Ketua : Suci Rahayu (1102013281) Sekretaris : Siti Rahma Dewi (1102013276) Anggota : Siti Arafah N (1102013275) Siti Solikha (1102013277) Sofie Hanafiah (1102013278) Soraya Haji Muhamad (1102013279) Sri Maryana (1102013280) Tania Ramadhani P (1102013282) Tiara Fyndidji (1102013283) Tetty Prasetya (1102013284)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2014
1 DAFTAR ISI 1. Daftar isi.1 2. Skenario..2 3. Hipotesa..3 4. Sasbel..4 5. LO.I. Memahami dan Menjelaskan Sendi..5 I.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Sendi...5 I.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Sendi...5 I.3. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Persendian...8 I.4. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Persendian...18 6. LO.II. Memahami dan Menjelaskan Asam Urat....20 II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Asam Urat..... 20 II.2. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme dan Sekresi Asam Urat......21 7. LO.III. Memahami dan Menjelaskan Artritis GOUT.22 III.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Artritis GOUT......22 III.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Artritis GOUT..23 III.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Artritis GOUT..24 III.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Artritis GOUT.25 III.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Artritis GOUT27 III.6. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Artritis GOUT....31 III.7. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Artritis GOUT...32 III.8. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Artritis GOUT...35 8. LO.IV. Memahami dan Menjelaskan NSAID dan Uricosuric...35 9. Daftar Pustaka44
2 SKENARIO
Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke RSUD dengan keluhan terdapat benjolan disiku kanan sejak 2 bulan ini. Benjolan dirasakan nyeri dan bersenyut serta mengganggu rentang gerak (range of movement/ ROM). Riwayat pernah bengkak kemerahan pada metatarsophalangeal I dialami 5 bulan yang lalu dan berkurang setelah meminum obat anti nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tophus pada sekitar olecranon bentuk bulat dengan diameter 8 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium didapati hyperurecemia. Dokter memberikan nonsteroid antiinflamasi drug (NSAID) dan uricosuric pada pasien tersebut dan menyarankan pemeriksaan radiologi.
3 HIPOTESA Artritis GOUT adalah peradangan pada sendi yang disebabkan karena kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal, batas normal asam urat dalam darah pada pria adalah 3,5-7,0 mg/dl dan batas normal asam urat dalam darah pada wanita adalah 2,6-6,0 mg/dl (hyperurecemia). Hyperurecemia menimbulkan respon peradangan kronik (TOPHUS). Tophus biasa timbul pada daerah tubuh yang berongga seperti sendi. Factor yang menyebabkan artritis gout adalah pola hidup, umur, jenis kelamin dan factor genetic. Penata laksanaan yang diberikan adalah NSAID dan Uricosuric.
4
SASBEL LO.I. Memahami dan Menjelaskan Sendi I.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Sendi I.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Sendi I.3. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Persendian I.4. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Persendian LO.II. Memahami dan Menjelaskan Asam Urat II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Asam Urat II.2. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme dan Sekresi Asam Urat LO.III. Memahami dan Menjelaskan Artritis GOUT III.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Artritis GOUT III.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Artritis GOUT III.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Artritis GOUT III.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Artritis GOUT III.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Artritis GOUT III.6. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Artritis GOUT III.7. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Artritis GOUT III.8. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Artritis GOUT LO.IV. Memahami dan Menjelaskan NSAID dan Uricosuric
5 LO.I. Memahami dan Menjelaskan Sendi I.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Sendi Hubungan satu tulang dengan tulang atau lebih tulang lainnya. Kadang sendi merupakan hubungan antar tulang dengan ligamen. I.2. Memahami dan Menjelaskan Jenis-jenis Sendi Jenis-jenis sendi dapat dikelompokkan berdasarkan struktur, pergerakan dan bentuk permukaan sendi
Berdasarkan strukturnya: Sendi fibrosa: sendi fibrosa adalah sendi yang terdiri dari serat-serat kolagen. Sendi ini biasanya terikat, misalnya sutura tulang tengkorak. Kadang sendi ini dapat sedikit bergerak. Sendi Kartilaginosa: sendi kartilaginosa adalah sendi yang terdiri dari lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago. Misalnya, antara korpus vertebrata dan simfisis pubis. Sendi ini memungkinkan gerakan sedikit bebas. Sendi Sinovial: sendi sinovial adalah jenis sendi yang paling umum, yang memungkinkan gerakan yang bebas (misalnya, bahu, lutut, siku, pergelangan tangan, dll) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (misalnya; sendi sakroliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis.
Berdasarkan pergerakannya: 1. Synarthrosis Sinartrosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan, dibedakan menjadi: sutura adalah terdapat jaringan fibrosa yang tipis sekali seperti sutura sagitalis diantara tulang syndesmosis adalah diantara tulang terdapat jaringan gibrosa seperti syndesmosis radio-ulnaris synchondrosis adalah diantara tulang terdapat tulang rawan seperti symphisis pubis schindelysis adalah satu tulang yang masuk kedalam celah tulang seperti pada reostrum sphenoidale gamphosis adalah tulang seperti tanduk masuk ke dalam lubang tulang seperti gigi dalam graham
2. Diartrosis 6 Sendi yang dapat bergerak bebas disebut juga sendi synovial yang memiliki rongga sendi yang berisi cairan synovial, suatu kapsul sendi yang menyambung kedua tulang dan ujung tulang pada sendi sinpvial dilapisis kartilago articular. Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi: Sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat. Sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan. Sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas) Sendi luncur/geser: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki. Sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta.
3. Amfiartosis persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contoh:persendian antara fibula dan tibia. Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
Simpai diartrosis bervariasi dalam struktur, tergantung sendinya. Tetapi pada umumnya simpai ini dibentuk oleh dua bagian : lapisan sendi firbrosa luar dan lapisan sinovial didalamnya. Berdasarkan bentuk permukaan sendi: a. Arthroidea (gliding) disebut juga sendi luncur: persendian yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Kepala sendi dan lekuk sendi rata. Contoh: art. Intercapales, art. Intertarsales, art. Sternoclavicularis, hubungan tulang pergerlangan kaki.
b. Ginglymus (hing) disebut juga sendi engsel: persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Antara permukaan konveks dan konkaf. 7 Contoh: art. Cubiti, art. Talocrurales, art. Interphalanges, sendi siku antara tulang lengan atas dan tulang hasta .
c. Pivot (trochoidea) permukaan sendi vertical. Contoh: art. Atlanto axialis, art. Trochoidea (radioulnaris proksimalis)
d. Ellipsoidea (condyloidea) disebut juga sendi putar: persendian yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Permukaan sendi berbentuk elip. Contoh: art. Radiocarpal, hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).
e. Spheroidea (a ball and socket) Disebut juga sendi peluru: persendian yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Kepala sendi seperti bentuk bola masuk kedalam lekuk sendi yang dalam. Contoh: art. Coxae, hubungan tulang lengan atas dengan tulang belikat.
f. Sellaris (saddle) disebut juga sendi pelana: persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Kepala sendi dan lekuk sendi seperti orang duduk diatas plana kuda. Contoh: antara trapezium dan metacarpal, hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.
