Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem respirasi memainkan peranan penting yang esensial
CO2 dalam
paru
dan
darah
dalam
kapiler
paru
Ventilasi
Ventilasi atau bernapas adalah proses pergerakan udara
paru-paru
terjadi
karena
perbedaan
tekanan
yang
paru.
Kontraksi
dan
relaksasi
otot-otot
inspirasi
kontraksi
otot
inspirasi
memerlukan
energi,
paru
sewaktu
otot-otot
inspirasi
melemas
tanpa
secara
langsung
proporsional
dengan
gradien
saluran
pernapasan.
Karena
resistensi
saluran
gradien
tekanan
harus
juga
meningkat
melalui
Perfusi
Dinding alveoli mengandung cabang kapiler yang padat
Difusi
Pada
pertukaran
gas,
difusi
terjadi
melewati
kapiler
dan
CO2 bergerak
melintasi
membran
tubuh
Transportasi gas
Karena
O2 dan
CO2 tidak
terlalu
larut
dalam
darah,
(hiperkapnea).
Penurunan suplai oksigen (O2) ke jaringan tubuh.
dengan
hipoksemia.
Hipoksemia
adalah
penurunan
kadar
level
kritis,
metabolisme
aerob
berhenti
dan
1.2.
Tujuan Pembahasan
Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang
yang
telah
ditentukan
Standar
Kompetensi
1.3.
Rumusan Masalah
Adapun skenario yang kami dapatkan sebagai berikut:
SKENARIO 3
MATI TENGGELAM (DROWNING)
Dijumpai sesosok mayat wanita terapung di sungai.
Masyarakat setempat melaporkan temuan tersebut ke polisi dan
kemudian mayat dibawa ke kamar mayat suatu rumah sakit.
Pada mayat dijumpai tanda-tanda asfiksia seperti sianosis pada
kuku dan bibir , perdarahan pada subconjunctiva, terdapat buih
hallus yang sukar pecah di hidung , juga dijumpai cadaveric
spasme, women washers hand, dan cutis anserina.
Polisi mencurigai kematian korban akibat tindakan pidana.,
dimana korban dibunuh terlebih dahulu baru ditenggelamkan,
sehingga polisi meminta kepada dokter di rumah sakit tersebut
untuk membuatkan VeR.
Definisi asfiksia
Klasifikasi asfiksia
Etiologi asfiksia
Patofisiologi asfiksia
Gejala dan tanda post mortem
Definisi VeR
7) Manfaat VeR
8) Bentuk dan Susunan VeR
9) Aspek Hukuum VeR
1.4.
suatu metode yang sering digunakan dalam pembahasanpembahasan makalah sederhana, dimana kami menggunakan
metode dan teknik secara deskriptif dimana tim penyusun
mencari sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya
setelah itu dianalisis sehingga diperoleh informasi tentang
masalah yang akan dibahas setelah itu berbagai referensi yang
didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulan sesuai
dengan pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan
judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah ini.
Itulah sekilas tentang metode dan teknik yang digunakan
dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
2.1.1.
Asfiksia
Definisi
Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana
pada
saluran
pernapasan
dan
gangguan
yang
darah
berkurang
(hipoksia)
yang
disertai
dengan
kata
asfiksia
ini
berasal
dari
bahasa
Yunani,
pernapasan
berhenti.
Istilah
yang
tepat
secara
2.1.2.
Etiologi
2.1.2.1. Alamiah
Misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan
seperti
laringitis
difteri,
atau
menimbulkan
gangguan
injuries)
dapat
oksigen
bagi
orang
yang
berada
di
merupakan
kombinasi
dari
hipoksia,
oleh
orang
dewasa
jenis
untuk
melakan
asfiksia
yang
dari
luar
ataupun
dari
dalam
tubuh,
keadaan
tidak
sadar,
bekuan
darah
atau
kemudian
disusul
sianosis
dan
akhirnya
meninggal.
Peristiwa ini dapat karena bunuh diri (meskipun
sulit
untuk
memasukkan
benda
asing
ke
dalam
(misalnya
tersedak
makanan
hingga
nervus
vagus
di
arkus
faring
yang
terdapat
lebih
dalam,
yakni
pada
laringofaring.
b. Penekanan dinding saluran pernafasan
Strangulation
Penjeratan, adalah penekanan benda asing yang
permukaannya
berupa
tali,
relatif
ikat
sempit
pinggang,
dan
panjang,
rantai,
stagen,
dapat
dan
pada
penjeratan
biasanya
tidak
besar.
otak,
atau
refleks
vagal
atau
karena
biasanya
pembunuhan,
meskipun
merupakan
dapat
karena
peristiwa
bunuh
diri
yang
menyebabkan
dinding
dengan
saluran
nafas
vagal
yang
nervus
percabangan
terjadi
vagus
arteri
akibat
pada
karotis
rangsang
corpus
interna
pada
caroticus
dan
di
eksterna.
gantung
adalah
bedanya
dibutuhkan
untuk
adalah
asal
memperkecil
tenaga
jeratan.
yang
Pada
di
atas
berkekuatan
10
lantai,
pon
sebab
pada
dengan
leher
tekanan
sudah
cukup
kecelakaan.
Mekanisme
penggantungan
bisa
kematian
karena
pada
asfiksia,
medulla
spinalis
akibat
dislokasi/fraktur
tembok,
tergencet
saat
saling
berdesakan,
Kematian
karena
tenggelam
biasanya
didefinisikan
korban
dalam
air
yang
menyebabkan
tenggelam.
Berdasarkan
pengertian
tersebut,
Barbiturat
dan
hipnotik
lainnya,
sitokrom
Dalam
hal
metabolisme
ini
makanan
yang
efisien,
tidak
mencukupi
misalnya
pada
untuk
keadaan
hipoglikemia.
