Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
pakar
PE
AN
GG
OT
A
AS
RA
PA
T
AW
NG
PENGURUS
4.1.
Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di koperasi. Dalam rapat
anggota, para anggota koperasi se cara demokratis dan bertanggung jawab bebas untuk
berbicara, memberikan usul, pandangan dan tanggapan serta saran demi kemajuan
koperasi.
Keputusan rapat anggota diambil berda sarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dapat dilakukan dengan pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.
Dalam hal
dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara. Sedangkan hak
suara
pada
koperasi
sekunder
dapat
diatur
dalam
anggaran
dasar
dengan
kepentingan bersama koperasi, maka dapat dilakukan rapat anggota luar biasa (RALB).
Alasan utama permintaan dilakukannya RALB
pengurus telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan koperasi dan
menimbulkan kerugian terhadap koperasi. Jika, permintaan tersebut telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar koperasi, maka pengurus harus memenuhinya. Disamping
atas permintaan anggota, RALB juga dapat diselenggarakan atas permintaan pengurus.
RALB ata permintaan pengurus biasanya dilakukan untuk kepentingan pengembangan
koperasi dan atau pada saat koperasi mengalami kebekuan.
Anggota koperasi yang belum memenuhi syarat keanggotaan (misalnya belum
melunasi simpanan pokok) boleh hadir dalam rapat anggota, tetapi hanya sebagai
pendengar saja, belum memiliki hak suara. Tidak diperkenankan ikut ambil bagian dalam
pengambilan keputusan rapat anggota.
Dalam praktek, pejabat pemerintah terutama yang ada kaitannya dengan pembinaan
koperasi biasanya turut diundang dalam raopat anggota koperasi dan diberi kesempatan
untuk berbicara untuk memberikan bimbingan dan pembinaan bagi kepentingan kemajuan
koperasi.
Penyelenggaraan rapat anggota menjadi tugas dari pengurus.
Apabila pengurus
tidak sanggup mengadakan rapat anggota karena sudah tidak aktif lagi, maka pejabat
pemerintah yang membidangi koperasi
berhak mengundang
Notulen rapat tersebut ditandatangani oleh ketua pengurus atau pimpinan sidang dan
sekretaris.
4.2.1. Pengurus
Pengurus koperasi
eksekutif atau pelaksana dari keputusan rapat anggota baik dibidang organisasi maupun
usaha koperasi. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota untuk masa
jabatan paling klama 5 (lima) tahun. Anggota pengurus yang telah habis masa jabatannya
dapat dipilih kembali.
Peryaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan secara
lebih rinci dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan. Untuk mengangkat pengurus
sebuah koperasi perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. mempunyai sifat jujur dan terampil dalam bekerja,
2. Mampu dan cakap untuk mengambil keputusan bagi kepentingan organisasi,
3. Mampu bekerja sama dengan anggota pengurus yang lain sebagai sebuah tim kerja
dan mendukung keputusan yang diambil dengan musyawarah untuk mufakat.
4. Tidak memberikan keistimewaan khusus bagi diri sendiri, saudara atau kawankawannya,
5. Memiliki pikiran yang maju agar dapat membantu mengembangkan koperasi,
6. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman dan tentang organisasi koperasi,
7. Memiliki jiwa kepemimpinan, keahlian manajerial, dan kewirausahaan yang
mampu mendayagunakan sumber daya koperasi secara optimal untuk kepentingan
anggota.
Mengenai tugas dan wewenang pengurus dijelaskan secara rinci dalam UU N0 25
tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 30 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
1. Mengelola koperasi dan usahanya,
2. Mengajukan
ranacangan
rencana
kerja
serta
rancangan
rencana
anggaran
Pengangkatan
persetujuan dari rapat anggota. Pengangkatan manajer dimaksudkan agar pengurus tidak
lagi melaksanakan sendiri wewenang dan kuasa rapat anggota khususnya di bidang usaha
koperasi, tetapi pengurus lebih fokus pada wewenang dan kuasa untuk menjalankan
organisasi dan dalam hal ini fungsi pengurus lebih mendekati kepaada fungsi seperti dewan
komisaris pada perseroan terbatas yaitu mengawasi pelaksanaan kebijakan rapat anggota
dalam mengelola usaha yang telah dilimpahklan kepada manajer.
Dalam praktek
manajemen koperasi di lapangan ditemukan bahwa besarnya wewenang dan kuasa yang
dilimpahkan kepada manajer ditentukan sesuai dengan kepentingan koperasi.
Hubungan kerja antara pengurus dengan manajer tunduk pada ketentuan hukum
perikatan (kontrak)
bersangkutan. Pada kopoerasi primer yang baru berdiri dan atau jumlah keanggotaan dan
usahanya masih terbatas, susunan kepengurusan koperasi biasanya cukup dengan 3 orang
yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Tetapi pada koperasi besar susunan kepengurusan
biasanya lebih dari 3 orang yaitu 4 sampai 5 orang sesuai demgam kebutuhan organisasi.
Sesuai dengan ketentuan pasal 5 Undang-Undang No 25 tahun 1992 yang masih ada
kaitannya dengan tugas pengurus menetapkan bahwa setelah tahun buku koperasi ditutup,
maka paling lambat 1 (satu) bulan sebelum diselenggarakannya rapat anggota tshunsn,
pengurus harus menyusun laporan tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
a.
perhitungan tahunan yang terdiri atas neraca akhir tahun buku yng baru lampau
dan perhitungnan hasil usaha dari thun yang bersangkutan serta penjelasan atas
dokumen tersebut,
b.
keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Laporann tahunan yang disusun oleh pengurus harus ditanda tangani oleh seluruh
anggota pengurus.
tahunan tersebut, anggota yang bersangkutan harus menjelaskan alasannya secara tertulis.
