Está en la página 1de 56

SPESFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN GEDUNG UKK/UKM TAHAP II


IAIN SUMATERA UTARA TAHUN 2014

KELOMPOK KERJA (POKJA)


UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)
IAIN SUMATERA UTARA
TAHUN 2014

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

BAB XII
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR & STRUKTUR

PASAL - 1

PEKERJAAN PERSIAPAN
1.

Rencana Kerja.
a) Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan Network Planning /
Barchart paling lambat 5 (lima) hari sebelum dimulainya pelaksanaan, untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas.
b) Rencana Kerja yang telah disetujui Konsultan Pengawas harus dipasang dikantor lapangan dan
menjadi acuan rencana kerja yang resmi dan mengikat bagi konsultan pengawas sebagai dasar
untuk rnenentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan disiplin waktu sebagai tolak ukur
prestasi pekerjaan kontraktor.

2.

Perataan Tanah, Pemasangan Bouwplank & Pengukuran.


a) Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, kontraktor harus meratakan tanah terlebih dahulu
untuk memudahkan pengukuran peil lantai.
b) Pemasangan bouwplank dari kayu kelas II yang sudah diserut rapih dan kayu tersebut harus
kering betul agar tidak melenting / melincang.
c) Pada pengukuran tanah dan penentuan peil, kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur yang
baik / dapat dipergunakan (waterpass, theodolith dan lain-lain).
d) Kontraktor harus membuat patok ukur elevasi, sebagai referensi untuk permukaan elevasi
bangunan. Patok ukur ini harus dibuat kuat dari konstruksi beton.

3.

Gudang bahan, Perancah & Direksi Keet.


a) Pada prinsipnya, kontraktor harus mengusahakan agar semua bahan bangunan, peralatan dan
perlengkapan lainnya yang telah berada dilapangan harus tersimpan dan terlindung dari
kerusakan dan kehilangan, karena hal tersebut akan menjadi resiko kontraktor tersebut.
b) Perancah untuk keperluan pelaksanaan harus cukup kuat dan aman agar tidak sampai terjadi
kecelakaan dalam pelaksanaan.

4.

Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan.


a) Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap 4 (empat).
Laporan Harian,
Adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat perincian tentang :
- Kapasitas / banyaknya tenaga kerja.
- Pemasukan bahan bangunan.
- Kegiatan pelaksanaan pada hari ini.
- Catatan kegiatan lainnya (curah hujan dan lain-lain).
- Catatan maupun peringatan dari konsultan pengawas.
Laporan Mingguan,
Adalah laporan berkala mingguan yang berisikan garis-garis besar dari apa saja yang telah
dicantumkan dalam laporan harian, misalnya jumlah atau persentase pekerjaan yang telah
dikerjakan maupun rencana kerja minggu berikutnya. Laporan mingguan dibuat oleh
kontraktor dengan persetujuan konsultan pengawas. Laporan berkala bulanan dibuat oleh
konsultan pengawas yang ditujukan untuk pemberi tugas.
b) Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka kontraktor harus
mengadakan pemotretan bagian pekerjaan / bangunan yang sedang dalam pelaksanaan.
1

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

c)

Kuantitas dan arah pemotretan serta berapa set foto tersebut harus dicetak minimal 5 (lima)
set, ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran
pembayaran. Foto / gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan berwarna
ukuran 3R.

5.

Kesejahteraan Pekerja.
a) Kontraktor harus menyediakan obat-obatan / PPPK ditempat pekerjaan/ lokasi proyek.
b) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kecelakaan yang mungkin terjadi serta
atas biaya pengobatannya dan jaminan sosial lainnya bagi para pekerja proyek tersebut.
c) Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup dan membuat MCK darurat yang
tertutup dilokasi proyek untuk para pekerja.

6.

Pagar Pengaman Halaman Pekerjaan & Pengamanan Sarana.


a) Kontraktor harus membuat pagar proyek yang memadai dan apabila lokasinya terpaksa
dipindah-pindah agar dilakukan secara terkoordinir dan segala perbaikan-perbaikan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
b) Kerusakan pemakaian jalan maupun sarana lain yang ada dihalaman lokasi pekerjaan menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya dan apabila pekerjaan telah selesai, maka
perbaikan-perbaikan tersebut menjadi beban / biaya kontraktor.

7.

Pemeriksaan Bahan Bangunan.


a) Sebelum semua bahan bangunan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
tersedia, terlebih dahulu kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk diperiksa serta
mendapatkan persetujuan dari konsultan Pengawas, dalam hal ini umumnya Konsultan
Pengawas diberi wewenang sepenuhnya. Cara pemeriksaan bahan akan ditentukan kemudian.
b) Jika terdapat perbedaan pendapat dengan kontraktor, maka konsultan pengawas akan
menuntut pemeriksaan lebih lanjut pada salah satu laboratorium penyelidikan bahan
bangunan, dimana contohnya diambil dari bahan yang diperselisihkan.
c) Pengadaan air bersih untuk keperluan proyek menjadi tanggung jawab kontraktor.

8.

Gambar Kerja dan Revisi / Perbaikan.


a) Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar kerja yang belum ada karena sesuatu hal,
perlu digambar demi kelancaran pelaksanaan. Sebelum dilaksanakan, gambar tersebut harus
mendapat persetujuan konsultan pengawas terlebih dahulu.
b) Apabila selama pelaksanaan diadakan perubahan dari gambar kerja sebelumnya, kontraktor
diwajibkan membuat gambar revisi / perbaikan diatas kutipan / cetak biru dengan tinta
berwarna yang rnenyolok sebagai bahan pembuatan as built drawing. Gambar revisi tersebut
harus dikirimkan pula kepada pihak Direksi lainnya.

9.

Pelaksanaan Ukuran-ukuran.
a) Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambar kerja.
b) Kontraktor harus memberitahukan kepada konsultan pengawas bila akan memulai suatu
bagian pekerjaan, sehingga konsultan pengawas dapat memeriksa kebenaran ukurannya.
c) Kontraktor juga harus mencocokkan ukuran-ukuran satu dengan lainnya dan segera
memberitahukan pada konsultan pengawas apabila terdapat perbedaan.
d) Tempat bangunan yang sebenarnya ditetapkan oleh kontraktor dengan persetujuan konsultan
pengawas. Dalam gambar uitzet kontraktor harus mempergunakan alat ukur waterpass atau
theodolith.

10. Hal-hal yang erat hubungannya dengan Estetika.


Penempatan hal-hal yang erat hubungannya dengan estetika harus mendapat persetujuan
konsultan pengawas dan perencana sebelum dilaksanakan.
2

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

11. Mesin-mesin, Alat Bantu, Alat Sementara dan Pesawat Ukur.


a) Kontraktor harus rnengusahakan agar ditempat pekerjaan tersedia cukup mesin-mesin, alatalat bantu dan alat sementara untuk melaksanakan pekerjaan sebagai syarat pelaksanaan yang
sempurna.
b) Bila sewaktu-waktu diperlukan oleh konsultan pengawas, kontraktor harus dapat menyediakan
alat-alat dan pesawat ukur serta tenaga bantu yang diperlukan untuk memeriksa kebenaran
pengukuran / letak bangunan.
12. Kecelakaan dan Kesulitan.
a) Kecelakaan-kecelakaan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung menjadi beban
dan tanggung jawab kontraktor.
b) Sehubungan dengan hal diatas, kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK (Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan) lengkap dengan isinya menurut kebutuhan dan menempatkan
kotak PPPK ini ditempat yang mudah dicapai / diambil bila diperlukan.
c) Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang terjadi akibat malapetaka alam di luar dugaan /
jangkauan manusia, segala biaya / ongkos pengobatan menjadi beban pemberi tugas sebagai
claim (tuntutan) terhadap yang dinyatakan sebagai Force Majeure.
d) Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini, maka semua ketentuan umum
lainnya yang dinyatakan dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh jawatan / instansi
cq. Undang-undang Keselamatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan /
tambahan hingga kini tetap berlaku.
13. Pengamanan.
a) Setelah kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain sebagaimana yang
telah diuraikan dalam pasal-pasal sebelumnya maka kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang ada didaerahnya antara lain :
Kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja atau tidak sengaja.
Penggunaan sesuatu yang salah atau keliru (bahan alat-alat dll).
Kehilangan bagian atau barang yang berada didaerahnya yang telah atau belum diserahkan
kepadanya oleh pihak lain, bagian atau barang tersebut antara lain bahan, alat dan lain-lain.
b) Terhadap semua kejadian yang terjadi telah dinyatakan di atas kontraktor harus melaporkan
kepada konsultan pengawas dalam waktu 1 x 24 jam untuk diteliti dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
c) Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas, kontraktor diizinkan untuk mengadakan
Komando Pengamanan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Setempat disertai prasarana
penunjang antara lain penerangan malam dan lain sebagainya atas beban biaya sendiri.
d) Terhadap segala kerusakan dan kehilangan sesuatu, harus dapat diselesaikan bersama-sama
dengan konsultan pengawas dan keamanan proyek setempat.
e) Kontraktor juga bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan atau kehilangan-kehilangan
yang timbul akibat overmacht (malapetaka alam atau tekanan-tekanan lain), yang nyata atau
hasil pemeriksaan, pengusutan dan penyelidikan dianggap sebagai Force Majeurue.
14. Personalia Kontraktor.
a) Kontraktor harus menyampaikan daftar dan susunan organisasi pelaksana kontraktor kepada
konsultan pengawas sebelum pelaksanaan dimulai.
b) Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain diluar proyek ini kepada wakil
ataupun pelaksana kontraktor.
c) Bilamana diketahui pelaksana kontraktor atau wakilnya dan pembantunya berhalangan atau
sakit, maka kontraktor harus menunjuk dan menempatkan penggantinya sampai orang yang
berhalangan tersebut masuk kerja kembali.
d) Tenaga ahli, bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan / pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, dalam hal ini harus melakukan pengontrolan kelapangan setiap hari, minimal
menerima laporan bila berhalangan datang.
3

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

15. Jangka Waktu Pelaksanaan.


a) Jangka waktu berlangsungnya penyelenggaraan pelaksanaan pekerjaan selama hari kalender
dan dengan ketentuan bahwa dimulainya penyelenggaraan pelaksanaan adalah sejak, tanggal,
bulan dan tahun Surat Keputusan Pemenang Tender dikeluarkan.
b) Setelah menerima Surat Keputusan Pemenang Tender, Kontraktor diwajibkan mengajukan
rencana kerja dari jadwal pelaksanaan proyek / Time Schedule secara terperinci lengkap
dengan jenis kegiatan dan grafik kemajuan pekerjaan (rencana dan realisasinya) diajukan
kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
c) Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan tersebut di atas kertas kalkir, rapih, dan jelas ditanda
tangani oleh Direktur / Manager Proyek / Site Manager dan dicap perusahaan.
d) Kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja dan
jadwal, yang telah ditentukan diatas dan tetap mengikat dan tidak berubah kecuali adanya
Force Majeure. Keterlambatan penyerahan kebutuhan (bahan, alat atau penentuannya)
proyek pembangunan, harus diajukan secara resmi / tertulis kepada konsultan pengawas
untuk dapat menyetujuinya.
e) Rencana Kerja dan jadwal waktu pekerjaan proyek harus selalu berada di Kantor Kerja Proyek
(Direksi keet). Dan seluruh masalah-masalah yang timbul selama berlangsungnya proyek
(kemacetan-kemacetan, keterlambatan dll) serta realisasi kemajuan pekerjaan, harus dicatat
dalam jadwal pelaksanaan tersebut.

PASAL - 2

PEKERJAAN GALIAN & TIMBUNAN


1.

Pekerjaan Galian.
Pekerjaan galian terdiri dari beberapa macam yaitu :
a) Galian Biasa mencakup seluruh galian - galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian
struktur.
b) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut
atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian
Biasa atau Batu tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur. Galian Struktur terbatas untuk
galian lantai pondasi, poor dan struktur pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur
meliputi : penimbunan kembali dengan bahan yang disetujui, pembuangan bahan galian yang
tidak terpakai.
1.1. Prosedur Penggalian,
- Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
- Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan dibawah dan diluar batas galian.
- Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam
keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat.
- Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada pondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang
mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos
tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm
harus dibuang. Profil galian yang diisyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun
kembali dengan bahan yang memenuhi syarat dan dipadatkan.
1.2. Pengamanan Pekerjaan Galian,
- Kontraktor harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan pekerja,
yang melakasanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada disekitar lokasi
galian.
4

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

- Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak diijinkan
berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa
atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang
telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan
yang telah disetujui dan telah dipadatkan.
- Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian, dimana
kepala mereka, yang meskipun kadang-kadang saja, berada dibawah permukaan tanah,
maka Kontraktor harus menempatkan seorang pengawas Keamanan dilokasi kerja tugasnya
hanya memantau keamanan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang
belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.
1.3. Kondisi Tempat Kerja,
- Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus menyediakan semua
bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan),
pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara. Pompa siap pakai dilapangan
harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi
gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
- Bilamana pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana air
atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah tercemari, maka Kontraktor harus
senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh
pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
1.4. Utilitas Bawah Tanah,
- Kontraktor bertanggung-jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan
lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atau
wewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian.
- Kontraktor bertanggung-jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah
yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur
yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat
kegiatannya.
1.5. Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian,
- Semua bahan galian tanah dan batu yang dapat dipakai bilamana memungkinkan harus
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
- Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut {peat), sejumlah
besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang akan menyulitkan
pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan
(settlement) yang tidak dikehendaki, harus tidak digunakan sebagai timbunan dalam
pekerjaan permanen.
- Kontraktor bertanggung-jawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yang diperlukan
untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai / yang tidak memenuhi syarat untuk
bahan timbunan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir.
2.

Pekerjaan Urugan.
Pekerjaan Urugan terdiri dari beberapa bagian pekerjaan :
a) Urugan bekas galian pondasi dengan menggunakan bahan urugan dari bekas galian.
b) Urugan Bekas galian balok sloof, bahan dari timbunan bekas galian sloof adalah tanah hasil
galian setempat. Bahan yang digunakan bahan yang baik.
c) Pemadatan Urugan;
- Segera setelah penempatan bahan galian harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang
memadai (stamper) dan disetujui sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air
optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
5

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

PASAL - 3

PEKERJAAN BETON
1.

