Está en la página 1de 19

Sistem Proteksi

3 - 1
MODUL 3
RELE PROTEKSI





A. TUJUAN
Tujuan Pembelajaran Umum:
- Mahasiswa mampu memahami konsep system daya listrik secara baik dan mampu
menggambarkan aplikasinya

Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. Mahasiswa mampu mendefinisikan sistem pembangkitan, penyaluran, dan gardu induk
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi sistem pembangkitan, penyaluran, dan gardu
induk
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sistem pembangkitan, penyaluran, dan gardu induk
existing

B. TEORI PENUNJANG
B1. Umum
3.8. Rele Proteksi Jenis Over Current Relay
3.8.1. Konsep dasar rele arus lebih
` Rele adalah salah satu alat proteksi dalam sistem listrik. Rele berfungsi menjatuhkan
(tripping) circuit breaker jika terjadi keadaan tidak normal dari satu atau lebih besaran ukur.
Bila gangguan hubung singkat dibiarkan berlangsung dengan agak lama pada suatu sistem
daya, banyak pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan dapat terjadi seperti hal berikut ini,
adalah akibat yang terjadi gangguan hubung singkat :

1. Berkurangnya batas-batas kestabilan untuk sistem daya.
2. Rusaknya peralatan yang berada dekat dengan gangguan yang disebabkan oleh arus yang
besar, arus tak seimbang, atau tegangan rendah yan ditimbulkan oleh hubung singkat.
3. Ledakan yang mungkin terjadi pada peralatan yang mengandung minyak sebagai isolasi
sewaktu terjadi hubung singkat, yang mungkin menimbulkan kebakaran sehingga dapat
membahayakan petugas dan merusak peralatan-peralatan yang lain.
4. Terpisahnya keseluruhan daerah pelayanan sistem daya oleh suatu rentetan tindakan
pengaman yang berbeda.

3.8.2. Prinsip kerja rele arus lebih
Pengaman rele arus lebih adalah nama yang diberikan pada rele proteksi yang memberikan
respon reaksi dengan adanya arus tertentu. Secara praktis pemakaian rele arus lebih sebagai
pengaman hubung singkat dan keadaan-keadaan abnormal pada operasi power transmisi,
distribusi dan elemen-elemen lainnya.
Seperti pada gambar 8. menunjukkan diagram satu garis untuk pengaman arus lebih terhadap
suatu jaringan listrik :

BAGIAN 1
PENJELASAN MATERI

Sistem Proteksi

3 - 2
MODUL 3
RELE PROTEKSI


Gambar 3.20. Single Line Diagram Pengaman Arus Lebih

Keterangan gambar :
C = Rele arus lebih
T = Peralatan time delay
S = Peralatan signal
A = Relay pembantu/auxilary relay

Rele arus lebih (C) bekerja bila arus yang mengalir pada coil rele (Ir) sama atau lebih besar
dari arus kerja (Ip).
Ir > Ip

Fungsi dari masing-masing bagian dari rele arus lebih ini adalah :
a. I
p
= arus pick-up atau arus kerja
b. T = time delay;untuk menyalurkan perintah atau impuls kontrol ke CB untuk
trip out, bila perlu dengan pengaturan keterlambatan waktu.
c. S = sinyal; Sinyal merupakan indikator bahwa rele bekerja.
d. A. = Rele bantu; Rele bantu berfungsi untuk menambah kontak-kontak
dimana perintah impuls harus serentak dikirim (untuk membuka dan
menutup CB, menghubungkan alarm sinyal listrik dan seterusnya).

Pengaman akan beroperasi hanya ketika keadaan berikutnya jenuh :
tC > tTR + tAR + tBT
dimana : tC = waktu interval yang mana rele arus lebih tetap pick-up dan
menahan ditutupnya kontak.
tTR = waktu operasi dari rele waktu pada pemberian waktu setting
tAR = waktu operasi dari rele bantu
tBT = waktu pemutus CB.

