Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Plasenta merupakan bagian yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan janin. Plasenta memiliki peran sebagai tempat pertukaran zat,
penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, dan sebagai barier 1. Melihat
pentingnya peranan plasenta, maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin ataupun mengganggu proses
persalinan. Kelainan pada plasenta dapat berupa gangguan fungsi dari plasenta,
gangguan implantasi plasenta, maupun pelepasan plasenta sebelum waktunya
yang disebut solusio plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal
plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua
endometrium sebelum waktunya yakni antara minggu 22 dan lahirnya anak.
Insidensi solusio plasenta bervariasi di seluruh dunia. Frekuensi solusio
plasenta di Amerika Serikat dan di seluruh dunia mendekati 1%.
Saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Klasifikasi
Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya saja (ruptura sinus
marginalis), dapat pula terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis),
atau bisa seluruh permukaan maternal plasenta terlepas (solusio plasenta
totalis). Perdarahan yang terjadi akan merembes antara plasenta dan
miometrium untuk seterusnya menyelinap di bawah selaput ketuban dan
akhirnya memperoleh jalan ke kanalis servikalis dan keluar melalui
vagina, menyebabkan perdarahan eksternal (revealed hemorrhage)2
(Gambar 2.2).
uterus sehingga
2.1.4 Etiologi
Sebab primer dari solusio plasenta tidak diketahui , tetapi terdapat
beberapa keadaan patologik yang terlihat lebih sering bersama dengan
atau menyertai solusio plasenta dan dianggap sebagai faktor risiko (Tabel
2.1), seperti hipertensi, riwayat trauma, kebiasaan merokok, usia ibu, dan
paritas yang tinggi .
Faktor Risiko
1.31.5
Preeklampsia
2.14.0
Hipertensi kronik
1.83.0
2.44.9
Kehamilan ganda
2.1
Hidroamnion
2.0
Wanita perokok
1.41.9
Trombofilia
37
Penggunaan kokain
NA
1025
8 dari 14
bahwa insiden lebih tinggi pada wanita dengan paritas tinggi, Toohey
dkk. (1995) tidak mendapatkan hal ini pada wanita yang memiliki 5 anak
atau lebih.
2.1.5 Patofisiologi
Solusio plasenta merupakan hasil akhir dari suatu proses yang
bermula dari suatu keadaan yang mampu memisahkan vili-vili korialis
plasenta dari tempat implantasinya pada desidua basalis sehingga terjadi
perdarahan. Oleh karena itu patofisiologinya bergantung pada etiologi.
Pada trauma abdomen etiologinya jelas karena robeknya pembuluh darah
desidua.
Dalam banyak kejadian perdarahan berasal dari kematian sel
(apoptosis) yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia. Semua penyakit
ibu yang dapat menyebabkan pembentukan trombosis dalam pembuluh
darah desidua atau dalam vaskular vili dapat berujung kepada iskemia
dan hipoksia setempat yang menyebabkan kematian sejumlah sel dan
mengakibatkan perdarahan sebagai hasil akhir. Perdarahan tersebut
8
tinggal
terperangkap
di
dalam
uterus
(concealed
hemorrhage).
Nikotin dan kokain keduanya dapat menyebabkan vasokonstriksi yang
bisa menyebabkan iskemia dan pada plasenta sering dijumpai bermacam
lesi seperti infark, oksidatif stres, apoptosis, dan nekrosis, yang
kesemuanya ini berpotensi merusak hubungan uterus dengan plasenta
yang berujung kepada solusio plasenta. Dilaporkan merokok berperan
pada 15% sampai 25% dari insidensi solusio plasenta. Merokok satu
bungkus perhari menaikkan insiden menjadi 40%.
Gejala dan tanda klinis yang klasik dari solusio plasenta adalah
terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar melalui vagina (80%
kasus), nyeri perut dan uterus tegang terus-menerus mirip his partus
prematurus.
