Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
OLEH
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN USU
2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK.1
PENDAHULUAN..2
MORFOLOGI & IDENTIFIKASI.3
STRUKTUR ANTIGEN....4
PATOGENESIS & PATOLOGI4
GAMBARAN KLINIK..6
TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM........11
IMUNITAS..14
PENGOBATAN..14
PROFILAKSIS15
DAFTAR PUSTAKA..17
ABSTRAK
Candida telah muncul sebagai salahsatu infeksi nosokomial yang penting. Candida
adalah anggota flora normal terutama saluran pencernaan, juga selaput mukosa
saluran pernafasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan kaki.
Candida tampak sebagai ragi lonjong, kecil, berdinding tipis, bertunas, gram positif,
dan memiliki pseudohifa. Infeksi Candida dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi
baik endogen maupun eksogen. Penyakit yang disebabkan oleh Candida dapat
mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat
menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.
Untuk menegakkan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan mikroskopik, kultur,
serologi dan histopatologi. Penatalaksanaan dilakukan dengan menghindari atau
menghilangkan faktor predisposisi, antifungi topikal dan sistemik. Tindakan
pencegahan dengan menghindari gangguan keseimbangan pada flora normal dan
gangguan daya tahan inang dan dengan penggunaan antifungi.
PENDAHULUAN
Candida telah muncul sebagai salahsatu infeksi nosokomial yang paling
penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan
kesehatan
yang
bermakna.
Penggunaan
antijamur
untuk
profilaksis
dan
STRUKTUR ANTIGEN
Tes aglutinasi dengan serum yang terabsorpsi menunjukkan bahwa semua
strain Candida albicans termasuk dalam dua kelompok besar serologic A dan B.
Kelompok A mencakup C tropicalis. Ekstrak Candida untuk tes serologik dan kulit
tampaknya terdiri atas campuran antigen. Antibodi ini dapat diketahui melalui
presipitasi, imunodifusi, imunoelektroforesis balik, aglutinasi lateks, dan tes-tes
lainnya, tetapi pengenalan antibodi sirkulasi ini tidak terlalu membantu dalam
mendiagnosis penyakit akibat candida. Pada candidiasis yang tersebar sering terdapat
antigen mannan dari Candida yang beredar, dan kadang-kadang dapat ditemukan
antibodi presipitasi terhadap antigen nonmannan. Sebenarnya semua serum manusia
normal akan mengandung antibodi IgG terhadap Candida mannan.5
Faktor endogen :
1. Perubahan fisiologik :
a. Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
b. Kegemukan, karena banyak keringat
c. Debilitas
d. Iatrogenik, misal kateter intravena, kateter saluran kemih
Faktor eksogen :
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan
memudahkan masuknya jamur
d. Kontak dengan penderita, misalnya pada trush, balanopostitis.2,4,6
Pada penyuntikan intravena terhadap tikus atau kelinci, supensi padat Candida
albicans menyebabkan abses yang tersebar luas, khususnya di ginjal, dan
menyebabkan kematian kurang dari satu minggu. Secara histologik, berbagai lesi kulit
pada manusia menunjukkan peradangan. Beberapa menyerupai pembentukan abses;
lainnya menyerupai granuloma menahun. Kadang-kadang ditemukan sejumlah besar
Candida
tetrasiklin, tetapi hal ini biasanya tidak menyebabkan gejala. Candida dapat dibawa
oleh aliran darah ke banyak organ termasuk selaput otak, tetapi biasanya tidak dapat
menetap disini dan menyebabkan abses-abses milier kecuali bila inang lemah.
Penyebaran dan sepsis dapat terjadi pada penderita dengan imunitas seluler yang
lemah, misalnya mereka yang menerima kemoterapi kanker atau penderita limfoma,
AIDS, atau keadaan-keadaan lain.5
GAMBARAN KLINIK
Penyakit jamur yang disebabkan oleh spesies Candida disebut Kandidiasis,
dapat bersifat akut atau subakut dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki
atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau
meningitis.
Berdasarkan tempat yang terkena Conant dkk (1971), membaginya sebagai
berikut :2
A.Kandidosis selaput lendir :
1.Kandidosis oral (trush)
2.Perleche
3.Vulvovaginitis
4.Balanitis atau balanopostitis
5.Kandidosis mukokutan kronik
6.Kandidosis bronkopulmonar dan paru
B.Kandidosis kutis :
1.Lokalisata : a.daerah intertriginosa
b.daerah perianal
2.Generalisata
3.Paronikia dan onikomikosis
4.Kandidosis kutis granulomatosa
C.Kandidosis sistemik :
1.Endokarditis
2.Meningitis
3.Pielonefritis
4.Septikemia
D.Reaksi id (kandidid)
A.Mulut
1.Trush
Biasanya mengenai bayi, terjadi pada selaput mukosa pipi bagian dalam, lidah,
palatum mole dan permukaan rongga mulut yang lain dan tampak sebagai bercakbercak (pseudomembran) putih coklat muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas
pesudomiselium dan epitel yang terkelupas, dan hanya terdapat erosi minimal pada
selaput. Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut.
Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya tampak daerah yang basah dan merah.
Pada glositis kronik lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi berwarna
putih di tepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih ini tidak tampak jelas bila
penderita sering merokok.2,4 Pertumbuhan candida di dalam mulut akan lebih subur
bila disertai kortikosteroid, kadar glukosa tinggi dan imunodefisiensi.6
2.Perleche
Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan
dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya ialah defisiensi riboflavin.2
5.Diaper rash
Sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat
menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa
dermatitis oral dan perianal.
H. Kandidiasis sistemik/invasif
Candidiasis invasif adalah infeksi yang bersifat sistemik atau invasif di luar
lapisan-lapisan kulit dan secara klinis muncul sebagai spektrum penyakit hanya pada
Dr. Maria Magdalena Simatupang : Candida Albicans, 2009
USU Repository 2008
individu dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak. Candidiasis invasif ini terbagi
atas hematogenous candidiasis (melibatkan aliran darah) dan deep organ candidiasis
(infeksi pada spesifik organ). Istilah candidemia merujuk kepada spektrum klinis
yang dimulai dari isolasi spesies Candida dari aliran darah sampai dengan candidiasis
invasif yang melibatkan satu atau lebih organ.1
Candidemia
bisa
disebabkan
oleh
kateter
menetap,
pembedahan,
penyalahgunaan obat-obat intravena, aspirasi, atau kerusakan pada kulit atau saluran
pencernaan. Pada kebanyakan pasien dengan pertahanan tubuh yang normal, ragi-ragi
disingkirkan dan candidemia hanya sementara. Tetapi pasien dengan kelemahan
pertahanan fagositik bisa timbul lesi samar di mana saja, terutama ginjal, kulit (lesi
makulonoduler), mata, jantung dan selaput otak. Candidiasis sistemik paling sering
disebabkan oleh pemberian kortikosteroid atau agen imunosupresan lain, oleh
penyakit darah, seperti leukemia, limfoma, anemia aplastik atau oleh penyakit
granulomatosa kronis. Endokarditis candida sering disebabkan oleh penumpukan dan
pertumbuhan ragi dan pseudohifa atau vegetasi pada katup jantung buatan. Infeksi
ginjal biasanya bermanifestasi sistemik, dimana infeksi saluran kencing seringkali
disebabkan oleh kateter Folley, diabetes, kehamilan dan antibiotik antibakteri.6
Adapun spektrum klinis Candidemia :
1. Candidemia
2. Acute disseminated candidiasis
3. Chronic disseminated candidiasis
4. Deep organ candidiasis
Untuk menegakkan diagnosis definitif spektrum klinis di atas tidak selalu mudah.
Invasive Hematogenous Candidiasis terbagi atas 2 tipe yaitu uncomplicated
atau complicated, tergantung apakah telah terjadi penyebaran atau tidak.
1.Uncomplicated Invasive Hematogenous Candidiasis
Candidemia tanpa penyebaran ke organ tubuh. Kadang mengarah kepada candidemia
karena pemakaian kateter. Isolasi candida dari spesimen darah tanpa bukti adanya
metastasis infeksi ke organ-organ dihubungkan dengan keadaan yang jinak.
2.Complicated Invasive Hematogenous Candidiasis
Candidemia dengan penyebaran ke organ tubuh. Terbagi atas 2 tipe, yaitu :
a.Acute Disseminated Candidiasis (Hematogenous Candidiasis)
Terjadi candidemia dan ada bukti penyebaran ke organ tubuh.
b.Chronic Disseminated Candidiasis (Hepatosplenic Candidiasis)
Dr. Maria Magdalena Simatupang : Candida Albicans, 2009
USU Repository 2008
Terjadi hampir secara eksklusif setelah episode yang lama dari disfungsi sumsum
tulang dan netropenia yang muncul selama terapi kanker sel-sel darah. Hati, limpa,
dan kadang ginjal terinfeksi dengan Candida. Kultur darah jarang positif.
Deep Organ Candidiasis yaitu infeksi Candida pada satu organ, biasanya
muncul sesudah inokulasi langsung, tetapi pada situasi tertentu dapat terjadi sebagai
hasil dari penyebaran secara hematogen candidemia yang tidak terdeteksi.