8 I.3. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Persendian Ekstremitas atas
9 1. Articulatio cubiti Articulation composite terdiri dari tiga sendi, yaitu : art. Humero-ulnaris, art. Humero-radialis dan art. Radio-ulnaris Articulatio humero ulnaris dan Articulatio humeri radialis Tulang : antara incisura trochlearis ulna dan trochlea humeri dan antar fovea articularis caput radii dan capitulum humeri Jenis sendi : ginglymus dengan bersumbu Saturday penguat sendi : capsula articularis, ligamentum colaterale ulnare ligametum collaterale radiale Gerak sendi : Fleksi : semua otot yang menyilang di depan sumbu gerak, M. biceps brachii, M. brachialis(murni sebagai otot fleksor pada articulation cubiti), M. pronator teres. M. brachioradialis, M. flexor capi radialis, M. flexor carpi ulnaris, M. Palmaris longus dan M. flexor digitorum superficialis Ekstensi : semua otot yang menyilang dibelakang sumbu gerak, M. triceps brachii, M. extensor carpi radialis longus dan brevis, M. extensor digiti minimi, M. extensor carpi ulnaris , M. supinator dan M. anconeus
Otot-otot shunt adalah suatu otot yang mempunyai origo dekat dengan sendi dan insertion jauh dari sendi, contoh : M. brachioradialis Otot-otot spurt adalah otot yang mempunyai origo jauh dari sendi dan insertion dekat dengan sendi, contoh : M. biceps brachii
2. Articulation radio-ulnaris Tulang : Incisura radialis ulna dan caput radii Jenis sendi : pivot atau trochoidea bersumbu satu yaitu sumbu vertical yang berjalan dari caput radii dsampai processus styloideus ulnae Penguat sendi : ligamentum anulare radii yang melekat pada ujung incisura radialis dan ligamentum quadratum diantara collum radii dan incisura radialis ulna Gerak sendi : supinasi : M. biceps brachii, otot-otot ektensor ibu jari pronasi : M. pronator teres, M. pronator quadrates
3. Articulatio metatarsopholangeales Tulang : ossa metatarsi dan ossa phlangeales Jenis sendi : condyloidea / ellipsoidea Gerak sendi : fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi Penguat sendi : ligamenta collateralia, ligamenta plantaria dan ligamenta metatarsale transversum profundum
10 5. Articulatio pubica Tulang : antara tulang pubis kedua sisi Jenis : synchondrosis (terdapat tulang rawan) Penguat sendi : ligamentum pubicum superius, ligamentum arcuatum pubis dan discus interpubica
6. Articulatio Glenohumeralis Tulang : Caput humeri dengan gleinoidalis serta labrum gleinoidale Jenis Sendi : Art. Sphreoidea , bersumbu tiga Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, Rotasi Medialis,Rotasi Lateralis
7. Articulatio Radiocarpalis Tulang : Bagian distal Os. Radius dan ossa carpalesproximalis kecuali os piriforme Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi ulnaris
8. Articulatio carpometacarpales Articulatio carpometacarpales I Tulang: Antara Metacarpales 1 dan trapezium Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, oposisi dan reposisi
Articulatio carpometacarpales II Tulang: Antara Metacarpale II V dengan Os. Carpideretan distalis Gerak sendi: Geser
9. Articulatio Metacarpophalangealis Art. Metacarpophalangealis I Tulang : Antara Os metacarpal I dan phalanx I Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, sedikit abduksi dan adduksi
Art. Metacarpophalangealis II sampai V Tulang: Antara OS metacarpal II dan V dengan PhalanxII dan V Gerak sendi: Fleksi, ekstesi, abduksi, adduksi dan sirkumdiksi
10. Articulationes interphalangealis Tulang: Antar phalanges Gerak sendi: Fleksi dan ekstensi
11 Ekstremitas bawah
12 1. Articulatio inferioris liberi (articulatio coxae) Tulang : Acetabulum dan caput femuri Gerak sendi: Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi,eksorotasi
2. Articulatio genus Tulang : Condylus medialis femoris dan condylusmedialis tibiae Gerak sendi : Fleksi, ekstensi , rotasi medialis, fleksi lateralis.
3. Articulatio tibio fibularis Tulang: Facies articularis fibularis dengan faciesarticularis capitis fibulae Gerak sendi: Gesekan ke atas dan ke bawah
4. Articulatio talocrulalis Tulang: Antara trochleatali dan lengkung yang dibentuk oleh maleoli ossa cruris Gerak sendi: Plantar Flexi, Dorsi Flexi, Inversio and Eversio
5. Articulatio Pedis Articulatio talocalcanea Tulang: Os talus dan Os calcaneus Gerak sendi: gliding
Articulatio talocalcaneonavicularis Tulang: Os talus, Os calcaneus dan Os cuboideum Gerak sendi: Geser dan rotasi
Articulatio calcaneocuboidea Tulang: Os calcaneus dan Os cuboideum Gerak sendi: Geser dan sedikit rotasi
Articulatio tarsometatarsales Tulang: Os tarsi dan Os metatarsi Geraksendi: Plana
Articulatio Metatarsophalangeales Tulang: Os metatarsi dan Os phalangeales Gerak sendi: fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi
Articulationes Interphalangeales Pedis Tulang: Inter phalangeales Gerak sendi : fleksi dan ekstensi
13 Bidang khayal tubuh:
Bidang coronal, membagi tubuh menjadi anterior dan posterior, sumbu geraknya sagittal Bidang sagittal, membagi tubuh menjadi dextra dan sinistra, sumbu geraknya frontal Bidang transversal, membagi tubuh menjadi superior dan inferior sumbu geraknya vertical
Gerak sendi tubuh:
Fleksi, gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi Ekstensi, gerak berlawanan dari fleksi Abduksi, gerak arah sisi menjauhi bidang sagittal Aduksi, gerak yang berlawanan arah dengan abduksi/mendekati bidang sagittal Endorotasi, gerak berputar lateral anterior medial Eksorotasi, gerak berputar medial anterior lateral Laterofleksi, gerak fleksi ke arah samping Sirkumdiksi, gabungan gerak rotasi (fleksi, laterofleksi, ekstensi)
14 RANGE OF MOVEMENT Rentang gerak mengacu pada jarak dan arah sendi dapat bergerak secara maksimal. Setiap sendi tertentu memiliki kisaran normal gerak yang dinyatakan dalam derajat setelah diukur dengan goniometer (yaitu, sebuah alat yang mengukur sudut dari sumbu sendi). (www.osteoarthritis.about.com) Gerakan didefinisikan dengan mengacu pada pesawat dan / atau poros. Terdiri dari 3 pesawat, yaitu: 1. Sagital Plane Garis vertical yang membantang dari depan ke belakang membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri. 2. Frontal atau Lateral Plane Garis yang membentang dari sisi ke sisi di sudut kanan ke pesawat sagittal yang membagi tubuh menjadi bagian depan dan bagian belakang 3. Melintang atau horizontal plane Garis Horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah Terdiri dari 3 axis, yaitu : 1. Frontal Axis Lewat dari sisi ke sisi di sudut kanan terhadap bidang sagittal 2. Axis sagital atau Transverse Melewati horizontal dari depan ke belakang berbaring di sudut kanan ke bidang frontal 3. Axis longitudinal atau Vertikal Lewat dari kepala sampai kaki di sudut kanan ke bidang transversal
Bersama Tindakan 1. Spinal Column Kolom vertebral memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi, Ekstensi, Fleksi Lateral dan Rotasi. 15
2. Korset bahu Korset bahu memiliki rentang normal berikut gerakan: Elevation, Depresi, Adduksi dan Penculikan.
3. Sendi bahu Sendi bahu memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi (0- 90 o ), Ekstensi (0-50 o ), Adduksi (90-0 o ), abduksi (0-90 o ), Rotasi medial (0-90 o ) dan Rotasi lateral (0-90 o )
16
4. Sendi siku Sendi siku memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi (0- 160 o ), Ekstensi (145-0 o ), Pronasi (0-90 o ) dan Supinasi (0-90 o ).