Fungsi dari rele arus lebih dan rele waktu dapat digabungkan dalam satu rele invers time
adalah jika besaran arus gangguan makin besar, maka waktunya makin pendek (berbanding
terbalik dengan waktu).

3.8.3. Jenis - jenis rele arus lebih

Sistem Proteksi

3 - 3
MODUL 3
RELE PROTEKSI
Rele arus lebih terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik yang berbeda-beda yaitu :
a. Rele sesaat (instantaneous moment)
b. Rele waktu tertentu (definite time lag)
c. Rele waktu terbalik (invers time lag)
d. Kombinasi rele sesaat dengan rele waktu tertentu
e. Kombinasi rele sesaat dengan rele waktu terbalik
f. Invers Definite Minimum Time (IDMT)



Gambar 3.21 : Karakteristik Arus Waktu Rele Arus Lebih

a. Rele sesaat (instantaneous moment)
Rele arus lebih waktu seketika, waktu kerjanya seketika tanpa perlambatan
waktu disengaja. Jangka waktu rele bekerja sampai selesainya kerja rele
sangat pendek, sehingga rele bekerja sangat cepat.




Gambar 3.22. Rele sesaat dan karakteristik

Pada karakteristik rele sesaat terlihat bahwa :
I
r
< Ip rele tidak bekerja
Ir > IP rele bekerja

Jangka waktu bekerjanya rele ini sangat singkat sekali tanpa penundaan waktu. Biasanya rele
ini bekerja jika arus gangguan besar sekali (>10xIn) sehingga waktu kerja yang dibutuhkan
sangat cepat (minimal 0,05 detik).


Sistem Proteksi

3 - 4
MODUL 3
RELE PROTEKSI
a. Rele waktu tertentu (definite time lag)
Rele arus lebih dengan waktu tertentu digunakan pada saluran dengan keadaan sebagai
berikut :
1. Besar arus gangguan antara pangkal dan ujung saluran tidak jauh berbeda, yaitu
apabila impedansi sumber lebih besar dibandingkan dengan impedansi saluran. Dalam
hal ini bagian saluran pendek.
2. Daya yang dicatu bervariasi, sehingga arus gangguan berbeda-beda besarnya.
3. Rele arus lebih waktu tertentu cocok untuk arus gangguan yang rendah.


Gambar 3.23. Rangkaian dan karakteristik rele dengan waktu tertentu

Definite over current rele merupakan salah satu tipe rele arus lebih yang bekerjanya
mempunyai keterlambatan t1 detik untuk setting arus IP. Hal itu berarti, walaupun terjadi arus
gangguan yang besar tetapi bila berlangsung singkat (dibawah setting waktunya) rele tersebut
tetap tidak bekerja. Demikian juga sebaliknya untuk arus gangguan yang kecil (dibawah
settingnya) walaupun berlangsung lama, rele juga tidak bekerja.


Gambar 3.24
Rele definite hanya menyetel waktu
Saat terjadi gangguan hubung singkat
arus dari CT masuk ke kumparan Rele.
Selenoid yang dililit kumparan akan
menjadi magnit dan kontak akan ditarik
kebawah.
lamanya kontak menyentuh switch
tergantung setting waktunya

b. Rele waktu terbalik (Invers time lag)
Rele arus lebih waktu sangat terbalik digunakan pada saluran dengan keadaan, dimana
impedansi sumber impedansi saluran, sehingga diperoleh perbedaan arus gangguan
yang cukup besar dipangkal saluran dengan ujung saluran. Rele ini sesuai dengan
karakteristiknya akan bekerja lebih lambat bila arus gangguan yang dirasakan lebih kecil
dan sebaliknya akan bekerja cepat apabila arus gangguan besar.

Rele waktu terbalik merupakan salah satu tipe rele arus lebih dimana terjadinya
koordinasi antara waktu operasi dari rele dengan besarnya arus gangguan yang mengalir
pada sistim adalah berbanding terbalik (invers). Hal ini berarti bahwa makin besarnya
gangguan yang terjadi maka waktu operasi dari rele akan semakin pendek/cepat.


