Está en la página 1de 2

EKSTRAKSI FASE PADAT

Jika dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair, ekstraksi fase padat yang biasa disebut
Solid Phase Extraction (SPE) merupakan teknik yang relatif baru akan tetapi SPE cepat
berkembang sebagai alat yang utama untuk pra-perlakuan sampel atau untuk clean-up
sampel-sampel yang kotor, misal sampel-sampel yang mempunyai kandungan matriks yang
tinggi seperti garam-garam, protein, polimer, resin, dll.
Keunggulan SPE dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair adalah:
1. Proses ekstraksi lebih sempurna
2. Pemisahan analit dari penganggu yang mungkin ada menjadi lebih efisien
3. Mengurangi pelarut organik yang digunakan
4. Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan
5. Mampu menghilangkan partikulat
6. Lebih mudah diotomatisasi
Karena SPE merupakan proses pemisahan yang efisien maka untuk memperoleh recovery
yang tinggi (>99%) pada SPE lebih mudah dari pada ekstraksi cair-cair. Dengan ekstraksi
cair-cair diperlukan ekstraksi beberapa kali untuk memperoleh recovery yang tinggi,
sedangkan dengan SPE hanya dibutuhkan satu tahap saja untuk memperolehnya.
Sementara itu kerugian SPE adalah banyaknya jenis cartridge (berisi penjerap tertentu)
yang beredar di pasaran sehingga reprodusibilitas hasil bervariasi jika menggunakan cartridge
yang berbeda dan juga adanya adsorpsi yang bolak-balit pada cartridge SPE.
Prosedur SPE
Ada 2 strategi untuk malakukan penyiapan sampel menggunakan SPE ini. Strategi
pertama adalah dengan memilih pelarut yang mampu menahan secara total analit yang dituju
pada penjerap yang digunakan, sementara senyawa-senyawa yang mengganggu akan terelusi.
Analit yang dituju yang tertahan pada penjerap ini selanjutnya dielusi dengan sejumlah kecil
pelarut organik yang akan mengambil analit yang tertahan ini. Strategi ini bermanfaat jika
analit yang diutuju berkadar rendah.
Diagram skematik prosedur SPE sebagai berikut :


Strategi lain adalah dengan mengusahakan supaya analit yang tertuju keluar (terelusi),
sementara senyawa pengganggu tertahan pada penjerap.
Tahap pertama menggunakan SPE adalah dengan mengkondisikan penjerap dengan pelarut
yang sesuai. Untuk penjerap non polar seperti C18 dan penjerap penukar ion dikondisikan
dengan mengalirinya menggunakan metanol lalu dengan akuades. Pencucian yang berlebihan
dengan air akan mengurangi recovery analit. Penjerap-penjerap polar seperti diol, siano,
amino, dan silika harus dibilas dengan pelarut nonpolar seperti metilen klorida.

Dari diagram atas dapat diketahui bahwa ada 4 tahap dalam prosedur SPE, yaitu:
1. Pengkondisian
Cartridge (Penjerap) dialiri dengan pelarut sampel untuk membasahi permukaan
penjerap dan untuk menciptakan nilai pH yang sama, sehingga perubahan-perubahan
kimia yang tidak diharapkan ketika sampel dimasukkan dapat dihindari.
2. Retensi (tertahannya) sampel
Larutan sampel dilewatkan ke cartridge baik untuk menahan analit yang diharapkan
sementara komponen lain terelusi atau untuk menahan komponen yang tidak
diharapkan sementara analit yang dikehendaki terelusi.
3. Pembilasan
Tahap ini penting untuk menghilangkan seluruh komponen yang tidak tertahan oleh
penjerap selama tahap retensi.
4. Elusi
Tahap ini merupakan tahap akhir untuk mengambil analit yang dikehendaki jika analit
tersebut tertahan pada penjerap.

Fase SPE
Berbagai macam cartridge SPE yang berisi berbagai macam penjerap diringkas dalam
tabel dibawah. Suatu penjerap pada SPE harus dipilih yang mampu menahan analit secara
kuat selama pemasukan sampel ke dalam cartridge. Inilah berbagai jenis fase SPE dan
kondisi-kondisinya.
Untuk sampel-sampel yang bersifat ionik atau yang dapat terionisasi, digunakan penjerap
penukar ion. Fraksi analit yang keluar dari SPE dapat langsung diinjeksikan ke sistem
kromatografi atau dilakukan pengaturan pH untuk meminimalkan ionisasi sehingga dapat
dipisahkan dengan kolom fase terbalik pada KCKT.

Pengembangan metode
Sebagaimana dalam metode kromatografi cair, retensi analit tergantung pada
konsentrasi sampel, kekuatan pelarut, dan karakteristik penjerap. Pendekatan empirik untuk
melakukan pengembangan metode SPE melibatkan screening penjerap yang tersedia.
Langkah pertama adalah menentukan penjerap mana yang paling baik dalam hal menahan
analit yang dituju. Pertimbangan kedua adalah pelarut apa yang dibutuhkan untuk mengelusi
analit yang dituju. Langkah ketiga adalah menguji matriks sampel blanko untuk
mengevaluasi adanya pengganggu yang mungkin ada, dan akhirnya (langkah keempat)
adalah menentukan recovery dengan menambah analit dalam jumlah tertentu harus
dilakukan.
Polaritas pelarut yang meningkat dibutuhkan untuk mengelusi senyawa yang tertahan
dalam penjerap silika; sementara untuk senyawa yang tertahan dalam penjerap non polar
(seperti C18) digunakan pelarut non polar.

También podría gustarte