5. Pergelangan tangan Pergelangan tangan memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi (0-90 o ), Ekstensi (0-70 o ), Adduksi(0-65 o ), Abduksi(0-25 o ) dan circumduction.
6. Sendi panggul Sendi panggul memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi, Ekstensi, Adduksi, Abduction, Rotasi medial dan lateral Rotasi. 17
7. Sendi lutut Sendi lutut memiliki rentang normal berikut gerakan: Fleksi(0- 130 o ) dan Ekstensi (120-0 o )
8. Sendi pergelangan kaki Sendi pergelangan kaki memiliki rentang normal berikut gerakan: Plantarfleksi (0-50 o ), Dorsifleksi (0-20 o ), Inversi(0-35 o ) dan Eversi (0-25 o )
(www.brianmac.co.uk)
Sistem muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan untuk duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga berfungsi sebagai pelindung organ dalam. 18 Tempat pertemuan 2 tulang adalah persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang merupakan jaringan elastik yang kuat.
Ada 3 jenis persendian yang dibedakan berdasarkan jangkauan gerakan yang dimiliki: Persendian Fibrosa, yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan, dimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa, contohnya sutura di antara tulang-tulang tengkorak. Persendian Kartilagenosa, yaitu persendian yang gerakannya terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang iga. Persendian Sinovial, yaitu persendian yang gerakannya bebas, merupakan bagian terbesar dari persendian pada tubuh orang dewasa, contohnya sendi bahu dan panggul, sikut dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.
I.4. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Persendian
Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi bersifat permanen, dan dapat digolongkan berdasarkan ciri susunannya menjadi 3 golongan utama: Sendi fibrosa, Sendi ini dipersatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa Sutura : hanya terdapat pada tengkorak, dan tidak bersifat permanen, karna jaringan pengikat fibrosa dapat diganti tulang dikemudian hari, penyatuan tulang dikemudian hari itu disebut sinostosis Sindesmosis : sendi pada tulang yang dipersatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari pada yang terdapat disutura, sendi macam ini seperti sendi radio-ulnaris yang memungkinkan gerak dalam batas tertentu Gomfosis : sendi khusus terbatas pada gigi, maksila dan mandibula
19 Sendi tulang rawan (kartilaginosa) Sering disebut sebagai sendi kartilaginosa sekunder. Untuk membedakan dengan sendi kartilaginosa primer yaitu pada sendidiantara badan-badan vertebra yang berdektan. Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan hialin secaraerat disatukan lempeng fibrokartilago.contoh sendi kartilago sekunder : simfisis (sendi di pubis)
Sendi Sinovial Se ba gi a n be s a r s endi ki t a a dal a h s e ndi s i novi a l . Pe r muka a n t ul a ng ya ng be r s e ndi di s el ubi ngi ol e h t ul a ng r a wa n ya ng l una k da n l i c i n Pada sendi ini, tulang-tulang ditahan menjadi satu simpai sendi.
Simpai sendi menyatukan tulang o lapisan luar simpai, jaringan ikat padat kolagen yang menyatudengan periosteum o lapisan dalam simpai membran sinovial (membatasi ronggasendi)
Membran sinovial : membran vaskular tipis mengandung kapiler kapiler lebar Permukaan tulang yang berhadapan dilapisi tulang rawan, dipisahkanoleh celah sempit : cairan sinovial (dihasilkan membran sinovial) Terbentuk sebagai dialisat plasma darah. Unsur cairan sinovial terdiri dari : asam hialuronat yang terikat dengan protein Berfungsi untuk pelumas dan nutritif sel tulang rawan sendi Keseluruhan daerah sendi dikelilingi kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovialuntuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat padatulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan Rawan sendi melapisi ujung-ujung tulang dengan fungsi: 1.Melindungi ujung tulang agar tidak aus. 2.Memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu: Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung70- 80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis 20 Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangattahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal,sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain sepertienzim (Leeson, C. Roland. Anthony A. Paparo. 1996)
Jenis sendi sinovial : Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ; Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; Trochoid : rotasi, mono aksis ; Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis.
Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).
LO.II. Memahami dan Menjelaskan Asam Urat II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Asam Urat Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
21 II.2. Memahami dan Menjelaskan Metabolisme dan Sekresi Asam Urat Kadar asam urat di darah tergantung usia dan jenis kelamin. Anak-anaknormalnya 3,4-4,0 mg/dl; laki-laki dewasa 6,8 mg/dl; wanita pramenopause 6,0 mg/dl. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat adalah sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway). 1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melaluiprekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubahmelalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asamguanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melaluibasa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur initidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentukprekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim:hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenine fosforibosiltransferase (APRT).
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukanberlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam uratadalah produk akhir metabolisme purin. Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolisme(pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi:
1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik 2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal 22 3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yangmeningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karenadefek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan) 4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purinPeningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadarasam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat.Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui dengan jelas. Sumber : http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/patofisiologi-gout-arthritis/
Ekskresi Asam Urat
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin. Ekskresi netto asam urat total pada manusia normal adalah 400-600 mg/24jam. Ekskresi ginjal asam urat siang hari lebih besar dibanding malam hari(Rodwell, 1995).
Dua jalur utama sekresi asam urat yaitu melalui urikolisis dan ginjal. Urikolisis terjadi di dalam usus oleh enzim bakteri dalam intestinal denganmengekspresikan 1/3 jumlah total asam urat. Ginjal akan mengekskresikansisanya (Wyngaarden, 1982)
Ekskresi asam urat melalui ginjal tergantung pada kandungan purin dalammakanan. Diet rendah purin dapat menurunkan kadar asam urat hingga 0,8mg/100 ml. Di lain pihak, konsumsi makanan kaya purin akan mengakibatkanekskresi urin bisa mencapai 1000mg/hr tanpa mengubah jumlah asam urat, uratyg mengalami urikolisis (Keller and Colombo, 1981).
LO.III. Memahami dan Menjelaskan Artritis GOUT III.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Artritis GOUT Gout arthritis merupakan penimbunan kristal asam urat pada persendian yang menyebabkan respon inflamasi akut, ataupun penimbunan kristal asam urat pada jaringan lunak (kartilago) yang tidak menimbulkan peradangan. Pada keadaan normal kada urat serum pada pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada wanita kada urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Sekitar 95% penderita gout adalah pria. Penyakit gout ditandai dengan tingginya kadar asam urat dalam darah (hyperuricemia).Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 7 mg/dl sedangkan pada perempuan 2,6 6 mg/dl.