Persetujuan terhadap laporan tahunan, termasuk mengesahan perhitungannya, merupakan
penerimaan pertangungjawaban pengurus oleh anggota dalam rapat anggota, berarti pula
membebaskan pengurus dari tanggungjawabnya pada tahun buku yang bersangkutan
4.3.
Manajer.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, manajer koperasi adalah bukan merupakan
perangkat organisasi koperasi melainkan orang yang diangkat oleh pengurus dengan sistim
kontraktual dan harus mendapatkan persetujuan dari rapat anggota. Istilah manajer untuk
koperasi mulai diperkenalkan pada koperasi Indonesia pada akhir tahun 1970-an. Meskipun
sesungguhnya sebelum tahun tersebut, banyak koperasi yang dalam bidang administrasi
perkantorannya diserahkan kepada seorang manajer, yang lebih dikenal dengan istilah
administratur.
manajer, tetapi kegiatannya lebih condong kepada bidang administrasi dan masalahmasalah perkantoran.
pendekatan perlu tidaknya pengurus koperasi mengangkat seorang manajer. Bagi koperasi
kecil yang masih sederhana penguruslah yang bertindak sebagai manajer. Sedangkan untuk
koperasi besar dengan jumlah anggota banyak, cakupan wilayah dan usaha yang luas
seringkali membutuhkan banyak manajer. Jadi perlu tidaknya koperasi memiliki manajer
biasanya dikaitkan dengan volume dan kompleksitas bisnis koperasi.
Tipe-tipe Manajer Koperasi (Hannel, berdasarkan kategori-kategori) :
1) Manajer yang hanya diperbolehkan melaksanakan kegiatannya menurut ketentuan
terinci yang dilaksanakan oleh Pengurus Koperasi yang dalam hal ini, bertanggung
jawab penuh atas kegiatan perusahaan Koperasi.
2) Manajer yang diberi tugas dan diperbolehkan melaksanakan beberapa kegiatan
perusahaan Koperasi atas tanggung jawab sendiri, walaupun bidang usaha yang berada
dalam jangkauan keputusannya mungkin dibatasi oleh peraturan-peraturan intern dan
kadangkala, untuk beberapa hal tertentu, oleh petunjuk-petunjuk terinci dari
Pengurus.
3) Manajer yang diserahi tugas untuk mengembangkan perusahaan koperasi atas
tanggung-jawabnya sendiri, sebagaimana berlaku pada manajer-manajer perusahaan
lainnya. Para manajer ini, dalam batas-batas yang cukup luas, mengambil keputusan
secara otonom mengenai tujuan-tujuan usaha Koperasi yang ingin dicapai,
melaksanakan kebijakan-kebijakan bisnis yang diperlukan melalui pengarahan dan
koordinasi kegiatan di kalangan karyawan koperasi, dan bertanggung jawab atas
pengelolaan
perusahaan
koperas...Manajer
sebagai
Pengusaha
Koperasi
(Wirakoperasi).
Pertumbuhan Koperasi ditentukan oleh orang-orang (Anggota dan Pengelola) serta
lingkungan
Kelembagaan
artinya
lainnya
yaitu
Wirakoperasi
Orang-orang atau kelompok (entitiy) yang memahami, menciptakan, mengasuh, dan
melaksanakan program Koperasi.
ATAU
Orang individu atau kelompok yang meyakini tujuan koperasi dan bekerja serta
berupaya keras mencapai tujuan koperasi tersebut dengan berpegang pada prinsipprinsip koperasi.
Jenis Wirakoperasi
WIRAKOPERASI
Dari Dalam
Anggota
Manajer
Dari Luar
Birokrat
Fasilitator
Kewirakoperasian
Memadukan antara Manajerial Ability dengan Community Organization Skills,
artinya adanya keterpaduan dalam kemampuan mengelola dengan kemampuan
komunitas organisasi Koperasi.
Kewirakoperasian dalam prosesnya menciptakan kekayaan (value added) sehingga
wajar memperoleh imbalan jasa atau insentif.
Meskipun pengurus mengangkat manajer, pengurus koperasi tetap memiliki
tanggung jawab penuh dan harus memahami keinginan anggota dan merumuskannya dalam
bentuk kebijakan yang penjabarannya secara lebih
manajer.
memanfaatkan sumber daya yang tersedia di koperasi yang berada dibawah wewenangnya.
Manajer dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya dalam organisasi berdasarkan ruang
linkup kegiatan, wewenang dan tanggung jawab manaerial yang diembannya. Klasifikasi
yang dimaksud, dibedakan menjadi:
1. Manajemen Puncak
Manajemen puncak bertanggung jawab langsung kepada pengurus. Ia bertanggung
jawab atas manajemen usaha koperasi secara menyeluruh. Dalam perusahaan
swasta yang besar manajemen puncak ini biasanya disebut sebagai kelompok chief
executive officer (CEO).
2. Manajemen Menengah
Manajer menegah ini mempunyai
tugas
menetapkan
kebijakan-kebijakan
koperasi,
maka
Dalam
disiplin ilmu manajemen penempatan atau klasifikasi manajer seperti pada koperasi tidak
menjadi masalah, sebab klasifikasi manajemen puncak, menengah dan bawah yang
dimaksud lebih difokuskan pada kewenangan manajerial sesorang atau kelompok orang
dalam penggunaan sumber daya dan pengambilan keputusan.
