Está en la página 1de 46

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

PLATE HEAT EXCHANGE


Dosen Pembimbing : Rispiandi, ST. MT

Kelompok / Kelas

: 3 / 2B

Nama : 1. Dela Rianda Putri L

NIM. 131411033

2. Rifaldi Hadiyansyah

NIM. 131411046

3. Sidna Kosim A

NIM. 131411052

Tanggal Praktikum

: 25 Maret 2015

Tanggal Pengmpulan Laporan : 1 April 2015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk secara permanen. Bila
kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida itu akan terbentuk
lapisan, dimana lapisan yang satu meluncur di atas yang lain, sehingga mencapai suatu
bentuk baru.

1.2 Tujuan
1. Dapat menghitung harga koefisien orificemeter, venturimeter, elbowmeter dan
membandingkannya dengan literatur.
2. Dapat membuat kurva antara koefisien venturimeter, koefisien orificemeter, koefisien
elbowmeter, dan fanning friction factor terhadap bilangan Reynold.
3. Membuktikan apakah presure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang
berbeda.
4. Dapat menghitung fanning friction factor pada pipa lurus.

BAB II
LANDASAN TEORI
Fluida terdiri dari 2 jenis yaitu fluida cair dan fluida gas, masing masing fluida ini
memiliki sifat dan karakter tersendiri.
Ciri-ciri fluida cair, diantaranya:
-

Tidak kompresibel, yaitu volume fluida akan tetap walaupun dikenai tekanan tertentu.

Mengisi volume tertentu.

Mempunyai permukaan bebas.

Daya kohesi besar, jarak antar molekul rapat.

Ciri-ciri fluida gas, diantaranya:


-

Kompresibel

Mengisi seluruh bagian wadah.

Jarak antar molekul besar, daya kohesi dapat diabaikan.

Sifat dasar dari setiap fluida statik ialah tekanan. Tekanan dikenal sebagai gaya
permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana. Tekanan terdapat pada setiap
titik di dalam volume fluida. Pada ketinggian yang sama, tekanan pada fluida adalah sama.

Gambar 1. Set praktikum aliran fluida


Ada beberapa jenis alat yang untuk mengukur laju aliran suatu fluida Beberapa alat
yang biasa digunakan diantaranya:
1

Venturimeter
Meteran ini terbuat dari bagian masuk yang mempunyai flens, yang terdiri dari bagian
pendek berbentuk silinder dan kerucut terpotong. Bagian leher berflens dan bagian keluar
juga berflens yang terdiri dari kerucut terpotong yang panjang.
Dalam venturimeter, kecepatan fluida bertambah dan tekanannya berkurang di dalam
kerucut sebelah hulu. Penurunan tekanan di dalam kerucut hulu itu lalu dimanfaatkan,
untuk mengukur laju aliran melalui instrument itu. Kecepatan fluida kemudian berkurang
lagi dan sebagian besar tekanan awalnya kembali pulih didalam kerucut sebelah hilir.
Agar pemulihan lapisan batas dapat dicegah dan gesekan minimum. Oleh karena itu pada
bagian yang penampungannya mengecil tidak ada pemisahan, maka kerucut hulu dapat
dibuat lebih pendek dari pada kerucut hilir. Gesekannya pun di sini kecil juga. Dengan
demikian ruang dan bahan pun dapat dihemat. Walaupun meteran venturi dapat digunakan
untuk mengukur gas, namun alat ini biasanya digunakan juga untuk mengukur zat cair
terutama air.
Persamaan yang digunakan dalam venturimeter adalah

Vv Cv
2

2 P

1
4

Orificemeter
Venturimeter memiliki beberapa kekurangan pada kenyataanya. Untuk meteran tertentu
dengan sistem manometer tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat diukur terbatas,
sehingga apabila laju alir berubah, diameter leher menjadi terlalu besar untuk
memberikan bacaan yang teliti, atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran
maksimum yang baru. Meteran orifice dapat mengatasi kekurangan-kekurangan
venturimeter, tetapi konsumsi dayanya cukup tinggi.
Prinsip meteran orifice identik dengan meteran venturi. Penurunan penampang arus aliran
melalui orifice menyebabkan tinggi tekan kecepatan menjadi meningkat tetapi tinggi
tekan akan menurun, dan penurunan antara kedua titik sadap diukur dengan manometer.
Persamaan bernoulli memberikan dasar untuk mengkolerasikan peningkatan tinggi tekan
kecepatan dengan penurunan tinggi tekanan
Persamaan yang berlaku untuk persamaan orificemeter adalah:
Vo Co

2 P
1 4

Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan penambahan alat tertentu
sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat diukur. Nilai pressure drop ini
berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya pressure drop bias disebabkan Karena
adanya perubahan energi kinetik (karena laju alir berubah), skin friction, dan form friction.
Dalam aliran kondisi steady state dikenal 2 rejim aliran atau pola aliran yang tergantung
kepada kecepatan rata-rata aliran (v), densitas (), viskositas fluida () dan diameter pipa (D)
secara keseluruhan, yakni :
Rejim aliran laminer, mempunyai ciri-ciri:
-

Terjadi pada kecepatan rendah.

Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral.

Berlapis-lapis seperti kartu.

Tidak ada arus tegak lurus arah aliran.

Tidak ada pusaran (arus eddy).

Rejim aliran turbulen, mempunyai ciri-ciri:


-

Terbentuk arus eddy.

Terjadi lateral mixing.

Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.

Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam.

Rejim aliran Transisi


Rejim aliran transisi adalah rejim yang terjadi antara rejim aliran laminer dan rejim aliran
turbulen. Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tak berdimensi yaitu
bilangan Reynolds (Reynolds Number/NRe). Bilangan Reynolds merupakan perbandingan
antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan geser yang disebabkan oleh

vD
NRe =

viskositas cairan.
Keterangan:

: massa jenis fluida.

v : kecepatan fluida.
: viskositas fluida.
D : diameter pipa dalam.

Untuk pipa circular lurus :


NRe < 2100

: rejim laminar.

