Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PLTP
1. PENDAHULUAN
1. 1. UMUM
a
Pedoman
ini
berlaku
juga
untuk
setiap
pemeriksaan
berkala
240
Pedoman
P
d
k i i i PLTP dimaksudkan
komisioning
di k dk sebagai:
b
i
3 Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan sebagai
pegangan untuk melaksanakan komisioning PLTP baik milik PIUKS,
PIUKU maupun milik PKUK agar pemeriksaan dan pengujian
instalasi PLTP dapat terlaksana dengan baik, seragam, transparan
untuk kepentingan kelaikan teknis instalasi PLTP, dengan tingkat
mutu (Acceptable Quality Level) yang disepakati bersama sebagai
dasar pemberian sertifikat pemeriksaan dan pengujian, khususnya
dari segi keselamatan, keamanan lingkungan dan juga dalam
tingkat tertentu,
tertentu keandalannya.
keandalannya
3
1.4. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Unit PLTP dalam pedoman ini adalah kesatuan
peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya
yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk
mengubah energi yang terkandung didalam uap dari perut bumi
menjadi tenaga mekanis dan terakhir menjadi tenaga listrik dengan
menggunakan uap sebagai penggerak utamanya.
242
1.5.
a
Lanjutan 1.5
3
g
Jadwal komisioning
Prosedur pengujian
Hasil pemeriksaan,
pemeriksaan pengujian dan pengukuran yang dilakukan oleh
kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau
formulir yang sesuai beserta evaluasinya.
Data-data
lain
yang
diperlukan
untuk
pengoperasian
dan
Lanjutan 1.6
a
246
Kriteria atau tolok ukur yang digunakan untuk menilai hasil-hasil uji
instalasi adalah:
3 Ketentuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut
spesifikasi
3 peralatan dan yang menyangkut garansi.
3 Standar yang berlaku
3 Sertifikat pengujian pabrik
3 Ketentuan-ketentuan
dari
pabrik
penjualnya
yang
telah
Hal-hal
l h l yang menyangkut
k
k
keandalan
d l
sistem, instalasi
l
PLTG harus
h
memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak.
Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak,
maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan atas dasar kesepakatan
bersama antara pemilik dan kontraktor.
248
Lanjutan 1.8
a
mencakup
k jumlah
j l h desimal
d i l yang digunakan
di
k dalam
d l
perhitungan
hi
serta
kriteria a pembulatan desimal .
249
Lanjutan 1.8
3
Semua
pihak
harus
sepakat
mengenai
hal-hal
yang
dapat
membatalkan pengujian.
9
sejauh
mana
hasil
pemeriksaan
bersama
dapat
yang
digunakan
untuk
menentukan
bahwa
a
a
a
Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihak
pembuat kepada pemesan yang diperlukan dalam serah terima
t
tersebut
b t adalah
d l h prosedur
d untuk
t k menentukan
t k
efisiensi
fi i
i teknis,
t k i dengan
d
cara melakukan pengukuran-pengukuran secara langsung yang
membandingkan antara energi panas yang diperlukan terhadap energi
yang dihasilkan,
d h lk
b
bewserta
sejumlah
l h kerugian-kerugian
k
k
yang terdapat
d
pada proses pembakaran dan sisa-sisa pembakarannya.
313
Lanjutan 5.1
a
314
Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja turbin uap dan unjuk
kerja generator.
Bagi turbin uap, pengujian unjuk kerja ini dimaksudkan untuk melakukan
verifikasi terhadap data-data yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.
Kegiatan pengujian unjuk kerja turbin uap tersebut umumnya melakukan
verifikasi terhadap data yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:
3 Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uap
3 Kebutuhan uap atau kebutuhan akan panas
3 Pengaturan kecepatan
3 Pengoperasian peralatan pengatur darurat.
Turbin Uap
3 Pengukuran output/daya mekanis
3 Pengukuran daya pompa air pengisi
3 Pengukuran daya listrik
3 Pengukuran aliran primer
3 Pengukuran aliran air menggunakan tangki
3 Pengukuran tekanan diferensial
3 Penentuan aliran uap dengan motode penurunan entalpi
3 Pengukuran
g
aliran tambahan
3 Pengukuran tekanan
3 Pengukuran temperatur
3 Pengukuran
e gu u a kwalitas
a tas uap
3 Pengukuran putaran
3 Pengukuran waktu periode uji
3 Pengukuran level air
3 Pengujian kebocoran kondensor
316
Lanjutan 5.3
a
Uji
j Heat Exchanger.