Setelan
waktu

Sistem Proteksi

3 - 5
MODUL 3
RELE PROTEKSI

Gambar 3.25. Rangkaian dan karakteristik rele waktu terbalik


Rumus setelan waktu relai inverse, adalah :


Ke
ter
an
ga
n :

Re
le
inv
ers
e
me
ny
ete
l
wa
ktu
&
aru
s
Sa
at
ter
jad
i
ga
ng
gu
an
hu
bu
ng

Gambar 3.26 Rele Invers
t =
0.14 x tms
I
F

I
SET

0.02
- 1
u

Sistem Proteksi

3 - 6
MODUL 3
RELE PROTEKSI
sin
gk
at
aru
s
dar
i
CT
ma
su
k
ke
ku
mp
ara
n
Re
le
Sel
en
oid
ya
ng
dil
ilit
ku
mp
ara
n
ak
an
me
mb
ent
uk
u,
flu
ks
ter
pot
on
g
ole
h
pir
ing
an,
pir
ing
an

Sistem Proteksi

3 - 7
MODUL 3
RELE PROTEKSI
ber
put
ar.
La
ma
ny
a
ko
nta
k
me
ny
ent
uh
sw
itc
h
ter
ga
ntu
ng
set
tin
g
wa
ktu
ny
a

Relai arus lebih waktu terbalik pada dewasa ini dalam suatu relai dapat memiliki
beberapa jenis kurva yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhannya berkat kemajuan
tekonologi elektronika dan micro prosesor Dimana kurva kurva tersebut dapat diubah
kedalam bentuk bentuk persamaan diantaranya adalah :

1. Kurva standar Inverse
=
(

=
1
14 . 0
.
02 . 0
M
TD tp
2. Kurva Very Inverse
=
(

=
1
5 . 13
.
M
TD tp

3. Kurva Extremely Invers
=
(

=
1
0 . 80
.
2
M
TD tp



Sistem Proteksi

3 - 8
MODUL 3
RELE PROTEKSI
4. Kurva long time inverse
=
(

=
1
0 . 80
.
2
M
TD tp


Dimana
tp = waktu kerja relai dalam detik
TD = Time Dial Seting
M = Perkalian arus kerja relai (Pick-Up) M >1

c. Kombinasi rele sesaat dengan rele waktu tertentu

Gambar 3.27. Rangkaian dan karakteristik dari kombinasi rele sesaat dan waktu tertentu

Bila gangguan terlalu besar maka Ir akan memerintah CB untuk trip out sedangkan bila tidak
terlalu besar ia akan mempunyai keterlambatan waktu untuk memerintah CB lewat jalur t
detik. Maksudnya bila arus gangguan besar maka ia akan bertindak sebagai momen untuk
mentrip langsung CB dan bila arusnya kurang dari Isetting maka ia akan berfungsi sebagai
definite.

Kombinasi rele sesaat dengan rele waktu terbalik

Gambar 3.28. Rangkaian dan karakteristik dari kombinasi rele sesaat dengan rele waktu
terbalik

Pada karakteristiknya terlihat bahwa :
I
2
> I
r
CB langsung membuka, maka berfungsi sebagai rele sesaat. I2<Ir pada awal
pembukaan, maka berfungsi sebagai rele inverse.

d. Rele arus lebih dengan karakteristik Invers Definite Minimum Time (IDMT)
Karakteristik rele dengan waktu minimum tertentu dan terbalik merupakan gabungan dari
karakteristik rele dengan waktu terbalik dan waktu tertentu, sehingga dalam pemakaiannya
merupakan kerjasama dari keadaan untuk rele dengan waktu terbalik dan waktu tertentu.

Sistem Proteksi

3 - 9
MODUL 3
RELE PROTEKSI
Untuk pencatuan daya tetap digunakan bagian karakteristik rele yang waktunya terbalik dan
sebaliknya bagian karakteristik dengan waktu tertentu digunakan pada pencatuan daya yang
berubah-ubah.

