Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
LAPORAN KEGIATAN
SEMINAR NASIONAL
PEMBELAJARAN SEJARAH KONTROVERSIAL:
PROBLEM DAN SOLUSI
PENGESAHAN
Pada :
Direktur,
KATA PENGANTAR
Panitia Seminar
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Kegiatan
Seminar Nasional “Fenomena Pembelajaran Sejarah Kontroversial: Problem
dan Solusi”
pola pikir sebagian besar masyarakat menjadi lebih terbuka dan memiliki
keluasan pandangan tentang kondisi diri dan lingkungannya.
Dalam pelaksanaannya di dalam kelas, terjadi hal yang berlawanan
dengan semangat reformasi pada pembelajaran sejarah kontroversial. Dalam
pembelajaran sejarah kontroversial, terjadi ketidaksesuaian antara semangat
reformasi yang menunjung tinggi semangat keterbukaan dan kebebasan
mengemukakan pendapat dengan kenyataan pendidikan sejarah pada saat
ini, yakni adanya seperangkat kebijakan pemerintah yang masih belum
membuka peluang yang maksimal untuk pengembangan proses berpikir
kritis. Hal ini nampak dikeluarkannya Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor
019/A/JA/03/2007 pada tanggal 5 Maret 2007 yang melarang buku-buku
pelajaran sejarah yang tidak membahas pemberontakan (PKI) tahun 1948
dan 1965. Akibatnya, terjadi penarikan buku ajar besar-besaran disertai
dengan pemusnaham buku tersebut secara massal. Adanya kenyataan yang
seperti ini merupakan salah satu hal yang menghilangkan kaidah sejarah
sebagai ilmu, sekaligus menjadikan sejarah sebagai alat indoktrinasi untuk
menghasilkan pengikut yang penurut (Purwanto, 2006:270). Hal ini justru
akan menimbulkan permasalahan baru dalam masyarakat dengan adanya
“dosa sejarah” berupa vonis bersalah terhadap suatu kelompok masyarakat
dan “dendam sejarah” berupa kebencian terhadap dari suatu kelompok
masyarakat kepada kelompok lain akibat suatu peristiwa sejarah.
Oleh karena itu, materi-materi yang diajarkan masih sebatas pada
materi-materi yang tidak memberikan pengaruh dan bersinggungan langsung
dengan masyarakat, seperi materi-materi dari sejarah yang terjadinya jauh
dari masa sekarang. Sementara itu, materi-materi sejarah kontemporer yang
bersifat sensitif dan politis belum diajarkan secara maksimal. Selain itu pada
pelaksanaannya, intervensi penguasa masih sangat kuat dalam pendidikan
sejarah. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran sejarah kontroversial
masih belum berjalan secara maksimal.
Hal tersebut tentu saja memunculkan berbagai tanda tanya dalam
pembelajaran sejarah, khususnya sejarah kontroversial. beberapa
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sejarah kontroversial antara
lain: Apakah sejarah kontroversial yang dilandasi semangat kebebasan
menjadi hal yang tabu untuk diajarkan? Bagaimana guru sejarah menyikapi
sejarah kontroversial? bagaimana mengajarkan sejarah kontroversial dalam
kelas sejarah?
Melihat realitas tersebut, upaya untuk memecahkan masalah tesebut
harus segera ditemukan untuk mewujudkan pendidikan sejarah yang
membebaskan dan mencerdaskan. Atas dasar pemikiran itulah Prodi
Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS)
bermaksud mengadakan seminar tentang “Fenomena Pembelajaran Sejarah
Kontroversial” sebagai salah satu upaya memperbaiki pendidikan sejarah di
Indonesia. Seminar ini sekaligus sebagai satu rangkaian peringatan dan
refleksi kebangkitan nasional yang pada tahun ini telah memasuki masa 101
tahun.
6
C. Permasalahan
1. Pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah dasar dan menengah masih
dihadapkan pada kesulitan yang berkaitan dengan sejarah yang
controversial, sehingga guru sejarah seringkali sulit menyampaikan fakta
sejarah yang sesungguhnya terjadi.
2. Materi sejarah yang diajarkan di sekolah seringkali masih menjadi polemic
dan perdebatan di tengah-tengah masyarakat, menyangkut ketepatan
historis yang melingkupi sebuah peristiwa ataupun tokoh tertentu atau
pahlawan.
3. Adanya dikotomi sejarah resmi dan sejarah akademik yang seolah-olah
keduanya tidak ada kaitan sama sekali dalam proses pembelajaran
sejarah di sekolah. Dikotomi itu justru mempertajam polemic dan
perdebatan sejarah yang masih dianggap “kontroversial”.
