Está en la página 1de 23

REFERAT

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Pembimbing: dr. Esyandi, Sp.THT


Dis s n O!e": P sparina Oeniasi" #$%&##'##(( UNI)ERSITAS PE*ITA HARAPAN

DEPARTEMEN I*MU PEN+AKIT TE*IN,A HIDUN, TEN,,OROKAN RUMAH SAKIT -HA+AN,KARA TIN,KAT I RADEN SAID SUKANTO .AKARTA

PERIODE %# SEPTEM-ER / %& OKTO-ER &#%&

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................2 PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.4 EPIDEMIOLOGI.......................................................................................................11

PRESENTASI KLINIS..............................................................................................18
2.1 MANIFESTASI KLINIS............................................................................................18 2.2 DIAGNOSIS KLINIS................................................................................................18

KESIMPULAN...........................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................23

PENDAHU*UAN
Otitis media supuratif kronik adalah suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (ottorhea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. (Soepardi, 2007). enis otitis media supuratif kronis dapat terbagi 2 !enis, yaitu O"S# tipe benigna dan O"S# tipe maligna. Otitis media merupakan masalah utama sebelum antibiotik ditemukan pada pertengahan $%&0'an dan sampai sekarang masalah otitis media masih sering muncul di negara kita ((aparella "", $%%)).

(ara peneliti mendapat persentase yang berbeda mengenai !enis bakteri pada O"S#. *denin *denan ($%7&) mendapatkan (roteus sp sebagai kuman yang dominan ()+,) dan perbandingan kuman gram negatif dan positif adalah & - $. .rook ($%7%) dan (alca ($%/0) mengatakan bakteri aerob yang sering di!umpai pada O"S# adalah (seudomonas aeruginosa, (roteus sp, Stafilokokus. 1inegald ($%+$) menemukan kuman aerob yang dominan adalah (seudomonas aeruginosa (&/ dari /+ penderita) sedangkan (roteus sp hanya 7 dari /+ penderita (2ursiah, 200&). .eberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut men!adi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat, 3irulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah (gi4i buruk) atau hygiene buruk. (5!aafar 6*, 2007). 7e!ala otitis media supuratif kronis antara lain otorrhoe yang bersifat purulen atau mukoid, ter!adi gangguan pendengaran, otalgia, tinitus, rasa penuh di telinga dan 3ertigo. O"S# dapat menyebabkan gangguan pendengaran sehingga menimbulkan dampak yang serius terutama bagi anak'anak, karena dapat menimbulkan pengaruh !angka pan!ang pada komunikasi anak, perkembangan bahasa, proses pendengaran, psikososial dan perkembangan kognitif serta kema!uan pendidikan. #omplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari O"S# berhubungan dengan kolesteatom seperti abses ekstradural, abses subdural, tromboflebitis, meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis (5!aafar 6*, 20078 9elmi, 2000).

-A- I TIN.AUAN PEN+AKIT


%.% ANATOMI TE*IN,A
:elinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran yang

$.$.$ :elinga ;uar tympani. :elinga luar atau pinna merupakan gabungan dari tulang rawan

diliputi kulit. 5aun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. ;iang telinga (meatus akustikus eksternus) berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, di sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak 3

kelen!ar serumen (modifikasikelen!ar keringat < #elen!ar serumen) dan rambut. #elen!ar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. (ada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit di!umpai kelen!ar serumen, dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. (an!angnya kira'kira 2,0 ' & cm. "eatus dibatasi oleh kulit dengan se!umlah rambut, kelen!ar sebasea, dan se!enis kelen!ar keringat yang telah mengalami modifikasi men!adi kelenjar seruminosa, yaitu kelen!ar apokrin tubuler yang berkelok'kelok yang menghasilkan 4at lemak setengah padat berwarna kecoklat' coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

7ambar 2.$ - :elinga luar, telinga tengah, telinga dalam. (otongan 1rontal :elinga $.$.2 :elinga :engah 4

