Está en la página 1de 3

5 Kisah Habibie membangun industri penerbangan nasional

Dalam beberapa tahun terakhir,


bisnis industri penerbangan dalam
negeri melesat kencang. Maskapai
penerbangan baru ramai-ramai
bermunculan di tengah percaturan
bisnis penerbangan dalam negeri
yang semakin ketat

antaranews.com
Pesawat-pesawat baru berteknologi canggih didatangkan dari perusahaan-perusahaan ternama
demi menarik perhatian sekaligus sebagai psywar bagi maskapai pesaingnya. Jenis pesawat yang
digunakan kebanyakan Airbus yang merupakan buatan Prancis, dan Boeing yang tak lain hasil
karya perusahaan Jerman. Belakangan, pesawat jenis Sukhoi dari Rusia mulai masuk pasar
penerbangan dan digunakan oleh maskapai yang beroperasi di Indonesia. seperti yang dilansir
merdeka.com
Tidak terbantahkan bahwa pesawat yang menguasai langit Indonesia adalah buatan asing.
Pesawat hasil karya anak bangsa belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pesawat buatan PT
Dirgantara Indonesia seolah tak berdaya menghadapi gempuran pesawat-pesawat Airbus,
Boeing, dan Sukhoi. Padahal, jika mendengar Bacharuddin Jusuf Habibie menceritakan kisahnya
membangun industri penerbangan nasional, Indonesia tidak kalah dibanding negara lain.
Habibie adalah orang yang meyakini bahwa industri penerbangan nasional bisa bersaing asalkan
ada komitmen untuk mendukung produk yang dihasilkan. Komitmen untuk memajukan industri
kedirgantaraan muncul sejak zaman proklamasi. Artinya, sudah lebih dari setengah abad.
Habibie menceritakan, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul wawasan agar bangsa
Indonesia bisa semakin mandiri, termasuk di bidang kedirgantaraan.
Sampai saat ini, Habibie masih menyatakan komitmennya untuk memajukan industri
penerbangan nasional. Seperti pesannya saat lengser dari kursi Presiden Indonesia pada 1999
lalu.
"Saya sampaikan kepada pengganti saya, jangan korek-korek industri strategis. Karena itu
wawasan implementasi dari seluruh bangsa Indonesia," kata Habibie beberapa waktu lalu.
Habibie mengakui bahwa ide dan sosok yang getol membuat pesawat terbang di Indonesia bukan
dia, Soekarno ataupun Soeharto . Tokoh yang pertama kali ingin mengembangkan pesawat
terbang adalah Wiweko Soepono.

Dia berasal dari Angkatan Udara Indonesia. Wiweko juga ternyata sosok pendiri maskapai
penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia. Wiweko kemudian diganti oleh Nurtanio yang
mengerti dan memahami pentingnya teknologi angkatan bersenjata.
Setelah Nurtanio meninggal, Soekarno mengambil inisiatif untuk mengembangkan pesawat
terbang. Akhirnya Soekarno mengangkat seseorang bernama Kurwet menjadi Menteri Komando
Pelatih Pelaksana Pesawat Terbang.
Habibie memang bukan pemeran utama dalam pembangunan industri penerbangan nasional.
Namun, dia juga punya peran strategis. Apa saja kisah Habibie dalam perjalanannya membangun
industri penerbangan nasional? merdeka.com mencoba merangkum lima kisah Habibie dalam
membangun industri penerbangan dalam negeri.

1. Belajar di luar negeri


Habibie menceritakan, saat proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul wawasan agar bangsa
Indonesia bisa semakin mandiri. Salah satunya dalam bidang kedirgantaraan.
"Januari 1950 langsung dipersiapkan dan dicetuskan proklamator bahwa akan mengirim putra
putri terbaik Indonesia untuk belajar ke luar negeri di dua bidang yaitu membuat pesawat terbang
atau kapal laut," katanya.
Habibie masuk gelombang ke-4 putra putri Indonesia yang mendapat kesempatan belajar ke luar
negeri. Ide pembuatan pesawat ini langsung dicetuskan oleh Angkatan Udara yang berguna
untuk menjaga kedaulatan bangsa.
"Gelombang pertama dikirim waktu itu Pak Habibie masih SMP kelas 3. Saya gelombang ke 4
tamat SMA tahun 1954. Pertama ambil inisiatif buat pesawat terbang adalah angkatan udara.
Para proklamator langsung memikirkan penguasaan udara," ujarnya.
2. Bikin pesawat 20 kali kecepatan suara
Habibie menceritakan pengalamannya dalam industri penerbangan. Pengalaman pertamanya itu
diperoleh ketika dia tengah mengejar gelar doktor di Jerman. Ketika masih kuliah di Jerman dan
tengah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat mendapat gelar doktor, Habibie diharuskan
membuat pesawat yang kecepatannya 20 kali kecepatan suara.
"Waktu saya mau selesaikan S-3, saya merancang pesawat terbang yang terbangnya 20 kali
kecepatan suara. Seperti apa pesawatnya saya tidak bisa membayangkan tapi harus
dikembangkan, kalau tidak, ya tidak dapat S-3," kata Habibie.
3. Bikin Airbus dulu baru N 250
Habibie bercerita mengenai sejarahnya pengembangan pesawat terbang. Dia mengaku sudah
mulai mengembangkan pesawat semasa kuliah di Jerman. Habibie mengaku pernah menjadi
direktur teknologi di perusahaan Airbus.

Pesawat pertama yang dibuat Habibie adalah Airbus. "Pesawat terbang yang pernah dibuat yang
dikenali di internet adalah Airbus, di mana saya kerja dulu. Saya dulu pernah direktur di situ
untuk teknologi," katanya di Jakarta, Kamis (26/9) malam.
Ketika sedang mengembangkan Airbus 300 di Jerman, Habibie diminta pulang ke Indonesia
untuk mengembangkan industri strategis dalam negeri. Setelah itulah, Habibie langsung
mengembangkan N 250
"Dalam keadaan demikian saya disuruh pulang. Kalau bukan anda yang tidak membangun
Indonesia terus siapa. Pesawat pertama dikenal di internet dulu itu Air Bus A300, N 250
kemudian baru Boeing 777," katanya.
Namun demikian, nasib Airbus, Boeing dan N 250 sedikit berbeda. N 250 tidak bisa berkembang
seperti Boeing dan Airbus.
4. Bikin N 250 dengan 20 orang
Sesampainya di Indonesia, Habibie mulai mengembangkan industri penerbangan nasional
dengan membuat pesawat N 250 yang dikerjakan hanya 20 orang. Namun harapan untuk
memajukan industri strategis ini kandas ketika Habibie diangkat menjadi Wakil Presiden.
"Saya ditugaskan membuat industri strategis. Tapi waktu saya diangkat menjadi wakil presiden
saya meletakkan itu semua. Saya akhirnya punya 48.000 karyawan dan USD 10 miliar aset
industri saya itu membuat pesawat N-250," ujar Habibie.
5. Industri penerbangan sempat gulung tikar
Habibie menuturkan, ketika mengembangkan industri strategis, dia mempunyai banyak
karyawan putra putri Indonesia. Namun setelah Habibie lengser, industri strategis justru gulung
tikar.
"Putra putra terbaik telah memiliki apa yang dia miliki. Jangan di korek-korek. Yang lain up to
you, tapi jangan yang itu. Tiba-tiba itu dibubarkan. Anak anak yang saya pimpin suruh cari
pekerjaan lain di luar," katanya.

También podría gustarte