Está en la página 1de 11

Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksipondasi yang mampu menahan gaya

orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan.Pondasi tiang pancang


dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang
yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel
Hammer adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan
getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi
permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus
menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system
hidraulik hammer dengan berat 3 7 ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah
keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2
cm.

1. Ukuran Tiang Pancang


Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.
a. Minipile (Ukuran Kecil)
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat
rendah dan tanah relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:

Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.

Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.


- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban
25 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban
35 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan
30 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan
40 50 ton.
b. Maxipile (Ukuran Besar)
Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini
digunkan untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan
untuk ukuran 50x50 dapat menopang beban sampai 500 ton.

2. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau
lebih tiang), daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :

Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

3. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan


a. Pondasi tiang pancang pabrikan.
Keuntungan:

Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya
lebih dapat diandalkan.

Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun


lapisan antara cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga
pemancangan ke lapisan tanah keras masih dapat dilakukan.

Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika


diperlukan tiang dengan ukuran khusus.

Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.

Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga


pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.

Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban


vertical.
Kerugian :

Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka


pada daerah yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.

Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan


menggunakan pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya
berkepala baja). Bila pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan.

Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat
hancur. Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu.

Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan,
diperlukan perbaikan khusus.

Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan


maka harus disediakan tempat yang cukup luas.

Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau
dipasang. Karena itu diperlukan mesinpemancang yang besar.

Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.

b. Pondasi Tiang yang Dicor di Tempat


Keuntungan:

Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan
yang sangat kecil maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat
penduduknya.

Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar
dan lebih panjang.

Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan.

Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat
dibuat lebih kecil.

Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah
galian dapat diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada
tanah pendukung pondasi dapat langsung diketahui.

Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.


Kerugian :

Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn kualitas tiang
yang sudah selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu,
pemeriksaan kualitas hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.

Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan


reruntuhan tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama
setelah penggalian tanah dilakukan.

Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah


terpenuhi, terkadang tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur yang
tertimbun di dasar.

Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk
pekerjaan yang kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.

Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam
menggunakan air maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan
cara menangani tanah yang telah dibor atau digali.

Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe
pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :
1.
2.
3.
4.

Fungsi bangunan atas (Uper structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
Besarnya beban dan berat dari bangunan atas.
Kondisi tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas

Seperti yang kita ketahui bahwasanya tipe pondasi cukup banyak macamnya, dan itu tergantung
dari fungsi dan kegunaannya. nah.. salah satu di antara tipe pondasi yang dapat digunakan
adalah pondasi tiang pancang.
Secara umum pemakaian pondasi tiang pancang dipergunakan apabila tanah dasar dibawah
bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul
berat bangunan dan beban diatasnya, dan juga bila letak tanah keras yang memiliki daya dukung
yang cukup untuk memikul berat dari beban bangunan diatasnya terletak pada posisi yang sangat
dalam.
Pondasi tiang pancang hendaknya direncanakan sedemikian rupa sehingga gaya luar yang bekerja
pada kepala tiang tidak melebihi gaya dukung tiang yang diizinkan. Adapun yang dimaksud
dengan gaya dukung tiang yang diizinkan adalah meliputi aspek gaya dukung tanah yang diizinkan,
tegangan pada bahan tiang dan perpindahan kepala tiang yang diizinkan.
Disamping aspek-aspek tersebut perlu diperhitungkan juga kemungkinan adanya gaya geser
negatif (negative skin friction) dan gaya-gaya lain (seperti perbedaan tekanan tanah aktif dan
pasif). Perhitungan serta pengevaluasian tersebut tidak saja dilaksanakan terhadap tiang secara
individu (single pile) tetapi juga harus dilaksanakan terhadap tiang-tiang dalam kelompok (group
pile)
Umumnya tiang pancang dapat ditinjau dari :
1. Jenis / Bahan yang digunakan
seperti yang sudah disinggung diatas, bahwa jenis dan bahannya kita mengenal tiang pancang
yang terbuat dari kayu, Baja, Beton, atau Komposit (perpaduan dari beberapa bahan)
2. Cara penyaluran beban
berdasarkan cara penyaluran beban, dapat dibedakan atas :

a. End Bearing Pile ( Tumpuan Ujung) :


dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari perlawanan tanah keras pada ujung
tiang. Tiang yang dimasukan sampai lapisan tanah keras, secara teoritis dianggap bahwa seluruh
beban tiang dipindahkan kelapisan keras melalui ujung tiang.
Anggapan tanah keras yang dimaksudkan disini sebetulnya agak relatif dan tergantung dari
beberapa faktor, antara lain seperti besar beban yang harus dipikul oleh tiang. Sehingga bisa saja
ada anggapan asalkan pada posisi dimana daya dukung tanahnya sudah mumpuni untuk

