Está en la página 1de 9

Laporan Praktikum KI2241

Energetika Kimia
Percobaan C-2
KESETIMBANGAN KIMIA
Nama

: Intan Mulyani

NIM

: 10513090

Kelompok / Shift

: 8 / Kamis Pagi

Tanggal Percobaan

: 26 Maret 2015

Tanggal Pengumpulan

: 2 April 2015

Asisten

: Iis (20514029)
Reksy (10511106)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

I. Judul Percobaan
Kesetimbangan kimia
II. Tujuan Percobaan
1. Menentukan koefisien distribusi I2 dalam air dan kloroform.
2. Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi, I2 + II3III.

Teori Dasar
Kesetimbangan kimia adalah keadaan dimana tidak ada perubahan menyuluruh
yang dapat teramati (walapun aktivitas yang berkesinambungan terus berlangsung dalam
tingkat molekul). Suatu reaksi kimia dikatakan setimbang jika reaksi dapat berlangsung
dalam dua arah (reversible), dengan catatan jumlah molekul-molekul yang terurai dari
produk

sama

dengan

jumlah

molekul-molekul

reaktan

(Chang,

2004:

92).

Kesetimbangan kimia terjadi apabila laju reaksi ke arah reaktan sama dengan laju reaksi
ke arah produk. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan dinamis, dimana terdapat
reaktan dan produk tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah.
(Atkins, 1990: 226).
Dalam kesetimbangan kimia, terdapat konstanta kesetimbangan kimia yang
merupakan suatu persamaan yang menghubungkan konsentrasi reaktan dan konsentrasi
produk dalam keadaan setimbang. Rumus ini didasarkan pada bukti empiris (Chang,
2004: 68). Setiap reaksi kestimbangan pasti memiliki konstanta kesetimbangan yang
berbeda. Konstanta kesetimbangan ada kaitannya dengan fungsi Gibbs reaksi (G) yang
dinyatakan sebagai berikut.
G = Go RT.ln K
Pada saat setimbang, Go=0, sehingga G = RT.ln K
Konstanta kesetimbangan ini dipengaruhi oleh reaksi dan kondisi reaksi tersebut. Hal-hal
yang mempengaruhi kesetimbangan adalah konsentrasi reaktan, konsentrasi produk,
tekanan, suhu, dan volume.
Kesetimbangan homogen berlaku untuk reaksi yang semua spesi bereaksinya
terdapat dalam fasa yang sama. Reaksi reversibel yang melibatkan reaktan dan produk
dalam fasa yang berbeda menghasilkan kesetimbangan heterogen (Chang, 2004: 69). Jika
terdapat dua pelarut yang saling tidak melarutkan, maka akan terbentuk dua buah fasa.
Apabila ke dalam campuran pelarut tersebut ditambahkan zat yang larut dalam keduanya,
maka zat tersebut akan terdistribusi ke dalam dua pelarut tersebut, misalnya iodin. Iodin
merupakan zat yang nonpolar, sehingga tentu iodin akan larut dalam pelarut yang
nonpolar. Namun, setiap zat mempunyai potensial kimia yang mengharuskan agar
campuran iodin dan pelarut homogen. Dengan adanya potensial kimia ini, iodin akan
larut sebagian pada air yang bersifat polar. Daya kelarutan iodin pada pelarut nonpolar

akan sangat besar sedangkan pada pelarut polar sdaya kelarutannya sangat kecil. Iodin
akan bermigrasi dalam air. Pada saat kesetimbangan, potensial kimia iodin pada fasa
yang polar akan sama dengan potensial kimia iodin pada fasa yang nonpolar.
1 = 2
Jika kedua larutan encer ideal, maka,
1 = 1o + RT ln x1
Sehingga,
1o + RT ln x1 = 2o + RT ln x2
Karena 1o dan 2o tidak bergantung pada komposisi, maka pada T tetap,
x1
[ A ]1
=k
=k ; dimana k adalah koefisien distribusi zat dalam pelarut (K )
D
x2
[ A ]2
Koefisien distribusi zat merupakan perbandingan konsentrasi zat pada pelarut organik
dan pelarut air. KD sangat bergantung sekali pada suhu, karena kelarutan suatu zat
dipengaruhi oleh suhu (Alberty, 1983: 159).
Pada penentuan tetapan kesetimbangan (KC) dari reaksi iodin, konsentrasi iodin
tidak dapat ditentukan secara langsung karena kelarutan iodin sangat kecil di dalam air.
Untuk menentukan konsentrasi iodin ini, dilakukan distribusi iodin pada campuran
pelarut air dan kloroform. Dengan mengetahui koefisien distribusi dari iodin, konsentrasi
iodin dalam air dapat ditentukan. Karena K D sangat bergantung pada suhu, maka
penentuan konsentrasi iodin, iodida, dan iodat juga harus dilakukan pada suhu yang
sama.

IV.

