Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
DI MASYARAKAT MODERN
perkembangan ilmu
2.
perkembangan teknologi
3.
perkembangan industri
perkembangan ekonomi
Aspek Teknologi :
1. Teknologi merupakan factor utama untuk menunjang kehidupan kearah
kemajuan atau modernisasi.
2. Sebagai hasil ilmu pengetahuan dengan kemampuan produksi dan efisiensi
yang tinggi.
Aspek Pranata Sosial :
I. Pranata Agama :
Relatif kurang terasa dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, diaibatkan
karena sekularisme
II. Pranata Ekonomi :
1. Bertumpu pada sektor Indusri Pembagian kerja yang lebih tegas dan
memiliki batas-batas yang nyata.
2. Pembagian kerja berdasarkan usia dan jenis kelamin kurang terlihat.
3. Kesamaan kesempatan kerja antar priadan wanita sangat tinggi.
4. Kurang mengenal gotong-royong.
5. Diobedakan menjadi tiga fungsi, yaitu: produksi distribusi, dan
konsumsi.
6. Hampir semua kebutuhan hidupmasyarakat diperoleh melalui pasar
dengan menggunakan uang sebagai alat tukar yang sah.
III. Pranata Keluarga :
1. Ikatan kekeluargaan sudah mulai lemahdan longgar, karena cara hidup
yang cenderung inidividualis.
2. Rasa solidaritas berdasarkan kekerabatan umumnya sudah mulai
menipis.
V. Pranata Politik :
Adanya pertumbuhan dan berkembangnya kesadaran berpolitik sebagai
wujud demokratisasi masyarakat.
Kebudayaan Modern
Proses akulturasi di Negara-negara berkembang tampaknya beralir secara
simpang siur, dipercepat oleh usul-usul radikal, dihambat oleh aliran kolot, tersesat dalam
ideologi-ideologi, tetapi pada dasarnya dilihat arah induk yang lurus: the things of
humanity all humanity enjoys. Terdapatlah arus pokok yang dengan spontan menerima
unsur-unsur kebudayaan internasional yang jelas menguntungkan secara positif.
Akan tetapi pada refleksi dan dalam usaha merumuskannya kerap kali timbul
reaksi, karena kategori berpikir belum mendamaikan diri dengan suasana baru atau
penataran asing. Taraf-taraf akulturasi dengan kebudayaan Barat pada permulaan masih
dapat diperbedakan, kemudian menjadi overlapping satu kepada yang lain sampai
pluralitas, taraf, tingkat dan aliran timbul yang serentak. Kebudayaan Barat
mempengaruhi masyarakat Indonesia, lapis demi lapis, makin lama makin luas lagi dalam
(Bakker; 1984).
Apakah kebudayaan Barat modern semua buruk dan akan mengerogoti
Kebudayaan Nasional yang telah ada? Oleh karena itu, kita perlu merumuskan definisi
yang jelas tentang Kebudayaan Barat Modern. Menurut para ahli kebudayaan modern
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Orang yang sekadar tersenggol sedikit dengan kebudayaan Barat palsu itu, dengan
demikian belum mesti menjadi orang modern. Ia juga belum akan mengerti bagaimana
orang Barat menilai, apa cita-citanya tentang pergaulan, apa selera estetik dan cita
rasanya, apakah keyakinan-keyakinan moral dan religiusnya, apakah paham tanggung
jawabnya (Suseno; 1992).
makan sesuap nasi. Sehingga, kelalaian dalam hal ini bukan hanya berdampak pada
kemiskinan, kelaparan, kematian, akan tetapi akan berpengaruh dalam tatanan budayasosial masyarakat.
3. Masalah Pendidikan yang Tepat
Pendidikan masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian serius jika bangsa ini
ingin dipandang dalam percaturan dunia. Ada fenomena yang menarik terkait dengan hal
ini, yaitu mengenai kolaborasi kebudayaan dengan pendidikan, dalam artian bagaimana
sistem pendidikan yang ada mengintrinsikkan kebudayaan di dalamnya. Dimana ada
suatu kebudayaan yang menjadi spirit dari sistem pendidikan yang kita terapkan.
4. Mengejar Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Problem ini beranjak ketika kita sampai saat ini masih menjadi konsumen atas produkproduk teknologi dari negara luar. Situasi keilmiahan kita belum berkembang dengan
baik dan belum didukung oleh iklim yang kondusif bagi para ilmuan untuk melakukan
penelitian dan penciptaan produk-produk, teknologi baru. Jika kita tetap mengandalkan
impor produk dari luar negeri, maka kita akan terus terbelakang. Oleh karena itu, hal ini
tantangan bagi kita untuk mengejar ketertinggalan iptek dari negara-negara maju.
