Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
,
_
> . 2.3
dimana :
n = jumlah sampel
p = proporsi perjalanan dengan tujuan tertentu
e = tingkat kesalahan yang masih bisa diterima
z = nilai variasi standar normal untuk tingkat kepercayaan yang
diinginkan
N = jumlah populasi
25
5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kuatnya tingkat hubungan
linier antara dua variabel. Menurut Sembiring (1996) dua variabel dikatakan
berkorelasi signifikan apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti oleh
perubahan pada variabel yang lain secara beraturan.
Untuk mengukur kuatnya korelasi antara dua variabel yang diukur dengan
skala interval atau rasio digunakan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi (r)
yang biasa disebut juga dengan korelasi produk momen. Koefisien korelasi r
dinyatakan dalam bilangan antara 1 dan +1. Apabila koefisien korelasi semakin
mendekati nilai 1 dan +1, maka semakin kuatlah hubungan antara dua variabel
tersebut. Apabila nilai koefisien korelasi r semakin mendekati nilai 0 maka
semakin lemahlah hubungan antara kedua variabel. Koefisien korelasi r menurut
Sudjana (2002:47) dapat dihitung dengan persamaan berikut :
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
1
]
1
'
1
]
1
'
I I I I
I I
Y Y N X X N
Y X Y
2
1
2
1
2
1
2
1
1 1
I
1 1
X N
r . 2.4
dimana :
r : koefisien korelasi antara X dan Y
X
i
: nilai variabel X data ke-i
Y
i
: nilai variabel Y data ke-i
N : jumlah sampel yang diteliti
Nilai r = 1 berarti bahwa korelasi antar variabel X dan Y adalah positif
(meningkatnya nilai X akan mengakibatkan meningkatnya nilai Y). Sebaliknya
26
jika r = -1 berarti korelasi antara variabel X dan Y adalah negatif (meningkatnya
nilai X akan mengakibatkan turunnya nilai Y). Nilai r = 0 menyatakan tidak ada
korelasi antar variabel.
Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
0 r : H
0
artinya korelasi tidak signifikan
0 r : H
1
artinya korelasi signifikan
Dasar pengambilan keputusan :
Jika probabilitas (signifikan) > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas (signifikan) < 0,05 maka H1 diterima
Untuk variabel yang diukur dengan skala nominal, korelasi dua variabel
dinyatakan dengan koefisien kontingensi dengan rumus :
N +
2
2
X
X
KK . 2.5
( )
fh
fh fo
2
2
X . 2.6
dimana :
KK : koefisien kontingensi antara X dan Y
X
2
: nilai chi kwadrat
N : jumlah sampel yang diteliti
fo : frekuensi yang diobservasi
fh : frekuensi yang diharapkan
Makin besar harga KK akan makin besar derajat korelasi. Sebagai korelasi
KK tidak akan lebih besar dari +1,00. Jika baris = kolom (b=k) maka harga KK
27
paling besar dibatasi oleh persamaan ( ) k 1 - k KK , dengan k adalah jumlah
kolom. Untuk mengetes signifikansi KK digunakan chi kuadratnya. Dengan db =
(b-1)(k-1) harga chi kwadratnya itu dibanding dengan harga kritik chi kwadrat
yang ada dalam tabel.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H
0
: tidak ada korelasi antar variabel atau korelasi tidak signifikan
H
1
: korelasi signifikan
Dasar pengambilan keputusan :
Jika x
2
< x
2
tabel, maka menerima H
0
Jika x
2
> x
2
tabel, maka menerima H
1
6. Analisis Regresi
Metode analisis regresi digunakan untuk menghasilkan hubungan antara
dua variabel atau lebih dalam bentuk numerik, dan untuk melihat bagaimana dua
atau lebih peubah (variabel) saling terkait. Dalam analisis regresi dibedakan dua
jenis variabel, yakni variabel bebas (prediktor) yang dinyatakan dalam X dan
variabel tak bebas atau respon yang dinyatakan dalam Y.
Model analisis regresi linier dapat memodelkan hubungan antara dua
variabel. Secara umum hubungan antar variabel dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
Y = A + BX ...... 2. 7
Dimana :
Y : Peubah tidak bebas
28
X : Peubah bebas
A : konstanta regresi
B : koefisien regresi
Regresi linier dimana terdapat sebuah variabel tidak bebas dan dua
variabel bebas atau lebih disebut regresi linier berganda. Konsep ini merupakan
pengembangan dari regresi linier sederhana, khususnya untuk kasus yang
mempunyai lebih banyak peubah bebas dan parameter B. hal ini sesuai dengan
realita bahwa dalam model pemilihan moda terdapat peubah yang berpengaruh
terhadap pemilihan moda. Jika dalam persamaan terdapat satu atau lebih variabel
yang tidak bersifat kuantitatif tetapi bersifat kualitatif maka digunakan variabel
dummy. Singgih Santoso (2000:183) menjelaskan, variabel dummy adalah
variabel yang digunakan untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif
(data nominal). Untuk menunjukkan besaran data nominal tersebut digunakan
pengkodean, misalnya untuk gender, pria diberi kode 1 dan wanita 2.
Persamaan berikut ini memperlihatkan bentuk umum analisis linier
berganda.
Y = A + B
1
X
1
+ B
2
X
2
+ + B
n
X
n
. 2. 8
Jika terdapat empat buah variabel bebas maka persamaan menjadi :
Y =
A + B
1
X
1
+ B
2
X
2
+ B
3
X
3
. 2. 9
Dimana :
Y : peubah tidak bebas
X
1
X
n
:
peubah bebas
A : konstanta regresi
29
B
1
B
n
: koefisien regresi
Penyelesaian persamaan dengan empat buah anu tersebut menurut Sudjana
(2002) dapat disederhanakan dengan menggunakan rumus :
( )
n
Y
Y y
2
2 2
2. 10
( )
n
X
X x
2
2 2
2. 11
( ) ( )
n
Y X
Y X y x
i 1
. 2. 12
( ) ( )
n
X X
X X x x
j
j j i
1
1
2.13
2 2 2 1 1 1
, , X X x X X x Y Y y dengan 2 1 , , X X Y adalah rata-rata
masing-masing peubah yang bersangkutan.
Dimana :
X
1
,X
2
: variabel/peubah bebas
Y : variabel terikat
n : jumlah sampel
Koefisien A, B
1
, B
2
, dan B
3
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
+ +
3 1 3 2 1 2
2
1 1 1
x x B x x B x B y x . 2.14
+ +
3 2 3
2
2 2 2 1 1 2
x x B x B x x B y x . 2.15
+ +
2
3 3 3 2 2 3 1 1 3
x B x x B x x B y x . 2.16
30
Setelah B
1
, B
2
, dan B
3
diketahui barulah kemudian dihitung A dengan
rumus :
3
3
2
2
1
1
X B X B X B Y A . 2.17
a. Koefisien Determinasi (r
2
)
Salah satu ukuran yang biasa digunakan untuk mengukur kecocokan
model yang didapat dengan data hasil observasi adalah koefisien determinasi r
2
(kasus dua variabel) atau R
2
(regresi ganda). Koefisien determinasi majemuk (R
2
)
digunakan untuk mengetahui proporsi variasi dalam Y yang dijelaskan oleh
variabel bebas secara bersama-sama (gabungan).
Koefisien determinasi majemuk untuk kasus empat variabel menurut
Sudjana (2002) dapat dihitung dengan rumus :
( )
( )
( ) ( ) ( )
+ +
2
3 3 2 2 1 1
2
y
y x B y x B y x B
TD JK
Reg JK
R
. 2.18
dimana :
JK (Reg) = Jumlah kuadrat regresi
=
+ + y x B y x B y x B
3 3 2 2 1 1
JK (TD) = Jumlah kuadrat total dikoreksi
31
=
( )
n
Y
Y y
2
2 2
Jumlah kuadrat total merupakan total variasi nilai Y sebenarnya di sekitar
rata-rata sampel. Jumlah kuadrat akibat regresi atau jumlah kuadrat yang
dijelaskan merupakan variasi nilai Y yang ditaksir disekitar rata-ratanya.
Kecocokan model dikatakan lebih baik kalau R
2
semakin mendekati 1.
b. Uji Signifikansi
Kebanyakan penyelidikan ditujukan untuk menguji kebenaran sesuatu
dugaan yang dilakukan sebelum penyelidikan dilakukan. Sutrisno Hadi (2002)
mengemukakan bahwa hipotesa statistik adalah suatu dugaan yang merupakan
pernyataan tentang keadaan parameter yang didasarkan atas probabilitas distribusi
sampling dari parameter itu. Hipotesis semacam ini dirumuskan sedemikian rupa
agar penyelidik dapat dengan mudah menolak atau menerimanya. Untuk
mencapai maksud tersebut pada umumnya hipotesis statistik dinyatakan dalam
bentuk hipotesis nihil. Semua hipotesis yang menyimpang dari hipotesis nihil
disebut hipotesis alternatif. Untuk hipotesis nihil diberi simbol H
0
, sedang untuk
hipotesis alternatif diberi simbol H
1
, H
2
dan sebagainya.
Pada umumnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 5 % atau 1%
(0.05 atau 0.01). Jika telah ditetapkan taraf signifikansi 0.05 untuk mengetes suatu
hipotesis, maka kemungkinan menolak hipotesis yang benar adalah 5 diantara
100, atau dengan kata lain, percaya bahwa 95% keputusan benar.
32
Secara umum uji signifikansi menurut Sudjana (2002) dapat dikatakan
adalah uji hipotesis terhadap koefisien regeresi secara individu masing-masing
variabel bebas. Uji ini menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai berikut
(Sudjana, 2002 : 111)
i
i
Sb
b
t . 2.19
dimana :
Sbi : galat baku (standar error) koefisien korelasi bi
bi : koefisien regresi yang didapatkan
Hipotesis yang dilakukan adalah :
0 : H
0
artinya koefisien regresi tidak signifikan
0 : H
1
artinya koefisien regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan nilai t hitung :
Uji dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel yang terdapat
dalam tabel t-student. Jika statistik t hitung > statistik tabel, maka H
0
(hipotesis nol) ditolak, artinya menolak anggapan bahwa koefisien regresi
tidak signifikan. Sebaliknya statistik t hitung < statistik t tabel, maka H
0
diterima artinya menerima anggapan bahwa koefisien regresi tidak signifikan.
2. Berdasarkan besarnya signifikansi variabel bebas.
Jika signifikansi > 0,05 maka H
0
diterima.
Jika signifikansi < 0,05 maka H
1
diterima.
33
d. Analisis Varians / Uji F / Uji Simultan
Indikator lain untuk menilai kecocokan model dengan data adalah analisis
varians/ uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel
bebas secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel tak
bebas melalui penggunaan analisis varians.
Besaran F secara umum (Sudjana,2002) dihitung dengan rumus :
( ) 1
k n JKS
k JKR
F . 2.20
+ + + y x b ... y x b y x b JKR
k k 2 2 1 1
. 2.21
( )
JKR y JKS atau, Y Y JKS
2
2
. 2.22
Atau juga dapat dihitung dengan menggunakan hubungan antara F dengan
koefisien determinasi R
2
, yaitu seperti pada rumus berikut :
( ) ( ) 1 - k - n R - 1
k R
F
2
2
. 2.23
dimana :
JKR : jumlah kuadrat akibat regresi
JKS : jumlah kuadrat sisa
K : jumlah variabel bebas
N : jumlah sampel
34
Pengujian statistik F ini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan nilai signifikansi 5%
dan dengan mendasarkan pada nilai signifikansi F untuk tingkat signifikansi 5%.
Hipotesis yang digunakan adalah :
Hipotesis nol (H
0
) : variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel tak bebas, persamaan regresi tidak dapat
dijadikan landasan dalam memprediksi data.
Hipotesisi tandingan (H
1
) : variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel tak bebas, persamaan regresi dapat
dijadikan landasan dalam memprediksi data.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika F hitung < F tabel dan signifikansi F > 0,05 maka menerima H
0
Jika F hitung > F tabel dan signifikansi F < 0,05 maka menerima H
1
e. Analisis Multikolinearitas
Kolinearitas terjadi apabila antara dua variabel bebas terjadi
hubungan/korelasi yang erat. Kolinearitas disebut sempurna jika suatu variabel
bebas bergantung sepenuhnya pada variabel lainnya. Apabila terjadi lebih dari dua
variabel saling berkaitan maka kondisi ini disebut multikolinearitas.
Indikasi adanya gejala multikolinearitas menurut Neter (1996)
sebagaimanan dikutip Mustaji (2001) adalah :
Koefisien determinasi (r
2
) sangat tinggi tetapi tidak satupun koefisien
regresinya signifikan secara statistik dalam uji t.
35
Dalam kasus persamaan regresi dengan dua variabel bebas, gejala
multikolinearitas dapat dideteksi apabila antar keduanya berkorelasi tinggi.
Terjadi perubahan koefisien regresi yang besar ketika variabel bebas yang
dimasukkan dan dikeluarkan berbeda, atau ketika hasil observasi ditambah
atau dihilangkan datanya.
Metode formal yang digunakan untuk mendeteksi adanya gejala
multikolinearitas menurut Neter (1996) sebagaimana dikutip Mustaji (2001)
adalah nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF menyatakan prosentase
variansi suatu variabel lainnya. Nilai VIF suatu variabel bebas k diperoleh dari
matrik r
xx
-1
. r
xx
adalah matrik pasangan koefisien korelasi dengan variabel bebas
lainnya. VIF variabel bebas k dirumuskan sebagai berikut :
(VIF)
k
= (1 Rk
2
)
-1
.. 2.24
Rk
2
adalah koefisien yang menyatakan korelasi variabel-variabel bebas
lainnya terhadap variabel bebas k. Nilai VIF akan mendekati 1, jika Rk
2
= 0, yang
berarti variabel bebas k tidak dipengaruhi sama sekali oleh variabel lain, atau
peningkatan variansi (inflated variance) tidak berhubungan linier. Sebaliknya jika
Rk
2
0 maka besarnya VIF akan lebih dari 1, pengaruh variabel bebas lain mulai
timbul, akan cukup kuat jika Rk
2
melebihi 0,50 atau VIF lebih dari 2, dan akan
menjadi problem yang serius jika Rk
2
mendekati 1 atau VIF melebihi 10.
36
7. Elastisitas Pemilihan Moda
Kanafani (1983) menjelaskan bahwa analisis model pilihan moda mungkin
pula ditekankan pada sensitivitas pilihan moda terhadap beberapa atribut
pelayanan moda tersebut. Untuk itu digunakan analisis elastisitas. Elastisitas
dalam kasus ini didefinisikan sebagai besarnya pengaruh perubahan probabilitas
pilihan moda relatif terhadap perubahan atribut pelayanan.
Dalam realisasinya sering dijumpai nilai elastisitas permintaan perjalanan
pada dasarnya adalah konstan. Kraft-Sact memperkenalkan model permintaan
yang berhubungan harga/tarif sesuai dengan keadaan yaitu :
C Q . 2.25
Dengan Q adalah kuantitas perjalanan, dan C adalah tarif/harga.
Dalam kaitan dengan permintaan kebutuhan transportasi, Morlock (1988)
memperluas model kebutuhan Kraft tersebut dengan memasukkan karakteristik
pelayanan sebagai variabel bebasnya. Hal ini disebabkan karena karakteristik
harga/tarif dan pelayanan dari semua moda yang berkompetisi akan
mempengaruhi penggunaan atau permintaan terhadap moda tersebut. Apabila tarif
dari moda lain diturunkan atau tingkat pelayanannya ditingkatkan, maka jumlah
perjalanan dengan moda itu akan bertambah, yang sebagian berasal dari moda
saingannya. Dalam pengambilan keputusan untuk suatu perjalanan calon
penumpang akan mempertimbangkan tarif/harga, selain juga faktor pelayanan
seperti : waktu perjalanan total, ketepatan jadwal (keandalan), dan kenyamanan.
Model kebutuhan (demand) terhadap suatu moda dengan mengacu pada model
Kraft dapat dirumuskan sebagai berikut :
37
2
2i
1
1i 0
.X .X Pi .. 2.26
Dengan X
1i
, X
2i
adalah atribut karakteristik moda i. Dengan
mengidentikkan model pilihan moda dengan model kebutuhan seperti persamaan
2.26, maka elastisitas langsung suatu atribut pelayanan yang dinotasikan X
1i
terhadap pilihan moda i dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
i
1i
1i
i
1i 1i
i
P
X
X
P
/X X
/P P
e
d
d
d
d
i
.. 2.27
Selanjutnya untuk menentukan elastisitas langsung X
1i
terhadap pilihan moda i,
pesamaan 2.26 dideferensialkan terhadap X
1i
sehingga diperoleh :
2
2i
1
1i 1 0
1i
X X
dX
dPi
2.28
Jika disubstitusikan ke dalam persamaan 2.27 maka diperoleh :
1
1i
2
2i
1
1i 1 0
P X X X e
2.29
Selanjutnya dengan mensubstitusikan ke dalam persamaan 2.26 akhirnya
akan diperoleh persamaan sebagai berikut :
( )
1
2
2i
1
1i 0 1i
2
2i
1
1i 1 0
X X / X X X e
2.30
Konstanta
1
menyatakan elastisitas X
1
terhadap perubahan nilai variabel
P
i.