NRe > 4000

: rejim turbulen.

2100 < NRe > 4000

: rejim transisi.

Kecepatan kritis:
Kecepatan pada saat NRe = 2000

Gambar Pipa

Pipa Venturi

P2

P1

P3

P4

Pipa Orifice

P1

P2

P3

P4

Manometer Minyak U Terbalik


Kadang-kadang, beda tekanan antara dua titik sangat kecil, misalnya antara dua titik
dalam pipa lurus jarak dekat atau pengukuran beda tekan setelah melalui kerangan atau
fittings. Pengukuran beda tekanan yang kecil jika dilakukan dengan Manometer pipa U
yang diisi oleh fluida air raksa akan terdeteksi, sehingga perlu dicari fluida yang
memiliki densitas kecil bahkan mungkin lebih kecil dari fluida kerjanya. Jika harus
menggunakan fluida Manometer dengan densitas lebih kecil dari fluida kerjanya seperti
minyak, maka pemasangan Manometer harus dipasang dalam posisi terbalik.
Manometer pipa U terbalik digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan pada fluida
cair. Ruangan diatas fluida cair pada Manometer diisi udara yang dapat dikeluarkan /
dimasukkan dari tap yang ada diatas sehingga tinggi fluida cair pada Manometer dapat
diatur.
Menentukan P pada Manometer pipa U terbalik ( minyak ) jika P1 > P2
P = P1 P2 = P1I P2 I
Dengan :
P1I = Pudara + (minyak x g x h1minyak) + (air x g x h1air )
P2I = P udara + (minyak x g x h2minyak)
Dengan : h1minyak = d-c
h2minyak = b-a

maka :
P = P1I P2 I
= minyak x g ( h1minyak -

h2minyak ) + (air x g x h1air)

BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Seperangkat alat aliran fluida
2. Orificemeter
3. Venturimeter
4. Elbowmeter
5. Pipa lurus
6. Stopwatch
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Turbulen

Membuka valve proses dan membuka valve


Membuat tinggi manometer raksa
Mencatat
Menyalakan pompa
Membuka kran aliran pada

Ulangi langkah
ini untuk pipa
lainnya

Membuka kran aliran pada


Melakukan variasi bukaan by
pass sebanyak 3 kali
Mencatat P dan menghitung
waktu untuk masing2 volume
yang ditentukan

3.2.2 Laminer

Membuka valve proses dan membuka valve


Mencatat Po manometer
Menyalakan
Menentukan Q untuk aliran

Ulangi
langkah
ini
untuk
pipa

Mencatat volume dan pada

Membuka aliran pada pipa


Membuka aliran pada
Mencatat
Memvariasikan Q dan
mencatat P

3.3 Keselamatan Kerja


a. Gunakan APD yang sesuai dengan baik dan benar
b. Hati hati pada saat pemasangan/pembukaan rotameter, dapat menyebabkan
kecelakaan terhadap kaki
c. Bak bagian bawah alat tidak boleh dalam keadaan kering karena dapat menyebabkan
kavitasi pada pompa dan konslet pada pompa hidroliknya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Data Pengamatan
a. Orificemeter dengan manometer minyak
H (mmHg)

Turbulen

No.

Jenis
aliran
Laminer
Transien

a-b
220

Po
1
2
3
4
5

218

260

V1

V2

5
5
5
5
5

5
5
5
5
5

31
29
30
31
31

H (mmHg)

No.
Po
1
2
3

c-d
260

Waktu
(detik)
t1
t2

Volume (Liter)

Volume (L)

a
385

b
605

c
492

D
752

471

688

482

743

469

686

483

745

V1

V2

0.22
0.44
0.45

0.17
0.40
0.49

Debit (L/s)

30
30
28
29
31

Q1

Q2

0.161
0.172
0.160
0161
0.161

0.160
0.160
0.179
0.172
0.161

Waktu
(s)
t1 t2
10

10

10

10

Debit (L/s)
Q1

Q2

0.022
0.044
0.045

0.017
0.040
0.049

b. Venturimeter dengan manometer minyak


H (mmHg)
a-b
c-d
216
261

Turbulen

No.

Jenis
aliran
Laminer
Transien

Po
1
2
3
4
5

No.
Po
1
2
3

217

a
451

259

H (mmHg)
b
C
667
442

Volume (L)
V1
V2

Waktu (s)
t1
t2

5
5
5
5
5

41
40
40
42
43

D
703

448

665

444

706

446

663

448

708

5
5
5
5
5

Volume (L)
V1
V2
0.245
0.450
0.640

0.255
0.410
0.635

42
40
41
41
42

Debit (L/s)
Q1
Q2
0.122
0.125
0.125
0.119
0.116

Waktu (s)
t1
t2
15

15

15

15

0.119
0.125
0.122
0.122
0.119
Debit (L/s)
Q1
Q2

0.016
0.030
0.043

0.017
0.027
0.041

c. Pipa lurus dengan manometer raksa


H (mmHg)
H1
H2
310
310

No.
Turbulen

Po
1
2
3
4
5

Jenis
aliran
Laminer
Transien

312

No.
Po
1
2
3

Waktu (s)
t1
t2

5
5
5
5
5

22
21
22
23
21

307

Volume (L)
V1
V2

H (mmHg)
H1
H2
310
310
312

306

311

306

5
5
5
5
5

Volume (L)
V1
V2
0.38
0.45
0.820

22
22
21
21
23

Waktu (s)
t1
t2

0.40
0.46
0.820

15

15

15

15

Debit (L/s)
Q1
Q2
0.227
0.238
0.122
0.217
0.238

0.122
0.122
0.238
0.238
0.217

Debit (L/s)
Q1
Q2
0.025
0.030
0.055

0.026
0.031
0.055

d. Elbow 90o dengan manometer minyak

Turbulen

No.
Po
1
2
3
4
5

Jenis
aliran

No.