Karakteristik dari rele IDMT ini adalah :

Gambar 3.29: Karakteristik rele IDMT


Jangka waktu bekerjanya rele ini mempunyai dua sifat yaitu :
1. Bersifat invers/waktu terbalik untuk harga kuantitas listrik yang kecil
2. Bersifat definite/waktu tertentu untuk kuantitas listrik yang besar.


3.8.4. Menentukan setting rele dan koordinasinya
a. Koordinasi Kerja Rele Arus Lebih
Koordinasi kerja rele arus lebih merupakan suatu cara pemilihan dan penyetelan ( setting)
arus waktu peralatan pengaman yang di pasang secara berurutan dengan tepat, sehingga
dapat bekerja membebaskan saluran dari gangguan menurut urutan kerja masing
masing.

Dalam koordinasi, suatu alat pengaman akan bekerja bila ada gangguan di dekatnya dan
memberikan kelambatan waktu yang cukup untuk gangguan jauh. Sebagai contoh di
tunjukkan pada gambar berikut, di mana rele A bekerja lambat untuk gangguan di titik 1
atau titik 2. Untuk ganguan di titik 1, kelambatan waktu kerja rele A memberikan waktu
untuk rele B bekerja sebelum rele A. Jadi rele A tidak terbuka untuk gangguan di titik 1,
kecuali jika rele B gagal bekerja, maka rele A akan bekerja ( rele A sebagai cadangan rele
B untuk gangguan di titik 1 ).

150 kV
20 kV
GH Sisi Kirim
GH Sisi terima
SISTEM DISTRIBUSI
PRIMER
M
20 kV
M
beban
F2
F3


Gambar 3.30 : Contoh Koordinasi Kerja Rele Pengaman


Sistem Proteksi

3 - 10
MODUL 3
RELE PROTEKSI
Rele dan peralatan pengaman di koordinasikan dengan menggunakan karakteristik arus waktu
yang sesuai.
Rele pengaman yang berdasarkan arus (waktu berbanding terbalik, sangat terbalik, amat
sangat terbalik ) memerlukan penyetelan arus ( current tap setting atau plug setting ) dan
pengali waktu ( time multiplies setting ).

Untuk koordinasi antara rele pengaman, harus di penuhi beda waktu koordinasi kerja yaitu
beda waktu kerja terkecil yang memberikan kesempatan alat pengaman yang lebih jauh dari
sumber untuk memisahkan gangguan yang terjadi pada daerah pengamanannya.

Faktor faktor yang mempengaruhi beda waktu koordinasi adalah :
1. Waktu kerja pemutus tenaga.
2. Waktu perjalanan lebih rele ( overtravel ).
3. Waktu untuk keamanan, untuk mengatasi kesalahan dalam :
a. Menghitung arus gangguan.
b. Penyetelan rele.
c. Perbandingan trafo arus ( ratio CT ).

Beda waktu koordinasi yang umum adalah 0,3 detik di tambah waktu bebas pemutus
tenaga, bila koordinasi 3 kali arus minimum buka. Beda waktu yang lebih besar digunakan
pada karakteristik yang kurvanya tajam.

b. Penyetelan Rele Arus Lebih
Penyetelan rele arus lebih adalah memilih tap rele atau arus kerja terkecil untuk
keperluan koordinasi. Jadi ada 3 penyetelan yang dilakukan :
- Penyetelean rele fasa.
- Penyetelan rele tanah.
- Penyetelan rele arus berarah.

b1. Penyetelan Rele Fasa
Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan penyetelan rele fasa adalah sebagai
berikut :

- Arus kerja minimum rele ( I
k
) harus lebih besar dari arus beban maksimum (
I
bm
) dan lebih kecil dari arus gangguan hubung singkat minimum yaitu arus
gangguan hubung singkat dua fasa di ujung seksi. Dengan memperhatikan
faktor keamanan, faktor rele dan perbandingan kesalahan rele terhadap arus
lepas ( drop off current ratio ), maka diambil penyetelan rele :