Dengan cara yang sama akan diperoleh bahwa elastisitas atribut pelayanan
terhadap pilihan moda sama dengan besarnya konstanta atribut tersebut pada
fungsi kebutuhan Kraft seperti persamaan 2.26.
38
C. Kerangka Pemikiran
Surakarta sebagai salah satu kota di Jawa Tengah yang sedang
berkembang memiliki fasilitas yang cukup lengkap baik dalam bidang pendidikan,
pekerjaan, hiburan dan lain-lain. Untuk menjangkau fasilitas-fasilitas tersebut,
penduduk Surakarta atau penduduk disekitar wilayah Surakarta harus melakukan
perjalanan. Salah satu angkutan umum yang tersedia adalah bus kota.
Pada kasus pemilihan moda bus kota ini, banyak hal yang mempengaruhi
pelaku perjalanan, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik
fasilitas moda bus kota, yang meliputi biaya perjalanan, waktu perjalanan dan
tingkat pelayanan dari moda tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
faktor-faktor tersebut maka diadakan penelitian ini.
Dengan teknik stated preference dapat dilakukan analisis hipotesis untuk
mengetahui besarnya pengaruh perubahan situasi perjalanan pada pemilihan bus
kota. Dalam penelitian yang dilakukan penumpang memberikan persepsi atas
berbagai alternatif perubahan. Elemen perilaku masyarakat dimungkinkan
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti : atribut pelayanan, alternatif dan kendala
situasi, selain juga faktor internal seperti : persepsi dan preferensi pelaku
perjalanan. Faktor eksternal mendorong dan membatasi perilaku pasar, sedang
faktor internal merefleksikan tingkat pemahaman konsumen terhadap alternatif
pilihannya dan tindakannya. Dari analisis data dengan stated preference ini akan
didapat besarnya pangsa pasar bus kota.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Surakarta yang memiliki luas wilayah
kurang lebih 44.040 km
2
. Berdasarkan data statistik terakhir tahun 2000, jumlah
penduduk kota Surakarta mencapai 550.251 jiwa. Jumlah penduduk yang
menggunakan angkutan kota pada tahun 2000 sebesar kurang lebih 104.030
orang, dengan prosentase pemilihan moda transportasi untuk angkutan kota
sebesar 50%. (Lembaga Penelitian ITB, 1995).
Waktu penelitian adalah pada tanggal 8 - 20 Maret 2004. Penelitian
dilakukan setiap hari, dengan tidak mengkhususkan hari-hari tertentu seperti hari
Jumat, Sabtu dan Minggu.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis, yakni
menggambarkan suatu peristiwa kemudian melakukan analisis terhadap masalah
yang timbul. Studi ini dimulai dengan mengumpulkan literatur dan data sekunder
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kemudian menentukan teknik
survai yang digunakan. Dalam penelitian ini peristiwa yang akan diobservasi
adalah pemilihan moda angkutan umum bus kota. Adapun variabel-variabel yang
40
akan diteliti adalah atribut-atribut internal pelayanan angkutan umum bus kota
yang mengacu pada faktor-faktor pemilihan moda.
Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara atau penyebaran
kuesioner kepada pengguna bus kota dengan teknik Stated Preference. Bentuk
pertanyaan formulir survai direncanakan meliputi dua hal. Pertama, pertanyaan
difokuskan untuk mengetahui kondisi eksisting dari karakteristik pengguna bus
kota saat ini. Dalam hal ini ingin diketahui kondisi sosio ekonomi dari pengguna
dan informasi perjalanan yang dilakukan dengan menggunakan bus kota. Kedua,
pertanyaan diarahkan untuk mengetahui preferensi responden seandainya
beberapa kondisi hipotesis ditawarkan seperti terjadinya perubahan ongkos
perjalanan, lama perjalanan, waktu tunggu dan sebagainya. Dengan menggunakan
data persepsi responden tersebut kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
variabel-variabel tingkat pelayanan bus kota di Surakarta.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil survai wawancara,
dalam hal ini berupa penyebaran kuisioner. Kriteria responden yang dipilih adalah
sebagai berikut :
Responden merupakan penduduk kota Surakarta atau bukan penduduk kota
Surakarta tetapi melakukan aktifitas kesehariannya di wilayah kota Surakarta.
41
Responden menggunakan angkutan umum bus kota sebagai sarana angkutan.
Mengisi kuisioner dengan lengkap.
Tanggapan responden konsisten sesuai dengan logika stated preference.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari :
1. ORGANDA (Organisasi Angkutan Daerah) Surakarta, yang berupa jumlah
armada bus kota dan angkot yang beroperasi di wilayah Surakarta, tarif,
jumlah tempat duduk, load factor dan rata-rata frekuensi perjalanan per
harinya.
2. Laporan akhir Studi Penataan dan Pengembangan Sisitem lalu Lintas dan
Angkutan Dalam Kota Surakarta ( Lembaga penelitian ITB,1995 ) yang
berupa jumlah orang yang menggunakan angkutan di Surakarta.
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat desain penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan kajian pustaka, dan studi yang terkait dengan variabel tingkat
pelayanan angkutan umum khususnya bus kota.
2. Melakukan identifikasi variabel tingkat pelayanan pada bus kota.
Pada tahap ini, ditetapkan variabel yang akan dipakai dalam penelitian.
Variabel-variabel yang dipakai diambil dari penelitian terdahulu yang
dilakukan Ortuzar, dkk di Santiago.
42
3. Survai pendahuluan
a. Menyusun formulir survai pendahuluan.
Formulir survai pendahuluan dalam penelitian ini dikelompokkan dalam
dua bentuk form, yaitu :
Form survai karakteristik responden, berisi pertanyaan-pertanyaan data
karakteristik responden, yakni antara lain : jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kendaraan, maksud
perjalanan, kepastian menggunakan bus kota, alasan menggunakan bus
kota, dan jam perjalanan. Form ini dapat dilihat pada Lampiran A-1.
Form survai rating, berisi sebelas pertanyaan yang memuat sikap
responden terhadap faktor-faktor yang terjadi pada permasalahan
pemilihan penggunaan bus kota. Responden berhak memberikan
jawaban : sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Form tersebut secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A-2.
b. Melakukan survai pendahuluan
Formulir survai pendahuluan yang telah dirancang diujikan pada
responden acak terpilih. Tujuan survai pendahuluan ini adalah untuk
mendapatkan atribut-atribut yang akan digunakan untuk survai Stated
Preference.
Survai pendahuluan dilaksanakan hari Kamis, 5 Pebruari 2004, dengan
mengambil lokasi di halte Panggung, Jebres.
43
c. Analisis data survai pendahuluan
Data hasil survai kemudian dianalisis menggunakan skala rating dengan
interval jawaban sebagai berikut :
Sangat setuju = 4
Setuju = 3
Tidak setuju = 2
Sangat tidak setuju = 1
Data-data jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan seperti
tercantum dalam Lampiran A-2, dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Prosentase Jawaban Responden
Interval jawaban responden
Pertanyaan Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak
Setuju Setuju Setuju
X1 35% 55% 10% 0%
X2 30% 65% 5% 0%
X3 35% 50% 15% 0%
X4 10% 50% 30% 0%
X5 25% 50% 20% 5%
X6 15% 60% 25% 0%
X7 40% 50% 10% 0%
X8 15% 65% 20% 0%
X9 10% 70% 15% 5%
X10 0% 45% 50% 5%
X11 15% 10% 60% 15%
44
Hasil analisis data yang diperoleh berupa urutan variabel tingkat
pelayanan angkutan umum bus kota. Urutan variabel tersebut dapat dilihat
pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Urutan Variabel Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Bus Kota
No Atribut Jumlah Skor Hasil
Urut Pengumpulan Data
1 Biaya 66
2 Kenyamanan 65
3 Okupansi bus 65
4 Lama perjalanan 64
5 Waktu tunggu bus 59
6 Mendapat tempat duduk 59
7 Perilaku operator bus 58
8 Resiko kecelakaan 57
9 Waktu berjalan kaki 52
10 Penggunaan waktu alternatif 48
11 Moda image 45
Sumber : hasil survai pendahuluan, 2004
Hasil analisis data survai pendahuluan secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran A-3.
45
4. Melakukan identifikasi awal atribut yang melekat pada moda.
Adapun atribut-atribut yang digunakan diambil dari hasil survai pendahuluan
dengan mengambil 6 (enam) atribut yang mempunyai skor tertinggi.
Digunakan 6 (enam) atribut saja dengan pertimbangan supaya kemungkinan
alternatif situasi perjalanan tidak begitu banyak, sehingga skenario yang
ditawarkan kepada responden memenuhi kriteria Kroes dan Sheldon (1998)
yaitu sebanyak 9 sampai dengan 16 skenario. Atribut-atribut yang dimaksud
yaitu:
biaya
kenyamanan kendaraan
okupansi bus
lama perjalanan
waktu tunggu, dan
mendapatkan tempat duduk
Data sebagian atribut-atribut tersebut diperoleh dengan melakukan observasi
langsung ke ORGANDA ( Organisasi Angkutan Daerah ) Surakarta.
Data-data yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 3.3
Tabel 3.3 Kondisi Pelayanan Bus Kota
Atribut
Kondisi Pelayanan
Eksisting
Tarif Rp. 1,200
Lama Perjalanan 45 menit
( 1 rit )
Waktu tunggu 5 menit
Sumber : ORGANDA, Surakarta
46
5. Menyusun skenario pengembangan
Dengan melihat kondisi pelayanan saat ini dan kemungkinan pengembangan
atribut-atribut yang melekat, maka disusun skenario pengembangan sebagai
berikut :
Tarif dibuat menjadi dua tingkatan yaitu tetap Rp.1.200 dan diturunkan
menjadi Rp.1.000 dengan pertimbangan adanya tarif yang ditetapkan pada
kelompok pengguna tertentu seperti mahasiswa atau pelajar.
Lama perjalanan dibedakan menjadi dua tingkatan yaitu 45 menit sesuai
dengan ketentuan dari ORGANDA dan diperlambat menjadi 60 menit
dengan pertimbangan adanya kemungkinan jalur lalu lintas yang sibuk,
kerusakan atau perbaikan yang seringkali mengakibatkan terjadinya
keterlambatan.
Waktu tunggu dibuat dua tingkatan yaitu 5 menit sesuai dengan ketentuan
ORGANDA dan diperlambat menjadi 10 menit dengan pertimbangan
adanya kemungkinan jalur lalu lintas yang sibuk.
Tempat duduk dibuat dua tingkatan yaitu mendapatkan tempat duduk, dan
tidak mendapatkan tempat duduk.
Okupansi bus dibedakan menjadi dua tingkatan yaitu berdesakan dan tidak
berdesakan.
47
Kenyamanan kendaraan dibuat dua tingkatan, yaitu nyaman dan tidak
nyaman. Kenyamanan kendaraan disini meliputi kualitas tempat duduk
empuk atau keras, ada tidaknya tempat untuk berpegangan bagi
penumpang yang berdiri, kebersihan bus, ada tidaknya tirai, dan kondisi
mesin bus apakah masih bagus atau sudah jelek.
Pengembangan atribut-atribut dapat ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 3.4 Skenario Pengembangan Atribut
Atribut Tingkatan
Tarif (Rp) 1.000
1.200
Lama perjalanan 45
(menit) 60
Waktu tunggu 5
(menit) 10
Tempat duduk dapat
Tidak dapat
Okupansi Tidak berdesakan
berdesakan
Kenyamanan Kendaraan nyaman
Tidak nyaman
Tabel 3.5 Perbedaan Level Atribut
Atribut Perbedaan level atribut
Rendah (-) Tinggi (+)
1. Tarif 0 -200
2. Lama perjalanan +15 menit 0
3. Waktu tunggu + 5 menit 0
4. Tempat duduk tidak dapat dapat
5. Okupansi bus berdesakan tidak berdesakan
6. Kenyamanan kendaraan tidak nyaman nyaman
48
6. Menyusun alternatif hipotesis
Alternatif pilihan situasi perjalanan hipotesis diperoleh dengan
mengkombinasikan atribut tarif, lama perjalanan, waktu tunggu, tempat
duduk, okupansi bus, dan kenyamanan kendaraan. Berdasar dari jumlah
tingkatan atribut yaitu 2 tingkatan atribut tarif, 2 tingkatan atribut lama
perjalanan, 2 tingkatan atribut waktu tunggu, 2 tingkatan atribut tempat duduk,
2 tingkatan atribut okupansi bus, dan 2 tingkatan atribut kenyamanan
kendaraan, maka diperoleh :
2
1
x 2
1
x 2
1
x 2
1
x 2
1
x 2
1
x 2
1
= 64 kemungkinan kombinasi situasi
perjalanan.
Agar jumlah pilihan tidak terlalu banyak, maka perlu dilakukan reduksi
terhadap pilihan-pilihan yang mendominasi, yaitu yang jawabannya secara
logika sudah dapat dipastikan. Kroes dan Sheldon (1998) menyatakan bahwa
jumlah pilihan yang baik diberikan kepada responden berkisar antara 9 sampai
dengan 16 pilihan. Seluruh kemungkinan situasi perjalanan sebelum direduksi
dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut :
49
Tabel 3.6 Kemungkinan Alternatif Situasi Perjalanan
No Tarif Lama Waktu Tempat Penumpang Kenyamanan
(Rp) Perjalanan Tunggu Duduk Kendaraan
(menit) (menit)
1 1.200 45 5 dapat berdesakan nyaman
(-) (+) (+) (+) (-) (+)
2 1.200 45 5 dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (+) (+) (-) (-)
3 1.200 45 5 dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (+) (+) (+) (+) (+)
4 1.200 45 5 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (+) (+) (+) (-)
5 1.200 45 5 tidak dapat berdesakan nyaman
(-) (+) (+) (-) (-) (+)
6 1.200 45 5 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (+) (-) (-) (-)
7 1.200 45 5 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (+) (+) (-) (+) (+)
8 1.200 45 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (+) (-) (+) (-)
9 1.200 45 10 dapat berdesakan nyaman
(-) (+) (-) (+) (-) (+)
10 1.200 45 10 dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (-) (+) (-) (-)
11 1.200 45 10 dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (+) (-) (+) (+) (+)
12 1.200 45 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (-) (+) (+) (-)
13 1.200 45 10 tidak dapat berdesakan nyaman
(-) (+) (-) (-) (-) (+)
14 1.200 45 10 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (-) (-) (-) (-)
15 1.200 45 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (+) (-) (-) (+) (+)
16 1.200 45 10 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (+) (-) (-) (+) (-)
17 1.200 60 5 dapat berdesakan nyaman
(-) (-) (+) (+) (-) (+)
18 1.200 60 5 dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (+) (+) (-) (-)
19 1.200 60 5 dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (-) (+) (+) (+) (+)
20 1.200 60 5 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (+) (+) (+) (-)
Berlanjut
50
Lanjutan Tabel 3.6 Kemungkinan Alternatif Situasi Perjalanan
No Tarif Lama Waktu Tempat Penumpang Kenyamanan
(Rp) Perjalanan Tunggu Duduk Kendaraan
(menit) (menit)
21 1.200 60 5 tidak dapat berdesakan nyaman
(-) (-) (+) (-) (-) (+)
22 1.200 60 5 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (+) (-) (-) (-)
23 1.200 60 5 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (-) (+) (-) (+) (+)
24 1.200 60 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (+) (-) (+) (-)
25 1.200 60 10 dapat berdesakan nyaman
(-) (-) (-) (+) (-) (+)
26 1.200 60 10 dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (-) (+) (-) (-)
27 1.200 60 10 dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (-) (-) (+) (+) (+)
28 1.200 60 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (-) (+) (+) (-)
29 1.200 60 10 tidak dapat berdesakan nyaman
(-) (-) (-) (-) (-) (+)
30 1.200 60 10 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (-) (-) (-) (-)
31 1.200 60 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(-) (-) (-) (-) (+) (+)
32 1.200 60 10 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(-) (-) (-) (-) (+) (-)
33 1.000 45 5 dapat berdesakan nyaman
(+) (+) (+) (+) (-) (+)
34 1.000 45 5 dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (+) (+) (-) (-)
35 1.000 45 5 dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (+) (+) (+) (+) (+)
36 1.000 45 5 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (+) (+) (+) (-)
37 1.000 45 5 tidak dapat berdesakan nyaman
(+) (+) (+) (-) (-) (+)
38 1.000 45 5 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (+) (-) (-) (-)
39 1.000 45 5 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (+) (+) (-) (+) (+)
40 1.000 45 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (+) (-) (+) (-)
Berlanjut
51
Lanjutan Tabel 3.6 Kemungkinan Alternatif Situasi Perjalanan
No Tarif Lama Waktu Tempat Penumpang Kenyamanan
(Rp) Perjalanan Tunggu Duduk Kendaraan
(menit) (menit)
41 1.000 45 10 dapat berdesakan nyaman
(+) (+) (-) (+) (-) (+)
42 1.000 45 10 dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (-) (+) (-) (-)
43 1.000 45 10 dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (+) (-) (+) (+) (+)
44 1.000 45 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (-) (+) (+) (-)
45 1.000 45 10 tidak dapat berdesakan nyaman
(+) (+) (-) (-) (-) (+)
46 1.000 45 10 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (-) (-) (-) (-)
47 1.000 45 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (+) (-) (-) (+) (+)
48 1.000 45 10 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (+) (-) (-) (+) (-)
49 1.000 60 5 dapat berdesakan nyaman
(+) (-) (+) (+) (-) (+)
50 1.000 60 5 dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (+) (+) (-) (-)
51 1.000 60 5 dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (-) (+) (+) (+) (+)
52 1.000 60 5 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (+) (+) (+) (-)
53 1.000 60 5 tidak dapat berdesakan nyaman
(+) (-) (+) (-) (-) (+)
54 1.000 60 5 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (+) (-) (-) (-)
55 1.000 60 5 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (-) (+) (-) (+) (+)
56 1.000 60 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (+) (-) (+) (-)
57 1.000 60 10 dapat berdesakan nyaman
(+) (-) (-) (+) (-) (+)
58 1.000 60 10 dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (-) (+) (-) (-)
59 1.000 60 10 dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (-) (-) (+) (+) (+)
60 1.000 60 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (-) (+) (+) (-)
Berlanjut
52
Lanjutan Tabel 3.6 Kemungkinan Alternatif Situasi Perjalanan
No Tarif Lama Waktu Tempat Penumpang Kenyamanan
(Rp) Perjalanan Tunggu Duduk Kendaraan
(menit) (menit)
61 1.000 60 10 tidak dapat berdesakan nyaman
(+) (-) (-) (-) (-) (+)
62 1.000 60 10 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (-) (-) (-) (-)
63 1.000 60 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
(+) (-) (-) (-) (+) (+)
64 1.000 60 10 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
(+) (-) (-) (-) (+) (-)
Keterangan :
: alternatif situasi perjalanan yang dominan
(+) : level atribut yang tinggi
(-) : level atribut yang rendah
Hasil reduksi menunjukkan bahwa dari 64 situasi perjalanan terdapat 20
alternatif yang tidak dominan. Alternatif yang tidak dominan tersebut
merupakan alternatif situasi perjalanan yang ditawarkan kepada penumpang.
Alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut :
53
Tabel 3.7 Skenario Yang Ditawarkan Kepada Responden
No Tarif Lama Waktu Tempat Penumpang Kenyamanan
(Rp) Perjalanan Tunggu Duduk Kendaraan
(menit) (menit)
1 1.200 45 5 dapat berdesakan tidak nyaman
2 1.200 45 5 tidak dapat berdesakan nyaman
3 1.200 45 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
4 1.200 45 10 dapat berdesakan nyaman
5 1.200 45 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
6 1.200 45 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
7 1.200 60 5 dapat berdesakan nyaman
8 1.200 60 5 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
9 1.200 60 5 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
10 1.200 60 10 dapat tidak berdesakan nyaman
11 1.000 45 5 tidak dapat berdesakan tidak nyaman
12 1.000 45 10 dapat berdesakan tidak nyaman
13 1.000 45 10 tidak dapat berdesakan nyaman
14 1.000 45 10 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
15 1.000 60 5 dapat berdesakan tidak nyaman
16 1.000 60 5 tidak dapat berdesakan nyaman
17 1.000 60 5 tidak dapat tidak berdesakan tidak nyaman
18 1.000 60 10 dapat berdesakan nyaman
19 1.000 60 10 dapat tidak berdesakan tidak nyaman
20 1.000 60 10 tidak dapat tidak berdesakan nyaman
7. Menyusun formulir survai
Pembuatan formulir survai dilakukan dengan memformulasikan alternatif
situasi perjalanan terpilih ke dalam formulir yang mudah dipahami responden.
Oleh karena itu pembuatan formulir harus didesain sedemikian rupa sehingga :
Mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan yang ada sehingga
tidak menyita waktu terlalu lama.
Menghindari terjadinya kebingungan responden dalam menjawab
pertanyaan yang mengakibattkan responden enggan mengisi secara teliti.
54
Formulir survai dalam penelitian ini dapat dikelompokkan dalam dua bentuk
form, yaitu :
Form data karakteristik responden, berisi pertanyaan-pertanyaan data
karakteristik responden, yakni antara lain : jenis kelamin, usia, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, kepemilikan kendaraan, maksud perjalanan,
kepastian menggunakan bus kota, alasan menggunakan bus kota, dan jam
perjalanan. Form tersebut dapat dilihat pada Lampiran B-1.
Form data respon penumpang bus kota, berupa tanggapan terhadap
pilihan yang ditawarkan dengan berbagai situasi perjalanan hipotesis.
Situasi perjalanan hipotesis terpilih dari variabel-variabel bebas yaitu :
tarif, lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan mendapat tempat duduk,
okupansi bus dan kenyamanan kendaraan. Situasi perjalanan hipotesis
tersebut dibuat dengan melakukan perubahan atribut pelayanan yang ada.
Form tersebut dapat dilihat pada Lampiran B-2.
Kuesioner berbentuk skala rating yang dibagi dalam 5 skala pilihan, yaitu :
pasti naik bus kota, mungkin naik bus kota, ragu-ragu, mungkin tidak
naik bus kota, pasti tidak naik bus kota.
Secara umum studi analisis dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa
tahap, seperti terlihat dalam Gambar 3.1.
55
Mulai
Identifikasi masalah dan studi pustaka
Pengumpulan data sekunder
Survai pendahuluan
Identifikasi atribut pelayanan bus kota
Menyusun skenario dan alternatif hipotesis yang layak
Menyusun formulir survai
Pilot survey
Formulir sudah layak ?
Survai Stated Preference
Pengolahan data dan analisis data
Analisis korelasi
Analisis regresi
Analisis elastisitas
Uji statistik : uji t, uji F, r
2
Belum
Sudah
A
56
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
E. Pengumpulan Data Primer
1. Penentuan Sampel
Pengambilan data dilakukan secara acak sederhana, yaitu dengan memberi
kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
sebagai sampel. Pada penelitian ini, yang dianggap sebagai populasi adalah
pengguna angkutan umum bus kota di Surakarta. Perhitungan jumlah sampel
dilakukan dengan rumus 2.3. Branley (1988) dalam Ortuzar (1994) memberikan
acuan jumlah wawancara survai stated preference akan lebih tepat jika diambil
75-100 responden.
Pengambilan sampel dalam kenyataannya tidak sepenuhnya dilakukan
secara acak sederhana, tetapi juga perlu mempertimbangkan tingkat usia dan
pendidikan responden.
Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Selesai
A
57
2. Peralatan Survai
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan survai adalah lembar kuesioner
dan alat tulis.
3. Pelaksanaan Survai Stated Preference
Sebelum suvai dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan pengarahan
terhadap petugas survai dengan tujuan sebagai berikut :
Petugas survai memahami tujuan diadakannya survai dengan jelas.
Petugas survai dapat membimbing responden dalam pengisian form survai
dengan benar dan dapat mengantisipasi hambatan-hambatan yang mungkin
ada
Pelaksanaan survai stated preference adalah dengan cara sebagai berikut :
1. Petugas survai mengucapkan salam.
2. Petugas survai meminta kesediaan pengguna angkutan bus kota menjadi
responden.
3. Petugas survai memberi penjelasan secukupnya mengenai tujuan diadakannya
survai, cara pengisian formulir, dan kebebasan responden dalam memilih
salah satu dari keadaan yang diajukan.
4. Pengisian formulir dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
Bagi responden yang kesulitan untuk mengisi langsung, maka petugas
survai dapat menyampaikan butir-butir pertanyaan dan menandai respon
yang diberikan pada formulir survai.
58
Petugas survai menyerahkan formulir kepada responden untuk diisi sendiri
atau langsung.
5. Petugas survai mengecek semua isian dan meminta responden untuk mengisi
kembali apabila tanggapan yang diberikan responden tidak sesuai dengan
logika stated preference.
6. Petugas survai mengakhiri wawancara dan mengucapkan terima kasih kapada
responden.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah yang ditempuh setelah data responden terkumpul adalah
mengelompokkan data sesuai item pertanyaan dalam kuesioner. Analisis regresi
hanya dapat dilakukan terhadap data kuantitatif. Variabel atau data kualitatif
diubah menjadi data kuantitatif. Koding dilakukan setelah ditetapkan skala
pengukuran variabel yang dipakai. Variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
kepemilikan kendaraan dan maksud perjalanan diukur dengan skala nominal.
Variabel usia, pendapatan, dan jam perjalanan diukur dengan skala interval.
Penetapan jenis pengukuran ini sangat menentukan analisis statistik yang akan
dilakukan. Ketentuan kuantifikasi adalah sebagai berikut :
a. Kuantifikasi faktor jenis kelamin
Pria = 1
Wanita = 2
59
b. Kuantifikasi faktor usia
< 13 tahun = 1
13 15 tahun = 2
16 18 tahun = 3
19 23 tahun = 4
23 50 tahun = 5
> 50 tahun = 6
c. Kuantifikasi faktor pendidikan
Tidak lulus SD/ tidak ada pendidikan formal = 1
SD = 2
SMP = 3
SMU = 4
Perguruan Tinggi = 5
d. Kuantifikasi faktor pekerjaan
PNS/TNI/POLRI = 1
Karyawan = 2
Wiraswasta = 3
Pensiunan = 4
Pelajar/Mahasiswa = 5
Ibu Rumah Tangga = 6
Lainnya = 7
60
e. Kuantifikasi faktor pendapatan
Belum punya = 1
< Rp. 500.000 = 2
Rp. 500.000 Rp. 1.000.000 = 3
Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000 = 4
Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000 = 5
> Rp. 2.000.000 = 6
f. Kuantifikasi faktor kepemilikan kendaraan
Mobil = 1
Sepeda Motor = 2
Sepeda = 3
g. Kuantifikasi faktor maksud perjalanan
Bekerja/Bisnis = 1
Sekolah/Kuliah = 2
Kunjungan Keluarga/teman = 3
Rekreasi = 4
Belanja/Ke toko = 5
Lainnya = 6
h. Kuantifikasi faktor kepastian menggunakan bus kota
Ya = 1
Tidak = 2
61
i. Kuantifikasi faktor alasan menggunakan bus kota
Murah = 1
Cepat = 2
Aman = 3
Nyaman = 4
Lainnya = 5
j. Kuantifikasi faktor jam perjalanan
Jam Sibuk = 1
Jam tidak sibuk = 2
k. Kuantifikasi faktor kesempatan mendapatkan tempat duduk
Tidak dapat tempat duduk = 1
Dapat tempat duduk = 2
l. Kuantifikasi faktor okupansi bus
Berdesakan = 1
Tidak berdesakan = 2
m. Kuantifikasi faktor kenyamanan kendaraan
Tidak nyaman = 1
Nyaman = 2
62
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi. Hal ini
sejalan dengan teori bahwa prosedur yang cocok diterapkan dalam form stated
preference dengan metode rating untuk suatu grup data adalah model regresi yang
mengaplikasikan multiple regression.
Secara umum analisis data primer dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menterjemahkan pilihan responden pada pengolahan data sebagai nilai bobot
probabilitas pemilihan moda dengan menggunakan skala interval, dengan
bobot nilai ditetapkan untuk pilihan penumpang terhadap bus kota adalah, jika
pasti naik = 1 dan jika pasti tidak naik = 0. Berdasar hal tersebut, maka
pemberian nilai bobot untuk pilihan dengan 5 skala rating pada penumpang
bus kota diuraikan sebagai berikut :
Pasti naik bus kota : 1
Mungkin naik bus kota : 0,75
Ragu-ragu : 0,50
Mungkin tidak naik bus kota : 0,25
Pasti tidak naik bus kota : 0
b. Melakukan tabulasi data kuesioner untuk mempermudah proses analisis.
Analisis data ini nantinya menggunakan program SPSS 10.0.
c. Melakukan analisis deskripsi terhadap faktor karakteristik responden.
d. Melakukan analisis deskripsi pilihan responden untuk mendapatkan nilai rata-
rata probabilitas pilihan responden, selanjutnya data tersebut digunakan
sebagai masukan data variabel terikat.
63
e. Melakukan analisis korelasi antara faktor karakteristik penumpang dengan
probabilitas pilihan moda dan menyimpulkan faktor-faktor karakteristik
penumpang yang berpengaruh terhadap pilihan moda.
f. Melakukan analisis regresi linier berganda pada persamaan pilihan moda.
Variabel bebasnya adalah : tarif, lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan
mendapatkan tempat duduk, okupansi bus dan kenyamanan kendaraan.
Variabel tak bebasnya adalah pilihan moda. Analisis regresi ini menggunakan
bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS).
g. Melakukan uji statistik untuk mengetahui apakah persamaan pemilihan moda
layak untuk digunakan.
h. Melakukan perhitungan elastisitas pemilihan moda dengan menggunakan
analisis regresi. Analisis ini bertujuan mengetahui besarnya pengaruh atribut
pelayanan terhadap permintaan moda bus kota.
i. Melakukan uji statistik untuk mengetahui apakah persamaan elastisitas
pemilihan moda layak untuk digunakan.
j. Menyimpulkan besarnya elastisitas permintaan pada moda bus kota dengan
mengacu pada uji statistik.
64
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengumpulan Data
1. Data Pendukung
Sebelum melaksanakan survai, diperlukan beberapa data pendukung untuk
menghitung jumlah populasi dan jumlah sampel. Data ini meliputi jumlah
pengguna angkutan kota (bus kota dan angkot) di Surakarta dan data tentang
angkutan kota itu sendiri. Data diperoleh dari literatur yang sudah ada dan
sebagian diperoleh dengan survai langsung ke ORGANDA (Organisasi Angkutan
Daerah) Surakarta.
a. Data Jumlah Pengguna Angkutan Kota di Surakarta
Data jumlah pengguna angkutan kota di Surakarta ini diperlukan untuk
memprediksi jumlah penumpang angkutan umum bus kota di Surakarta pada
tahun ini. Data jumlah penumpang ini didapat dari draft laporan akhir lembaga
penelitian ITB tentang Studi Penataan dan Pengembangan Sistem Lalu Lintas
dan Angkutan Dalam Kota Surakarta. Data tersebut berupa matriks orang
menggunakan angkutan kota Surakarta. Angkutan kota yang dimaksud meliputi
bus kota dan angkot. Jumlah orang yang menggunakan angkutan kota (bus kota
dan angkot) dapat dilihat dalam Tabel 4.1.
65
Tabel 4.1 Jumlah Orang yang Menggunakan Angkutan Kota di Surakarta
No Tahun Jumlah Penumpang (orang)
1 1995 70.173
2 2000 104.030
3 2005 154.971
Sumber : Lembaga Penelitian ITB, 1995
b. Data Angkutan Kota
Data angkutan kota diperlukan untuk memprediksi jumlah penumpang
harian bus kota dan angkot. Data ini diperoleh dari ORGANDA (Organisasi
Angkutan Daerah) Surakarta.
Tabel 4.2 Tabel Angkutan Kota
Bus kota Angkot
Jumlah armada 281 422
Jumlah tempat duduk 27 12
Load factor 0,7 0,7
Frekuensi perjalanan per hari 10 rit 10 rit
Sumber : ORGANDA Surakarta, 2004
2. Perhitungan Jumlah Sampel
Berdasarkan data sekunder dari Lembaga Penelitian ITB diketahui jumlah
orang yang menggunakan angkutan kota di Surakarta pada tahun 2000 adalah
sebesar 104.030 orang, dengan asumsi peningkatan penggunaan angkutan kota
sebesar 10 % per tahun. Maka jumlah orang yang menggunakan angkutan kota
pada tahun 2004 adalah sebesar 145.642 orang.