g
Hal-hal yang dilakukan pada Heat Exchanger yaitu:
3 Pengukuran tekanan masuk fluida primer
3 Pengukuran temperatur masuk fluida primer
3 Pengukuran tekanan keluar fluida primer
3 Pengukuran temperatur primer fluida primer
3 Pengukuran massa fluida primer
Pengukuran di atas masing-masing dilakukan pada kondisi:
Keadaan tanpa beban,
beban
Keadaan beban sedang dan
Keadaan beban penuh.
Unit Turbin - Generator
P
Pengujian
ji pada
d tahap
t h ini
i i terdiri
t di i dari
d i beberapa
b b
t h uji.
tahap
ji
3 Uji Sinkronisasi
Uji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa rangkaian
pengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung dengan benar, sehingga
perintah naik turunnya frekuensi (putaran turbin) dan tegangan generator
dapat dikendalikan secara otomatis, urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagai
berikut
Pemeriksaan
e e saa rangkaian
a g a a pe
pengawatan
ga ata da
dari PT Ge
Generator
e ato da
dan PT Bus
us .
Pemeriksaan putaran jasa
Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi saat
pemasukan PMT
317
Lanjutan 5.3
3
5.4. LAPORAN
319
G
Generator
t
d
dan
E it i adalah
Esitasi
d l h bagian
b i
d i sistem
dari
i t
k li t ik
kelistrikan
yang
sangat vital dari suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah
yang mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik.
Keadaan
beroperasi
suatu
generator
ditentukan
mulai
dari
pengujian
pengujian,
pengoperasian
dan
pemeliharaan
pemeliharaan.
269
3.4. PENGERTIAN
a
Sistem Generator .
Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata hubungan
kerja berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang diterima pada poros
rotor dari turbin uap menjadi energi listrik.
Subsistem
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian
dari sistem generator yang tersusun dalam tata hubungan kerja dan
mempunyaii fungsi
f
i tertentu.
t t t Contoh-contoh
C t h
t h subsistem
b i t
generator
t : Sistem
Si t
pembumian,sistem pengaman dan kontrol, peralatan bantu, perlengkapan.
Peralatan individu.
Adalah tiap-tiap
tiap tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau secara
mandirl sesua fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu: Motor AC/DC,
Panel, Batere, Relay pengaman.
Komisioning generator.
generator
Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat
pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat
"Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi
non aktif
ktif ke
k kondisi
k di i aktif
ktif dengan
d
melaksanakan
l k
k
k i t
kegiatan
pemeriksaan,
ik
pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem untuk pembuktian
terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan dan keandalan operasi.
271
3.5.
LAMBANG
272
273
274
Pengecekan Pemasangan.
Pengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannya
telah terdapat kecocokan dengan gambar. rencana serta peraturanperaturan yang berlaku.
berlaku
275
Lanjutan 3.9
a
Lanjutan 3.9
3
Saklar
S
kl Tegangan
T
Ti
Tinggi:
i
Pengukuran tahanan kontak utama
Penangkap Petir
Pengukuran
P
k
tahanan
h
i l i
isolasi
Pemutus Tenaga/daya:
Uji mekanis
Uji tahanan kontak utama
Uji tegangan kerja dalam keadaan kering
Pengukuran tahanan isolasi
Uji waktu
kt hubung
h b
(Cl i time
(Closing
ti
t t)
test)
Uji waktu buka (Opening time test)
Uji hubung buka (trip free operation test)
Uji ketidaksesuaian fasa.
fasa
Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan minimum
(85% tegangan pengenal suplai)
Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal
Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan
maksimum (110% tegangan pengenal suplai .
278
Lanjutan 3.9
3
Kapasitor Tenaga :
Kabel
atau
kabel
berisolasi
gas
g
tekan
dan
perlengkapannya:
Uji aliran
ali an minyak
min ak
bantu
serta
perlengkapannya
berfungsi
sebagaimana diinginkan.
diinginkan Untuk mengetahui/memastikan
apakah peralatan bantu serta perlengkapannya dapat
berfungsi sebelum dioperasikan, haruslah diaktifkan terlebih
dahulu pengujian serta pengukuran dari pada alat tersebut
secara individual.