:elinga tengah berbentuk kubus dengan .atas luar .atas depan .atas .awah .atas belakang .atas atas .atas dalam - "embran timpani - :uba eustachius - =ena !ugularis (bulbus !ugularis) - *ditus ad antrum, kanalis fasialis pars 3ertikalis. - :egmen timpani (meningen > otak ) - .erturut'turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis hori4ontal, kanalis fasialis,tingkap lon!ong (oval window),tingkap bundar (round window) dan promontorium. "embran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. .agian atas disebut (ars flaksida ("embran Shrapnell), sedangkan bagian bawah (ars :ensa (membrane propia). (ars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lan!utan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. (ars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang ber!alan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. .ayangan penon!olan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. 5imembran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut. "embran timpani dibagi dalam ) kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian atas'depan, atas'belakang, bawah'depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak perforasi membrane timpani. 5idalam telinga tengah terdapat tulang'tulang pendengaran yang tersusun dari luar kedalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. :ulang pendengaran didalam telinga tengah saling berhubungan . (rosesus longus maleus melekat pada membrane timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lon!ong yang berhubungan dengan koklea. 9ubungan antar tulang'tulang pendengaran merupakan persendian. :elinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. 5alam telinga

tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara. maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng. (ada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. 5itempat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. :uba eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga tengah.

7ambar 2.2 - "embran :impani :elinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditi3a), yang berfungsi untuk men!aga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. :uba auditi3a akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. #etika ter!adi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. #arena ketika mulut terbuka, tuba auditi3a membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditi3a ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani. $.$.& :elinga 5alam :elinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan 3estibuler yang terdiri dari & buah kanalis semisirkularis. ?!ung atau puncak koklea disebut holikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala 3estibuli. #analis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. (ada irisan melintang koklea tampak skala 3estibuli sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala 6

3estibuli dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. 5asar skala 3estibuli disebut sebagai membrane 3estibuli (Reissners membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. (ada membran ini terletak organ corti. (ada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.

7ambar 2.& : 7ambar labirin bagian membrane labirin bagian tulang, :elinga 5alam Koklea bagian koklea labirin adalah suatu saluran melingkar yang pada manusia pan!angnya &0mm. koklea bagian tulang membentuk 2,0 kali putaran yang 7

mengelilingi sumbunya. Sumbu ini dinamakan modiolus, yang terdiri dari pembuluh darah dan saraf. @uang di dalam koklea bagian tulang dibagi dua oleh dinding (septum). .agian dalam dari septum ini terdiri dari lamina spiralis ossea. .agian luarnya terdiri dari anyaman penyambung, lamina spiralis membranasea. @uang yang mengandung perilimf ini dibagi men!adi - skala 3estibule (bagian atas) dan skala timpani (bagian bawah). #edua skala ini bertemu pada u!ung koklea. :empat ini dinamakan helicotrema. Skala 3estibule bermula pada fenestra o3ale dan skala timpani berakhir pada fenestra rotundum. "ulai dari pertemuan antara lamina spiralis membranasea kearah perifer atas, terdapat membrane yang dinamakan membrane reissner. (ada pertemuan kedua lamina ini, terbentuk saluran yang dibatasi oleh$. membrane reissner bagian atas 2. lamina spiralis membranasea bagian bawah &. dinding luar koklea saluran ini dinamakan duktus koklearis atau koklea bagian membrane yang berisi endolimf. 5inding luar koklea ini dinamakan ligamentum spiralis.disini, terdapat stria 3askularis, tempat terbentuknya endolimf.

7ambar 2.) : #oklea 5idalam lamina membranasea terdapat 20.000 serabut saraf. (ada membarana basilaris (lamina spiralis membranasea) terdapat alat korti. ;ebarnya membrane basilaris dari basis koklea sampai keatas bertambah dan lamina spiralis ossea berkurang. 2ada dengan frekuensi tinggi berpengaruh pada basis koklea. Sebaliknya nada rendah berpengaruh dibagian atas (u!ung) dari koklea.