Laminer
Transien

Po
1
2
3
4

H (mmHg)
a-b
c-d
220
260
219

261

Volume (L)
V1
V2
5
5
5
5
5

H (mmHg)
a
b
c
d
385 605 492 752
404

623

492

753

403

622

494

754

5
5
5
5
5

Waktu (s)
t1
t2
39
38
37
37
38

Volume (L)
V1
V2
0.220
0.460
0.835
0.860

0.180
0.475
0.830
0.868

37
38
36
39
37

Debit (L/s)
Q1
Q2
0.128
0.132
0.135
0.135
0.132

Waktu (s)
t1
t2
10
10

10
10

0.135
0.132
0.138
0.128
0.135

Debit (L/s)
Q1
Q2
0.022
0.046
0.0835
0.0860

0.018
0.0475
0.0830
0.0868

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Perhitungan
4.2.1.1 Orificemeter
Menghitung P
P aliran, pengukuran menggunakan manometer minyak
P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air

minyak

air

. g . [(c-d) (a-b)] +

minyak

air

. g (b-d)

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3
= 9,8 m/s2

g
Contoh

P = (805,55 kg/m3) (9,8 m/s2) [(710-596)-(690-550)mmHg] + (998.8 kg/m3) (9,8 m/s2)


(596-550) mmHg
= (7894,39 kg/m2s2)(0,066 mHg) + (9788,24 kg/m2s2)(0,046 mHg)
= 971,288 kg/ms2
= 971,288 Pa
Tabel hasil perhitungan
Rezim

H1(mHg)

H2(mHg)

Hair(mHg)

Aliran

a-b

c-d

d-b

Turbulen

0.218

0.260

0.046

781.823

Laminer 1

0.217

0.261

0.055

885.706

Laminer 2

0.217

0.261

0.055

885.706

Transien

0.217

0.262

0.059

932.754

Menghitung Vo
Vo = Q/A
A = 0,00037994 m2

P (Pa)

Contoh
Vo = Q/A
= (0,001125 m3/s)/(0,001194 m2)
= 2,671474 m/s
Tabel hasil perhitungan
Rezim
Aliran

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

Turbulen

0.163 x10-3

0.1664 x10-3

0.1647 x10-3

433.4895 x10-3

Laminer 1

0.022 x10-3

0.017 x10-3

0.0195 x10-3

51.3239 x10-3

Laminer 2

0.044 x10-3

0.040 x10-3

0.0420 x10-3

110.5438 x10-3

Transien

0.045 x10-3

0.049 x10-3

0.0470 x10-3

123.7037 x10-3

Menghitung koefisien orificemeter (Co)


Vo=Co

2( P)
(1 4 )

4 = (Do/D1)4 = (0,022/0,039)4 = 0,101 m


= 998,8 kg/m3
Contoh
0,94211=Co

2(8130,08)
(10.101 ) (998.8)

0,94211 = Co

18,10867

Co = 0,221414
Menghitung Bilangan Reynold (NRe)
Nre=

DVo

= 998.8 kg/m3
= 0.0009 kg/m.s
D = 0,022 m

Contoh :
Nre = (998,8 kg/m3)(0,022 m)( 0,942211 m/s)
(0,0009 kg/m.s)
Nre = 23004,19
Tabel hasil perhitungan

4.2.2

Rezim Aliran

Vo (m/s)

P (Pa)

Co

NRe

Turbulen

433.4895 x10-3

781.823

0.3289

10583.694

Laminer 1

51.3239 x10-3

885.706

0.0366

64.390

Laminer 2

110.5438 x10-3

885.706

0.0788

2198.93

Transien

123.7037 x10-3

932.754

0.0859

3020.24

Data perolehan berbanding literatur


4.2.3

Rezim
Aliran

Vo (m/s)
Perhit
ungan

Turbulen

433.4895
x10-3

Laminer 1

51.3239
x10-3

Laminer 2

110.5438
x10-3

Transien

123.7037
x10-3

P (Pa)

Co

NRe

Liter
atur

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Liter
atur

>0.0623

781.823

0.3289

10583.69
4

> 4000

885.706

0.0366

64.390

<0.0327

0.0327 < V
< 0.0623

Grafik hubungan Co terhadap NRe

NRe < 2100


885.706

0.0788

2198.93

932.754

0.0859

3020.24

2100 < NRe


< 4000

Grafik Hubungan Co VS. NRe


12000
10000
8000
NRe

6000

NRe

4000
2000
0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Co

4.2.4

Grafik hubungan tekanan terhadap laju alir

Grafik Hubungan Tekanan VS. Laju alir


950
900
850
Tekanan (Pa)

Tekanan

800
750
700
0.5

1.5

2.5

3.5

Laju Alir (m/s0

4.3 Venturimeter
Menghitung P
P aliran turbulen, pengukuran menggunakan manometer minyak
P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak

minyak

. g . [(c-d) (a-b)] +

= 805,55 kg/m3

air

. g (d-b)

4.5

air

= 998,8 kg/m3

= 9,8 m/s2

P=minyak . g . ( H 1 minyak H 2 minyak )+ air . g . H 2 air


= 805,55 kg/m3 x 9,8 m/s2 x [0,259-0,217]+998,8 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 0,05
= 820,976 Pa
Tabel hasil perhitungan
P

No

H1 (mmHg)

H2 (mmHg)

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(Pa)

443

660

451

710

0,259

0,217

0,05

820,976

443

660

451

710

0,259

0,217

0,05

820,976

443

660

451

710

0,259

0,217

0,05

820,976

443

660

451

710

0,259

0,217

0,05

820,976

443

660

451

710

0,259

0,217

0,05

820,976

aliran laminer pengukuran menggunakan manometer minyak


P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak

air

. g . [(c-d) (a-b)] +

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3

g
= 9,8 m/s2
Contoh :
P
=(805.5
5kg/m3)
(9.8m/s2
)[(672580)(713551)]m
mHg+

minyak

air

. g (d-b)

(998.8k
g/m3)
(9.8m/s2)(580-551)mmHg
=836,4663 kg/ms2
=836,4663 Pa

Tabel hasil perhitungan


H1 (mmHg)