Tugas dan kewajiban seorang manajer koperasi meliputi:
1. Memimpin kegiatan usaha yang telah digariskan oleh pengurus,
2. Mengangkat dan memberhentikan karyawan koperasi atas kuasa dan atau
persetujuan dari pengurus,
3. Membantu pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan anggota koperai (terutama
kebutuhan yang belum dapat direalisasikan oleh koperasi),
4. Membantu pengurus dalam menyusun rencana koperasi baik rencabna sttrategis
(jangka panjang) maupun rencana operasional (jangka pendek),
5. Membantu pengurus menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanjua
koperasi,
6. Melaporkan secara teratur kepada pengurus
diberikan dan bila perlu memberikan saran perbaikan guna meningkatkan usaha
koperasi,
7. Membantu pengurus dalam merancang program pendidikan anggota dan karyawan
koperasi sesuai dengan kebutuhan organisasi
8. Mempertanggungjawabkan mengenai pelaksanaan tugas kepada pengurus koperasi.
Dengan memperhatikan ruang lingkup pekerjaan manajer seperti yang telah
diuraikan di atas, seorang manajer koperasi yang baik dan profesional harus memiliki
kualifikasi minimal sebagai berikut:
1. Harus cakap dan memiliki kemampuan teknis guna memecahkan
masalah dan
kemampuan
manajerial
dibidang
perencanaan,
pengorganisasian,
4. Memiliki
berani
menanggung
resiko,
memadukan
dan
mengakomodasikan
perbedaan
pandangan
dari
bawahannya.
4.4.
Pengawas
Pengawas
pengawasan dan pengendalian di koperasi. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam
rapat anggota. Persyaratan untuk dapat dipilih untuk menjadi pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.
Apabila seorang anggota koperasi telah dipilih dan diangkat sebagai pengawas koperasi
maka anggota tersebut tidak dapat merangkap sebagai pengurus koperasi. Peran pengawas
di koperasi adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Melakukan penilaian hasil kerja pengurus dibandingkan dengan rencana yang telah
ditetapkan,
4.
Menurut ketentuan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1 ditegaskan bahwa
tugas pengawas di koperasi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam rapat anggota,
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya,
Sedangkan wewenang pengawas sebagaimana tertuang dalam pasal 39 ayat 2 adalah:
1. meneliti dokumen dan catatan yang ada di koperasi,
2. mendapatkan segala keterangan yang diperlukan,
3. merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ke tiga.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi, pengelolaan yang bersifat terbuka dan
melindungi pihak yang berkepentingan, koperasi dapat meminta jasa audit pada akuntan
publik (khusus untuk koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam (KSP/USP) baik pola
konvensional maupun pola syariah yang mempunyai volume pelayanan pembiayaan sama
atau lebih besar dari 1 milyar rupiah per tahun menurut ketentuan yang ada wajib diaudit
oleh akuntan publik). Dengan ketentuan ini, pengurus dapat meminta jasa audit kepada
akuntan publik dan tidak menutup kemungkinan
pengawas yang kesemuanya dapat diputuskan dalam rapat anggota. Yang dimaksud dengan
jasa audit adalah audit terhadap laporan keuangan dan audit lainnya sesuai keperluan
koperasi. Disamping itu, koperasi dapat meminta jasa lainnya dari akuntan publik antara
lain konsultasi dan pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan dan akuntansi keuangan
koperasi.
Jika seorang akuntan publik diminta jasanya untuk mengaudit laporan keuangan
koperasi, maka dalam laporan akhir pemeriksaannya, akuntan publik tersebut akan
memberikan pendapatnya. Kemungkinan pendapat yang diberikan oleh akuntan publik (1)
wajar tanpa syarat (unqualified opinion), yang menunjukkan bahwa neraca tahunan untuk
tahun buku tersebut adalah layak dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia,
kemungkinan (2) tidak memuat pernyataan pendapatnya atau memuat pernyataan, tetapi
bersyarat, hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembukuan yang dilakukan pengurus
tidak dikerjakan dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip pembukuan yang ada.
Isi laporan pengawas paling tidak harus memuat/menyangkut hal-hal berikut:
1. Perkembangan usaha selama satu tahun dan dibandingkan dengan kondisi tahun
buku yang lalu, dilengkapi dengan penjelasan sebab kemajuan atau kemunduran
dari koperasi,
2. Perkembangan keuangan, simpanan anggota, maupun pinjaman-pinjaman yang
telah dilakukan,
3. Perkembangan harta kekayaan perusahaan koperasi,
4. Uraian tentang pelaksanaan keputusan-kepetusan rapat anggota beserta alasannya,
terutama jika ada keputusan yang belum dapat dilaksanakan oleh pengurus,
5. Perkembangan hubungan kerja antara pengurus, manajer dan karyawan,
6. Hasil pemeriksaan fisik (stock opname) tentang keuangan, dan inventaris koperasi,
7. Kesimpulan pemeriksaan dan saran untu kemajuan koperasi.
Apabila laporan yang dibuat pengawas kepada rapat anggota tidak dapat diterima
oleh pengurus koperasi, maka untu menyelesaikannya
mempengaruhi opini anggota pengawas.
keterangannya secara tersendiri kepada rapat anggota dan tembusannya diberikan kepada
pengawas. Jika ternyata tidak ada titik temu antara pendapat pengawas dan pendapat
pengurus, maka putusan akhir diserahkan kepada rapat anggota. Rapat anggota ini yang
nantinya menilai dan memberi keputusan. Dalam kondisi demikian, pandangan dan saran
dari pejabat koperasi selaku pembinan.
Hubungan Kerja Pengurus, Pengawas dan Manajer
Untuk menunjukkan pemisahan yang tegas antara pengurus, pengawas dan manajer
koperasi, maka koperasi dalam hal ini diprakarsai oleh pengurus dapat membuat pedoman
kerja yang disepakati bersama. Pedoman kerja dimaksud meliputi:
1. Pengurus adalah
manajemen dari suatu sistem informasi yang mengkonversikan masukan (inputs) menjadi
keluaran (outputs)yang berupa barang atau jasa.