Data Pengamatan
Massa kristal KIA
= 2,01 g
Massa kristal KIB
= 2,01 g
[Na2S2O3]
= 0,0164 M
[KI]
= 0,0973 M
Terlenmeyer A
= 31oC
Terlenmeyer B
= 31oC
Tabel 1. Data Pengamatan Erlenemeyer A
V Na2S2O3 (mL)
Fasa

V1 Na2S2O3

V2 Na2S2O3

(mL)

(mL)

Air

1,9

2,2

Kloroform

81,6

83,6

Warna
Awal

+ indikator

Akhir

Jingga

Abu gelap

Bening

Orange bata

Coklat

gelap

kehitaman

Bening

Tabel 1. Data Pengamatan Erlenemeyer B


V Na2S2O3 (mL)
Fasa

Warna

V1 Na2S2O3

V2 Na2S2O3

(mL)

(mL)

Air

29

30,9

Orange tua

Kloroform

20,91

19,9

Ungu

Awal

+ indikator
Hitam
kehijauan
Kuning
kehitaman

V. Pengolahan Data
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62a. Perhitungan KD (erlnemeyer A)
1. [I2] dalam CHCl3
[ Na2 S2 O3 ] V Na S O =V I [ I 2 ]CHCl 2
2

[ I 2 ]CHCl =

[ Na2 S 2 O3 ] V Na S O
2

V I 2

0,0164 M 82,6 mL
=0,1355 M
5 mL 2

2. [I2] dalam air


[ Na2 S2 O3 ] V Na S O =V I [ I 2 ]CHCl 2
2

[ I2 ] H O =

[ Na2 S 2 O3 ] V Na S O
2

V I 2

0,0164 M 2,05 mL
4
=3,362 10 M
5 0 mL2

3. Nilai KD
[ I2 ]CHCl
0,1355 M
K D=
=
=403,0339
[ I 2 ] H O 3,362 104 M
3

b. Perhitungan KD (erlnemeyer B)
1. [I2] dalam CHCl3
[ Na2 S2 O3 ] V Na S O =V I [ I 2 ]CHCl 2
2

[ I 2 ]CHCl =
3

[ Na2 S 2 O3 ] V Na S O
2

V I 2
2

0,0164 M 20,405 mL
=0,0335 M
5 mL 2

2. [I2] dalam air


[ Na2 S2 O3 ] V Na S O =V I [ I 2 ]CHCl 2
2

Akhir
Bening
Bening

[ I2 ] H O =

[ Na2 S 2 O3 ] V Na S O
2

V I 2

0,0164 M 29,95 mL
3
=9,8236 10 M = x
25 mL 2

c. Konsentrasi I2 bebas dalam air


[ I2 ]CHCl
K D=
[ I2 ] H O
3

[I 2 ]H O =
2

[ I 2 ]CHCl

KD

0,0335 M
=8,3120 105= y
403,0339

d. Konsentrasi I3I2 + I- I3[I3-] = x y


3
[I3-] = 9,8236 10
M (8,3120 x 10-5) M
[I3-] = 9,7405 x 10-3 M
e. Konsentrasi IKI K+ + I[I-] = [KI] (x-y)
[I-] = 0,0973 M (9,7405 x 10-3) M
[I-] = 0,0876 M
f. Tetapan kesetimbangan (KC)

I3

[ I 2]

K C =
K C=

xy
y ( [ KI ] ( x y ) )

K C=

9,7405 10 M
( 8,3120 105 M ) ( 0,0876 M )

K C =1337,7397 L .mol1

VI.

VII.

Kesimpulan
1. Koefisien distribusi I2 dalam air dan kloroform adalah 403,0339
2. Tetapan kesetimbangan reaksi (KC) I2 + II3- adalah 1337,7397 L.mol-1

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga. Hlm 67-95.
Atkins, P. W. 1990. Kimia Fisika, Jilid 1, Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Hlm. 226230.
Alberty, A. Robert., Farrington Daniels. 1983. Kimia Fisika Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga. Hlm. 159-162.

LAMPIRAN I
PERTANYAAN
1. Pada percobaan ini apa tujuan dari penyamaan suhu pada kedua erlenmeyer
menggunakan termostat ?
2. Jelaskan prinsip penentuan tetapan kesetimbangan secara tidak langsung dan
hubungan antara Kc dan KD pada percobaan ini !
3. Jika ada suatu substrat, misalnya A, larut dalam pelarut B, tetapi kurang larut dalam
pelarut C, dimana pelarut B dan pelarut C tidak saling melarutkan, jika A dilarutkan
dalam pelarut B dan C, maka :
[ A ]C
K
d=
a. Jika definisi
[ A]B , berapakah nilai Kd ? <1 atau >1 ? Artinya apa dan
mengapa ?
b. Jika B sifatnya polar dan C nonpolar, apa sifat dari substrat A ?
c. Kapan MA pada pelarut B sama dengan MA pada pelarut C ?
Jawab

1. Pada percobaan ini menggunakan dua buah erlenmeyer, agar data Kd yang telah
dihitung dapat digunakan pada kedua larutan (tetap), maka suhu dalam kedua larutan
haruslah sama, karena nilai Kd bergantung pada suhu.
2. Pada penentuan tetapan kesetimbangan (Kc) dari reaksi iodin, konsentrasi iodin tidak
dapat ditentukan secara langsung karena kelarutan iodin sangat kecil di dalam air.
Untuk menentukan konsentrasi iodin ini, dilakukan distribusi iodin pada campuran
pelarut air dan kloroform. Dengan mengetahui koefisien distribusi (Kd) dari iodin,
konsentrasi iodin dalam air dapat ditentukan.
[ I 2 ]CCl
Kd=
[I 2 ] H O
4

I3

[ I 2]

K C =

K C=

([ I 2] H O) A
2

( [ I 2 ]CHCl )B
3

KD

( (

( [ I 2 ]CHCl )B
3

KD

[ KI ] ( [ I 2 ] H O ) A
2

( [ I2 ]CHCl )B
3

KD

))

3. a. Kd < 1, artinya zat A merupakan zat yag larut dalam fasa air dan bersifat polar,
karena pelarut C merupakan pelarut organik yang bersifat nonpolar dan pelarut B
merupakan pelarut air yang bersifat polar.
b. Zat A bersifat polar
c. Pada saat Kd = 1, MA pada pelarut B sama dengan MA pada pelarut C.

También podría gustarte