U m u m.
Beton merupakan campuran semen, agregat halus dan agregat kasar dan air dengan komposisi
proporsional dengan menggunakan semen minimum sebagaimana dalam spesifikasi ini.
Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan:
a) Pedoman Ketahanan Gempa untuk rumah dan gedung (SK3I-1.3.53.1987).
b) Metode Pengujian Kuat Tekan Beton SNI03-1974-19901.
c) Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk Rumah dan
Gedung SKBI-2.3.53.1987.
d) Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI03 - 2847-2002.
e) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) N1-3/1982.
f) Spesifikasi Beton Siap Pakai SNI03-4433-1997.
g) Manual Concrete Practice (ACI Manual 2006).
h) Peraturan-peraturan lain yang berlaku di Indonesia dan negara lain yang ada kaitannya dengan
pekerjaan yang dilaksanakan dengan mendapat persetujuan Wakil Pemberi Tugas.
1.1. Mutu Beton dan Campuran,
a. Beton Struktur,
1. Beton K-100 digunakan pada pekerjaan- pekerjaan antara lain :
- Pekerjaan Lantai kerja Pondasi setempat
- Pekerjaan Lantai kerja sloof
- Pekerjaan Kolom Praktis
2. Beton K-225 digunakan pada pekerjaan- pekerjaan antara lain :
- Pekerjaan Pondasi Tapak
- Pekerjaan Kolom
- Pekerjaan Sloof
- Pekerjaan Balok
3. Penentuan produsen beton ready mixed harus disetujui Konsultan Pengawas.
4. Penggunaan admixture yang tidak dispesifikasikan dalam persyaratan teknis ini, harus
ada persetujuan tertulis dari Pengawas. Jenis dan Kegunaan Admixture harus
diberitahukan kepada Pengawas disertai brosur, contoh bahan dan instruksi
pemakaian dari Produsen / Pabrik. Bila Pengawas menginginkan pengetesan
sebelumnya, maka Kontraktor harus membuat sample dan melakukan pengetesan di
laboratorium yang ditentukan pengawas, semua biaya yang timbul ditanggung oleh
Kontraktor. Untuk peningkatan nilai slump dapat digunakan plastocrete.
5. Semua pekerjaan beton-bertulang harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan
Beton Bertulang yang berlaku di Indonesia, baik mengenai syarat-syarat mutu bahan,
metode pelaksanaan, panjang penjangkaran pembesian dan lain-lainnya.
6. Slump beton harus disesuaikan dengan Metode Pengecoran.
Slump beton di lapangan adalah sebagai berikut :
Pondasi, Kolom, balok dan pelat = 120 mm 20 mm
Bila metode pengecoran yang diusulkan oleh Kontraktor dinilai Pengawas memerlukan
nilai slump yang menyimpang, maka Kontraktor harus melaksanakan dengan tambah/
kurang biaya ditanggung oleh Kontraktor sendiri.
7. Bila terjadi kebocoran, peresapan air atau rembesan, maka Kontraktor wajib
mengajukan cara perbaikan untuk disetujui Pemberi Tugas. Biaya perbaikan sampai
keadaan yang dapat diterima Pemberi Tugas ditanggung sendiri oleh Kontraktor.
Pemberi Tugas tidak memberikan biaya tambahan untuk perbaikan tersebut,
8. Selimut beton untuk struktur adalah :
Kolom
= 40 mm
6

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Balok
= 35 mm
Dinding beton = 30 mm
Plat
= 25 mm
9. Masing-masing mutu beton :
K-225
K-100
Kontraktor diwajibkan membuat 3 buah sampel kubus beton setiap 5 m3 dengan
catatan harus dibuat tanggal dan jam pengambilan sampel, sampel tersebut harus
dirawat sesuai dengan peraturan-peraturan beton tersebut diatas.
Setelah masing-masing sampel mencapai umur 7 hari kontraktor diwajibkan
mengadakan pengujian secara laboratorium.
Pengujian terakhir setelah sampel berumur 28 hari.
Semua hasil pengujian sampel kontraktor diwajibkan membuat mix design.
Semua biaya yang ditimbulkan pengujian sampel secara laboratorium adalah
tanggung jawab kontraktor.
b. Beton Struktur,
Untuk beton non struktur memakai campuran 1 semen : 3 pasir: 5 kerikil.
1.2. Bahan,
a. Semen
Semen harus memenui persyaratan untuk Portland Cement " Specification for Portland
Cement" (ASTM C 150).
b. Aggregat
Aggregat yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan "Spesification for Concrete
Aggregagates" (ASTM C 33).
1. Gradasi agregat kasar dan halus harus rnemenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel, tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu
ditolak bila Kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian beton yang dihasilkan
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Tabel. Sifat-sifat Aggregat.
2. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih
dari dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor
3. Sifat-sifat Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras, kuat
yang diperoleh dengan pemecahan batu atau berangkal (boulder), atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
Agregat bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh pengujian SNI 032816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yang diberikan dalam Tabel bila
contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI/AASHTO yang berhubungan.
Tabel. Ketentuan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan

Persen Berat Yang Lolos Ontuk Agregat

ASTM

(mm)

Halus

Kasar

50,80

100

38,10

95 100

100

25,40

95 100

100

3/4

19,00

35 70

90 100

100

1/2

12,70

25 60

90 100

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

3/8

9,50

100

10 30

20 50

40 70

No. 4

4,75

95 100

05

0 10

0 10

0 15

No. 8

2,36

0-5

0-5

05

No, 16

1,18

45 80

No, 50

0,30

10 30

No, 100

0,15

2 - 10

Tabel. Sifat-sifat Agregat


Sifat-sifat

Metode Pengujian

Batas Maksimum yang


diizinkan untuk Agregat
Halus

2.

Kasar

Keausan Agregat dengan Mesin Los


Angeles pada 500 putaran

SN I03-2417-1991

40%

Kekekalan Bentuk Batu terhadap Larutan


Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat
setelah 5 siklus

SNI 03-3407-1994

10%

12%

Gumpalan Lempung dan Partikel yang


Mudah Pecah

SKSNI M-01-1994-03

- 0,5%

0,25 %

Bahan yang Lolos Ayakan No.200'

SKSNIM-02-1994-03

3%

1%

Pelaksanaan dan Penyimpangan Mutu.


a) Beton tidak boleh dicor langsung berhubungan dengan tanah kecuali lantai kerja.
b) Setiap penyambungan pengecoran, harus dibersihkan dahulu dan permukaan beton lama di
kasarkan, sarang-sarang kerikil harus dihilangkan kemudian diberi admixture / bahan
pembantu lainnya yang sesuai.
c) Bila diperlukan penambahan pembesian dan bahan pembantu lainnya pada tempat
sambungan pengecoran, maka kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
tidak dapat diclaim sebagai kerja tambah.
d) Pengiriman dan Pengangkutan Beton,
Pengiriman beton dari mixing plant ke lapangan harus dilaksanakan sedemikian sehingga
segregasi dan kehilangan beton tidak terjadi.
Rata-rata pengiriman, haul time, waktu pencampuran, dan kapasitas corong harus
sedemikian rupa sehingga semua campuran beton yang dikirim harus ditempatkan dalam
waktu tidak lebih dari satu jam dari saat semen dan air dicampurkan ke dalam mixer.
e) Penambahan Air pada Pekerjaan di Lapangan,
Air yang disetujui oleh Pemberi Tugas dapat ditambahkan ke adukan hanya apabila rasio air /
semen maksimum yang diijinkan ataupun slump maksimum belum terlampaui.
f) Pengecoran Beton,
Sediakan jadwal pengecoran dan serahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas
untuk disetujui sebelum pekerjaan beton dimulai.
Sebelum pengecoran beton, formwork, tulangan dan item-item yang akan dibenamkan
harus disetujui dan diteliti oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. Permintaan untuk
penelitian harus diserahkan kepada Pemberi Tugas 48 jam sebelum pengecoran beton.
Deposit beton sedekat mungkin dengan posisi final pada lapisan yang seragam tidak boleh
melebihi kedalaman 30 cm. Maksimum free fall adalah 1,5 m.
8

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Jangan alirkan dengan vibrator. Gunakanlah elephant trunks atau alat lainnya yang disetujui
dimana drop melebihi 1,5 m disyaratkan dan Segregasi tidak diijinkan.
Siapkan tempat untuk deposit, mix, pengangkutan, penempatan dan cure beton sesuai ACI
301, 304 dan 318. Basahkan form work sebelum penempatan coran beton.
g) Batas waktu,
Tuangkan coran beton dalam waktu satu dan setengah jam setelah batching.
h) Getaran,
Konsolidasikan beton sesuai ACI 301 dan ACI 309 segera sesudah dicor.
Sediakan vibrator cadangan untuk keperluan mendadak selama pengecoran beton.
Vibrator yang digunakan baik elektrik maupun pneumatik, tipe immersion, yang bekerja
pada 7000 rpm untuk diameter kepala vibrator < 180 mm dan 6000 rpm untuk diameter
kepala vibrator > 180 mm. Vibrator-vibrator tersebut harus mempunyai amplitudo yang
cukup untuk menghasilkan konsolidasi yang cukup.
i) Curing,
Mulailah prosedur curing segera setelah dimulainya proses finishing. Curing harus
dilanjutkan selama 7 hari berturut-turut dan suhu beton tidak boleh melebihi 30C.
Beton dicuring sesuai dengan ACI 308. Pertahankan agar permukaan beton tetap lembab.
Apabila digunakan acrylic curing compound, gunakan sesuai dengan rekomendasi dari
manufaktur untuk permukaan beton yang tidak terlindungi selama 5 hari oleh formwork.
Jangan gunakan curing compound pada daerah yang tidak menempel pada beton yang
telah dicuring dengan curing compound kecuali curing compound dapat larut dalam air.
Lembabkan curing sebagai berikut ;
Tempatkan kain basah dan polyethylene curing blankets pada permukaan dan usahakan
agar tetap lembab dengan menggunakan sprinkler selama 7 hari. Pada suhu tinggi dan
kondisi berangin, hindari penguapan air campuran dengan cepat dan plastic shrinkage
cracking yang mungkin terjadi dengan menggunakan penghambat penguapan atau fog
spray. Pada cuaca dingin ikuti prosedur yang direkomendasikan pada ACI 306 dan ACI 308.
Apabila sealer tidak digunakan setelah curing blanket dilepaskan, semprotkan 2 lapis liquid
membrane curing compound. Apabila digunakan sealer, curing compound tidak diperlukan.
Formwork yang berhubungan dengan beton harus dijaga agar tetap basah selama periode
curing. Apabila formwork dilepaskan dalam periode curing, beton harus dicuring sampai
berakhirnya masa curing tersebut dengan water curing atau bahan lain sesuai persetujuan.
j) Kondisi Lingkungan,
Laksanakan pengecoran pada cuaca panas sesuai dengan ACI 305. Lindungi beton dari
kekeringan dan suhu berlebihan untuk 7 hari pertama. Lindungi beton segar dari dingin.
k) Kontrol dan Monitor Suhu Beton,
Tindakan pencegahan yang diperlukan seperti yang disyaratkan, harus dilaksanakan oleh
Kontraktor untuk meyakinkan bahwa suhu beton pada saat pengecoran tidak melampaui
32C pada saat discharge, dan suhu maksimum beton selama curing tidak melebihi 71 "C.
Uji laboratorium harus menyerahkan metode monitoring peningkatan suhu beton kepada
Pemberi Tugas/MK dan Perencana untuk disetujui. Laporan akhir harus diserahkan dimana
laporan tersebut memperlihatkan hasil dari monitor suhu tersebut.
l) Pemotongan Beton,
Persetujuan tertulis dari Perencana harus didapat sebelum pemotongan beton yang diperlukan
untuk pemasangan pekerjaan lain.
m) Pemeliharaan dan Perlindungan Beton,
Bila hujan pada waktu pengecoran, Kontraktor harus menghentikan pengecoran dan
menutup/ melindungi permukaan beton yang baru di cor dari air hujan dengan terpal,
Kontraktor harus memperbaiki/ membongkar beton yang rusak akibat hal tersebut.
Semua permukaan beton yang baru di cor harus dilindungi dari hujan dan sinar matahari
langsung dan semua beton harus digenangi air terus menerus atau dengan goni basah
selama 7 hari setelah pengecoran.
9

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

n)

3.

Kontraktor harus memperhatikan pembebanan diatas beton yang telah dicor. Kerusakan/
timbul retak beton akibat beban yang melebihi yang diizinkan Konsultan pengawas menjadi
tanggung jawab Kontraktor sendiri.
Izin Pengecoran,
Sebelum pengecoran dilaksanakan Kontraktor harus mengajukan permohonan pengecoran
kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan.
Surat permohonan pengecoran minimum harus mencantumkan :
- Jam mulai dan selesai pengecoran.
- Jumlah Volume pengecoran.
- Nilai slump beton rencana.
- Check list alat-alat bantu pengecoran seperti : Vibrator, Concrete pump , terpal, goni,
air, alat-alat kerja dll.
- Gambar rencana pengecoran dan penghentian cor yang telah disetujui.
- Checklist Kebersihan Bekisting dan toleransi ukurannya.
- Checklist Kebersihan dan kerapian pembesian dan kesesuaian dengan bestek.
- Tersedianya sparing pipa yang diperlukan.
Kontraktor harus menanyakan kepada Pemberi Tugas mengenai sparing dan pemasangan
pipa-pipa seperti pipa air, pipa listrik, pipa buangan dan lain-lainnya yang berhubungan
dengan pengecoran.