Pelaksanaan fungsi produksi dan operasi memerlukan serangkaian kegiatan yang
merupakan suatu sistem. Sistem produksi mempunyai unsur-unsur yaitu masukan,
pentransformasian dan keluaran.
meyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan dan akan dikombinasi oleh
anggota masyarakat. Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang
berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan
menjadi keluaran. Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi
juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit.
Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari
masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur. Sistem produksi mempunyai
masukan yang dapat berupa, bahan baku, komponen atau bagian dari produk, barang
setengah jadi, formulir-formulir, para pemesan atau langganan dari para pasien. Keluaran
dari sistem produksi dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi, bahan-bahan kimia,
pelayanan kepada pembeli dan pasien, formulir-formulir yang telah selesai diisi dan
diproses.
10
dan
menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu
operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas. Transformasi proses yaitu suatu
transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang
lain kurang dapat dibedakan secara nyata. Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang
tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran
akan sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai
masukannya.
KARAKTERISTIK UMUM TRANSFORMASI PRODUKSI
11
ditempatkan di tempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada
saat yang direncanakan.
PROSES PRODUKSI
Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk
menciptakan
atau
menambah
kegunaan
suatu
barang
atau
jasa
dengan
Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang
sering disebut sebagai faktor faktor produksi yaitu :
BIAYA PRODUKSI
KUALITAS PRODUK/JASA
TINGKAT PELAYANAN
12
MANAJEMEN PEMASARAN
PEMASARAN ADALAH : suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun
konsumen potensial. (Intisari Pemasaran ; transaksi tukar menukar yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia).
KONSEP INTI PEMASARAN :
Kebutuhan ; keadaan merasa kekurangan
Keingingan ; bentuk kebutuhan manusia yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian
individu
Permintaan ; keinginan yang disertai dengan daya beli.
Produk adalah segala yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan.
Jasa ; aktivitas atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual yang secara esensial tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan atas apapun.
Nilai ; perbedaan antara apa yang dinikmati pelanggan, karena telah memiliki dan
menggunakan produk serta biaya yang dikeluarkan untuk memiliki produk tersebut.
Kepuasan pelanggan ; tingkatan di mana anggapan kinerja produk akan sesuai dengan
harapan seorang pembeli. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, maka tidak
puas, demikian sebaliknya.
Pertukaran ; tindakan memperoleh objek yang didambakan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai penggantinya.
Transaksi ; perdagangan diantara 2 pihak yang setidaknya mencakup 2 barang yang
bernilai, persyaratan yang disetujui, waktu dan tempat persetujuan.
Pemasaran Relasional ; proses penciptaan pemeliharaan, dan penguatan hubungan
yang kuat dan penuh nilai pelanggan dan pemercaya lainnya.
Pasar ; kumpulan pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk.
KONSEP PEMASARAN :
Sebuah filsafat bisnis yang menyatakan bahwa keputusan keinginan konsumen
adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi kehidupan sebuah perusahaan.
MANAJEMEN PEMASARAN
Analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang
untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pembeli sasaran demin mencapai tujuan organisasi.
13
SISTEM PEMASARAN
KEKUATAN LINGKUNGAN MAKRO
Kependudukan
Kondisi ekonomi
Kekuatan sosial
Dan budaya
Pensuplai
Perantara
Pemasaran
BAURAN PEMASARAN
PERUSAHAAN (4P)
Perencanaan
Struktur harga
Sistem distribusi
Kegiatan Promosi
Perantara
Pemasaran
Pasar
SUMBERDAYA NON-PEMASARAN
DI DALAM PERUSAHAAN
Produksi
Keuangan
SDM
Lokasi
Riset & Pengembangan
Citra Perusahaan
MARKETING MIX
DEFINISI MARKETING MIX : kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi, yaitu penawaran produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan
sistem distribusi.
PRODUK ; sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di
dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan
pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai
sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
TIGA KATEGORI PRODUK BARU : (1) produk yang benar-benar inovatif, (2) peroduk
pengganti yang benar-benar berbeda dari produk yang ada, (3) produk imitatif
merupakan produk yang baru bagi perusahaan tertentu tetapi di dalam pasar sudah
bukan produk baru lagi.
14
TRADING UP DAN TRADING DOWN : menambah produk prestise yang berharga lebih
mahal ke dalam barisan produk dengan sasaran meningkatkan penjualan produk
yang berharga murah dan sebaliknya.
CIRI PRODUK : merk, kemasan, labeling, disain produk, warna, kualitas produk,
jaminan dan pertanggungjawaban produk.
HARGA : nilai yang disebutkan dalam rupiah dan sen atau medium moneter lainnya
sebagai alat tukar ATAU jumlah uang (kemungkinan ditambahkan beberapa barang)
yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan
pelayanan yang menyertainya.
PENETAPAN HARGA
NILAI : ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat dipertukarkan dengan
produk lain.
SASARAN PENETAPAN HARGA : (1) orientasi laba, (2) orientasi penjualan, (3)
orientasi status quo.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA : (1) potongan dan kelonggaran, (2)
strategi penetapan harga geografis, (3) strategi harga tunggal lawan strategi harga variabel,
(4) penetapan harga unit, (5) penetapan lini harga, (6) penetapan harga psikologis, dll
DISTRIBUSI
PERANTARA (PIALANG) ; usaha bisnis yang berdiri sendiri dan beroperasi sebagai
pendukung antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai dari kalangan
industri.