23 III.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Artritis GOUT Gout primer : akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan ekskresi asam urat Gout sekunder : pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat dari penurunan ekskresi asam urat akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu 1. Produksi asam urat dalam tubuh meningkat Adanya gangguan metabolism purin bawaan (inborn error of purine metabolism) akibat defisiensi enzim HGPRT. Kelainan ini bersifat x-linked dimana penderita wanita biasanya asimptomatik. Aktivitas berlebih enzim fosforibosil pirofosfat sintetase (PRPP-sintetase), juga bersifat x-linked Mengkonsumsi makanan yang berkadar purin tinggi (daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, buncis, kembang kol, brokoli). Asam urat akan terbentuk dari metabolism makanan tersebut Akibat proses penyakit lain seperti hemolysis (mudah pecahnya sel darah merah), leukemia (kanker sel darah putih), atau akibat dari pengobatan kanker (kemoterapi, radioterapi) 2. Kurangnya pembuangan asam urat Minum obat tertentu seperti pirazinamid (obat TB paru), HCT (obat diuretik), betablocker seperti propranolol (obat darah tinggi) Dalam keadaan kelaparan dan ketosis. Pada keadaan inim kekurangan kalori dipenuhi dengan membakar lemak tubuh. Zat keton yang dihasilkan dari pembakaran lemak akan menghambat keluarnya asam urat melalui ginjal. Akibatnya terjadi hiperurisemia Olahraga yang terlalu berat dimana terjadi penumpukkan asam laktat sehingga pengeluaran asam urat melalui ginjal berkurang Mengkonsumsi alcohol yang dapat menghambat pengeluaran asam urat 3. Produksi asam urat berlebih, sedangkan pembuangannya terganggu
24 III.3. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Artritis GOUT Pada penyakit gout-arthritis, terdapat gangguan kesetimbangan metabolism (pembentukan dan ekskresi) dari asam urat tersebut, meliputi: 1. Penurunan ekskresi asam urat secara idiopatik 2. Penurunan eksreksi asam urat sekunder, misalnya karena gagal ginjal 3. Peningkatan produksi asam urat, misalnya disebabkan oleh tumor (yang meningkatkan cellular turnover) atau peningkatan sintesis purin (karena defek enzim-enzim atau mekanisme umpan balik inhibisi yang berperan) 4. Peningkatan asupan makanan yang mengandung purin Peningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh. Asam urat ini merupakan suatu zat yang kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal. Penimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.
Adanya kristal mononatrium urat ini akan menyebabkan inflamasi melalui beberapa cara: 1. Kristal bersifat mengaktifkan sistem komplemen terutama C3a dan C5a. Komplemen ini bersifat kemotaktik dan akan merekrut neutrofil ke jaringan 25 (sendi dan membran sinovium). Fagositosis terhadap kristal memicu pengeluaran radikal bebas toksik dan leukotrien, terutama leukotrien B. Kematian neutrofil menyebabkan keluarnya enzim lisosom yang destruktif. 2. Makrofag yang juga terekrut pada pengendapan kristal urat dalam sendi akan melakukan aktivitas fagositosis, dan juga mengeluarkan berbagai mediator proinflamasi seperti IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF. Mediator-mediator ini akan memperkuat respons peradangan, di samping itu mengaktifkan sel sinovium dan sel tulang rawan untuk menghasilkan protease. Protease ini akan menyebabkan cedera jaringan.
Penimbunan kristal urat dan serangan yang berulang akan menyebabkan terbentuknya endapan seperti kapur putih yang disebut tofi/tofus (tophus) di tulang rawan dan kapsul sendi. Di tempat tersebut endapan akan memicu reaksi peradangan granulomatosa, yang ditandai dengan massa urat amorf (kristal) dikelilingi oleh makrofag, limfosit, fibroblas, dan sel raksasa benda asing. Peradangan kronis yang persisten dapat menyebabkan fibrosis sinovium, erosi tulang rawan, dan dapat diikuti oleh fusi sendi (ankilosis). Tofus dapat terbentuk di tempat lain (misalnya tendon, bursa, jaringan lunak). Pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal dapat mengakibatkan penyumbatan dan nefropati gout.
III.4. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Artritis GOUT Gejala umum yang sering dirasakan pada penderita gout antara lain : pegal- pegal,nyeri pada sendi,rasa linu pada kaki dan tangan kiri.Jika linu telah menyerang tangan kiri biasanya akan menjalar ke bahu hingga leher.Nyeri hebat akan dirasakan penderita gout kala malam hari. Jika tidak segera ditangani,maka keadaan akan bertambah parah.Sendi akan membengkak dan kulit di atas sendi yang terkena akan menimbulkan nyeri yang luar biasa.Gejala lain yang timbul pada gout akut adalah demam,menggigil,perasaan tidak enak badan dan denyut jantung cepat. Beberapa Tahap Penyakit Gout atau Asam Urat. Tahap 1: Hiperurikemia Asimtomatik Kadar asam urat di tubuh Anda tinggi, tetapi tidak menimbulkan gejala. Sebagian besar orang dalam tahap ini menyadari kondisi mereka setelah melakukan tes darah yang mengukur jumlah asam urat yang terkandung dalam sistem peredaran darah. Perawatan 26 biasanya tidak diperlukan pada tahap ini. Kebanyakan pasien memiliki kadar asam urat tinggi selama bertahun-tahun sebelum serangan pertama mereka. Risiko serangan meningkat dengan meningkatnya kadar asam urat. Pengobatan yang tepat dalam tahap ini adalah berupaya mengurangi kadar asam urat dalam tubuh. Tahap 2: Serangan gout akut Hiperurikemia berkelanjutan menyebabkan penumpukan kristal natrium urat di persendian. Kristal ini kemudian merangsang pelepasan berbagai mediator inflamasi yang menimbulkan serangan akut. Pasien biasanya terbangun di malam hari karena rasa sakit dan pembengkakan sendi. Gejala gout tahap ini meliputi nyeri dan peradangan, sendi yang terkena menjadi panas dan lembek bila disentuh, terlihat kemerahan atau memar, terasa gatal dan mengelupas setelah sakitnya mereda. Tingkat keparahan rasa sakit bervariasi dari kedutan ringan sampai nyeri hebat sehingga sendi tidak bisa disentuh. Gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise, mungkin juga terjadi dan merupakan hasil dari beberapa mediator inflamasi yang bocor ke sirkulasi vena. Rasa sakit akan menghilang dalam 3- 10 hari, bahkan bila tanpa pengobatan. Tahap 3: Interval kritis Ini adalah tahap setelah episode gout yang bebas gejala. Pada kebanyakan orang, tahap ini berlangsung dari enam bulan sampai dua tahun setelah serangan pertama gout. Pada yang lainnya, kondisi tanpa gejala ini dapat berlangsung 5 10 tahun. (Sekitar 66% pasien akan mengalami serangan kedua dalam satu tahun). Tahap inni adalah waktu ideal untuk mencegah serangan di masa depan. Gout secara klinis tidak aktif tetapi masih ada dan penyakit itu terus berkembang jika asam urat tidak dikendalikan. Semakin besar kadar asam urat, semakin pendek interval untuk serangan berikutnya. Tahap 4: Gout tingkat lanjut Pada tahap akhir gout ini, gejala dan efeknya menetap. Sejumlah besar asam urat telah mengkristal menjadi deposit di tulang rawan serta tendon dan jaringan lunak, dan bahkan pada selaput antar tulang. Pasien sering mengalami berbagai gejala, seperti kekakuan sendi, keterbatasan gerakan sendi, nyeri sendi terus-menerus, luka dengan nanah putih di daerah yang terkena, nyeri sendi simultan pada berbagai bagian tubuh, dan fungsi ginjal memburuk. Pasien gout memiliki kecenderungan untuk mendapatkan batu ginjal lebih sering daripada yang lain. Tahap ini juga disebut tahap tofus. Tofus (jamak: tofi) adalah massa kristal urat yang disimpan dalam jaringan lunak, yang dapat menghancurkan jaringan lunak dan persendian.Tofus paling sering berkembang di siku, lutut, jari kaki, tendon Achilles, dan, lebih jarang, di daun telinga
27 III.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Artritis GOUT Diagnosis Gout Arthritis Mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh The American Reumatism Association (ARA) tahun 1977. Kriteria tersebut sebagai berikut: A. Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan Kristal monosodium urat (MSU) pada cairan sendi atau tofi B. Ditemukan 6 dari 12 kriteria berikut 1. Inflamasi maksimal pada hari pertama 2. Serangan antritis akut lebih dari satu kali 3. Artritis monoartikular (arthritis pada satu persendian) 4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan 5. Pembengkakan dan sakit pada sendi mtp i 6. Serangan pada sendi mtp unilateral 7. Serangan pada sendi tarsal unilateral 8. Tofus 9. Hiperurisemia 10. Terdapat pembengkakan sendi asimetris pada gambaran radiologik 11. Terdapat kista subkortikal tanpa erosi pada gambaran radiologik 12. Pada pemeriksaan kultur bakteri cairan sendi hasilnya negative. Diagnosis Banding Gout Arthritis 1. Rheumatoid Arthritis Rheumatoid arthritis (RA) adalah jenis arthritis kronis. Gejala awal RA meliputi kelelahan, nyeri sendi, dan kekakuan. Gejala lain rheumatoid arthritis mungkin merasa seperti flu, dengan perasaan sakit, nyeri otot, dan kehilangan nafsu makan. Penyebab rheumatoid arthritis tidak diketahui, walaupun mungkin ada komponen genetik. Pengobatan awal arthritis, dapat efektif meningkatkan prognosis dan dapat membantu mencegah kerusakan tulang sendi yang terkait dengan RA.
