Está en la página 1de 6

DEFINISIAUTISME Autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang gejala-gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai

bidang seperti kemampuan komunikasi sosial, kemampuan motorik kasar dan motorik halus, dan kadang kemampuan intelektual. Tanda-tanda ini semuanya dimulai sebelum anak berusia tiga tahun. Autisme mempengaruhi pengolahan informasi di otak dengan mengubah cara sel saraf dan sinapsis mereka menghubungkan dan mengatur; bagaimana hal ini terjadi tidak dipahami dengan baik. Kriteria Autisme berdasarkan DS -!"# A. $arus ada sedikitnya % gejala dari &'(, &)(, dan &*(, dengan minimal dua gejala dari &'( dan masing-masing satu gejala dari &)( dan &*(. &'( +angguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. gejala di ba,ah# inimal harus ada ) gejala dari

a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai# kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang terarah, b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya, c. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, d. Kurangnya hubungan emosional dan sosial yang timbal balik. &)( +angguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala-gejala berikut# a. -icara terlambat atau bahkan sama sekali tak berkembang &tak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara(, b. -ila bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi, c. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang, d. .ara bermain kurang /ariatif, kurang imajinatif, dan kurang bisa meniru. &*( Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat, dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala berikut ini# a. empertahankan satu minat atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebih-lebihan. b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak ada gunanya. c. Ada gerakan-garakan yang aneh, khas, dan diulang-ulang. d. Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda tertentu. -. Sebelum umur * tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang # &'( interaksi sosial; &)( bicara dan berbahasa; &*( cara bermain yang kurang /ariatif. .. -ukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak.

Karakteristik 0erilaku -ermain pada 0enyandang Autisme 1 0erilaku yang khas 1 enjaga jarak dengan orang lain 1 2ebih sering sendiri atau paralel 1 -ermain lebih sedikit dibanding non autistik 1 2ebih sedikit menggunakan alat bermain dan kemampuan bermain sangat terbatas 1 Kesulitan dalam bermain pura-pura dan menirukan sesuatu yang dilakukan orang lain. Autisme berasal dari kata 3autos4 yang berarti segala sesuatu yang mengarah pada diri sendiri. Dalam kamus psikologi umum &'56)(,autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan khayalan sendiri atau dengan kata lain lebih banyak berorientasi kepada pikiran subyektifnya sendiri dari pada melihat kenyataan atau realita kehidupan sehari-hari. 7leh karena itu penderita autisme sering disebut orang yang hidup di 3alamnya4 sendiri. Autisme atau autisme infantil & Early Infantile Autism( pertama kali dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner '58* & dalam -udiman, '556( seorang psikiatris Amerika. !stilah autisme dipergunakan untuk menunjukkan suatu gejala psikosis pada anak-anak yang unik dan menonjol yang sering disebut Sindrom Kanner. .iri yang menonjol pada sindrom Kanner antara lain ekspresi ,ajah yang kosong seolaholah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau mengajak mereka berkomunikasi. 0ada a,alnya istilah 3autisme4 diambilnya dari gangguanschizophrenia, dimana leuer memakai autisme ini untuk menggambarkan perilaku pasien skizofrenia yang menarik diri dari dunia luar dan menciptakan dunia fantasinya sendiri.9amun ada perbedaan yang jelas antara penyebab dari autisme pada penderita ski:ofrenia dengan penyandang autisme infantile. 0ada ski:ofrenia, autisme disebabkan dampak area gangguan ji,a yang didalamnya terkandung halusinasi dan delusi yang berlansung minimal selama ' bulan, sedangkan pada anak-anak dengan autisme infantile terdapat kegagalan dalam perkembangan yang tergolong dalam kriteria +angguan 0er/asif dengan kehidupan autistik yang tidak disertai dengan halusinasi dan delusi &DS !", '55;(. Ahli lain mendefinikan autisme adalah gangguan perkembangan per/asif yang ditandai oleh adanya kelainan atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia * tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku yang terbatas dan berulang. 1. Autisme dan Kesenyapan <mumnya anak penyandang autisme cenderung pendiam. anakala berada di tengahtengah mereka, jangan berharap mendengar suara atau gurauan mereka.Senyap itulah yang didapatkan saat para penyandang autisme sedang berkumpul ,alau pada suasana santai sekalipun. =alau ada penyandang autisme yang cenderung suka berbicara, tetapi apabila didengarkan secara saksama, akan diketahui bah,a apa yang dibicarakan itu semacam 3igauan4 saja, bukan bahasa bermakna. ereka hanya mampu mengulang-ulang kata yang didengarnya &membeo(.2ebih-lebih mereka yang belum mendapat pendidikan dan latihan, mereka bisa diibaratkan sebagai anak-anak 3aneh4 yang sulit disentuh dengan bahasa.Kondisi ini sangat

