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respons
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman individu. (Stuart
and Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis (Depkes RI,
2000 hal 147).
Kemarahan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang
tidak dapat di elakkan dan sering menimbulkan suatu tekanan.
2 Rentang Respon
Adaptif
Asertif
Maladaptif
Frustasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
(Stuart dan Sundeen, 1995)
a Respon marah yang adaptif meliputi :
1 Pernyataan (Assertion)
Respon marah dimana individu mampu menyatakan atau
mengungkapkan
rasa
marah,
rasa
tidak
setuju,
tanpa
yang
terjadi
akibat
individu
gagal
dalam
perasaan
yang
sedang
di
alami
untuk
Kecemasan
Bermusuhan
Ekspresi Eksternal
c Mengekspresikan
marah
Ekspresi Internal
dengan
perilaku
konstruktif
dengan
amuk
yang
ditujukan
pada
orang
lain
maupun
lingkungan.
e Perilaku tidak asertif seperti menekan perasaan marah atau
melarikan diri dan rasa marah tidak terungkap. Kemarahan
demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama dan
pada suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yang
ditujukan pada diri sendiri.
5. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi
Faktor Predisposisi
turut
berperan
dalam
terjadinya
perilaku
kekerasan.
Faktor Presipitasi
Factor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti ini kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputus asaan, ketidak berdayaan, percaya diri yang
kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula
dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintainya / pekerjaan dan
kekerasan merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi yang
profokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
1 Tingkah Laku
a Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi,
berdebar.
b Memaksakan kehendak, merampas makanan, memukul jika tidak
senang perilaku yang berkaitan dengan marah antara lain :
merah,
pupil
melebar,
mual,
sekresi
HCL
meningkat,
kewaspadaan
meningkat
disertai
ketegangan
otot,
koping
adalah
tiap
upaya
yang
diharapkan
pada
meremas
remas
adona
kue,
meninju
tembok
dan
bahwa
ia
mempunyai
perasaan
seksual
terhadap
rekan
pikiran
yang
menyakitkan
atau
yang
tertarik
pada
teman
suaminya,
akan
untuk
mengendalikan
digunakan
dosis
psikomotornya.
efektif
rendah,
Bila
tidak
contohnya
ada
dapat
Trifluoperasine
kegiatan
dan
mengembalikan
kemampuan
Terapi
ini
memberi
perawatan
pada
anggota
keluarga,
(pencegahan
(pencegahan
primer),
skunder)
menanggulangi
dan
memulihkan
perilaku
perilaku
pelipis
klien.
Terapi
ini
ada
awalnya
untukmenangani
4 Pohon Masalah
Resiko menciderai diri sendiri
Orang lain atau lingkungan.
Perlaku kekerasan
CP
menciderai
diri
dan
orang
lain
b.d
perilaku
kekerasan.
TUM : Klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggung
jawab.
TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria hasil :
Klien mau menjawab salam
Klien mau menjabat tangan
Klien mau menyabutkan nama
Klien mau tersenyum
Ada kontak mata
Mau mengetahui nama perawat
Mau menyediakan waktu untuk kontak
Intervensi :
a Memberi salam atau panggil nama klien
b Sebutkan nama perawat sambil menjabat tangan
c Jelaskan tujuan interaksi
d Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
e Beri sikap aman dan empati
f
klien
dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda
perilaku
kekerasan.
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat mengunngkapkan yang dialami saat marah.
Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda marah yang dialami.
Intervensi :
a Anjurkan klien mengnungkapkan yang dialami saat marah.
b Obsevasi tanda-tanda perilaku kekerasan pada klien.
c Simpulkan tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami klien.
TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
a Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian
: 15 Januari 2013
Tanggal Masuk
: 26 Desember 2012
Ruang
: Perkasa
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
: Tn. H
Alamat
: Jombor, Ceper, Klaten
Umur
: 25 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Status
: Belum Menikah
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP (Putus Sekolah)
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
No. CM
: 01 13 28
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn. W
Umur
: 57 Tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jombor, Ceper, Klaten
Hubungan dengan Klien
:
Ayah Kandung
Keterangan :
Laki laki
Satu Rumah
Perempuan
Garis Perkawinan
Meninggal
Garis Keturunan
Klien
2
Konsep diri
a Citra tubuh
Klien memandang terhadap dirinya ada bagian tubuh yang paling istimewa atau yang
b
paling disukainya adalah bagian wajah, karena klien merasa wajahnya tampan..
Identitas diri
Klien mempersepsikan dirinya sebagai laki laki dewasa dan belum menikah dan
di rumah sakit hubungan klien dengan klien yang satu tidak ada masalah.
Spiritual
Klien mengatakan beragama islam dan klien mengatakan saat di rumah tidak rutin
beribadah dan saat di rumah sakit klien tidak beribadah karena merasa kalau doanya tidak
Penampilan
Klien tampak agak rapi, rambutnya jarang disisir, gigi kuning, kulit bersih.
Cara berpakaian sudah rapi, baju dan celana tidak terbalik.
Klien menggunakan sandal.
Masalah Keperawatan :
2 Pembicaraan
Klien ketika bicara nada suara keras, tinggi, tidak meloncat-loncat
5
6
Alam Perasaan
Alam perasaan klien sesuai dengan keadaan, saat gembira pasien tampak gembira, saat
sedih klien tampak sedih.
Masalah Keperawatan : Afek
Afek klien datar mempunyai emosi yang stabil.
Masalah Keperawatan : Resiko Tinggi Cidera
Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara klien kooperatif, cenderung selalu berusaha mempertahankan
Proses pikir
Pembicaraan klien normal biasa tidak berbelit-belit, tidak meloncatloncat dan sampai tujuan karena dapat kooperatif.
Klien
dapat
mengenali
orang-orang
yang
ada
disekitarnya
mampu
menilai
suatu
masalah
dan
dapat
mengambil
mampu
mengenali
penyakitnya
dan
tidak
mengingkari
IX.
MEKANISME KOPING
Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain.
Klien mampu mengatasi masalah ringan seperti menjaga kebersihan
XII.
1
2
3
4
XIII.
NO
1
MASALAH KEPERAWATAN
Prilaku kekerasan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Harga diri rendah
Disstres spiritual
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
Perilaku Kekerasan
PROBLEM
Resiko mencederai diri
lingkungan
tampak merah.
DS : klien mengatakan saat Koping Individu Tidak Efektif
mempunyai masalah dipendam
sendiri, tidak mau bercerita.
DO : pasien tidak banyak
bicara, pasien berdiam diri
Perilaku Kekerasan
XIV.
POHON MASALAH
Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang Lain,
( Efek )
Lingkungan
Perilaku Kekerasan
( Core Problem )
( Causa /
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mencederai Diri Sendiri, Orang
)
Lain,Penyebab
Lingkungan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
Resiko
Tujuan
TUM:
menciderai diri
Kliendapat
sendiri, orang
melanjutkan
lain dan
peran sesuai
lingkungan
dengan
1
2
3
4
5
nama
2
klien mau
tangan
3
klien mau
4
5
klien mau
klien
jelaskan kontrak
yang akan dibahas
beri rasa aman dan
simpati
nama perawat
1
jelaskan maksud
hubungan interaksi
mengetahui
TUK 2:
sebutkan nama
perawat sambil jabat
mata
6
Intervensi
ber salam panggil
menjabat tangan
tersenyum
hubungan saling
percaya.
klien mau
menyebut nama
Klien dapat
membina
membalas salam
tanggung jawab.