279
Lanjutan 3.9
a
g
a.l. :
Relayy Pengaman
Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antara
lain:
Relay tanah
Lanjutan 3.9
a
Peralatan
P
l t bantu
b t
3 Motor AC dan DC
Pengujian yang dilakukan meliputi pengukuran tahanan isolasi
d belitan
dan
b li
serta unjuk
j k kerja
k j motor.
3 Batere dan Sistem pengisi batere.
Pengujian yang diberikan meliputi uji pengisian batere dan
kapasitas batere.
3 Panel Tegangan Rendah
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan pentanahan,
sistem interlock, indikator dan pengukuran tahanan isolasi relai.
a
a
a
281
282
Lanjutan 3.10
a
Relai Pengaman
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan rangkaian pengawasan
g g ,p
pemeriksaan tegangan
g g catu daya
y bantu
dari trafo arus dan trafo tegangan,
(DC).
Relai pengaman generator beserta perlengkapannya terdiri dari :
3
Relai underfrequency
283
Lanjutan 3.10
9 Relai overvoltage
9 Relai tegangan kurang (VUR)
9 Relai pengatur tegangan (AVR)
9 Relai minimum reactance
9 Relai gangguan tanah terbatas (REF)
9 Relai motor earth fault
9 Relai stator earth fault
9 Overfleex alarm
9 Overfleex trip
284
Sistem eksitasi
3 Trafo eksitasi
Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tahanan isolasi
belitan primer dan sekunder, pemeriksaan rangkaian kontrol
dan sistem pengaman,
3 Automatic Voltage Regulator
Penyetelan dari kalibrasi AVR dilakukan berdasarkan buku
petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
285
keselamatan
kerja
j
dan
keselamatan
umum
serta
286
Lanjutan 3.12
a
Dalam
D
l
menilai/mengevaluasi
il i/
l
i hasil
h il pengujian
ji
d l
dalam
k i i i
komisioning,
tid k
tidak
dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa
kesepakatan antara lain :
3 Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang
akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai
ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasiari serta
akhir setiap pengujian.
3 Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan
digunakan untuk menghitung faktor
kesalahan untuk
mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang
dapat
ditoleransi
tanpa
harus
mengulangi
pengujian.
Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakulp jumlah desimal yang
digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal.
3 Semua p
pihak harus sepakat
p
mengenai
g
hal-hal yyang
g dapat
p
membatalkan pengujian.
287
Lanjutan 3.12
9
Semua p
pihak harus sepakat
p
mengenai
g
besaran-besaran ataupun
p
batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan
berhasil baik dalam pengujian akan komisioning
288
3.13. LAPORAN
a
Laporan
komisioning
pemeriksaan
dan
Generator
pengujian
dan
serta
Eksitasi
memuat
hasil
kekurangan-kekurangannya
kekurangan
kekurangannya
pengamatan
atau
pengukuran
selama
pengujian
oleh
kontraktor
dan
Tim
komisioning
dan
Tim
289
290
Dalam hal
hal-hal
hal khusus,
khusus atas kesepakatan bersama secara tertulis antara
pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau
pengecualian,
291
4.4. PENGERTIAN
a
S b i t
Subsistem.
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan
g
dari sistem ketel uap
p .yang
y g tersusun dalam tata hubungan
g kerja
j
bagian
dan mempunyai fungsi tertentu. Contoh-contoh subsistem ketel uap:
Subsistem bahan bakar, Subsistem udara dan gas, Subsistem air
pengisi,
i i Subsistem
S b i t
k t l
kontrol.
Peralatan individu.
p p p
peralatan dari subsistem ketel uap
p yyang
g ditinjau
j
Adalah tiap-tiap
secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu.
293
Lanjutan 4.4
a
294
4.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja ketel uap merujuk
lambang yang dipakai pada IEC pbl.
295
296
Standar
yang
digunakan
sebagal
rujukan
(referensi)
dalam
Standar SNI:
SNI No..:
SNI No. : Persyaratan peralatan uji & ukur
IEC
297
Pengecekan Pemasangan.
Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah
terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturanperaturan yang berlaku.
