Está en la página 1de 18

Tanggal Penyusun : 21 September 2012

Disusun Oleh :
Rina Puspasari

NIM : 1201274

Konsentrasi Teknik Geologi Pertambangan Migas


Kelas B

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN


GAS BUMI
BALIKPAPAN
Jalan Brigjen Ery Suparjan No.09 RT.37 Balikpapan Telp.(0542)736566

Jalan Soekarno-Hatta Km.08 Balikpapan


KATA PENGANTAR

Assalam mualaikum wr.wb


Puji syukur bagi Mu ya Robb , hanya dengan rahmat dan hidayahMu
saya dapat menyelesaikan Makalah Sejarah Quran ini. Makalah ini sebagai
salah satu tugas mandiri mata kuliah Pendidikan Agama Islam semester I kelas
B yang membahas mengenai Sejarah Penulisan Al-Quran. Saya sangat
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan
tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan.
Dari segi isi, proses, maupun kesimpulannya. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan sebagai bahan
pertimbangan dan perbaikan dalam penulisan makalah ini. Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dan masukkan dari orang
tua, teman - teman, dan guru mata kuliah. Semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang begitu baik dan tulus
atas segala hal yang diberikan kepada saya.
Akhirnya saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca dan dapat menambah wawasan tentang Al-Quran sebagai ilmu
pengetahuan.

Balikpapan, 21 September
2012

Rina Puspasari

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................. i
KATA PENGANTAR................................. ii
DAFTAR ISI........................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................
B. RUMUSAN MASALAH......................
C. TUJUAN PENULISAN......................
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI AL-QURAN.....................
B. PROSES PENULISAN AL-QURAN.........
C. SEJARAH PERKEMBANGAN AL-QURAN..
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................
B. SARAN.......................................
DAFTAR PUSTAKA...................................

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Al-Quran merupakan mukjizat


Islam
yang
kekal
dan
mukjizatnya selalu diperkuat
oleh
kemajuan
ilmu
pengetahuan. Ia diturunkan
Allah SWT kepada Rasulullah,
Muhammad
SAW
untuk
mengeluarkan manusia dari
suasana yang gelap menuju yang
terang,
serta
membimbing
mereka kejalan yang lurus.
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril sebagai
mujizat. Al-Quran adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang

merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal. Seperti


potongan ayat di bawah ini.

Artinya : Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri. (Q.S. An-Nahl : 89).
Al-Quran adalah laksana sinar yang memberikan
penerangan terhadap kehidupan manusia, bagaikan pelita yang
memberikan cahaya kearah hidayah marifah. Al-Quran juga
adalah kitab hidayah dan ijaz (melemahkan yang lain). Ayatayatnya tentu ditetapkan kemudian diperinci dari allah Swt. Yang
maha bijaksana dan maha mengetahui.
Dalam catatan sejarah dapat dibuktikan bahwa proses
kodifikasi dan penulisan Quran dapat menjamin kesuciannya
secara meyakinkan. Quran ditulis sejak Nabi masih hidup. Begitu
wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para
sahabat penulis wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati.
Begitu mereka tulis, kemudian mereka hafalkan sekaligus mereka
amalkan.
Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari
Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar Shiddiq, Quran telah
dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri. Dan pada zaman khalifah
yang ketiga, Utsman bin Affan, Quran telah sempat
diperbanyak. Alhamdulillah Quran yang asli itu sampai saat ini
masih ada.
Oleh karena itu kita sebagai umat islam harus benar-benar
mengetahui kandungan-kandungan yang ada didalamnya dari

berbagai aspek. Ulumul Quran adalah salah satu jalan yang bisa
membawa kita dalam memahami kandungan Al-Quran.
Selain memahami alquran kita juga perlu tau mengetahui
bagaimana perkembangan ulumul quran dan siapa saja tokohtokoh yang menjadi pendongkrak munculnya ulumul quran.
Secara tidak langsung pemikiran merekalah yang mengilhami kita
dalam memaham al-quran.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses
penyusunan makalah ini adalah Al-Quran dan Sejarah Penulisan
Al-Quran.
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :
1. Apakah definisi dari Al-Quran?
2. Bagaimana sejarah penulisan Al-Quran?
3. Bagaimana sejarah perkembangannya ?
4. Apa saja faedah-faedahnya ?
5. Siapa saja tokoh-tokoh ahli tafsir Al-Quran ?

c.

