Está en la página 1de 220

BAB I PENDAHULUAN

Ibu hamil termasuk dalam kelompok rentan kesehatan selain bayi, balita, ibu bersalin, dan ibu menyusui sehingga pemerintah mengupayakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh mereka.1 Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan.1 Infeksi dalam kehamilan adalah infeksi yang terjadi saat kehamilan berlangsung, bisa didapatkan saat sebelum kehamilan terjadi atau bersangkutan saat infeksi berlangsung.1 Penyakit infeksi dalam kehamilan dibagi dalam penyakit akibat hubungan seksual, dan penyakit lainnya terdiri dari infeksi oleh bakteri, virus serat infeksi parasit dalam kehamilan. Infeksi dalam kehamilan berdampak pada janin bisa berasal dari infeksi tersebut saat janin didalam kandungan atau saat janin setelah dilahirkan pervaginam karena kontak langsung dengan tempat yang terinfeksi. Dampak terhadap janin bisa berbeda bila kuman penyakit masuk ditrimester yang berbeda pula .Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. ebanyakan penyakit infeksi diperparah dengan terjadinya kehamilan. Dan ada pula Penyakit yang nampaknya tidak terlalu mengancam jiwa ibu hamil bahkan tidak nampak gejala tetapi bisa membahayakan terhadap janin. 1,! Penyakit"penyakit intrauterin yang sering menyebabkan dampak yang berbahaya pada janin yaitu Penyakit #$%&'. Infeksi #$%&' (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex) sudah lama dikenal dan sering dikaitkan dengan hal"hal di atas. Penyakit 1 didapatkan saat kehamilan. Besarnya pengaruh infeksi tersebut tergantung dari virulensi agennya, umur kehamilan serta imunitas ibu

#$%&' ialah penyakit"penyakit intrauterin atau yang didapat pada masa perinatal( merupakan singkatan dari # ) #oksoplasmosis $ ) other yaitu penyakit lain misalnya sifilis, 'I*"1dan +, dan ,indrom Imunodefisiensi Didapat - Acquired Immune e!iciency Syndrome./ID,0,dan sebagainya( % ) %ubela -campak 1erman0( & ) Cytomegalovirus( ' ) 'erpes simpleks.1,+,! Banyak penyakit infeksi intrauterin maupun yang didapat pada masa perinatal yang berakibat sangat berat pada janin maupun bayi, bahkan mengakibatkan kematian sehingga diperlukan diagnosa yang cepat dan tindakan pengobatan serta pencegahan baik yang dapat dilakukan oleh wanita hamil, suami, keluarganya maupun dari pemerintah sehingga diharapkan menurunkan angka kematian ibu maupun bayi.+

BAB II +

TINJAUAN PUSTAKA II.1 TOKSOPLASMOSIS II.1.1 DEFINISI Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasmosis 2ondii. 3ang merupakan parasit penyebab penyakit pada manusia dan binatang. Pada manusia khususnya bayi dan anak"anak, dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan. II.1.2 EPIDEMIOLOGI Pertama kali ditemukan pada tahun 1456 oleh 7icolle dan 8anceau9. Ditemukan di seluruh belahan dunia kecuali di kutub utara. $rang"orang yang memiliki tingkat resiko tinggi menderita to9oplasmosis adalah fetus, neonatus dan pasien dengan gangguan imun. 8enurut data :'$, diketahui sekitar !55 juta orang menderita to9oplasmosis. 7amun, di Indonesia khususnya belum ada angka pasti, dan beberapa hewan sudah banyak dilaporkan. ,ebagian besar penyakit ini asimtomatik dan bila ada, gejalanya sama dengan penyakit lain sehingga diagnosis serologis sering dipakai sebagai patokan diagnosis penyakit ini.! Berdasarkan data prevalensi to9oplasmosis, sebagian besar penduduk Indonesia pernah terinfeksi parasit to9oplasma gondii. Pemeriksaan antibodi pada donor darah di 1akarta memperlihatkan ;5< di antaranya mengandung antibodi terhadap parasit tersebut. /ngka kejadian Toxoplasmosis di berbagai negara berbeda"beda dan lebih sering ditemukan didaerah dataran rendah dengan kelembapan udara yang tinggi. Di seluruh dunia, angka kejadian infeksi kongenital berkisar dari 1"=.1, 555 kelahiran hidup, di /,, kejadian diperkirakan 5,1"1 . 1.555 kelahiran hidup. 'al ini diyakini bahwa >55">,555 bayi dilahirkan setiap tahun di /, dengan toksoplasmosis bawaan. #ingkat ,eroprevalensi pada wanita hamil bervariasi >"65< di seluruh dunia, di /merika ,erikat, sebuah survei serologi ditemukan 1?< dari wanita usia subur yang seropositif.