Diagnosa rheumatoid arthritis (RA), pada tahap awal, bisa sulit. Tidak ada tes tunggal yang dapat dengan jelas mengidentifikasi rheumatoid arthritis. Sebaliknya, dokter mendiagnosis rheumatoid arthritis berdasarkan faktor-faktor yang sangat terkait dengan penyakit ini. American College of Rheumatology menggunakan daftar kriteria: 1. Kekakuan pagi hari di dalam dan sekitar sendi minimal satu jam. 2. Pembengkakan atau cairan di sekitar tiga atau lebih sendi secara bersamaan. 3. Setidaknya satu bengkak di daerah pergelangan tangan, tangan, atau sendi jari. 4. Arthritis melibatkan sendi yang sama di kedua sisi tubuh (arthritis simetris). 5. Rheumatoid nodul, benjolan pada kulit penderita rheumatoid arthritis. Nodul ini biasanya di titik-titik tekanan dari tubuh, paling sering siku. 6. Jumlah faktor rematoid dalam darah abnormal. 7. X-ray tampak perubahan di tangan dan pergelangan tangan khas dari rheumatoid arthritis, dengan kerusakan tulang di sekitar sendi yang terlibat.
28 2. Pseudogout Pseudogout adalah suatu bentuk radang sendi yang ditandai dengan pembengkakan mendadak pada satu atau beberapa sendi yang diakibatkan oleh penggumpalan Kristal calcium pyrophosphate dehydrogenase crystal (CPPD). Kejadian ini dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Pseudogout biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, lebih sering mengenai perempuan dan paling sering mempengaruhi lutut.
Gejala-gejalanya mirip dengan gout, penyebab pseudogout tiba-tiba, sakit parah dalam bersama, dipicu oleh kristal di lapisan sendi. Tapi tidak seperti gout, yang biasanya mempengaruhi sendi jempol kaki, biasanya pseudogout mempengaruhi sendi besar ekstremitas (lutut, pergelangan kaki dan tangan, siki dan bahu). Gejala pseudogout juga mirip dengan arthritis rheumatoid seperti melibatkan beberapa sendi simetris, kekakuan pagi hari, penebalan sinovium dan peningkatan laju endap darah.
3. Septic arthritis
Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur dapat menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain.
Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang parah disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul, pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu.
Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati dalam seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar pulih.
Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan sendi yang terkena. Tanda dan gejalanya antara lain: 1. Demam 2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi 3. Pembengkakan sendi yang terkena 4. Hangat di daerah sendi yang terkena
Pada anak-anak, gejala tambahannya dapat berupa; 1. Hilang nafsu makan 2. Detak jantung cepat (takikardia) 3. Lekas marah
Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan kaki, terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena. Anak-anak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya 29 dalam posisi yang sama dan mencoba menghindari perputaran sendi.
Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar melalui aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan di dekat sendi juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi.
Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah mencapai sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang rawan. Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi merupakan reaksi tubuh terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi.
4. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah suatu penyakit sendi ditandai dengan kerusakan dan hilangnya kartilago artikular yang berakibat pada pembentukan osteofit, rasa sakit, pergerakan yang terbatas, deformitas. Inflamasi dapat terjadi atau tidak pada sendi karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi. beberapa faktor resiko terjadinya osteoartritis adalah sebagai berikut: a. Prevalensi dan beratnya OA semakin meningkat dengan bertambahnya umur b. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki lebih sering terkena OA paha, pergelangan tangan dan leher c. Suku bangsa dan genetic d. Berat badan yang berlebihan juga mempengaruhi resiko timbulnya OA Karena tulanganya lebih padat dank eras sehingga tak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Pemeriksaan fisik Inspeksi Deformitas dan eritema Palpasi Pembengkakan karena peradangan Perubahan suhu kulit Perubahan anatomi tulang / jaringan lunak Nyeri tekan dan krepitus Perubahan range of movement
Pemeriksaan laboratorium 1. Serum asam urat Kadar normal asam urat wanita: 2,6-6 mg/dl Kadar normal asam urat pria: 3,5-7 mg/dl
2. Angka leukosit Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 30 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout. Merupakan gold standard untuk diagnose gout.
6. Pemeriksaan kadar urea darah dan kreatinin Kadar kreatinin darah normal pria: 0,6-1,3 mg/dl Kadar kreatinin darah normal wanita: 0,5-1 mg/dl
Pemeriksaan radiologis
Pembengkakan jaringan lunak asimetris mungkin satunya-satunya kelainan pada gout akut. Penyakit kronis memberikan gambaran erosi tulang berupa lubang yang iregular di dekat artikular namun biasanya tidak mengenai batas. Bisa tampak tofi jika timbul kalsifikasi. Perubahan osteoarthritis sering ditemukan pada sendi dengan gout. Batu ginjal asam urat bersifat radiolusen. Aspirat cairan sendi mengandung kristal jarum 31 mononatrium urat refraktif ganda negatif bila dilehat melalui cahaya polar. Pemeriksaan radiografi pada serangan artritis gout pertama adalah non spesifik. Kelainan utama radiografi pada long standing adalah inflamasi asimetri, arthritis erosive yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak. III.6. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Artritis GOUT Medikamentosa Gout tidak dapat disembuhkan, namun dapat diobati dan dikontrol. Gejala- gejala dalam 24 jam biasanya akan hilang setelah mulai pengobatan. Gout secara umum diobati dengan obat anti inflamasi. Yang termasuk di dalamnya adalah : 1. NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen, secara umum diberikan untuk mengobati serangan berat dan mendadak, obat ini biasanya menurunkan peradangan dan nyeri dalam beberapa jam. 2. Kortikosteroid, dapat diberikan pada orang yang tidak dapat menggunakan NSAIDs. Steroid bekerja sebagai anti peradangan. Steroid dapat diberikan dengan suntikan langsung pada sendi yang terkena atau diminum dalam bentuk tablet. 3. Colchicine sering juga digunakan untuk mengobati peradangan pada penyakit gout. 4. Allupurinol dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara menekan produksi asam urat. Obat ini bekerja pada metabolisme asam urat dengan mencegah perubahan zat purine dalam makanan menjadi asam urat. Pengobatan ini tidak dianjurkan untuk orang dengan fungsi ginjal yang kurang, selain itu dapat menimbulkan efek samping seperti kemerahan dan kerusakan hati.