15
TUGAS PERANTARA ;
1) Mengumpulkan atau mengkonsentrasikan aneka ragam produk dari perlbagai
produsen
2) Mengelompokkan
produk-produk
dalam
jumlah
yang
sesuai
dengan
AGEN
PENIAGA
DAGANG-BESAR
PENGECER
PENGECER
AGEN
PENIAGA
DAGANG-BESAR
PENGECER
PENGECER
KONSUMEN AKHIR
Pasar,
antara
lain;
jumlah
pelanggan
16
perantara,
antara
lain;
jasa-jasa
yang
PERIKLANAN ; semua kegiatan yang terlibat dalam penyajian suatu pesan yang non
personal, disuarakan (oral) atau visual, dan dibiayai secara terbuka untuk suatu
produk, jasa atau ide.
PUBLISITAS ; usaha memacu permintaan secara non personal dan usaha ini tidak
dibiayai oleh orang atau organisasi yang memetik manfaat dari publikasi tersebut.
MANAJEMEN KEUANGAN
ARTI PENTING MANAJEMEN KEUANGAN
17
Manajer
keuangan
juga
semakin
berperan
dalam
perkembangan
strategi
MANAJEMEN KEUANGAN;
Proses pengelolaan keuangan perusahaan melalui upaya pencarian dana dan
pengelolaan dana secara efisien agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan Perusahaan;
1) Memaksimumkan shareholders wealth (kemakmuran pemegang saham)
2) Memaksimumkan value of the firm (nilai perusahaan)
Adalah laporan yang dapat memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta
posisi keuangan perusahaan.
Terdiri atas ;
1) Laporan Rugi/Laba (Income Statement)
2) Neraca (Balance Sheet)
3) Laporan Laba Ditahan (Statemen of Retained Earning)
4) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
AKUNTANSI
PENGERTIAN
Dalam hal ini, akuntan bertanggung jawab atas tugas-tugas tersebut, di mana
mengelola semua informasi keuangan yang berkaitan dengan status dan operasi
perusahaan serta membantu dalam pengambilan keputusan.
18
akuntansi berbeda dengan tata buku, di mana tata buku hanya mencakup tugas
pencatatan transaksi keuangan perusahaan atau dengan kata lain akuntansi lebih
luas dari pada tata buku.
PENGGUNAAN AKUNTANSI
Catatan akuntansi sangat penting bagi manajemen, investor, kreditur dan juga
pemerintah.
Hal tersebut berdasarkan keputusan yang diambil banyak berkaitan dengan masalah
keuangan, dan keputusan yang baik tidak dapat diambil tanpa informasi yang tepat.
informasi
untuk
perencanaan
jangka
panjang,
karena
dapat
1) Investor yang memiliki sahan atau obligasi pada perusahaan besar, akan menerima
laporan keuangan secara periodik berdasarkan catatan akuntansi perusahaan.
2) Laporan keungan tersebut sangat penting bagi investor untuk mengetahui sampai
seberapa jauh perkembangan perusahaan beserta kondisi keuangan.
3) Dengan
mempelajari
laporan
keuangan
periodik
tersebut,
investor
dapat
tersebut,
biasayanya
diperlukan
seorang
akuntan
publik
untuk
memeriksanya.
19
DATA POKOK
TRANSAKSI
PROSES
LAPORAN KEUANGAN
NERACA
MENCATAT
MENGGOLONGKAN
LAPORAN OPERASI
MERINGKAS
LAPORAN PERUBAHAN
PROSES KEUANGAN
PROSES AKUNTANSI
LAPORAN KEUANGAN
Dua laporan yang pertama (neraca dan laporan rugi laba) sangat penting bagi
perusahaan dan laporan inilah yang banyak dibicarakan.
20
SUATU
ORGANISASI,
SEBESAR
ATAU
SEKECIL
APAPUN
ORGANISASI
TERSEBUT.
DAVID ULRICH : SUMBER DAYA MANUSIA HARUS DIDEFINISIKAN BUKAN DENGAN APA
YANG SUMBER DAYA MANUSIA LAKUKAN, TETAPI APA YANG SUMBER DAYA MANUSIA
HASILKAN
SUMBER
DAYA
MANUSIA
DIPANDANG
SEMAKIN
BESAR
PERANANNYA
BAGI
Global Challenge
Quality Challenge
product needs.
U.S. BUSINESS
COMPETITIVENESS
HighHigh-Performance
Work System Challenge
Social Challenge
pengekoordinasian,
pelaksanaan,
dan
pengawasan
terhadap
sebagai suatu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada
pada individu karyawan untuk dikembangkan secara maksimal di dalam dunia kerja
guna mencapai tujuan organisasi, dan pengembangan individu karyawan.
21
Stockholder
Government
Labor Unions
Customers
Processor
Personnel
physical
Function
factors
Competitors
Financial
institutions
The Public
Manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan
dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai untuk dapat berfungsi
secara produktif guna tercapainya tujuan perusahaan.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan Manajemen
Hard approach; memfokuskan pada sisi sumber di luar SDM yang mempengaruhi
proses pemberdayaan SDM bagi pencapaian tujuan organisasi, di mana pendekatan
ini beranggapan bahwa orang-orang dikelola dengan cara-cara yang sama
sebagaimana peralatan dan material.
Soft approach; pendekatan ini memfokuskan pada teori ilmu perilaku yang
menekankan factor hubungan antar manusia dan motivasi sebagai upaya mencapai
tujuan organisasi.