5. Kondisi Alam Global
Beberapa waktu yang lalu di halaman depan harian Kompas tanggal 12 April
2007, ada berita menarik mengenai keadaan bumi hari ini, Pemanasan Global, Jutaan
Orang akan Teracam. Pemanasan global akan memberi dampak negatif yang nyata bagi
kehidupan ratusan juta warga di dunia. Demikianlah antara lain isi laporan kedua PBB
yang sudah dipublikasikan tahun 2007. Laporan pertama berisikan bukti ilmiah
perubahan iklim, sedangkan laporan ketiga akan membeberkan tindakan untuk
menanganinya.
Laporan para pakar yang tergabung dalam Intergovermental Panel on Climate
Change (IPCC) dibeberkan dalam jumpa pers secara serentak di berbagai belahan dunia,
Selasa (10/04/2007). Laporan setebal 1.572 halaman itu ditulis dan dikaji 441 anggota
IPCC.
Jawa, Romawi, India atau Arab. Namun tak semua kelompok agama mau bersikap fair
terhadap fakta pluralitas di dalam agama-agama ini. Kelompok-kelompok macam ini di
antara mereka konservatif garis keras terobsesi pada sebuah fiksi bahwa agama mereka
itu homogen dan murni dari unsur-unsur kebudayaan. Fiksi itu sudah barang tentu
berbahaya sekali karena menjadi intoleran terhadap kemajemukan kebudayaan dan
agama. Kelompok-kelompok agama yang menerima fakta kemajemukan bahkan di
dalam agama mereka sendiri serta mencoba mengembangkan sebuah teologi pluralis
sering dicurigai sebagai sesuatu yang morongrong integritas iman, padahal mereka ini
bisa saja justru mendorong cara-cara beriman yang dewasa dan terbuka terhadap
perubahan dan perbedaan di dalam masyarakat modern.
4.
Dimasa sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit
demi sedikit.Hal ini sangatlah berkaitan erat dngan masuknya budaya-budaya ke dalam
budaya kita.Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian.Dulunya dalam budaya
kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.Akan tetapi
akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut berubah.Sekarang
berpakaian yang menbuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang sudah melekat erat
didalam masyarakat kita.Sebagai contoh lain jenis-jenis makanan yang kita konsumsi
juga mulai terpengaruh budaya luar.Masyarakat sekarang lebih memilih makananmakanan yang berasal dari luar seperti KFC,steak,burger,dan lain-lain.Masyarakat
menganggap makanan-makanan tersebut higinis,modern,dan praktis.Tanpa kita sadari
makanan-makanan tersebut juga telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan
kita.Hal ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional.Bila hai
ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa anak cucu kita kelak tidak tahu akan
jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari daerah asal mereka.
Tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana mempertahankan, melestarikan,
menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh
budaya bangsa yang akan megharumkan nama Indonesia. Dan juga supaya budaya asli
negara kita tidak diklaim oleg negara lain.Berikut beberapa hal yang dapat kita simak
dalam rangka melestarikan budaya.
1)
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat
dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini
juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning, Riau, Dr
Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme meberikan peluang bagi
kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua pilar yang mendukung pemahaman
ini adalah pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya.
4)
Tantangan
Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata
menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya,
sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan)
dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim
penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh
masyarakatnya.
kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan
dalam pembangunan. Disamping itu, pembangunan agama diarahkan pula untuk
meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan meningkatkan rasa saling percaya
dan harmonisasi antar kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis.
Pembangunan dan pemantapan jati diri daerah ditunjukan untuk mewujudkan karakter
daerah dan sistem sosial yang berakhir unit modern dan unggul. Jati diri tersebut
merupakan kombinasi antar nilai luhur daerah seperti religius, kebersamaan dan
persatuan dan nilai modern yang universal seperti etos kerja dan prinsip tata
kepemerintahan yang baik. Pembangunan jati diri daerah tersebut dilakukan melalui
transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata nilai budaya bangsa mempunyai potensi
unggul dan menerapkan nilai modern untuk pembangunan. Untuk memperkuat jati diri
dan kebanggaan daerah, Pembangunan olah raga diarahkan pada peningkatan budaya dan
presentasi olah raga.
Budaya inovasi yang berorientasi iptek terus dikembangkan agar Kota Samarinda
menguasai iptek serta mampu berjaya diera persaingan global. Pengembangan budaya
iptek tersebut dilakukan dengan meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap iptek
melalui pengembangan budaya membaca dan menulis, masyarakat pembelajar,
masyarakat yang cerdas, kritis, dan kreatif dalam rangka pengembangan tradisi iptek,
bersama dengan pengarahan budaya konsumtif budaya produktif. Bentuk- bentuk
pengungkapan kreatifitas antara lain melalui kesenian, tetap didorong untuk mewujudkan
keseimbangan aspek material, spritual dan emosional. Pengembangan iptek serta
kesenian diletakkan dalam kerangka peningkatan harkat, martabat dan peradapan
manusia.