Kurang lebih 30% penderita solusio plasenta ringan tidak atau
sedikit yang menunjukkan gejala. Pada keadaaan yang sangat ringan tidak
ada gejala kecuali hematom yang berukuran beberapa sentimeter terdapat
pada permukaan maternal plasenta. Rasa nyeri pada perut masih ringan
dan darah yang keluar masih sedikit, sehingga belum keluar dari vagina.
Nyeri yang belum terasa menyulitkan membedakannya dengan plasenta
previa kecuali darah yang keluar berwarna merah segar pada plasenta
previa. Tanda vital ibu dan janin masih baik. Pada inspeksi dan auskultasi
tidak dijumpai kelainan kecuali pada palpasi sedikit terasa nyeri lokal pada
tempat terbentuknya hematom. Kadar fibrinogen darah dalam batas
normal yaitu 350 mg%. Walaupun belum memerlukan intervensi segera
keadaan ringan ini perlu dimonitor terus sebagai upaya mendeteksi
keadaan bertambah berat. Pemeriksaan ultrasonografi berguna untuk
menyingkirkan plasenta previa dan mungkin bisa mendeteksi luasnya
solusio terutama pada solusio plasenta sedang atau berat.
Gejala dan tanda pada solusio plasenta sedang seperti rasa nyeri
pada perut yang terus-menerus, denyut jantung janin biasanya telah
menunjukkan gawat janin, perdarahan yang keluar tampak lebih banyak,
takikardia, hipotensi, kulit dingin, oliguria mulai ada, kadar fibrinogen
berkurang antara 150-250 mg/100 ml, dan mungkin kelainan pembekuan
darah dan gangguan fungsi ginjal sudah mulai ada. Rasa nyeri bersifat
menetap, tidak hilang timbul seperti pada his yang normal. Perdarahan
pervaginam jelas dan berwarna kehitaman. Pada pemantauan keadaan
janin dengan kardiotokografi bisa jadi telah ada deselerasi lambat. Perlu
dilakukan tes gangguan pembekuan darah.
Pada solusio plasenta berat perut sangat nyeri dan tegang serta
keras seperti papan (defence musculare) disertai perdarahan berwarna
10
11
Frekuensi (%)
Perdarahan pervaginam
78
66
Gawat janin
60
Partus prematurus
22
17
Hipertonus
17
12
Frekuensi (%)
Kematian janin
15
Tabel 2.2 Gejala dan Tanda yang Terdapat pada 59 Wanita Solusio Plasenta
2.1.8 Diagnosis Banding
Solusio Plasenta
Plasenta Previa
Terus menerus
Tidak nyeri
Disertai nyeri
Uterus
Tak tegang
13
Jarang
Syok/Anemia
Lebih sering
yang keluar
Fetus
Pemeriksaan
dalam
Ketuban menonjol
2.1.9 Komplikasi
Komplikasi solusio plasenta berasal dari perdarahan retroplasenta
yang terus berlangsung sehingga menimbulkan berbagai akibat pada ibu
seperti anemia, syok hipovolemik, insufisiensi fungsi plasenta, gangguan
pembekuan darah, gagal ginjal. Sindroma Sheehan terdapat pada
beberapa penderita yang terhindar dari kematian setelah menderita syok
yang berlangsung lama yang menyebabkan iskemia dan nekrosis
adenohipofisis sebagai akibat solusio plasenta.
Kematian janin, kelahiran prematur dan kematian perinatal merupakan
komplikasi yang paling sering terjadi pada solusio plasenta. Solusio
14
plasenta berulang dilaporkan juga bisa terjadi pada 25% perempuan yang
pernah menderita solusio plasenta sebelumnya. Solusio plasenta kronik
dilaporkan juga sering terjadi di mana proses pembentukan hematom
retroplasenta berhenti tanpa dijelang oleh persalinan.
Komplikasi
serosa uterus
yang
2.1.10 Penanganan
Terapi solusio plasenta akan berbeda-beda tergantung pada usia
kehamilan serta status ibu dan janin. Pada janin yang hidup dan matur,
dan apabila persalinan pervaginam tidak terjadi dalam waktu dekat,
sebagian besar akan memilih seksio sesaria darurat.