1 * 3 I
bm
< I
k
< 0,8 * I
2 F

- Untuk menentukan penyetelan waktu rele perlu diketahui beda waktu
koordinasi minimum yang diperbolehkan sesuai dengan spesifikasi rele dan
pemutus tenaga yang dipakai.
b.2. Penyetelan Rele Tanah
Penyetelan rele tanah, tida tergantung pada arus beban maksimum sistem.
Faktor faktor pembatas penentuan penyetelan rele tanah adalah :


Sistem Proteksi

3 - 11
MODUL 3
RELE PROTEKSI

b.2.1. Ketidakseimbangan Beban.
Bila beban sistem distribusi tidak seimbang, maka akan mengalir arus
tanah pada rele tanah, karena itu arus kerja minimum rele harus lebih
besar dari arus ketidakseimbangan tersebut.

b.2.2. Ketelitian Trafo Arus
Untuk penyetelan arus kerja yang paling kecil, beban rele tanah akan
menjadi besar. Pada keadaan ini, perkalian arus kerja terkecil dengan
perbandingan belitan trafo arus tidak sama dengan arus kerja terkecil
sisi primer sebenarnya.Penyetelan arus kerja terkecil untuk rele tanah di
tentukan kira kira 10 30 % arus beban maksimum atau berdasarkan
pengalaman penyetelan rele tanah. Nilai ini di anggap lebih besar dari
arus tanah, karena ketidakseimbangan beban normal.


b.3. Penyetelan Rele Arus Lebih Berarah
Penyetelan arus akan disetel melebihi penyetelannya. Untuk penyetelan
rele arus lebih, maka diperlukan data mengenai :
a. Arus Kerja Primer ( I
pp
) dari Pengaman :




b. Arus Kerja Sekunder ( I
ps
)


di mana : K
sf
= Faktor Pengaman 1,15 1,3
K
d
= Drop Out to pick-up ratio 0,7 0,95
I
L max
= Arus Beban Terbesar
I
d
= Arus Jatuh
K
s
= Sensitivity Factor 1,5 2
K
sch
= Faktor Penghubung


I
r
= Arus yang melalui kumparan rele = 600 A
I
2
= Arus Sekunder CT = 5 A
q
CT
= Perbandingan Lilitan CT

maka :



Sistem Proteksi

3 - 12
MODUL 3
RELE PROTEKSI

jadi :



3.2. Plug / Waktu Rele
Penyetelan pengali arus juga disebut Plug Setting Multiplier (PSM), jadi
persamaannya adalah :



Sehingga Arus Plug Setting Multiplier (PSM) adalah :

(

)




1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0 1 2 4 6 10 12 14 16 18
Multiple of Plug Setting Current
10,0
8,0
6,0
2,0
1,0
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3

0,2

0,1

Operating Time in Second

Sistem Proteksi

3 - 13
MODUL 3
RELE PROTEKSI
Gambar 3.31 : Kurva Multiple Of Plug Setting Current
3.9 Rele Fasa dan Rele Tanah
Rele Fasa adalah Rele Arus Lebih yang digunakan untuk gangguan antar
fasa.
Rele Tanah adalah Rele Arus L ebih yang digunakan untuk gangguan
antar fasa ke tanah. Rele Tanah lebih tanggap terhadap adanya gangguan fasa
ke tanah daripada Rele Fasa.
Pada sistem distribusi, umumnya digunakan 2 atau 3 rele fasa dan 1 rele
tanah, yang dihubungkan seperti pada gambar 2.2 a dan b. Dengan susunan 3
rele fasa dan 1 rele tanah. Satu rele dapat dilepaskan pada waktu pengujian dan
untuk pemeliharaan, rangkaian tidak perlu dipadamkan. Dengan susunan 2 rele
fasa dan 1 rele tanah, rangkaian harus dipadamkan pada waktu pemeliharaan dan
pengujian.


