Está en la página 1de 6

Home

Contact

Categories

Anime

Staf

Portfolio

Guestbook

INVESTASI DALAM KAS


1. ALIRAN KAS DALAM PERUSAHAAN
Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus-menerus atau kontinyu,
misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji,
dsb. Disamping itu ada juga aliran kas keluar (cash inflow) yang bersifat tidak kontinyu atau
bersifat intermittent, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, dividend, pajak
penghasilan atau laba, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan,
pembelian aktiva tetap, dsb. Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash
inflow) di dalam perusahaan. Di dalam cash inflow terdapat aliran yang yang bersifat
kontinyu dan yang bersifat intermittent.
Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalkan aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dsb. Sedangkan yang bersifat tidak
kontinyu misalkan aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan,
penjualan saham, penerimaan kredit dari Bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai,
dsb. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung terus selama
hidupnya perusahaan.
Gambar 1. Aliran kas dalam perusahaan

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PERSEDIAAN KAS


MINIMAL
Kas adalah salah satu unsure modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti makin tinggi tingkat
likuiditasnya. H.G. guthmann menyatakan bahwa jumlah kas yang ada di dalam perusahaan
yang well finance hendaknya tidak kurang dari 5% sampai 10% dare jumlah aktiva lancer.
Persediaan besi kas (persediaan kas minimal) ialah jumlah minimal dari kas yang
harus dipertahankan oleh perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktuwaktu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan besi kas suatu
perusahaan dapatlah disebutkan terutama:
a. Perimbangan Antara Aliran Kas Masuk Dengan Aliran Kas Keluar
Berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai jumlahnya maupun waktunya akan
dapat dipenuhi dari penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai
persediaan besi kas yang benar. Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan karena
adanyaa kesesuaian antara syarat pembelian dengan syarat penjualan.
b. Penyimpangan Terhadap Aliran Kas Yang Diperkirakan
Untuk menjaga likuiditas perusahaan perlu membuat perkiraan atau estimasi
mengenai aliran kas di dalam perusahaannya. Penyimpangan yang merugikan dalam aliran
kas keluar misalnya karena adanya pemogokan, banjir, angin puyuh dan bencana alam
lainnya, adanya perubahan peraturan pemerintah mengenai pengupahan buruh, sehingga
perusahaan harus sering mengadakan pengeluaran ekstra. Penyimpangan yang merugikan
dalam aliran kas masuk misalnya terjadi karena kegagalan langganan untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya. Bagi perusahaan yang sering mengalami penyimpangan yang
merugikan dalam aliran kasnya dirasakan perlu untuk mempertahankan adanya persediaan
besi kas yang relative besar.
c. Adanya Hubungan Yang Baik dengan Bank-Bank
Hal ini akan mempermudah baginya untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi
kesukaran finansiilnya, baik disebabkan karena adanya peristiwa yang diduga maupun tidak

3.

1)
2)

a)
b)
c)
d)
1)
2)
3)

diduga sebelumnya. Bagi perusahaan ini tidak perlu mempunyai persediaan besi kas yang
besar.
BUDGET KAS
Budget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan
dating. Budget kas dapat disusun untuk periode bulanan atau kuartalan. Budget kas dapat
dibedakan dalam dua bagian, yaitu:
Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari: hasil penjualan tunai; piutang yang
terkumpul; penerimaan bunga, dividen; hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaanpenarimaan lain.
Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk: pembelian bahan mentah; pembayaran
utang-utang; pembayaran upah buruh; pengeluaran untuk biaya penjualan; biaya administrasi
and umum; pembayaran bunga, dividen, tantieme, pajak, premi asuransi, pembelian aktiva
tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain.
Budget kas disusun agar supaya pimpinan perusahaan dapat mengetahui:
Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan;
Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasinya perusahaan;
Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas;
Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali.
Penyusutan budget kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan.
Transaksi disini merupakan transaksi operasionil.
Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari Bank atau sumber-sumber
dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasinya
perusahaan. Transaksi disini merupakan transaksi finansiil.
Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansiil, dan budget kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi
operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas keseluruhan.
Untuk lebih jelasnya bagaimana menyusun budget kas dapat diberikan contoh di bawah ini.
Contoh soal 1
Perusahaan widi menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas selama 6
bulan pertama dalam tahun 1975 sbb:
Estimasi peneriman:

Estimasi pengeluaran:

Berdasarkan data tersebut kita dapat menyusun budget kas untuk tahap pertama, yaitu
estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasinya perusahaan (operating
transactions).
Tabel 1.
Perusahaan WIDI
Budget penerimaan dan pengeluaran kas untuk operasinya perusahaan
(transaksi operasionil)
Selama 6 bulan pertama tahun 1975 (dalam ribuan rupiah)

Dari estimasi penerimaan dan pengeluaran transaksi operasionil sebagaimana Nampak


dalam skedul tersebut diatas kita dapat mengetahui bahwa selama 6 bulan mendatang
perusahaan akan dalam keadaan ilikuid dalam bulan januari dan februari, sedangkan untuk
bulan-bulan lainnya keadaan likuiditasnya cukup baik. Berhubungan dengan ini maka kita
harus mengadakan transaksi financial untuk dapat menjutup deficit untuk 2 bulan tersebut
beserta menentukan waktu pembayaran kembalinya kredit dan pembayaran bunganya. Untuk
keperluan itu kita perlu menyusun skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan
bunga.
Untuk keperluan penyusunan skedul tersebut diperlukan tambahan data sbb:
1) Estimasi saldo kas pada akhir bulan desember 1974 = Rp 100.000,00.
2) Persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp50.000,00.
3) Pinjaman dari Bank x diterima pada permulaan bulan dan pembayarab bunga dilakukan
pada akhir bulan. Pembayaran kembali utang dilakukan pada permulaan bulan. Bunga bank
ditetapkan sebesar 2% perbulan.
Berdasarkan data tambahan tersebut perlulah kita menentukan berapa besarnya kredit
yang akan diminta dari bank untuk bulan januari dan februari. Deficit bulan januari sebesar
Rp400.000,00 persediaan besi kas ditetapkan sebesar Rp50.000,00. Pada permulaan bulan
januari tersedia uang kas sebesar Rp100.000,00. Bunga kredit 2% yang harus dibayar pada
akhir bulan. Atas dasar data tersebut dapat diperhitungkan besarnya kredit yang akan diminta
yaitu sebesar:
400.000 + 50.000 100.000 + 2/100 X = X
X = 357.143,00.
Kalau kita meminjam dari Bank sebesar Rp357.143,00 maka pada akhir bulan januari
saldo kas adalah sebesar persediaan besi kas. Adapun perhitungannya adalah sbb:

Dalam contoh ini misalnya ditetapkan besarnya jumlah kredit yang diminta dari Bank
X untuk bulan januari sebesar Rp360.000,00 dan untuk bulan februari sebesar
Rp330.000,00. Pembayaran kembali kredit tersebut sebagian akan dilakukan pada permulaan
bulan april sebesar Rp200.000,00 dan sisanya sebesar Rp490.000,00 dibayar pada permulaan
bulan mei. Berdasarkan data tersebut dapatlah disusun skedul penerimaan dan pembayaran
pinjaman dan bunga yang merupakan transaksi financial. Seperti di bawah ini.
Tabel 2.
Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman dan bunga (dalam ribuan
rupiah).

keterangan:

P.B. = Permulaan bulan


A.B. = Akhir bulan
Sebagai tahap terakhir dalam penyusunan budget kas tersebut adalah penyusunan
budget kas final yang merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi financial,
yang menggambarkan esimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.
Tabel 3. Perusahaan widi
Budget kas selama 6 bln Pertama th 1975 (dalam ribuan rupiah)

También podría gustarte