2.1.10.1 Solusio Plasenta Ringan
Solusio plasenta ringan jarang ditemukan di RS. Pada
umumnya didiagnosis secara kebetulan pada pemeriksaaan
USG oleh karena tidak memberikan gejala klinik yang khas.
Apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu dan perdarahan
kemudian berhenti, perut tidak menjadi nyeri, dna uterus tidak
tegang, maka penderita harus diobservasi dengan ketat.
Apabila perdarahan berlangsung terus dan gejala solusio
plasenta bertambah jelas atau dengan pemeriksaan USG daerah
solusio plasenta bertambah luas maka dilakukan terminasi
kehamilan.
2.1.10.2 Solusio Plasenta Sedang dan Berat
Pada solusio plasenta sedang sampai berat dilakukan
perbaikan keadaan umum terlebih dahulu dengan resusitasi
cairan dan transfusi darah. Bila janin masih hidup biasanya
dalam keadaan gawat janin, dilakukan seksio sesarea, kecuali
bila pembukaan telah lengkap. Pada keadaan ini dilakukan
amniotomi, drip oksitosin, dan bayi dilahirkan dengan
ekstraksi forcep. Apabila janin telah mati dilakukan persalinan
pervaginam dengan cara melakukan amniotomi, drip oksitosin.
Bila bayi belum lahir dalam waktu 6 jam, dilakukan tindakan
seksio sesarea.
16
2.1.10.3 Tokolitik
Hurd dkk. (1983) mendapatkan bahwa solusio berlangsung
dalam waktu yang lama dan membahayakan apabila diberikan
tokolitik. Towers dkk. (1999) memberikan magnesium sulfat,
terbutalin, atau keduanya kepada 95 di antara 131 wanita
dengan solusio plasenta yang didiagnosis sebelum minggu ke36. Angka kematian perinatal sebesar 5% dan tidak berbeda
dari kelompok yang tidak diterapi. Namun, penggunaan
tokolitik
pada
penatalaksanaan
solusio
plasenta
masih
kontroversial.
2.1.10.4 Seksio Sesarea
Pelahiran secara cepat janin yang hidup tetapi mengalami
gawat janin hampir selalu berarti seksio sesarea. Kayani dkk.
(2003) meneliti hubungan antara cepatnya
persalinan dan
agresif,
atau
terdapat
penyulit
obstetri
yang
pervaginam,
stimulasi
miometrium
secara
faktor-faktor
pembekuan
aktif
dari
bekuan
18
2.1.10.7 Amniotomi
Walaupun pada sebagian besar kasus solusio plasenta berat
terjadi hipertonisitas yang mencirikan kerja miometrium,
apabila tidak terjadi kontraksi uterus yang ritmik, pasien diberi
oksitosin dengan dosis standar. Stimulasi uterus untuk
menimbulkan persalinan pervaginam memberikan manfaat
yang lebih besar daripada risiko yang didapat. Pemakaian
oksitosin pernah dipertanyakan berdasarkan anggapan bahwa
tindakan ini dapat meningkatkan masuknya tromboplastin ke
dalam sirkulasi ibu sehingga memacu atau memperparah
kaogulopati konsumtif atau sindroma emboli cairan amnion.
2.1.11 Prognosis
Solusio plasenta mempunyai prognosis yang buruk baik
bagi ibu hamil dan lebih buruk lagi bagi janin jika
dibandingkan dengan plasenta previa. Solusio plasenta ringan
masih mempunyai prognosis yang baik bagi ibu dan janin
karena tidak ada kematian dan morbiditasnya rendah. Solusio
plasenta sedang mempunyai prognosis yang lebih buruk
terutama terhadap janinnya karena mortalitas dan morbiditas
perinatal yang tinggi. Solusio plasenta berat mempunyai
prognosis yang paling buruk baik terhadap ibu terlebih
terhadap janinnya.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
22
Accessed