Prosentase pengguna bus kota dihitung berdasarkan data yang diperoleh
dari ORGANDA, dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut
:
66
frangk) LFangk angk jmltddk (jmlangk frbus) LFbus jmltddkbus (jmlbus
bus perjln frekuensi bus factor load bus duduk t jml bus armada jml
100%
angkot kota bus harian penumpang total
kota bus harian penumpang jumlah
kota bus pengguna Prosentase
+
( )
( ) ( )
60%
100%
88.557
60.109
100%
10 0.7 12 422 10 0.7 27 281
10 0.7 27 281
Hasil tersebut kemudian digunakan untuk menentukan jumlah orang yang
menggunakan bus kota di Surakarta pada tahun pada tahun 2004, yaitu sebesar =
60 % x 145.642 = 87.386 orang.
Ukuran sampel yang dibutuhkan untuk survai wawancara di tepi jalan
menurut Ortuzar (1994), dihitung dengan rumus 2.3. Dengan mengambil nilai p
maksimum sebesar 0.5, tingkat kesalahan (e) maksimum sebesar 10%, dan tingkat
kepercayaan sebesar 95% (z = 1.96), maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah
sebesar :
( )
( )
N
p 1
p
z
e
p 1 p
n
2
,
_
>
( )
( )
87386
0.5 1
0.5
1.96
0.1
0.5 1 5 . 0
n
2
+
,
_
>
96 n >
67
Jadi jumlah sampel minimum yang dibutuhkan dalam survai wawancara di
tepi jalan menurut Ortuzar (1994) untuk jumlah populasi 87.386 orang adalah
sebesar 96 orang. Selain itu, jumlah wawancara survai stated preference menurut
Branley (1988) akan lebih tepat jika diambil 75-100 responden.
Proporsi sampel untuk masing-masing lokasi survai sebagai berikut.
Tabel 4.3 Proporsi Sampel
Lokasi survai/ Jumlah Persentase
Nama bus Kuesioner
Atmo 10 10%
Damri 10 10%
Nusa 10 10%
Surya Kencana 10 10%
Taqwa 5 5%
Wahyu Mulyo 10 10%
Halte Depan UNS 10 10%
Halte Panggung 10 10%
Jl. Slamet Riyadi 10 10%
Lain-lain 15 15%
Jumlah 100 100%
3. Data Hasil Wawancara
Pelaksanaan pengumpulan data lebih banyak dilakukan dengan
wawancara langsung dan tidak melepaskan responden mengisi sendiri tanpa
didampingi. Hal itu sebagai upaya agar responden benar-benar memahami
maksud dari kuesioner. Dari 100 kuesioner yang disebar, ternyata semua sudah
memenuhi kriteria stated preference. Data kuesioner tersebut kemudian disusun
dalam bentuk tabel agar mudah dianalisis. Tabulasi data kuesioner dapat dilihat
secara lengkap pada Lampiran B-7.
68
B. Analisis Data
1. Karakteristik Penumpang
a. Hasil Penelitian
Dari hasil survai yang dilaksanakan dapat dilihat komposisi penumpang
berdasarkan karakteristiknya.
Jenis kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden pengguna bus kota
45% adalah pria dan 55% adalah wanita. Rasio jenis kelamin tersebut
menunjukkan bahwa sampel cukup acak.
Usia
Hasil survai wawancara menunjukkan bahwa responden pengguna bus kota
kebanyakan berusia 24-50 tahun (34%) dan tidak ada yang berusia dibawah 13
tahun. Komposisi responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Komposisi Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah %
< 13 tahun 0 0
13 - 15 tahun 12 12
16 - 18 tahun 13 13
19 - 23 tahun 32 32
24 - 50 tahun 34 34
> 50 tahun 9 9
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
69
Pendidikan
Tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah SMU (40%) dan
perguruan tinggi (40%) serta tidak ada responden yang tidak punya
pendidikan formal atau tidak lulus SD. Secara lengkap komposisi responden
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah %
Tidak lulus SD 0 0
SD 5 5
SMP 15 15
SMU 40 40
Perguruan Tinggi 40 40
Jumlah Total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
Jenis Pekerjaan
Pelajar/mahasiswa menjadi responden terbanyak (39 %) dari sampel pengguna
bus kota. Ditinjau dari komposisi, responden pangguna bus kota cukup
merata. Komposisi responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah %
PNS/TNI/POLRI 8 8
Karyawan 23 23
Wiraswasta 11 11
Pensiunan 2 2
Pelajar/Mahasiswa 39 39
Ibu Rumah Tangga 7 7
Lainnya 10 10
Jumlah Total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
70
Tingkat pendapatan
Sebagian besar responden pengguna bus belum memiliki penghasilan,
sedangkan responden yang berpenghasilan > Rp. 2.000.000 tidak ada. Secara
lengkap komposisi responden berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat
pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Pendapatan Jumlah %
Belum punya 41 41
< Rp. 500.000 34 34
Rp. 500.000-Rp.1.000.000 15 15
Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 9 9
Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 1 1
>Rp.2.000.000 0 0
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
Kepemilikan Kendaraan
Responden yang tidak mempunyai kendaraan sebanyak 26% sedangkan
responden yang mempunyai mobil tidak ada. Secara lengkap komposisi
responden berdasarkan maksud perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Kompisisi responden berdasarkan Kepemilikan Kendaraan
Kepemilikan Kendaraan Jumlah %
Mobil 0 0
Sepeda motor 46 46
Sepeda 28 28
Tidak punya 26 26
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
71
Maksud Perjalanan
Hasil survai wawancara menunjukkan bahwa responden pengguna bus kota
paling banyak melakukan perjalanan dengan maksud sekolah atau kuliah yaitu
33 orang (33%). Untuk tujuan bekerja/bisnis menempati posisi kedua yaitu
sebesar 32%. Secara lengkap komposisi responden berdasarkan maksud
perjalanan dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Komposisi Responden Berdasarkan Maksud Perjalanan
Maksud perjalanan Jumlah %
Bekerja/bisnis 32 32
Sekolah/kuliah 33 33
Kunjungan keluarga/teman 13 13
Rekreasi 5 5
Belanja/ke toko 13 13
Lainnya 4 4
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
Kepastian menggunakan bus kota menuju tempat aktifitas
Dari survai wawancara dapat diketahui bahwa sebanyak 58 % penumpang bus
kota selalu menggunakan bus kota menuju tempat aktifitasnya. Tabel 4.9
menunjukkan kepastian penumpang menggunakan bus kota.
Tabel 4.9 Komposisi Responden Berdasarkan Kepastian Menggunakan Moda
Kepastian menggunakan bus kota Jumlah %
Ya 58 58
Tidak 42 42
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
72
Alasan menggunakan bus kota bagi penumpang yang tidak selalu naik bus.
Dari survai wawancara diketahui bahwa alasan menggunakan bus kota yang
paling banyak adalah murah (13%) dan alasan lainnya seperti sepeda motor
rusak, tidak ada yang menjemput dan lain-lain sebnayak 13%. Secara lengkap
komposisi responden berdasarkan alasan menggunakan bus kota dapat dilihat
pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Menggunakan Moda
Alasan menggunakan bus kota Jumlah %
Tidak ada alasan 58 58
Murah 13 13
Cepat 10 10
Aman 2 2
Nyaman 4 4
Lainnya 13 13
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
Jam Perjalanan
Dari survai wawancara, sebanyak 58 % responden melakukan perjalanan pada
jam sibuk yaitu antara jam 06.00-08.00, jam 12.00-14.00 dan jam 16.00-18.00,
sedangkan 42 % melakukan perjalanan pada jam tidak sibuk yaitu antara jam
08.00-12.00 dan jam 14.00-15.00.
Tabel 4.11 Komposisi Responden Berdasarkan Jam Perjalanan
Jam perjalanan Jumlah %
Jam sibuk 58 58
Jam tidak sibuk 42 42
Jumlah total 100 100
Sumber : hasil survai, 2004
73
b. Analisis Korelasi
Data karakteristik responden yang ada dianalisis korelasinya terhadap
pilihan moda bus kota. Nilai korelasi ini digunakan untuk memastikan ada atau
tidaknya pengaruh faktor sosio ekonomi penumpang dalam menentukan pilihan
moda. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.12
Tabel 4.12 Korelasi Karakteristik Penumpang Bus Kota
Variabel Pilihan Bus Kota
r Sig
Jenis Kelamin -0,110 0,274
Usia 0,140 0,165
Pendidikan 0,031 0,760
Pekerjaan -0,184 0,067
Pendapatan 0,058 0,563
Kepemilikan kendaraan 0,186 0,064
Maksud Perjalanan 0,056 0,577
Kepastian Menggunakan Bus Kota -0,221* 0,027
Alasan Menggunakan Bus Kota -0,147 0,178
Jam Perjalanan -0,147 0,143
Keterangan : r = koefisien korelasi pilihan bus kota
* = signifikan untuk tingkat signifikansi 0.05
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada faktor sosio ekonomi
responden yang berpengaruh terhadap pilihan moda bus kota.
c. Signifikansi Koefisien Korelasi
Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji t (2-tail) untuk
mengetahui apakah nilai-nilai koefisien korelasi tersebut secara individu
mempunyai pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap tingkat pelayanan. Uji ini
74
dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.0. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Menentukan hipotesis yang digunakan
H0 = koefisien korelasi tidak signifikan
H1 = koefisien korelasi signifikan
Menentukan dasar pengambilan keputusan
Jika signifikansi > 0,05 maka menerima H0
Jika signifikansi < 0,05 maka menerima H1
Menentukan hasil uji
Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel
4.13 berikut :
Tabel 4.13 Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Variabel Pilihan Bus Kota
Sig Keputusan
Jenis Kelamin 0,274 Tidak signifikan
Usia 0,165 Tidak signifikan
Pendidikan 0,760 Tidak signifikan
Pekerjaan 0,067 Tidak signifikan
Pendapatan 0,563 Tidak signifikan
Kepemilikan kendaraan 0,064 Tidak signifikan
Maksud Perjalanan 0,577 Tidak signifikan
Kepastian Menggunakan Bus Kota 0,027 Signifikan
Alasan Menggunakan Bus Kota 0,178 Tidak signifikan
Jam Perjalanan 0,143 Tidak signifikan
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
75
Berdasarkan uji signifikansi tersebut dapat diketahui beberapa hal :
Karakteristik penumpang bus kota tidak ada yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pilihan moda.
Koefisien korelasi faktor pendapatan 0,058 menunjukkan pengaruh yang
lemah dan positif, artinya responden dengan pendapatan yang rendah
cenderung memilih angkutan umum bus kota sebagai moda menuju tempat
aktifitasnya.
2. Analisis Regresi Pilihan Moda
Berdasarkan data yang didapat dari survai wawancara dapat dibuat
persamaan pendekatan untuk memprediksi model probabilitas pilihan moda.
Pendekatan persamaan diperoleh dengan melakukan kalibrasi probabilitas pilihan
moda dengan atribut-atribut yang melekat pada tingkat pelayanan. Kalibrasi
dilakukan dengan analisis regresi berganda. Rumus yang digunakan adalah :
P = a
0
+ a
1
TC + a
2
TT + a
3
WT + a
4
BO + a
5
S + a
6
VC
Dengan TC adalah biaya perjalanan, TT adalah lama perjalanan, WT
adalah waktu tunggu, BO adalah okupansi bus, S adalah kesempatan
mendapatkan tempat duduk, dan VC adalah kenyamanan kendaraan. Analisis
regresi untuk mendapatkan persamaan pilihan moda bus kota dilakukan dengan
bantuan progaram SPSS 10.0.
76
Kalibrasi persamaan pilihan moda dilakukan berdasarkan nilai probabilitas
tingkat pelayanan rata-rata tiap skenario yang didapat dari analisis deskripsi pada
Lampiran C. Analisis deskripsi berisi nilai rata-rata tiap skenario dan standar
deviasi tiap skenario. Input data analisis regresi pilihan moda adalah nilai rata-rata
tiap skenario (pilihan moda) diambil dari analisis deskripsi, tarif, lama perjalanan,
dan waktu tunggu nilainya diambil dari tiap-tiap skenario, serta kesempatan
mendapat tempat duduk, okupansi bus, dan kenyamanan kendaraan yang
merupakan data kualitatif diberi koding sehingga dapat dimasukkan dalam
perhitungan. Selanjutnya pilihan moda ditetapkan sebagai variabel terikat,
sedangkan tarif, lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan mendapat tempat
duduk, okupansi bus dan kenyamanan kendaraan disebut variabel bebas. Output
data analisis regresi pilihan moda memperlihatkan bahwa variabel bebas yang
layak masuk dalam persamaan adalah tarif, lama perjalanan, kesempatan
mendapat tempat duduk, okupansi bus, dan kenyamanan kendaraan, sedangkan
variabel waktu tunggu hilang dari persamaan, berarti variabel ini tidak layak
masuk dalam persamaan pilihan moda. Input dan output secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran D. Hasil perhitungan kalibrasi pilihan moda dapat dilihat
pada Tabel 4.14.
77
Tabel 4.14 Kalibrasi Persamaan Pilihan Moda
Variabel Koefisien t hitung Signifikansi
Konstanta 0,375 24,372 0,000
Tarif 0,0000687 1,233 0,238
Lama Perjalanan -0,0021 -2,877 0,012
Tempat Duduk 0,157 14,088 0,000
Okupansi bus 0,120 10,762 0,000
Kenyamanan Kend. 0,111 9,940 0,000
r
2
0,966
F hitung 80,66
Signifikansi F 0,000
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
Berdasarkan Tabel 4.14 tersebut diketahui bahwa persamaan yang didapat
adalah sebagai berikut :
P = 0,375 + 0,0000687 TC 0,0021 TT + 0,157 S + 0,120 BO + 0,111 VC
Nilai konstanta persamaan yang relatif kecil yaitu 0,375 menunjukkan
bahwa variabel-variabel bebas yang ada berpengaruh cukup besar terhadap
variabel terikatnya. Semakin banyak variabel bebas yang masuk dalam
persamaan, maka nilai konstanta akan semakin kecil.
a. Koefisien Determinasi (r
2
)
Dari perhitungan diperoleh koefisien determinasi sebesar 0,966 Artinya
variabel-variabel bebas mempunyai kontribusi yang cukup besar, sebesar 96,6%
terhadap variabel terikatnya dan dapat dipergunakan dalam model.
78
b. Uji Parsial (uji t)
Uji ini untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh
mempunyai pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap variabel terikat.
Hipotesis yang digunakan
H
0
: = 0 ; berarti koefisien tidak dapat digunakan
H
1
: 0 ; berarti koefisien dapat digunakan
Dasar pengambilan keputusan
Berdasar nilai t hitung
Jika t hitung < t tabel, maka H
0
diterima
Jika t hitung > t tabel, maka H
0
ditolak
Berdasar nilai signifikansi
Jika signifikansi > 0,05 maka H
0
diterima
Jika signifikansi < 0,05 maka H
0
ditolak
Penentuan nilai t tabel
Digunakan tingkat signifikansi 0,05
Derajat kebebasan (df) pembilang = jumlah variabel bebas = 6
Derajat kebebasan penyebut = jumlah data jumlah variabel bebas 1
= 20 6 1 = 13
Uji t 2 arah ( 2 tail) dari tabel = 2,16
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan terlihat pada Tabel 4.15
79
Tabel 4. 15 Uji t Persamaan Tingkat Pelayanan
Variabel Koefisien t hitung Signifikansi Keputusan
Konstanta 0,375 24,372 0,000 Signifikan
Tarif 0,0000687 1,233 0,238 Tidak Signifikan
Lama Perjalanan -0,0021 -2,877 0,012 Signifikan
Tempat Duduk 0,157 14,088 0,000 Signifikan
Okupansi bus 0,120 10,762 0,000 Signifikan
Kenyamanan Kend. 0,111 9,940 0,000 Signifikan
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
Dari Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa variabel tarif tidak berpengaruh
terhadap probabilitas pemilihan moda sebagai variabel terikat. Uji signifikansi
konstanta menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Singgih Santoso (2000:197)
seperti dikutip Emi Mutiah (2003) menerangkan bahwa dalam aplikasi praktis, uji
signifikansi kontanta bisa diabaikan dan sudah dianggap signifikan, dan bisa
digunakan untuk memprediksi variabel terikat.
c. Uji Simultan (ANOVA test / uji F)
Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS 10.0.
Hipotesis yang digunakan adalah :
Hipotesis nol (H
0
) : variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat.
Hipotesis nol (H
1
) : variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat.