Menurut Keenoy dan Anthony (1997) bahwa dalam mempelajari MSDM bisa dilihat
dari 3 persepsi :
TENAGA
KERJA
(PROCUREMENT);
merupakan
usaha
untuk
memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari tenaga kerja yang diperlukan
untuk menyelesaikan sasaran organisasi, yang terdiri dari :
a) Perencanaan Sumber Daya Manusia; suatu proses menentukan kebutuhan
tenaga kerja.
22
JABATAN
(JOB
COMPENSATION);
merupakan
sesuatu
yang
(INTEGRATION);
aktivitas
yang
menyeimbangkan
antara
23
e) Partisipasi kerja
5. PEMELIHARAAN (MAINTENANCE) SDM; sumber daya manusia dalam perusahaan
merupakan aset dan agar pekerja/pegawai tetap loyal bekerja, maka perlu ada
pemeliharaan terhadap keadaan tersebut. Unsur yang berkaitan dengan fungsi ini
adalah :
a) Komunikasi kerja
b) Kesehatan dan keselamatan kerja
c) Pengendalian konflik kerja
d) Konseling kerja
6. PEMISAHAN (SEPARATION); adanya proses pemutusan hubungan kerja antara
pekerja/pegawai dengan perusahaan yang didasarkan pada pertimbangan tertentu.
Bentuk bentuk pemisahan atau pemberhentian pekerja/pegawai :
a) Pensiun
b) Pemberhentian atas permintaan sendiri dari pegawai
c) Pemberhentian langsung oleh perusahaan
d) Pemberhentian sementara
PERUBAHAN
LINGKUNGAN
BISNIS
Ekonomi
Politik
Teknologi
Industri
PERUBAHAN
KEBUTUHAN
ORGANISASI
STRATEGI
BISNIS
IMPLEMENTASI
STRATEGI
Tujuan
Organisasi
KEBUTUHAN
SDM
Pendekatan
Lunak/Keras
Implementasi
Fungsi-fungsi
MSDM
Strategi
SDM
24
sendiri tanpa pengembangan jaringan atau bekerja sama dengan organisasi lain, lebih-lebih
pada kondisi saat ini, di era perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi di mana saling
ketergantungan baik antar individu maupun antar organisasi sangat tinggi. Koperasi dalam
mencapai tujuan-nya secara efektif dan efisien
jaringan
yang telah
disepakati oleh ICA (International Cooperative Alliance). Prinsip ini selanjutnya mendasari
prinsip-prinsip koperasi
Indonesia.
Tulisan ini akan membahas secara umum tentang pengembangan jaring an dan kerja sama
antar koperasi
Maksud dari
materi ini adalah untuk memberikan wawasan umum tentang kerjasama antar koperasi
khususnya bagi para pemula ( para peserta pelatihan BKM ) yang akan membentuk koperasi
se hingga nantinya secara otomatis akan banyak berkecimpung dengan dunia koperasi.
6.2. Tujuan Kerja Sama Koperasi.
Pada Undang-Undang No.25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian, kerja sama antar
koperasi merupakan salah satu prinsip pengembangan koperasi bersama-sama dengan
prinsip pendidikan anggota koperasi.
Tujuan
dari kerja sama tentunya untuk menunjang tercapainya tujuan koperasi seperti
yang disampaikan oleh seorang pakar koperasi Jauhani Laurinkari, 1994 yang dimuat dalam
International Handbook of Cooperative Organization
baiknya untuk dapat mencapai kesejahteraan para anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, maka semua organisasi koperasi harus secara aktif bekerja sama dengan
koperasi-koperasi lainnya baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
6.3. Sifat dan Bentuk Kerja Sama Antar Koperasi
Sifat kerja sama antar koperasi dapat berlaku sementara atau bersifat yang relatif
permanen dalam bentuk koperasi sekunder.
Kerjasama sementara ditempuh oleh dua koperasi atau lebih yang usahanya sama atau
berbeda yang dituangkan atau didasarkan pada dokumentasi kerja sama atau kontrak.
Biasanya model kerjasama seperti ini dalam teori bisnis termasuk ke dalam model integrasi
horizontal atau interlinkage market yang bertujuan untuk
kepastian pasar untuk memanfaatkan kapasitas lebih dari masing-masing koperasi yang
bekerja sama. Contoh di lapangan ditemukan kerjasama antara koperasi sapi perah (KPBS)
dengan koperasi karyawan rumah sakit Boromieus dalam kontrak pengadaan susu segar
untuk keperluan rumah sakit. KPBS dengan KUD dalam hal kontrak pengadaan dedak halus
25
dan menir untuk campuran pakan ternak. Antara KSP yang memiliki likuiditas lebih dengan
koperasi karyawan yang kekurangan likuiditas untuk pemberian pinjaman dan masih banyak
lagi contoh lainnya.
Pada kerja sama permanen koperasi dapat membentuk (menjadi anggota) koperasi
sekunder untuk melakukan integrasi kegiatan usaha baik secara vertikal maupun horizontal.
Integrasi kegiatan usaha secara vertikal biasanya dilakukan untuk mengurangi risiko bisnis,
menjamin kepastian pasar dan memperpendek mata rantai pemasaran yang berarti
mengurangi biaya pemasaran dan biaya transaksi. Jika integrasi vertikal dilakukan secara
sempurna dengan mengintegrasikan fungsi-fungsi pemasaran yang sebelumnya terpisah baik
ke industri hulu dan ke industri hilir diharapkan akan menciptakan nilai tambah bagi para
anggotanya. Contoh yang dilakukan oleh Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) yang
memiliki pabrik pengolahan susu dan sarana transportasi dapat menjamin harga susu bagi
para anggotanya secara lebih baik.
Bentuk organisasi sekunder pada umumnya didasarkan pada salah satu bentuk berikut
yaitu : bentuk federasi, union atau campuran.
