Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
(campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga
merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan
massa(mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
Kristalisasi pada teknik kimia terjadi pada suatu kristalisator.
Proses kristalisasi terdiri dari tiga peristiwa, nukleasi utama dan pertumbuhan kristal.
Nukleasi adalah langkah di mana molekul-molekul zat terlarut terdispersi dalam pelarut awal
untuk mengumpulkan ke dalam kelompok, pada skala nanometer (meninggikan konsentrasi
zat terlarut dalam suatu daerah kecil), yang menjadi stabil di bawah kondisi operasi saat ini.
Kelompok ini stabil merupakan inti atom. Namun, ketika kelompok tidak stabil, mereka larut
kembali. Oleh karena itu, kelompok harus mencapai ukuran kritis agar menjadi inti stabil.
Ukuran kritis tersebut ditentukan oleh kondisi operasi (suhu, jenuh, dll). Hal ini pada tahap
nukleasi bahwa atom mengatur secara jelas dan periodik yang mendefinisikan struktur kristal
- dicatat bahwa "struktur kristal" adalah istilah khusus yang mengacu pada pengaturan relatif
dari atom, bukan sifat makroskopik dari kristal (ukuran dan bentuk), meskipun atom-atom
tersebut adalah akibat dari struktur kristal internal.
Pertumbuan kristal adalah pertumbuhan berikutnya dari inti yang berhasil mencapai
ukuran cluster kecil. Nukleasi dan pertumbuhan terus terjadi secara bersamaan saat jenuh ada.
Jenuh adalah kekuatan pendorong kristalisasi tersebut, maka laju nukleasi dan pertumbuhan
didorong oleh jenuh yang ada dalam larutan. Tergantung pada kondisi, baik nukleasi atau
pertumbuhan mungkin dominan atas yang lain, dan sebagai hasilnya, kristal dengan berbagai
ukuran dan bentuk yang diperoleh (kontrol ukuran dan bentuk kristal merupakan salah satu
tantangan utama dalam industri manufaktur, seperti untuk obat-obatan). Setelah jenuh sudah
habis, sistem padat-cair mencapai keseimbangan dan kristalisasi selesai, kecuali kondisi
operasi yang dimodifikasi dari kesetimbangan sehingga supersaturate solusi lagi.
Banyak senyawa memiliki kemampuan untuk mengkristal dengan struktur kristal
yang berbeda, fenomena yang disebut polimorfisme. Setiap polimorf sebenarnya adalah
termodinamika berbeda solid state dan kristal polimorf dari pameran sifat senyawa yang sama
fisik yang berbeda, seperti laju disolusi, bentuk (sudut antara aspek dan tingkat segi
pertumbuhan), titik leleh, dll Untuk alasan ini, polimorfisme adalah utama pentingnya dalam
pembuatan industri produk kristal.
Tahap-tahap pembentukan kristalisasi antara lain adalah :
1. Kondisi supersaturasi yaitu kondisi yang lewat jenuh
2. Nukleasi merupakan pembentukan kristal setelah terjadi kondisi supersaturasi
3. Pertumbuhan kristal. pertumbuhan/perkembangan molekul kristal dari fase
nucleation hingga mencapai keseimbangan (Equilibrium state).
Untuk mendapatakan kondisi supersaturasi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
diantaranya adalah pendinginan, penguapan solven, penambahan larutan lain (non solven),
atau reaksi kimia. Pada proses pendinginan solubilitas padatan dalam cairan akan menurun
seiring dengan penurunan suhu (pendinginan) namun hanya terjadi untuk larutan yang
dipengaruhi suhu. Penguapan solven akan mengakibatkan konsentrasi larutan menjadi
semakin pekat. Penambahanlarutanlain (non solven) disini untuk nenurunkan solubilitas
padatan.
Ketika suatu cairan atau larutan telah jenuh, terdapat termodinamika yang mendorong
kristalisasi. Molekul-molekul cenderung membentuk kristal karena pada bentuk kristal,
energi sistem mencapai minimum. Selama nukleasi atau pembentukan inti kristal, molekul
dalam wujud cair mengatur diri kembali dan membentuk klaster yang stabil dan
mengorganisasikan diri membentuk matriks kristal.