80
Dasar pengambilan keputusan
Berdasar nilai F
Jika F hitung < F tabel, maka H
0
diterima
Jika F hitung > F tabel, maka H
0
ditolak
Berdasar signifikansi
Jika signifikansi > 0,05, maka H
0
diterima
Jika signifikansi < 0,05, maka H
0
ditolak
Penentuan F tabel
Digunakan tingkat signifikansi 0,05
Derajat kebebasan (df) pembilang = jumlah variabel bebas = 6
Derajat kebebasan penyebut = jumlah data jumlah variabel bebas 1
= 20 6 1 = 13
Maka didapat F tabel = 2,92
Pengambilan kesimpulan
Dengan membandingkan F hitung pada Tabel 4.14 dengan F tabel, diketahui
F hitung = 80,66 lebih besar dari F tabel = 2,92, maka dapat disimpulkan
bahwa H
0
ditolak. Demikian juga jika dilihat dari nilai signifikansi hasil
perhitungan dengan bantuan program SPSS 10.0, memberikan nilai
signifikansi 0,000 yang berarti H
0
ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
81
d. Uji Kolinearitas
Uji kolinearitas merupakan hubungan antara suatu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Model yang baik seharusnya tidak terdapat kolinearitas
antar variabel-variabel bebasnya. Uji statistik yang dipakai variance inflation
factor (VIF). VIF adalah faktor pengaruh pada suatu variabel bebas akibat
perubahan variansi variabel bebas lainnya. Apabila tidak ada kolinearitas maka
VIF mendekati 1. Apabila VIF melebihi 10 maka terjadi problem kolinearitas
yang serius. Untuk mengetahui besarnya kolinearitas pada persamaan, dapat
dilihat pada tabel 4.16
Tabel 4.16 Uji Kolinearitas Pilihan Moda Bus Kota
Variabel Tolerance VIF Rk
2
Tarif 0,600 1,667 0,400
Lama perjalanan 0,600 1,667 0,400
Mendapat tempat duduk 0,600 1,667 0,400
Okupansi bus 0,600 1,667 0,400
Kenyamanan kendaraan 0,600 1,667 0,400
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
Besarnya Rk
2
tersebut merupakan prosentase yang bisa dijelaskan suatu
variabel bebas oleh variabel bebas lainnya. Nilai VIF dari semua variabel masih di
bawah 10, sehingga bisa dikatakan tidak ada efek multikolinearitas.
82
3. Analisis Elastisitas
Adanya perbedaan antara karakteristik penumpang bus kota menyebabkan
munculnya perbedaan tanggapan mereka dalam menghadapi perubahan atribut
tingkat pelayanan bus kota. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis elastisitas
untuk mengetahui pengaruh perubahan karakteristik pelayanan terhadap pilihan
moda. Persamaan yang dipakai adalah persamaan kebutuhan Kraft-Sack (Mustaji,
2001) seperti berikut ini :
6 5 4 3 2 1
0
VC BO S WT TT TC P + + + + + +
Dengan TC adalah tarif, TT adalah lama perjalanan, WT adalah waktu
tunggu, S adalah kesempatan mendapat tempat duduk, BO adalah okupansi bus
dan VC adalah kenyamanan kendaraan. Persamaan tersebut ditransformasikan
menjadi fungsi linier berbentuk fungsi logaritmis, seperti berikut :
LogP=Log
0
+
1
LogTC+
2
LogTT+
3
LogWT+
4
LogS+
5
LogBO+
6
LogVC
Besarnya elastisitas tarif bus kota dinyatakan oleh konstanta
1,
lama
perjalanan oleh
2
, waktu tunggu oleh
3
, kesempatan mendapat tempat duduk
oleh
4
, okupansi bus oleh
5
, dan kenyamanan kendaraan oleh
6
. Selanjutnya
perhitungan dilakukan menggunakan rumus yang telah ditransformasikan ke
fungsi linier tersebut.
Input data elastisitas pilihan moda bus kota dapat dilihat pada Lampiran E.
Nilai probabilitas pilihan moda diambil dari rata-rata tiap skenario yang diperoleh
dari analisis deskripsi seperti tertulis pada Lampiran B. Output lengkap
perhitungan elastisitas dapat dilihat pada Lampiran E, sedangkan hasil
83
perhitungan nilai elastisitas dan statistik uji persamaan terpilih dapat dilihat pada
Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Persamaan dan Parameter Fungsi Kebutuhan Moda Bus kota
Variabel Koefisien t hitung Signifikansi
Konstanta 0,36 2,136 0,051
Log TT -0,425 -4,588 0,000
Log WT -0,089 -2,319 0,036
Log S 0,462 11,995 0,000
Log BO 0,359 9,322 0,000
Log VC 0,383 9,949 0,000
r
2
0,942
F hitung 45,331
Signifikansi F 0,000
Sumber : hasil perhitungan dengan program SPSS 10.0
Selanjutnya dilakukan analisis dan uji statistik lebih lanjut terhadap hasil
analisis tersebut.
a. Koefisien Determinasi (r
2
)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien determinasi (r
2
) adalah
0,942. Hal ini menunjukkan bahwa pada bus kota 94,2% variabel bebasnya dapat
menerangkan variabel terikat pada persamaan tersebut. Persamaan yang diperoleh
dapat dipergunakan untuk mendapatkan elastisitas permintaan terhadap moda bus
kota.
b. Uji Parsial (uji t)
Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang
diperoleh dapat diterima untuk signifikansi 0,05. langkah yang diambil adalah :
Hipotesis yang digunakan
H
0
: = 0 ; berarti koefisien tidak dapat digunakan
84
H
1
: 0 ; berarti koefisien dapat digunakan
Dasar pengambilan keputusan
Berdasar nilai t hitung
Jika t hitung < t tabel, maka H
0
diterima
Jika t hitung > t tabel, maka H
0
ditolak
Berdasar nilai signifikansi
Jika signifikansi > 0,05 maka H
0
diterima
Jika signifikansi < 0,05 maka H
0
ditolak
Penentuan nilai t tabel
Digunakan tingkat signifikansi 0,05
Derajat kebebasan (df) pembilang = jumlah variabel bebas = 6
Derajat kebebasan penyebut = jumlah data jumlah variabel bebas 1
= 20 6 1 = 13
Uji t 2 arah ( 2 tail) dari tabel = 2,16
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan terhadap uji t berdasarkan output SPSS 10.0
selengkapnya disajikan dalam Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Uji t Terhadap Nilai Elastisitas Moda Bus Kota
Variabel t hitung t tabel Signifikansi Keputusan
Konstanta 2,136 0,051 Tidak signifikan
Log TT -4,588 0,000 Signifikan
Log WT -2,319 2,16 0,036 Signifikan
Log S 11,995 0,000 Signifikan
Log BO 9,322 0,000 Signifikan
Log VC 9,949 0,000 Signifikan
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
85
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa permintaan terhadap moda bus
kota ditentukan oleh lama perjalanan, waktu tunggu, kesempatan mendapat
tempat duduk, okupansi bus dan kenyamanan kendaraan.
c. Uji Simultan/ANOVA (uji F)
Meskipun dalam uji parsial masing-masing individu dapat digunakan
dalam persamaan, namun perlu dilakukan uji simultan (uji F) untuk mengetahui
apakah kombinasi varibel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh secara signifikan terhadap vaiabel terikat.
Hipotesis yang digunakan adalah :
Hipotesis nol (H
0
) : variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat.
Hipotesis nol (H
1
) : variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat.
Dasar pengambilan keputusan
Berdasar nilai F
Jika F hitung < F tabel, maka H
0
diterima
Jika F hitung > F tabel, maka H
0
ditolak
Berdasar signifikansi
Jika signifikansi > 0,05, maka H
0
diterima
Jika signifikansi < 0,05, maka H
0
ditolak
86
Penentuan F tabel
Digunakan tingkat signifikansi 0,05
Derajat kebebasan (df) pembilang = jumlah variabel bebas = 6
Derajat kebebasan penyebut = jumlah data jumlah variabel bebas 1
= 20 6 1 = 13
Maka didapat F tabel = 2,92
Pengambilan kesimpulan
Hasil pengambilan keputusan untuk uji F dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Uji F Elastisitas Pilihan Moda Bus Kota
Moda F hitung F tabel Signifikansi Keputusan
Bus kota 45,331 2,92 0,000 Signifikan
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
Setelah dilakukan uji t dan uji F maka besaran koefisien regresi variabel
bebas pada tabel 4.18 dapat dipakai sebagai nilai elastisitas. Nilai elastisitas
variabel bebas terhadap pilihan moda dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Elastisitas Pilihan Moda
Varibel Nilai Elastisitas
e TT
-0,425
e WT
-0,089
e S
0,462
e BO
0,359
e VC
0,383
Sumber : hasil perhitungan dengan SPSS 10.0
87
Dari Tabel 4.20 tersebut terlihat bahwa permintaan moda bus kota akan
mengalami perubahan sebagai berikut :
1) Berkurang 0,425 % jika lama perjalanan diperlambat 1 %
2) Berkurang 0,089 % jika waktu tunggu diperpanjang 1 %
3) Bertambah 0,462 % jika kesempatan mendapatkan tempat duduk naik 1 %
4) Bertambah 0,359 % jika jumlah penumpang bus turun 1 %
5) Bertambah 0,383 % untuk setiap peningkatan kenyamanan kendaraan.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan adanya perbedaan respon
penumpang bus kota dalam menanggapi perubahan atribut tingkat pelayanan
dilihat dari perbedaan nilai elastisitas.
C. Pembahasan
Survai wawancara dilakukan dengan teknik stated preference untuk
mengetahui karakteristik preferensi penumpang yang menggunakan moda bus
kota dengan berbagai alternatif situasi yang ditawarkan. Data yang didapat diolah
dengan analisis statistik, meliputi analisis deskripsi, analisis korelasi, analisis
regresi pilihan moda, analisis regresi elastisitas. Perhitungan data dilakukan
dengan bantuan program SPSS 10.0.
88
Analisis deskripsi. Dengan analisis deskripsi dapat diketahui karakteristik
penumpang bus kota. Hasil crosstab analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.21 Crosstab Tingkat Pendapatan, Kepastian Naik Bus Kota dan Alasan
Naik Bus Kota
Kepastian Total Alasan Naik Bus Total
Pendapatan ya tidak Tdk ada Murah Cepat Aman Nyaman Lainnya
Belum punya 23 18 41 23 4 4 2 2 6 41
< Rp. 500rb 22 12 34 22 5 5 0 1 1 34
Rp 500rb - Ri 1juta 10 5 15 10 0 1 0 1 3 15
Rp 1juta - Rp 1,5juta 3 6 9 3 3 0 0 0 3 9
Rp 1,5juta - Rp 2juta 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
Total 58 42 100 58 13 10 2 4 13 100
Tabel 4.22 Crosstab Kepemilikan Kendaraan, Kepastian Naik Bus Kota dan
Alasan Naik Bus Kota
Kepemilikan Kepastian Total Alasan Naik Bus Total
Kendaraan ya tidak Tdk ada Murah Cepat Aman Nyaman Lainnya
Tidak punya 21 5 26 21 0 1 1 2 1 26
Sepeda Motor 16 30 46 16 9 7 1 2 11 46
Sepeda 21 7 28 21 4 2 0 0 1 28
Total 58 42 100 58 13 10 2 4 13 100
Tabel 4.23 Crosstab Maksud Perjalanan, Kepastian Naik Bus Kota dan Alasan
Naik Bus Kota
Maksud Kepastian Total Alasan Naik Bus Total
Perjalanan ya tidak Tdk ada Murah Cepat Aman Nyaman Lainnya
Bekerja/Bisnis 21 11 32 21 4 1 0 1 5 32
Sekolah/kuliah 17 16 33 17 3 5 0 2 6 33
Kunjungan Keluarga 6 7 13 6 3 2 1 1 0 13
Rekreasi 3 2 5 3 0 1 0 0 2 5
Belanja/ke toko 9 4 13 9 1 1 1 0 0 13
Lainnya 2 2 4 2 2 0 0 0 0 4
Total 58 42 100 58 13 10 2 4 13 100
89
Dari Tabel 4.21, Tabel 4.22, Tabel 4.23 dapat dijelaskan bahwa :
Responden dengan tingkat pendapatan yang rendah (45%), tidak punya
kendaraan pribadi atau hanya mempunyai sepeda (37%), dan perjalanan
dilakukan secara rutin setiap hari menuju sekolah atau tempat kerja (38%),
sangat tergantung pada keberadaan bus kota. Jika bus kota tidak beroperasi
atau kedatangannya terlambat, penumpang yang captive ini tentu mengalami
hambatan untuk melakukan aktifitas, karena bus kota adalah satu-satunya
sarana transportasi bagi mereka.
Operasional bus kota perlu diatur dengan tepat agar dapat memenuhi
kebutuhan transportasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat yang
mempunyai pilihan moda (misalnya kendaraan pribadi) tidak beralih ke moda
lain, karena hal tersebut akan menimbulkan banyak permasalahan lalu lintas
seperti kemacetan, peningkatan polusi, peningkatan angka kecelakaan,
masalah perparkiran dan lain-lain.
Analisis korelasi. Karakteristik sosio ekonomi penumpang bus kota tidak
ada yang berpengaruh secara signifikan terhadap pilihan moda. Hal ini
dimungkinkan karena pada beberapa responden yang memiliki karakteristik
berbeda, cenderung tetap memilih bus kota walau berbagai situasi telah
ditawarkan. Responden-responden ini mempunyai pertimbangan tersendiri,
diantaranya : 1) Responden punya kendaraan pribadi tetapi tidak bisa naik atau
dipakai oleh anggota keluarga yang lain (sebesar 39%). 2) Responden lebih suka
naik bus karena alasan lain misalnya biaya lebih murah, cepat atau lainnya
90
(sebesar 35%). 3) Tidak ada pilihan lain, kemanapun mereka pergi selalu naik bus
kota karena tidak punya kendaraan pribadi (sebesar 26%).
Analisis regresi pemilihan moda. Pada analisis regresi pilihan moda
diperoleh persamaan sebagai berikut :
P = 0,375 + 0,0000687 TC 0,0021 TT + 0,157 S + 0,120 BO + 0,111 VC
Analisis statistik memberikan hasil sebagai berikut :
Konstanta 0,375 menyatakan bahwa ada pengaruh variabel tingkat pelayanan
lain seperti perilaku operator bus, resiko kecelakaan dan waktu berjalan kaki
yang tidak masuk dalam skenario yang ditawarkan kepada responden
meskipun dari hasil survai pendahuluan variabel tersebut mempunyai skor
yang cukup tinggi. Karena jumlah pilihan yang baik diberikan kepada
responden berkisar antara 9-16 pilihan, maka variabel tersebut tidak dipakai.
Dari persamaan tersebut jika dimasukkan nilai tarif yang semakin tinggi maka
probabilitas pemilihan bus kota juga semakin tinggi, hal ini dimungkinkan
bagi penumpang yang terpaksa naik bus kota karena tidak ada moda lain akan
tetap naik bus kota berapapun tarif yang diberlakukan.
Koefisien determinasi (r
2
) sebesar 0,966 yang menunjukkan bahwa 96,6%
variabel bebasnya dapat menerangkan variabel terikatnya.
Uji t terhadap masing-masing variabel bebas didapatkan hampir semua
variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan kecuali tarif.
Uji F menunjukkan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel terikat sehingga persamaan regresi dapat
dipakai.
91
Uji kolinearitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas tidak
mempunyai kolinearitas atau tidak saling mempengaruhi.
Dari persamaan pemilihan moda dapat dijelaskan bahwa variabel-variabel
yang mempengaruhi seseorang untuk naik bus adalah :1) kesempatan
mendapatkan tempat duduk, 2) okupansi bus (jumlah penumpang rata-rata), 3)
kenyamanan kendaraan, 4) tarif, dan 5) lama perjalanan.
Analisis elastisitas. Analisis elastisitas digunakan untuk mengetahui
perubahan permintaan terhadap suatu moda sebagai hasil dari perubahan pada
atribut pelayanan moda tersebut. Berbagai perubahan atribut yang ditawarkan
menyebabkan perubahan permintaan bus kota sebagai berikut :
Penumpang ingin mendapatkan tempat duduk selama perjalanannya, jika
kesempatan ini ada maka permintaan bus kota naik 0,462 %.
Jumlah penumpang bus yang tidak melebihi kapasitas ( berdesak-desakan)
sangat diharapkan oleh penumpang, jika hal tersebut terpenuhi maka
permintaan bus kota akan naik 0,359 %.
Penumpang menghendaki adanya peningkatan kenyamanan kendaraan seperti
kualitas tempat duduk yang baik, adanya pegangan untuk berdiri, terdapat tirai
jendela, kondisi mesin yang terawat, kebersihan bus terjamin dan lain-lain,
jika kondisi tersebut terpenuhi maka permintaan akan naik 0,383 %.