memrihatinkan mengingat bahasa adalah sarana komunikasi untuk menjalin interaksi sosial, tidak terkecuali bagi penyandang autisme. ereka pun membutuhkan bahasa untuk mengungkapkan rasa, cipta, dan karsanya. Keterbatasan kemampuan berbahasa mengakibatkan mereka menjadi terasing dari orangorang di sekitarnya dan lingkungannya.Keterasingan dan ketidakberdayaan mereka ini kadang memunculkan reaksi yang mungkin bagi orang di sekitarnya terasa tidak la:im.$al ini disebabkan pengekspresian ketidaksesuaian respon yang diharapkan di,ujudkan dalam bentuk ungkapan emosi seperti, menangis; marah; memukul-mukul; dan mondar-mandir. 1.1 Definisi Autisme Kondisi penyandang autisme kiranya sesuai dengan definisi autisme menurut Kamus esar ahasa Indonesi &K--!( >disi Ketiga tahun )??* yang menyatakan bah,a autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga perilaku hubungan dengan orang lain terganggu &)??*#@@(. Definisi tersebut didukung dengan pendapat 0eeters yang menyatakan bah,a autisme merupakan suatu gangguan perkembangan, gangguan pemahaman atau per/asif, dan bukan suatu bentuk penyakit mental &)??8#'8(. Karena mereka hanya mengalami gangguan perkembangan, kemampuan berbahasa bisa diterapkan dan dilatih.Karena autisme juga bukan penyakit mental, tentunya anak penyandang autisme tidak seharusnya dira,at di rumah sakit ji,a.7rang tualah pemegang kunci pertama pengenalan dini pada anak penyandang autisme agar tidak terjadi kesalahan penanganan yang dapat memperparah kondisi dan perkembangan ji,anya.7leh karena itu, penting sekali penanganan dini bagi anak-anak autistik &$adriami, )??)#';'-';)(. 1. !iri"#iri Autisme Anak-anak penyandang autisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 0erkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia * tahun seperti yang ditunjukkan oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-bidang berikut. '. !nteraksi sosial, bahasa yang dipergunakan dalam perkembangan sosial. ). -ahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial. *. 0ermainan simbolik atau imajinatif &0eeters, )??8#)(. Adapun ganggguan kualitatif dalam berkomunikasi menurut 0eeters ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu dari keadaan berikut. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan &tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gesture atau mimik muka sebagai alternatif dalam berkomunikasi(. .iri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana. 0enggunaan bahasa yang repetiti!e &diulang-ulang( atau stereotip&meniru-niru( atau bersifat idiosinktratik &aneh(. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya &)??8#'(. -erikut ini bagan perbedaan antara perilaku bayi autisme dan bayi normal yang dikemukakan oleh -ambang $artono dkk.dalam Sultana .$. Aarad: dkk &)??)#'?@(.

'. ). *. 8.

$ayi Autisme Komunikasi Tidak ada kontak mata. Seperti tuli.

$ayi Normal Komunikasi 3 enyelidiki4 ,ajah ibunya.

+ampang bereaksi terhadap bunyi. 0ada a,alnya bahasa berkembang Kamus kata dan kemampuan lalu mendadak berhenti. gramatikalnya bertambah. $ubungan sosial Tak peduli terhadap orang yang datang maupun pergi. elakukan serangan fisik tanpa sebab yang jelas. Sulit diajak kontak. Kemampuan dalam bereaksi terhadap lingkungan Selalu terpaku pada satu akti/itas. elakukan gerakan aneh seperti menggoyang-goyang benda berulang-ulang. enghisap atau menjilat boneka. Seperti tidak sensitif terhadap nyeri. $ubungan sosial enangis bila ibunya pergi dan 3stres4. arah bila lapar dan kece,a. engenal ,ajah yang telah akrab lalu tersenyum. Kemampuan dalam bereaksi terhadap lingkungan -erpindah dari kegiatan satu ke lainnya. enggunakan anggota tubuhnya secara bermakna, seperti meraih objek atau mendapatkan benda. -ermain dengan boneka. encari kepuasan dan menghindari nyeri.