Tujuan Penulisan

Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi


menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum
dalam penyusunan makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai
tugas mandiri mata kuliah Pendidikan Agama Islam..
Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui apa definisi dari Al-Quran.
2. Mengetahui sejarah penulisan Al-Quran.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Al-Quran
Al-Quran adalah risalah Allah SWT pada manusia
semuanya. Seperti dijelaskan dalam surat Al-Furqan ayat pertama,
sebagai berikut :

Artinya : Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al


Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam. (Q.S. Al-Furqan:1)
Al-Quran pun merupakan sebagai mukjizat Nabi
Muhammad SAW sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad adalah
benar-benar rasul yang diutus oleh Allah SWT. Rasullullah juga
pernah menantang orang-orang arab dengan Al-Quran, padahal
Al-Quran diturunkan dengan bahasa mereka dan mereka pun ahli
dengan bahasa itu dan retorikannya. Namun ternyata mereka tidak
mampu membuat apa pun seperti Al-Quran, atau membuat
sepuluh surah saja, bahkan satu surah pun seperti Al-Quran. Maka
terbuktilah kemukjizatan Al-Quran dan terbukti pula kerasulan
Nabi Muhammad SAW.

B. Proses penulisan Al-Quran


Proses penulisan Al-Quran terdiri dari beberapa tahapan atau
masa. Yaitu pada masa Nabi Muhammad SAW, masa khulafaur
rasyidin, dan pada masa setelah khulafaur rasyidin.
1.

Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Kedatangan wahyu merupakan sesuatu yang sangat


dirindukan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga kerinduan Nabi
Muhammad SAW terhadap kedatangan wahyu tidak sengaja
diekspresikan dalam bentuk hafalan, tetapi juga dalam bentuk
tulisan. Oleh karena itu penulisan Al-Quran pada masa Nabi
Muhammad ditempuh dengan dua cara :
1. Pertama, al Jamu fis Sudur.

Rasulullah amat menyukai wahyu, ia senantiasa menunggu


turunnya wahyu dengan rasa rindu, lalu menghafal dan
memahaminya. Persis seperti dijanjikan Allah SWT dalam
surat Al-Qiyamah ayat 17, sebagai berikut :
Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. (Q.S. Al-Qiyamah:17).
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW adalah hafiz
(penghafal) Al-Quran pertama dan merupakan contoh paling
baik bagi para sahabat dala menghafalnya, sebagai ralisasi
kecintaan mereka kepada pokok agama dan sumber risalah.
Setiap kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, para
sahabt langsung menghafalnya diluar kepala.
2.

Kedua, al Jamu fis Suthur.

Selain di hafal, Rasulullah juga mengangkat para penulis


wahyu Al-Quran dari sahabat-sahabat terkemuka seperti Ali,
Muawiyah, Ubay bin Kab dan Zaid bin Sabit. Bila ayat
turun, beliau memerintahkan mereka menuliskan dan
menunjukan tempat ayat tersebutdalam surah, sehingga
penulisan pada lembaran itu membantu penghafalan didalam
hati.
Proses penulisan Al-Quran pada masa Nabi Muhammad
SAW sangatlah sederhana. Mereka menggunakan alat tulis
sederhana dan berupa lontaran kayu, pelepah kurma, tulang
belulang dan berbagai tempat lainnya. Selain para sekretaris
Nabi Muhammad SAW tersebut, para sahabat juga
melakukannya tanpa sepengetahuan Nabi Muhammad SAW.
2.

Pada Masa Khulafaur Rasyidin


1. Pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq

Sepeningal Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan


beberapa naskah catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada
masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jamul Quran
yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran
yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih
berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul).
Usaha pengumpulan tulisan Al-Quran yang dilakukan Abu
Bakar terjadi setelah Perang Yamamah pada tahun 12 H.
Peperangan yang bertujuan menumpas habis para pemurtad
dan juga para pengikut Musailamah Al-Kadzdzab itu ternyata
telah menjadikan 70 orang sahabat penghafal Al-Quran
syahid. Khawatir akan hilangnya Al-Quran karena para
penghafal Al-Quran banyak yang gugur dalam medan
perang. Lalu Umar bin Khattab menemui Khalifah Abu
Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan Al-Quran dari
berbagai sumber, baik yang tersimpan didalam hafalan
maupun tulisan.
Namun pada awalnya Abu Bakar pun tidak setuju dengan apa
yang diusulkan oleh Umar bin Khattab. Karena menurutnya,
Nabi Muhammad SAW pun tidak pernah melakukannya.
Tetapi Umar bin Khattab terus membujuk Abu Bakar untuk
melakukannya, dan akhirnya Allah SWT membukakan hati
Abu Bakar untuk menerima usulan tersebut. Kemudian Abu
Bakar pun memerintahkan Zaid bin Sabit untuk
melakukannya. Seperti Abu Bakar sebelumnya, Zaid bin
Sabit pun menolak perintah Abu Bakar dengan alas an yang
sama. Setelah terjadi musyawarah, akhirnya Zaid bin Sabit
pun setuju.
2. Pada Masa Khalifah Utsman bin Affan.
Pada masa pemerintahan Usman bin Affan terjadi perluasan
wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan
umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja

(Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan


negatif.
Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al
Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab.
Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh
salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang
pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin Al-Yaman.
Inisiatif Utsman bin Affan untuk menyatukan penulisan AlQuran tampaknya sangat beralasan. Betapa tidak, menurut
beberapa riwayat, perbedaan cara membaca Al-Quran pada
saat itu sudah berada pada titik yang menyebabkan umat
Islamsaling menyalahkan dan pada ujungnya terjadi
perselisihan diantara mereka.
Utsman bin Affan memutuskan agar mushaf-mushaf yang
beredar adalah mushaf yang memenuhi persyaratan berikut:
1. Harus terbukti mutawatir, tidak ditulis berdasarkan riwayat
ahad,
2. Mengabaikan ayat yang bacaannya dinasakh dan ayat
tersebut tidak diyakini dibaca kmbalidihadapan Nabi
Muhmmad SAW pada saat-saat terakhir,
3. Kronologi surat dan ayat seperti yang dikenal sekarang ini,
berbeda dengan mushaf Abu bakar yang susunan
mushafnya berbeda dengan mushaf Utsman bin Affan.
4. Sistem penulisan yang digunakan mushaf mampu
mencakupi qiraat yang berbeda sesuai dengan lafazhlafazh Al-Quran ketika turun,
5. Semua yang bukan mushaf Al-Quran dihilangkan.Pada
masa ini, Al-Quran mulai dalam tahap penyempurnaan
dalam penulisannya. Mushaf yang ditulis pada masa

Utsman bin Affan tidak memiliki harakat dan tanda titik


sehingga dapat dibaca dengan salah satu qiraat yang
tujuh. Setelah banyak orang non-Arab memeluk Islam,
mereka merasa kesulitan membaca mushaf yang tidak
berharakat dan bertitik itu. Pada masa khalifah Abd AlMalik (685-705), ketidak memadainya mushaf ini telah
dimaklumi para sarjana muslim terkemuka saat itu dan
pada karena itu pula penyempurnaan mulai segera
dilakukan.
3. Pada Masa Setelah Khulafaur Rasyidin.
Pada masa ini, Al-Quran mulai dalam tahap penyempurnaan
dalam penulisannya. Mushaf yang ditulis pada masa Utsman
bin Affan tidak memiliki harakat dan tanda titik sehingga
dapat dibaca dengan salah satu qiraat yang tujuh. Setelah
banyak orang non-Arab memeluk Islam, mereka merasa
kesulitan membaca mushaf yang tidak berharakat dan bertitik
itu. Pada masa khalifah Abd Al-Malik (685-705), ketidak
memadainya mushaf ini telah dimaklumi para sarjana muslim
terkemuka saat itu dan pada karena itu pula penyempurnaan
mulai segera dilakukan.
Upaya penyempurnaan itu tidak berlangsung sekaligus, tetapi
bertahap dan dilakukan oleh setiap generasi sampai abad III H
(atau akhir abad IX M.)

C.

Sejarah Perkembangan Al-Quran


Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dari
macamnya, Al-Quran tidak lahir sekaligus. Al-quran menjelma
menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk
membenahi Al-Quran dari segi keberadaannya dan segi
pemahamannya.

Di masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya, Al-Quran


belum dikenal sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri dan tertulis.
Para sahabat adalah orang-orang arab asli yang dapat merasakan
struktur bahasa arab yang tinggi dan memahami apa yang
diturunkan kepada Rasul dan bila menemukan kesulitan dalam
memahami ayat-ayat tertentu, mereka dapat menanyakan langsung
kepada Rasulullah SAW.
Di zaman Khulafaur Rasyidin sampai Dinasti Umayyah,
wilayah islam bertambah luas sehingga terjadi pembaruan antara
orang arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa arab.
Keadaan demikian menimbulkan kekhawatiran sahabat akan
tercemarnya keistimewaan bahasa arab, bahkan dikhawatirkan
tentang bacaan Al-Quran yang menjadi sebuah standar bacaan
mereka. Untuk mencegah kekhawatiran it, disalinlah dari tulisantulisan asli Al-Quran yang disebut dengan Mushaf Imam. Dan
dari salinan inilah suatu dasar Al-Quran disebut Al-Rasm AlUtsmani.
Kemudian Al-Quran memasuki masa pembukuannya pada
abad ke-2 H. Para ulama memberikan prioritas perhatian mereka
terhadap ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm al-ulum alquraniyyah. Sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitan
modern dalam perkembangan ilmu-ilmu agama, para ulama masih
memperhatikan akan ilmu Quran. Sehingga tokoh-tokoh ahli tafsir
(Quran) masih banyak hingga saat ini di seluruh dunia.
Contoh-contoh Ayat Quran :
Ayat yang menunjukkan tentang waktu turunnya Al-Quran :