Penumpang bus kota mendukung untuk tidak menambah lama perjalanan dan
waktu tunggu, karena permintaan bus kota akan berkurang 0,425 % jika lama
perjalanan lebih lambat dan berkurang 0,089 % jika waktu tunggu lebih lama.
92
Tarif ternyata tidak mempengaruhi penumpang untuk naik bus kota.
Sebagian besar tujuan perjalanan penumpang adalah sekolah dan
bekerja/bisnis, perjalanan ini dilakukan secara rutin tiap hari sekolah/kerja,
sehingga berapapun tarif bus kota, penumpang akan tetap naik.
Kebanyakan penumpang bus kota mempunyai pendapatan yang rendah,
meskipun demikian tarif tetap tidak diperhitungkan karena untuk beralih
ke moda lain yang mempunyai tingkat layanan yang lebih baik misalnya
taksi, tentu akan memberatkan mereka karena tarifnya lebih mahal.
Banyak pengguna bus kota yang memiliki kendaraan pribadi, namun
mereka lebih suka naik bus kota karena beberapa alasan seperti murah,
cepat, aman, nyaman dan lainnya, mereka juga tidak begitu
memperhitungkan besarnya tarif yang harus dibayar.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan
metode analisis regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan survai dengan teknik stated preference dapat dijelaskan bahwa
variabel-variabel yang mempengaruhi seseorang untuk naik bus adalah :
1. Kesempatan mendapatkan tempat duduk.
2. Okupansi bus
3. Kenyamanan kendaraan
4. Lama perjalanan
5. Tarif
Besarnya nilai masing-masing variabel tingkat pelayanan tersebut dapat dilihat
dalam persamaan berikut :
P = 0,375 + 0,0000687 TC 0,0021 TT + 0,157 S + 0,120 BO + 0,111 VC
Dimana :
P = Probabilitas pilihan bus kota
TC = Tarif (travel cost)
TT = Lama perjalanan (travel time)
S = Kesempatan mendapatkan tempat duduk (possibility of travelling seated)
BO = Okupansi bus (bus occupancy)
VC = Kenyamanan kendaraan (vehicle comfort)
94
Berdasarkan analisis elastisitas dapat diketahui bahwa permintaan moda bus
kota lebih sensitif terhadap kesempatan mendapatkan tempat duduk,
okupansi bus dan kenyamanan kendaraan dibanding terhadap lama
perjalanan dan waktu tunggu serta tidak sensitif terhadap tarif.
B. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, responden sebaiknya digolongkan berdasarkan
tingkat pendapatan sehingga dapat diketahui variabel tingkat pelayanan yang
berpengaruh pada masing-masing golongan.
2. Untuk menarik minat masyarakat menggunakan angkutan umum bus kota,
hendaknya operasional bus kota lebih ditingkatkan, seperti :
Setiap kenaikan tarif hendaknya disertai dengan peningkatan layanan
sehingga penumpang merasa puas dan tertarik untuk naik bus kota.
Penambahan armada bus sehingga headway (berkaitan dengan waktu
tunggu) lebih pendek dan kesempatan mendapat tempat duduk bagi
penumpang juga bertambah dengan semakin banyaknya bus yang
beroperasi.
Perilaku operator bus hendaknya sopan, sehingga penumpang merasa
aman dan nyaman.
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan Kerja Praktek,
Surakarta : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret
Anonim, 1996, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum
di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur, Departemen
Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Anonim, 1995, Studi Penataan dan Pengembangan Sistem Lalu Lintas dan
Angkutan dalam Kota (Surakarta), Bandung : Lembaga Penelitian ITB.
Emi Mutiah, 2003, Pemodelan Pemilihan Moda Kereta Api Eksekutif dan
Pesawat Terbang Berdasarkan Persepsi Penumpang, Skripsi Jurusan
Teknik Sipil, Surakarta : Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.
Hobbs, FD, 1998, Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Yogyakarta : UGM
Press.
Mustaji, 2001, Pemodelan Pemilihan Moda Angkutan Bus dan Kereta Api Kelas
Eksekutif dengan Teknik Stated Preference (Studi Kasus Trayek Solo-
Jakarta), Skripsi Jurusan Teknik Sipil, Surakarta : Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret.
Ortuzar, J.D and Willumsen, 1994, Modelling Transport, England : John Wiley
and Sons, Ltd.
Richardson, A.J, Ampt, E.S & Meyburg, A.H., 1995, Survey Methods for
Transport Planning, Parkville : Eucalyptus Press.
Singgih Santoso, 2001, SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Jakarta : Gramedia.
Tamin, O.Z, 1994, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung : ITB.
Titi Kurniati, 2000, Analisis Tingkat Kebutuhan Taksi Kota Bandung dengan
Teknik Stated Preference, Tesis Magister Program Studi Teknik Sipil
Bidang Rekayasa Transportasi, Bandung : ITB.
Warpani, S, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung : ITB
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia
Telp. (0271) 634524, Fax. 662118, E-mail : civiluns@uns.ac.id
A-1
Kuisioner ini digunakan untuk menyelesaikan skripsi, dengan judul :
KAJIAN VARIABEL LAYANAN ANGKUTAN UMUM BUS KOTA MENURUT
PERSEPSI PENUMPANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE
(Studi Kasus Bus Kota di Surakarta)
Terima kasih atas kesediaan bapak/Ibu/Sdr mengisi kuisioner ini dengan sejujurnya.
Cara pengisian : Lingkarilah Pilihan Anda.
1. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
2. Usia : a. < 13 tahun c. 16-18 tahun e. 24-50 tahun
b. 13-15 tahun d. 19-23 tahun f. >50 tahun
3. Pendidikan : a. Tidak lulus SD/ tidak ada pend. Formal
b. SD d. SMU
c. SMP e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan anda : a. PNS/TNI/POLRI e. Pelajar/Mahasiswa
b. Karyawan f. Ibu Rumah Tangga
c. Wiraswasta g. Lainnya (sebutkan)
d. Pensiunan .
5. Pendapatan anda : a. Belum punya
b. < Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
d. Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000
e. Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000
f. > Rp. 2.000.000
6. Kepemilikan Kendaraan : a. Mobil jumlah
b. Sepeda Motor jumlah
c. Sepeda jumlah
7. Maksud Perjalanan : a. Bekerja / Bisnis
b. Sekolah / Kuliah
c. Kunjungan keluarga / teman
d. Rekreasi
e. Belanja / Ke toko
f. Lainnya (sebutkan) .
8. Apakah anda selalu menggunakan bus kota menuju tempat aktifitas anda :
a. Y a
b. Tidak
Jika jawaban anda YA maka pertanyaan no. 9 tidak perlu dijawab.
9. Alasan anda menggunakan angkutan umum bus kota :
a. Murah d. Nyaman
b. Cepat e. Lainnya (sebutkan)
c. Aman
10. Jam Perjalanan : a. 06.00 08.00 d. 14.00 15.00
b. 08.00 12.00 e. 16.00 18.00
c. 12.00 14.00
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia
Telp. (0271) 634524, Fax. 662118, E-mail : civiluns@uns.ac.id
A-2
KUESIONER
No Berilah tanda X pada
pernyataan yang anda pilih
Sangat
Setuju
Setuju Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
01 Jika anda naik bus, maka
kenyamanan bus menjadi alasan
yang utama.
02 Kemungkinan duduk selama dalam
perjalanan merupakan hal penting
ketika naik bus.
03 Lama perjalanan mempengaruhi
pertimbangan dalam memilih bus.
04 Penampilan dan perilaku
pengemudi bus harus baik.
05 Perlu memperhitungkan okupansi
bus (jumlah penumpang rata-rata
per bus)
06 Lebih baik memilih bus dengan
waktu tunggu yang singkat.
07 Biaya menjadi patokan dalam
menggunakan bus.
08 Waktu berjalan kaki menuju bus
juga diperhitungkan.
09 Resiko kecelakaan mempengaruhi
alasan untuk naik bus.
10 Penggunaan waktu alternatif
(membaca, makan, dll) selama
perjalanan menjadi pertimbangan.
11 Moda image (gengsi, malu)
menjadi salah satu alasan ketika
naik bus.
A-3
Analisis Data Survai Pendahuluan
A. Data Karakteristik Pengguna Bus
Hasil survai pendahuluan yang telah dilakukan dengan jumlah responden
sebanyak 20 responden, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel A.1. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jml Resp Prosentase
Pria 7 35%
Wanita 13 65%
Total 20 100%
Tabel A.2. Usia Responden
Usia Jml Resp Prosentase
<13 tahun 0 0%
13-15 tahun 2 10%
16-18 tahun 3 15%
19-23 tahun 7 35%
24-50 tahun 6 30%
>50 tahun 2 10%
Total 20 100%
Tabel A.3. Pendidikan Responden
Pendidikan Jml resp Prosentase
Tdk lulus SD/ Tdk ada pend formal 0 0%
SD 0 0%
SMP 2 10%
SMU 12 60%
Perguruan Tinggi 6 30%
Total 20 100%
A-4
Tabel A.4. Pekerjaan Responden
Pekerjaan Jml Resp. Prosentase
PNS/TNI/POLRI 2 10%
Karyawan 3 15%
Wiraswasta 2 10%
Pensiunan 0 0%
Pelajar/Mahasiswa 11 55%
Ibu Rumah Tangga 1 5%
Lainnya 1 5%
Total 20 100%
Tabel A.5. Pendapatan Responden
Pendapatan Jml Resp. Prosentase
Belum punya 12 60%
<Rp 500.000 3 15%
Rp 500.000-Rp 1.000.000 2 10%
Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 2 10%
Rp 1.500.000-Rp 2.000.000 1 5%
>Rp 2.000.000 0 0%
Total 20 100%
Tabel A.6. Kepemilikan Kendaraan
Kepemilikan Kendaraan Jml Resp Prosentase
Mobil 0 0%
Sepeda Motor 12 60%
Sepeda 3 15%
Tidak Punya 5 25%
Total 20 100%
Tabel A.7. Maksud Perjalanan
Maksud Perjalanan Jml Resp. Prosentase
Bekerja/Bisnis 4 20%
Sekolah/Kuliah 10 50%
Kunjungan Keluarga/Teman 1 5%
Rekreasi 1 5%
Belanja/Ke toko 3 15%
Lainnya 1 5%
Total 20 100%
A-5
Tabel A.8. Kepastian Menggunakan Bus Kota
Kepastian menggunakan bus kota Jml Resp. Prosentase
Ya 11 55%
Tidak 9 45%
Total 20 100%
Tabel A.9. Alasan Menggunakan Bus Kota Bagi Responden Yang Tidak Selalu
Naik Bus kota
Alasan menggunakan bus kota Jml Resp. Prosentase
Murah 6 67%
Cepat 1 11%
Aman 0 0%
Nyaman 0 0%
Lainnya 2 22%
Total 9 100%
Tabel A.10. Jam Perjalanan Responden
Jam Perjalanan Jml Resp. Prosentase
Jam sibuk 9 45%
Jam tidak sibuk 11 55%
Total 20 100%
A-6
B. Data Rating
Rekapitulasi Jawaban 20 Responden tentang Tingkat Pelayanan Bus Kota
Respon
den Jawaban responden untuk item nomor ke-.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 3 3 4 4 4 4 1 3 1 4
2 2 4 4 3 3 2 3 3 1 3 1
3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 1
4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2
5 3 2 3 3 1 3 3 1 3 2 3
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
7 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2 1
8 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2
9 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 4
10 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2
11 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2
12 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4
13 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2
14 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2
15 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2
16 4 4 4 3 4 3 4 2 3 2 2
17 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2
19 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2
20 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2
jumlah 66 65 64 59 59 58 65 52 57 48 45 638
Prosenta
s e 10,34% 10,19% 10,03% 9,25% 9,25% 9,09% 10,19% 8,15% 8,93% 7,52% 7,05% 100%
A-7
Dari hasil rekapitulasi data-data jawaban responden terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dapat diprosentasekan sebagai berikut :
Interval jawaban responden
Pertanyaan Skor (4) Skor (3) Skor (2) Skor (1)
Sangat Setuju Tidak Sangat Tidak
Setuju Setuju Setuju
X1 7 11 2 0
35% 55% 10% 0%
X2 6 13 1 0
30% 65% 5% 0%
X3 7 10 3 0
35% 50% 15% 0%
X4 2 10 6 2
10% 50% 30% 0%
X5 5 10 4 1
25% 50% 20% 5%
X6 3 12 5 0
15% 60% 25% 0%
X7 8 10 2 0
40% 50% 10% 0%
X8 3 13 4 0
15% 65% 20% 0%
X9 2 14 3 1
10% 70% 15% 5%
X10 0 9 10 1
0% 45% 50% 5%
X11 3 2 12 3
15% 10% 60% 15%
A-8
Dari perhitungan hasil rekapitulasi data, dapat dibuat urutan variabel
layanan angkutan umum bus kota di Surakarta menurut persepsi penumpang
sebagai berikut :
1. Biaya : Jumlah skor = 66
2. Kenyamanan : Jumlah skor = 65
3. Okupansi bus : Jumlah skor = 65
4. Lama perjalanan : Jumlah skor = 64
5. Waktu tunggu bus : Jumlah skor = 59
6. Mendapat tempat duduk : Jumlah skor = 59
7. Perilaku operator bus : Jumlah skor = 58
8. Resiko kecelakaan : Jumlah skor = 57
9. Waktu berjalan kaki : Jumlah skor = 52
10. Penggunaan waktu alternatif : Jumlah skor = 48
11. Moda image : Jumlah skor = 45
Lampiran A digunakan untuk mendukung Tabel 3.1 dan Tabel 3.2
B-1
Kuisioner ini digunakan untuk menyelesaikan skripsi, dengan judul :
KAJIAN VARIABEL LAYANAN ANGKUTAN UMUM BUS KOTA MENURUT PERSEPSI
PENUMPANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE
(Studi Kasus Bus Kota di Surakarta)
Terima kasih atas kesediaan bapak/Ibu/Sdr mengisi kuisioner ini dengan sejujurnya.
Cara pengisian : Lingkarilah Pilihan Anda.
1. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita
2. Usia : a. < 13 tahun c. 16-18 tahun e. 24-50 tahun
b. 13-15 tahun d. 19-23 tahun f. >50 tahun
3. Pendidikan : a. Tidak lulus SD/ tidak ada pend. Formal
b. SD d. SMU
c. SMP e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan anda : a. PNS/TNI/POLRI e. Pelajar/Mahasiswa
b. Karyawan f. Ibu Rumah Tangga
c. Wiraswasta g. Lainnya (sebutkan)
d. Pensiunan .
5. Pendapatan anda : a. Belum punya
b. < Rp. 500.000
c. Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
d. Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000
e. Rp. 1.500.000 Rp. 2.000.000
f. > Rp. 2.000.000
6. Kepemilikan Kendaraan : a. Mobil jumlah
b. Sepeda Motor jumlah
c. Sepeda jumlah
7. Maksud Perjalanan : a. Bekerja / Bisnis
b. Sekolah / Kuliah
c. Kunjungan keluarga / teman
d. Rekreasi
e. Belanja / Ke toko
f. Lainnya (sebutkan) .
8. Apakah anda selalu menggunakan bus kota menuju tempat aktifitas anda :
a. Y a
b. Tidak
Jika jawaban anda YA maka pertanyaan no. 9 tidak perlu dijawab.
9. Alasan anda menggunakan angkutan umum bus kota :
a. Murah d. Nyaman
b. Cepat e. Lainnya (sebutkan)
c. Aman
10. Jam Perjalanan : a. 06.00 08.00 d. 14.00 15.00
b. 08.00 12.00 e. 16.00 18.00
c. 12.00 14.00
B-2
KEMUNGKINAN KONDISI PERJALANAN
Jawablah SEMUA PERTANYAAN BERIKUT dengan melingkari pada pilihan yang dianggap sesuai.
Satu pilihan untuk satu nomor pertanyaan.
Jika kondisi pelayanan bus kota seperti dalam tabel di bawah, bagaimana pendapat anda ?