Non Medikamentosa Bagi yang telah menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya, membatasi makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin : a. Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng. b. Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang- kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung. c. Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan. Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsumsi bahan makanan golongan B, membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan pengaturan diet masih 32 terdapat gejala-gejala peninggian asam urat darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk penanganan lebih lanjut. Hal yang juga perlu diperhatikan, jangan bekerja terlalu berat, cepat tanggap dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Karena sekali menderita, biasanya gangguan asam urat akan terus berlanjut.
III.7. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Artritis GOUT Diet bagi para penderita gangguan asam urat mempunyai syarat-syarat sebagai berikut: Pembatasan purin Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasu asupan purin menjadi 100- 150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). Kalori sesuai dengan kebutuhan Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkannn dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin. Tinggi karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui uirn. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosaa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Rendah protein Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru, dan limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg 33 berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori. Tinggi cairan Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah- buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi. Tanpa alkohol Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengkonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh.
34 Berikut tabel kategori kandungan purin dalam makanan.
Penggunaan obat-obatan yang meningkatkan resiko Gout Arthritis
Dibalik fungsinya mengatasi suatu penyakit, ternyata beberapa obat justru berkaitan dengan meningktnya resiko Gout, diantaranya obat golongan berikut: Diuretik, yang biasanya digunakan untuk hipertensi Beta-blockers, yang merupakan pilihan untuk mengatasi angina, atrial fibrillation dsb Niacin, untuk menurunkan kadar kolesterol darah Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitors, yang umumnya diresepkan untuk mengatasi hipertensi, gagal jantungm dan untuk mencegah kerusakan ginjal pada pasien diabetes Non-losartan angiotensin II receptor blockers (ARBs) yang juga menjadi pilihan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung 35
III.8. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Artritis GOUT Sendi yang sakit dan dibebani dapat timbul rasa nyeri yang parah, gerakan sendi berkurang, dan terjadi kekakuan. Berlanjut menjadi Low back pain lebih sering terjadi pada usia lanjut. Mortalitas meningkat pada obesitas, komplikasi meliputi hipertensi, infark miokard, diabetes melitus, resiko paskapembedahan, hernia, batu empedu, hernia hiatus, varises vena, dan osteoarthritis. Pada wanita terjadi peningkatan insidensi hirsutisme dan kanker payudara serta endometrium.
LO.IV. Memahami dan Menjelaskan NSAID dan Uricosuric NSAID
Mekanisme Kerja Mekanisme NSAID berhubungan dengan sistem biosintesis PG yang telah memperlihatkan secara in vitro bahwa dosis rendah aspirin dan indometasin menghambat produksi enzimatik PG. Produksi PG akan meningkat bilamana sel mengalami kerusakan. Obat NSAID secara umum tidak menghambat biosintesis leukotrien. Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGG 2 terganggu. Enzim siklooksigenase terdapat dalam 2 isoform disebut COX-1 dan COX-2. COX-1 merupakan esensial dalam pemeliharaan berbagai fungsi dalam kondisi normal di berbagai jaringan khususnya ginjal, saluran cerna, dan trombosit. Di mukosa lambung, aktivasi COX-1 menghasilkan prostasiklin yang bersifat sitoprotektif. COX-2 mempunyai fungsi fisiologis yaitu di ginjal, jarngan vascular dan pada proses perbaikan jaringan. Tromboksan A 2, yang di sintesis trombosit oleh COX-1, menyebabkan agregasi trombosit, vasokonstriksi, dan proliferasi oto polos. NSAID NSAID COX-nonselektif aspirin indometasin piroksikam ibuprofen naproksen asam mefenamat NSAID COX-2-preferential nimesulid meloksikam nabumeton diklofenak etodolak NSAID COX-2-selektif generasi 1: selekoksib rofekoksib valdekoksib parekoksib eterikoksib generasi 2: lumirakoksib 36 Sebaliknya prostasiklin (PGI 2 ) yang disintesis oleh COX-2 di endotel makrovaskular melawan efek tersebut dan menyebabkan penghambatan agregasi trombosit, vasodilatasi dan efek anti-proliferatif.
Farmakokinetik : Absorbsi melalui saluran cerna baik. Obat ini didistribusikan secara luas dalam jaringan tubuh. Kadar tinggi berada di dalam ginjal, hati, limpa, dan saluran cerna, tetapi tidak terdapat di dalam otot rangka, jantung, dan otak. Sebagian besar diekskresikan dalam bentuk tinja, 10-20% melalui urin. Pada pasien penyakit hati lebih banyak melalui urin. Kolkisin dapat ditemukan dalam leukosit dan urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu suntikan IV. NSAID dibagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu: a. Golongan salisilat (diantaranya aspirin/asam asetilsalisilat, metil salisilat, magnesium salisilat, salisil salisilat, dan salisilamid), b. Golongan asam arilalkanoat (diantaranya diklofenak, indometasin, proglumetasin, dan oksametasin), c. Golongan profen/asam 2-arilpropionat (diantaranya ibuprofen, alminoprofen, fenbufen, indoprofen, naproxen, dan ketorolac), d. Golongan asam fenamat/asam n-arilantranilat (diantaranya asam mefenamat, asam flufenamat, dan asam tolfenamat), e. Golongan turunan pirazolidin (diantaranya fenilbutazon, ampiron, metamizol, dan fenazon), f. Golongan oksikam (diantaranya piroksikam, dan meloksikam), g. Golongan penghambat cox-2 (celecoxib, lumiracoxib), h. Golongan sulfonanilida (nimesulide), serta i. Golongan lain (licofelone dan asam lemak omega 3). Farmakodinamik Sifat antiradang kolkisin spesifik terhadap penyakit pirai dan beberapa artritis, untuk radang umum obat ini tidak efektif. Kolkisin tidak memiliki efek analgesic. Pada penyakit pirai, kolkisin tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau radang asam urat dalam darah. Obat ini berikatan dengan protein mikrotubular dan menyebabkan depolimerasi dan menghilangnya mikrotubul fibrilar granulosit dan sel bergerak lainnya. Hal ini menyebabkan penghambatan migrasi granulosit ke tempat radang sehingga pelepasan mediator antiinflamasi ditekan. Kolkisin mencegah penglepasan glikoproteindari leukosit pada pasien gout menyebabkan nyeri dan radang sendi.
Indikasi: Secara umum, NSAID diindikasikan untuk merawat gejala penyakit berikut: rheumatoid arthritis, osteoarthritis, encok akut, nyeri haid, migrain dan sakit kepala, nyeri setelah operasi, nyeri ringan hingga sedang pada luka jaringan, demam, ileus, dan renal colic. Sebagian besar NSAID adalah asam lemah, dengan pKa 3-5, diserap baik pada lambung dan usus halus. NSAID juga terikat dengan baik pada protein 37 plasma (lebih dari 95%), pada umumnya dengan albumin. Hal ini menyebabkan volume distribusinya bergantung pada volume plasma. NSAID termetabolisme di hati oleh proses oksidasi dan konjugasi sehingga menjadi zat metabolit yang tidak aktif, dan dikeluarkan melalui urin atau cairan empedu.
Efek samping : NSAID merupakan golongan obat yang relatif aman, namun ada 2 macam efek samping utama yang ditimbulkannya, yaitu efek samping pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare, pendarahan lambung, dan dispepsia) serta efek samping pada ginjal (penahanan garam dan cairan, dan hipertensi). Efek samping ini tergantung pada dosis yang digunakan. Obat ini tidak disarankan untuk digunakan oleh wanita hamil, terutama pada trimester ketiga. Namun parasetamol dianggap aman digunakan oleh wanita hamil , namun harus diminum sesuai aturan karena dosis tinggi dapat menyebabkan keracunan hati. Hal terpenting yang menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai diberikan. NSAID harus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full dose) pada 2448 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang. Dosis yang lebih rendah harus diberikan sampai semua gejala reda. NSAID biasanya memerlukan waktu 2448 jam untuk bekerja, walaupun untuk menghilangkan secara sempurna semua gejala gout biasanya diperlukan 5 hari terapi. Pasien gout sebaiknya selalu membawa persediaan NSAID untuk mengatasi serangan.
