Está en la página 1de 1

Purpose A common concern of anesthesiologists is the management of children involved in stressful scenarios,

and premedication is considered, in most situations, as useful to reduce the stress responses. This randomized
placebo-controlled study was designed to evaluate two premedicants, ketamine versus a combination of
fentanyldroperidol, rectally administered, in pediatric surgical
outpatients.
Methods We randomly assigned 120 children to three equal groups to be rectally premedicated with ketamine 10
mg kg1 (group K), fentanyl 5 lgkg1, droperidol 100 lgkg1 (group F), or saline 0.2 ml kg1 (group P). A blinded
observer scored the childrens behavior, according to a four-category behavioral scale, before premedication
(time A), 45 min after premedication (time B), immediately before venipuncture (time C), and during the venipuncture (time D). Features of the premedication
technique, complications, parents opinions, and contraindications to hospital discharge were recorded.
Results Patient discharge was delayed because of anesthesia side effects in 7 cases (5.8%) and surgical problems
in 9 (7.5%). Group F showed a higher rate of postoperative nausea and vomiting (PONV) than group K, whereas
the latter had a higher rate of behavioral disturbances. The data
showed a signicant difference in the behavioral score between groups F and P, groups K and P, and groups F and
K at time B, and between groups K and P at time C. The reaction score at venipuncture shows a signicant
difference between groups K and P only.
Conclusion In this study, premedication with rectal ketamine showed signicantly better overall results in the
preoperative period than premedication with either fentanyldroperidol or placebo.

Tujuan Perhatian umum dokter anestesi adalah mengatasi anak yang terlibat dalam skenario yang membuatnya
stress, pemberian tindakan prmedikasi, pada kebanyakan situasi, sangat berguan untuk mengurangi tingkat
stress. Penelitian dengan RCT dirancang untuk mengevaluasi dua obat, ketamine dan kombinasi fentanyldroperidol, secara rectal, pada anak yang akan menjalani operasi bedah.
Metode Kami secara acak membagi 120 anak kedalam 3 kelompok untuk mendapat obat secara rektal dengan
ketamine 10 mg/kg (group K), fentanyl 5g/kg (group F), atao saline 0,2 ml/kg (group P). Pengamat lain akan
menilai sikap dari anak tersebut, menurut 4 kategori sikap, sebelum premedikasi (time A), 45 menit setelah
prmedikasi (time B), sebelum disuntik (time C), dan selama disuntik (time D). Termasuk didalamnya teknik
premedikasi, komplikasi, pendapat orangtua, kontraindikasi dicatat.
Hasil Pasien dihentikan karena efek samping anestesi 7 kasus (5,8%) dan masalah dalam operasi 9 (7,5%). Group F
menunjukkan hasil tertinggi kasus postoperasi mual dan muntah daripada group K, mengingat akhirnya gangguan
sikap paling tinggi. Data menunjukkan perbedaan yang sangat mencolok pada sikap diantara group F dan P, group
K dan P, dan group F dan K pada time B, juga antara group K dan P pada time C. Reaksi pada penyuntikan
menunjukkan perbedaan yang mencolok antara group K dan P saja.
Kesimpulan Pada percobaan kali ini, premedikasi secara rectal ketamine menunjukkan hasil yang lebih baik pada
semua hasil sebelum tindakan operative daripada prmedikasi dengan fentanyl-droperidol atau placebo.

También podría gustarte