Kriteria Penerimaan.
a) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor/produsen beton ready mixed wajib mengajukan/
mengadakan mixed design sesuai mutu beton dan hal-hal lain yang disyaratkan. Hasil
pengujian dan salinan mixed design harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
direview.
b) Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari supplier beton. Yang menerangkan bahwa
bilamana bahan yang dipakai tidak sesuai mixed design akan ditolak.
c) Pekerjaan Pengujian,
Tempat penyimpanan yang aman / ruangan harus disediakan oleh Kontraktor untuk
menyimpan silinder beton selama curing. Kontraktor harus menyerahkan detail dari
ruangan penyimpan Kepada Pemberi Tugas untuk disetujui. Ruangan harus dilengkapi
dengan pintu yang kuat dan kunci dengan mutu yang baik. Jalan masuk ke ruangan harus
dibatasi / dijaga untuk Pemberi Tugas / yang khusus diberi kekuasaan oleh Pemberi Tugas.
Pengambilan benda uji beton diambil setiap pekerjaan 5m3, diambil satu buah benda uji
silinder.
Sampel dari uji kekuatan harus dilaksanakan sesuai ASTM C-172, ASTMC-31.
Apabila ada kemungkinan mutu beton dinyatakan rendah dari perhitungan menunjukkan
bahwa kapasitas beban mungkin dikurangi, maka agar ditentukan metode pengujian untuk
pembuktikan daya dukung beton yang aktual. Pengujian yang dilakukan harus sesuai
dengan peraturan-peraturan berikut ;
i. Test core drill harus sesuai dengan peraturan ASTM C42-77.
ii. Uji pembebanan harus sesuai dengan peraturan SNI03-3403-1991 dan ACI 318-2006.
d) Pengujian,
Pengujian benda uji silinder :
- Mutu beton yang dispesifikasikan harus dicapai jika hasil uji individu dan hasil rata-rata
dari seluruh overlapping set dari 3 uji yang berurutan (setiap uji terdiri dari 2 silinder)
mengikuti kriteria yang dispesifikasikan dalam mutu beton seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
- Jika ada lebih dari 4 hasil uji, rata-rata dari setiap set yang terdiri dari empat uji yang
berurutan harus diperiksa dan dihitung untuk memenuhi setiap kali hasil uji baru
diperoleh, dengan menggunakan hasil uji itu dan 3 hasil uji terdahulu.
- Jika hanya ada 2 atau 3 hasil uji yang tersedia, hasil-hasil uji tersebut harus disajikan
untuk kepentingan dari butir ini seakan-akan ada 4 uji yang berurutan.
10

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

- Tingkat kekuatan dari kelas individual beton dianggap memenuhi jika kedua persyaratan
berikut dipenuhi ;
i. Rata-rata kekuatan dari semua set yang terdiri dari 3 uji kekuatan yang berurutan
sama atau melebihi f'c.
ii. Tidak ada kekuatan uji individu (rata-rata dari 2 silinder) yang berada di bawah fc
lebih dari 3,5Mpa.
Pengujian Core
- Jika beton yang diperiksa secara visual dicurigai atau mutu beton yang dispesifikasikan
tidak memenuhi persyaratan pada butir 3.1 D, kuat tekan beton dalam struktur dapat
ditentukan dengan mengebor sejumlah cores beton pada lokasi yang cocok.
- Jika disyaratkan, cores dengan diameter sekurang-kurangnya 50 mm harus diuji sesuai
dengan ASTM C42. Sekurang-kurangnya tiga cores yang mewakili harus diambil dari tiap
elemen atau daerah yang dianggap potensial kurang baik. Lokasi dari cores harus
ditentukan oleh Pemberi Tugas ditempat yang terjadi pengurangan kekuatan struktur.
Jika, sebelum pengujian, satu atau lebih cores menunjukkan bukti telah terjadi
kerusakan atau selama pemindahan struktur, semuanya harus digantikan dengan core
baru. Beton pada daerah yang diwakili oleh core test akan dipertimbangkan memenuhi
syarat kekuatan apabila rata-rata kekuatan core sama dengan paling sedikit 85%
kekuatan fc yang dispesifikasikan dan apabila tidak ada satu core pun yang lebih kecil
dari 75% kekuatan fc yang dispesifikasikan.
- Core yang dibor dalam beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan "Method of
Obtaining and Testing Drilled Cores and Saved Beams of Concrete (ASTM C42)". Pada
kasus tertentu, core tersebut harus diambil untuk setiap uji kekuatan yang melebihi 3,5
Mpa pada f'c yang ditentukan. Tidak ada penyesuaian yang boleh dilakukan untuk
kekuatan yang didapat dari pengukuran ini sehubungan dengan umur core pada saat
diuji.
4.

Hasil Pengujian.
a) Bila mutu beton tidak tercapai setelah diuji, maka terhadap bagian struktur yang mutunya
menyimpang akan dilakukan sebagai berikut:
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas akan mengevaluasi ulang perencanaan dari bagian
struktur tersebut, bila penyimpangan mutu dapat diterima, maka Kontraktor akan
dikenakan denda/sanksi sebesar 5 x selisih harga beton yang disyaratkan dengan harga
beton yang menyimpang (hasil pengujian).
Bila penyimpangan tidak dapat diterima, maka Kontraktor harus membongkar /
memperbaiki segera bagian beton yang tidak memenuhi syarat tersebut. Kontraktor harus
mengajukan cara pembongkaran dan perbaikan untuk disetujui Pemberi Tugas. Sebelum
memulai pelaksanaannya. Biaya pembongkaran, perbaikan, pengerjaan kembali ditanggung
sendiri oleh Kontraktor.
Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak boleh digunakan pada
pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya
dalam kuantitas kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air,
dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang
rata, halus dan padat.
Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan
yang disyaratkan dalam Tabel, maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih
lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan
sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak
mernenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak
dapat diterima dan pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan dalam
11

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

b)

c)

d)

Pasal di atas. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil
pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dipertanyakan lebih kecil
dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan dalam Pasal.
Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan Kontraktor
mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus
segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh, sebelum
menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah
kedua hasil pengujian yang berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan
tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, terkecuali bila Kontraktor dan Direksi
Pekerjaan keduanya sepakat dengan perbaikan tersebut.
Penyesuaian Campuran,
Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang
oleh Direksi Pekerjaan, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang
tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian kuat
tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara
lain tidak akan diperkenankan. Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan
hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen
harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber bahan / karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuan
tertulis kepada Direksi dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi menerima
bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil
pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Kontraktor.
Penakaran Agregat
Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen kemasan
dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh
melebihi kapasitas alat pencampur.
Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi
lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat
harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang
memadai dari tumpukkan agregat.
Pencampuran
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran
yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.
Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
12

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

telah berlangsung seperempat bagian, Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas m


atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran, Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada
beton non-struktural.
5.

Sambungan Penyusutan.
Sambungan penyusutan sebagaimana terlihat pada gambar, jenis irisan, jika ada harus dimintakan
persetujuan Konsultan Pengawas.

6.

Pekerjaan Besi Beton.


a) Besi beton yang dipakai adalah sebagai berikut:
Untuk besi Diameter lebih kecil dari 10 mm dipakai besi polos mutu BJTD -24.
Untuk besi Diameter lebih besar dari 10 mm dipakai besi ulir (diprofilkan) dengan mutu
minimum BJTD 37.
b) Toleransi ukuran diameter besi adalah 0.1 mm.
c) Bila diperlukan Kontraktor harus membuat shop drawing untuk setiap bentuk penulangan yang
akan dipasang/dipakai, untuk disetujui Pengawas sebelum dilaksanakan.
d) Semua besi beton harus bersih dari karat , minyak, oli , cat dan bahan kotoran lain yang dapat
mengurangi adhesi dengan beton. Test uji tarik dilakukan untuk setiap diameter tulangan yang
digunakan.
e) Pemotongan dan Pembengkokan,
Secara umum, pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai dengan SNI 2002, bar
schedule dan detail yang tersedia, kecuali diinstruksikan lain.
Pembengkokan tulangan tanpa cara pemanasan (hot bending): membengkokkan tulangan
dengan mesin membengkok yang disetujui.
Pembengkokkan kembali tidak diperbolehkan tanpa persetujuan.
Penyesuaian : Sediakan fasilitas alat pembengkok manual dilapangan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian di tempat.
Tulangan yang menunjukkan tanda-tanda retak dan berbentuk pipih tidak boleh digunakan.
Pembengkokan tulangan dengan cara pemanasan (hot bending) tidak diijinkan.
Stek tulangan yang terpasang tidak boleh dibengkokkan tanpa persetujuan.
f) Perbaikan,
Panjang lewatan atau tumpangan sesuai dengan instruksi jika detail tidak ada pada gambar.
Panjang lewatan tulangan sekunder adalah 60 kali diameter tulangan.
Jaga tulangan pada posisi dengan kawat beton, klip besi atau las setempat jika diijinkan.
Bengkokkan kawat ke arah belakang menjauhi cetakan,
Las titik pada tulangan tidak diijinkan tanpa persetujuan Pengawas.
Las titik pada tulangan galvanis tidak diijinkan.
Toleransi selimut beton lebih dari 5 mm, tetapi tidak boleh kurang.
Dudukan untuk tulangan atas pada pelat dipasang setiap jarak 1 m kecuali didetailkan lain.
Menjaga jarak tulangan : tempatkan pada tulangan dinding setiap jarak 1 m kecuali
didetailkan lain.
Menjaga jarak selimut beton harus disetujui tipe, ukuran dan posisinya.
Tulangan tidak boleh disisipkan kedalam beton yang sedang dituang.
Cetakan-cetakan dan garis cetakan tidak boleh rusak ketika pemasangan tulangan.
g) Pengelasan,
Las pada sambungan struktural tidak diijinkan, kecuali dengan persetujuan khusus Pengawas.
h) Untuk mempertahankan selimut beton, besi beton harus didukung oleh beton deking dengan
mutu yang sama dengan mutu beton, pemakaian batu-batuan tidak diizinkan.
13

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

i)

7.

Jumlah pengujian mutu besi beton adalah satu seri sample setiap 2.5 ton. Bila supply besi
tersebut disertai Millsheet dari produsen, maka pengujian dilakukan dengan satu seri sample
setiap 5 ton. Biaya pengujian ditanggung Kontraktor.

Pekerjaan Bekisting.
a) Bekisting untuk Pilecap / Foor dapat digunakan Bekisting kayu / multiplek atau Pasangan bata.
b) Bekisting untuk lantai, balok, kolom, tangga dapat digunakan Bekisting kayu / multiplek, bagian
Bekisting yang berhubungan langsung dengan beton tidak diperkenankan memakai papan,
kecuali dilapis dengan multiplek.
c) Sokongan / schoring harus memakai scafolding, atau penyokong dari pipa besi.
d) Bekisting harus cukup kuat menahan beban beton dan tambahan beban pelaksanaan seperti
pemakaian vibrator, concrete pump, dll, tidak boleh bocor dan tidak berubah bentuk.
e) Kontraktor harus mengajukan shopdrawing mengenai cara pembuatan dan bahan Bekisting
yang dipakai untuk disetujui sebelum pelaksanaan. Bila diperlukan oleh Pengawas, Kontraktor
harus melampirkan perhitungan kekuatan Bekisting disertai cara pelaksanaan pengecoran.
Lendutan maximum bekisting < 1/400 x bentang (untuk beton ekspos) dan 1/360 x bentang
(untuk struktur beton lainnya).
f) Toleransi penyimpangan pelaksanaan :
Ukuran Bekisting
Toleransi ukuran lebar Bekisting / lebar balok adalah 0.1 cm.
Toleransi tinggi Bekisting /tinggi balok adalah 0,5 cm.
Toleransi ukuran Kolom adalah 0.5 cm.
Toleransi untuk struktur beton bertulang :
Variasi dari kelurusan vertikal,
1. Pada garis dan permukaan kolom, tiang, dinding, dan bagian-bagian dalam yang
muncul/menonjol :
Setiap 3 meter.......................................................... 6 mm
Maksimum untukpanjang keseluruhan.................. 25 mm
2. Untuk kolom sudut yang dieskpos, alur control joint grooves, dan garis-garis lainnya yang
ditonjolkan:
Setiap 6 meter.......................................................... 6 mm
Maksimum untukpanjang keseluruhan.................. 12 mm
Variasi dari tingkat atau dari tingkat yang disebutkan dalam dokumen kontrak,
1. Pada sisi bawah pelat, atap, sisi bawah balok diukur sebelum penyangga dilepas :
Setiap 3 meter.......................................................... 6 mm
Setiap bentang atau setiap 6 meter....................... 10 mm
Maksimum untukpanjang keselumhan.................. 19 mm
2. Pada kolom/balok praktis, sills, parapet, alur yang diekspos horisontal, dan garis lainnya
yang diekspos :
Disetiap bentang atau setiap 6 meter...................... 6 mm
Maksimum untukpanjang keseluruhan.................. 12 mm
Variasi pada garis lurus gedung terhadap posisinya yang ditetapkan pada denah dan posisi
yang berkaitan dari kolom, dinding, dan partisi,
Setiap bentang ........................................................... 12 mm
Setiap 6 meterlari ....................................................... 12 mm
Maksimum untuk panjang keseluruhan ..................... 12 mm
Variasi pada ukuran dan lokasi sleeve, bukaan lantai . 6 mm
Variasi pada ukuran penampang kolom, balok, tebal pelat, dan dinding :
Minus............................................................................ 6 mm
Plus...............................................................................12 mm
14

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Variasi dalam injakan tangga :


1. Pada injakan tangga :
Tanjakan .................................................................. 3 mm
Injakan...................................................................... 6 mm
2. Pada anak tangga yang berurutan
Tanjakan ............................................................... 1,5 mm
Injakan...................................................................... 3 mm
Toleransi dalam struktur beton massal:
a. Variasi dari garis lurus konstruksi dari posisi yang telah ada dalam rencana,
Setiap panjang 6 meter.......................................... 12 mm
Setiap panjang 12 meter........................................ 19 mm
b. Variasi dari dimensi dari tampilan struktur secara tersendiri dari posisi yang ada,
Pada Panjang 24 meter.......................................... 32 mm
Pada konstruksi yang tertanam 2 x dari angka diatas (64mm)
g)

h)
i)
j)

k)

Formwork dengan Chamber,


Kecuali jika tidak disebutkan dalam gambar, buat cetakan sesuai tabel di bawah ini :
BAGIAN

CHAMBER KE ATAS
(% DARI BENTANG)

Pelat

0,10

Tengah

Balok

0,10

Tengah

Balok dan Pelat Kantilever

0,30

Ujung Bebas

DIUKUR DI

Bila penyimpangan dimensi Bekisting melebihi toleransi, Pengawas dapat memerintahkan


Kontraktor untuk membongkar dan memasang kembali sesuai ukuran gambar rencana.
Bahan Pelepas Cetakan
Cetakan agar dilapisi dengan non staining oil (bahan pelepas). Bahan ini jangan sampai
mengenai baja tulangan atau beton yang telah mengeras, dimana beton segar akan dituang.
Pembersihan,
Sediakan lubang untuk pembersihan yang cukup pada dasar dari cetakan vertikal dan semua
cetakan-cetakan lain dimana perlu untuk menyediakan tempat pembersihan dan observasi
dari bagian dalam cetakan sebelum penempatan beton. Lokasi pembersihan ditentukan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Pemakaian Kembali Material,
Agar dapat dipakai kembali, bekisting harus dalam kondisi bersih, baik dan ditempatkan
dengan baik.