Lanjutan 4.9
3 Pemeriksaan visual adalah pemeriksaan konstruksi dari pada
trafo, yang mencakup :
Pencatatan papan nama
Tangki dan radiator
Kondesi isolator/bushing
Perlengkapan (pengaman tekanan lebih & konservator)
Termometer
Panel Trafo
Peralatan Penyadap
Pentanahan
Pengunci terhadap pondasi
3 Sedangkan pengujian karakteristik antara lain mencakup :
Pengujian ketahanan dielektrik dan tegangan tembus
minyak
Pengecekan rasio
Pengecekan kelompok hubungan
Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran arus eksitasi sadapan
Pengujian tegangan tinggi
300
Lanjutan 4.9
9 Untuk pengujian kerja dan alat bantu mencakup hal-hal sbb :
Relai Bucholz
Termometer
Kipas
Ki
angin
i
Pompa sirkulasi minyak
Peralatan sadapan
Relai tekanan lebih tangki utama
Relai telkanan lebih sadapan
Relai oil level
9 Pemeriksaan tahanan pentanahan antara lain :
Pencatatan papan nama
Penempatan
Isolator
Hantaran
Kotak Terminal
Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran tahanan pentanahan
Pengecekan trafo arus yang terpasang.
301
Lanjutan 4.9
a
Lanjutan 4.9
a
Pengujian Pemisah
3 Pengujian pemisah dilaksanakan dari pemeriksaan visual dan
dari pengujian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lain
memeriksa
Papan nama
Pemasangan
Bushing
Panel kontrol lokal
Pemasangan kawat pentanahan
3 Pengujian Karakteristik antara lain :
Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran tahanan kontak
Pemeriksaan kerja dari lokal secara mekanis dan elektris
Pemeriksaan interlok mekanis dan elektris
Pemeriksaan fungsi kontak bantu
Pemeriksaan indikasi buka/tutup
Pengujian tegangan tinggi
303
Lanjutan 4.9
3
Pengujian
P
ji Penangkal
P
k l Petir
P ti
Pengujian penangkal petir dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
visual dan pengujian karakteristik.
Pemeriksaan visual antara lain memeriksa
Papan nama
Pemasangan
Bushing
Hantaran
Kotak terminal
Pemasangan kawat pentanahan
Pengujian
g j
karakteristik antara lain:
Pengukuan tahanan isolasi
Pemeriksaan kerja penghitung kerja
Lanjutan 4.9
3 Pemeriksaan Meter
P
Pemeriksaan
ik
meter
t dilaksanakan
dil k
k cara pemeriksaan
ik
visual
i
l dan
d
pemeriksaan unjuk kerja meter-meter yang diperiksa antara lain:
Ampere meter
Volt meter
Watt meter
VAR meter
KWH meter
KVARH meter
Cos
C dan
d meter
t
Freq meter
305
Lanjutan 4.9
9 Pengujian kabel tegangan tinggi
Pengujian kabel tegangan tinggi dilaksanakan dengan cara
pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik.
Pengujian
g j
karakteristik antara lain :
Pengukuran tahanan isolasi
Pengujian tegangan tinggi
Pengujian fungsi relai isolasi
306
Lanjutan 4.10
a
3
a
Sistem alarm
308
309
Lanjutan 4.11
a
D l
Dalam
menilai/mengevaluasi
il i/
l
i hasil
h il pengujian
ji
d l
dalam
k i i i
komisioning,
tid k
tidak
dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan
g demikian maka harus ditempuh
p
beberapa
p kesepakatan
p
antara lain :
3
untuk
menghitung
faktor
kesalalhan
untuk
ditoleransi
tanpa
harus
mengulangi
pengujian.
Lanjutan 4.11
9
Semua
digunakan
pihak
yang
harus
berkaitan
dengan
komisioning,
atau
4.12. LAPORAN
a
Laporan komisioning
312
Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihak
pembuat kepada pemesan yang diperlukan dalam serah terima
t
tersebut
b t adalah
d l h prosedur
d untuk
t k menentukan
t k
efisiensi
fi i
i teknis,
t k i dengan
d
cara melakukan pengukuran-pengukuran secara langsung yang
membandingkan antara energi panas yang diperlukan terhadap energi
yang dihasilkan,
d h lk
b
bewserta
sejumlah
l h kerugian-kerugian
k
k
yang terdapat
d
pada proses pembakaran dan sisa-sisa pembakarannya.
