Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit lupus adalah penyakit sistem daya tahan, atau penyakit auto imun, artinya tubuh
pasien lupus membentuk antibodi yang salah arah, merusak organ tubuh sendiri, seperti ginjal,
hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit. Antibodi seharusnya ditujukan untuk
melawan bakteri ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.
Lupus adalah penyakit yang disebabkan sistem imun menyerang sel-sel jaringan organ tubuh
yang sehat. sistem imun yang terbentuk berlebihan. kelainan ini dikenal dengan autoimunitas.
pada kasus satu penyakit ini bisa membuat kulit seperti ruam merah yang rasanya terbakar
(lupus DLE). pada kasus lain ketika sistem imun yang berlebihan itu menyerang persendian
dapat menyebabkan kelumpuhan (lupus SLE).
SLE (Sistemics lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang sebabnya
belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik
remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoimun dalam tubuh.
B. Etiologi
Sehingga kini faktor yang merangsangkan sistem pertahanan diri untuk menjadi tidak normal
belum diketahui. Ada kemungkinan faktor genetik, kuman virus, sinaran ultraviolet, dan obatobatan tertentu memainkan peranan.
Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih kerap ditemui di kalangan kaum wanita.
Ini menunjukkan bahwa hormon yang terdapat pada wanita mempunyai peranan besar, walau
bagaimanapun perkaitan antara Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) dan hormon wanita saat
ini masih dalam kajian.
Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) bukanlah suatu penyakit keturunan. Walau
bagaimanapun, mewarisi gabungan gen tertentu meningkatkan lagi risiko seseorang itu
mengidap penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE).
Klasifikasi
Ada 3 jenis penyakit Lupus yang dikenal yaitu:
1. Discoid Lupus, yang juga dikenal sebagai Cutaneus Lupus, yaitu penyakit Lupus yang
menyerang kulit.
2. Systemics Lupus, penyakit Lupus yang menyerang kebanyakan system di dalam tubuh,
seperti kulit, sendi, darah, paru-paru, ginjal, hati, otak, dan system saraf. Selanjutnya kita
singkat dengan SLE (Systemics Lupus Erythematosus).
3. Drug-Induced, penyakit Lupus yang timbul setelah penggunaan obat tertentu. Gejalagejalanya biasanya menghilang setelah pemakaian obat dihentikan.
Pengaruh kehamilan terhadap SLE
Eksaserbasi terjadi karena hormone estrogen meningkat selama kehamilan. Jika terjadi SLE,
maka eksaserbasi meningkat 50-60%. Pada T.III eksaserbasi 50%, T.I & T.II eksaserbasi 15%,
postpartum 20%.
Pengaruh SLE terhadap kehamilan
Prognosis bdasarkan remisi sebelum hamil, jika > 6 bulan eksaserbasi 25% dengan prognosis
baik, jika < 6 bulan eksaserbasi 50% dengan prognosis buruk. Abortus meningkat 2-3kali, PE/E,
kelahiran prematur, lupus neonatal.
C. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan
autoimun yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara
faktor-faktor genetik, hormonal (sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya
terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obatobat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat
antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLEakibat senyawa kimia atau obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoimun diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang
abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan
menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut
berulang kembali.
Patoflow
D. Manifestasi Klinis
1. Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak,
rasa kaku pada pagi hari.
2. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal
hidung serta pipi.
Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
3. Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
4. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
5. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di
ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan
dan berlanjut nekrosis.
6. Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.
7. Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit
neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
E. Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan untuk menentukan adanya penyakit ini bervariasi, diantaranya:
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang terdapat pada hampir
semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena
itu jika menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan untuk antibodi
terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari kedua antibodi ini hampir spesifik untuk
lupus, tapi tidak semua penderita lupus memiliki antibodi ini. Pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar komplemen (protein yang berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk
menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan
lamanya penyakit.
b) Ruam kulit atau lesi yang khas.
c) Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.
d) Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura atau
jantung.
e) Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein lebih dari 0,5 mg/hari atau +++.
f) Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah.
g) Biopsi ginjal.
h) Pemeriksaan saraf.