Artinya : Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya


diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda.
(Q.S. Al-Baqarah : 185)
Ayat yang menunjukkan tentang hukum khamr :

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi.
Katakanlah, pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
daripada manfaatnya. (Q.S. Al-Baqarah : 219)
Ayat yang menjelaskan tentang qiraah ahad :


Artinya : Seorang pun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka yaitu yang menyedapkan
pandangan mata. (Q.S. As-Sajdah : 17)
Ayat yang menjelaskan tentang mujmal :

Artinya : Atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan
nikah. (Q.S. Al-Baqarah : 237)
Ayat yang menunjukkan tentang amm :




Artinya : Demi masa_ Sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian. (Q.S. Al-Asr : 1-2)

Ayat tentang perumpamaan orang-orang musyrik :




Artinya : Perumpamaan orang-orang yang mengambil
pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah dan sesungguhnya rumah yang paling lemah
adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (Q.S. AlAnkabut: 41)
Faedah-faedah Quran
Adapun faedah-faedah mempelajari Al-Quran antara lain :
Mampu menguasai berbagai ilmu pendukung dalam rangka
memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran.

Membekali diri dengan persenjataan ilmu pengetahuan yang


lengkap dalam rangka membela Al-Quran dari berbagai tuduhan dan
fitnah yang muncul dari pihak lain.

Seorang penafsir (mufassir) akan lebih mudah dalam


mengartikan Al-Quran dan mengimplementasikan dalam kehidupan
nyata.

Membentuk kepribadian muslim yang seimbang.


Menanamkan iman yang kuat

Memberi arahan untuk dapat memanfaatkan potensi yang


dimiliki dan sumber-sumber kebaikan yang ada di dunia.

Menetapkan undang-undang agar setiap muslim mampu


memberikan sumbangsih dan kreatif untuk mencapai
kemajuan.
Membentuk masyarakat muslim yang betul-betul Qurani.
Membimbing umat dalam memerangi kejahiliyahan.
Tokoh tokoh ahli tafsir al-quran :
Syubah Ibn Al-Hajjaj
Sufyan Ibn Uyaynah
Wali Ibn Al-Jarrah
Ibn Jarir At-Thabari
Jalaluddin Al-Bulqini
Jalaluddin As-Suyuthi
Abdullah Ibn Abbas
Mujahid Ibn Jabr
At-Thobari
Ibnu Katsir
Fakhruddin Ar-Rozi

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Dari kesimpulan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa AlQuran merupakan risalah Allah SWT yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW untuk pedoman hidup manusia dan juga
sebagai mukzijatnya serta sebagai bukti keRasulannya. Dan sejarah
pengumpulan dan penulisan Al-Quran seperti yang kita baca saat
ini merupakan atas kehendak para sahabat nabi. Dan awal mula
yang mengusulkan pengumpulannya adalah atas inisiatif Umar bin
Khattab.

B.

SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita
untuk lebih menyadari bahwa agama islam memiliki khazanah
keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang
ada di alam ini dan merupakan langkah awal untuk membuka
cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang
bijak sekaligus intelek. Kita sebagai umat Islam seharusnnya lebih
giat untuk membaca dan mengamalkan isi ajaran yang terkandung
didalam Al-Quran. Sebagaimana para sahabat nabi yang telah

berupaya mengumpulkan, menuliskan, serta merapihkan susunan


isi Al-Quran namun tidak merubah satu kata pun isi ketika awal
turun kepada Nabi Muhammad SAW.Serta dengan harapan dapat
bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan saran
sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dewan
guru yang telah membimbing kami dan para mahasiswa/i demi
kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam
penyusunan makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna Khalil (2011). Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran. Bogor: Pustaka Litera
AntarNusa.

Amrullah, M. (2010). Sejarah Kodifikasi Al-Quran. Diakses Pada Oktober 8, 2011, dari
Scribd: http://www.scribd.com

Anwar, Rosihon. (2010). Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia.

Wikipedia. (2011). Al-Quran. Diakses Pada September,21, 2012, Dari Wikipedia,


Ensiklopedia Bebas: http://id.wikipedia.org

Rosihan Anwar, M. Ag. Ulumul Quran, Pustaka Setia. Bandung, 2001

Zuhdi, Masfuk.1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : Karya Abditama

Abdul, Halim M.1999. Memahami Al-Quran. Bandung : Marja

También podría gustarte