7*".*@ 2.0 : Organ korti (ada bagian atas organ korti, terdapat suatu membrane, yaitu membrane tektoria. "embrane ini berpangkal pada #rista spiralis dan berhubungan dengan alat persepsi pada alat korti. (ada alat korti dapat ditemukan sel'sel penun!ang, sel'sel persepsi yang mengandung rambut. *ntara sel'sel korti ini terdapat ruangan (saluran) yang berisi kortilimf. 5uktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan peralatan duktus reunions. .agian dasar koklea yang terletak pada dinding medial ca3um timpani menimbulkan penon!olan pada dinding ini kearah dinamakan promontorium. Vestibulum =estibulum letaknya diantara koklea dan kanalis semisirkularis yang !uga berisi perilimf. (ada 3estibulum bagian depan, terdapat lubang (foramen o3ale) yang berhubungan dengan membrane timpani, tempat melekatnya telapak (foot plate) dari stapes. 5i dalam 3estibulum, terdapat gelembung'gelembung bagian membrane sakkulus dan utrikulus. 7elembung'gelembung sakkulus dan utrikulus berhubungan satu sama lain dengan perantaraan duktus utrikulosakkularis, yang bercabang melalui duktus endolimfatikus yang berakhir pada suatu lilpatan dari duramater, yang terletak pada bagian belakang os piramidalis. ;ipatan ini dinamakan sakkus endolimfatikus. Saluran ini buntu. Sel'sel persepsi disini sebagai sel'sel rambut yang di kelilingi oleh sel'sel penun!ang yang letaknya pada macula. (ada sakkulus, terdapat macula sakkuli. Sedangkan pada utrikulus, dinamakan macula utrikuli. Kanalis semisirkularisanlis 5i kedua sisi kepala terdapat kanalis'kanalis semisirkularis yang tegak lurus satu sama lain. didalam kanalis tulang, terdapat kanalis bagian membran yang terbenam dalam perilimf. #analis semisirkularis hori4ontal berbatasan dengan antrum 9 ca3um timpani. :on!olan ini

mastoideum dan tampak sebagai ton!olan, ton!olan kanalis semisirkularis hori4ontalis (lateralis). #analis semisirkularis 3ertikal (posterior) berbatasan dengan fossa crania media dan tampak pada permukaan atas os petrosus sebagai ton!olan, eminentia arkuata. #analis semisirkularis posterior tegak lurus dengan kanalis semi sirkularis superior. #edua u!ung yang tidak melebar dari kedua kanalis semisirkularis yang letaknya 3ertikal bersatu dan bermuara pada 3estibulum sebagai krus komunis. #analis semisirkularis membranasea letaknya didalam kanalis semisirkularis ossea. 5iantara kedua kanalis ini terdapat ruang berisi perilimf. 5idalam kanalis semisirkularis membranasea terdapat endolimf. (ada tempat melebarnya kanalis semisirkularis ini terdapat sel'sel persepsi. .agian ini dinamakan ampulla. Sel'sel persepsi yang ditun!ang oleh sel'sel penun!ang letaknya pada #rista ampularis yang menempati $>& dari lumen ampulla. @ambut'rambut dari sel persepsi ini mengenai organ yang dinamakan kupula, suatu organ gelatinous yang mencapai atap dari ampulla sehingga dapat menutup seluruh ampulla.

%.&

FISIO*O,I PENDEN,ARAN
(roses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. 7etaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lon!ong. Anergi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lon!ong sehingga perilimfa pada skala 3estibule bergerak. 7etaran diteruskan melalui membrane @eissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relati3e antara membran basilaris dan membran tektoria. (roses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan ter!adinya defleksi stereosilia sel'sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan ter!adi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. #eadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilan!utkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area &%')0) di lobus temporalis.

10

7ambar 2./ - 1isiologi (endengaran

%.(

DEFINISI OMSK
Otitis media supuratif kronik (O"S#) adalah infeksi kronik telinga tengah

dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau nanah. .iasanya disertai gangguan pendengaran (#apita Selekta, 2000). Otitis "edia Supuratif #ronik (O"S#) dahulu disebut otitis media perforata (O"() atau dalam sebutan sehari'hari congek. Bang disebut otitis media supuratif kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Otitis media kronis adalah perforasi yang perforasi yang parmanen dari membrana timpani, dengan atau tidak dengan perubahan permanen pada telinga tengah (www.merck.com, 200)).