PASAL - 4

PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA


1.

Keterangan.
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata disusun bata dan
satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2.

Bahan.
a) Batu bata (bata merah).
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah
15

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

b)

3.

setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan baik,
warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat
atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah
mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata
yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan PUBI 1982.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan. Pengawas
Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi
syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
Adukan untuk Mortar/Plester.
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 4 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 2 pasir untuk trasraam.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Nusantara, Gresik, Tiga Roda
atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi). Adukan harus
dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan langsung diatas
tanah; Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan kembali. Semen PC
yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan).
Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya.

Pelaksanaan.
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masingmasing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
a) Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 30 x 40 cm, kolom praktis 15x15
cm, dan balok latei 15 x 20 cm. Kolom praktis diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga
mencapai tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu sembarang/ kayu hutan lainnya dengan
tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus rapi
dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar.
Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan. Kecuali
ditentukan lain pemasangan balok latai dipasang tepat diatas kusen pintu maupun jendela.
b) Pasangan dinding Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu
sampai jenuh. Tidak diperkenankan memasang batu bata :
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
Yang ukurannya kurang dari setengahnya.
Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan.
Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap.
Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis (kolom,
dan ring balok).
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang
benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak
lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen aluminium harus dibuat
balok latei 15/20 dan diatas kosen kayu dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar
kusen- kusen harus diisi dengan adukan.
c) Semua Pasangan Batu Bata dipasang rata sampai dengan ring balok strukturnya sebagai
penumpu rangka atap diplester dan diaci 1 : 4.
d) Dinding yang berada diatas plafon dan dibawah ring balok harus diplester 1 : 4 tanpa acian.
e) Kecuali ditentukan lain, bukaan dinding yang tidak terpasang kusen, tinggi bukaan dinding
adalah 2,15 m dari elevasi 0,00.

16

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

PASAL - 5

PEKERJAAN PELAPIS DINDING


1.

Pekerjaan Plesteran Dinding.


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat mencapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan di luar
serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
1.2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 PC ; 2 psr dipakai untuk plesteran Kedap air,
Adukan 1 PC : 4 psr dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan
Syarat-syarat Pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian dan Syarat-syarat
Pekerjaan ini.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar potongan mengenai ukuran tebal / peil dan bentuk
profilnya.
d. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya harus menggunakan mixer selama 3 menit dengan persyaratan sebagai
berikut :
Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan
udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lantai. untuk kamar mandi, WC / Toilet dan daerah
basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 PC : 2 pasir.
Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond dengan perbandingan 1
bagian PC : 1 bagian Daily bond.
Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 psr.
Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar),
untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan dosis
200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.
Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu
pencampuran aduk perekat tersebut dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit
terutama untuk adukan kedap air.
e. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
f. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan
17

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting harus tertutup aduk plester.
g. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan
cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
h. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
i. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur
garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap
bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
j. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m', dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
k. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
l. Tebal plesteran minimum 2.5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam
untuk membantu dan memperkuat daya lekat pada pekerjaan yang diijinkan Konsultan.
m. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya, yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm, dalamnya 0,5 cm, kecuali bila
ada petunjuk lain di dalam gambar.
n. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2mm. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya tanggungan sendiri.
o. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penguapan air secara cepat.
p. Jika terjadi keretakan akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan
biaya atas tanggungan kontraktor. Selama 7 hari setelah pengacian selesai, kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
q. Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum difinishing, kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab kontraktor dan wajib diperbaiki.
r. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari dua minggu.
2.

Pekerjaan Dinding Keramik.


2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik,
b. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.2. Persyaratan Bahan Keramik dinding :
- Jenis
: Keramik Tile
- Finishing Permukaan : Berglazur
- Produksi
: ROMAN, ROYAL, ASIA TILE atau yang , setara
- Ketebalan
: Minimum 1,2 cm
- Bahan pengisi air
: Igi Tile grout
- Bahan perekat
: Adukan 1 PC : 2 PSR
- Warna/texture
: ditentukan kemudian
- Ukuran
: 20x25 cm
atau ukuran lain seperti tertera dalam gambar
2.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, Peraturan
Keramik Indonesia (N1-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
18

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

2.4. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.5. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik
sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
2.6. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan Pengawas.
2.7. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Pada permukaan dinding, keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
perekat 1 PC : 3 PSR, diaduk baik memakai larutan super cement, jumlah pemakaian adalah
10 % dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih 1,5 cm atau bahan
perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.
b. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif tiap keramik
harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus, sesuai petunjuk pabrik.
d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
e. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
f. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus ditentukan serta
harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
g. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar lurus.
Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.
h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm setiap
perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan
bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam
persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian.
i. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh dilakukan dengan
menggunakan cairan pembersih untuk keramik.
j. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan supergrant.
3.

Pekerjaan Plesteran Beton.


Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan rata. Bila
pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata, maka
permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di
dalam gambar rancangan pelaksanaan. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu
dengan pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut:
- Permukaan dibuat kasar dengan betel / pahat beton.
- Dibasahi dengan air dan disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara benar-benar homogen.
Ketebalan plesteran rata-rata adalah 15 mm - 25 mm. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus
dari adukan air semen (Pc).

PASAL - 6

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI


19

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

1.

Pekerjaan Sub-lantai / Rabat Beton.


1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
sebagai alas lantai finishing.
1.2 Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan SNI (Nl-2), PUBB 1956
dan Nl-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontohnya kepada Direksi lapangan untuk disetujui.
1.3 Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang Rabat Beton harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga diperoleh daya
dukung tanah maksimum, pemadatan dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan 10 cm atau sesuai gambar, disiram air
dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
c. Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan Rabat Beton setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir: 5 koral
d. Untuk pasangan di atas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC ; 3 psr setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan
lantai, terutama di daerah basah dan teras.
e. Sub-lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar rata,
dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.

2.

Pekerjaan Lantai Keramik.


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar, berikut plint dan norsing tangga.
1.2. Persyaratan Bahan
Lantai keramik yang digunakan :
Jenis
: Glazed Ceramic Tile dan Homogeneous Ceramic Tile.
Ukuran
: 40 x 40 cm, 60 x 60 cm, atau sesuai petunjuk dalam gambar.
Produksi
: Keramik untuk lantai, yang digunakan adalah produk ROYAL,
ROMAN (untuk jenis glazed ceramic tile) dengan Essenza atau
Niro untukjenis Homogeneous Ceramic Tile.
Ketebalan
: Minimum 12 mm atau sesuai dalam gambar.
Daya serap
: 1 %.
KeKerasan
: minimum 6 skala Mohs.
Kekuatan tekan
: Minimum 900 kb per cm2.
Daya tahan lengkung
: minimum 350 kg/ cm2.
Mutu
: Tingkat satu, Extruded Single Firing, tahan asam & basa.
Chemical Resistance
: Konsisten terhadap PUBB'70 N1-3 pasal 33Dayat 17-23.
Bahan pengisi
: Untuk spesi lantai kamar mandi menggunakan 1 Pc : 2 psr.
20

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Warna

: Ditentukan kemudian.

1.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASIM, Peraturan
keramik Indonesia (Nl-18), PUBB 1970 dan PUBI 1982.
1.4. Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBB 1970 (Nl-3), PUBI 1982.
1.5. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contohcontoh kepada konsultan pengawas.
1.6. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan, kontraktor wajib membuat shop drawing pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
c. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan 1 PC : 3 psr pasang dan ditambah bahan
perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah
bahan perekat.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.
e. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar
rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras.
f. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai
petunjuk konsultan pengawas.
g. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar- siar), harus sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
h. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan di atas, Warna keramik yang dipasang.
i. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
j. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik hingga betul-betul bersih.
k. Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan/ beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
l. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu
siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

PASAL - 7

PEKERJAAN KUSEN PINTU & JENDELA


1.

Pekerjaan Kusen Aluminium.


1.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen jendela, kusen bovenlicht seperti yang dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kontraktor.
1.2. Persyaratan Bahan
Kusen aluminium yang digunakan :
a. Bahan :
Dari bahan aluminium framing system buatan ALCAN, YKK atau yang setara.
b. Bentuk Profil :
Sesuai shop drawing yang disetujui oleh konsultan pengawas. Untuk kusen jendela dan
21

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

curtain wall luar dibuat dengan system frameless.


c. Warna Profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan kontraktor). " Ukuran profil :
Untuk kusen yang tingginya kurang dari 3 meter digunakan ukuran 75x40x 1 mm.
Untuk kusen yang tingginya lebih dari 3 meter digunakan ukuran 100 x 70 x 1,5 mm.
d. Pewarnaan :
Colour Anodized 18 micron, dengan tebal minimal 1,5 mm ditentukan sama dengan yang
sudah ada.
e. Nilai deformasi:
Diizinkan maksimal 2 mm.
Persyaratan bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan. Konstruksi
kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk
bentuk dan ukurannya. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
test minimum 100 kg/m2. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m2/hr dan terhadap
tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus
diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk keseragaman warna disyaratkan,
sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada
waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan
mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm
- Untuk diagonal 2 mm
Accessories :
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant, angkurangkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plat tebal 2-3 mm, dengan lapisan
zink tidak kurang dari 13 micron sehingga dapat bergeser.
Bahan finishing :
Treatment untuk permukaan kusen jendela yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti
beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating vernis seperti asphalt vernis atau bahan insulation
lainnya.
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
dilapangan (ukuran dan peil lubang) dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistim konstruksi bahan lain.
Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran. Semua frame/kusen baik untuk jendela dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempatan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakan pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Akhir bagian kusen harus
disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan
harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar. Angkur-angkur
22

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada
interval 600 mm. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/
stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg / cm2. Celah antara kaca dan sistim
kusen aluminium harus ditutup oleh sealant.
Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai
berikut:
1. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dll.
3. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara
penuh, yang dapat merusak baik lantai maupun langit-langit.
5. Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.
Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi. Toleransi pemasangan kusen aluminium
disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout. Khusus
untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kusen terpasang.
Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah
dan atas harus waterpass. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double
door. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap suara. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
2.

Pekerjaan Daun Pintu Kaca Frameless dan Dinding Kaca.


a) Pakerjaan pintu frameless dipasang pada tempat-tempat yang ditunjukkan pada gambar. Kaca
yang dipakai adalah dari merk KUALITAS 1 atau yang setara dengan ketebalan 5 mm - 10 mm.
Untuk engsel digunakan floorhinge merk Dorma, Cisa atau yang sejenis dengan kualitas baik,
terpasang dengan kuat berikut sistem kuncinya.
b) Pemasangan dinding kaca digunakan jenis kaca dengan ketebalan 5 mm - 10 mm. Sambungansambungan antar kaca digunakan silicone sealant.
c) Khusus untuk pekerjaan ini harus dilakukan oleh fabrikator yang berpengalaman.

3.

Pekerjaan Pintu dan Jendela Kaca Rangka Allumunium.


3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panel kaca seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
3.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan Rangka.
Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam negeri ex ALCAN, YKK atau
setaraf dan disetujui Direksi. Type yang dipergunakan untuk rangka kaca luar adalah
jenis frameless.
Bentuk dan ukuran profil sesuai shop drawing yang telah disetujui Direksi Lapangan.
Warna profil aluminium framing colour anodized (contoh warna diajukan oleh
kontraktor untuk disetujui Direksi Lapangan).
Pewarnaan colour anodized 18 micron, tebal bahan 1,5 mm.
Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
23

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai
dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan oleh Konsultan Pengawas.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka aluminium, seperti yang ditunjukkan
dalam gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
b. Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan dari pabrik, pemasangan disyaratkan hanya satu (1) sambungan serat
harus kedap air dan bersifat structural seal.
c. Bahan Panel Kaca Daun Pintu, Jendela, Partisi.
Bahan untuk kaca exterior menggunakan : kaca rayban merk kualitas no 1 ex. dalam
negeri.
Warna ditentukan kemudian oleh Direksi Lapangan.
Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan kaca rayban merk
kualitas no 1 atau yang setara
Bahan untuk kaca interior menggunakan kaca rayban tabal 6 mm dari merk kualitas no 1
atau yang setara.
Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lainnya, dari produk kualitas no 1 atau yang setara, kecuali untuk kaca
bagian luar seperti dijelaskan di atas.
3.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang ) termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/ tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka aluminium dan penguat lain yang
diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
e. Daun pintu.
Jika diperlukan harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan konsultan
pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
Untuk.daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang dan
tidak melintir.
4.

Pekerjaan Pintu Kayu.