II.1.3 ETIOLOGI !

II.1.!.a. 8$%@$A$2I ata to9oplasma berasal dari bahasa yunani B toxonC yang berarti berbentuk bulan sabit. Toxoplasma gondii merupakan parasit suatu proto"oa intraselular obligat dengan distribusi kosmopolitan. #akiDoitnya oval atau seperti bulan sabit, bermultiplikasi hanya dalam sel hidup, dan berukuran +"> 9 >"= Em. ista jaringan, yang berdiameter 15"155 Em, dapat mengandung beribu"ribu parasit dan menetap dalam jaringan, terutama ,,, dan otot skelet serta otot jantung, sepanjang umur hospes tersebut.1,+,! 2enus #o9oplasma hanya terdiri dari satu spesies yaitu #o9opasma gondii, parasit ini mempunyai sifat yang tidak umum dibandingkan dengan genus lain, diantaranya dapat menginfeksi inang antara dalam kisaran yang sangat luas - tidak bersifat host spesifik 0 #o9oplasma gondii merupakan protoDoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takiDoit, kista dan ookista. #o9oplasma gondii merupakan parasit yang menumpang pada hewan seperti anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. 8anusia dapat terinfeksi parasit to9oplasma ini jika mengonsumsi daging yang tidak matang dengan sempurna, sayur dan buah"buahan mentah yang tidak dicuci bersih dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah yang telah tercemar oleh parasit tersebut. Bentuk toksoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk yaitu takiDoit -bentuk proliferatif0, kista -berisi bradiDoit0 dan ookista-berisi sporoDoit0. Bentuk takiDoit

8enyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat. Fkuran panjang >"6 mikron, lebar +"> mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang >

terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. #idak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. #akiDoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh.#akiDoit dapat memasuki tiap sel yang berinti. Ditubuh manusia memiliki + bentuk takiDoit dan bradiDoit. Bentuk ista -BradiDoit 0

ista dibentuk di dalam sel hospes bila takiDoit yang membelah telah membentuk dinding. Fkuran kista berbeda"beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradiDoit dan ada yang berukuran +55 mikron berisi kira"kira !555 bradiDoit. ista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama diotak, otot jantung, dan otot bergaris.

Bentuk $okista

$okista berbentuk lonjong, berukuran 11"1> 9 4"11 mikron. $okista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas.Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. 8asing" masing sporokista tersebut berisi > sporoDoit yang berukuran 6 9+ mikron dan sebuah benda residu.

II.1.!.b. ,I AF, 'IDFP #. gondii memiliki + bagian siklus hidup, siklus seksual dan siklus aseksual. ,iklus seksual hanya terjadi di dalam tubuh kucing -host definitif0, sedangkan siklus aseksual terjadi di tubuh mammalia lain -termasuk manusia0 dan beberapa jenis burung. Di dalam tubuh host sekunder protoDoa ini memiliki + macam bentuk, takiDoit -infeksius, cepat membelah diri, berhubungan dengan fase akut dari infeksi0dan bradiDoit -pertumbuhan lambat, dan terdapat dalam kista di berbagai jaringan tubuh0. ,iklus seksual dimulai di dalam traktus gastrointestinal kucing. 8akrogametosit dan mikrogametosit berkembang dari bradyDoit yang termakan dan bergabung membentuk Digot. Gigot ini kemudian di enkapsulasi menjadi ookista. Gigot didalam ookista ini bersporulasi dan membelah diri membentuk sporoDoit. ,poroDoit ini menjadi infeksius dalam +> jam atau lebih setelah kucing mengeluarkan ookista via feses. Diluar tubuh kucing, sporoDoit ini akan menjadi tachyDoit. ,elama infeksi primer, kucing bisa mengeluarkan jutaan ookista tiap harinya selama 1"