%.0 EPIDEMIO*O,I
(re3alensi O"S# pada beberapa negara antara lain dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang !elek. (re3alensi O"S# setiap negara dikategorikan oleh WHO regional classification ketika workshop C9O>DE.* pada tahun $%%/. 2ilai pre3alensi $'2, dianggap rendah dan nilai &'/, dianggap tinggi. 5ari sur3ei pada 7 propinsi di Endonesia pada tahun $%%/ ditemukan insiden

11

Otitis "edia Supuratif #ronis (atau yang oleh awam dikenal sebagai F12nge3F) sebesar &, dari penduduk Endonesia. 5engan kata lain dari 220 !uta penduduk Endonesia diperkirakan terdapat /,/ !uta penderita O"S#. umlah penderita ini kecil kemungkinan untuk berkurang bahkan mungkin bertambah setiap tahunnya mengingat kondisi ekonomi masih buruk, kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih rendah dan sering tidak tuntasnya pengobatan yang dilakukan (Dermin dunia kedokteran no.$&), 2002).

%.4

ETIO*O,I DAN PATO,ENESIS


(enyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran

bakteri dari meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat infeksi saluran nafas atas. Organisme'organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, ..proteus, ..coli dan aspergillus. Organisme dari nasofaring diantaranya streptococcus 3iridans, streptococcus * hemolitikus, streptococcus . hemolitikus dan pneumococcus. Suatu teori patogenesis mengatakan ter!adinya otititis media nekrotikans akut men!adi awal penyebab O"S# yang merupakan hasil in3asi mukoperiusteum organisme yang 3irulen, terutama berasalh dari nasofaring terbesa pada masa kanak' kanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga ter!adinya nekrosis !aringan akibat toGin nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian ter!adi perforasi pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atrofi. (ada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk ter!adinya O"S# adalah tuba eustachius, telinga tengah dan sel'sel mastoid. 1aktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif men!adi kronis sangat ma!emuk, antara lain $. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang b. obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total 2. perforasi membrane timpani yang menetap &. ter!adinya metaplasia skuamosa > perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah ). obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid 0. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid /. faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme

12

pertahanan tubuh.

%.5

PATO*O,I
Omsk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini

lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan disertai dengan efek kerusakan !aringan, penyembuhan dan pembentukan !aringan parut secara umum gambaran yang ditemukan $. :erdapat perforasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran ber3ariasi dari 20 , luas membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagian'bagian dari annulus. 2. "ukosa ber3ariasi sesuai stadium penyakit. 5alam periode tenang akan nampak normal kecuali infeksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa men!adi epitel transisonal. &. aringan tulang2 pendengaran dapat rusak> tidak tergantung pada berat infeksi sebelumnya ). "astoiditis pada O"S# paling sering berawal pada masa kanak'kanak , penumatisasi mastoid paling aktif antara umur 0 '$) tahun. (roses ini saling terhenti oleh otitis media yang sering. .ila infeksi kronis terus berlan!ut mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran mastoid berkurang. *ntrum men!adi lebih kecil dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara sa!a sekitar antrum.

%.$

K*ASIFIKASI
O"S# dibagi dalam 2 !enis, yaitu benigna atau tipe mukosa, dan maligna atau

tipe tulang. .erdasarkan sekret yang keluar dari ka3um timpani secara aktif !uga dikenal tipe aktif dan tipe tenang. (#apita Selekta, 2002). .erdasarkan akti3itas sekret yang keluar dikenal !uga O"S# tenang. O"S# aktif ialah O"S# dengan sekret yang keluar dari ka3um timpani secara aktif, sedangkan O"S# tenang ialah yang keadaan ka3um timpaninya terlihat basah atau kering. #arena telinga tengah berhubungan dengan mastoid, maka otitis media kronik sering kali disertai mastoiditis kronik. #edua peradangan ini dapat dianggap aktif atau inaktif. *ktif meru!uk pada adanya infeksi dengan pengeluaran sekret telinga atau otorrhea akibat perubahan patologi dasar seperti kolesteatoma atau !aringan granulasi. 13