. %enyusupan $a&asa pada %enyandan' Autisme Apabila melihat bah,a anak-anak autistik memiliki kecerdasan yang ber/ariasi, bahkan dikatakan bah,a sebagian besar mengalami keterbelakangan mental, terapi dapat disesuaikan dengan kemampuan mereka mencerna pelajaran. 7leh karena itu, sebelum melakukan terapi bahasa, perlu mengetahui intelegensi dan kemungkinan seberapa jauh mereka akan mampu menguasai materi pendidikan serta mengetahui dan mengelola perilaku autistik yang mengganggu. asalah yang dimiliki anak-anak penyandang autisme saat mempelajari kata-kata sederhana adalah begitu banyak kalimat mereka memiliki ciri ekolali &membeoBmengulang kata( dan mengapa penggunaan bahasa mereka sering tidak memiliki kreati/itas dan daya cipta, dan membatasi diri pada pengulangan kalimat yang telah diucapkan orang lain &0eeters, )??8#%%(. 9amun demikian, bahasa harus menjadi bagian dari diri penyandang autisme. ereka harus mengenal dan menguasai bahasa agar dapat berinteraksi sosial. 7leh karena itu, pada para austistik masalah pemaknaan dan pemahaman tentang makna benda-benda, kejadian, dan orang

lain harus dihadirkan lebih dahulu &0eeters, )??8#'5(. Selain itu, perlu untuk memahami 3lebih dari persepsi literalBtanggapan harfiah4 &0eeters, )??8#)5(.$al ini disebabkan para penyandang autisme sangat kesulitan untuk memahami sesuatu yang bersifat abstrak. ereka tidak akan mengerti tentang norma, ketuhanan, dan rasa. 7leh karena itu, lebih mudah menyusupkan pada diri mereka kata-kata yang bersifat konkrit. Tentu saja penyusupan bahasa pada penyandang autisme tidak langsung dengan mempelajari bahasa berupa kalimat lengkap.Dengan demikian, perlu adanya tahapan-tahapan dalam mengembangkan bahasa.Tahapan-tahapan perkembangan bahasa selalu dimulai dengan kalimat satu kata atau holoprase yang telah mencerminkan suatu hubungan konseptual & arCat, )??;#;6(.Dari segi bahasa tulis, pelekatan bahasa dimulai dengan pengenalan seluruh abjad alfabet.Kemudian berlanjut pada penyukuan yang terdiri atas dua huruf &gabungan huruf /okal dan konsonan(. Setelah itu, penggabungan penyukuan atau pengulangan penyukuan yang dikaitkan dengan pemahaman makna benda-benda, kejadian, dan orang lain. $ingga pada akhirnya pengenalan kata dan tanda baca.-egitu tahap berikutnya telah dirambah, tahap sebelumnya tetap dimunculkan kembali..ara semacam ini dilakukan secara terus-menerus untuk mengetahui daya konsentrasi dan pemahaman penyandang autisme terhadap bahasa. erasuknya bahasa pada diri penyandang autisme dia,ali dengan kontak mata.Kontak mata sangat perlu agar perhatian penyandang autisme terfokus dan mereka mengenal la,an bicara.Dari kontak matalah dapat diketahui kesiapan penyandang autisme untuk dirasuki bahasa dalam bentuk rentetan kata-kata bermakna.Setelah kontak mata, tahap selanjutnya adalah kontak fisik.2e,at sentuhan dan rabaan, penyandang autisme dikenalkan pada benda dan kata, situasi dan kata, atau tempat dan kata.Sentuhan fisik disertai dengan pelafalan kata sangat penting untuk meningkatkan pemahaman penyandang autisme terhadap makna suatu kata. Kesuksesan bahasa menyusup ke diri penyandang autisme sangat ditentukan oleh kemampuan penyandang autisme tersebut berkonsentrasi. empertahankan konsentrasi merupakan latihan terberat bagi penyandang autisme. Konsentrasi bisa dibangun dengan cara menyadarkan mereka pada apa yang harus dikerjakan. 0enyadaran ini dapat dilakukan dengan cara memanggil nama mereka secara berulang-ulang dengan suara nyaring, sentuhan, memberikan atau menunjukkan hal-hal atau benda-benda yang disukai, dan pemaksaan. $al yang perlu diingat selama proses menjalin terapi bahasa ini adalah tidak menirukan kata-kata penyandang autisme; ,alaupun sekadar ekolali, karena hal ini bisa memancing amarah dan merusak konsentrasi penyandang autisme. Selain itu, terapi sebaiknya dilakukan secara indi/idual dalam suatu ruang tertutup sehingga perhatiannya tidak mudah terpecah. (. $a&asa dan Autisme 0ara penyandang autisme dianggap sudah mampu berbahasa jika sudah bisa diajak berbicara dan mampu menulis. =alaupun apa yang dikatakan atau ditulis itu sebatas hanya memenuhi tuntutan yang ditujukan pada dirinya atau kata-katanya terbatas kata-kata kunci yang dianggap cukup memenuhi keinginan la,an bicaranya. emang ada penyandang autisme yang memiliki !D melebihi anak normal.-ahkan, ada penyandang autis yang menduduki peringkat teratas mengalahkan anak normal di sekolah umum.!ni dikarenakan otak kanan mereka masih normal.0ada anak-anak autistik ini seringkali diharapkan memiliki suatu kepandaian istime,a.Sesungguhnya anak penyandang autisme yang memiliki intelegensi tinggi &!D lebih dari @?( hanya sekitar sepertiga dari seluruh penyandang autisme.Semakin tinggi intelegensinya dan semakin besar kemampuan komunikasinya maka semakin besar kemungkinannya mengikuti pendidikan umum bersama anak-anak normal. !ntegrasi semacam itu sangat bermanfaat bagi anak tersebut karena dia banyak memeroleh