Bentuk federasi adalah bentuk kerjasama yang diikuti oleh sebagian besar koperasi
sekunder di Indonesia. Hal ini akibat pengaruh Undang-Undang Pokok Perkoperasian No. 12
tahun 1967 di mana koperasi sekunder diatur berjenjang secara ketat dalam tingkatan :
koperasi primer (di tingkat kecamatan), pusat koperasi (tingkat kabuoaten), gabungan
koperasi (tinkat propinsi), dan induk koperasi (tingkat nasional).
Walaupun dalam
Contoh
bentuk federasi yang lengkap adalah pada koperasi pegawai Republik Indonesia yaitu: KPRI (
Koperasi Primer Pegawai Re publik Indonesia), PKPRI ( Pusat), GKPRI ( Gabungan ), dan
IKPRI (Induk).
Bentuk Union semakin banyak diikuti, yaitu penjenjangan tidak ketat tetapi
koperasi yang berkedudukan di pusat dapat membuka cabang-cabang usaha di berbagai
tempat. Contoh bentuk union adalah model KAI (Koperasi Asuransi Indonesia), anggotanya
adalah berbagai jenis koperasi sekunder, sedangkan cabang-cabang usahanya
bukanlah
koperasi anggota. Contoh lain ialah KJUB (Koperasi Jasa Usaha Bersama).
Jenis usaha juga merupakan penentuan
sekunder. Apabila jenis usaha anggota koperasi sekunder sejenis, maka bentuk organisasi
cenderung federasi. Dalam contoh di atas adalah model federasi dari KPRI termasuk juga
model federasi dari Koperasi Unit Desa (KUD) meskipun yang disebut terakhir ini tidak
ketat, karena dalam penjenjangannya tidak memiliki Gabungan KUD. Sebaliknya jika jenis
usaha koperasi anggotanya beragam/tidak sejenis tetapi kepentingannya sama
(modal,
26
INDUK
KOPERASI
TINGKAT
PUSAT
KOPERASI
GABUNGAN
KOPERASI
GABUNGAN
KOPERASI
GABUNGAN
TINGKAT
PROPINSI
KOPERASI
PUSAT
KOPERASI
PUSAT
KOPERASI
PUSAT
TINGKAT
KAB/KOTA
KOPERASI
PRIMER
KOPERASI
PRIMER
KOPERASI
PRIMER
KOPERASI
SEKUNDER
KOPERASI
ANGGOTA
CABANG
USAHA
KOPERASI
ANGGOTA
CABANG
USAHA
KOPERASI
ANGGOTA
pertambahan penduduk, walaupun masih banyak koperasi yang terbentuk tetapi tidak jalan
atau mengalami hambatan dalam perkembangannya.
Kementerian Koperasi dan UKM, sampai dengan tahun 2006, jumlah koperasi di Indonesia
sudah mencapai 138.411
27,7 persen
administratif.
27
Jenis-jenis usaha koperasi sekunder menurut bidang usaha mencakup ke hampir semua jenis
usaha baik di sektor pertanian maupun sektor lain, dan mencakup berbagai jenis barang dan
jasa, serta mencakup berbagai golongan masyarakat.
Berikut ini adalah daftar sejumlah koperasi tingkat nasional, termasuk beberapa
yang baru dan beberapa yang kurang aktif. Pada daftar yang ada di dalam kurung adalah
anggota-anggota jaringan koperasi tersebut baik koperasi primer maupun sekunder. Yang
dimaksud koperasi sekunder disini adalah koperasi yang anggotanya adalah badan-badan
hukum koperasi.
28
Koperasi Indonesia). Menurut UU No.25 tahun 1992 Tentang Perkoperasian, Dekopin adalah
organisasi koperasi-koperasi di Indonesia satu-satunya di tingkat nasional yang menangani
hal-hal di luar usaha secara langsung. Anggota Dekopin adalah koperasi koperasi tingkat
nasional dan Dekopinwil-Dekopinwil tingkat Propinsi.
Sebagai juru bicara gerakan koperasi, baik dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat.
Fungsi dan peran Dekopin, Dekopinwil dan Dekopinda yang lainnya adalah:
Sebagai pusat pelatihan dan pendidikan baik bagi pengurus, pengelola, pengawas,
anggota maupun masyarakat.
Sebagai pusat penelitian perkoperasian yang sementara ini masih terbentur masalah
SDM dan dana yang tidak mencukupi.
29
Sebagai pusat pemberi jasa ( Pusat informasi bisnis dan jaringan usaha koperasi)
dalam
mendorong
dan
menggalang
koperasi
Indonesia
seperti
konsultasi
Negara tersebut yang fungsinya mewakili kepentingan koperasi suatu Negara di forum
internasional selain sebagai mitra dialog dengan pemerintah Negara tersebut.
Contoh beberapa organisasi Apex:
Forum tertinggi organisasi koperasi dunia adalah ICA (International Cooperative Alliance)
yang didirikan pada tahun 1895 dan berkedudukan di Genewa, Swiss.
ICA merupakan
organisasi dunia non pemerintah nomor dua setelah palang merah/Red-Cross (di Indonesia
PMI).
ICA mengadakan konferensi internasional sekali dalam setiap empat tahun untuk
akan menentukan dimensi partisipasi anggota yang akan menentukan sukses atau tidaknya
koperasi dalam melakukan persaingan dengan perusahaan kapitalistik baik perusahaan
perseorangan, persekutuan (CV atau Firma) maupun perseroan terbatas. Nyawa koperasi
terletak pada partisipasi anggota.