Enaktif meru!uk pada sekucle dari infeksi aktif terdahulu yang telah Hterbakar habisI, dengan demikian tidak ada ottorhoe. (asien dengan otitis media kronik inaktif seringkali mengeluh gangguan pendengaran. "ungkin terdapat ge!ala lain seperti 3ertigo, tinitus, atau suatu rasa penuh dalam telinga. .iasanya tampak perforasi membran timpani yang kering. (erubahan lain dapat menun!ukkan timpanosklerosis (bercak'bercak putih pada membran timpani), hilangnya osikula yang terkadang dapat terlihat lewat perforasi membrana timpani, serta fiksasi atau terputusnya rangkaian osikula akibat infeksi terdahulu. .ila gangguan pendengaran dan cacat cukup berat, dapat dipertimbangkan koreksi bedah atau timpanoplsti. (;e3ine at all, $%%7). (ada O"S# benigna, peradangan terbatas pada mukosa sa!a, tidak mengenai tulang. (erforasi terletak di sentral. arang menimbulkan komplikasi berbahaya dan tidak terdapat kolesteatom. (5!aafar, 2002). (roses peradangan pada O"S# tipe benigna terbatas pada mukosa sa!a, dan biasanya tidak mengenai tulang. (erforasi terletak di sentral. ?mumnya O"S# tipe benigna !arang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. (ada O"S# tipe benigna tidak terdapat koleasteatom. (5!aafar, 2000). O"S# tipe maligna disertai dengan kolesteatom. (erforasi terletak marginal, subtotal, atau di atik. Sering menimbulkan komplikasi yang berbahaya atau fatal. (5!aafar, 2000). Bang dimaksud dengan O"S# tipe maligna ialah O"S# yang disertai dengan kolesteatoma. O"S# ini dikenal !uga dengan O"S# tipe bahaya atau O"S# tipe tulang. (erforasi pada O"S# tipe maligna letaknya marginal atau di atik, kadang'kadang terdapat !uga kolesteatoma pada O"S# dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada O"S# tipe maligna.

%.'

PENATA*AKSANAAN
(rinsip pengobatan O"S# adalah -

$. "embersihkan liang telinga dan ka3um timpani. 2. (emberian antibiotika a.topikal antibiotik ( antimikroba) b.sistemik. &. (engobatan untuk O"S# maligna adalah operasi. (engobatan konser3atif dengan 14

medikamentosa

hanyalah

merupakan

terapi

sementara

sebelum

dilakukan

pembedahan. .ila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi. :erapi :erapi otitis media supuratif kronik (O"S#) memiliki beberapa kesulitan. 5iantaranya membutuhkan waktu yang lama, ge!ala sering berulang, sekret yang keluar tidak cepat kering dan sekret yang selalu kambuh. "asalah ini dapat disebabkan $.(erforasi membran timpani. (erforasi membran timpani yang permanen menyebabkan telinga tengah terpapar langsung J terus'menerus oleh dunia luar. 2. Sumber infeksi. Sumber infeksi yang masih ada dapat ter!adi pada nasofaring, faring, hidung dan sinus paranasalis. &. aringan patologik. rongga mastoid. ).7i4i J higiene. Status gi4i dan higiene pasien yang kurang. *da & cara terapi konser3atif (medikamentosa) otitis media supuratif kronik (O"S#) benigna, yaitu $. Obat pencuci telinga. .ahannya 92O2 &,. .erikan selama &'0 hari. (engobatan ini kita berikan bila sekret telinga keluar terus'menerus. 2. Obat tetes telinga. ;an!utkan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik J kortikosteroid setelah sekret yang keluar telah berkurang. angan berikan selama lebih $'2 minggu secara berturut'turut. uga hindari pemberiannya pada otitis media supuratif kronik O"S#) tenang. 9al ini disebabkan semua antibiotik tetes telinga bersifat ototoksik. &. Obat antibiotik. .erikan antibiotik oral golongan ampisilin atau eritromisin sebelum hasil tes resistensi obat kita terima. .erikan eritromisin !ika pasien alergi terhadap golongan penisilin. .erikan ampisilin asam kla3ulanat bila ter!adi resistensi ampisilin. Selain terapi konser3atif (medikamentosa), tindakan pembedahan dapat pula kita lakukan pada otitis media supuratif kronik (O"S#) benigna. (embedahan *da beberapa !enis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada O"S# dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain$."astoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy) 15 aringan patologik yang ire3ersibel telah terbentuk dalam