313
Lanjutan 5.1
a
314
Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja turbin uap dan unjuk
kerja generator.
Bagi turbin uap, pengujian unjuk kerja ini dimaksudkan untuk melakukan
verifikasi terhadap data-data yang dijamin oleh pabrik pembuatannya.
Kegiatan pengujian unjuk kerja turbin uap tersebut umumnya melakukan
verifikasi terhadap data yang dijamin oleh pihak pabrik dalam hal:
3 Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uap
3 Kebutuhan uap atau kebutuhan akan panas
3 Pengaturan kecepatan
3 Pengoperasian peralatan pengatur darurat.
Turbin Uap
3 Pengukuran output/daya mekanis
3 Pengukuran daya pompa air pengisi
3 Pengukuran daya listrik
3 Pengukuran aliran primer
3 Pengukuran aliran air menggunakan tangki
3 Pengukuran tekanan diferensial
3 Penentuan aliran uap dengan motode penurunan entalpi
3 Pengukuran
g
aliran tambahan
3 Pengukuran tekanan
3 Pengukuran temperatur
3 Pengukuran
e gu u a kwalitas
a tas uap
3 Pengukuran putaran
3 Pengukuran waktu periode uji
3 Pengukuran level air
3 Pengujian kebocoran kondensor
316
Lanjutan 5.3
a
Uji
j Heat Exchanger.
g
Hal-hal yang dilakukan pada Heat Exchanger yaitu:
3 Pengukuran tekanan masuk fluida primer
3 Pengukuran temperatur masuk fluida primer
3 Pengukuran tekanan keluar fluida primer
3 Pengukuran temperatur primer fluida primer
3 Pengukuran massa fluida primer
Pengukuran di atas masing-masing dilakukan pada kondisi:
Keadaan tanpa beban,
beban
Keadaan beban sedang dan
Keadaan beban penuh.
Unit Turbin - Generator
P
Pengujian
ji pada
d tahap
t h ini
i i terdiri
t di i dari
d i beberapa
b b
t h uji.
tahap
ji
3 Uji Sinkronisasi
Uji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa rangkaian
pengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung dengan benar, sehingga
perintah naik turunnya frekuensi (putaran turbin) dan tegangan generator
dapat dikendalikan secara otomatis, urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagai
berikut
Pemeriksaan
e e saa rangkaian
a g a a pe
pengawatan
ga ata da
dari PT Ge
Generator
e ato da
dan PT Bus
us .
Pemeriksaan putaran jasa
Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi saat
pemasukan PMT
317
Lanjutan 5.3
3
5.4. LAPORAN
319
Instalasi
listrik
penerangan
yang
dan
pembangkitan
pembangkitan.
dimaksud
instalasi
Instalasi
ini
daya
adalah
instalasi
untuk
terpasang
listrik
menunjang
pada
bangunan
untuk
kegiatan
utama
321
6.3. TUJUAN
a
P d
Pedoman
k i i i instalasi
komisioning
i t l i penunjang
j
i i dimaksudkan
ini
di k dk sebagai:
b
i
3
Acuan bagi
g semua p
pihak terkait untuk mengetahui
g
tanggung
gg g
jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan
jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.
6.4. PENGERTIAN
a
Instalasi penerangan.
Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata
hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan
energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah
menjadi
d cahaya
h
untukk kepentingan
k
pencahayaan
h
Instalasi daya.
Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata
hubungan kerja berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan
energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah
menjadi energi bentuk lain seperti energi mekanis pada motor listrik
d energii panas pada
dan
d peralatan
l t pemanas .
323
6.5. LAMBANG
a
324
325
Standar
yang
digunakan
sebagal
rujukan
(referensi)
dalam
326
Pengecekan Pemasangan
Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah
terdapat kecocokan dengan gambar
gambar-gambar
gambar rencana serta peraturan
peraturanperaturan yang berlaku.
P
Pengecekan
k kondisi
k di i isolasi.
i l i
327
LAMPIRAN
FORMULIR PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTP
N0
1.
2.
MATA UJI
Turbin Uap
a. Pengukuran output/daya mekanis
b. Pengukuran daya pompa air pengisi
c. Pengukuran daya listrik
d. Pengukuran aliran primer
e
e.