1.
Masyarakat Bermoral
Seringkali kita mendengar kata moral diucapkan banyak orang seperti ungkapan,
amoral, moralitas bangsa, dasar tidak bermoral, anak tidak bermoral, moral bejat, tidak
punya moral, dasar tidak punya moral dan lain sebagainya. Kata moral seringkali
diucapkan orang dan biasanya kata-kata seperti itu akan sering muntah begitu saja jika
dalam kondisi marah dalam bentuk umpatan atau juga sering diucapkan dalam
memberisuatu nasehat atau dakwah, seperti seringkali di katakan oleh para ustad,para
kyai maupun para pemimpin.
Pengertian Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia
atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinyadia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif
di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia.Ciri manusia bermoral atau manusia tidak bermoral dapat dilihatdari pengertian
dan beberapa istilah terkait pengertian moral.
Ciri orang bermoral dan tidak bermoral adalah jika seseorang melakukan tindakan sesuai
dengan nilai rasa dan budaya yang berlaku ditengah masyarakat tersebut dan dapat
diterima dalam lingkungan kehidupan sesuai aturan yang berlaku maka orang tersebut
dinilai memiliki moral. Kata moral atau akhlak sering kali digunakan untuk menunjukkan
pada suatu perilaku baik atau buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-nilai
kehidupan pada seseorang. Terlepas dari perbedaan kata yang digunakan baik moral,
etika, akhlak, budi pekerti mempunyai penekanan yang sama, yaitu adanya kualitaskualitas yang baik yang teraplikasi dalam perilaku seseorang dalam kehidupan seharihari, baik sifat-sifat yang ada dalam dirinya maupun dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat. Nilai baik sekaligus ciri manusia bermoral sebagai makhluk individu
dapat dilihat dengan adanya perilaku seperti jujur, dapat dipercaya, adil, bertanggung
jawab dan lain-lain, maupun sebagai makhluk sosial dalam hubungannya dengan
masyarakat, seperti kejujuran, penghormatan sesama manusia, tanggung jawab,
kerukunan, kesetiakawanan, solidaritas sosial dan sebagainya.
2.
Kesadaran Hukum
Disepakati bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu makluk yang selalu berinteraksi
dan membutuhkan bantuan dengan sesamanya.Dalam konteks hubungan dengan sesama
perlu adanya keteraturan sehingga setiap individu dalam berhubungan secara harmonis
dengan individu lain di sekitarnya. Untuk terciptanya keteraturan tersebut diperlukan
aturan yang disebut oleh kita hukum. Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan,
mengingat bahwa kita tidak mungkin menggambarkan hidupnya manusia tanpa atau
diluar masyarakat.
Hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda-beda, ada yang menyatakan bahwa tujuan
hukum adalah keadilan, ada juga yang menyatakan kegunaan, ada yang kepastian hukum
dan lain-lain. Akan tetapi dalam kaitan dalam masyarakat, tujuan hukum yang utama
dapat direduksi untuk ketertiban (order). Mochtar Kusumaatmaja (2002,hlm.3)
mengatakan ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama dari segala hukum, kebutuhan
terhadap ketertiban ini merupakan syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu
masyarakat yang teratur, ketertiban sebagai tujuan utama hukum yang merupakan fakta
objektif yang berlaku bagi segala masyarakat manusia dalam segala bentuknya. Untuk
mencapai ketertiban dalam masyarakat ini, diperlukan adanya kepastiandalam pergaulan
antar manusia dalam masyarakat.
Banyak kaidah yang berkembang dan dipatuhi masyarakat, seperti kaidah agama, kaidah
susila, kesopanan, adat kebiasaan dan kaidah moral.Kaidah hukum sebagai salah satu
kaidah sosial tidak berarti meniadakan kaidah-kaidah lain tersebut,bahkan antara kaidah
hukum dengan kaidah lain saling berhubungan yang satu memperkuat yang lainnya,
meskipun ada kalanya kaidah hukum tidak sesuai atau tidak serasi dengan kaidah-kaidah
tersebut.
Dahlan Thaib (2001,hlm.3) mengatakan bahwa hukum itu merupakan hukum apabila
dikehendaki, diterima oleh kita sebagai anggotamasyarakat ; apabila kita juga betul-betul
berpikir, demikian seperti yang dirumuskan dalam undang-undang, dan terutama juga
betul-betul menjadi realitas hukum dalam kehidupan orang-orang dalam masyarakat.
