Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam memberikan kepuasan pelayanan kesehatan kepada pasien
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya adalah
manajemen rumah sakit yang baik. Manajemen ini diterapkan demi
terciptanya keadaan yang sehat pada masyarakt. Terpenuhinya kebutuhan
masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara
wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan
masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan
sesuai dengan norma dan etika yang baik merupakan suatu mutu
pelayanan kesehatan yang baik. Diperlukan juga suatu pengukuran dan
penilaian mutu pelayanan melalui rekam medis. Hal ini untuk mengetahui
derajat kesehatan masyarakat, mengetahui kepuasaan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit, serta mengetahui kompetensi, kredibilitas dan
pengetahuan para staf terhadap pelayanan kesehatan.
Selain itu juga, sistem informasi rekam medis dan sistem informasi
rumah sakit perlu dikelola dengan baik karena berdampak terhadap sistem
informasi manajemen rumah sakit yang dapat membantu dalam menilai
mutu pelayanan yang sebenarnya.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas BHBP 5 ( Health Management ).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi menurut Rommey (1997:16) yang dialihbahasakan oleh
Krismiaji
(2002;
12)
adalah
cara-cara
yang
diorganisasi
untuk
pelayanan
kesehatan
kepada
masyarakat.
Sistem
2006).
melakukan
mungkindengan
pencatatan
pelaksana
dalam
observasi
waktu
dan
secepat
pemberian
dalam
rekam
medis
seharusnya
tenaga
yang
dapat
mengoperasikan komputer
2) Kekurangan Rekam Medis Manual
(1) Memerlukan
proses
pencarian,
pengurutan,
2.1.2
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
2.1.3
kemudahan
pada
petugas
pelayanan
kesehatan,sehingga
mempercepat proses yang akan diperlukan baik bagi pihak rumah sakit
maupun bagi pihak pasien tersebut.
Sistem informasi rekam medik eletronik pada era saat ini sangat
membantu kinerja petugas pelayanan kesehatan karena memberi
dibutuhkan
dengan
cara
yang
cepat.
mengoperasikannya,seperti:membutuhkan
biaya
yang
tidak
2.1.4
rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat ( Permenkes no. 147 tahun 2010).
Rumah sakit menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia (PERSI) BAB I Pasal 1 adalah suatu lembaga dalam mata rantai Sistem
Kesehatan Nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh
masyarakat ( Iskandar 1998). Rumah Sakit adalah sarana yang merupakan bagian
dari sitem pelayanan kesehatan yang menjalankan rawat inap, rawat jalan, dan
rahabilitasi berikut segala penunjangnya ( Astuti, 2009)
Menurut American Hospital Association dalam Aditama (2003), rumah
sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya adalah mjemberikan pelayanan
pada pasien. Pelayanan tersebut merupakan diagnostik dan terapeutik untuk
berbagai penyakit dan masalah kesehatan baik yang bersifat bedah maupun non
bedah.
2.2.1
dan
pemulihan
dan
pelatihan
sumberdaya
teknologi
bidang
kesehatan
dalam
rangka
kedokteran
dan
kekesehatan
5) Melaksanakan program pencegahan penyakit dan penyuluhan
kesehatan bagi populasi disekitarnya
2.2.2
beberapa
jenis
kesehatan (customer
service),
dengan
hasil
secara
pelaksanaan
rencana
terus
kerja
menerus
yang
(bekesinambungan)
sudah
disusun
dan
administratif.
memudahkan
dalam
Adanya
indikator
melakukan
koreksi
kinerja,
apabila
akan
ada
penyimpangan.
2.2.3
produknya lebih
peningkatan
proses
dan
mutu
produknya
termasuk
Pengertian Mutu
Beberapa pengertian mengenai mutu di antaranya adalah sebagai
berikut :
1.) Kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby
1984).
2.) Sifat yang dimiliki oleh suatu program (Donabedian, 1980.)
3.) Totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang
dihasilkan, yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian
akan adanya rasa aman dan atau terpenuhinya kebutuhan para
oleh pelanggan.
Dimensi Mutu
Menurut
Parasuraman,
Zeithaml,
dan
Berry
(1985),
merupakan
konsep
yang
komprehensif
dan
bermutu
pelayanan
yang
diberikan
dan
semakin
puas
kebutuhan
pasien,
kelancaran
pelayanan kesehatan.
1.) Menurut pasien / masyarakat
Pasien/ masyarakat melihat layanan kesehatan yang
bermutu
kesehatan
yang
dapat
menyembuhkan
keluhan
serta
mencegah
Pemberi
layanan
kesehatan
mengaitkan
layanan
layanan
kesehatan
sesuai
dengan
teknologi
Administrator
layanan
kesehatan
tidak
langsung
optimal
bagi
setiap
pasien
dan
pelayanan
kesehatan
keluhan
kondisi
lingkungan
fisik
dan
tenaga
serta
kode
etik
dan
standar
pelayanan
profesi
ini
dimaksudkan
untuk
menghindari
kelima,
dikenal
sebagai
Strategic
Quality
pelaksanaan
proses
pelayanan
kesehatan
dan
pelayanan
kesehatan
pada
prinsipnya
dari
pelayanan
kesehatan.
Standar
luaran
akan
merupakan
tolak
ukur
tentang
organisasi,
selanjutnya
adalah
pembahasan
bagaimna
cara
mutu
prospektif,
pengukuran
mutu
retrospektif,
kesehatan
diselenggarakan.
Oleh
sebab
yang
sama
mutunya.
