Está en la página 1de 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pentingnya imunisasi adalah karena adanya data bahwa setiap tahun, 1,7 juta anak
meninggal karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang sudah tersedia. Imunisasi
diberikan pada anak untuk melindunginya dari penyakit-penyakit berbahaya, yang sering kali
dapat mengakibatkan cacat atau kematian.Pemberian imunisasi adalah untuk pencegahan
terhadap penyakit. Setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan, harus dan berhak untuk
mendapatkan imunisasi secara lengkap dan tepat waktu. Wanita hamil harus diberikan
imunisasi untuk melindungi mereka dan janin misalnya vaksinasi terhadap tetanus, MMR
(Measles=campak, Mumps=gondongan dan Rubella=campak jerman), dan cacar air bila ibu
belum pernah menderita penyakit tersebut.
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui
mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga
harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit
ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi ( Kekurangan Gizi ).
Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah
menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit
yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup.
Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi. Jika tak ditangani
dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 1

yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak
membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru
dan radang otak. Komplikasi ini yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada
anak.
B.
a.
b.
c.

RUMUSAN MASALAH
Apa itu imunisasi ?
Apa pentingnya imunisasi ?
Apa itu Campak ?

d.
e.
f.
g.
h.

Bagaimana riwayat alamiah dari penyakit campak?


Bagaimana etiologi,dan patofisiologi penyakit campak?
Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?

C.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

TUJUAN PENULISAN
Pembaca dapat mengetahui definisi dari imunisasi
Pembaca dapat engetahui pentingnya imunisasi
Untuk mengetahui pengertian campak.
Untuk mengetahui riwayat alamiah dari penyakit campak.
Untuk mengetahui etiologi, dan patofisiologi penyakit campak.
Untuk mengetahui masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak.
Agar kita mengetahui cara penularan dan pencegahan penyakit campak.
Agar kita mengetahui penanggulangan serta pengobatan penyakit campak.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI IMUNISASI
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 2

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan (misalnya BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut
(misalnya vaksin polio).
B. TUJUAN IMUNISASI
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
C. PENTINGNYA IMUNISASI
Bayi yang kelihatannya sehat belum tentu kebal terhadap serangan penyakit
berbahaya. Membawa bayi kita ke Posyandu atau tempat pelayanan kesehatan lainnya
untuk mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadual adalah wujud kasih sayang dan
tanggung jawab melindungi buah hati tercinta.
D. PENGERTIAN CAMPAK
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang
sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak
golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
a.

Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di tandai
dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium
konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak
koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 3

b.

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,
EGC, 2000).

c.

Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3,
2001).

E. ETIOLOGI
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus
genus morbilivirus merupakan salah satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan
secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa gejala awal
(prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
Bentuk virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140 nm dan di bungkus oleh
selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang
bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan
struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan
pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5 hari
pada 37oC waktu paruh umurnya 2 jam, pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia
dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin dengan
suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh karena
selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 4

labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam
30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan
antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.
Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody, complement
fixing antibody, dan haemagglutinine inhibition antibody. Imunoglobulin kelas IgM dan IgG
muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar
21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG tinggal tidak terbatas dan
jumlahnya terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah
lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen haemagglutinin murni.
F. PATOFISIOLOGI
Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala
campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi
3 fase.
Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada
fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala
apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar.
Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu,
seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila
melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulut muncul
bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami
diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 3840,5 derajat Celcius.
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi
yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan
bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan
dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi
juga tidak terlalu kecil.
Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler.
Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun
tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 5

bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya
sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi
kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya.
Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.
G. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT CAMPAK
Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :
a.

Tahap prepatogenesis

b.

Tahap pathogenesis

c.

Tahap Akhir/ pasca pathogenesis.

Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada
dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage of
susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara
pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektifitas, siap menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai
sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya lengah ataupun
memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan
melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.
Tahap pathogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu : - Tahap Inkubasi, - Tahap Dini, - Tahap
Lanjut, dan Tahap Akhir.

Tahap Inkubasi

Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap Ini individu masih
belum merasakan bahwa dirinya sakit.

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 6

Tahap Dini

Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu Berupa :

Panas badan
Nyeri tenggorokan
Hidung meler (coryza)
Batuk (cough)
Bercak koplik
Nyeri otot
Mata merah (conjunctivitis)

Tahap Lanjut

Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil dan
jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya
muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan segera menjalar menuju dada,
punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak
mencapai puncaknya (bisa mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin
mampat, tenggorokan semakin sakit dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah.
Tahap akhir/ pasca pathogenesis
Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan keadaan,
yaitu :

Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat

kembali.
Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,
tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen

berupa cacat.
Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam

tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit.