Pengukuran aliran air menggunakan tangki
f. Pengukuran tekanan diferensial
g. Penentuan aliran. tiap dengan motode penurunan entalpi
h. Pengukuran aliran tambahan
i.
Pengukuran tekanan
j. Pengukuran temperatur
k. Pengukuran
g
kwalitas uap
p
l.
Pengukuran putaran
m. Pengukuran waktu periode uji
n. Pengukuran level air
o. Pengujian kebocoran kondensor
2.1. Pengukuran tekanan masuk fluida primer
a. Pengukuran temperatur masuk fluida primer
b
b.
P
Pengukuran
k
t k
tekanan
k l
keluar
fl id primer
fluida
i
c. Pengukuran temperatur keluar fluida primer
d. Pengukuran massa fluida primer
e. Pengukuran tekanan masuk fluida sekunder
f. Pengukuran temperatur masuk fluida sekunder
g. Pengukuran tekanan keluar fluida sekunder
h. Pengukuran temperatur keluar fluida sekunder
i.
Pengukuran massa fluida sekunder
2.2 Uji Heat Exchanger pada kondisi beban sedang:
a. Pengukuran tekanan masuk fluida primer
b. Pengukuran temperatur masuk fluida primer
c. Pengukuran tekanan keluar fluida primer
d. Pengukuran temperatur keluar fluida primer
e. Pengukuran massa fluida primer
f. Pengukuran tekanan masuk fluida sekunder
g. Pengukuran temperatur masuk fluida sekunder
h. Pengukuran tekanan keluar fluida sekunder
i.
Pengukuran temperatur keluar fluida sekunder
j. Pengukuran massa fluida sekunder
PROSEDUR UJI
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No.
dan
Standar
serta referensi yg
disepakati
disepakati.
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No. dan Standar
serta
referensi yg
disepakati.
p
KRITERIA
HASIL UJI
Berdasarkan
pasal/ayat
kontrak No.
dan Standar
serta
referensi yg
disepakati.
Berdasarkan
pasal/ayat
kontrak No.
dan Standar
serta
referensi yg
disepakati.
329
LAMPIRAN
No
3.
MATA UJI
PROSEDUR UJI
KRITERIA
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No.
dan
Standar serta
referensi yg
disepakati.
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No.
dan
Standar serta
referensi yg
disepakati.
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No.
dan Standar
serta
referensi yg
disepakati.
Berdasarkan
pasal/ayat kontrak
No.
dan Standar
serta
referensi yg
disepakati.
HASIL UJI
331
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
TAHAPAN DAN KEGIATAN KOMISIONING PLTP
UJI PARALEL
PEMASANGAN
SELESAI
(CONSTRUCTION)
(ESSENTIALY)
(COMPLETE)
JALAN
AWAL
SERAH T
(TAKING
MULAI
KONSTRUKSI
A
MASA
KONSTRUKSI/
PEMASANGAN
UJI
UJI
*
UJI
UJI
BEBAN LEPAS BEBAN
KEANDALANUNJUK KERJA
(LOADING)
LOAD REJECTION
(REABILITYPERFORMANCE
M
(TEST)
TEST)
N
TEST)
TEST)
UJI SUBSISTEM
KETERANGAN:
A
=
Uji Pra Komisioning
B
=
Pemeriksaan Pendahuluan
C
=
Uji Individu
D
=
Uji Sequential Interlock
E
=
Uji Proteksi Injeksi Primer (Protection Primary Injection Test)
F
=
Uji Kontrol Eletrik/Pneumatic
G
=
Uji Simulasi (Simulation Test)
H
=
Uji Jalan Subsistem
I
=
Pembersihan Kimia (Chemical Cleaning)
J
=
Pembersihan Pipa dengan Uap (Steam Blow Out)
K
=
Uji Tekanan Naik dan Katup Keselamatan (Pressure Up& Safety Valve Test)
L
=
Ujij Kendali Ketel Otomatis ((Automatic Boiler Control Test))
M
=
Uji Kendali Pembakaran Otomatis (Automatic Combustion Control Test)
N
=
Pemeriksaan (Inspection)
*
Pemeriksaan (Inspection) sistem Ketel Uap dapat dilaksanakan sebelum atau sesudah Uji Keandalan (Reliability Test)
**
Sinkronisasi, meliputi sistem Ketel Uap dan Turbin Uap sebagai Unit PLTP
332