TUK 1:
Criteria hasil
klien mau
beri kesempatan
Klien dapat
mengungkapkan
untuk
mengidentifikasi
perasaanya
mengungkapkan
klien dapat
perasaan
kemampuan
penyebab
mengungkapkan
kekerasan
penyebab
mengungkapkan
perasaan marah
penyebab perasaan
dari lingkungan
jengkel/kesal
klien mampu
mengidentifikasi
mengungkapkan
tanda-tanda
perasaan saat
mengungkapkan apa
perilaku
marah/jengkel
klien dapat
kekerasan
menyimpulkan
Anjurkan klien
Observasi tanda-
tanda-tanda
tanda perilaku
marah yang
dialami.
Simpulkan bersama
klien tanda dan
gejala kesal yang di
TUK 4;
Klien dapat
alami
1
Klien dapat
mengidentifikasi
mengungkapkan
perilaku
perilaku kekerasan
mengungkapkan
kekerasan yang
yang biasa
perilaku kekerasan
biasa dilakukan
dilakukan
Klien dapat
klien .
bermain peran
TUK 5;
Klien dapat
mengidentikasi
kekerasan yang
perilaku kekerasan
biasa dilakukan
Klien dapat
yang biasa
dilakukan untuk
klien masalahnya
menyelesaikan
selesai
masalah
1
1
mendemonstrasi
kan cara
Bicarakan dengan
mengetahui cara
menjelaskan
klien
2
bersama klien
menyimpulkan akibat
sendiri
oleh klien
Klien dapat
yang digunakan
Klien dapat
TUK 6 :
dengan perilaku
akibat perilaku
kekerasan
akibat pada
apakah ia ingin
lingkungan
mempelajari cara
mengontrol
perilaku
sehat.
1. klien dapat
kekerasan
menyebutkan
contoh pencegahan
perilaku kekerasan
secara :
memukul bantal
telah dipilih
menstimulasikan cara
dengan tidak
menyakiti.
role play
4
Beri reinforcement
mendemonstrasika
positif atas
n cara fisik
keberhasilan klien
(memukul bantal)
menstimulasikan cara
untuk mencegah
tersebut
perilaku kekerasan.
menggunakan
secara langsung
2. klien dapat
Klien dapat
Bantu klien
mengidentifikasi
- Verbal: Mengatakan 3
TUK 7 :
obat dengan
benar ( sesuai
dengan program
)
1
Klien dapat
1.Jelaskan jenis-jenis
menyebut kan
di minum dan
keluarga.
kegunaanya ( jenis
2.Diskusikan manfaat
,waktu,dosis,dan
efek )
kerugian berhenti
minum obat tanpa
seijin dokter
3.Jelaskan prinsip benar
minum obat(baca
nama yg tertera pd
botol obat,dosis
obat ,waktu dan cara
pengobatan
minum)
1.Anjurkan klien minum
obat tepat waktu
2.Anjurkan klien
melaporkan pada
perawat atau dokter
jika merasakan efek
yang tidak menyenang
kan
3.Beri pujian jika klien
minum obat dengan
benar.
XVII.
Waktu
Selasa
SP
SP 1
IMPLEMENTASI
1. Membina
EVALUASI
S : Klien senang karena
15/01/13
hubungan saling
disapa oleh
17.00
percaya dengan
perawat.
mengungkapkan
komunikasi
terapeutik
2. Menyapa klien
O:
tangan
Klien mau
dengan
bercerita tentang
ramah,baik verbal
maupun non
verbal.
3. Memperkenal diri
dengan sopan.
4. Menjelaskan tujuan
pertemuan dengan
lengkap
5. Menanyakan nama
klien dengan
lengkap.
6. Mengatakan
dengan jujur dan
menepati janji
7. Menunjukkan rasa
17.00
diri nya
Kontak mata cukup
A : Klien mampu
membina hubungan
saling percaya, SP 1
tercapai.
P : Lanjutkan SP 2,klien
dapat
mengidentifikasi
penyebab marah.
K : Klien di minta untuk
mencari penyebab
marah.
empati dan
menerima klien
SP 2
apa adanya.