2."astoidektomi radikal &."astoidektomi radikal dengan modifikasi )."iringoplasti 0.:impanoplasti *da lima tipe dasar dari prosedur timpanoplasti menurut 6ollner dan Cullstein ($%02)K :ipe E timpanoplasti disebut "iringoplasti. 9anya merekonstruksi membran timpani yang berlubang. K :ipe EE timpanoplasti digunakan untuk perforasi membran timpani dengan erosi maleus. Eni melibatkan pencangkokan pada inkus atau sisa'sisa maleus tersebut. K :ipe EEE timpanoplasti diindikasikan untuk penghancuran dua ossicles, dengan stapes masih utuh dan mobile. Eni melibatkan penempatan cangkokan ke stapes, dan menyediakan perlindungan untuk perakitan. K :ipe E= timpanoplasti digunakan untuk penghancuran tulang pendengaran, yang mencakup semua atau bagian dari lengkungan stapes. Eni melibatkan penempatan cangkokan pada atau sekitar kaki stapes mobile. K :ipe = timpanoplasti digunakan ketika kaki dari stapes menetap. /.(endekatan ganda timpanoplasti ( Dombined approach tympanoplasty) :u!uan operasi adalah menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah ter!adinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran.

%.6

KOMP*IKASI DAN PRO,NOSIS


Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga !arang menimbulkan

O"S# tipe benigna komplikasi, tetapi !ika tidak mencegah in3asi organisme baru dari nasofaring dapat men!adi superimpose otitis media supuratif akut eksaserbasi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan ter!adinya tromboplebitis 3askuler. (rognosis dengan pengobatan local, otorea dapat mengering. :etapi sisa perforasi sentral yang berkepan!angan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan. O"S# tipe maligna #omplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa 16

$. erosi canalis semisirkularis 2. erosi canalis tulang &. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural ). erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal 0. erosi pada sinus sigmoid (rognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang men!adi meningitis, abes otak, prasis fasialis atau labirintis supuratif yang semuanya fatal. Sehingga O"S# type maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.

17

-A- II PRESENTASI K*INIS


&.% MANIFESTASI K*INIS
(asien mengeluh otore, 3ertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga, telinga berair (sekret dapat berupa mukoid atau purulent), atau gangguan pendengaran (#apita Selekta, 2002). 2yeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya tekanan ditelinga. 7e!ala'ge!ala tersebut dapat ter!adi secara terus menerus atau intermiten dan dapat ter!adi pada salah satu atau pada kedua telinga (www.health central.com, 200)). 7e!ala otitis media kronik yang penting adalah gangguan pendengaran, yang biasanya konduktif namun dapat pula bersifat campuran. 7angguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena darah yang sakit, ataupun kolesteatoma, dapat menghantarkan bunyi dengan efektif ke fenestra o3alis. 2yeri tidak la4im dikeluhkan penderita supurasi telinga tengah kronik, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. 2yeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya dura mater atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. =ertigo pada pasien dengan supurasi telinga tengah kronik merupakan ge!ala serius lainnya. 7e!ala ini memberi kesan adanya suatu fistula, berarti ada erosi pada labirin tulang sering kali pada kanalis semisirkularis horisontalis. 1istula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlan!ut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam, sehingga timbul labirintitis (ketulian komplit), dan dari sana mungkin berlan!ut men!adi meningitis. (*dams, $%%7).

&.& DIA,NOSIS K*INIS


"engingat bahaya komplikasi, O"S# maligna harus dideteksi se!ak dini. 5iagnosis pasti ditegakkan pada penemuan di kamar operasi. .eberapa tanda klinis sebagai pedoman adalah perforan pada marginal atau atik, abses atau fistel petroanrikuler, polip atau !aringan granulasi ditelinga tengah, sekret pembentuk nanah dan berbau khas (#apita Selekta, 2002). (ada inspeksi telinga didapatkan mukosa telinga hiperemisi gelembung udara atau cairan di belakang membrana tympani. "embrani tympani tampak kering atau 18