Dengan demikian hukum sebagai kaidah sosial, tidak lepas dari nilai (values) yang
berlaku pada suatu masyarakat. Bahkan dapat dikatakan bahwa hukum itu merupakan
pencerminan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Kesadaran hukum pada hakikatnya berpangkal pada adanya suatu pengetahuan tentang
ketentuan hukum yang mengatur hidup dalam hidup bersama. Dari pengakuan mengenai
ketentuan hukum ini akan lahir suatu pengakuan dan penghargaan terhadap ketentuanketentuan hukum yang dimaksud, sehingga timbul penghayatan terhadap ketentuan
hokum tersebut.Kalau kondisi seperti ini telah terdapat pada suatu negara selaku pelaku
pendukung negara, maka terbinalah kesadaran hukum, yang berartipula ketertiban dan
kepastian hukum dalam kehidupan bersama tercipta.
3.
Hukum sebagai norma harus didasarkan pada nilai moral. Apa artinya Undang-Undang
jika tidak disertai moralitas. Norma moral adalah norma yang paling dasar. Norma moral
menentukan bagaimana kita menilai seseorang. Suatu hukum yang bertentangan dengan
norma moral kehilangan kekuatannya, demikian kata Thomas Aquinas. Secara ideal,
seharusnya manusia taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta
dalam hidup sebagi upaya mewujudkan kehidupan yang damai, aman, dan sejahtera.
Namun dalam kenyataannya terjadi berbagai pelanggaran, baik terhadap norma moral
maupun norma hukum. Pelanggaran norma moral merupakan suatu pelanggaran etik,
sedangkan pelanggaran terhadap norma hukum merupakan suatu pelanggaran hukum.
Hukum adalah alat pembaruan dalam masyarakat. Roscoe Pound mengutarakan hukum
adalah sebagai alat pembaruan dalam masyarakat dalam bukunya An Introduction to the
Philosophy of Low (1954). Dan dikembangkan oleh Mochtar Kusumaatmadja
disesuaikan dengan situasi dan kondisi negara Indonesia yaitu konsep Law as a tool of
sacial engineering yang merupakan inti dari aliran Pragmatic Legal Realism. Konsep
tersebut adalah merupakan penyesuaian antara situasi kondisi Indonesia dengan filsafat
budaya Northrop dan Policyoriented dari Laswell dan Mc Dougal.
Hukum adalah sarana pembaruan dalam masyarakat Indonesia luas jangkauannya dan
ruang lingkupnya di Amerika Serikat tempat kelahirannya. Sehingga hukum yang
Hukum dan nilai-nilai social budaya mempunyai kaitan erat, sebagai mana dikemukakan
perintis ahli antropologi hukum seperti Sir. Henry Maine,A.M. Post dan Yosef Kohler
maupun Malinowski dan R.H.Lowie di abad ini. Dalam kaitan eratnya hukum dan social
budaya masyarakat, maka hukum yang baik adalah hukum yang tercipta atas
pencerminan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Bangsa kita pada saat ini dalam massa transisi atas terjadinya perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat yang tradisional ke nilai-nilai yang modern, akan tetapi masih banyak
persoalan nilai-nilai manakah yang hendak ditinggalkan dan nilai-nilai baru manakah
yang dapat digantikannya. Berkenaan dengan hal tersebut Mochtar Kusumaatmadja
mengemukakan beberapa hambatan utama pengunbahan identik dengan kepribadian
nasional, sikap intlektual, dan pimpinan masyarakat tidak mempraktekkan nilai-nilai
hetrogenitas bangsa Indonesia.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural
Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukkan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Herkovis memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena
kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Dalam sehari-hari
istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni
tari.
Kebudayaan dari bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau
akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah
tanah. Jadi secara umum dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dihasilkan oleh
akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya,
atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan
mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya..
E.B.Tylor (1871) mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuankemampuan sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa
kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Beberapa orang Sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan.
Seperti Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan
menmpunyai empat unsur, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan
kekuatan politik. Sedangkan Broinslaw Malinowski mengatakan unsur-unsur itu terdiri
dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas
pendidikan, dan organisasi kekuatan.
Kluckhohn dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada
tujuh kebudayaan universal,yaitu :
a)
relogieus.
b)
socius.
c)
d)
Sistem Teknologi dan Peralatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo
f)
g)
WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu,
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia.
Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat dalam
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas.
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini disebut sistem sosial yang terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu sama lain dari waktu ke waktu.
3. Wujud sebagai benda.
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan
peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tersebut.
Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya
difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalamsuatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki
bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga masyarakat yang
bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan
dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian), dan bahasa.
Beberapa factor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsure kebudayaan
baru, antara lain:
5.
Terbatasnya masyaratak memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
6.
Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominant dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada,
maka penerimaan unsure baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh
berbagai ukuran yang berlandasan ajaran agama yang berlaku.
7.
Corak struktur social suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru.
8.
Suatu unsure kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan
yang menjadikan landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
9.
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan
mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.