8. Memberikan
perhatian kepada
klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
1. Mengkaji
pengetahuan klien
tentang perilaku
kekerasan dan
penyebab.
2. Memberikan
kesempatan
kepada klien untuk
Rabu
SP 3
16/01/2013
12.30
SP 4
mengungkapkan
perasaan
penyebab perilaku
kekerasan
3. Memberikan pujian
terhadap
kemampuan klien
memngungkap kan
persaan nya.
1. Mendiskusikan
bersama klien
tentang apa yang
dirasakan saat
klien marah
2. Mendiskusikan
bersama klien
tentang tandatanda perilaku
kekerasan.
Menganjurkan
klien untuk
mengungkapkan
perilaku kekerasan
yang bias
dilakukan.
Membantu klien
bermain peran
Kamis
18/01/2013
11.15
SP 5
12.00
SP 6
sesuai dengan
perilaku kekerasan.
Membicarakan
dengan klien
apakah dengan
cara yang
dilakukan oleh
klien masalah akan
teratasi.
mengepal, mata
menatap tajam,
wajah memerah.
A : klien mampu
mengungkapkan
perilaku kekerasan
yang bisa
dilakukan. SP 4
tercapai.
P : lanjutkan SP 5, klien
dapat
mengungkapkan
perilaku yang sering
dilakukan saat
marah.
K :klien diminta untuk
mengingat kembali
akibat yang akan
ditimbulkan.
Membicarakan akibat
atau kerugian dan
cara yang dilakukan
kilen pada saat marah
Menyimpulkan
bersama klien akibat
dari cara yang
digunakan oleh klien
Menanyakan kepada
klien apakah klien
mau mempelajari
cara-cara yang baru
dan sehat
1. Melatih klien
mengontrol
perilaku kekerasan
dan penanganan
dengan cara
sholan dan berdoa
S : Klien mengatakan
jarang sholat dan
merasa doa nya
tidak dikabulkan.
O : Klien tidak
melaksanakan sholat
SP 7
2. Menganjurkan
klien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan.
dan berdoa.
A : SP 6 belum tercapai
P : Ulangi dan
Pertahankan SP 6,
K : Klien diminta
berlatih untuk
meminum obat
secara teratur
1. Melatih klien
minum obat
dengan teratur
2. menganjurkan
klien memasukkan
dalam jadwal
kegiatan
S : Klien mengatakan
minum obat secara
teratur setelah
makan.
O : Klien mau minum
obat tanpa paksaan
perawat.
A : SP 7 tercapai
P : Ulangi SP 6, dan
pertahankan SP 1
SP 7.
K : Klien diminta untuk
mempertahankan
apa yang telah
dilakukan tadi.
BAB IV
PEMBAHASAN
A PENGKAJIAN
Nama klien : Tn. H, umur 25 tahun, Jenis Kelamin : Laki-Laki,
Agama : Islam, Pendidikan : SMP, Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia, Status
Perekawinan : Belum Kawin, Alamat : Jombor, Ceper, Klaten, No CM :
01.13.28 . klien mengatakan keinginan harus selalu diterpenuhi. klien
marah-marah dan memukul ayahnya. Saat marah klien suka memukuli
ayah, pintu/jendela. Apabila punya masalah klien tidak mau bercerita dan
memilih untuk diam diri dan memendamnya sendiri. Klien sudah pernah
opname 35 kalli di RSJ klaten
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Sesuai dengan data yang di dapat dari klien, klien menunjukkan
tanda-tanda gejala marah : muka merah tegang, pandangan tajam dan
data yang didapat menampakkan gejala perilaku kekerasan seperti
mudah tersinggung dan setiap keinginannya harus terpenuhi, perilaku
kekerasan yang sering dilakukan klien adalah marah-marah, membentakbentak dan mengamuk serta memukul pintu/ jendela rumahsesuai data
yang ada didalam teori.