mengimbangi besarnya beban yang dipikul tiang, maka disitu diasumsikan letak tanah keras
berada. Anggapan ini tidak salah tapi juga tidak betul, namun supaya tidak terjadi perbedaan yang
tajam dalam perspektif anggapan, maka untuk dianggap sebagai lapisan tanah pendukung yang
baik, dapat digunakan ketentuan sebagai berikut :
- Lapisan non kohesif(pasir, kerikil) mempunyai harga standard penetration test (SPT) N > 35
- Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan bebas (Unconfined compression strength) qu
antara 3 s/d 4 Kg/cm2 atau kira-kira N > 15 s/d 20
dari hasil sondir dapat dipakai kira-kira harga perlawanan konis S 150 kg/cm2 untuk lapisan non
kohesif, dan S 70 kg/cm2 untuk lapisan kohesif
b. Friction Pile (Tumpuan Geser/Sisi)
dimana sebagian besar daya dukungnya adalah akibat dari gesekan antara tanah dengan sisi-sisi
tiang pancang, atau dengan kata lain kemampuan tiang pancang dalam menahan beban hanya
mengandalkan gaya geseran antara tiang dengan tanah disekelilingnya. Hal ini bisa terjadi karena
pada dasarnya kenyataan dilapangan mengenai data kondisi tanah tidak bisa diprediksi, sehingga
sering kita menjumpai suatu keadaan dimana lapisan yang memenuhi syarat sebagai lapisan
pendukung yang baik ditemui pada kedalaman yang dalam, sehingga untuk mendapatkan
tumpuan ujungnya kita perlu merogoh kocek lebih dalam dikarenakan biayanya sangat mahal.
Pada kenyataan seperti ini praktis daya dukung yang didapat adalah dari gesekan antara sisi tiang
dengan tanah disekelilingnya namun bukan berarti perlawanan diujungnya kita anggap
melempem atau tidak ada, tapi pada kenyataannya tumpuan diujung ini juga memiliki andil dalam
memberikan sumbangan daya dukung walaupun itu kecil.
Mengapa harus Pondasi Tiang Pancang ?
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tiang pancang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia
sebagai pondasi bangunan, seperti bangunan jembatan, gedung bertingkat, pabrik atau gedunggedung industri, menara, dermaga, bangunan mesin-mesin berat dan lain sebagainya yang mana
mereka tersebut merupakan konstruksi-konstruksi yang memiliki dan menerima pembebanan
yang relatif berat. Penggunaan tiang pancang untuk konstruksi ini biasanya bertitik tolak pada
beberapa hal yang mendasar seperti anggapan adanya beban yang besar sehingga pondasi
langsung jelas tidak dapat digunakan, kemudian jenis tanah pada lokasi yang bersangkutan relatif
lunak (lembek) sehingga pondasi langsung tidak ekonomis lagi untuk dipergunakan.
Dikarenakan begitu pentingnya peranan dari pondasi tiang pancang ini, maka, jika dalam
pembuatannya dibandingkan dengan pembuatan pondasi yang lainnya, pondasi tiang pancang ini
mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut :
1. Biaya pembuatannya kemungkinan besar (dengan melihat letak lokasi dan lainnya), lebih
murah bila dikonversikan dengan kekuatan yang dapat dihasilkan.
2. Pelaksanaannya lebih mudah
3. Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak sulit untuk didapatkan.

4. Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil untuk melaksanakan bangunan yang
mempergunakan pondasi tiang pancang.
5. Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.

PONDASI TIANG PANCANG


Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer
(menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.

Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang
adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam
tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteistik penyebaran beban
tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda.

Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari
komunikasi, pertahananan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu
perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang.

Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan
diisi dengan pasir dan batu.

Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini.
Tiang baja (Steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa
perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel.

Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanahtanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile driving.
Saat ini banyak teknik-teknik instalasi tiang pancang bermunculan. Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang
adalah :
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras

- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift

Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai.
Kalau hasil pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya hasil estimasi
penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat
menjadi indikator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya
perbaikan tanah.

Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski
seharusnya di bangun diatas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk menahan beban
horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga. (Willy).

Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah)
kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah : bamboo,
kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang.

a. Pondasi Tiang Pancang Kayu


Pondasi tiang pancang kayu di Indonesia, dipergunakan pada rumah-rumah panggung di daerah Kalimantan, di Sumatera, di
Nusa Tenggara, dan pada rumah-rumah nelayan di tepi pantai. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan
dipukul ke dalam tanah dengan tangan atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.

Gambar Pondasi Tiang Pancang Kayu

b. Pondasi Tiang Pancang Beton


Pondasi tiang beton dipergunakan untuk bangunan-bangunan tinggi (high rise building). Pondasi tiang pancang beton, proses
pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
1) Melakukan test boring untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi panjang tiang
pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.
2) Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang pancang.
3) Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang pancang.

Pondasi tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pondasi tiang pancang beton cor di tempat dan tiang pancang beton
system fabrikasi.
1) Pondasi tiang pancang beton cor ditempat

Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat sebagai berikut :
a) Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi
tulangan beton.
b) Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.
c) Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompakan dan
desakan/tekanan.
d) Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah,
e) Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah ditentukan.

Gambar Pondasi Tiang Pancang Beton Cor di Tempat

2) Pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi


Kemajuan teknologi khususnya pada bidang rancang bangun beton bertulang telah menemukan pondasi tiang pancang sistem
fabrikasi. Cetakan-cetakan pondasi dengan beberapa variasi diameter tiang pancang dan panjang tiang pancang dibuat dalam
pabrik dengan system Beton Pra-Tekan Ukuran tiang pancang produksi pabrik dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Pondasi pemasangan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi, sebagai berikut :


a) Dilakukan pengeboran sambil memancangkan tiang pondasi bagian per-bagian. Kedalaman
pengeboran sampai dengan batas kedalaman tanah keras yang dapat dilihat secara otomatis dari
mesin tiang pancang.
b) Kemudian setiap bagian tertentu dilakukan penyambungan dengan plat baja yang telah dilengkapi
dengan joint atau ulir penyambungan .

Gambar Pemasangan Pondasi Tiang Pancang Fabrikasi

c.Tiang Pancang Baja (steel)

http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/pondasi-tiang-pancang.html
http://www.infobangunan.com/artikel/69-umum/227-type-pondasi-tiang-pancang.html
http://sci-geoteknik.blogspot.com/2012/02/pengenalan-pondasi-tiang-pancang.html
http://mitrasaranapile.blogspot.com/2012/04/alat-pancang-hydraulic.html

También podría gustarte