: kondisi pelayanan yang tidak diperhitungkan
SKENARIO 1
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 2
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 3
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 4
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
B-3
SKENARIO 5
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 6
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 7
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 8
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
B-4
SKENARIO 9
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 10
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 11
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 12
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
B-5
SKENARIO 13
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 14
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 15
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 16
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
B-6
SKENARIO 17
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 18
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 19
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
SKENARIO 20
Jawaban Anda
a. Pasti naik
b. Mungkin naik
c. Ragu-ragu
d. Mungkin tidak naik
e. Pasti tidak naik
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45
60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5 10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
Atribut Kondisi Pelayanan Bus Kota
1. Tarif (Rp) 1.000 1.200
2. Lama Perjalanan Kartasura-Palur (menit) 45 60
3. Waktu Tunggu Bus (menit) 5
10
4. Mendapatkan tempat Duduk dapat tidak dapat
5. Penumpang tidak berdesakan berdesakan
6. Kenyamanan Bus nyaman tidak nyaman
B-7
TABULASI HASIL PENGISIAN KUESIONER (INPUT DATA)
RESPONDEN PENUMPANG BUS KOTA
KARAKTERISTIK RESPONDEN
RESPONDEN GENDER USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN GAJI KENDARAAN MAKSUD KEPASTIAN ALASAN JAM
1
Wanita
2
19-23th
4
SMU
4
Guru TK
7
<500rb
2
Sepeda motor
2
Belanja
5
Tidak selalu
2
Murah
1
Sibuk
1
2 2 3 4 5 1 2 2 2 2 2
3 1 5 4 1 4 2 1 2 5 2
4 1 3 4 5 1 2 2 2 5 1
5 2 3 4 5 1 3 1 1 0 1
6 2 4 5 5 1 3 2 2 5 1
7 1 3 4 5 1 3 2 1 0 1
8 1 3 4 5 1 2 2 1 0 1
9 1 5 5 2 3 2 1 1 0 1
10 1 5 5 2 4 2 1 2 5 1
11 2 2 4 5 1 2 2 2 2 1
12 2 2 3 5 1 2 2 2 5 2
13 2 5 4 6 2 3 3 2 1 1
14 1 5 4 2 4 0 1 1 0 1
15 2 6 3 7 3 0 5 1 0 1
16 1 6 4 4 3 0 3 1 0 2
17 1 5 4 2 3 3 1 1 0 1
18 1 5 5 1 4 2 1 2 5 1
19 2 5 4 6 2 0 5 1 0 2
20 1 5 4 2 4 3 4 1 0 2
21 2 4 5 5 1 3 5 1 0 2
22 2 6 2 6 2 0 5 1 0 2
23 1 5 5 3 2 0 1 1 0 2
24 2 5 5 3 2 2 1 1 0 2
25 1 3 4 5 1 0 2 2 4 1
Berlanjut
Kuantifikasi :
a. Jenis Kelamin
Pria = 1
Wanita = 2
b. Usia
< 13 th = 1
13 - 15 th = 2
16 18 th = 3
19 23 th = 4
24 50 th = 5
> 50 th = 6
c. Pendidikan
Tdk ada pend. formal = 1
SD = 2
SMP = 3
SMU = 4
Perguruan Tinggi = 5
d. Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI = 1
Karyawan = 2
Wiraswasta = 3
Pensiunan = 4
Pelajar/Mahasiswa = 5
Ibu Rumah Tangga = 6
Lainnya = 7
B-8
Lanjutan tabulasi hasil pengisian kuesioner karakteristik responden
SPONDEN GENDER USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN GAJI KENDARAAN MAKSUD KEPASTIAN ALASAN JAM
26 1 5 4 2 2 2 1 2 1 1
27 2 4 5 5 2 0 1 1 0 2
28 1 5 2 3 2 3 1 1 0 1
29 1 6 3 3 2 0 1 2 4 2
30 2 5 5 3 3 2 1 2 2 1
31 2 4 5 2 2 0 1 1 0 1
32 2 5 5 2 2 0 1 1 0 1
33 2 5 5 2 2 0 1 1 0 1
34 1 5 5 3 3 2 3 2 4 1
35 2 4 5 6 1 0 3 2 3 1
36 2 4 5 5 1 0 2 1 0 1
37 2 4 4 3 3 3 6 1 0 1
38 2 5 5 1 3 0 1 1 0 1
39 2 4 5 5 1 2 2 1 0 2
40 2 4 4 5 1 3 2 1 0 1
41 2 4 2 2 2 3 3 1 0 1
42 2 4 5 5 1 2 2 1 0 1
43 2 5 5 3 2 3 1 1 0 2
44 2 4 5 5 1 2 5 2 3 2
45 2 5 4 7 2 3 3 2 1 1
46 2 4 4 3 2 3 1 2 1 1
47 2 4 4 2 2 3 3 2 2 1
48 2 4 3 2 2 3 5 2 2 2
49 2 4 4 2 2 3 1 1 0 1
50 2 5 4 2 2 2 3 2 2 2
Berlanjut
e. Pendapatan
Belum Punya = 1
< Rp 500rb = 2
Rp 500rb Rp 1 jt = 3
Rp 1 jt Rp 1.5 jt = 4
Rp 1.5 jt Rp 2 jt = 5
> Rp 2 jt = 6
f. Kepemilikan Kendaraan
Tidak punya = 0
Mobil = 1
Sepeda Motor = 2
Sepeda = 3
g. Maksud Perjalanan
Bekerja/Bisnis = 1
Sekolah/Kuliah = 2
Kunjungan Keluarga = 3
Rekreasi = 4
Belanja/ ke toko = 5
Lainnya = 6
h. Kepastian Naik Bus Kota
Ya = 1
Tidak = 2
i. Alasan Naik Bus Kota
Tdk ada alasan = 0
Murah = 1
Cepat = 2
Aman = 3
Nyaman = 4
Lainnya = 5
j. Jam Perjalanan
Jam sibuk = 1
Jam tdk sibuk = 2
B-9
Lanjutan tabulasi hasil pengisian kuesioner karakteristik responden
SPONDEN GENDER USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN GAJI KENDARAAN MAKSUD KEPASTIAN ALASAN JAM
51 1 4 5 2 3 0 1 1 0 1
52 1 4 5 5 1 2 2 2 5 1
53 1 6 5 1 5 2 6 2 1 2
54 1 5 5 1 4 2 1 1 0 1
55 1 6 4 4 3 2 3 1 0 1
56 1 5 4 2 3 0 1 1 0 1
57 2 4 4 6 2 2 4 2 2 2
58 1 5 4 7 1 0 3 1 0 2
59 1 5 5 7 2 2 6 2 1 2
60 1 5 5 7 2 2 5 2 0 2
61 1 4 5 5 2 2 4 1 5 2
62 1 4 5 5 1 0 3 1 0 1
63 2 4 3 2 2 3 1 1 0 1
64 2 5 4 2 2 2 3 1 0 1
65 2 6 2 6 2 3 5 1 0 2
66 2 5 5 7 2 2 5 1 0 1
67 2 4 5 7 2 0 2 2 2 1
68 2 4 5 5 1 0 2 1 0 1
69 2 5 5 2 3 2 5 1 0 2
70 2 6 4 1 4 2 3 2 1 2
71 2 2 4 5 1 3 2 1 0 2
72 2 3 4 5 1 2 2 1 0 1
73 2 3 4 5 1 2 2 2 5 2
74 2 3 4 5 1 3 2 1 0 1
75 2 3 4 5 1 3 2 1 0 1
Berlanjut
B-10
Lanjutan tabulasi hasil pengisian kuesioner karakteristik responden
SPONDEN GENDER USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN GAJI KENDARAAN MAKSUD KEPASTIAN ALASAN JAM
76 2 3 4 5 1 2 2 1 0 1
77 1 5 4 7 2 3 6 1 0 1
78 1 6 2 3 2 0 1 1 0 2
79 2 3 3 2 2 0 1 1 0 1
80 2 4 4 6 1 2 5 1 0 2
81 1 3 4 5 1 2 2 2 1 2
82 1 2 3 5 1 2 2 2 2 2
83 1 2 3 5 1 2 2 1 0 1
84 1 2 3 5 1 2 2 2 4 2
85 1 2 3 5 1 3 2 1 0 2
86 2 2 3 5 1 3 2 2 1 2
87 2 2 3 5 1 3 2 1 0 2
88 2 2 3 5 1 2 2 1 0 2
89 2 2 3 5 1 2 2 2 2 1
90 2 2 3 5 1 3 2 1 0 1
91 1 4 5 5 1 2 2 2 5 1
92 1 5 5 1 4 2 1 2 1 1
93 1 4 5 5 1 0 5 1 0 1
94 1 4 4 2 3 2 1 2 5 1
95 1 4 4 2 2 0 1 1 0 1
96 1 5 5 7 3 0 1 2 5 2
97 1 5 5 1 4 2 1 2 1 2
98 1 5 5 3 3 2 4 2 5 2
99 1 4 5 5 1 2 2 2 1 2
100 1 4 5 2 2 3 4 1 0 1
B-11
TABULASI HASIL PENGISIAN KUESIONER (INPUT DATA)
RESPONDEN PENUMPANG BUS KOTA
PREFERENSI RESPONDEN TERHADAP SKENARIO YANG DITAWARKAN
Kuantifikasi :
Pasti naik bus kota : 1
Mungkin naik bus kota : 0,75
Ragu ragu : 0,50
Mungkin tidak naik bus kota : 0,25
Pasti tidak naik bus kota : 0
JAWABAN RESPONDEN
RESPONDEN SKE1 SKE2 SKE3 SKE4 SKE5 SKE6 SKE7 SKE8 SKE9 SKE10 SKE11 SKE12 SKE13 SKE14 SKE15 SKE16 SKE17 SKE18 SKE19 SKE20 RATA2
1 0,50 0,00 0,50 0,50 0,50 0,00 0,75 0,50 0,50 0,75 0,00 0,00 0,25 0,25 0,00 0,50 0,25 0,50 0,00 0,25 0,3250
2 0,00 0,25 0,25 0,50 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,75 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,00 0,50 0,2250
3 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,25 0,50 0,50 0,5375
4 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,75 0,25 0,50 0,25 0,75 0,75 0,75 0,6250
5 1,00 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,25 1,00 0,75 0,25 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,50 0,6375
6 0,75 0,50 0,25 0,50 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,50 0,25 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,5375
7 1,00 1,00 0,25 1,00 1,00 0,50 0,00 0,50 0,25 0,75 0,00 0,25 0,25 0,00 0,50 0,25 0,00 0,25 0,75 0,25 0,4375
8 0,75 0,75 1,00 0,75 1,00 1,00 0,50 0,75 0,25 0,25 1,00 1,00 0,75 0,75 0,50 0,50 0,50 0,25 0,50 0,25 0,6500
9 0,75 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 1,00 0,75 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,75 0,75 0,5500
10 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,75 0,5000
11 0,25 0,50 0,25 0,75 0,50 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,25 0,25 0,50 0,25 0,25 0,25 0,75 0,5250
12 0,00 0,00 0,25 0,25 0,75 0,25 0,50 0,75 0,50 1,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,75 0,50 0,3875
13 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,9250
14 1,00 1,00 0,25 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,00 0,50 0,75 0,25 0,5000
15 0,75 0,75 0,25 1,00 0,75 0,25 0,75 1,00 0,50 1,00 0,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 0,75 0,50 0,5250
16 1,00 1,00 0,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 1,00 0,00 0,00 0,25 0,50 0,25 0,25 0,25 0,75 0,50 0,75 0,4875
17 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,25 1,00 0,75 0,50 0,25 0,25 0,00 0,25 0,50 0,75 0,75 0,5750
18 1,00 1,00 0,75 0,75 1,00 0,75 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 0,00 0,5375
19 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,50 1,00 0,75 0,25 1,00 0,00 0,25 0,50 0,25 0,25 0,25 0,50 0,75 0,75 0,75 0,5000
20 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,25 0,50 0,75 0,75 0,50 0,5875
B-12
RESPONDEN SKE1 SKE2 SKE3 SKE4 SKE5 SKE6 SKE7 SKE8 SKE9 SKE10 SKE11 SKE12 SKE13 SKE14 SKE15 SKE16 SKE17 SKE18 SKE19 SKE20 RATA2
22 0,00 0,00 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,50 0,4375
23 0,00 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,00 0,50 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,5375
24 0,25 0,25 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 0,00 0,75 0,25 0,75 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 1,00 0,5875
25 0,00 0,00 0,00 0,75 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,5375
26 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,50 0,50 0,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,25 0,75 0,00 0,75 0,75 0,6750
27 0,25 0,75 0,00 1,00 0,25 0,75 1,00 0,25 0,50 0,75 0,00 0,25 0,75 0,25 0,25 0,25 0,25 0,75 0,50 0,75 0,4750
28 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,25 0,75 0,75 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,7000
29 0,25 0,25 0,00 0,50 0,00 0,50 0,75 0,25 0,75 0,50 0,00 0,00 0,50 0,00 0,25 0,50 0,25 0,50 0,25 0,50 0,3250
30 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,75 0,00 0,75 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,0875
31 0,50 0,50 0,50 1,00 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 1,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,75 0,25 0,50 0,5125
32 0,75 0,25 0,25 0,75 0,50 0,75 0,25 0,00 0,25 0,00 0,75 0,25 0,75 0,50 0,50 0,75 0,25 0,75 0,25 0,75 0,4625
33 0,50 0,00 0,75 1,00 1,00 0,75 0,75 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 0,25 0,00 1,00 1,00 1,00 0,6375
34 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,75 0,25 0,75 1,00 0,00 0,00 0,25 0,25 0,00 0,25 0,00 0,75 0,50 0,75 0,4875
35 0,50 0,25 0,00 0,75 0,50 0,50 0,75 0,50 0,50 1,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 0,4250
36 0,75 0,25 0,25 0,25 0,00 0,50 0,75 0,25 0,00 0,00 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,25 0,25 0,25 0,50 0,4125
37 1,00 0,00 0,50 0,25 1,00 0,50 0,75 0,75 0,50 1,00 0,00 0,75 0,25 0,00 0,75 0,25 0,50 0,75 0,75 0,50 0,5250
38 1,00 0,25 1,00 0,00 0,50 0,00 0,50 0,75 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,75 1,00 0,00 0,75 0,00 1,00 0,00 0,4750
39 0,25 0,25 0,75 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 0,50 1,00 0,50 0,25 0,50 0,25 0,50 0,50 0,25 0,50 0,75 0,50 0,5500
40 0,25 0,75 0,50 0,50 0,25 0,25 0,00 0,00 0,25 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 0,75 0,5750
41 0,75 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,50 0,00 0,25 0,75 0,00 0,50 0,75 0,25 0,25 0,50 0,25 0,75 0,75 0,75 0,4625
42 0,25 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,25 0,75 0,25 0,25 0,25 0,50 0,75 0,25 0,75 0,75 0,5750
43 0,75 0,25 0,50 0,75 0,25 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,25 0,25 0,50 0,50 0,25 0,50 0,25 0,75 0,25 0,75 0,5125
44 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,25 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,25 0,50 0,00 0,5125
45 0,50 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,25 1,00 0,00 0,25 0,25 0,75 0,00 0,00 0,25 0,75 0,75 0,25 0,4375
46 0,75 0,50 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 0,00 0,25 0,25 0,50 0,25 0,50 0,50 1,00 0,75 0,75 0,6250
47 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 0,00 1,00 0,25 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,25 0,75 0,75 0,4125
48 0,25 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 1,00 0,75 1,00 1,00 0,00 0,50 0,25 0,50 0,75 0,50 0,00 0,75 0,50 1,00 0,5500
49 1,00 0,25 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 1,00 0,00 1,00 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 1,00 1,00 0,75 0,7375
50 0,25 0,25 0,25 0,75 0,25 0,75 0,25 0,50 0,50 0,75 0,50 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,5625
51 0,25 0,25 0,25 0,75 0,50 0,25 0,50 0,50 0,25 0,75 0,75 1,00 0,50 0,50 1,00 0,25 0,50 0,50 0,75 0,50 0,5250
52 0,75 0,75 0,25 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 0,25 0,50 0,50 0,75 0,75 0,25 0,50 0,75 1,00 0,75 0,6875
53 0,75 0,50 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,75 1,00 0,00 0,75 0,25 0,25 0,75 0,25 0,25 0,75 0,75 0,50 0,5750
B-13
RESPONDEN SKE1 SKE2 SKE3 SKE4 SKE5 SKE6 SKE7 SKE8 SKE9 SKE10 SKE11 SKE12 SKE13 SKE14 SKE15 SKE16 SKE17 SKE18 SKE19 SKE20 RATA2
55 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,50 0,25 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,50 0,00 0,00 0,00 0,5875
56 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 0,50 0,50 0,50 0,25 0,25 0,00 0,6125