B DIAGNOSA KEPEARAWATAN
Dengan adanya data-data haail pengkajian pada kasus Tn. H
penulis menyimpulkan terdapat diagnosa keperawatan yaitu resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan b.d perilaku kekerasan
dan perilku kekerasan b.d koping individu tidak efektif.
Diagnosa yang pertama yaitu resiko mencederai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan b.d perilaku kekerasan hal ini didukung karena pada
kasus Tn. H didapatkan hasil sebagai berikut : saat dirumah klien
mengamuk dan memukuli pintu/jendela rumah serta memukuli ayahnya.
Menurut Budi Anna Keliat S.Kp (1998), mengatakan bahwa perilaku
yang berhubungan dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
mata merah, memaksakan kehendak, menyerang atau menghindar,
mengatakan dengan jelas (asertivines), memberontak (acting out), amuk
atau kekerasan (violence).
Dari data teori yang ditanyakan Budi Anna Keliat S.Kp 1998 pad
dasarnya tidak efektif berbeda tetapi pada saat pengkajian tidak
ditemukan klien klien muka merah.
diagnosa
pertama
ini
terdapat 7
rencana
bina
hubungan
saling
percaya.
Dengan
mengungkapkan
perasaan
saat
marah,
jengkel,
klien
dapat
dilakukan.
Bicarakan
dengan
klien
apakah
yang
klien
lakukan
akibat
dan
kerugian
yang
klien
lakukan
dan
menyimpulkan
akibat
atau
kerugian
yang
klien
lakukan
dan
menyimpulkan akibat atau kerugian dari cara yang digunakan klien. Pada
SP 5 kelompok tidak mengalami kendala karena klien kooperatif sehingga
klien mampu menyebutkan akibat dan kerugian dari cara yang telah
klien gunakan adalah klien bisa menyakiti diri sendiri, klien bisa dijauhi
teman-temannya.
Rencana keperawatan untuk SP 6 adalah apakah klien klien ingin
belajar cara yang baru yang sehat, berikan pujian jika klien mengetahui
cara klien yang sehat, didiskusikan dengan klien cara yang sehat
tindakan yang telah kelompok lakukan menanyakan pada klien apakah
klien mau mempelajari cara baru sehat, berikan pujian pada klien jika
mengetahui cara baru dan sehat tersebut, mendiskusikan cara yang baru
dan sehat. Pada SP 6 ini kelompok mengalami kendala karena klien
kurang kooperatif, klien juga tidak dapat melakukan Sholat dan berdoa
karena beranggapan sia - sia.
D EVALUASI
Pengkajian inervensi
dan implementasi yang telah dilakukan
menghasilkan sebagai berikut :
Diagnosa 1 yaitu resiko mencederai diri sndiri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Pada diagnosa
pertama, akan menjabarkan atau menjelaskan hasil yang diperoleh.
Evaluasi SP 1 klien sudah mampu membina hubungan saling
percaya
dengan
menunjukkan
ekspresi
wajah
yang
bersahabat:
baik
dan
sudah
sesuai
dengan
intervensi
yang
telah
pelaksanaan
tersebut,
klien
kooperatif
dan
dapat
diajak
kooperatif
dan
dapat
diajak
kerjasama.
Kesimpulan
SP
dapat
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. H tindakan yang dilakukan sesuai
dengan
konsep
teori
adalah
membina
hubungan
saling
percaya,
membantu
klien
keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien jengkel.
Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima
4
5
Untuk perawat :
1 Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji pengalaman marah
2
konstruktif.
Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan aktivitas lain yang
Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus kelompok agar
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I,
Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung
Keliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, ( Terjemahan ). Penerbit Buku
Kedokteran , EGC, Jakarta.
Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Surabaya.
Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998 Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan) Edisi 3,
Alih Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practice of Phychitric Nursing.
(Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : Mosby
Townsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri, (terjemahan), Edisi
3, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.