Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Revolusi Perancis
Revolusi Perancis merupakan suatu proses perubahan yang dimulai pada tahun 1789 sampai
1871. Perubahan secara besar-besaran itu terjadi ada tahun 1789, 1830, 1848, dan 1871.
Revolusi Perancis disebut jugaRevolusi Juli karena meletus pada tanggal 14 Juli 1789 sebagai
reaksi terhadap kekuasaan raja yang sewenang-wenang (absolut). Revolusi ini terjadi ketika
negara dalam keadaan sangat parah. Para pelaku revolusi ini adalah kaum Borjuis (golongan
masyarakat kota) yang ingin menggantikan peranan ulama dan kaum bangsawan dalam
pemerintahan.
Masyarakat kota (kaum borjuis) merupakan penentang utama dari pemerintah Raja Louis
XVI. Sejak pemerintahan Raja Louis XVI anggaran negara selalu mengalami defisit. Hal
tersebut disebabkan penghamburan uang negara oleh raja dan kaum bangsawan untuk pestapesta mewah. Ada pun tuntutan kaum borjuis itu adalah:
5. Menghambur-hamburkan uang yang dilakukan oleh permaisuri raja yakni Maria Antoinette.
6. Adanya pengaruh dari luar, yaitu perang kemerdekaan Amerika Serikat yang menentang
pendudukan Inggris di Amerika, yang pada waktu itu Perancis memberikan bantuannya
kepada Amerika di bawah pimpinan Jenderal Lafayette, sehingga sekembalinya dari Amerika
ia menyebarkan semangat dan cita-cita kemerdekaan, kebebasan, dan persamaan.
Situasi politik di Perancis semakin memanas dan puncaknya adalah serangan rakyat terhadap
penjara Bastille pada tanggal 14 Juli 1789. Penjara Bastille merupakan lambang kekuasaan
dan sewenang-wenangan Raja Louid, karena di tempat inilah para pemimpin rakyat
dipenjarakan. Dengan jatuhnya Bastille ke tangan rakyat Perancis, maka tahun 1791 Perancis
menjadi sebuah negara yang berbentuk Monarki Konstitusi (kerajaan berundang-undang) dan
Perancis berhasil membentuk sebuah konstitusi, kerajaan raja diatur oleh undang-undang.
Pada saat itu, pelarian kaum bangsawan Perancis dengan dibantu oleh kerajaan Prusia dan
Austria melakukan penyerangan untuk mengembalikan kekuasaan absolut di Perancis. Raja
Louis XVI pada tahun 1792 dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal lehernya.
Golongan bangsawan yang memperoleh kemenangan dalam revolusi mulai berebut untuk
berkuasa. Kaum terpelajar bergabung dalam partai Girondin yang menghendaki sistem
Monarki Konstitusional dan berhadapan dengan kaum rakyat jelata yang tergabung dalam
partai Montagne yang memilih sistem republik.
Kerajaan Perancis akhirnya diubah menjadi republik dengan membentuk Pemerintahan Terror
(sistem pemerintahan secara diktator) yang dipimpin oleh Robespierre (1792-1794) dari
partai Montagne, tetapi keadaan teta kacau. Setelah keadaan damai partai Girondin
mengadakan Cap deetats dan pemerintahan Robespierre berhasil digulingkan, ia dijatuhi
hukuman mati dengan pisau Guillotine.
Pada tahun 1795 Pemerintahan Terror diganti oleh pemerintahan Directoire (1795-1799) dari
partai Girondin, tetapi keadaan negara tetap kacau. Salah seorang anggota Directoire yaitu
Jenderal muda Napoleon Bonaparte (awalnya hanya seorang Kopral) berhasil menyelamatkan
Perancis dari kekacauan dan keberhasilannya ini membawa namanya menjadi terkenal dan
diangkat menjadi seorang Konsul pada republik Perancis.
Perancis berada dibawah kekuasaan Napoleon Bonaparte semakin baik. Oleh karena itu,
rakyat Perancis memberi kepeercayaan penuh, dan pada tahun 1804 ia mengangkat dirinya
menjadi Kaisar Perancis yang diresmikan oleh Paus Pius VII. Dalam melaksanakan
pemerintahan, Napoleon terpusat pada satu tangan, yaitu raja, tetapi juga liberal atau disebut
Verlicht Depoot (raja mutlak).
Sebenarnya, Absolutisme Napoleon timbul karena adanya Vacum of Power dalam Directoire.
Oleh karena itu, Absolutisme Napoleon tidak mungkin lepas dari hasil-hasil yang telah
dicapai dalam Revolusi Perancis. Ia melaksanakan pemerintahan dengan corak otokrasi.
Adapun langkah-langkah yang diambilnya untuk mengembalikan wibawa Perancis adalah
sebagai berikut:
1. Membentuk pemerintahan yang stabil dan kuat. Pemerintahan dilaksanakan dengan sistem
sentralisasi dan administrasi diseragamkan dan menghimpun hukum perdata (code civil).
3. Mengembalikan perdamain dalam negeri. Golongan bangsawan yang telah melarikan diri ke
luar negeri diterima kembali dengan syarat tidak menuntut kembali kekayaan yang telah
disita oleh negara.
1. Perang Koalisi I (1792-1797). Perancis melawan Austria, Prusia, Inggris, Spanyol, Belanda
dan Sardinia. Pada perang ini, Perancis mengalami kemenangan yang gemilang dan
merampas harta kekayaan dari negara-negara yang kalah, sehingga dapat mengembalikan
ekonomi Perancis yang sedang suram.