perforasi (terdapat lubang pada membran tympani) membrana tympani tampak reetraksi ke dalam. #ultur dari sekret didapatkan bakteri, bakteri tersebut dapat merupakan penyebab dari O"* yang resisten. L'ray atau D: scan kepala didapat penyebaran dari infeksi telinga tengah (www.healthcentral.com , $%%+, 1ung, 200)). ?!i fistula perlu dilakukan pada setiap kasus supurasi telinga tengah kronik dengan riwayat 3ertigo. ?!i ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membrana timpani dan dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah. ?ntuk tu!uan ini dapat digunakan otoskop pneumatik bila dapat dipastikan pemasangan yang erat. ?!i ini perlu rutin diker!akan pada pasien'pasien dengan otitis media kronik, karena fistula sering kali ada sekalipun tanpa 3ertigo. *kan tetapi u!i fistula yang berhasil negatif, belum dapat menyingkirkan kemungkinan adanya fistula. (.ores, $%%7).

&.(

PEMERIKSAAN PENUN.AN,
(ada pemeriksaan audiometri penderita O"S# biasanya didapati tuli

(emeriksaan *udiometri konduktif. :api dapat pula di!umpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara di telinga tengah. (aparela, .rady dan 9oel ($%70) melaporkan pada penderita O"S# ditemukan tuli sensorineural yang dihubungkan dengan difusi produk toksin ke dalam skala timpani melalui membran fenstra rotundum, sehingga menyebabkan penurunan ambang hantaran tulang secara temporer>permanen yang pada fase awal terbatas pada lengkung basal kohlea tapi dapat meluas kebagian apek kohlea. 7angguan pendengaran dapat dibagi dalam ketulian ringan, sedang, sedang berat, dan ketulian total, tergantung dari hasil pemeriksaan (audiometri atau test berbisik). 5era!at ketulian ditentukan dengan membandingkan rata'rata kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan terhadap skala ESO $%/) yang eki3alen dengan skala *2SE $%/%. 5era!at ketulian dan nilai ambang pendengaran menurut ESO $%/) dan *2SE $%/%. 5era!at ketulian 2ilai ambang pendengaran 2ormal - '$0 d. sampai 2/ 5b :uli ringan - 27 d. sampai )0 d. 19

:uli sedang - )$ d. sampai 00 d. :uli sedang berat - 0/ d. sampai 70 d. :uli berat - 7$ d. sampai %0 d. :uli total - lebih dari %0 d. A3aluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi

koklea. 5engan menggunakan audiometri nada murni pada hantaran udara dan tulang serta penilaian tutur, biasanya kerusakan tulang'tulang pendengaran dapat diperkirakan,danbisa ditentukan manfaat operasi rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengaran. ?ntuk melakukan e3aluasi ini, obser3asi berikut bisa membantu (erforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari $0'20 d. #erusakan rangkaian tulang'tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif &0'00 d. apabila disertai perforasi. 5iskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masihutuh menyebabkan tuli konduktif 00'/0 d.. #elemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang, menun!ukan kerusakan kohlea parah. (emeriksaan audiologi pada O"S# harus dimulai oleh penilaian

pendengarandengan menggunakan garpu tala dan test .arani. *udiometri tutur dengan maskingadalah dian!urkan, terutama pada tuli konduktif bilateral dan tuli campur. (emeriksaan @adiologi (emeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai diagnostiknya terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri. (emerikasaan radiologi biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. Arosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan kolesteatom. (royeksi radiografi yang sekarang biasa digunakan adalah (royeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. 1oto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. (ada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran radiografi ini sangat membantu ahli bedah untuk 20