EFEK FARMAKOLOGI Semua abat mirip aspirin bersifat analgesik, antipiretik dan antiinflamasi 1. Efek analgesik: a. Obat mirip aspirin hanya efektif untuk nyeri ringan dan sedang, mis; sakit kepala, mialgia, artralgia dan nyeri lain b. Efeknya jauh lebih lemah dibanding opiat c. Hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri 2. Efek Antipiretik: Hanya menurunkan suhu badan pada keadaan demam. Tidak semuanya digunakan sebagai antipiretik karena masalah toksisitas 3. Efek Antiinflamasi: Umumnya untuk inflamasi pada gangguan muskuloskeletal. Hanya bersifat simtomatis.
4. EFEK ANTI-TROMBOTIK Antitrombotik untuk mengencerkan darah misal pd gangguan jantung dan penyakit arteri koroner stroke non hemoragik. Efek samping 1) Secara umum berpotensi menyebabkan ES pada 4 organ, yaitu: pencernaan, ginjal, hati dan darah 38 2) Pencernaan: tukak lambung (paling sering) 3) Ginjal: aliran darah ginjal , gagal ginjal, penggunaan bertahun menyebabkan nefropati analgesik 4) Hati: kerusakan hati 5) Darah: gangguan fungsi trombosit 6) Hipersensitivitas: akibat bergesernya metab as arakidonat ke lipoksigenase
Obat-obat NSAID 1) Asam Mefemanat a. Digunakan terutama sebagai analgesik b. Terikat kuat pada protein plasma c. Sifat iritatifnya kuat d. Tdk dianjurkan pd usia < 14 th 2) Diklofenak a. Absorbsi cepat dan lengkap b. Terikat protein 99% c. Mengalami metab lintas pertama d. Waktu paruh singkat e. Mengalami akumulasi di cairan sinovial f. ESO spt AINS lain tetapi peningkatan enzim transaminase lebih sering g. Tdk dianjurkan utk ibu hamil h. Dosis awal 100 mg, kemudian 50 mg 3 kali/hari selama 48 jam, kemudian 50 mg dua kali/hari selama 8 hari. 3) Ibuprofen a. Ibu profen merupakan derivat as propionat, b. Efek analgesi dan antipiretiknya cukup kuat c. 90% terikat protein plasma d. Mengurangi efek diuretik dari furosemid dan tiazid e. Mengurangi efek antihipertensi beta bloker, prazosin dan kaptopril f. Mengantagonis aspirin sbg kardioprotektif g. Tidak dianjurkan pd ibu hamil dan menyususi 4) Ketoprofen Memiliki efektivitas seperti ibuprofen dgn sifat antiinflamasi sedang. Absorbsi berlangsung baik dari lambung dan waktu plasma sekitar 2 jam. Efek samping sama dengan AINS lain terutama menyebabkan gangguan saluran cerna, dan reaksi hipersensitivitas. Dosis 2 kali 100 mg sehari, tetapi seaniknya ditentukan secara individual 5) Indometasin Merupakan deprival indol asam asetat. Walaupun obat ini efektif tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini harus dibatasi. Indometasin banyak diresepkan untuk serangan akut artritis gout, dengan dosis awal 75100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan meredanya gejala 39 serangan akut. Efek samping indometasin antara lain pusing dan gangguan saluran cerna, efek ini akan sembuh pada saat dosis obat diturunkan. 6) Piroksisam dan meloksisam a. Piroksikam merupakan derivat as enolat b. Abrobsi berlangsung cepat c. 99% terikat protein d. Waktu paruh panjang e. Kadar plasma = kadar cairan sinovial f. Efek samping tersering gangguan sal cerna g. Karena ES sal cerna, penggunaan hanya oleh dokter spesialis dan sbg lini ke 2 h. Meloksikam sedikit lebih selektif thd COX-2 i. Piroxicam awal 40 mg, kemudian 1020 mg/hari 7) Nabumeton 8) Nimesulide 9) COX-2 selektif a. Dikembangkan utk mengurangi ES pd sal cerna b. Efektivitas sbg AINS tidak berbeda dgn Yg tidak selektif c. Meningkatkan risiko kardiovaskular d. Rofekoksib, valdekoksib ditarik krn risiko kardiovaskular e. Limirakoksib ditarik karena kerusakan hati 10) Naproksen Efektivitas sedikit lebih tinggi dengan efek samping lebih rendah dari gol as propionat yg lain.dosis awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari. 11) Azapropazon Akut Azapropazon adalah obat lain yang juga baik untuk mengatasi serangan akut. NSAID ini menurunkan kadar urat serum, mekanisme pastinya belum diketahui dengan jelas. Komite Keamana Obat (CSM) membatasi penggunaan azapropazon untuk gout akut saja jika NSAID sudah dicoba tapi tidak berhasil. Penggunaannya dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptik, pada ganggunan fungsi ginjal menengah sampai berat dan pada pasien lanjut usia dengan gangguan fungsi ginjal ringan.