No

H2 (mmHg)

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(Pa)

448

665

444

706

0,262

0,217

0,041

46,07

448

665

444

706

0,262

0,217

0,041

46,07

P aliran transisi (dengan manometer minyak)


P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak

air

minyak

. g . [(c-d) (a-b)] +

air

. g (d-b)

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3
= 9,8 m/s2

Contoh :
P =(805.55kg/m3)(9.8m/s2)[(706-546)-(698-605)]mmHg+ (998.8kg/m3)(9.8m/s2)
(605-546)mmHg
= 1106,43 kg/ms2
= 1106,43 Pa

Tabel hasil perhitungan

No

H1 (mmHg)

H2 (mmHg)

446

663

448

708

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(Pa)

0,26

0,217

0,045

779,93

Menghitung Vo
Vo = Q/A
A = 0,000855 m2
Aliran Turbulen
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,000938 m3/s)/( 0,000855 m2)
= 0,785595 m/s
Tabel hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0,000122

0.000119

0.0001205

0,141

0.000125

0.000125

0.000125

0,146

0.000125

0.000122

0.000247

0,28

0.000119

0.000122

0.0001205

0,141

0.000116

0.000119

0.0001175

0,137

Aliran Laminer
Contoh
Vo = Q/A
= (0,000041m3/s)/( 0,001194 m2)
= 0,034338 m/s
Tabel hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0,000016

0,000017

0,0000165

0,019

0,000030

0,000027

0,0000285

0,03

Aliran Transisi
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,000076m3/s)/(0,001194 m2)
= 0,063652m/s

Tabel hasil perhitungan


No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0,000640

0,000635

0,0006375

0,746

Menghitung koefisien venturimeter (Cv)


Vo=Cv

2( P)
(1 4 )

4 = (Dv/D1)4 = (0.033/0.039)4 = 0,513


= 998.8 kg/m3
Aliran Turbulen
0.785595=Cv

Contoh :

0,785595 = Cv

2(2532.32)
( 10.101 ) ( 998.8)

5.064 .64
897.92

0,785595 = 2.37 Cv
Cv = 0,330
Tabel hasil perhitungan
No

V0 (m/s)

P (Pa)

Cv (koef. venturi)

0,141

820,976

0,077

0,146

820,976

0,079

0,28

820,976

0,152

0,141

820,976

0,077

0,137

820,976

0,075

Aliran Laminer
Tabel hasil perhitungan
No

V (m/s)

P (Pa)

Cv (koef. venturi)

0,019

46,07

0,044

0,03

46,07

0,092

Aliran Transisi
Tabel hasil perhitungan
No

V (m/s)

P (Pa)

Cv (koef. venturi)

0,746

779,93

0,416

Menghitung Bilangan Reynold (Nre)


DV
Nre=

= 998.8 kg/m3
= 0.0009 kg/m.s
Aliran Turbulen
Contoh :

Nre =

(998,8 m3kg ) x ( 0,033m ) x (0,785595 ms )


0,0009 kg /ms

Nre = 34001,6
Tabel hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan reynold

0,141

5163,796

0,146

5346,91

0,28

10254,346

0,141

5163,796

0,137

5017,305

Aliran Laminer
Contoh :

(998,8 m3kg ) x ( 0,033m ) x (0,034338 ms )

Nre =

0,0009 kg /ms

Nre = 1486,194
Tabel hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan reynold

0,019

695,83

0,03

1098,68

Aliran Transisi
Contoh :
Nre =

(998,8 m3kg ) x ( 0,033m ) x (0,063652 ms )


0,0009 kg /ms

Nre = 2754,943
Tabel hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan
reynold

0,746

27320,509

Tabel Hasil Perhitungan untuk Venturimeter


No

Jenis Aliran

P (Pa)

Vo (m/s)

Cv

Nre

Turbulen

820,976

0,141

0,077

5163.796

820,976

0,146

0,079

5346.91

820,976

0,28

0,152

10254.346

820,976

0,141

0,077

5163.796

5
1

Laminer

2
1

Transisi

820,976

0,137

0,075

5017.305

46,07

0,019

0,044

695.83

46,07

0,03

0,092

1098.68

779,93

0,746

0.416

27320.509

NRe Vs Cv
30000
25000
20000

NRe 15000
10000
5000
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

Cv

Delta P Vs Vo
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

4.4 Pipa Lurus


Menghitung P
P aliran turbulen pengukuran menggunakan manometer air raksa
P =
. g . H
Hg

Hg

= 13600 kg/m3
= 9.8 m/s2

0.8

Contoh :
P
= (13600 kg/m3).(9.8 m/s2).(0,01 mHg)
= 1332,8 kg/ms2 = 1332,8 Pa
Tabel hasil perhitungan
No

H(mHg)

hg (kg/m3)

g (m/s2)

P (Pa)

0,005

13600

9,8

666,4

0,005

13600

9,8

666,4

0,005

13600

9,8

666,4

0,005

13600

9,8

666,4

0,005

13600

9,8

666,4

P aliran laminer pengukuran menggunakan manometer raksa


P =

Hg

Hg

. g . H

= 13600 kg/m3

g
= 9.8 m/s2
Contoh :
P
= (13600 kg/m3).(9.8 m/s2).(0,01 mHg)
= 1332,8 kg/ms2 = 1332,8 Pa
Tabel hasil perhitungan
No

H(mHg)

hg (kg/m3)

g (m/s2)

P (Pa)

0,006

13600

9,8

799,68

0,006

13600

9,8

799,68

P aliran transisi (dengan manometer raksa)


P =

Hg

Hg

. g . H

= 13600 kg/m3

g
= 9.8 m/s2
Contoh :
P
= (13600 kg/m3).(9.8 m/s2).(0,01 mHg)
= 1332,8 kg/ms2 = 1332,8 Pa
Tabel hasil perhitungan
No

H(mHg)

hg (kg/m3)

g (m/s2)

P (Pa)