57 0,75 0,50 0,50 1,00 1,00 0,50 0,75 1,00 0,50 1,00 0,00 0,75 0,25 0,50 0,50 0,50 0,50 1,00 1,00 0,50 0,6500
58 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 0,75 1,00 0,50 1,00 0,50 0,50 0,75 0,50 0,50 1,00 1,00 0,75 0,7875
59 0,75 0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,75 0,75 0,00 0,75 0,00 0,75 0,00 0,00 0,75 0,25 0,25 0,25 0,75 0,25 0,3625
60 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,50 0,75 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 0,50 0,25 0,4750
61 0,50 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 0,25 0,75 0,75 0,75 1,00 0,50 0,75 0,50 0,75 0,6625
62 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 1,00 1,00 0,75 1,00 0,25 0,25 0,75 1,00 1,00 0,25 0,50 0,75 0,50 0,00 0,00 0,6250
63 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,8750
64 0,75 0,50 0,25 0,75 0,75 0,25 0,75 0,75 0,25 0,75 0,75 0,75 0,25 0,25 0,75 0,25 0,00 0,75 0,25 0,25 0,5000
65 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 0,50 0,75 0,75 0,75 0,75 0,7125
66 0,75 0,50 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,25 1,00 1,00 0,50 0,25 0,25 0,75 0,50 0,50 0,75 0,75 0,50 0,5625
67 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,4875
68 0,25 0,25 0,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 0,75 0,00 0,00 0,75 0,00 0,75 0,75 0,75 0,00 0,4875
69 0,25 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,25 0,25 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,6625
70 0,50 0,25 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 1,00 0,50 0,25 0,75 0,25 0,50 0,50 0,75 0,25 0,5250
71 0,50 0,25 0,25 0,50 0,50 0,25 0,25 0,75 0,25 0,00 0,75 0,25 0,00 0,00 0,75 0,00 0,75 0,00 0,25 0,00 0,3125
72 0,50 0,50 0,25 0,50 0,50 0,75 0,50 0,50 0,75 1,00 0,00 0,25 0,50 0,25 0,50 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 0,4750
73 0,25 0,50 0,25 0,50 0,25 0,75 0,50 0,25 0,75 1,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,25 0,75 0,4000
74 0,25 0,75 0,50 0,50 0,25 0,75 0,50 0,50 0,75 1,00 0,75 0,25 0,50 0,50 0,75 0,50 0,75 0,00 0,50 0,00 0,5125
75 0,25 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,25 1,00 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,6625
76 0,50 0,75 0,75 0,25 0,25 0,75 0,25 0,50 0,75 0,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,00 0,00 0,50 0,5375
77 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 1,00 1,00 0,75 1,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,00 0,25 0,50 0,75 0,50 0,00 0,00 0,6250
78 0,25 0,25 0,75 0,00 0,75 1,00 0,25 1,00 1,00 1,00 0,00 0,25 0,25 0,50 0,00 0,25 0,75 0,25 0,75 1,00 0,5125
79 0,75 0,50 0,25 0,25 0,00 0,50 0,75 0,25 0,00 0,00 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,25 0,25 0,25 0,50 0,4250
80 0,50 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,25 0,75 0,25 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,75 0,50 0,5875
81 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,25 0,25 0,50 0,75 0,75 0,3125
82 0,25 0,00 0,25 0,50 0,50 0,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,00 0,25 0,00 0,25 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,50 0,3125
83 0,25 0,00 0,00 0,25 0,50 0,25 0,50 0,50 0,75 1,00 0,00 0,25 0,50 0,25 0,25 0,00 0,25 0,50 0,50 0,50 0,3500
84 0,50 0,25 0,75 0,75 1,00 0,75 0,25 0,75 1,00 1,00 0,00 0,25 0,25 0,75 0,50 0,25 0,75 0,75 1,00 0,75 0,6125
85 0,25 0,25 0,00 0,50 0,75 0,75 0,00 0,75 0,75 0,75 0,25 0,50 0,75 0,25 0,25 0,75 0,00 0,75 0,75 0,75 0,4875
86 0,00 0,00 0,25 0,25 0,25 0,50 0,50 0,25 0,25 0,75 0,00 0,25 0,50 0,75 0,50 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 0,4750
B-14
RESPONDEN SKE1 SKE2 SKE3 SKE4 SKE5 SKE6 SKE7 SKE8 SKE9 SKE10 SKE11 SKE12 SKE13 SKE14 SKE15 SKE16 SKE17 SKE18 SKE19 SKE20 RATA2
88 0,50 0,75 0,25 0,75 0,50 0,75 0,50 0,75 0,25 1,00 0,00 0,50 0,50 0,50 0,25 0,25 0,25 0,75 0,75 0,25 0,5000
89 0,50 0,00 0,00 0,50 0,50 0,25 0,75 0,75 0,25 0,75 0,00 0,50 0,25 0,25 0,50 0,25 0,25 0,75 0,50 0,50 0,4000
90 0,50 0,25 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,6625
91 0,75 0,50 0,50 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 0,25 0,50 0,50 0,25 0,25 0,50 0,50 0,75 0,75 0,75 0,6000
92 0,75 0,75 0,75 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 1,00 0,75 0,50 0,75 0,25 0,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,25 0,75 0,7375
93 0,25 0,25 0,75 0,00 0,75 1,00 0,25 1,00 1,00 1,00 0,00 0,25 0,25 0,50 0,00 0,25 0,75 0,25 0,75 1,00 0,5125
94 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 0,75 0,50 1,00 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 1,00 0,75 0,8125
95 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,0000
96 0,25 0,00 0,00 0,25 0,00 0,00 0,25 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,25 0,00 0,00 0,1000
97 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,25 0,50 0,75 0,50 0,50 0,50 0,50 0,75 0,25 0,50 0,75 0,25 0,75 0,50 0,75 0,5875
98 0,50 0,25 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75 0,50 0,75 0,75 0,50 0,6625
99 0,50 0,25 0,25 0,75 1,00 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 0,00 0,50 0,00 0,50 0,50 0,00 0,25 1,00 1,00 0,75 0,6375
100 0,75 0,25 0,75 0,75 0,75 0,75 1,00 0,75 0,75 1,00 0,00 0,25 0,75 0,75 0,75 1,00 0,50 0,75 0,50 0,75 0,6875
SKEN PL TC TT WT SEAT BO VC dtc dtt dwt ds dbo dvc
1 0,5500 1200 45 5 2 1 1 0 0 0 1 0 0
2 0,4500 1200 45 5 1 1 2 0 0 0 0 0 1
3 0,4825 1200 45 5 1 2 1 0 0 0 0 1 0
4 0,6450 1200 45 10 2 1 2 0 0 5 1 0 1
5 0,6375 1200 45 10 2 2 1 0 0 5 1 1 0
6 0,6325 1200 45 10 1 2 2 0 0 5 0 1 1
7 0,6250 1200 60 5 2 1 2 0 15 0 1 0 1
8 0,6000 1200 60 5 2 2 1 0 15 0 1 1 0
9 0,5975 1200 60 5 1 2 2 0 15 0 0 1 1
10 0,7250 1200 60 10 2 2 2 0 15 5 1 1 1
11 0,3850 1000 45 5 1 1 1 -200 0 0 0 0 0
12 0,5250 1000 45 10 2 1 1 -200 0 5 1 0 0
13 0,4575 1000 45 10 1 1 2 -200 0 5 0 0 1
14 0,4775 1000 45 10 1 2 1 -200 0 5 0 1 0
15 0,4925 1000 60 5 2 1 1 -200 15 0 1 0 0
16 0,4250 1000 60 5 1 1 2 -200 15 0 0 0 1
17 0,4425 1000 60 5 1 2 1 -200 15 0 0 1 0
18 0,5875 1000 60 10 2 1 2 -200 15 5 1 0 1
19 0,6050 1000 60 10 2 2 1 -200 15 5 1 1 0
20 0,5700 1000 60 10 1 2 2 -200 15 5 0 1 1
INPUT DATA ANALISIS REGRESI PILIHAN MODA
SKEN PL TC TT WT S BO VC LogPL LogTC LogTT LogWT LogS LogBO LogVC
1 0,5500 1200 45 5 2 1 1 -0,2596 3,0792 1,6532 0,6990 0,3010 0,0000 0,0000
2 0,4500 1200 45 5 1 1 2 -0,2468 3,0792 1,6532 0,6990 0,0000 0,0000 0,3010
3 0,4825 1200 45 5 1 2 1 -0,3165 3,0792 1,6532 0,6990 0,0000 0,3010 0,0000
4 0,6450 1200 45 10 2 1 2 -0,1904 3,0792 1,6532 1,0000 0,3010 0,0000 0,3010
5 0,6375 1200 45 10 2 2 1 -0,1955 3,0792 1,6532 1,0000 0,3010 0,3010 0,0000
6 0,6325 1200 45 10 1 2 2 -0,1989 3,0792 1,6532 1,0000 0,0000 0,3010 0,3010
7 0,6250 1200 60 5 2 1 2 -0,2041 3,0792 1,7782 0,6990 0,3010 0,0000 0,3010
8 0,6000 1200 60 5 2 2 1 -0,2218 3,0792 1,7782 0,6990 0,3010 0,3010 0,0000
9 0,5975 1200 60 5 1 2 2 -0,2237 3,0792 1,7782 0,6990 0,0000 0,3010 0,3010
10 0,7250 1200 60 10 2 2 2 -0,1397 3,0792 1,7782 1,0000 0,3010 0,3010 0,3010
11 0,3850 1000 45 5 1 1 1 -0,4145 3,0000 1,6532 0,6990 0,0000 0,0000 0,0000
12 0,5250 1000 45 10 2 1 1 -0,2798 3,0000 1,6532 1,0000 0,3010 0,0000 0,0000
13 0,4575 1000 45 10 1 1 2 -0,3396 3,0000 1,6532 1,0000 0,0000 0,0000 0,3010
14 0,4775 1000 45 10 1 2 1 -0,321 3,0000 1,6532 1,0000 0,0000 0,3010 0,0000
15 0,4925 1000 60 5 2 1 1 -0,3076 3,0000 1,7782 0,6990 0,3010 0,0000 0,0000
16 0,4250 1000 60 5 1 1 2 -0,3716 3,0000 1,7782 0,6990 0,0000 0,0000 0,3010
17 0,4425 1000 60 5 1 2 1 -0,3541 3,0000 1,7782 0,6990 0,0000 0,3010 0,0000
18 0,5875 1000 60 10 2 1 2 -0,231 3,0000 1,7782 1,0000 0,3010 0,0000 0,3010
19 0,6050 1000 60 10 2 2 1 -0,2182 3,0000 1,7782 1,0000 0,3010 0,3010 0,0000
20 0,5700 1000 60 10 1 2 2 -0,2441 3,0000 1,7782 1,0000 0,0000 0,3010 0,3010
INPUT DATA ELASTISITAS TERHADAP MODA BUS KOTA
F-2
Tabel Distribusi Nilai t
df 0,100 0,050 0,025 0,010 0,005
1 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
2 1,886 2,920 4,303 6,965 9,925
3 1,638 2,353 4,303 4,541 5,841
4 1,533 2,132 2,776 3,747 4,604
5 1,476 2,015 2,571 3,365 4,032
6 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
7 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
8 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
9 1,383 1,833 2,262 2,821 3,250
10 1,972 1,812 2,228 2,764 3,169
11 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
12 1,356 1,782 2,179 2,681 3,055
13 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
14 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
15 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
16 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
17 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
18 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
19 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
20 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
21 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
22 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
23 1,319 1,714 2,069 2,500 2,807
24 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
25 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
26 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
27 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
28 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
29 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
inf 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576
F-2
Tabel Distribusi Nilai F
f 0,05 (
1
,
2
)
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 161,40 199,50 215,70 224,60 230,20 234,00 236,80 238,90 240,50
2 18,51 19,00 19,16 19,25 19,30 19,33 19,35 19,37 19,38
3 10,13 9,55 9,28 9,12 9,01 8,94 8,89 8,85 8,81
4 7,71 6,94 6,59 6,39 6,26 6,16 6,09 6,04 6,00
5 6,61 5,79 5,41 5,19 5,05 4,95 4,88 4,82 4,77
6 5,99 5,14 4,76 4,53 4,39 4,28 4,21 4,15 4,10
7 5,59 4,74 4,35 4,12 3,97 3,87 3,79 3,73 3,68
8 5,32 4,46 4,07 3,84 3,69 3,58 3,50 3,44 3,39
9 5,12 4,26 3,86 3,63 3,48 3,37 3,29 3,23 3,18
10 4,96 4,10 3,71 3,48 3,33 3,22 3,14 3,07 3.02
11 4,84 3,98 3,59 3,36 3,20 3,09 3,01 2,95 2.90
12 4,75 3,89 3,49 3,26 3,11 3,00 2,91 2,85 2.80
13 4,67 3,81 3,41 3,18 3,03 2,92 2,83 2,77 2.71
14 4,60 3,74 3,34 3,11 2,96 2,85 2,76 2,70 2.65
15 4,54 3,68 3,29 3,06 2,90 2,79 2,71 2,64 2,59
16 4,49 3,63 3,24 3,01 2,85 2,74 2,66 2,59 2,54
17 4,45 3,59 3,20 2,96 2,81 2,70 2,61 2,55 2,49
18 4,41 3,55 3,16 2,93 2,77 2,66 2,58 2,51 2,46
19 4,38 3,52 3,13 2,90 2,74 2,63 2,54 2,48 2,42
20 4,35 3,49 3,10 2,87 2,71 2,60 2,51 2,45 2,39
21 4,32 3,47 3,07 2,84 2,68 2,57 2,49 2,42 2,37
22 4,30 3,44 3,05 2,82 2,66 2,55 2,46 2,40 2,34
23 4,28 3,42 3,03 2,80 2,64 2,53 2,44 2,37 2,32
24 4,26 3,40 3,01 2,78 2,62 2,51 2,42 2,36 2,30
25 4,24 3,39 2,99 2,76 2,60 2,49 2,40 2,34 2,29
26 4,23 3,37 2,98 2,74 2,59 2,47 2,39 2,32 2,27
27 4,21 3,35 2,96 2,73 2,57 2,46 2,37 2,31 2,25
28 4,20 3,34 2,95 2,71 2,56 2,45 2,36 2,29 2,24
29 4,18 3,33 2,93 2,70 2,55 2,43 2,53 2,28 2,22
30 4,17 3,32 2,92 2,69 2,53 2,42 3,33 2,27 2,21
40 4,08 3,23 2,84 2,61 2,45 2,34 3,25 2,18 2,12
60 4,00 3,15 2,76 2,53 2,37 2,25 3,17 2,10 2,04
120 3,92 3,07 2,68 2,45 2,29 2,17 3,09 2,02 1,96
3,84 3,00 2,60 2,37 2,21 2,10 2,01 1,94 1,88
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 Indonesia
Telp. (0271) 634524, Fax. 662118, E-mail : civiluns@uns.ac.id
Form Skripsi 1
Hal : Permohonan Skripsi
Kepada : Yth. Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sri Hastuti W
NIM : I 0199134
Jurusan : Teknik Sipil
Program Studi : S1 Reguler
Mengajukan permohonan untuk melaksanakan skripsi dengan tema :
VARIABEL TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
( Studi Kasus Angkutan Umum Bus Kota di Surakarta )
Demikian permohonan ini kami ajukan untuk dapat dijadikan perhatian.
Atas perhatian Bapak kami mengucapkan terima kasih.
Surakarta, September 2003
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pemohon
Ir. Sumardi MD Sri Hastuti W
NIP. 131 417 943 NIM. I 0199134
Form Skripsi 2
Nomor : /J.27.1.31.1/PP/2003
Lamp. :
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada : Yth. Ir. Tuti Agustin M.Eng
Amirotul MHM ST, MSc
Pembimbing Skripsi Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS
Surakarta
Dengan hormat,
Untuk mendapatkan pengalaman bagi mahasiswa dalam melengkapi
studi Sarjana Teknik, maka dengan ini dimohon kesediaan Bapak/Ibu
sebagai Pembimbing Skripsi untuk mahasiswa :
Nama : Sri Hastuti W
NIM : I 0199134
Jurusan : Teknik Sipil
Topik Skripsi : VARIABEL TINGKAT PELAYANAN
ANGKUTAN UMUM
( Studi Kasus Angkutan Umum Bus Kota di
Surakarta )
Kelompok Topik : 1. Bahan & Struktur 2. Keairan 3. Geoteknik
4. Transportasi 5. Lain-lain:
Kemudian atas perhatian Bapak/Ibu diucapkan terima kasih.
Surakarta, September 2003
a.n. Ketua Jurusan Teknik Sipil
Sekretaris,
Ir. Bambang Santosa, MT
NIP. 131 568 291
Tembusan :
- Arsip
D E P A R T E M E N P E N D I D I K A N N A S I O N A L
U N I V E R S I T A S S E B E L A S M A R E T
F AKUL T AS T E KNI K
JURUSAN TEKNI K SI PI L
Jal an Ir. Sutami No. 36A Kenti ngan Surakarta 57126 Indonesi a
Tepl. (0271) 634524, Fax. 662118, E-mai l : ci vi l uns@uns.ac.i d