'. ). *. 8. ;. %. @.

kesempatan belajar bersosialisasi dengan orang lain. -agi anak-anak autistik yang memiliki kemampuan intelegensi semakin rendah, dia bisa dipersiapkan untuk mengikuti program pendidikan yang secara prinsip sama dengan anak-anak tunagrahita dengan intelegensi setara. 9amun, harus diingat bah,a anak penyandang autisme memiliki keterbatasan atau gangguan lain yang sangat perlu diperhatikan, seperti komunikasi, sosialisasi, gangguan memfokuskan perhatian, ada juga yang hiperaktif, dan sebagainya. aka selain program yang sesuai dengan tingkat intelegensinya, perlu penyesuaian program dengan gangguan autistiknya dan akhirnya metode pelaksanaan program pun harus disesuaikan.Eustru di situlah keunikan pendidikan anak penyandang autisme. isalnya seorang anak penyandang autisme memiliki !D %;, tetapi komunikasi hampir tidak ada, dia perlu program khusus dan penanganan terpadu seperti misalnya melibatkan terapis ,icara &$adriami, )??)#';)(. Akhirnya sampailah pada suatu simpulan bah,a melalui terapi ,icara, kemampuan penyandang autisme bisa digali.Terapi ,icara yang merupakan metode pembelajaran bahasa tersebut tidak hanya mengenai belajar bahasa lisan, tetapi juga bahasa tulis.Keberhasilan terapi ,icara tampak dari kemampuan penyandang autisme mengemukakan pengetahuan yang telah dicerapnya melalui bahasa lisan atau bahasa tulis. -erpijak dari uraian di atas, yang perlu diperhatikan dalam menghidupkan bahasa pada penyandang autisme adalah perlunya penanganan yang tepat dan pengenalan gejala autisme sejak dini sehingga para penyandang autisme dapat dibantu menemukan bakat dan kemampuannya agar dapat mandiri menopang kehidupannya di masa yang akan datang. Selain itu, perlu menjalin komunikasi dan interaksi dengan penyandang autisme secara terus-menerus. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menjalin komunikasi dengan penyandang autisme, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut. Keteraturan melakukan suatu kegiatan berdasar tempat dan ,aktu yang sama setiap harinya. enghadirkan benda-benda sebagai alat komunikasi yang dapat dipahami# benda-benda tertentu sebagai penanda suatu kegiatan yang dilakukan. engomunikasikan informasi mengenai 3di mana4 dan 3kapan4 dengan cara yang mereka mengerti sehingga kita membuat hidup mereka lebih bisa diduga &hanya masalah penyederhanaan sopan santun(. engusahakan kontak mata sesering mungkin dan memahami kebiasaan dan kebisaannya. elatih konsentrasi selama mungkin secara terus-menerus. engajarkan kata sederhana untuk mengungkapkan suatu maksud secara berulang-ulang. Tega, memaksa, dan tidak mudah terpengaruh oleh penolakan yang dilakukan saat diajak berkomunikasi. 6. endorong ekspresi dan penggunaan perasaan serta pendapat. 5. enumbuhkan kemampuan berpikir logis. '?. embiasakan bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan.

También podría gustarte