Penyakit tetap berlangsung kronik.
Berakhir dengan kematian.

H. GEJALA PENYAKIT CAMPAK


Gejala Penyakit Campak di tandai dengan :
Hari 1-3 :
- Demam tinggi.
- Mata merah dan sakit bila kena cahaya.
- Anak batuk pilek
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 7

- Mungkin dengan muntah atau diare.


Hari 3- 4 :
- Demam tetap tinggi.
- Timbul ruam / bercak-bercak merah pada kulit dimulai wajah dibelakang telinga
menyebar cepat ke seluruh tubuh.
- Mata bengkak terdapat cairan kuning kental
Hari 4 6 :
- Ruam berubah menjadi kehitaman dan mulai mongering
- Selanjutnya mengelupas secara berangsur-angsur
- Akhirnya kulit kembali seperti semula tanpa menimbulkan bekas
- Hilangnya ruam sesuai urutan timbulnya.

I. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK


Masa inkubasi
Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 20 hari dan kemudian timbul
gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata
merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot) pada
mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik
ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap penyakit campak.
2. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang
anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik), timbul
setelah 3 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah
belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke
badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak
3. Stadium Konvalensi atau penyembuhan

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 8

Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut


hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai
normal bila tidak terjadi komplikasi.
J. KOMPLIKASI PENYAKIT CAMPAK
Adapun komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh
secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak diinginkan. adalah
terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian pada balita, keadaan inilah yang
menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis,
Bronchopneumonia, dan Enteritis

Bronchopneumonia

Bronchopneumonia dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel saluran pernafasan
sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia. Bronchopneumonia
dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus, Streptococcus, dan
Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran pernafasan maka Bronchopneumonia ini
dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.

Otitis Media Akut

Otitis media akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang
telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi
bakteri pada lap isan sel mukosa yang rusak karena invasi virus terjadi otitis media purulenta.

Ensefalitis

Ensefalitis adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai macam mikroorganisme (Hassan,
1997). Pada encephalitis terjadi peradangan jaringan otak yang dapat mengenai selaput
pembungkus otak dan medula spinalis.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh
virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen.

Enteritis

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 9

Enteritis terdapat pada beberapa anak yang menderita Campak, penderita mengalami muntah
mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
K. CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK
1. Cara Penularan
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup
Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili
atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili,
bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit
ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1
tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :

2.

Bayi berumur lebih dari 1 tahun

Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi

Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Cara Pencegahan Penyakit Campak


a.

Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor
predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan
primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang
tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.
Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 10

pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan


mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang
baik.
b.

Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok
beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk
terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktorfaktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk
mengeliminasi faktor-faktor tersebut.

1. Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai
Campak. Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota
keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak
adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya
campak dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum,
pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak
2. Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi
Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 15 bulan. Vaksin yang
digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia.
Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin
measles-mumps-rubella (MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,
sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan
penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2C - 8C atau
4C, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat
pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 11

Dimana imunisasi ini terbagi atas 2 yaitu :


Imunisasi aktif
Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi
berumur 9 bulan atau lebih. Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin
campak, yaitu (1) vaksin yang berasal dari virus campak hidup yang dilemahkan
(tipe Edmonstone B), dan (2) vaksin yang berasal dari virus campak yang
dimatikan (dalam larutan formalin dicampur dengan garam alumunium). Namun
sejak tahun 1967, vaksin yang berasal dari virus campak yang telah dimatikan
tidak digunakan lagi, oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara dan
dapat menimbulkan gejala atypical measles yang hebat. Vaksin yang berasal dari
virus campak yang dilemahkan berkembang dari Edmonstone strain menjadi strain
Schwarz (1965) dan kemudian menjadi strais Moraten (1968). Dosis baku minimal
pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5 ml, secara subkutan,namun
dilaporkan bahwa pemberian secara intramuskular mempunyai efektivitas yang sama.
Vaksin ini biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi denganondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Jika hanya mengandung campak vaksin diberikan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun.
Vaksin campak sering dipakai bersama-sama dengan vaksin rubela dan parotitis
epidemika yang dilemahkan, vaksin polio oral, difteri-tetanus-polio vaksin dan lainlain. Laporan beberapa peneliti menyatakan bahwa kombinasi tersebut pada umumnya
aman dan tetap efektif.
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum
konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif
untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan Immune
serum globulin (gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskuler, maksimal
15 ml dalam waktu 5 hari sesudah terpapar, atau sesegera mungkin. Perlindungan yang
sempurna diindikasikan untuk bayi, anak-anak dengan penyakit kronis, dan para kontak
di bangsal rumah sakit serta institusi penampungan anak. Setelah hari ke 7-8 dari masa
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 12