4.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen dan daun pintu panel seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
4.2. Persyaratan Bahan -Bahan Rangka Kayu.
a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan dalam Nl-5 (PPKI 1961) dan
persyaratan lain yang tertulis dalam bab mengenai material kayu.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat
seperi retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
24

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

c. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12 % -14 %.


d. Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu Meranti Batu dengan mutu baik, keawetan
kelas 1 dan kelas kuat I.
e. Daun pintu dengan konstruksi panel kayu, ukuran disesuaikan gambar-gambar detail, tidak
diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk 1 muka (kecuali ditentukan
lain dalam gambar)
f. Tebal rangka kayu daun pintu dan jendela minimum 40 m, sedang ukuran kusen minimum
adalah 50 x 140 mm2.
g. Bahan Perekat :
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Herferin atau yang setara.
Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus dan rata.
Lurus dan siku.
h. Bahan Panel Daun Pintu :
Daun pintu dengan konstruksi panel kayu dengan ketentuan sebagai berikut:
Panel kayu tebal minimal 35 mm.
Semua permukaan rangka kayu diserut halus rata, lurus dan siku.
List akhiran daun pintu digunakan kayu meranti.
i. Bahan Finishing :
Finishing untuk permukaan panel kayu adalah dengan diplitur melamic.
4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Sebelum penimbunan, bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang /
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban. Harus diperhatikan semua sambungan siku/ sudut untuk rangka
kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/ menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetalan. Semua kayu tampak harus diserut, rata, lurus
dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan / pemasangan. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin
di luar tempat pekerjaan / pemasangan.

PASAL - 8

PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


1.

Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu / daun
jendela dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang ditujukan /
disyaratkan dalam detail gambar.

2.

Persyaratan Bahan.
a) Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian akibat pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b) Seluruh kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6
cm dengan tabal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak
25

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

c)

3.

kunci.
Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "backed Enamel Finish" yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari
berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan
handle aluminium.

Perlengkapan Pintu dan Jendela.


3.1. Pekerjaan kunci dan pegangan pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk Dekkson atau yang setara dengan
segala perlengkapannya antara lain : Lock case, Andel, Backplate, anak kunci dan
perlengkapannya.
b. Untuk pintu-pintu aluminium dan daun pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci cylinder
locks merk Dekkson atau yang setara. Pada pintu masuk utama yang terdiri dari masingmasing 2 daun pintu, maka setiap daun pintu dipasang kunci tersebut.
c. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Dekkson atau
yang setara.
d. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk Dekkson atau yang setara.
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Dekkson dengan jenis yang ditentukan
oleh Direksi Lapangan atas contoh-contoh yang disampaikan.
3.2. Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Dekkson atau
yang setara jenis solid brass hinges atau stainless steel dan dipasang sekurang-kurangnya 3
buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama
dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban
berat daun pintu, ukuran engsel yang digunakan adalah 4" x 3" x 20 mm with 2 ball bearing
(untuk berat maximum 35 kg/daun) dan 5" x 3" x 3,0 mm with 2 ball bearing untuk berat 40
- 75 kg/ daun).
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel yang menggunakan engsel lantai (fioor
hinge) double action, merk Dekkson, Dorma atau yang setara dan dipasang dengan baik
pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar.
c. Untuk jendela digunakan engsel sidehung Friction Stay Dekkson atau Coswold
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Arch ex Jepang atau setara disetel
pada posisi single action.
3.3. Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder
a. Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu sesuai yang ditentukan dalam
gambar, menggunakan door closer merk Cisa, Dorma atau yang setara. Warna akan
ditentukan oleh Direksi Lapangan. Door closer harus terpasang dengan baik dan merekat
dengan kuat pada batang kusen dan daun pintu, disetel sedemikian rupa sehingga pintu
selalu menutup rapat kusen pintu.
b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel, lantai diberi door stopper merk Cisa atau
setaraf. Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintupintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi.
3.4. Bahan-bahan disesuaikan dengan yang sudah ada
a. Engsel
: * Floor Hinge dengan hold open ;
* Engsel kupu-kupu dan engsel jendela jungkit dari merk sejenis
b. Lock Case
: Type D 23
c. Cylinder
: Type 08310
d. Kunci dan jendela kaca : Type Centre Horizontal; Warna ditentukan kemudian; Handle
dan block plate dari merk Cisa
26

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

e. Door Closer
f. Door Holder

: Type Hydraulic Over Head Door Closer merk Cisa, Dorma atau
yang setara
: Sesuai dengan rangka dan panel pintu yang terpasang. Warna
akan ditentukan kemudian.

3.5. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Direksi
Lapangan.
4.

Persyaratan Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang 32 cm
(as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockcase, handle, back plate, serat door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Direksi Lapangan. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
e. Door stopper dipasang pada lantai letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur
tembok pada saat pintu terbuka.
f. Door holder dipasang didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus
baik sehingga pada saat ditekan kebawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang
dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang menggunakan door closer.
g. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara
kasar dan halus.
h. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik.
j. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh direksi lapangan.

PASAL - 9

PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)


Untuk menjamin tersedianya bahan pada waktunya, bahan harus dipesan paling lambat 1 bulan
sebelum dipasang. Untuk kontraktor harus menunjukkan penegasan pesanan setelah contoh bahan
disetujui oleh konstultan pengawas.
Untuk menjaga mutu dan kwalitas bahan yang terpasang, pemasangan harus dilaksanakan oleh agen
resmi yang ditunjuk oleh pabrik.
1.

Pekerjaan Langit-langit Gypsum Board.


1.1. Lingkup Pekerjaan,
Lingkup pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan langit-langit gypsum board
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
1.2. Persyaratan Bahan,
Spesifikasi bahan langit-langit gypsum board :
Jenis
: gypsum board double sided
Tebal
: 9 mm (atau sesuai petunjuk pada gambar)
Produk
: CSR plasterboard ex. Australia
27

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Ukuran
: 120 x 240 mm, atau sesuai petunjuk gambar
Fire Rating
: 2 jam
Berat
: 10,5kg/m2
Rangka panel memakai suspension system yang terdiri dari besi hotdipped roll formed
galvanized yang ditutup dengan cat ulang.
Pada rangka tiang steel stud terdapat beberapa lubang konstruksi untuk penguat horizontal
(melintang).
Setiap rangka tiang harus dapat membentuk konstruksi penguat atau penjepit terhadap
sambungan antara dua lembar gypsum board.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan,
Pada pekerjaan ini perlu diperhatikan pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat
berkaitan erat.
Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang terletak di atas langitlangit tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal atau AC,
sound system, fire alarm / fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang
diperlukan.
Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain. Untuk detail
pemasangan kontraktor harus berkonsultasi dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Rangka penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola gambar kerja dan wajib
diperhatikan terhadap peil-peil rencana, rangka yang datar harus rata air.

PASAL - 10

PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


1.

Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka atap dengan baja ringan yang
meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi Teknis dan desain oleh pabrikasi yang ditunjuk, berikut
pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil:
Sistem rangka atap
Reng
Ikatan angin
Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

2.

Tenaga Kerja.
Tukang-tukang yang dipergunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk konsultan pengawas.

3.

Bahan.
Semua bagian / bahan baja yang digunakan / dipasang harus dari jenis yang sama kwalitasnya.
Semua baja ringan harus baru dan sebelum dikerjakan baja tersebut harus dalam keadaan baik
sehingga toleransi yang dianjurkan oleh JISG-3192-1966 atau ASTM specification A-6 tidak
dilampaui. Batang-batang Rangka baja tekan tidak boleh bengkok lebih dari 1/4000 kali panjang
batang. Batang profil harus bebas dari puntiran, lubang-lubang ataupun bengkokan. Perbedaan
panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch. Semua Rangka Baja diperkuat dengan menggunakan sekrup
yang ditanam dengan bor listrik.

4.

Pekerjaan Fabrikasi.
Pola (mall) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin keletilian
28

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

pekerjaan harus disediakan. Semua pengukuran yang harus dilakukan dengan menggunakan pitapita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar
rencana. Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji, atau dengan las
pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap
bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. Penyelesaian permukaan
dapat dikerjakan dengan mesin atau gurinda. Dalam hal memotong dengan las pemotong untuk
permukaan yang kurang rata dapat digerinda seperlunya, dengan syarat bahwa tepi yang telah
selesai harus cukup lurus, tepat, ticin dan rata seperti yang telah dihasilkan pada pemotongan
dengan gergaji mesin. Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) pada halaman bengkel. Yang terlindung dari cuaca untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas, seluruh bagian dan sambungannya. Kalau terjadi perbedaan kedudukan,
maka batang yang berdampingan harus dimontase bersama-sama pada kedudukan yang
dikehendaki lengkap dengan peletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang penguat.
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada
posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar lubang atau kepada direksi, bila pekerjaan
siap untuk diperiksa dan semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu harus
disediakan oleh kontraktor. Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Setelah montase percobaan serta mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas tetapi belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda yang jelas
(dengan pahatan dan cat). Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagianbagian yang sama.
5.

Penyerahan Untuk Pemasangan.


Kontraktor bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan Rangka baja dan memperbaiki
semua kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik di lapangan. Segera setelah menerima
penyerahan rangka baja, pelaksanaan erection akan segera rnenyampaikan kepada konsultan
pengawas, setiap kehilangan atau ketidak cocokan dari barang-barang besi itu di laporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas setiap kerusakan serta cacat tanpa ditunda-tunda. Sebelum
pekerjaan perbaikan atas rangka baja yang bengkok, rusak akibat pemindahan pelaksanaan.
Erection, harus mengajukan cara perbaikan untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

6.

Penutup Atap.
a) Lingkup Pekerjaan,
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan atap super dek seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada atap seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b) Pengendalian Pekerjaan,
Sll-0293-80
S0302-80
JIS - G 3301 - Galvanized Steel Sheet untuk atap pelat baja.
c) Bahan bahan,
Lembaran Atap Super Dek :
- Jenis Spandek Hi-Ten produksi Blue Scope atau setara.
- Ukuran tinggi gelombang, jarak gelombang, tebal dan panjang disesuaikan dengan
gambar pelaksanaan dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
- Finish dan warna sesuai standar pabrik, warna ditentukan oleh perencana dengan
persetujuan pemberi tugas.
Perlengkapan :
Perlengkapan roof connector, flashing, metal sealant dan lain -lain disesuaikan dengan
kebutuhan, sesuai gambar pelaksanaan standar pabrik dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
d) Penyimpanan,
Letakkan lembaran baja gelombang diatas dasar yang datar sekitar bangunan, tempat
29

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

e)

f)

7.

tumpukan harus jauh dari fintas kenderaan proyek yang mungkin akan mengganggu.
Tempat penyimpanan harus berupa lantai yang terangkat yang terdiri dari jajaran / susunan
balok dan papan dengan kemiringan sedemikian rupa sehingga bebas dari genangan air.
Garansi,
Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis yang menyatakan bahwa kualitas bahan dan
cara pemasangan adalah yang terbaik sehingga tak akan,mengalami kebocoran / kerusakan.
Jaminan tertulis yang diberikan harus berlaku selama 10 tahun setelah penyerahan
pekerjaan pertama, dan apabila dalam masa tersebut ternyata pekerjaan mengalami
kerusakan / kebocoran, maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti bahan pada
bagian yang rusak tersebut, dan biaya perbaikan / penggangtian pekerjaan ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pelaksanaan,
Semua lubang - lubang untuk pemasangan sekrup atau pengikat lainnya harus dibor tangan
atau bor mesin agar tidak mengakibatkan rusaknya lembaran - lembaran baja gelombang.
Perhatikan untuk jarak tumpangan akhir dan sudut kemiringan atap.

Pekerjaan Talang
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi rnenyediakan tenaga kerja, bahan - bahan peralatan dan alat - alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.
Meliputi pekerjaan talang dilakukan untuk seluruh detail yang ditunjukkan / disebutkan
dalam gambar.
b) Persyaratan Bahan
Untuk talang vertical menggunakan pipa PVC diameter 4" atau seperti yang ditunjukkan /
disebutkan dalam gambar.
Untuk talang datar (gutter) menggunakan beton cor dUempat dengan persyaratan bahan
seperti yang disebutkan pada pekerjaan beton, bracket penggantung talang, penutup talang
dan assesories lain menggunakan standard dari merk yang bersangkutan.
c) Syarat - syarat Pelaksanaan
Cara - cara pemasangan mengikuti standard pemasangan dari produk yang bersangkutan
dan sesuai yang ditunjukkan oleh gambar.
Syarat pelaksanaan untuk pekerjaan talang datar (beton cetak di tempat) sama seperti yang
telah disebutkan pada syarat syarat pelaksanaan pekerjaan beton cor ditempat.

PASAL - 11

PEKERJAAN KACA
1.

Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b) Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.

2.

Persyaratan Bahan.
a) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih. Pada umunya mempunyai ketebalan
yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus
cahaya, tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b) Toleransi lebar dan panjang.
c) Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan oleh
pabrik.
30

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

d)
e)
f)

g)

h)
i)
3.

Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang
rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
Cacat-cacat.
Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/
masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (doud) dan goresan (scratch).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang dipergunakan mutu AA.
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan
oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
Bahan Kaca,
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai dengan SII 0 189/78 dan PBV1 1982. Digunakan
produk kualitas 1, untuk refektif glass produk kualitas 1, kaca tebal 6 mm.
Bahan untuk kaca interior menggunakan :
Colour (tinted) float glass, reflektif glass disesuaikan dengan yang ada tebal sesuai gambar
untuk itu.
Bahan untuk kaca interior menggunakan :
Colour float glass tebal sesuai gambar
Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus dapat persetujuan direksi lapangan.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda /
dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

Syarat-syarat Pelaksanaan
a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
d) Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui, tanda tersebut tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat
dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
f) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca
pada kusen.
g) Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca.
h) Hubungan kaca dengan kaca tau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi
dengan lem silikon warna transparan, cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan
harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
i) Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dengan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

PASAL - 12
31

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

PEKERJAAN PENGECATAN DAN WATER PROOFING

1.

Lingkup Pekerjaan.
a) Persiapan pemukaan yang akan diberi cat.
b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
c) Pengecatan semua perlengkapan dan area yang ada pada gambar bila tidak disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas.

2.

Persyaratan Bahan.
a) Sebelum pengecatan keseluruhan yang dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang yang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai secara mock up ini akan ditentukan oleh
konsultan pengawas.
b) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh konsultan pengawas dan bidangbidang ini akan dipakai sebagai standar minimal bagi keseluruhan pekerjaan pengecatan.