F. Penatalaksanaan Medis
a) Kortikosteroid (prednison 1-2 mg/kg/hr s/d 6 bulan postpartum) (metilprednisolon 1000
mg/24jam dengan pulse steroid th/ selama 3 hr, jika membaik dilakukan tapering off).
b) AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum TP).
c) Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral).
d) Siklofospamid, diberikan pada kasus yang mengancam jiwa 700-1000 mg/m luas permukaan
tubuh, bersama dengan steroid selama 3 bulan setiap 3 minggu.
Penanganan Obstetri
a) ANC (Pantau aktivitas janin dgn bag. IPD, kul-kel dan neuro; waspadai PJT & insufisiensi
plasenta dengan pertambahan TFU, BB ibu, USG serial tiap 2 minggu; monitoring terhadap
PE/superimposed; pemeriksaan laboratorium darah lengkap, urinalisis, aLA, ACA, Anti DNA
antibody, Anti Ro SSA & Anti Ro SSB, fungsi ginjal & komplemen).
b) Intrapartum (tergantung indikasi obstetric, untuk cegah eksaserbasi beri metilprednisolon IV
sampai 48 jam pasca partus).
c) Postpartum (Semua obat SLE melewati ASI, tingkat Keamanan pada ibu yang menyusui :
kortikosteroid, anti malaria, aspirin, azatio, siklofosfamid).
Kontrasepsi,
untuk hormonal pilihan progresit IUD dapat meningkatkan infeksi, kontap jika cukup anak, jika
ada kelainan ginjal berat jangan hamil, untuk hamil selanjutnya tunggu remisi paling sedikit 6
bulan.
Diet
Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien memerlukan
kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperbolehkan adalah yang mengandung cukup kalsium,
rendah lemak, dan rendah garam. Pasien disarankan berhati-hati dengan suplemen makanan
dan obat tradisional.
Aktivitas
Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk
mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan
karena lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan. Pasien disarankan untuk
menghindari sinar matahari, bila terpaksa harus terpapar matahari harus menggunakan krim
pelindung matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam. Lampu fluorescence juga dapat
meningkatkan timbulnya lesi kulit pada pasien SLE.
1. Nyeri
2. Keletihan
3. Gangguan integritas kulit
Jelly gamat gold g terbuat dari ekstrak teripang yang secara alami di buat
secara modern dan dijadikan sebagai bahan makanan kesehatan. Namun saat
ini jelly gamat telah dijadikan bahan pengobatan alami seperti : sembuhkan
penyakit radang sendi, asam urat, tumor kista,lupus dan penyakit lainnya. Kali
ini jelly gamat gold g mampu mengobati penyakit lupus karena dengan
kandungannya memiliki khasiat luar biasa dalam mengatasi virus yang
menyerang ke tubuh kita.
Teripang telah dipercaya dan terbukti memiliki kandungan yang luar bisa
dahsyatnya dalam menumpas berbagai penyakit, kandungan kolagen, protein,
mineral, asam amino, vitamin serta memiliki kemampuan meregenerasi sel
yang rusak secara lebih cepat adalah komponen yang lengkap untuk menjaga
tubuh kita agar tidak mudah terserang oleh beragai penyakit. Serta mampu
menyerang kesumber yang sedang bermasalah tanpa menimbulkan
efeksamping terhadap fungsi tubuh yang lainnya.
Menurut Howard Benedikt, MS, DC ahli nutrisi dari Long Island University,
Amerika Serikat, menyebutkan vitamin E, omega-3 EPA, dan kelompok
antioksidan gamat berpengaruh dalam pembuangan sitokinin. Hasil temuan Dr.
Mittchell Kurk direktur medis Biomedical Revitalization Center of Laurence, New
York, menunjukkan gamat meningkatkan kesehatan fisik bagi 70% pengidap
radang atau linu sendi, tanpa efek samping. Sebab gamat memiliki komponen