2.1.4.
Patofisiologi dan Patogenesis
2.1.4.1. Primer
Kekurangan oksigen ditemukan di seluruh tubuh, tidak
tergantung pada tipe dari asfiksia. Sel - sel otak sangat sensitif
terhadap kekurangan O2. Apa yang terjadi pada sel yang
kekurangan O2 belum dapat diketahui, tapi yang dapat diketahui
adanya perubahan elektrolit dimana kalium meninggalkan sel
dan diganti natrium mengakibatkan terjadinya retensi air dan
gangguan metabolisme. Di sini sel - sel otak yang mati akan
digantikan
oleh
jaringan
glial. Akson
yang
rusak
akan
tetapi
bila
orangnya
meninggal
cepat,
maka
yang
rendah
mengkompensasi
dengan
keadaan
mempertinggi
tekanan
outputnya,
gantung,
2.1.5.
Tanda-Tanda Asfiksia
2.1.5.1. Stadium Asfiksia
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala
yang dapat dibedakan dalam 4 stadium (Amir, 2008), yaitu:
a. Stadium Dispnea
Terjadi karena kekurangan O2 disertai meningkatnya kadar CO2
akan
pernafasan
dangkal
dan
semakin
memanjang,
Jantung
masih
berdenyut
beberapa
saat
setelah
asfiksia akan lebih jelas dan lengkap. Masa dari saat asfiksia
timbul sampai terjadinya kematian sangat bervariasi. Umumnya
berkisar antara 3-5 menit.
2.1.5.2.
Pada
kondisi
vena
yang
terbendung,
terjadi
c. Sianosis
Merupakan warna kebiru-biruan yang terdapat pada kulit
dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah
absolut Hb tereduksi (Hb yangtidak berikatan dengan O2).
Ini tidak dapat dinyatakan sebagai anemia, harus ada
minimal 5 gram hemoglobin per 100 ml darah yang
berkurang sebelum sianosis menjadi bukti, terlepas dari
jumlah total hemoglobin. Pada kebanyakan kasus forensik
dengan konstriksi leher, sianosis hampir selalu diikuti
dengan kongesti pada wajah, seperti darah vena yang
kandungan hemoglobinnya berkurang setelah perfusi kepala
dan leher dibendung kembali dan menjadi lebih biru karena
akumulasi darah.
d. Lebam Mayat yang Khas
Warna lebam mayat merah kebiruan gelap dan terbentuk
lebih cepat. Distribusi lebam lebih luas dan warna lebih
gelapakibat kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas fibrinolisin
dalam darah sehingga darah sukar membeku dan mudah
mengalir. Pada kasus keracunan sianida dan CO, lebam
jenazah berwarna merah terang meskipun tidak selalu
demikian,
sebab
masing-masing
mempunyai
kadar
2.1.5.3.
pembekapan,
kelainan
terdapat
disekitar
lobang
jerat
biasanya
mendatar,
melingkari
leher
dan
di
bagian
dalam
leher,
terutama
di
belakang
2.2.
2.2.1.
2.2.2.
Manfaat VeR
Manfaat dari visum et repertum ini adalah untuk
menjernihkan suatu perkara pidana, bagi proses penyidikan
dapat bermanfaat untuk pengungkapan kasus kejahatan yang
khusus
untuk
memberikan
keterangn
yang
2.2.3.
Jenis-Jenis VeR
2.2.3.1. VeR Orang Hidup
Jenis visum et repertum pada orang hidup terdiri dari
(Idries, 2009)
a. Visum seketika adalah visum yang dibuat seketika oleh
karena korban tidak memerlukan tindakan khusus atau
perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka luka ringan
b. Visum sementara
adalah
visum
yang
dibuat
untuk
melakukan
menyusul kemudian
penyidikan
walaupun
visum
akhir
tidak
mungkin
lagi
dihindari,
penyidik
wajib
menerangkan
dengan
sejelas-jelasnya
tentang
justisia,
pada
bagian
atas,
untuk
memenuhi
demi keadilan sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam
menegakkan hukum dan keadilan.
b. Pendahuluan, memuat identitas dokter pemeriksa pembuat
visum et repertum, identitas peminta visum et repertum,
saat dan tempat dilakukanya pemeriksaan dan identitas
barang bukti (manusia), sesuai dengan identitas yang
tertera di dalam surat permintaan visum et repertum dari
pihak penyidik dan lebel atau segel. Data diri korban diisi
sesuai dengan yang tercantum dalam permintaan visum.
c. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala
sesuatu yang di lihat dan ditemukan pada barang bukti
yang
di
periksa
oleh
dokter,
dengan
atau
tanpa
bersangkutan
sesuai
dengan
pengetahuan
dan
2.2.5.
peradilan.
Menurut
Forensik,1997)
Budiyanto
dasar
dkk
hukum Visum
(Ilmu
et
dengan
tegas
untuk
pemeriksaan
luka
atau
untuk
dapat
mengungkapkan
ahli
adalah
BAB III
PENUTUP
3.1.
Pembahasan Skenario
hand/skin,
yakni
berwarna
keputihan
dan
atau
benda
lain
dalam
air.
Menurut
eori,
akut,
berwarna
putih
dan
persisten
(tetap
3.2. Saran
Untuk memastikan kematian akibat tenggelam beberapa
pemeriksaan
dapat
dilakukan.Pemeriksaan
Dalam
Korban
Tenggelam:
Emphysema
aquosum,
yakni
keadaan
paru-paru
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Airlangga.2007.p:71-99
Chadha PV. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Jakarta:
Widya Medika. 1995.p: 47-8