3.

Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan.


a) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30x30 cm2.
b) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada konsultan pengawas. Jika contohcontoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh konsultan pengawas, kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum diatas.
c) Kontraktor harus menyerahkan kepada konsultan pengawas, untuk kemudian akan diteruskan
kepada pemberi tugas, minimal 5 gallon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
d) Kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh pemberi tugas.

4.

Pekerjaan Cat Dinding.


a) Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran dinding bangunan
dan finishing / atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b) Untuk dinding-dinding luar (exterior walls) bangunan digunakan cat khusus exterior jenis
weathershield, setara Vinilex.
c) Untuk dinding-dinding dalam (interior walls) bangunan digunakan cat jenis emulsi, setara
vinilex.
d) Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus benar-benar kering, tidak ada retak-retak
dan kontraktor meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas.
e) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur
dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
f) Sesudah 7 hari plamur terpasang dengan percobaan warna besi kemudian dibersihkan dengan
bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya di dinding dicat dengan menggunakan rollor.
g) Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 PC : 5 pasir,
dimana pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang plesteran 1PC : 5
pasir yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan
dicat emulsi lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah tiga (3) lapis dengan kekentalan
sama setiap lapisnya.
h) Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri-dari 1 lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan
dengan 3 lapis cat emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
Lapisan I
: encer (tambahan 20% air)
Lapisan II
: kental
Lapisan III
: encer
i) Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan
32

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

j)

nomor percampuran (batch number) yang sama.


Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan terhadap bidang dinding harus dijaga terhadap pengotoranpengotoran.

5.

Pekerjaan Cat Langit-langit.


a) Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Gypsum, pelat beton atau
bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b) Cat yang digunakan setara vinilex, warna ditentukan direksi setelah melakukan percobaan
pengecatan.
c) Selanjutnya semua metode / prosedur sama, dengan pengecatan dinding lapis alkali resistance
sealer pada pengecatan langit-langit ini.
d) Untuk pekerjaan cat semprot bertexture, dipakai cat setara vinilex.
e) Sambungan-sambungan multiplek harus diberi flexsible sealant agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah dicat.

6.

Pekerjaan Cat Kayu.


a) Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel seluruh bagian kayu yang
terlihat, dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar, kecuali ditentukan lain.
b) Cat yang digunakan adalah cat minyak kuda terbang atau setara, warna ditentukan oleh
Pemberi tugas.
c) Bidang yang dicat diberi minyak kayu warna merah 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur
kayu sampai lubang-lubang / pori-pori terisi sempurna.
d) Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diampelas besi halus dan dibersihkan dari debu kemudian
dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e) Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata, tidak ada bintik-bintik atau
gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.

7.

Pekerjaan Cat Besi.


a) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi dan pekerjaan besi
lain ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain.
b) cat yang dipakai adalah merk kuda terbang atau yang setara.
c) Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diampelas halus dan bebas
debu, minyak dan lain-lain.
d) Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali, sambungan las dan ujungujungnya yang tajam diberi "touch up" dengan 2 lapis, setelah itu lapisan tebal 40 micron.
e) Setelah kering sesudah 8 jam, dan diampelas kembali disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam
mengering baru lapisan akhir disemprot 3 lapis.
f) Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 lapis.

8.

Pekerjaan Menie kayu


a) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan kayu yang akan dicat,
rangka langit-langit, rangka-rangka pintu dan atau bagian-bagian kayu yang terlihat kecuali
ditentukan lain.
b) Menie yang digunakan adalah menie kayu warna merah.
c) Semua kayu hanya boleh dimenie di tapak proyek dan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
d) Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diampelas dengan ampelas kayu
kasar dan dilanjutkan dengan ampelas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e) Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis, sedemikian rupa
sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.

9.

Pekerjaan Waterproofing
33

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

a)
b)

c)
d)
e)

f)

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh ahlinya yang ditunjuk penyalur sampai mendapat
sertifikat jaminan (pemeliharaan Cuma-Cuma) untuk 10 tahun.
Bagian-bagian yang harus diberi lapisan waterproofing adalah :
Pelat-pelat atap beton.
Lantai-lantai toilet, kamar mandi & WC.
Bagian-bagian lain yang ditentukan pada gambar.
Seluruh lapisan-lapisan waterproofing, jika ditentukan lain, harus menutupi pula kaki-kaki
setiap bidang tegak (dinding-dinding, listplank-listplank) sampai setinggi 20 cm.
Lapisan waterproofing yang digunakan adalah dari jenis sika tebal minimal 3 mm merk atau
produksi yang setara.
Sebelum pelaksanaan lapisan dasar tersebut, bidang permukaan yang akan waterproofing dan
bidang permukaan harus sudah dimiringkan 1 % kearah pembuangan, kemudian dibersihkan
dari segala macam kotoran-kotoran dan debu dengan menggunakan pompa kompresor, sapusapu/sikat dan dijaya supaya tetap kering.
Lapisan dasar primer harus menutupi seluruh permukaan termasuk setiap celah-celah
disekeliling lubang pembuangan, khusus pada bagian lubang pembuangan diperkuat
perekatannya dengan fibre glass 2 lapis, sedang pada tekukan bidang permukaan yang mudah
digenangi air perlu ditambahkan polyethyling sheet dari produksi yang sama.

PASAL - 13

PEKERJAAN SANITAIR
1.

Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya. Pekerjaan pemasangan
sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

2.

Persyaratan Bahan.
Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan dipasaran kecuali bila
ditentukan lain. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih. Barang-barang
yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan syaratsyarat dalam buku.

3.

Syarat-syarat Pelaksanaan
Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada perencana beserta
persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan,
harus disetujui konsultan pengawas berdasarkan contoh dari kontraktor. Sebelum pemasangan
dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dari kondisi di lapangan, termasuk
mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detaildetail sesuai gambar. Bisa ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas. Selama
pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan
dan fungsinya.Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.

4.

Syarat Pemasangan
34

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

a)

5.

6.

Contoh Bahan.
Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap dengan
sertifikat / surat penyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa kualitas produk
tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan diatas.
Contoh-contoh tersebut apabila oleh Konsultan Pengawas dianggap perlu, harus ditest di
laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, biaya pengujian di laboratorium ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
b) Tenaga.
Pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang berpengalaman dan
trampil dalam pekerjaannya dengan menunjukkan Surat Keterangan yang pernah dikerjakan.
c) Persiapan.
Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, kontraktor terlebih dahulu harus
memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oteh pasangan pekerjaan ini.
Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi
- Pekerjaan waterproofing
- Dan lain-lain yang dianggap perlu
Sebelum pemasangan pekerjaan sanitair, alas permukaannya harus dibuat rata dan halus
terlebih dahulu.
Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, kontraktor harus meminta
persetujuan Konsultan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
Kontraktor wajib membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk pelaksanaan yang
dibuat berdasarkan gambar rencana. Ukuran-ukuran bedasarkan dengan kondisi lapangan.
Gambar kerja ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d) Pelaksanaan.
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair pada dinding harus diperkuat dengan ankur-ankur
dan perlengkapan / accessories lainnya yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Setiap pemasangan pekerjaan sanitair harus dilaksanakan dengan teliti, tepat pada posisi
pipa sanitasinya.
Syarat Pemeliharaan.
a) Perbaikan.
Setiap pasangan pekerjaan sanitair yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang
dianjurkan oleh pabriknya.
Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan pekerjaan lantai keramik
tersebut, maka kerusakan-kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki
atas biaya kontraktor.
b) Pengamanan
Selama 3x24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang harus dibiarkan mengering
dan selama itu tidak boleh digunakan.
Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-kemungkinan
terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, nodanoda dan sebagainya. Apabila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut
hingga pulih kembali seperti semula atas biaya kontraktor.
Syarat Penerimaan.
a. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak bocor dan
terjamin hubungan kerapihannya.
b. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan accessoriesnya dan dapat berfungsi
dengan sempurna, tanpa cacat.
35

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

7.

Alat-alat sanitair.
7.1. Pekerjaan Kran.
Semua kran yang dipakai, kecuali kran dinding digunakan merk american standard
verchroom, atau setara, dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing serta sesuai dengan gambar plumbing brosur
alat-alat sanitair.
Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
dipasang menempel pada dinding type yang sama.
Stop kran yang dapat digunakan merk american standard verchroom atau setara, bahan
kuningan dengan putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai dengan
gambar.
Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar.
7.2. Pekerjaan Floor Drain dan Clean Out.
Floor drain dan clean out yang digunakan adalah floor drain merk american standard dan
clean out 3' dan 4" merk american standard type S.10.901-3 dan S.00.901-4 dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan doperchroom dengan drad
untuk clean out.
Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai dengan gambar.
Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik, tanpa cacat dan disetujui konsultan
pengawas.
Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilubangi dengan
rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran, sesuai ukuran floor drain
tersebut.
Hubungan pipa metal dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air.
Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan
dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

PASAL - 14

PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

1.

Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapih,
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
1.1. Pekerjaan Kayu Kasar :
Klos dan Pekerjaan kayu kasar pada umumnya.
1.2. Pekerjaan Kayu Halus :
- Pintu berikut rangka
- Pekerjaan kayu halus pada umumnya.

2.

Persyaratan Bahan.
1.1. Jenis kayu yang dipakai :
a. Meranti Batu yang diawetkan, kelas kuat I - II, Kelas Awet I, Mutu A.
Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain
dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan dinyatakan dalam gambar.
b. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
36

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

mata kayu, melintang basah dan lapuk.


c. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI, Untuk kayu
kamper Kalimantan, ketembaban tidak-dibenarkan melebihi 12 %.
d. Semua kayu yang dipasang / dipakai ialah yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
e. Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawet kualitas baik.
1.2. Bidang Panel dan Pintu :
a. Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah plywood dan
teablock. Jenis plywood dan teablock yang digunakan adalah teablock plywood, dengan
muka berkwalitas baik untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood atau teablock yang
dipakai harus mempunyai tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasikan
sesuai dengan N1-5.
c. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu
tempat / ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan Direksi Lapangan.
b) Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lain-lain harus digalvanisasi sesuai dengan Nl-5,
Bab VI, Pasal 14,15,17. Tidak diperkenankan pengerjaan ditempat pemasangan.
c) Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk mendapat
pekerjaan pemasangan di lapangan.
d) Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah direncanakan
dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu yang akan terpasang
pada langit-langit dan lain- lain yang terpasang.
e) Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass.
f) Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melewati batas toleransi kerataan 0,5
cm untuk setiap 2 m2.
g) Pekerjaan kayu halus,
Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap
di-finish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail
tertentu pada direksi untuk mendapat persetujuan.
Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa
kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya ditempat pemasangan.
Bahan kayu tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang
telah disetujui Direksi Lapangan.
Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang
telah disetujui Direksi Lapangan.
Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
Permukaan kayu yang terlihat, harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan
dempul atau sejenisnya, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi Lapangan.
Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi
lapangan, Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka kontraktor harus mengganti atas
tanggung jawabnya.
Sernua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasikan sesuai
dengan N1-5.
Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelaiaian pekerjaan, semua kerusakan yang
37

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

h)

timbul adalah tanggung jawab kontraktor.


Pekerjaan Daun Pintu Kayu
Lihat pekerjaan pintu teak plywood / formika rangka kayu.

PASAL - 15

PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

1.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :
- Pekerjaan Aluminium Rangka Langit-langit.
- Pekerjaan Besi.
- Pekerjaan Stainless Steel.

2.

Persyaratan Bahan.
2.1 Rangka Langit-langit
a. Rangka langit-langit harus disesuaikan dengan ASTM-C635 Metal Furing untuk Acoustic Tile
Lay-in Panel.
b. Mutu dan kwalitas rangka langit-langit yang memenuhi syarat dan dapat dipakai pada
produk Acoustic Tile yang dipilih.
2.2 Besi
a. Pipa besi yang digunakan adalah GIP dengan bentuk dan ukuran sesuai yang tertera pada
gambar.
b. Pipa besi Stainless Steel
c. Baja Ringan.
2.3 Penggantung Rangka Langit-langit
Penggantung rangka langit-langit accoustic yang digunakan adalah metal furing dilengkapi
dengan adjuster pada tiap penggantung.

3.

Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Pekerjaan Aluminium Rangka Langit-langit
Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan lain yang
erat hubungannya dengan pekerjaan ini.
Pekerjaan lain yang termasuk di sini adalah :
a. Elektrikal - Penerangan.
b. Air conditioning / exhaust fan.
c. Perlengkapan Instalasi yang diperlukan.
d. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar rencana langit-langit,
harus diteliti dahulu pada gambar instalasi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal, mekanikal
dengan Direksi Lapangan).
e. Pola pemasangan disesuaikan dengan gambar rencana yang ada.
f. Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan
digunakan.
g. Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling sesuai
dengan gambar.
h. Sebelum pemasangan, kontraktor harus membuat shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan.
i. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melewati toleransi kerataan (0,5 cm
untuk setiap 2 m2).
3.2. Pekerjaan Besi
38

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

a. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di


lapangan.
b. Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti skrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
c. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
d. Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/ gambar kerja untuk pekerjaanpekerjaan dengan petunjuk konsultan pengawas.
e. Pemotongan dengan membakar dibengkel harus dilakukan dengan mesin potong pembakar
yang standar.
f. Semua pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
g. Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
h. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
i. Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.
j. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapih, tanpa menimbulkan kerusakankerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari
cairan elektroda tersebut. Permukaan dari daerah yang dilas harus bersih dan bebas dari
kotoran, cat minyak dan karat.
k. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las harus dibersihkan
dengan baik (wire, brush, amplas). Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali
atas tanggung jawab kontraktor.
l. Tambahan dan angkur yang perlu harus digunakan walaupun tidak termasuk dalarn gambar
(lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan tidak terbatas pada dudukan
fixtures (toilet dan cermin).

BAB XII. A
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PASAL - 1

PEKERJAAN PLUMBING
1.