a. Tiga Rele Fasa dan Satu Rele Tanah

b. Dua Rele Fasa dan Satu Rele Tanah

Gambar : 3.32. Diagram Dasar Susunan Rele Fasa dan Rele Tanah



3.10. Penutup Balik Otomatis
Penutup Balik Otomatis adalah suatu alat pengaman arus lebih yang secara otomatis
membuka dan menutup jika ada gangguan sementara dan memutuskan rangkaian jika terjadi
gangguan menetap (permanen).
Penutup balik otomatis terdiri dari bagian-bagian yang merasakan arus lebih, mengatur
kelambatan waktu dan memutuskan arus gangguan.
Untuk gangguan menetap (permanen) (rangkaian terbuka) setelah beberapa pemutusan
(bisa diatur setelah 2 atau 3 operasi tutup balik) dan selanjutnya akan memisahkan bagian
yang terganggu tersebut dari bagian saluran utama sistem.
Penutup balik otomatis yang dikendalikan secara hidrolik merasakan arus lebih melalui
kumparan buka (trip coil) yang dihubungkan seri dengan saluran. Bila arus tersebut melebihi
batas arus buka terkecil, maka suatu batang ditarik kedalam kumparan, kemudian membuka
kontak-kontak penutup balik otomatis. Penundaan waktu dan urutan kerja pemutusan
dilakukan dengan pemompaan minyak melalui ruang hidrolik yang terpisah. Penutup balik
otomatis yang dikendalikan oleh rangkaian elektronik merasakan arus melalui 3 trafo arus
jenis bushing yang terdapat didalam penutup balik otomatis dan sekunder trafo dihubungkan

Sistem Proteksi

3 - 14
MODUL 3
RELE PROTEKSI
ke rangkaian pengendali elektronik. Fungsi pengendali atau pengatur elektronik pada penutup
balik otomatis adalah :
- Merasakan adanya arus lebih.
- Mengatur kerja pemutusan dengan kelambatan waktu tertentu bila arus melebihi
harga terkecil.
- Mengatur kerja pemutusan kembali setelah kelambatan waktu tertentu sesuai dengan
karakteristik waktu yang digunakan.
- Mengatur kerja pemutusan menetap setelah beberapa pemutusan sementara.
Pada umumnya penutup balik otomatis bisa diatur untuk 2 atau 3 pengoperasian tutup
balik. Kerja pemutusan dan penutupan kembali untuk 2 pemutusan cepat dan 2 pemutusan
lambat, digambarkan pada gambar 2.3 (urutan kerja penutup balik ).

Kerja Cepat
Arus Gangguan
( kontak-kontak tertutup )
Kerja Lambat
Arus Gangguan
( kontak-kontak tertutup )
Arus Penutup Beban
terkunci ( kontak-
kontak terbuka )
Interval Penutupan
Balik ( kontak terbuka )


Gambar 3.33 : Urutan Kerja Penutup Balik

Kontak-kontak penutup balik akan segera melewati waktu kerja pemutusan yaitu
waktu antara saat merasakan adanya arus gangguan setelah itu interval penutupan balik yaitu
waktu antara saat penutup balik akan menutup kembali kontak-kontaknya, penutup balik
kemudian dapat menutup tanpa penundaan waktu. Dua penutupan berikutnya dilakukan
selama tunda waktu tersebut.

