Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PERPAJAKAN
(KOREKSI FISKAL)
Mei 12, 2013Uncategorized
Adapun contoh cara menghitung penghasilan dapat digambarkan pada bagan sebagai
berikut :
Perusahaan Dagang
Penjualan Bruto Rp
-/- Retur .. Rp
(-)
Pembelian
Rp
Rp
Rp
_ (+)
(-)
Rp____________
Rp..
Rp
..
Rp _
===========
(-)
Rp____________
(-)
Dari jumlah penghasilan neto komersial tersebut, kemudian dilakukan penyesuaianpenyesuaian (adjust-ment), yang didasarkan pada aturan-aturan perpajakan untuk
memperoleh penghasilan neto fiskal, yakni penghasilan neto yang didasarkan pada
perhitungan yang diakui secara fiskal. Penyesuaian-penyesuaian tersebut disebut
KOREKSI FISKAL. Koreksi fiskal ada dua macam, yakni koreksi fiskal POSITIF
dan koreksi fiskal NEGATIF.
a. Koreksi Fiskal Positif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang
menghasilkan Laba Fiskal lebih besar dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal
lebih kecil dari pada Rugi Komersial).
Contoh:
Uraian
Komersial
Fiskal
Keterangan
diakui
Tidak diakui
Harus dikoreksi
diakui
Tidak diakui
Harus dikoreksi
diakui
Tidak diakui
Harus dikoreksi
Akibat dari adanya koreksi ini maka biaya yang dihitung secara fiskal menjadi lebih
kecil dari pada biaya yang dihitung secara komersial. Akibat selanjutnya laba yang
dihitung secara fiskal menjadi lebih besar dari pada laba yang dihitung secara
komersial. Karena laba yang dihitung secara fiskal menjadi lebih besar maka disebut
koreksi fiskal positif.
b. Koreksi Fiskal Negatif: koreksi yang dilakukan atas Laba Rugi Komersial yang
menghasilkan Laba Fiskal lebih kecil dari pada Laba Komersial (atau Rugi Fiskal
lebih besar dari pada Rugi Komersial).
Contoh:
Penyusutan dalam perhitungan Laba Rugi menggunakan Metode Garis Lurus untuk
jangka waktu lima tahun untuk aset senilai Rp100.000.000. Perhitungan penyusutan
Komersial-nya adalah sbb:
Harga perolehan
Rp100.000.000
Rp20.000.000
Menurun dengan tarif 25% dari Nilai Sisa Buku. Perhitungan penyusutan Fiskalnya
adalah sbb:
Harga perolehan
Rp100.000.000
Rp25.000.000
Penyusutan tahun pertama adalah 25% dari nilai perolehan, karena pada tahun
pertama nilai bukunya sama dengan nilai perolehan.
Uraian
Komersial
Fiskal
Keterangan
Penyusutan
Rp20.000.000
Rp25.000.000
Penyusutan fiskal pada contoh tersebut diatas lebih besar Rp5.000.000 dari pada
penyusutan komer-sial. Karena penyusutan sebagai beban secara fiskal dihitung
lebih besar maka akibatnya penghasilan secara fiskal menjadi lebih kecil. Karena
laba secara fiskal menjadi lebih kecil (atau rugi secara fiskal menjadi lebih besar),
maka disebut koreksi fiskal negatif.
Selanjutnya dari dari bagan perhitungan Laba Rugi dengan hasil akhir Jumlah
Biaya-biaya yang menurut ketentuan PPh tidak dapat dibebankan karena tidak
memenuhi syarat-syarat tertentu (misalnya ; daftar nominatif biaya
entertainment, daftar nominatif atas peghapusan piutang).
2. Beda Waktu :
Beda waktu merupakan perbedaan metode yang digunakan antara
akuntansi komersial dengan ketentuan fiskal, misalnya ;
Metode penyusutan
Dan sebagainya