4. Terjadinya kebijakan yang kontraproduktif menyangkut buku-buku sejarah
yang dianggap kontroversial sehingga terjadi pelarangan atau
pemusnahan buku-buku sejarah yang menyajikan versi yang berbeda
dengan versi sejarah resmi.
D. Tujuan Kegiatan
1. Menganalisis permasalahan pembelajaran sejarah kontroversial di
sekolah
2. Memberikan pemahaman baru bagi guru sejarah dan masyarakat yang
berminat dalam studi sejarah tentang pembelajaran sejarah kontroversial
di sekolah
3. Memberikan alternatif kerangka pikir dalam pembelajaran sejarah
kontroversial
E. Sasaran
1. Terselenggaranya kegiatan Seminar Nasional dengan tema perkembangan
budaya politik Indonesia dilihat dari perspektif sejarah.
2. Kegiatan ini diikuti oleh masyarakat luas yang datang dari berbagai
kalangan, seperti politisi, pejabat pemerintah, dosen, guru, mahasiswa,
LSM, wartawan, budayawan, dan pemerhati masalah-masalah sosial
politik lainnya; yang jumlahnya sekitar 246 orang.
F. Manfaat Kegiatan
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan kesejaraan yang
bermanfaat untuk memahami dinamika social politik masyarakat
Indonesia masa kini dan masa depan.
2. Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman kita terhadap beberapa
fakta sejarah yang masih menajdi perdebatan masyarakat sehingga perlu
didialogkan bersama untuk memperoleh kepastian historis yang lebih
sahih.
3. Dapat menumbuhkan kesadaran bersama tentang perlunya pemahaman
sejarah secara benar sehingga nilai-nilai dan makna historis yang hendak
disampaikan kepada peserta didik tidak menyimpang dari tujuan
pembelajaran sejarah.
7
G. Pelaksana
1. Kegiatan dilaksanakan oleh Panitia Seminar yang ditunjuk oleh Ketua
Program Studi Pendidikan Sejarah atas persetujuan Direktur PPs
Universitas Sebelas Maret.
2. Panitia Pelaksana:
Penanggungjawab : Ketua Prodi Pendidikan Sejarah
Ketua : Dr. W a r t o, M.Hum.
Sekretaris : Dra. Sutiyah, M.Pd., M.Hum
Bendahara : Prof. Dr. Siswandari, M.Stat
Seksi-Seksi :
a. Seksi Acara dan Persidangan
Syaiful Amin, S.Pd. Drs. Amal Hamzah
Tsabit A. Ahmad, S.Pd. Devi Ruspitasari, S.H.
Dra. T.M. Endah H
b. Seksi Konsumsi
Dra. Waryanti Darwati, S.Pd.
Dra. Siti Sundari R. I Made Ratih Rosnawati, S.Pd.
Tatik Budi R. S.Pd.
c. Seksi Perlengkapan
Gerdjito S, S.Pd. Drs. Kasimanudin I
Sagino, S.Pd. Sulistiawati, S.Pd.
Drs. Sutrisno Yudi S., S.Pd.
e. Seksi Dokumentasi
Drs. Hariyanto Winarto Ketut Sdana Arta, S.Pd.
Qurotu Ainin, S.Pd. Sarwaningsih, S.Pd.
H. Pemakalah
1. Dr. Asvi Warman Adam dari LIPI
Subtema : Permasalahan Sejarah Kontroversial di Indonesia:
Penyebab, Perkembangan, dan Implikasinya dalam
Pembelajaran Sejarah
I. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan seminar nasional dalam rangka refleksi kebangkitan nasional ini
dilaksanakan pada:
J. Pendanaan
Dana pelaksanaan kegiatan seminar ini berasal dari DIPA Program Studi
Pendidikan Sejarah PPs. UNS Tahun Anggaran 2009 dan kontribusi peserta.
Laporan keuangan kegiatan terlampir.
3
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Seminar
1. Sambutan :
a. Ketua Panitia : Dr. Warto M. Hum
Kegiatan Seminar dalam rangka menyambut Kebangkitan Nasional.
Alasan pemilihan tema ;
1) Didorong suatu kenyataan praktek pembelajaran guru dihadapkan
dalam situasi yang sulit, materi di buku teks ada yang masih
menjadi perdebatan, kontroversial di masyarakat.
2) Masih mendikotomisasikan antara jenis sejarah versi resmi dan
versi akademik, seolah sulit dipertemukan/ sering
dipertentangkan.
Seminar diikuti sekitar 300 orang, dari berbagai kalangan, guru,
dosen, mahasiswa, LSM, wartawan dan kelompok masyarakat lainnya,
seperti alumnus dari Sumatera, Kalimantan, Mataram dan sebagainya.
Ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan caranya sendiri
membantu lancarnya seminar, lainnya secara khusus kepada para
sponsor. Meskipun seminar sudah dirancang jauh hari, namun masih
banyak kekurangannya, kami mohon maaf.
b. Direktur Program Pasca Sarjana (PPS) UNS : Prof. Drs. Suranto, MSc,
Ph.D.
Ucapan selamat datang,
Ucapan terima kasih pada pembicara,
Kegiatan Prodi Sejarah merupakan salah satu kegiatan akademis yang
tidak lepas dari UNS karena Program Paska Sarjana bagian dari UNS.
Pada rapat pleno disampaikan oleh Rektor, dalam rangking
hipometrik, UNS masuk 10 besar pada Januari, lalu perkembangan
kemudian naik menjadi ranking 6. Mendikbud melaporkan bahwa dari
8 besar perguruan tinggi, pendatang baru yang melejit adalah UNS,
yang menempati rangking 6. Ranking pertama adalah UI. Walaupun
dalam kompas, sempat diberitakan UNS di Jawa Tengah, posisinya
masuk di ranking bawah, tapi Himetrik adalah penentuan ranking
tingkat dunia, ternyata Brawijaya di bawah UNS.
2. Kegiatan Seminar
Riwayat Hidup Pembicara ;
a. Dr. Asvi Warman Adam,
Tempat/ tanggal lahir, Bukit tinggi 8 Oktober 1954, domisili di Jakarta
selaku peneliti LIPI,
b. Drs. Tri Widodo, perwakilan MGMP
Tempat/ tanggal lahir, Wonogiri, 10 Januari 1964, mengajar SMP N 1
Wonogiri
c. Dr. Bambang Purwanto, Staf Pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu
Budaya UGM Yogyakarta, Tempat/ tanggal lahir, Bangka 17 September
1961
c. Aditya
1) Sejarah kontroversial bukan suatu masalah, suatu hal yang wajar,
sejarah yang multi versi adalah sejarah yang sehat. Maka sejarah
kontroversial/multi versi yang sehat, justru yang tidak sehat
sejarah yang monoversi. Kalau pelurusan sejarah itu berbahaya.
Bagaimana tanggapan dari Pak Asvi dan Pak Bambang?
2) Untuk Pak Tri kejujuran sejarah justru menyampaikan semua versi
sejarah yang ada. Bagaimana tanggapan bapak?
e. Perwakilan Mataram
1) Pembelajaran sejarah kontroversial, sepakat kalau seandainya
pembelajaran sejarah kontroversial tetap dimasukkan dalam
pembelajaran, tentang kejujuran bagaimana untuk lebih menata
kembali? Ada sebuah sabda, “yang menentukan baik buruk adalah
para ahli fakir yaitu penguasa”.
4. Tanggapan Sessi 1
a. Dr. Asvi Warman Adam
Kriteria pahlawan nasional, adalah orang yang berjasa sangat
besar terhadap bangsa Indonesia, bila tanpa diembel-embeli tanpa
cacat, itu sangat mudah, missal Nasir, mosi integralnya RIS menjadi RI
9
b. Nurohmad
1) Memfokuskan pada pembelajarannya, berharap pada
pembentukan karakter bangsa, sentuhannya kurang fokus. Mohon
gambaran agar kemudian hari guru sejarah bukan sebatas
penyampai informasi, untuk persiapan ujian. Nilai apa yang
seharusnya diwariskan kepada anak, dulu kancil nyolong timun
saja memiliki makna.
2) Realita pendidikan sejarah tidak bermakna pada perilaku, agama
saja seperti itu, termasuk PKn, hanya bergulat sekedar informasi.
Setiap sekolah punya cirri khas pada KTSP,
c. Yudi
1) Tulisan di Koran, pak Asvi sangat subjektif sekali ketika menulis
tentang Suharto, apakah ada sesuatu /masalah pribadi ?
2) Terkait tentang pahlawan nasional, suart skripsi figure tradisional
diangkat tentang kontroversi tapi saat ujian hasil akhir harus
menjadi pahlawan nasional ?
3) Sejarah membahayakan bagi seorang rezim, ketika seorang kritis
menguak peristiwa PKI saat tahun 1926 dibanding saat 1948 dan
1965 ?
4) Paling tidak setuju kalau sejarah diUN kan ini akan mengebiri,
sejarah menjadi kaku dalam pembelajarannya.
11
6. Tanggapan Sessi 2 :
7. Kesimpulan
Sejarah kontroversial ada dimana saja, kapan saja. Untuk mengatasi
masalah harus dilakukan oleh berbagai pihak. Guru sebagai ujung tombak
pelaksa pembelajaran sejarah kontroversial untuk menumbuhkan anak
berpikir kritis. Dalam mengajarkan sejarah kontroversial ada beberapa
aspek yang diperhatikan, yakni kausalitas, kronologis, konprehensif dan
kontuniunitas.