0,005

13600

9,8

666,4

Menghitung Vo
Vo = Q/A
A = 0,001194 m2
Aliran Turbulen
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,0011165 m3/s)/(0.001194 m2)
= 935,09 m/s
Tabel hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

v (m/s)

0.000227

0.000122

0,0001745

0,146

0.000238

0.000122

0,00018

0,150

0.000122

0.000238

0,00018

0,150

0.000217

0.000238

0,0002275

0,191

0.000238

0.000217

0,000217

0,182

Aliran Laminer
Contoh :
Vo = Q/A
= (1,7E-05 m3/s)/(0.001194 m2)
= 0,0147 m/s
Table hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

v (m/s)

0.000025

0.000026

0,0000255

0,021

0.000030

0.000031

0,0000305

0,026

Aliran Transisi
Contoh :
Vo = Q/A
= (7,2E-05 m3/s)/(0.001194 m2)
= 0,0607 m/s

Tabel hasil perhitungan


No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

v (m/s)

0.000055

0.000055

0.000055

0,046

Menghitung fanning friction factor pipa lurus


P
L v2
F=
=4 f

D 2
D = 0,039 m
L = 0,9 m
= 998,8 kg/m3
Aliran turbulen
Contoh :
2
P
L v
F=
=4 f

D 2
f=

P x2 D
x Lx 4 x V2

f = 0,033065
Tabel hasil perhitungan
No

Friction

666,4

0,146

0,678

666,4

0,150

0,642

666,4

0,150

0,642

666,4

0,191

0,396

666,4

0,182

0,436

Aliran Laminer
Contoh :
P
L v2
F=
=4 f

D 2
f=

P x2 D
x Lx 4 x V2

f = 0,793138
Tabel hasil perhitungan
No

Friction

799,68

0,021

39,336

799,68

0,026

25,66

Aliran Transisi
Tabel hasil perhitungan
No

friction

666,4

0,046

6,832

Menghitung Bilangan Reynold (Nre)


Nre=

DV

= 998,8 kg/m3
= 0,0009 kg/m.s
Aliran Turbulen
Contoh :
Nre = (998,8 kg/m3)(0,039m)( 0,93509 m/s)
(0,0009 kg/m.s)
Nre = 40472,03
Tabel hasil perhitungan
No

V (m/s)

Bilangan reynold

0,146

6319,075

0,150

6492,2

0,150

6492,2

0,191

8266,735

0,182

7877,7

Aliran Laminer
Contoh :
Nre = (998,8 kg/m3)(0,039m)( 0,01466 m/s)
(0,0009 kg/m.s)
Nre = 634,3579
Tabel hasil perhitungan
No

V (m/s)

Bilangan reynold

0,021

908,908

0,026

1125,314

Aliran Transisi
Contoh :
Nre = (998,8 kg/m3)(0,039m)( 0,06072 m/s)
(0,0009 kg/m.s)
Nre = 2628,054
Tabel hasil perhitungan
No

V (m/s)

Bilangan reynold

0,046

1990,941

Tabel Hasil Perhitungan untuk Pipa Lurus


No

P (Pa)

Vo (m/s)

friction

Nre

666,4

0,146

0,678

6319,075

666,4

0,150

0,642

6492,2

666,4

0,150

0,642

6492,2

666,4

0,191

0,396

8266,735

666,4

0,182

0,436

7877,7

Jenis Aliran

Turbulen

1
2
1

Laminer

799,68

0,021

39,336

908,908

799,68

0,026

25,66

1125,314

666,4

0,046

6,832

1990,941

Transisi

NRe Vs Friction
9000
8000
7000
6000
5000
NRe

4000
3000
2000
1000
0

10

15

20

25

30

35

40

45

Friction

Delta P Vs Vo
850
800
750

Delta P = Pa 700
650
600
550

0.05

0.1

0.15

0.2

Vo = m/s

4.5 Elbow 90o


Menghitung P
P aliran turbulen pengukuran menggunakan manometer minyak
P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak

. g . [(c-d) (a-b)] +

air

. g (d-b)

0.25

minyak

air

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3
= 9,8 m/s2

Tabel hasil perhitungan

H1 (mmHg)

No

H2 (mmHg)

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(Pa)

404

623

492

753

0,219

0,261

0,13

1604,036

404

623

492

753

0,219

0,261

0,13

1604,036

404

623

492

753

0,219

0,261

0,13

1604,036

404

623

492

753

0,219

0,261

0,13

1604,036

404

623

492

753

0,219

0,261

0,13

1604,036

aliran laminer pengukuran menggunakan manometer minyak


P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak

air

minyak

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3
= 9,8 m/s2

Contoh :

. g . [(c-d) (a-b)] +

air

. g (d-b)

P = (805,55 kg/m3) (9,8 m/s2) [(732-637)- (678-519) mmHg] + (998.8 kg/m3)


(9,8 m/s2) (637-519) mmHg
= (7894,39 kg/m2s2)(-0,064 mHg) + (9788,24 kg/m2s2)( 0,118 mHg)
= 649,7714 kg/ms2
= 649,7714 Pa
Tabel hasil perhitungan

No

H1 (mmHg)

H2 (mmHg)

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(Pa)

404

623

492

753

0,261

0,219

0,13

1604,036

404

623

492

753

0,261

0,219

0,13

1604,036

P aliran transisi (dengan manometer minyak/parafin)


P=minyak . g . ( H 2 minyak H 1 minyak )+ air . g . H 2 air
=

minyak
air

minyak

. g . [(c-d) (a-b)] +

air

. g (d-b)

= 805,55 kg/m3

= 998,8 kg/m3
= 9,8 m/s2

Tabel hasil perhitungan

No

H1 (mmHg)

H2 (mmHg)

H1
(mHg)

H2
(mHg)

H air
(mHg)

P
(pa)

403

622

494

754

0,26

0,219

0,131

1605,93

403

622

494

754

0,26

0,219

0,131

1605,93

Aliran Turbulen
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,0014 m3/s)/(0,001194 m2)
= 1,17252931 m/s