menghindari dura atau sinus lateral. (royeksi "ayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. *kan tampak gambaran tulang'tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur'struktur. (royeksi Sten3er, memperlihatkan gambaran sepan!ang piramid petrosus dan yanglebih !elas memperlihatkan kanalis auditorius interna, 3estibulum dan kanalis semisirkularis. (royeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menun!ukan adanya pembesaran akibat kolesteatom. (royeksi Dhause EEE, memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapatmemperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. (olitomografi dan atau D: scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom, ada atau tidak tulang'tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis semisirkularis hori4ontal. #eputusan untuk melakukan operasi !arang berdasarkan hanya dengan hasil L'ray sa!a. (ada keadaan tertentu seperti bila di!umpai sinus lateralis terletak lebih anterior menun!ukan adanya penyakit mastoid. Dholesteatoma yang ter!adi pada daerah atik atau pars flasida. .anyak teori yang dia!ukan sebagai penyebab cholesteatoma didapat primer, tetapi sampai sekarang belum ada yang bisa menun!ukan penyebab yang sebenarnya. Secondary acMuired cholesteatoma. .erkembang dari suatu kantong retraksi yang disebabkan peradangan kronis biasanya bagian posterosuperior dari pars tensa. #hasnya perforasi marginal pada bagian posterosuperior. :erbentuknya dari epitel kanal aurikula eksterna yang masuk ke ka3um timpani melalui perforasi membran timpani atau kantong retraksi membran timpani pars tensa.

21

KESIMPU*AN
Otitis media supuratif kronik (O"S#) merupakan kelan!utan dari otitis media supuratif sub akut dan otitis media supuratif akut (O"*). 9al ini disebabkan oleh terapi yang lambat atau terapi yang tidak adekuat, 3irulensi kuman yang tinggi, imun yang rendah dan higienitas yang buruk. 5ari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun!ang yang telah dilakukan, maka kelompok kami menyimpulkan bahwa :n..udi mengalami paresis ner3us =EE yang ditandai dengan keluhan wa!ah mencong ke kanan dan tuli campur grade sedang akibat komplikasi dari O"S#. ?ntuk penatalaksanaanya perlu dilakukan terapi konser3atif terlebih dahulu setelah itu diru!uk ke spesialis :9: untuk dimastoidektomi dan timpanoplasty. (asien harus datang dengan teratur untuk kontrol supaya tidak ter!adi infeksi kembali.

22

DAFTAR PUSTAKA
$. Soepardi, Sp.:9:, (rof. 5r. Afiaty *rsyad, (rof. 5r. 2urbaiti Eskandar, Sp.:9:, (rof. 5r. enny .ashiruddin, Sp.:9:, and 5@. 5r. @atna 5wi @estuti, Sp.:9:. Buku Ajar lmu !esehatan "elinga Hidung "enggorok !e#ala $ %eher &disi !eenam. akarta- 1akultas #edokteran ?ni3ersitas Endonesia, 2007. 2. Soetirto Endro,.ashiruddin enny,.ramantyo .rastho. 'angguan #endengaran Akibat Obat ototoksik dalam Buku ajar lmu !esehatan "elinga( Hidung( "enggorok( !e#ala $ %eher) &disi *. (enerbit 1#'?E. akarta 2007. &. Anatomi fisiologi telinga. *3ailable from - http->>arispurnomo.com>anatomi' fisiologi'telinga ). "elinga + ,endengaran dan sistem vestibular. *3ailable from http->>translate.google.co.id>translateNhl<idJlangpair<enO idJu<http->>webschoolsolutions.com>patts>systems>ear.htm 0. *dams, ;. 7. et al. $%%7. Boies Buku Ajar ,en-akit "H". Ad. ke'/. (enerbit .uku #edokteran A7D. akarta. /. Andang, ". J 2us!irwan, @. 200/. Buku Ajar lmu !esehatan "elinga( Hidung( "enggorok( !e#ala $ %eher. Ad. ke'0. 1akultas #edokteran ?ni3ersitas Endonesia. akarta. 7. 7anong, Cilliam. 200+. ,endengaran dan !eseimbangan dalam+ Buku Ajar .isiologi !edokteran. Adisi 22. akarta- A7D. +. 5!aafar, 6ainul, 9elmi, @atna @estuti. 2007. !om#likasi Otitis /edia 0u#uratif) 1alam+ Buku Ajar lmu !esehatan "elinga Hidung "enggorok !e#ala 1an %eher) &disi 2. akarta- .alai (enerbit 1#'?E8 7+ P +0. %. 5!aafar, 6ainul, 9elmi, @atna @estuti. 2007. Otitis /edia 0u#uratif !ronis) 1alam+ !elainan "elinga "engah( Buku Ajar lmu !esehatan "elinga Hidung "enggorok !e#ala 1an %eher) &disi 2. akarta- .alai (enerbit 1#'?E8 /% P 7).

23

También podría gustarte