Obat Dosis Efek samping Gol. Salisilat *Mg salisilat Aspirin Trisilat 2.600 mg atau lebih Telinga mendenging, gangguan saluran cerna atas dan gumpalan sel darah Gol. Indole Indometasin (indocin) 25-200 mg, 1 x sehari Gangguan sal. Cerna, gangguan kesadaran, sakit kepala, gangguan penglihatan 40 Sulindac (clinori) 300-400 mg, 2 x sehari Rash kulit, penumpukan cairan, sariawan, hematuria Gol. Pyrazolephenil butazone (azolid, butazolidine) 100-400 mg, 2-3 x sehari Gangguan sal. Cerna Gol. Asam propionate Ibuprofren (motrin & rufen) Fenoprofen calcium 900-2.400 mg, 3-4 x sehari Gangguan sal. Cerna Gol. Benzotiazine piroxicam (feldene) 20 mg, 1 x sehari Diare berat dan colitis
Urikosurik Ada 2 kelompok obat penyakit pirai, yaitu obat yang menghentikan proses inflamasiakut, misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenabutazon, dan indometasin, dan obat yang mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, allopurinol, dan sulfinpirazon. 1. Kolkisin Adalah suatu anti-inflamasi yang unik yang terutama diindikasikan pada penyakit pirai. Obat ini merupakan alkaloid Colchicum autumnale, sejenis bunga leli. Farmakodinamik Sifat antiradang kolkisin spesifik terhadap penyakit pirai dan beberapa artritis, untuk radang umum obat ini tidak efektif. Kolkisin tidak memiliki efek analgesic. Pada penyakit pirai, kolkisin tidak meningkatkan ekskresi, sintesis atau radang asam urat dalam darah. Obat ini berikatan dengan protein mikrotubular dan menyebabkan depolimerasi dan menghilangnya mikrotubul fibrilar granulosit dan sel bergerak lainnya. Hal ini menyebabkan penghambatan migrasi granulosit ke tempat radang sehingga pelepasan mediator antiinflamasi ditekan. Kolkisin mencegah penglepasan glikoproteindari leukosit pada pasien gout menyebabkan nyeri dan radang sendi. Farmakokinetik Absorbsi melalui saluran cerna baik. Obat ini didistribusikan secara luas dalam jaringan tubuh. Kadar tinggi berada di dalam ginjal, hati, limpa, dan saluran cerna, tetapi tidak terdapat di dalam otot rangka, jantung, dan otak. Sebagian besar diekskresikan dalam bentuk tinja, 10-20% melalui urin. 41 Pada pasien penyakit hati lebih banyak melalui urin. Kolkisin dapat ditemukan dalam leukosit dan urin sedikitnya untuk 9 hari setelah suatu suntikan IV. Indikasi Kolkisin merupakan untuk obat pirai, oleh karena itu pemberian harus diberikan secepatnya pada awal serangan dan diteruskan sampai gejala hilang atau timbul efek samping yang mengganggu. Bila obat terlalu terlambat, efektivitasnya kurang. Kolkisin juga berguna untuk profilaktik serangan penyakit pirai atau mengurangi beratnya serangan dan obat ini juga dapat mencegah serangan yang dicetuskan oleh obat urikosurik dan alopurinol. Untuk profilaksis, cukup diberikan dosis kecil. Dosis kolkisin 0,5-0,6 mg/jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal diikuti 0,5-0,6 mg/2jam sampai gejala penyakit hilang atau gejala saluran cerna timbul. Untuk profilaksis diberikan 0,5-1 mg sehari. Pemberian IV: 1-2 mg dilanjutkan dengan 0,5 mg tiap 12-24 jam. Dosis jangan melebihi 4 mg dengan satu regimen pengobatan. Untuk mencegah iritasi akibat ekstravasasi sebaiknya larutan 2 mL diencerkan menjadi 10 mL dengan larutan garam faal. Efek Samping Efek samping yang paling sering adalah muntah, mual, dan diare, dapat mengganggu terutama dengan dosis maksimal. Bila efek terjadi, pengobatan harus dihentikan walaupun efek terapi belum tercapai. Depresi sumsum tulang, purpura, neuritis perifer, miopati, anuria, alopesia, gangguan hati, reaksi alergi, dan colitis hemoragik terjadi karena dosis yang berlebihan dan pada pemberian IV, gangguan ekskresi akibat kerusakan ginjal dan kombinasi keadaan tersebut. Kolkisin harus diberikan hati-hati pada pasien usia lanjut, lemah atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular, dan saluran cerna. 2. Alopurinol Alopurinol berguna untuk mengobati penyakit pirai karena menurunkan kadar asam urat. Pengobatan jangka panjang mengurangi frekuensi serangan, menghambat pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi. Mobilisasi asam urat dapat ditingkatkan dengan memberikan urikosurik. Kegunaan obat ini terutama untuk mengobati pirai kronik dengan insufisiensi ginjal dan batu urat dalam ginjal, tetapi dosis awal harus dikurangi. Obat ini juga berguna untuk pengobatan pirai sekunder akibat olisitemia vera, metaplasia myeloid, leukemia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat obat, dan radiasi. Obat ini bekerja dengan menghambat xantin oksidase, enzim uang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat. Alopurinol menghambat sintesis purin yang merupakan precursor xantin. 42 Alopurinol mengalami biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang masa paruhnya lebih panjang daripada allopurinol, oleh karena itu allopurinol cukup diberikan satu kali sehari karena masa paruhnya pendek. Efek samping yang sering terjadi ialah reaksi kulit. Bila kemerahan kulit timbul, obat harus dihentikan karena gangguan mungkin menjadi lebih berat. Allopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan sehingga sebaiknya pada awal terapi diberika kolkisin. Serangan menghilang setelah beberapa bulan pengobatan. Dosis untuk penyakit pirai ringan 200-400 mg/hari, 400-600 mg untuk penyakit yang lebih berat. Untuk pasien yang gangguan ginjal dosisnya cukup 100-200 mg/hari. Untuk anak 6-10 tahun 300 mg/hari dan 150 mg/hari untuk anak di bawah 6 tahun. 3. Probenesid Obat ini berefek mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit pirai, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Obat ini juga berguna untuk pengobatan hipeuresemia sekunder. Efek samping yang paling sering adalah gangguang saluran cerna, nyeri kepala, dan reaksi alergi. Gangguan saluran cerna lebih ringan dibandingkan sulfipirazon, tetapi hati-hati pemberian pada pasien yang dengan riwayat ulkus peptic. Salisilat mengurangi efek probenesid. Probenesid menghambat ekskresi renal dari sulfinpirazon, indometasin, penisilin, PAS, sulfonamide, dan juga berbagai asam organic, sehingga dosis obat harus disesuaikan bila diberikan bersamaan. Dosis probenesid 2 kali 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 kali 500 mg/hari. 4. Sulfinpirazon Obat ini mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai jronik berdasarkan hambatan reabsorbsi tubular asam urat. Kurang efektif menurunkan kadar asam urat dibandingkan dengan allopurinol dan tidak efektif mengatasi serangan pirai akut. Obat ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat ulkus peptic. Anemia, leukopenia, agranulositosis dapat terjadi. Sulfinpirazon dapat meningkatkan efek insulin dan obat hipoglikemik oral sehingga harus diberikan bersama dengan obat-obatan seperti fenilbutazon dan oksifenobutazon. Dosis sulfinpirzon 2kali 100-200 mg/hari, ditingkatkan sampai 400- 800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal. 5. Ketorolak Merupakan obat analgesic poten dengan eek anti-inflamasi sedang. Absorbsi oral dan IM berlangsung cepat mencapai puncak dalam 30-50 menit. 43 Dosis IM 30-60 mg, IV 15-30 mg, dan oral 5-30 mg. Efek sampingnya berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan saluran cerna, kantuk, pusing, dan sakit kepala yang dilaporkan terjadi kira-kira 2 kali placebo. Obat ini sangat selektif menghambat COX-1, maka obat ini hanya dianjurkan dipakai tidak lebih dari 5 hari karena kemungkinan tukak lambung dan iritasi lambung besar sekali. 6. Etodolak Merupakan NSAID kelompok asam piranokarboksilat dan obat ini merupakan lebih selektif terhadap COX-2 dibandingkan dengan NSAID umumnya. Etodolak menghambat bradikin yang diketahui merupakan salah satu mediator perangsang nyeri. Masa kerjanya pendek sehingga harus diberikan 3-4 kali sehari. Berguna untuk analgesic, pascabedah. Dosis 200-400, 3-4 kali sehari.
44 DAFTAR PUSTAKA Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta : FKUI Leeson, C.Roland. Anthony A. Paparo. (1996). Buku Ajar Histologi Ed V. Jakarta: EGC. MACKENZIE, B. (2004). Range Of Movement (ROM). available from : http://www.brianmac.co.uk/musrom.htm [Accessed 17/9/2011] Mansjoer,Arif, dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 Jilid 1. Jakarta : FKUI Murray,Robert.K, dkk. (2009). Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC Price,Sylvia.A dan Wilson,Lorraine.M. (2005). PATOFISIOLOGI Edisi 6. Jakarta : EGC Putz,R.Pabst. (2002). Sobotta : atlas anatomi manusia ed.22. jilid 1 & 2. Jakarta : EGC Sudoyo AW,dkk. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing. Dalimartha, Setiawan. Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. PS http://biologimediacentre.com/sistem-gerak-pada-manusia-1-tulang/ http://fkunhas.com/penyakit-gout-dan-artritis-gout-20100803544.html (http://medicalera.com/info_answer.php?thread=23488) (http://www.naturindonesia.com/asam-urat.html)