Menghitun
g Vo
Vo =
Q/A
A =
0,0011
94 m2

Tabel hasil perhitungan


No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0.000128

0.000135

0,0001315

0,11

0.000132

0.000132

0.000132

0,1105

0.000135

0.000138

0,0001365

0,114

0.000135

0.000128

0,0001315

0,11

0.000132

0.000135

0,0001335

0,112

Aliran Laminer
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,000035 m3/s)/(0,001194 m2)
= 0,02931323 m/s
Tabel hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0.000022

0.000018

0,00002

0,017

0.000046

0.0000475

0,00004675

0,039

Aliran Transisi
Contoh :
Vo = Q/A
= (0,000093 m3/s)/(0,001194 m2)
= 0,07788945 m/s
Tabel hasil perhitungan
No

Q1 (m3/s)

Q2 (m3/s)

Q rata-rata
(m3/s)

Vo (m/s)

0.0000835

0.0000830

0,00008325

0,069

0.0000860

0.0000868

0,0000864

0,072

Menghitung konstanta elbow


F=

P
vo2
=K . elbow x

Untuk aliran turbulen, = 1


= 998.8 kg/m3
Contoh :
1,17252931

1732,64
=K . elbow x
998.8
Kelbow

= 2,52355273

Tabel hasil perhitungan


No

Vo

K. Elbow

1604,036

0,11

265,448

1604,036

0,1105

263,052

1604,036

0,114

247,147

1604,036

0,11

265,448

1604,036

0,112

256,053

Untuk aliran laminer, = 1


= 998.8 kg/m3
Contoh :
0,02931323

649,7714
=Kelbow x
998.8
Kelbow

= 1514,20509

Tabel hasil perhitungan


No

Vo

K.elbow

1604,036

0,017

11113,932

1604,036

0,039

2111,72

Untuk aliran transisi, = 1


= 998.8 kg/m3
Contoh :
0,0778894

657,3468
=Kelbow x
998.8
Kelbow

= 216,96453

Tabel hasil perhitungan


No

Vo

K. elbow

1605,93

0,069

675,429

1605,93

0,072

620,316

Menghitung Bilangan Reynold (Nre)


DV
Nre=

= 998.8 kg/m3
= 0.0009 kg/m.s
Aliran Turbulen
Contoh :

Nre =

(998,8 m3kg ) x ( 0,039m ) x (1,17252931 ms )


0,0009 kg/ms

Nre = 50748,63191
Tabel hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan reynold

0,11

4760,946

0,1105

4782,587

0,114

4934,072

0,11

4760,946

0,112

4847,509

Aliran Laminer
Contoh :
kg
m
998,8
x ( 0,039m ) x (0,02931323 )
m3
s
Nre =
0,0009 kg /ms

Nre = 1268,715679
Tabel hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan reynold

0,017

735,783

0,039

1687,972

Aliran Transisi
Contoh :
kg
m
998,8
x ( 0,039m ) x (0,02931323 )
m3
s
Nre =
0,0009 kg / ms

Nre = 35922,78
Table hasil perhitungan
No

Vo (m/s)

Bilangan reynold

0,069

2986,412

0,072

3116,256

Tabel Hasil Perhitungan untuk Elbow 900


No

Jenis Aliran

P (Pa)

Vo (m/s)

K. elbow

Nre

Turbulen

1604,036

0,11

265,448

4760,946

1604,036

0,1105

263,052

4782,587

1604,036

0,114

247,147

4934,072

1604,036

0,11

265,448

4760,946

1604,036

0,112

256,053

4847,509

1604,036

0,017

11113,932

735,783

1604,036

0,039

2111,72

1687,972

1605,93

0,069

675,429

2986,412

1605,93

0,072

620,316

3116,256

1
2
1
2

Laminer

Transisi

NRe Vs Konstanta Elbow


6000
5000
4000

NRe 3000
2000
1000
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Konstanta Elbow

Delta P Vs Vo
1606.5
1606
1605.5
1605

Delta P = Pa 1604.5
1604
1603.5
1603

0.02

0.04

0.06

Vo = m/s

0.08

0.1

0.12

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan oleh Dela RPL
Pada praktikum laboratorium teknik kimia 2 modul aliran fluida ini, bertujuan agar
praktikan dapat menghitung harga koefisien orificemeter (Co), venturimeter (Cv),
elbowmeter (Ke) dan membandingkannya dengan literatur, dapat membuat kurva antara
koefisien venturimeter, koefisien orificemeter, koefisien elbowmeter, dan fanning
friction factor (f) terhadap bilangan Reynold (NRe), membuktikan apakah presure drop
(P) harganya tetap untuk laju aliran fluida yang berbeda, serta dapat menghitung
fanning friction factor pada pipa lurus. Diperoleh data sebagai berikut sebagai contoh:
ORIFICE

Vo (m/s)

Rezim
Aliran

Perhit
ungan

Turbulen

433.4895
x10-3

Laminer 1

51.3239
x10-3

Laminer 2

110.5438
x10-3

Transien

123.7037
x10-3

P (Pa)