U m u m.
1.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam gambar-gambar yang
berupa jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/ pemasangan fiktures masingmasing sistem sebagaimana jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini, dan segala sesuatu yang
diperlukan sehingga seluruh system dapat berfungsi dengan sempurna.
b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratan-persaratan atas
pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir berikut, maka persyaratan teknisnya
dianggap telah diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal yang dilaksanakan adalah pekerjaan instalasi system
plumbing dan sanitair.
39

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

1.2. Koordinasi.
a. Adalah bukan tujuan dari spesifikasi ini, ataupun gambar rencana untuk menunjukkan
secara detail berbagai item pekerjaan dari peralatan-peralatan dan penyambunganpenyambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatanperalatan yang dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan.
b. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan, pemipaan,
cabinet dan lain-lain.
Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pemasangan-pemasangan yang sempurna sesuai dengan rencana pekerjaan
Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
c. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam gambar
atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang disebut oleh
spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.
1.3. Kualifikasi Pekerja
a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja
dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus mempunyai
Sertifikat.
b. Konsultan Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila
dinilai bahwa Pelaksana tersebut tidak terampil/ tidak berpengalaman.
1.4. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan:
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/ pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaanpekerjaan yang sulit dilaksanakan. Perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan yang
akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari material
/ peralatan yang akan dipasang.
1.5. Review
Konsultan Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Kontraktor dan
memberi komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus memodifikasi/merevisi pengajuannya
sesuai dengan komentar, sampai didapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
1.6. Standard dan Code
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturanperaturan sebagai berikut;
a. Peraturan Badan Pemadam Kebakaran.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan Gedung
Departemen Pekerjaan Umum.
c. National Fire Protection Association (NFPA) 13 dan 14.
d. Pedoman Plambing Indonesia.
1.7. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi
a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama Kontraktor
wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang.
b. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan petunjuk operasi dan maintenance dari
system yang dipasang.
1.8. Bagian yang berhubungan
Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
Pasal 3 : Pemipaan.
40

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Pasal 4 ; Isolasi dan pengecatan.


Pasal 5 : Pompa.
Pasal 6 : Katub/Valves.
2.

Persyaratan Teknis Khusus.


Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan seperti di bawah ini :
a) Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar dari
pipa tersebut, tidak ada rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.
b) Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi saluran-saluran pipa (sesuai
dengan panjang pipa normalisasi), kecuali jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan
seluruh panjang.
c) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak dilakukan tekanan-tekanan.
d) Sambungan-sambungan harus halus dan di dalamnya tidak tersumbat apapun. Pemotongan
pipa dilakukan dengan alat cutter khusus pipa untuk menghasilkan pemasangan yang rapih.
e) Ditempat-tempat dimana pipa menembus tembok beton/perkerasan jalan harus dilengkapi
dengan pembungkus (sleeve) dari pipa besi yang mempunyai diameter lebih besar dari pipa
yang dibungkus/dilindungi.
f) Pipa vertical harus ditumpui dengan klem dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 2,5 m. Pipa
yang tidak ditanam didalam tanah/tembok/lantai, dan tempat-tempat diatas plafond yaitu
untuk pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan penggantung (hunger) atau
penyanggah (support) untuk mencegah timbulnya getaran. Dimana jarak penggantung /
penyangga yang satu dengan yang lainya maksimal 2.5 m dan jarak antara support / hunger
disesuaikan agar memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran /
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
g) Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan cermat hingga menjamin bahwa
air mengalir dengan lancar dan memungkinkan drainase total dan pengontrolan sistemnya.
h) Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama pemasangan, untuk mencegah
kotoran memasuki pipa.
i) Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalam ayat-ayat berikut harus dilaksanakan
sebelum pekerjaan finishing dimulai.
Pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air bersih dan air kotor).
Pengujian jaringan air bersih :
- Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan hidroliknya 7
kg/cm2 atau sekurang-kurangnya 2 kali tekanan biasa untuk pipa air bersih tanpa
mengalami kebocoran. Air harus dipaksa memasuki saluran-saluran utama dengan
pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang ditentukan selama 4 (empat) jam
tanpa mengalami perubahan tekanan. Pada prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi
bagian dari panjang maksimum 100 m. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan
adalah tanggung jawab pemborong / kontraktor.
- Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit galian sebelum
disetujui oleh pengawas.
Pengujian Jaringan air kotor :
- Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus diuji pada waktu
penyelesaian, dengan mengadakan pengujian yang disetujui oleh pengawas, dan
pemborong harus memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mengadakan
pengujian seperti itu.
- Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar 3 kg/cm2 tanpa
mengalami kebocoran selama 4 (empat) jam.
- Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas biaya sendiri, sampai
disetujui pemberi tugas /pengawas. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus
disediakan oleh pelaksana,
- Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas dengan diketahui oleh
pimpro atau yang mewakili.
41

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

- Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau peralatan yang dipakai
dalam system yang dimaksud,
- Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.
j) Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/didalam harus mernpunyai kedalaman kurang lebih
60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah.
k) Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan, maka pipa disekitar fitting
harus dipasang block dari beton khususnya pada tempat-tempat belokan pipa.
l) Penyambungan pipa.
Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa PVC. Bagian yang akan
disambung harus dibersihkan dan diampelas lebih dahulu untuk lebih menguatkan daya
rekat lem pipa, kemudian setelah kedua bagian pipa disambung, harus diberikan tekanan
sampai lem benar-benar kering.
Sambungan antar pipa harus menggunakan shock, tidak dibenarkan dengan cara
pembakaran.
m) Desinfektan.
Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari seluruh instalasi air sebelum
diserahkan kepada pemberi tugas.
Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine sekurang-kurangnya 50 mg/ltr
kedalarn system pipa, dengan cara/metode yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk kemudian dilakukan pembilasan
system pipa dengan air bersih.
Semua katup dalam sjstem pipa yang sedang mengalami proses desinfektan tersebut harus
dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 24 jam tersebut diatas.
Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus memberi tanda-tanda dengan
pensil/tinta merah pada dua set gambar plambing, atas segala pembahan, penghapusan,
atau penambahan pada rencana instalasi tersebut. Gambar tersebut akan diserahkan
kepada pengelola proyek/ konsultan pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek / konsultan pengawas, gambar
instalasi sesungguhnya, sebagairr.ana yang terpasang pada bangunan (as built drawing)
yang memuat lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambartersebut
dibuat dengan tinta diatas kalkir.
Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada pemberi tugas, bahwa seluruh
instalasi distribusi air bersih akan bekerja dengan memuaskan, dan akan menanggung
semua biaya atas kerusakan yang diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.
n) Jenis dan kualitas bahan :
Pipa-Pipa PVC.
- Pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan (Jaringan pembuangan air hujan)
digunakan pipa PVC.
- Pipa untuk jaringan air kotor / air bekas digunakan PVC dengan kwalitas AW sedangkan
untuk air hujan digunakan pipa PVC kualitas D. Untuk bahan sambungan seperti socket,
elbow, tee dll. harus digunakan bahan yang sama.
- Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Paralon, Maspion, Super Swallow atau
merk lain yang sudah mendapat klasifikasi SII. Fitting-fittingnya harus standart,
dikeluarkan oleh pabrik yang disetujui dan harus-disambungkan dengan memakai
lem/solvent cement khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik.
Valve-valve.
Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Water valve dengan diameter sarnpai dengan 2" adalah jenis screw bronse body.
- Water valve dengan diameter antara 2" - 3" adalah jenis flange bronze body.
- Water valve dengan diameter lebih besar dari 3" adalah jenis flange steel body.
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air
bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.
42

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

3.

Persyaratan Material.
Lihat bagian :
Pasal Pemipaan.
Pasal Isolasi dan pengecatan.
Pasal Pompa.
Pasal Katub / Valves.

4.

Garansi.
a) Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan / peralatan untuk instalasi ini dari
pencurian atau kerusakan. Bahan / peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b) Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (Skiller Labour) agar
dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh dinding,
langit-langit dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada Konsultan Pengawas,
bahwa seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran,
instalasi pembuangan air kotor akan bekerja dengan memuaskan, dan bahwa Kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan-kerusakan/ penggantian yang perlu selama jangka
waktu satu tahun.
d) Contoh,
Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor harus
menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosurnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

PASAL - 2

PEKERJAAN PEMIPAAN
1.

U m u m.
1.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan pemipaan pada
pekerjaan Mekanikal.
1.2. Standard dan Code
Standard dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
ASTM : American Society of Testing Material.
ANSI
: American National Standard Institute.
BS
: Birmingham Standard.
JIS
: Japan Industrial Standard.
SII
: Standard Industri Indonesia.
1.3. Bagian yang berhubungan
Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkait yaitu :
- Pasal Plambing.
- Pasal Isolasi dan Pengecatan.

2.

Persyaratan Material.
2.1. Galvanized Iron Pipe (GIP).
a. Pipa besi yang dilapis seng ini digunakan untuk :
- Pipa supply dan distribusi air bersih pada pekerjaan plambing.
- Pipa air sejuk (chilled water) pada pekerjaan tata udara.
b. Standard rating yang digunakan adalah :
- BS 1387 tahun 1967 kelas medium.
43

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

2.2. Black Steel Pipe (BSP).


a. Pipa baja hitam digunakan untuk :
- Pipa pemadam kebakaran
b. Standard rating yang digunakan adalah :
- ASTM A53 SCH 40.
2.3. Poly Vinyl Chloride (PVC).
a. Pipa PVC ini digunakan untuk :
- Pipa air kotor dari WC dan Urinoir
- Pipa air buangan dari floor drain, lavatory
- Pipa drain dari system tata udara
- Pipa vent pada plambing system
- Pipa air hujan.
b. Standard rating yang digunakan adalah :
- PVC ASTM D2665 kelas 10 Kg.
c. Pipa Polypropylene.
Pipa ini digunakan untuk pipa air panas dengan standard rating yang digunakan BS 6920,
tahan tekanan sampai 8,5 bar, pada 70C.
d. Pipa tembaga (copper).
Digunakan untuk pipa gas medis (Oxygen) compressed air, nitrous oxide dan vacuum,
standard yang digunakan adalah : ASTM B.88.
3.

Persyaratan Pemasangan.
3.1. Pipa GIP & BSP.
a. Untuk pipa dengan diameter 50 mm (2") kebawah digunakan sambungan ulir, sedang pipa
dengan diameter 65 mm (2 V-z') ke atas digunakan sambungan las atau flauge.
b. Pada penyambungan pipa dengan menggunakan flens perlu dilengkapi dengan ring type
gasket untuk menjamin kekuatan sambungan dan terhadap kebocoran.
c. Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi lapisan pelindung cat
menie. Pipa yang ditanam ditanah diharuskan dilapisi lagi dengan Bituminuos sheet 2 mm.
Khusus untuk pipa yang ditanam didalam tanah, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Pipa ditanam sedalam 60 cm dari permukaan tanah dan pada sambungan pipa diberi
dudukan dari beton untuk menghindari lendutan bila terkena beban mekanis.
Di sekeliling pipa harus diisi dengan pasir dengan ketebalan 15 Cm kemudian diurug
dengan tanah & dipadatkan.
d. Untuk pipa yang tidak berada dalam tanah baik yang terikat maupun tidak, harus dibeii
lapisan cat finish dengan warna ditentukan kemudian.
e. Pipa-pipa diharuskan ditest terhadap kebocoran. Pengetesan wajib diketahui dah disetujui
Konsultan Pengawas / KP.
f. Pengetesan yang gagal harus diulang dan biaya pengetesan serfa peralatan yang diperlukan
ditanggung oleh Kontraktor.
g. Instalasi pipa harus dilengkapi dengan penggantung pipa, support dengan jarak tertentu
dan memenuhi syarat, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar.
h. Kedalaman pipa yang ditanam di dalam tanah harus diperhitungkan terhadap jalur yang
memotong jalan. Pipa yang memotong jalan harus ditanam sampai suatu kedalaman
minimal 1.20 m dari permukaanjalan.
3.2. Pipa PVC.
a. System sambungan yang dipakai adalah :
Sambungan iem (perekat) untuk 80 mm (3") ke bawah.
Digunakan sambungan las PVC atau rubber ring joint (dengan ring dari karet).
b. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.
c. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
44

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

d. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm di
sekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
e. Selama pemasangan berkala, Kontraktor harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
f. Semua sambungan / cabang dari pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor dan air hujan mempunyai kemiringan 1 - 2 %.
g. Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama di luar
bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
h. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
i. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dam
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di luar pipa ataupun
isoiasinya.
j. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja.
k. Semua pipa harus diikatkan/ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang
dipergunakan harus cukup kokoh (rigid). Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga
agar tidak berubah tempatnya, inklinasinya harus tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi
pipa oleh perubahan temperatur.
l. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
m. Kontraktor harus mengajukan konstruksi dari penggantungnya untuk disetujui oleh
Pengawas. Penggantung terbuat dari kawat, rantai, strap ataupun perforated strip tidak
boleh digunakan.
n. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan {Ramset insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau penembokan,
atau dengan baut tembok Bolt).
o. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar) U-Bolt.
p. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oieh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie
atau cat penahan karat, jenis Zinc Chromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
4.

Pengujian dan Pengetesan.


Pipa GiP, PP dan BSP diuji dengan tekanan sebesar 1.5 kali tekanan kerja dan dibiarkan dalam
kondisi ini selama paling kurang 12 jam tanpa mengalami penurunan tekanan. Segala kerusakan
akibat pengetesan ini menjadi beban Kontraktor.
4.1. Pengujian pipa PVC.
Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang "Vent"
terfinggi.
Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
Apabila dan pada waktu Konsultan Pengawas / KP menginginkan pengujian fain disamping
pengujian di atas, Kontraktor harus melakukannya dan menjadi tanggungan Kontraktor.
4.2. Pipa copper (tembaga).
Pipa tembaga harus di uji dengan gas Nitrogen dengan tekanan 1 kali tekanan kerja seiama
2 jam dan selama itu tidak diperkenankan terjadi kebocoran.

PASAL - 3

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

45

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

1.

U m u m.
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan
ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan
berartii menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum. Gambar-gambar dan
spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan / bahan / peralatan yang diperlukan dan hanya dinyatakan dalam salah
satu gambar perencanaan / spesifikasi perencanaan saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya
sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

2.