Partisipasi anggota sebagai pemilik dapat diwujudkan berupa keikutsertaan anggota
dalam pengambilan keputusan, kontribusi modal (berupa simpanan pokok dan simpanan
wajib), pengelolaan, serta partisipasi dibidang pengawasan dan pengendalian. Partisipasi
anggota sebagai pelanggan ditunjukkan dalam pemanfaatan pelayanan (peminjaman,
pembelian, maupun pemasaran) yang diselenggarakan oleh perusahaan koperasi. Sebagai
contoh, para siswa sebagai pemilik koperasi sekolah harus aktif menghadiri rapat anggota
dalam rangka mengambil keputusan-keputusan penting koperasi, membayar simpanan
pokok dan simpanan wajib tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta
memberikan saran baik lisan maupun tertulis untuk kemajuan koperasi. Sebagai pelanggan,
para siswa anggota koperasi sekolah harus aktif berbelanja buku, ATK, pakaian seragam
dan kebutuhan siswa lainnya yang disediakan oleh toko koperasi sekolah. Hanya dengan
cara demikian anggota akan merasakan manfaat berkoperasi yang pada gilirannya akan
tumbuh rasa tanggung jawab dan rasa memiliki koperasi dan dapat dijamin koperasi akan
tumbuh dan berkembang.
30
pada perusahaan
kapitalistik persekutuan dan perseroan terbatas yang hanya memiliki identitas tunggal yaitu
hanya sebagai pemilik saja. Kewajiban pemilik persekutuan atau pemegang saham adalah
turut serta dalam pengambilan keputusan dan menyetor modal
dengan
tujuan
memperoleh balas jasa modal berupa bagian dari keuntungan perusahaan (deviden) yang
besarnya sesuai dengan perjanjian. Tetapi para pemilik tidak mempunyai kewajiban untuk
menggunakan/memanfaatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaannya.
Perusahaan menghasilkan barang dan jasa untuk kebutuhan pasar (masyarakat umum)
dalam rangka mencari keuntungan guna memperkaya para pemiliknya.
Karena kondisi hidup dan matinya koperasi sangat ditentukan oleh derajat
partisipasi anggotanya, maka keanggotaan koperasi harus dikelola sebaik-baiknya
agar
diperoleh anggota koperasi yang memiliki potensi ekonomi ( dapat sebagai produsen,
konsumen, atau pemilik faktor produksi tenaga kerja/keahlian), kesadaran dan komitmen
berkoperasi, dedikasi dan loyalitas/kesetiaan yang tinggi, yang
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
pengawasan
dari
pengadaan,
maupun
31
kuantitas keanggotaan
Mempertimbangkan
keseriusan, potensi dan motivasi mereka untuk menjadi anggota. Telah dibuktikan
oleh banyak koperasi sukses seperti hampir semua koperasi kredit melakukan seleksi
yang ketat terhadap calon anggotanya dengan serangkaian prosedur, proses dalam
jangka waktu tertentu.
kesediaan untuk mentaati aturan main koperasi. Jika selama 6 bulan calon anggota
dinilai lulus maka baru ditetapkan sebagai anggota koperasi, tetapi jika tidak maka
harus mengikuti kembali proses dari awal, begitu seterusnya. Dengan menerapkan
proses seleksi dan rekrutasi yang benar, koperasi kredit di Indonesia telah tumbuh dan
berkembang dengan sehat.
2. Pengembangan Anggota. Setelah calon anggota dinyatakan lulus menjadi anggota,
selanjutnya pihak manajemen koperasi harus mengembangkan potensi anggota sebaik
mungkin. Tujuannya agar anggota dapat menjalankan partisipasinya secara optimal.
Pengembangan anggota dapat diarahkan kepada peningkatan pengetahuan dan
pemahaman anggota terhadap
termasuk juga
MEL dapat
diberikan oleh koperasi dalam bentuk efisiensi harga pada saat anggota melakukan
transaksi dengan koperasinya seperti harga jual koperasi kepada anggotanya yang
lebih murah dibandingkan dengan pesaing (kasus koperasi konsumsi), harga beli
koperasi dari anggota yang lebih mahal dibandingkan para pesaingnya (kasus koperasi
pemasaran), dan tingkat bunga yang lebih rendah bagi anggota yang meminjam ke
koperasi (kasus koperasi
kredit).
32
insentif yang mendorong anggota akan setia dan berpartisipasi aktif baik sebagai
pemilik maupun sebagai pelanggan.
memberikan MEL dan METL kepa anggotanya biasanya akan ditinggalkan para
anggotanya.
4. Integrasi dan pemeliharaan anggota. Tujuan dari fungsi integrasi dan pemeliharaan
anggota adalah memelihara dan mengintegrasikan anggota agar tetap kompak,
produktif dan mengelola konflik diantara mereka dalam batas yang wajar dan sehat.
Banyak pakar menilai bahwa potensi konflik diantara para anggota koperasi cukup
tinggi, dan apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan konflik kepentingan
yang sering mengancam kelangsungan hidup koperasi. Potensi konflik dapat muncul
karena perbedaan latar belakang pendidikan anggota, pengalaman berorganisasi,
tingkat usia, serta perbedaan prioritas kepentingan.
manajemen koperasi harus mampu
pemeliharaan anggota
koperasinya.
yang
dimaksud dapat
berupa
disertai dengan adanya saluran komunikasi yang memadai agar konflik yang muncul
dapat segera diatasi.
5. Pemutusan keanggotaan koperasi.
oleh
pihak
manajemen
karena
suatu
sebab.
Untuk
status keanggotaannya.
memiliki aturan yang tegas untuk masalah ini, sehingga pihak manajemen tidak berani
melakukan pemutusan keanggotaan meskipun anggota yang bersangkutan tidak aktif
dan menjadi beban koperasi.
33