Co

NRe

Liter
atur

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Liter
atur

>0.0623

781.823

0.3289

10583.69
4

> 4000

885.706

0.0366

64.390

<0.0327

0.0327 < V
< 0.0623

NRe < 2100


885.706

0.0788

2198.93

932.754

0.0859

3020.24

2100 < NRe


< 4000

Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai laju alir dan bilangan reynold yang
praktikan peroleh dari perhitungan sesuai dengan data dari literatur, hal ini menandakan
bahwa teori dari literatur dan praktikum saling menguatkan dan membenarkan, serta dalam
pelaksanaan praktikum tidak terjadi kesalahan yang cukup berarti. Kecuali pada venturimeter,
grafik yang diperoleh tidak sama dan sesuai dengan yang diletratur, hal ini dikarenakan
kesalahan praktikan dalam pengambilan dan perhitungan data.
Rezim aliran dapat praktikan atur dengan mengubah besar bukaan katup by-pass
dengan tetap mempertahankan katup proses dalam keadaan buka penuh. Untuk
mengetahui batasan rezim aliran, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk
mencari batas dengan cara menghitung batasan dari NRe nya sehingga diperoleh batasan
Q dan V untuk masing masing alirannya. Untuk mengukur beda tekan, digunakan
manometer raksa dan manometer minyak dengan cara mengukur beda ketinggian cairan
pada lengan manometer. Manometer minyak digunakan ketika beda ketinggian sudah
tidak bisa dibaca jika menggunakan manometer raksa, karena massa jenis minyak yang
jauh lebih kecil, jadi perbedaan tekanan kecil pun dapat terbaca.
Sebelum memulai praktik, pertama praktikan mengkalibrasi laju alir pada alat,
karena nilai yang ditunjukan alat belum tentu tepat akurat. Dari hasil percobaan,
praktikan dapat melihat dan membuktikan bahwa presure drop harganya tetap untuk laju

aliran fluida yang berbeda, karena beda tekan tidak dipengaruhi oleh laju alir, yang
mempengaruhi beda tekan adalah massa jenis, gaya gravitasi, dan ketinggian.
Kurva Co/Cv/f terhadap NRe pada aliran turbulen, laminar dan transisi
menunjukkan bahwa NRe dan Co/Cv/f berbanding lurus. Semakin besar nilai NRe
semakin besar pula nilai Co/Cv/f nya, terlihat dari kurva yang semakin naik. Sedangkan
untuk elbowmeter, menunjukkan bahwa hubungan Ke terhadap NRe berbanding terbalik
dimana semakin besar NRe konstanta akan semakin kecil. Untuk Kurva Vo vs P pada
setiap aliran tidak menentu.
Selama percobaan berlangsung dan pengambilan data untuk mengukur beda tekan,
praktikan harus memastikan tidak terdapat sedikitpun gelembung udara dalam selang
maupun pipa, karena adanya udara mempengaruhi beda tekan, yakni besar tekanan
menjadi tekanan dari cairan (minyak/raksa) ditambah tekanan dari fluida (air) serta
ditambah tekanan udara.

4.2.2

Pembahasan oleh Rifaldi H

Pada praktikum kali ini yaitu

4.2.3

Pembahasan oleh Sidna K A

Praktikum kali ini yaitu mengenai aliran fluida. Pengukuran laju alir fluida merupakan
hal yang penting di dunia industri. Aliran fluida dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
berupa Pipa Elbow 90, Orificemeter, Pipa lurus, dan Venturimeter. Praktikum aliran fluida
ini bertujuan untuk mengetahui harga koefisien orifice (Co), koefisien venturi (Cv), fanning
friction factor pada pipa lurus dan konstanta elbow (Ke), mengetahui hubungan antara
koefisien/fanning friction/konstanta tersebut terhadap bilangan Reynold dan untuk
membuktikan apakah pressure drop berharga tetap untuk Q yang berbeda. Setiap pengukuran
dilakukan secara duplo, 2 kali pengukuran untuk rezim aliran laminer, 1 kali pengukuran
untuk rezim aliran transisi, dan 5 kali pengukuran untuk rezim aliran turbulen. Untuk aliran
laminer dan transisi yang dijadikan tetap yaitu waktunya (15 detik) sedangkan untuk aliran
turbulen yaitu volumenya mencapai 5 liter dalam waktu berapa detik. Pembacaan volume ini
dilihat dari skala pengukur volume.
Praktikum ini diawali dengan mengalirkan fluida ke dalam pipa (alat ukur) dengan
memutar valve aliran by pass. Fluida ini dialirkan sampai mencapai steady state, dimana
steady state ini ditunjukkan dengan terbasahinya semua diameter dalam pipa oleh fluida. Dan
juga perlu diperhatikan agar tidak ada lagi gelembung di pipa karena dengan adanya

gelembung dapat mempengaruhi ( H . Keberadaan gelembung ini dapat diatasi dengan


memperbesar Q. Apabila sudah mencapai steady state, hal yang harus diamati yaitu beda
tekanan awal pada manometer. Pada setiap alat ukur, pengukuran didasarkan pada beda
ketinggian ( H
H

yang dapat diamati pada manometer minyak ataupun raksa dimana (

ini menunjukkan pula beda tekanan ( P yang melewati alat ukur. Fluida cair

yang mengalir dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena
adanya friksi selama fluida mengalir. Kehilangan energi ini akan berakibat pada penurunan
tekanan aliran yang dikenal sebagai pressure drop (P).Di setiap alat dilakukan pengukuran
beda tekanan pada aliran laminer (Nre>2100), transisi (2100<Nre<4000), dan turbulen
(Nre>4000) dengan acuan batas rezim aliran yang sudah diasumsikan dan dihitung sebelum
praktikum. Manometer minyak digunakan untuk setiap rezim aliran pada elbow 90 dan pipa
lurus, sedangkan pada orificemeter dan venturimeter hanya rezim aliran turbulen saja yang
menggunakan manometer raksa. Hal ini dikarenakan pembacaan pengukuran ( H rezim
aliran laminer/transisi menggunakan manometer raksa tidak akan terbaca karena ( H
yang dihasilkan sangat kecil sehingga harus menggunakan manometer minyak.
Pengukuran