Standarisasi
dapat
adalah
langkah
selanjutnya
dari
penilaian
sumber
daya
bukan
pada
kinerja
yang
tidak
lengkap
dan
tidak
akurat
yang
terstruktur terdiri
dari
dipilih
wawancara ;
jawab
dengan
angka.Keuntungan
dari
akan
memberikan informasi
3.) Pasien merasa terlibat di layanan kesehatan
4.) Pasien mempunyai kesempatan untuk melontarkan
persoalan yang terlupakan dalam menyusun wawancara
Kerugian dari wawancara adalah sebagai berikut:
1.) Pasien merasa sulit memberikan jawaban yang yang
negative
2.) Wawancara membutuhkan waktu sehingga biaya mahal
3.) Pewawancara secara tidak sadar dapat dipengaruhi oleh
jawaban yang diberikan pasien
(3.)Pembuatan kuesioner
Merupakan salah satu tehnik yang biasa digunakan
dalam
jaminan
mutulayanan
kesehatan.
Sayangnya
dilakukan
selama
kegiatan
layanan
kesehatan
dan
kadang
dilengkapi
dengan
rekam
medic,
yang
berbeda,
sedangkan
kerugiannya
standar
layanan
dengan
kesehatan
cara
dengan
1.
2.
utama, yakni:
1.) Menetapkan
masalah
mutu
dan
penyebabnya
3.
layanan
kesehatan
dalam
proses
kegiatan
memantau
dan
mengevaluasi,
serta
QA
adalah
upaya
untuk
identifikasi
dan
pelayanan
kesehatan
yang
terjamin
5.
target
perolehan
omzet,
efisiensi
kinerja,
tingkat
dalam
membuat
sasaran
mutu
harus
memenuhi
cara
inspeksinya
(berupa
prosedur)
dan
kualitas
agar
proyek
memenuhi
semua
requairement.
3.) Perform Quality Control, memonitor hasil pelaksanaan
proyek apakah memenuhi standar kualitas atau tidak.
7.
2.3.8
1.
TQM) merupakan pendekatan manajemen untuk memadukan upayaupaya pengembangan mutu, pemeliharaan mutu dan peningkatan mutu
dari berbagai kelompok dalam organisasi untuk menghasilkan produk
yang paling ekonomis serta terpenuhinya kepuasan konsumen.
Pada konsep TQM ini sudah melibatkan semua jajaran
organisasi dan seluruh anggota organisasi, serta lebih menekankan
pada terlibatnya unsur-unsur manajer mulai dari atas (top manager)
sampai manajer paling bawah (lower manager). Terdapat 3 kata kunci
dalam manajemen mutu terpadu (TQM), yaitu:
1) Terpadu (total), berarti mutu menjadi bagian integral dari
setiap fase atau proses dalam organisasi, dengan tumbuhnya
saling keterkaitan dan ketergantungan satu sama lain.
2) Mutu (quality), yaitu inti dari TQM. Apabila kita
mengadopsi
TQM,
maka
mutu
didasarkan
kepada
harus
dilaksanakan
oleh
manajemen.
Prinsip-prinsip
tersebut
TQM,
baik
pelanggan
internal
maupun
keputusan
dan
pemecahan
masalah
yang
duga
(benchmark),
memantau
prestasi,
dan
melaksanakan perbaikan.
4.) Komitmen Jangka Panjang
TQM merupakan paradigma baru dalam melaksanakan
bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru
pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting
guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM
dapat berjalan dengan sukses.
5.) Kerjasama Team (Teamwork)
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerja sama
tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar
karyawan perusahaan maupun dengan pemasok lembagalembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
produk
atau
jasa
dihasilkan
dengan
secara
terus
menerus
agar
kualitas
yang
orang
dalam
perusahaan
dapat
meningkatkan
menilai
jasa
pesaing.
Meminta
pelanggan
untuk
pelanggan
pengguna
jasa
pelayanan
kesehatan
fasilitas
menyangkut
sikap
yang
serta
disediakan,
tindakan
tetapi
para
terpenting
pelaksana
lagi
ketika
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Identitas
Drg. Tobi sebagai Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mukut di KotaA.
3.2 Identifikasi Masalah
3.1.1 Di rumah sakit ditemukan beberapa dimensi mutu pelayanan tidak
3.1.2
3.1.3
di rumah sakit.
Drg. Tobi belum mengukur mutu dan menilai mutu pelayanan
3.1.4
dengan benar.
Sistem informasi rekam medis dan sistem informasi rumah sakit
Sistem informasi rekam medis, sistem informasi rumah sakit, dan sistem
informasi manajemen rumah sakit belum dikelola dengan baik
Drg. Tobi belum mengukur mutu dan menilai mutu pelayanan dengan baik
Drg. Tobi belum tahu mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Memperbaiki manajemen rumah sakit dengan cara meningkatan mutu pelayanan
kesehatan dan menerapkan konsep manajemen mutu terpadu
Menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Memberi kepuasan pada pasien
BAB IV
DISKUSI
Pada kasus ketiga ini dipaparkan bahwa, banyak pasien yang tidak puas
akan mutu pelayanan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut kota A, diantaranya
waktu tunggu yang lama, petugas dan perawat kurang empati. Hal ini disebabkan
karena drg. Tobi belum tahu mutu pelayanan kesehatan yang sebenarnya dari
rumah sakit. Drg. Tobi belum mengukur mutu dan menilai mutu pelayanan
dengan benar, disebabkan oleh sistem informasi rekam medis dan sistem
informasi rumah sakit yang belum dikelola dengan baik sehingga sistem informasi
manajemen rumah sakit pun belum baik.
Karena banyak keluhan dari pasien, drg. Tobi sebagai Direktur Rumah
Sakit Gigi dan Mulut kota A, ingin memperbaiki manajemen rumah sakit
dengan melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan (quality assurance) dan
menerapkan konsep manajemen mutu terpadu (total quality management),
sehingga dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan dan memuaskan
pasien.
BAB V
KESIMPULAN