3.11. Pengaman Lebur
Pengaman Lebur adalah sebuah alat pengaman jaringan dari gangguan arus lebih.
Sebagai alat pengaman arus lebih, pengaman lebur bekerja dengan meleburkan bagian
penghantarnya bila dialiri arus lebih tertentu selama waktu tertentu. Pada saat bagian
penghantarnya putus, maka akan terbentuk bunga api yang bersifat menghantar yang terdiri
dari partikel-partikel ion, sehingga menyebabkan arus gangguan dapat mengalir. Untuk
mencegah kerusakan pada sistem, bunga api tersebut harus dipadamkam. Pemadam bunga api
tersebut dapat dipergunakan berupa minyak, serbuk pasir, atau gas yang dihasilkan pada
waktu terbentuknya bunga api.
Kerja pengaman lebur diberikan dalam bentuk karakteristik arus-waktu. Ada 2 kurva
arus-waktu untuk pengaman lebur, yaitu :

Sistem Proteksi

3 - 15
MODUL 3
RELE PROTEKSI
a) Kurva Lebur Minimum, yang menunjukkan waktu terpendek yang dibutuhkan untuk
meleburkan kawat lebur dengan adanya arus gangguan dan saat mulai terjadinya bunga
api.
b) Kurva Lebur Maksimum, yang menunjukkan waktu maksimum yang dibutuhkan untuk
meleburkan kawat lebur dengan adanya arus gangguan dan pemadaman bunga api.

Berdasarkan karakteristik kerja arus waktunya, pengaman lebur ada beberapa jenis yang
diantaranya adalah :
a) Pengaman lebur jenis K.
b) Pengaman lebur jenis T.
c) Pengaman lebur jenis H.

BEBAN
A B
F SOURCE

Gambar 3.34 : Contoh Koordinasi kerja Pengaman Lebur yang di hubung seri

Keterangan : A adalah pengaman lebur yang di lindungi
B adalah pengaman lebur yang mengamankan

Pengaman lebur jenis K dan T termasuk kedalam jenis pengaman lebur expulsion
(mengeluarkan gas pada waktu peleburan). Untuk arus lebih dengan arus pengenal yang sama,
pengaman lebur jenis K mempunyai karakteristik kerja cepat, pengaman lebur jenis T
mempunyai karakteristik kerja lambat, dan pengaman lebur jenis H mempunyai karakteristik
kerja sangat lambat / lebih lambat.

Perbedaan kurva untuk pengaman lebur jenis K dan T, berdasarkan pada perbandingan
kecepatan yaitu antara arus lebur minimum pada 0,1 detik dan arus lebur minimum pada 300
atau 600 detik. Perbandingan kecepatan untuk pengaman lebur jenis K adalah antara 6
sampai 8, sedangkan untuk jenis T adalah antara 10 sampai 13 detik.

Pengaman lebur jenis K dan T tersedia untuk arus pengenal 6 Ampere ke atas, sedangkan
jenis H tersedia untuk arus pengenal 8 ampere ke bawah.

Tahanan ( R ) dan reaktansi ( X
L
) penghantar AAC tegangan 20 kV
(dikutip dari SPLN 64: 1985)
Luas
Penampang
mm
2
Jari
2


mm
Urat GMR

mm
Impedansi urutan
positif
(Ohm / km)
Impedansi urutan
Nol
(Ohm / km)
16 2,2563 7 1,6380 1,8382 + j 0,4035 1,9862 + j 1,6910
25 2,8203 7 2,0475 1,1755 + j 0,3895 1,3245 + j 1,6770
35 3,3371 7 2,4227 0,8403 + j 0,3791 0,9883 + j 1,6666
50 3,9886 7 2,8957 0,5882 + j 0,3677 0,7362 + j 1,6552

Sistem Proteksi

3 - 16
MODUL 3
RELE PROTEKSI
70 4,7193 7 3,4262 0,4202 + j 0,3572 0,5682 + j 1,6447
95 5,4979 19 4,1674 0,3096 + j 0,3464 0,4576 + j 1,6339
120 6,1791 19 4,6837 0,2451 + j 0,3375 0,3931 + j 1,6250
150 6,9084 19 5,2365 0,1961 + j 0,3305 0,3441 + j 1,6180
185 7,6722 19 5,8155 0,1590 + j 0,3239 0,3070 + j 1,6114
240 8,7386 19 6,6238 0,1225 + j 0,3157 0,2705 + j 1,6032