( H ) ini berjalan seiring dengan pengukuran Q. Q ini dapat dihitung

dengan membagi volume yang tertampung dengan waktu yang dibutuhkan untuk menampung
sejumlah volume tersebut. Hubungan debit dengan beda tekanan adalah linier dimana pada
debit yang besar, beda tekanan yang terbaca pada manometer juga besar. Begitu juga
sebaliknya jika debitnya kecil, maka beda tekanannya yang terbaca juga kecil. Hal ini terjadi
karena penggunaan energi kinetik yang diperlukan untuk menurukan tekanan semakin besar.
Ketika sudah mengetahui nilai ( H

dan kecepatan aliran masing-masing pengukuran,

akan diketahui nilai koefisien/fanning friction/konstanta masing-masing alat dan juga


bilangan Reynoldnya.
Kurva meliputi kurva k/Co/f/Cv vs NRe dan Q vs P pada masing masing aliran. Kurva
Co/f/Cv vs NRe pada aliran turbulen, laminar dan transisi menunjukkan bahwa NRe dan
Co/f/Cv berbanding lurus. Semakin besar nilai NRe semakin besar pula nilai Co/f/Cv nya,
terlihat dari kurva yang semakin naik. Sedangkan untuk elbowmeter, menunjukkan bahwa

hubungan k vs Nre berbanding terbalik dimana semakin besar NRe konstanta akan semakin
kecil. Untuk Kurva Vo vs P pada setiap aliran tidak menentu. Hanya tiap rezim aliran di
venturimeter dan orificemeter saja yang nilai P nya berharga tetap terhadap Vo. Selebihnya
fluktuatif. Tetapi jika dirata-ratakan P akan naik seiring dengan bertambahnya Vo, seperti
data yang disajikan di tabel atas. Hal ini dapat dijelaskan, semakin besar laju alir maka
gesekan yang terjadi dan energi kinetik yang dihasilkan semakin besar. Karena energi
mekanik disetiap titik adalah sama, maka semakin kecil energi kinetik yang dihasilkan,
semakin kecil tekanan yang dihasilkan sehingga pressure dropnya semakin besar.
Penyimpangan yang terjadi pada praktikum ini dapat disebabkan karena kesalahan saat
membaca manometer, pemberhentian waktu dan volume yang ditampung pada saat
penentuan laju alir.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
1. Harga orificemeter, venturimeter, elbowmeter dan membandingkannya dengan literatur
Membuktikan apakah presure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang berbeda.
ORIFICE

Vo (m/s)

Rezim
Aliran

Perhit
ungan

Turbulen

433.4895
x10-3

Laminer 1

51.3239
x10-3

Laminer 2

110.5438
x10-3

Transien

123.7037
x10-3

P (Pa)

Co

NRe

Liter
atur

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Perhit
ungan

Liter
atur

>0.0623

781.823

0.3289

10583.69
4

> 4000

885.706

0.0366

64.390

<0.0327

0.0327 < V
< 0.0623

< 2100
885.706

0.0788

2198.93

932.754

0.0859

3020.24

2100 < NRe


< 4000

Tabel Hasil Perhitungan untuk Venturimeter


No

P (Pa)

Vo (m/s)

Cv

Nre

820,976

0,141

0,077

5163.796

820,976

0,146

0,079

5346.91

820,976

0,28

0,152

10254.346

820,976

0,141

0,077

5163.796

820,976

0,137

0,075

5017.305

46,07

0,019

0,044

695.83

46,07

0,03

0,092

1098.68

1
2
1

Jenis Aliran

Turbulen

Laminer

Transisi

779,93

0,746

Literatur

> 4000

< 2100

1,79

27320.509

2100 <
NRe <
4000

K. elbow

Nre

Literatur

Tabel Hasil Perhitungan untuk Elbow 900


No

Jenis Aliran

P (Pa)

Vo (m/s)

1604,036

0,11

265,448

4760,946

1604,036

0,1105

263,052

4782,587

1604,036

0,114

247,147

4934,072

1604,036

0,11

265,448

4760,946

1604,036

0,112

256,053

4847,509

1604,036

0,017

11113,932

735,783

1604,036

0,039

2111,72

1687,972

1605,93

0,069

675,429

2986,412

1605,93

0,072

620,316

3116,256

1
2
1
2

Turbulen

Laminer

Transisi

> 4000

< 2100

2100 < NRe


< 4000

Tabel Hasil Perhitungan untuk Pipa Lurus


No

P (Pa)

Vo (m/s)

friction

Nre

666,4

0,146

0,678

6319,075

666,4

0,150

0,642

6492,2

666,4

0,150

0,642

6492,2

666,4

0,191

0,396

8266,735

666,4

0,182

0,436

7877,7

799,68

0,021

39,336

908,908

799,68

0,026

25,66

1125,314

666,4

0,046

6,832

1
2
1

Jenis Aliran

Turbulen

Laminer
Transisi

1990,941

Literatur

> 4000

< 2100
2100 < NRe
< 4000

2. Dapat membuat kurva antara koefisien venturimeter, koefisien orificemeter, koefisien


elbowmeter, dan fanning friction factor terhadap bilangan Reynold.

Grafik Hubungan Co VS. NRe


12000
10000
8000
NRe

6000

NRe

4000
2000
0
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

Co

NRe Vs Cv
30000
25000
20000

NRe 15000
10000
5000
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

35

40

45

Cv

NRe Vs Friction
9000
8000
7000
6000
5000
NRe

4000
3000
2000
1000
0

10

15

20
Friction

25

30

NRe Vs Konstanta Elbow


6000
5000
4000

NRe 3000
2000
1000
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

Konstanta Elbow

3. Dapat menghitung fanning friction factor pada pipa lurus.


No
1
2
3

Rezim Aliran
Laminer
Transien

Friction

799,68

0,021

39,336

799,68

0,026

25,66

666,4

0,046

6,832

5.2 Saran
1. Berhati hati ketika bekerja dan perhatikan seluruh komponen dengan seksama
2. Persiapkan dan lengkapi seluruh perkakas yang akan digunakan demi kemudahan dan
kelancaran praktikum.
3. Pastikan tidak ada pipa dan sambungan pipa yang bocor
4. Pastikan tidak terdapat gelembung udara sepanjang selang maupun pipa

DAFTAR PUSTAKA
Darby, Ron.2011.Chemical Engineering Fluid Mechanics. ISBN 082470444
Geankoplis, C.J ( 2004 ). Transport Process and Separation Process Principles ( Include Unit
Operation ) 4th Edition. Prennce Hall.
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi, Due Like, Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Bandung
Tim penyusun.tt.Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 2. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
Tim penyusun.tt.Buku Bahan Ajar Transportasi Fluida. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.

También podría gustarte