Gambar-gambar.
a) Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories dan
fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
b) Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi. Sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar
Arsitektur dan Struktur/ Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan detail
"Finishing" dari proyek.
c) Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan detail
(working drawing) yang harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor untuk disetujui Konsultan
Pengawas dianggap bahwa Kontraktor telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
d) Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan pada As Built
Drawing.

3.

Koordinasi.
a) Kontraktor pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Kontraktor bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
b) Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi / menghambat pekerjaan lainnya.

4.

Daftar Bahan dan Contoh.


a) Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Kontraktor menerima pemberitahuan
meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus
dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture,
katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas.
Persetujuan oleh Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar di atas.
b) Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Konsultan
Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contohcontoh ini adalah rnenjadi tanggungan Kontraktor.
c) Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan
harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d) Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/ kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor harus segera
menghubungi Konsultan Pengawas untuk Berkonsultasi.
e) Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
46

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

rnenjadi beban tanggung jawab Kontraktor. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material
harus mendapatkan persetujuan dari Konsullan Pengawas.
5.

Commissioning dan Testing.


a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang
berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Kontraktor.

6.

Peralatan yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya.


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Kontraktor wajib menyediakan sesuai dengan peralatan
/ merk tersebut di atas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-ketentuan
dari Konsultan Pengawas.

7.

Perlindungan Pemilik.
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

8.

Pengetesan.
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Kontraktor.

9.

Pengujian dan Penerimaan.


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan
ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapaf diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Pengawas.

10. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan.


a) Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun sejak penyerahan kedua.
b) Selama masa garansi, Kontraktor pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
c) Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
d) Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditanda tangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Pengawas serta dilampirkan
sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
e) Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi
maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut
pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
f) Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk
47

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).


11. Laporan.
a) Laporan Harian :
Kontraktor wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
Kegiatan Fisik.
Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak),
- Jumlah tenaga kerja,
- Keadaan cuaca,
- Pekerjaan tambah/ kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditanda tangani oleh Site Engineer dan diserahkan pada Konsultan Pengawas
untuk diketahui/ disetujui.
12. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran.
a) Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor instalasi ini.
b) Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
c) Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat dilaksanakan
setelah memperoleh izin / persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
13. Pekerjaan Listrik.
a) Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara
lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
b) Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
14. Persyaratan Teknis Khusus dan Pelaksanaan.
Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam keadaan baik dan sesuai
dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan
kepada pengawas 7 (tujuh) hari sebelum pemasangan. Pemborong harus menempatkan secara
tugas penuh (full time) seorang koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam
pekerjaan serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik. Tenaga
pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapih. Semua jalur
induk untuk pengabelan diletakkan pada koridor selasar dengan memakai Casing yang ditopang
konstruksi/brakect diletakkan tersembunyi pada plafond.
a) Perawatan,
Kontraktor diwajibkan membuat shaf/lubang control yang dapat dipergunakan bila ada
terjadi treble pada jaringan kabel penerangan setiap jarak 20 m masing-masing lantai.
Kontraktor diwajibkan menyiapkan lubang lintasan pipa indoor dan outdor pada masingmasing titik penempatan unit AC.
Untuk penempatan outdor AC diletakkan pada plat dak sisi luar gedung dengan membuat
pengaman/brekect dan diletakkan secara teratur/rapi.
Kontraktor diwajibkan memperhitungkan serta menyiapkan lubang dengan memakai pipa
PVC sesuai besar kebutuhan agar hubungan system komunikasi antar ruang keruangan
48

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

b)

lainnya. Atas kelalaian tersebut diatas tidak diijinkan mengadakan pembobokan dinding.
Segala biaya yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Persyaratan Material,
1. Kabel daya tegangan rendah.
Kabel feeder tegangan rendah.
Type
: NYY
Standart
: SII 0211-78.
SILN 43-1,1981.
Konstruksi,
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga solid atau standart, bentuk
bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari PVC, dan selubung terluas
dari PVC warna hitam, warna insulasi PVC masing-masing inti harus mengikuti kode
warna dalam PUIL 87 sebagai berikut :
- Phasa
: merah, kuning, dan hitam.
- Netral
: biru.
- Ground
: hijau, kuning.
Tanda Pengenal,
Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak dapat dihapus sebagai
berikut :
- Nominal Voltage.
- Type.
- Ukuran nominal penghantar.
- Tahun pembuatan.
- Nama pembuat/merk dagang.
Pemeriksaan dan pengujian.
Pemeriksaan dan pengujian terhadap kabel yang akan dipasang meliputi:
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo atau
tranka sesuai standar PLN.
2. Panel switchgear tegangan rendah.
Type.
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually operated, mechanically
interlocked. Panel dan komponen-komponennya harus difinish untuk penggunaan di
daerah tropis ( panas dan lembab, pasangan dalam/indoor use)
Standart.
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart Jec atau Standart-standart
lainnya (NEC, VDE/DIN, NEMA)
Konstruksi.
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phase, 4 kawat,
50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
pengoperasian sakelar-sakelar daya, pemutus tenaga, pemasangan kembali
indicator-indicator gangguan, pengecekan tegangan, dan sebagainya.
- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan dan penyambungan. Lemari-lemari panel hanya mempunyai
bukaan dari sisi sebelah depan.
- Lemari untuk "panel board" harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk "panel board" dan sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah
komponen panel maupun kabel yang dipakai tidak menjadi terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan minimum 1,5 mm.
Panel-panel floor mounting/ free standing harus diberi pengikat rangka dari baja siku
49

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

c)

atau kanan dengan ketebalan 2.00 mm, mempunyai ukuran standart sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle (catch) dan kunci (lock).
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur dan baut harus tahan
karat. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandblasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi atau
chromium plating atau dengan zinc chromate primer. Pengecatan finishing dilakukan
dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh
pengawas.
Komponen-komponen panel.
1. Busbar.
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas. Main dan tap busbar harus dari bahan
tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat
hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan gambar. Busbar harus dicat sesuai
dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa
: merah, kuning, dan hitam.
Netral
: biru.
Ground
: hijau, kuning.
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan penyambungan
dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari
metal, conduits dan lain-lain.
2. Circuit Breaker (CB).
CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk kapasitas
lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on.
Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah CB pada posisi on,
off atau " triped ". CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere
trip (AT) pada temperatur keliling 40C, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus
hubungan singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum
dalam gambar. Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke
tanah (ground fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau
setara. Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian
barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
3. Magnetic Contactor.
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor
harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10%
tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada 85% tegangan
nominal. Kontraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar
15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.
4. Selektor Switch.
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap
minyak.
5. Lampu Indikator / Pilot Lamp.
Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak. Lampu indikator
harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan secara ulir dengan
diameter 2.5 mm persegi empat, lampu harus type long life.
6. Terminal Block.
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya,
dengan rating 600 volts minimum. Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan
ditambah 20% terminals untuk cadangan.
7. Name Plate.
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan bagian
hitam pada bagian permukaan. Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4
mm.
50

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

d)

e)

f)

8. Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak
kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V. Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam
negeri seperti supreme, kabel metal, kabelindo dan tranka.
Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih. Semua
hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung/terminal khusus. Ujung kabel harus
dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi
dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi
longgar. Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju
pada satu kompartemen harus digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat
pada pintu dan rangka panel untuk menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel control.
Interwiring harus kontinu dari terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap kabel control
harus diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar kerja (shop
drawing).
Pemeriksaan dan Pengujian.
Pemeriksaan dan pengujian meliputi :
Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap kelengkapan peralatan apakah
sudah sesuai dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock.
Pengujian tahanan insulasi.
Pengujian kontinuitas rangkaian.
Pengujian dengan tegangan.
Lampu penerangan dan kotak kontak.
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan
dalam gambar-gambar elektrikal.
Lampu flourescent (TL)
- Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor corection capassitor" yang cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%. Kapasitor
harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk menghindari bahaya
kebocoran kapasitor.
- Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap
dengan derajat pemantul yang tinggi.
- Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
- Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
- Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen
pengisinya tidak meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus
mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk diperiksa
atau diangkat.
- Yang harus dipergunakan adalah double lamp ballast (dua ballast untuk satu tabung
lampu flourescent) merk Philips atau setaraf.
- Tabung fluorescent harus dari merk Philips TLD, dengan warna cahaya cool daylight.
- Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan
bentuk seperti gambar rencana./grille.
Lampu Down Light Recessed Mounted
Houssing : stell body satil alluminium reflector, Polymide cover, dan harus dari satu merk
51

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

SAKA atau setaraf. Jenis-jenis lampu lain disesuaikan dengan gambar/ RAB.

g)

h)

Kotak Kontak Biasa (KKB)


Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua kotak kontak harus
memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 220 Volts 10 Amp. Merk yang dipakai adalah
Legran, Clipsal, Broco atau setara. Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.
Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding, mempunyai rating 220 Volts
10 Amp dari jenis single gang atau double gang atau multiple gangs (grid switches) merk
yang dipakai Legran, Clipsal, Broco atau setara. Semua sakelar dinding dipasang 150 cm dari
lantai.
Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.
Kotak dari bahan metal dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan. Sakelar atau kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan
menggunakan baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYM). Kabel harus mempunyai
penampang minimum 2.5 mm2. Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL.
Sebagai berikut:
- Fasa
: 1 : merah.
- Fasa
: 2 : kuning.
- Fasa
: 3 : hitam.
- Netral
: biru
- Tanah (ground)
: hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka.
Pemasangan.
Sakelar dan stop kontak.
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak sakelar dinding, harus
150 cm. Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak ditunjuk pada tempat
yang sama, maka dua deret kotak tunggal, ganda atau "multigang" sesuai dengan
kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-deretan tersebut
harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai. Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela
harus dipasang 20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam
gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh pengawas.
Lampu-lampu.
- Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
instalateur yang mempunyai sertifikasi dari PLN dengan cara yang benar dan disetujui
pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
- Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal yang
dipasang lengkap dengan penggantungnya.
- Pada waktu pemeriksaan akhir semua "fixture" dan perlengkapan harus sudah siap
menyala dan bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari
debu, plester dan lainnya. Semua reflector, kaca, panel pinggir dan atau bagian lain yang
rusak sebelum pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
Pipa instalasi pelindung kabel.
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit khusus untuk instalasi listrik,
pipa, elbow, socket junction box dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang
untuk melindungi kabel antara junction box dan armatur lampu.
Pemeriksaan dan Pengujian.
Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi sistem penerangan dilakukan setelah seluruh
pekerjaan selesai. Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
52

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap kelengkapan peralatan apakah


sudah sesuai dengan yang dimaksud.
Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
Pengujian sambungan-sambungan.
Pengujian tahan insulasi.
Pengujian pentanahan.
Pengujian pemberian tegangan. Paling lambat dua (2) minggu sebelum pengujian
dilaksanakan, pemborong harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian, dan copy
diserahkan kepada pengawas. Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong, dan
segala biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.

PASAL - 4

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

1.

Lingkup Pekerjaan.
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dari sistem
penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi ini, serta pengurusan izin dari badan yang
berwenang (Jawatan Keselamatan Kerja).

2.

Referensi.
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dari Jawatan
Keselamatan Kerja atau standard peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

3.

Material.
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam keadaan baik dan sesuai dengan yang
dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas. Daftar material, katalog dan shop drawing
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alatalat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistim yang dipakai adalah : Sistim non
radio aktif atau elektrostatis. Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut :
a) Head Electroda (Splitzen),
Head Electroda khusus untuk sistem non radio aktif atau Elektrostatis yang dapat menciptakan
medan ionisasi pada sekeliling areal (ionizer dissipation system).
b) Penghantar,
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik antara
kepala penangkal dan penghantar verfikal (down conductor) yang menghubungkan secara
listrik antara kepala penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus dapatmentransfer dengan aman energi kilat dari "air terminal " ke tanah. Untuk sistim elektrostatis
digunakan jenis kabel khusus lighting protection antara lain : BCC, NYY, Coaxial atau triaxial.
c) Sistem Pentanahan,
Terminal pentanahan, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan tanah secara berkala. Efektroda
Pentanahan. Elektroda Pentanahan, terbuat dari Copper Rod digalvanisir dengan diameter
tidak kurang dari 1" dan panjang 6 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal
dan pengukuran tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm.

4.

Pemasangan / Pelaksanaan.
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk gambar
dan spesifikasi pabrik ;
a) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker / klem.
53

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

b)
c)

d)

Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya- gaya mekanis pada saat timbulnya
sambaran petir.
Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk
mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
Sambungan-sambungan :
Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang baik dan tidak mudah
terlepas.
Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian tipis akibat adanya
sambungan
Pelindung mekanis :
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC type high
impact.

5.

Pengujian / Pengetesan.
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan
pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
Pengetesan yang harus dilakukan :
a) Grounding Resistant Test.
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standar.
b) Continuity Test.

6.

Contoh.
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan dipergunakan/dipasang, yaitu
minimal penghantar dan elektroda pentanahan yang dimintakan dalam persyaratan. Semua biaya
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah tanggungan
Kontraktor.

7.

Pemeriksaan.
Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan dipenuhinya
spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih
dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
spesifikasi dan gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan pada pemilik
proyek.

8.

Surat Izin.
a) Kontraktor/ sub kontraktor harus mempunyai izin dari pas PLN golongan C untuk pemasangan
anti petir ini.
b) Kontraktor/ sub kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan penangkal petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

9.

Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar material yang
menyebutkan : merk, type, kelas (lengkap dengan brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu
tender). Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barangbarang produksi. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance), maka kontraktor wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu / pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti selama
proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan
oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik,
Konsultan Pengawas dan Perencana, maka dilakukan penggantian merk / type.
1. Splitzen (Air terminal)
: Prevectron, Sistem-3000, Kurn, EF.
2. Testlink
: Lokal.
3. Penghantar
: Supreme, Kabelindo, Jembo.
54

DOKUMEN LELANG
Pembangunan Kantor UKK UKM Tahap II IAIN Sumatera Utara
Tahun Anggaran 2014

4. (BC 95 mm/Triaxial/Coaxial)
5. Conduite

: Cable, Voksel, Cable.


: EGA, Marshall Tuflex, Waler, Teso.

55

También podría gustarte