Pada proses nukleasi dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Nukleasi Primer. Setelah kondisi supersaturasi dicapai, langkah pertama
adalah membentuk inti kristal primer, yang akan merangsang pembentukan
kristal. Untuk membentuk inti kristal primer, jika dibuat dari larutan induk,
maka beda konsentrasi larutan lewat jenuh dengan konsentrasi jenuh sebagai
driving force proses kristalisasi harus dibuat besar (membutuhkan energi yang
sangat besar) namun untuk skala industri tidak efisien. Lebih disukai cara
penambahan kristal yang sudah jadi, untuk menginisiasi pembentukan inti
kristal primer.
2. Nukleasi Sekunder. Pada fase ini, kristal tumbuh dikarenakan kontak antara
kristal dan larutan. Nukleasi sekunder membutuhkan bibit atau kristal yang
sudah jadi untuk merangsang pertumbuhan kristal yang baru.
Beberapa parameter yg mempengaruhi terbentuknya inti kristal antara lain :
1. Kondisi lewat dingin larutan
Semakin dingin larutan waktu induksi (waktu yg diperlukan sampai inti kristal
terbentuk) akan semakin pendek.
2. Suhu
Penurunan suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat.
3. Sumber inti kristal
Inti yg terbentuk pada pembentukan tipe heterogen memiliki kecendrungan
mempercepat kristalisasi
4. Viskositas
Ketika viskositas meningkat akibat menurunnya suhu dan meningkatnya
konsentrasi larutan, proses pembentukan inti kristal akan terbatasi. Hal ini
disebabkan berkurangnya pergerakan molekul pembentuk inti kristal dan
terhambatnya pindah panas sebagai energi pembetukkan inti kristal
5. Kecepatan Pendinginan
Pendingingan yang cepat akan menghasilkan inti kristal yang lebih banyak
dibandingkan pendinginan lambat
6. Kecepatan agitasi
Proses agitasi mampu meningkatkan laju pembentukan inti kristal. Agitasi
menyebabkan pindah massa dan pindah panas berjalan lebih efisien.
7. Bahan tambahan dan pengotor
Bahan-bahan tambahan dapat berperan untuk membantu atau menghambat
pembentukan inti kristal
8. Densitas massa kristal
Jumlah kristal yang terdapat dalam satu unit volume yang terdapat dalam
larutan akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan setiap kristal.
Pertumbuhan kristal dimana fase ini sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dari larutan,
suhu, energi yang dipakai untuk berada pada tahap ini (misalnya agitasi) dan tambahan
eksternal (memakai molekul kristal kembali seeding agent).
Dipandang dari asalnya, kristalisasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu :
1. Kristalisasi dari larutan ( solution )
Merupakan proses kristalisasi yang umum dijumpai di bidang Teknik
Kimia, seperti pembuatan produk-produk kristal senyawa anorganik maupun
organic contohnya urea, gula pasir, sodium glutamat, asam sitrat, garam dapur,
tawas, fero sulfat dll.
2. Kristalisasi dari lelehan ( melt )
Dikembangkan khususnya untuk pembuatan silicon single kristal yang
selanjutnya dibuat silicon waver yang merupakan bahan dasar pembutan chipchip integrated circuit ( IC ). Proses Prilling ataupun granulasi sering
dimasukkan dalam tipe kristalisasi ini.
3. Kristalisasi dari fasa Uap
Proses ini adalah proses sublimasi-desublimasi dimana suatu senyawa
dalam fasa uap disublimasikan membentuk kristal. Dalam industri prosesnya
bisa meliputi beberapa tahapan untuk mendapatkan produk kristal yang murni.
Contoh pemisahan suatu senyawa dari campurannya melalui tahapan proses :
Padat
cair
uap
padat kristalin.
Contohnya: pemurnian anthracene, anthraquinon, camphor
Berdasarkan metode pembentukan larutan supersaturation, kristalisasi dibedakan
menjadi:
Cooling crystallization
Evaporative crystallization
salting out crystallization
Reactive crystallization
Pustaka :
Ken Toyokura et all : Crystallization Volume I & II , JACE Design Manual Series, Tokyo
1982.
Geankoplis, C. J. (1995). Transport Processes and Unit Operation, third edition, Allyn and
Bacon, Inc., Boston.