Peritonitis candida biasanya muncul pada pasien dengan kateter dialisis
peritoneal atau sesudah trauma usus (inokulasi langsung). Infeksi candida pada
saluran kemih atas dan bawah dapat terjadi melalui rute ascending (inokulasi
langsung), sedangkan pielonefritis dapat terjadi melalui penyebaran secara
hematogen.
Candidiasis
hematogen
terjadi
melibatkan
beberapa
faktor.
Pertama
kolonisasi, diikuti perubahan dari usus dan translokasi dari organisme melintasi barier
usus, dan akhirnya terjadi candidemia. Keadaan imunosupresi dengan netropenia
memudahkan penyebaran jamur.
Kesukaran untuk membuat batasan yang jelas diantara bentuk-bentuk
disseminated Candida yaitu sangat sulit untuk menentukan apakah pada kultur darah
yang positif terdapat candida terbatas hanya di darah atau telah menyebar ke organorgan kecuali pada kasus yang jarang atau bila dilakukan otopsi.1
I.Reaksi id (kandidid)
Reaksi terjadi karena adanya metabolit kandida, klinisnya berupa vesikelvesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan atau bagian badan yang lain,
mirip dermatofitid. Di tempat tersebut tidak ada elemen jamur. Bila lesi kandidosis
diobati, kandidid akan menyembuh. Jika dilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen
kandida) memberi hasil positif.2
Tes germ tube yang bergantung pada kemampuan Candida albicans untuk
memproduksi germ tube pada serum.
pada
aliran
darah
pasien
dengan
candidiasis
hematogen.
IMUNITAS
Dasar dari resistensi Candidiasis bersifat kompleks dan belum secara lengkap
dimengerti. Respon imun yang diperantarai sel , terutama CD4, penting dalam
mengontrol candidiasis mucocutaneous dan netrofil mungkin sebagai komponen yang
penting pada candidiasis sistemik.6
PENGOBATAN
A. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
Lesi-lesi lokal paling baik diobati dengan menghilangkan penyebabnya, yaitu
menghindari basah, mempertahankan daerah-daerah tersebut tetap sejuk, berbedak
dan kering dan penghentian pemakaian antibiotika.2,6
B. Topikal2
1.Larutan ungu gentian -1 % untuk selaput lendir, 1-2 % untuk kulit, dioleskan
sehari 2 kali selama 3 hari
2.Nistatin, berupa krim, salap, emulsi
3.Amfoterisin B
4.Grup azol antara lain :
- Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
- Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
- Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
- Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
- Antimikotik lain yang berspektrum luas
C. Sistemik :
1.Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna
Pemberian nistatin melalui mulut tidak diabsorpsi, tetap dalam usus dan tidak
mempunyai efek pada infeksi Candida sistemik.2,4
2. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik
Amfoterisin B yang disuntikkan secara intravena, merupakan usaha pengobatan
efektif yang telah diterima untuk sebagian besar bentuk kandidiasis yang mengenai
organ dalam. Amfoterisin B diberikan dalam kombinasi dengan flusitosin melalui
mulut untuk menambah efek pengobatan pada kandidiasis diseminata.2,6
3. Ketokonazol bersifat fungistatik Ketokonazol menimbulkan respons terapeutik
yang jelas pada beberapa penderita infeksi Candida sistemik, terutama pada
kandidiasis mukokutan. Terapi ketokonazol adalah obat pilihan untuk pengendalian
jangka panjang untuk kandidiasis mukokutan kronik.6 Anti jamur grup azol
menghambat pembentukan ergosterol dengan mem blok aksi 14-alpha-demethylase.1
Dapat diberikan dengan dosis 200 mg per hari selama 10 hari 2 minggu pada pagi
hari setelah makan. Ketokonazol merupakan kontraindikasi untuk penderita kelainan
hepar.2
4.Kandidosis vaginalis dapat diberikan klotrimazol 500 mg per vaginam dosis
tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2x200 mg selama 5 hari atau dengan
itrakonazol 2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.
Pada vulvovaginitis Candida, terapi perawatan dengan ketokenazol mungkin
diperlukan.2
5.Anti jamur spektrum luas adalah polyene, echinocandin digunakan jika belum
diketahui spesies jamurnya. Bila organisme nya dipastikan Candida albicans, harus
dimulai terapi dengan fluconazol.1
PROFILAKSIS
Tindakan pencegahan yang paling penting adalah menghindari gangguan
keseimbangan pada flora normal dan gangguan daya tahan inang. Infeksi Candida
tidak menular, karena sebagian besar individu dalam keadaan normal sudah
mengandung organisme tersebut.6
Profilaksis efektif pada pasien dengan risiko tinggi. Meskipun flukonazol mengurangi
insiden candidiasis invasif, dampak positif pada angka kematian tidak terlihat kecuali
pada individu imunocompromised misal pasien netropenia, transplantasi organ.1
DAFTAR PUSTAKA