inkubasi, maka jumlah antibodi yang diberikan harus ditingkatkan untuk mendapatkan
derajat perlindungan yang diharapkan.Kontraindikasi vaksin : reaksi anafilaksis
terhadap neomisin atau gelatin, kehamilan imunodefisiensi (keganasan hematologi atau
tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi imunosupresan jangka panjang, infeksi
HIV dengan imunosupresi berat.
3. Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena
penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak
untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.

c.

Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat

timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang


ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif.
Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan
pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak memegang
peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d.

Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat

komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah perubahan dari


komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik
antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan
komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 13

pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang
dilakukan adalah :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan keadaan
hidup dengan komplikasi kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait juga sangat
diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para ahli sesama ilmu.

L. PENANGANAN YANG BENAR


Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau

sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.


Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya
kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi

campak.
Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan
daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan
terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini
masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang

masih lemah.
Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.
Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.
Anak perlu beristirahat yang cukup.

M. PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK


Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam
hal ini :

anak memerlukan istirahat di tempat tidur

kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila
suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 14

ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis
maksimum 600 mg/hari.

Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu

narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.

Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium


kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali.
Vitamin A dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat
tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin A
ditambah dengan 1500 IU tiap hari.

Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)

Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi komplikasi yang
timbul seperti :
Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka perlu
mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol.
Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan kebutuhan untuk
mengurangi edema otak, di samping pemberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu :

Hidrokostison 100 200 mg/hari selama 3 4 hari.

Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu., perlu dilakukan koreksi

elektrolit dan ganguan gas darah.


Bronchopneumonia, diberikan antibiotik ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4
dosis, sampai gejala sesak berkurang dan pasien dapat minum obat per oral. Antibiotik
diberikan sampai tiga hari demam reda.
Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi. Pemberian cairan intravena
dapat dipertimbangkan apabila terdapat enteritis dengan dehidrasi
N. IMUNISASI CAMPAK
Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.
Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 15

antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah
menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit
yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya campak hanya diderita sekali seumur hidup.
Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.
Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang
terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari,
gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata
kemerahabn dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, disebelah
dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga
mengalami diare. satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 3840,5 derajat celcius. Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang
merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil.
Awalnya haya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka,
tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian
tibih saja dan tidak banyak.
Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak
merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada
akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya
dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak.
Dalam kondisi ini tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan
konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati
berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif
mengatasi virus campak. Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa
terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain
bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi
yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru dan radang otak. Komplikasi ini yang
umumnya paing sering menimbulkan kematian pada anak.
O. USIA DAN JUMLAH PEMBERIAN
Sebanyak 1 kali, Pada usia 9 bulan. Dianjurkan, pemberian campak sesuai jadwal. Selain
karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya
menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak,
maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
P. EFEK SAMPING
IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 16

Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun
kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek
kemerahan mirip campak selama 3 hari.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin
membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi campak, sebenarnya bayi sudah
mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari
ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.
B. SARAN
Pemberian imunisasi harus dilakukan secara tepat. Orang tua harus mengetahui
mengapa, kapan, dimana dan berapa kali anaknya mendapatkan imunisasi. Orang tua juga
harus mengetahui bahwa pemberian imunisasi aman bagi anak, bahkan saat anak sedang sakit
ringan, mempunyai cacat fisik/mental atau mengalami malnutrisi (kekurangan gizi),sehingga
dapat mengurangi jumlah kematian pada anak tiap tahunnya.

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 17

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001. Keperawatan medikal Bedah. EGC : Jakarta
Donna L. Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC : Jakarta
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson. 1999. Ilmu Keperawatan Anak
Nelson, 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta. EGC
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak FKUI.
Jakarta
http://askep-akper.blogspot.com/2009/11/campak-measles-rubeola.html
http://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/11/askep-morbili/
http://www.akperppni.ac.id/askep-anak/campak-measles-rubeola

IMUNISASI CAMPAK STIKES ABDI NUSANTARA JAKARTA

Page 18

También podría gustarte