Tahanan ( R ) dan reaktansi ( X
L
) penghantar AAAC tegangan
20 kV (dikutip dari SPLN 64: 1985)

Luas (mm
2
)
Penampang
Jari
2

mm
Urat GMR
mm
Impedansi urutan
positif
(Ohm / km)
Impedansi urutan
Nol
(Ohm / km)
16 2,2563 7 1,6380 2,0161 + j 0,4036 2,1641 + j 1,6911
25 2,8203 7 2,0475 1,2903 + j 0,3895 1,4384 + j 1,6770
35 3,3371 7 2,4227 0,9217 + j 0,3790 1,0697 + j 1,6665
50 3,9886 7 2,8957 0,6452 + j 0,3678 0,7932 + j 1,6553
70 4,7193 7 3,4262 0,4608 + j 03572 0,6088 + j 1,6447
95 5,4979 19 4,1674 0,3096 + j 0,3449 0,4876 + j 1,6324
120 6,1791 19 4,6837 0,2688 + j 0,3376 0,4168 + j 1,6324
150 6,9084 19 5,2365 0,2162 + j 0,3305 0,3631 + j 1,6180
185 7,6722 19 5,8155 0,1744 + j 0,3239 0,3224 + j 1,6114
240 8,7386 19 6,6238 0,1344 + j 0,3158 0,2824 + j 1,6034


IMPEDANSI KABEL TANAH DENGAN PENGHANTAR ALUMUNIUM
LUAS
PENAMPANG
(mm
2
)
R

(ohm/km)
L

mH/km
C

f/km
Impedansi
urutan positif
(ohm/km)
Impedansi
urutan Nol
(ohm/km)
150 0,206 0,33 0,26 0,206 + j 0,104 0,356 + j 0,312
240 0,125 0,31 0,31 0,125 + j0,097 0,275 +j0,029
300 0,100 0,30 0,34 0,100 + j0,094 0,250 + j0,282














Sistem Proteksi

3 - 17
MODUL 3
RELE PROTEKSI







A. PETUNJUK PRE-TEST
1. Kerjakan soal dan latihan pre-test yang ada pada Modul 1.
2. Mahasiswa dapat dengan sukarela menjawab pertanyaan secara bergantian atau
ditunjuk langsung oleh dosen.

B. PETUNJUK POST-TEST
Dalam tugas ini, pada akhirnya saudara akan membuat definisi terkait dengan :
1. Sistem pembangkitan energi listrik
2. Jenis-jenis sistem pembangkitan energi listrik beserta contoh-contohnya
3. Konfigurasi sistem penyaluran daya listrik
4. pola penyaluran daya listrik























BAGIAN II
PETUNJUK KERJA

Sistem Proteksi

3 - 18
MODUL 3
RELE PROTEKSI





Jawablah pertanyaan berikut ini
1. Jelaskan pengertian rele dan bagian-bagiannya
2. Uraiakan cara kerja perangkat system proteksi. Berikan salah satu contoh penerapannya (
mis. System proteksi arus lebih, system proteksi beban lebih, )
3. Berikan penjelasan saudara tentang rele proteksi menggunakan Konstruksi rele tipe
Hinged Armature. Berikan contoh penerapannya pada salah satu system kelistrikan.






































BAGIAN 3
PRE-TEST

Sistem Proteksi

3 - 19
MODUL 3
RELE PROTEKSI




Jawablah pertanyaan berikut ini
1. Jelaskan system ketenagalistrikan yang ada di Indonesia.
2. Apa yang dimaksud dengan system distribusi ketenagalistrikan
3. Gambar system penyaluran daya listrik dari pusat pembangkit sampai kepusat-pusat
beban. Lengkapi data dan keterangannya.
4. Gambar single-diagram dari system pendistribusian ketenagalistrikan.
5. Jelaskan ruang-lingkup system distribusi daya listrik dan fungsi masing-masingnya.



BAGIAN 4
POST-TEST

También podría gustarte