8. Penutup
Ditutup pukul 13.10 Wib oleh Dr. Warto.
B. Hasil Seminar
1. Perkembangan politik Indonesia tidak bias dilepaskan dari pengalaman
bangsa ini dalam menjawab tantangan, baik yang berasal dari dalam
masyarakat Indonesia sendiri maupun tantangan dari luar. Tantangan ini
berujud dalam berbagai bentuk: social ekonomi, agama, budaya, dan
perilaku politik local.
2. Dalam perkembangannya, politik Indonesia lebih diwarnai politik aliran,
meskipun hanya untuk kepentingan sesaat, sehingga sangat rentan
memunculkan konflik
3. Indonesia saat ini sedang mengalami ransisi demokrasi. Masyarakat luar
menilai, trnasisi demokrasi di Indonesia cukup berhasil, meskipun tetap
memiliki potensi konflik
4. Transisi demokrasi di Indonesia ternyata juga tidak lepas dari proses
komoditisasi, di mana keterlibatan pasar dan kaum kapitalis ikut
menentukan proses dan hasil demokrasi. Ada dua model yang
berkembang, yaitu adanya kerjasama antara kandidat birokrat dengan
pengusaha kaya dan praktik politik konsesi.
5. Pemilu sebagai mekanisme pelembagaan demokrasi yang memberi
kedaulatan penuh kepada masyarakat belum cukup memadai. Pemilu
justru menjadi “pilu” karena membuka kesempatan lebih besar bagi
munculnya proses kartelisasi yang menghambat kaderisasi poliik.
6. Ada kecenderungan proses demokrasi Indonesia mengarah kepada
mobokrasi, yaitu lebih menekankan pada kekerasan massa. Padahal
budaya demokrasi seharusnya lebih menekankan pada penyelesaian
masalah secara damai dan kepatuhan pada ketertiban dan tatanan
hukum.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan seminar sehari dengan tema Pembelajaran Sejarah
Kontroversial: Problem dan Solusi telah dilaksanakan sesuai dengan target
yang ditetapkan. Kegiatan ini mendapat sambutan cukup antusias dari
berbagai kalangan, baik akademisi maupun praktisi, yang datang dari
berbagai tempat dan institusi. Mereka semua mengharapkan agar kegiatan
sejenis dapat dilanjutkan terus sebagai wahana bertukar fikiran dan
informasi, serta menjadi ajang menyampaikan pemikiran dan pendapat untuk
memajukan pembelajaran sejarah di Indonesia.
Materi sejarah yang dimuat di buku-buku teks atau buku paket
seringkali masih menjadi perdebatan atau bahkan polemik di tengah-tengah
masyarakat. Perdebatan yang sifatnya masih “kronikel” itu seringkali
membingungkan guru dan siswa yang sedang mempelajari suatu peristiwa
sejarah atau tokoh tertentu. Kondisi seperti ini sudah tentu tidak kondusif
bagi pembelajaran sejarah yang berusaha menanamkan nilai-nilai
kebangsaan kepada peserta didik. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam
pembelajaran sejarah adalah bagaimana caranya agar supaya tujuan
pembelajaran sejarah tercapai, dan bukannya memperdebatkan kebenaran
factual dari suatu peristiwa sejarah yang mungkin masih controversial.
Sejarah controversial sesungguhnya bukanlah fenomena baru, karena setaip
kurun waktu dan di setiap negera mempunyai sejarah controversial.
B. Saran
1. Guru perlu meningkatkan kompetensi dalam penguasaan materi tentang
sejarah kontroversial, memperbaiki penyusunan perencanaan
pembelajaran, meng-up date informasi kesejarahan terbaru,
memanfaatkan media dan fasilitas yang telah tersedia dengan optimal,
serta penerapan ICT dan metode pembelajaran yang variatif.
2. Perlu adanya sosialisasi tentang informasi kesejarahan terbaru kepada
masyarakat dan praktisi pendidikan.
3. Pembelajaran sejarah kontroversial harus dilakukan dengan
menggunakan prinsip keseimbangan, di mana versi-versi yang muncul
harus ditampilkan beserta argumentasinya, tanpa ada pretensi dan
subjektivitas.
4. Perlu adanya peningkatan partisipasi MGMP sejarah, organisasi profesi,
LPTK, serta peran serta masyarakat dalam upaya penyelesaian
permasalahan pembelajaran sejarah kontroversial.
5. Perlu dihindari kebohongan dan kesalahan dalam penulisan sejarah,
terutama penggunaan sejarah untuk kepentingan pribadi kaum penguasa.