2. Perang Koalisi II (1799-1802). Lawan Perancis dalam erang ini adalah Austria, Rusia,
Inggris dan Turki. Perancis menang dan diakhiri denga perjanjian Amiens (1802).
3. Perang Koalisi III (1805). Austria, Rusia, Swedia, dan Inggris melawan Perancis. Wina
(Ibukota Austria) diduduki oleh Napoleon dalam pertempuran di Austerlizt (1805). Austria
dan Rusia dihancurkan oleh Napoleon dan diakhiri dengan perjanjian preszburg (1805).
4. Perang Koalisi IV (1806-1807). Lawan Perancis adalah Prusia, Rusia, dan Inggris. Dalam
pertempuran di Friedland (1807) Rusia kalah.
5. Perang Koalisi V (1809). Lawan Perancis adalah Inggris, Spanyol, Portugal, dan Austria.
6. Perang Koalisi VI (1813-1814). Dalam perang ini, Perancis mengalami kekelahan dalam
pertempuran di Leipzigh (1813). Napoleon kalah dalam menghadapi koalisi (gabungan).
Napoleon lari ke Perancis untuk mempertahankan Perancis dari serangan koalisi, tetapi usaha
ini gagal. Napoleon kalah dan turun dari tahtanya pada tahun 1814 dibuang ke pulau Elba.
Raja Perancis diganti oleh raja Louis XVIII (Adi Louis XVII). Dalam kekalahan ini, Perancis
menandatangani perjanjian Paris yang isinya adalah sebagai berikut:
7. Perang Koalisi VII (1815). Perancis yang berada dibawah Raja Louis XVIII menjadi lemah.
Pada tahun 1815, Napoleon kembali ke Perancis. Raja Louis XVIII mengirimkan tentaranya
dibawah pimpinan Marsekal Ney, tetapi mereka berbalik memihak Napoleon. Raja Louis
XVIII lari, kemudian Eropa membentuk koalisi VII untuk mengatasi Napoleon. Dalam
pertempuran tersebut, Napoleon menyerah untuk kedua kalinya. Ia dibuang ke Pulau St.
Helena sampai meninggal pada tahun 1821.
Revolusi Perancis yang dicetusi pada tanggal 14 Juli 1789 itu mempunyai beberapa pengaruh
dan perubahan di berbagai bidang, di antaranya adalah:
1) Bidang Politik:
2) Bidang Ekonomi:
3) Bidang Sosial:
Selain pengaruh dan akibat bagi dalam negeri, Revolusi Perancis juga membawa pengaruh
bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara luas, di antaranya adalah:
1. Bidang Politik
pemerintahannya. Siapa yang bersalah akan dikenakan sanksi hukum sesuai dengan
kesalahannya.
Berkembangnya sisitem demokrasi dan bentuk republik. Revolusi Perancis ditujukan untuk
menentang kekuasaan mutlak dan menggantikannya dengan sistem demokrasi yang
mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya. Perancis juga merintis
bentuk negara Republik yang kemudian banyak ditiru oleh negara-negara lain di dunia.
Indonesia sendiri menganut sistem pemerintahan demokrasi dalam bentuk negara Republuk,
karena sistem dan bentuk inilah yang paling sesuai di negara kita dan lebih mengutamakan
kepentingan rakyatnya.
Berkembangnya paham kesamaan derajat. Revolusi Perancis diarahkan pula pada usaha-usaha
menghapuska diskrimanasi dalam kedudukan, status sosial, agama, dan warna kulit. Rakyat
Perancis menuntut adanya pengakuan persamaan derajat, bukan pengkotak-kotakan seperti
yang terjadi waktu itu. Paham ini juga meluas ke seluruh negara di dunia, termasuk ke
Indonesia. Dengan adanya Revolusi Perancis yang menuntut adanya persamaan derajat,
banyak para pemimpin bangsa Indonesia yang memperjuangkan pengakuan adanya
persamaan derajat ini. Bahkan, sekarang persamaan derajat tidak hanya bagi kaum pria, tetapi
kedudukan kaum pria dan kaum wanita sama dalam hukum dan pemerintahan. Pengakuan
persamaan derajat itu kemudian berkembang pada pengakuan hak-hak asasi manusia.
Bahkan, pengakuan terhadap hak asai manusia kini telah membudaya secara intenasional.
2. Bidang Sosial-Ekonomi
Pengaruh Revolusi Perancis dalam bidang Sosial-Ekonomi dalam dijelaskan sebagai berikut:
Indonesia. Waktu itu, rakyat Indonesia diperbudak untuk menggarap sebagian tanahnya untuk
menanam tanaman yang laku di pasar Eropa.
Pemungutan pajak dilakukan secara adil dan merata. Sebelum Revolusi Perancis, rakyat
Perancis diperlakukan secara tidak adil dalam bidang perpajakan. Rakyat biasa dikenakan
untuk membayar pajak. Sebaliknya, kaum bangsawan bebas membayar pajak. Keberhasilan
Revolusi Perancis telah membawa keadilan, karena pajak dikenakan kepada seluruh rakyat,
tanpa pilih kasih.
Penghapusan sistem monopoli dalam perdagangan. Setelah terjadinya Revolusi Perancis juga
membawa perubahan di bidang ekonomi, terutama dalam bidang perdagangan. Pada masa
liberalisme, di Indonesia telah dihapuskan sistem monopoli diganti dengan kebebasan dalam
berusaha. Pada masa liberalisme, rakyat kita bebas dalam mengatur perekonomiannya, yang
ditandai dengan penghapusan sistem tanam paksa dan kerja rodi.