! minggu. $okista ini bisa tetap infeksius selama lebih dari 1 tahun dalam lingkungan manusia yang hangat. Bentuk dari #. gondii yang dapat menginfeksi manusia adalah ookista, tachyDoit dan bradyDoit. Infeksi dapat berasal dari ingesti ookista dari makanan atau minuman yang tercemar atau daging kurang matang, transmisi via placenta, susu yang tidak di pasteurisasi, transfusi darah, kecelakaan saat di laboratorium, atau berasal dari transplantasi organ yang terinfeksi. ,etelah masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk ookista atau dalam bentuk bradiDoit maka protoDoa ini akan langsung berubah menjadi tachyDoit dan menginvasi sel gastrointestinal. Di dalam sel, tachyDoit ber"multiplikasi sampai menyebabkan ruptur sel dan kemudian menginfeksi sel sekitarnya. #akiDoit ini nantinya akan membentuk fokus nekrotik dikelilingi sel radang dan bila sistem pertahanan tubuh baik akan hilang. 7amun, pada orang dengan immunodefisiensi takiDoit ini akan masuk ke dalam sistem limfatik dan menyebar ke seluruh tubuh secara hematogen menuju jaringan"jaringan otot dan saraf. ,etelah sampai takiDoit ini akan membentuk kista yang berisi bradyDoit dalam = hari. ista tersebutlah yang pada umumnya menyebabkan berbagai gejala klinis pada penderita to9oplasmosis. Pada ibu yang sedang hamil to9oplasma dapat menular secara kongenital via aliran darah.

2ambar 1. ,iklus hidup Toxoplasma gondii II.1.!.c. #%/78I,I Pola transmisinya ialah transplasenta pada wanita hamil, mempunyai masa inkubasi 15"+! hari bila penularan melalui makanan -daging yang dimasak kurang matang0 dan ?"+5 hari bila penularannya melalui kucing. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan +5< janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin, sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga ;?< janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan. &ara penularan dapat terjadi melalui beberapa jalur H 1. #ransmisi ongenital Infeksi pada pada plasenta dipengaruhi boleh saat terjadinya infeksi pada neonatus. 7amun hanya !5< infeksi terjadi pada bayi dari ibu yang terinfeksi saat kehamilan. #ransmisi infeksi congenital sebagian besar -;?<0 terjadi pada trismester ketiga dan makin muda usia kehamilan makin besar resiko terjadi kelainan yang berat bahkan 6

kadang"kadang berakhir dengan abortus.! ,eorang ibu sering kali tidak mengetahui mendapat infeksi to9oplasma pada saat kehamilan, walaupun kadang"kadang masih dapat ditemukan pembesaran kelenjar servikal pada saat melahirkan.> +. #ransmisi melalui makanan #ransmisi kemungkinan besar melalui daging yang mengandung kista. #ransmisi melalui daging yang tidak atau kurang matang bukan merupakan jalur penularan yang penting dibandingkan dengan penularan melalui makanan yang tercemar kista dari tinja kucing.!,> !. 8elalui transfusi darah #o9oplasma dapat ditemukan dalam darah donor yang asimtomatik dan parasit ini dapat hidup dalam darah lengkap dengan sitrat pada suhu !5I & selama ?5 hari. Penularan lain juga dapat terjadi melalui petugas laboratorium yang bertgas memelihara binatang, dan alat suntik yang terkontaminasi.!,> II.1.4 MANIFESTASI KLINIS Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan +5< janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin, sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga ;?< janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan. 8anifestasi klinis yang mungkin terjadi ialahH hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis, mikrosefali, hidrosefalus, kalsifikasi intra"kranial, miokarditis, lesi tulang, pnemonia, dan ras# makulopapular. 2ejala klinis to9oplasmosis dibagi menjadi + bentuk H 1 Toxoplasmos s A!" s #a $%apa#a&' #oksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala.#etapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa ?5< akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis ongenital. 'anya 15"+5< dari infeksi akut to9oplasmosis memberikan gejala klinik. Aimfadenopati merupakan gejala klinis yang paling sering dijumpai, yaitu 45< kasus dan biasanya tanpa disertai febris. Aimfadenopati yang paling sering terdapat di daerah servikalis. Pembesaran kelenjar dapat tunggal atau ganda serta dapat simtomatik atau asimtomatik. 4

2ejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak"anak umumnya ringan.2ejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala, gejala psikotik, abses otak, kejang, pneumonia, dispneu, hepatosplenomegali, serta ikterus. Bila to9oplasma menyerang otot jantung atau otot lurik bisa tidak menimbulkan gejala. 2. To!soplasmos s Ko&()& #al Diagnosis dapat dicurigai bila ditemukan gambaran klinis berupa, hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebral -sindrom sabin0. 7amun, diagnosis sering sukar ditegakkan karena ;5< bayi lahir tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis sehingga ada yang membagi to9oplasmosis kongenital menjadi > bentuk H ! 1. Bayi lahir dengan gejala +. 2ejala timbul dalam bulan"bulan pertama !. 2ejala sisa atau relaps penyakit yang tidak terdiagnosis selama masa kanak" kanak >. infeksi subklinis ,ekitar ?5< wanita yang tidak di obati yang mendapat infeksi selama kehamilan menularkan parasit pada janinnya( insiden penularan paling sedikit pada awal kehamilan dan paling besar pada kehamilan akhir, dan makin awal infeksi yang didapat oleh janin pada kehamilan, makin lebih mungkin menimbulkan manifestasi janin yang berat. %esiko penularan meningkat seiring berjalannya waktu namun komplikasi makin berat bila fetus terinfeksi pada trimester awal. Bila pada trimester ! fetus terinfeksi bisa lahir cacat atau baru menimbulkan gejala setelah beberapa tahun kemudian. BerupaH kalsifikasi serebral, korioretinitis, hidrosefalus.mikrosefalus -triad klasik0, bila ditambah dengan gangguan psikomotor disebut Sabin Tetrade.1 #anda"tanda dan gejala"gejala yang terkait dengan infeksi #o9oplasma didapat akut pada wanita hamil adalah sama seperti tanda"tanda dan gejala"gejala yang ditemukan pada anak yang secara imunologis normal, paling sering adalah limfadenopati. Infeksi kongenital dapat juga ditularkan oleh wanita asimtomatik dengan imunosupresi -misalnya, mereka yang diobati dengan kortikoseroid dan mereka yang dengan infeksi 'I*0.1 15

#o9oplasmosis

ongenital harus dicurigai pada bayi baru lahir dengan hidrosefalus atau

mikrosefalus, korioretinitis dan adanya focus kalsifikasi intra serebral pada gambaran radiology. Pada anak yang lebih besar, gangguan penglihatan atau kebutaan karena korioretinitis, retardasi mental dengan atau tanpa hidrosefalus juga harus dicurigai.

Pembesaran kelenjar disertai demam terjadi pada >5< kasus, hepatomegali !!<, dan nyeri tenggorokan +5<. Penulis lain mengatakan bahwa gejala utama adalah demam >5<, mialgia >5<, dan rash makulopapular 15<. 2ejala lain yang dapat ditemukan adalah malaise, kelelahan, splenomegali, limfosit atipikal serta peningkatan enDim hati. #o9oplasmosis serebrospinal lebih banyak terjadi pada anak daripada orang dewasa. 2ambaran klinis yang bisa ditemukan ialah korioretinitis, pneumonitis, miokarditis, efusi perikardial, hepatitis dan polioneuritis. ,pektrum klinis dan riwayat kelainan alamiah toksoplasmosis kongenital yang tidak di obati, yang secara klinis tampak pada tahun pertama, 65< dari anak ini mempunyai IJ kurang dari =5, dan banyak yang menderita kejang"kejang serta penglihatan yang terganggu berat. a. K"l #

11

8anifestasi kulit pada bayi dengan toksoplasmosis kongenital meliputi petekie, ekimosis, atau pendarahan luas akibat trombositopenia, dan ruam. %uam mungkin merupakan bintik"bintik halus ( makulopapular difus ( lentikuler, makula merah"kebiruan tua, berbatas tegas ( dan papula biru difus. %uam makuler mengakibatkan seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ikterus karena keterlibatan hati dengan #. gondii dan.atau hemolisis, sianosis karena pneumonitis interstisial akibat infeksi kogenital ini, dan edema akibat miokarditis atau sindrom nefrotik mungkin ditemui. Ikterus dan hiperbilirubinemia terkonjugasi dapat menetap selam berbulan" bulan. *. Ta&%a+#a&%a s s#)m ! Dua puluh lima hingga lebih dari ?5< bayi dengan penyakit yang tampak secara klinis pada saat lahir, dilahirkan secara premature. ,kor apgar rendah juga biasa. %etardasi pertumbuhan intrauterine dan ketidakstabilan pengaturan suhu dapat terjadi. 8anifestasi sistemik lain meliputi limfadenopati ( hepatosplenomegali ( tanda"tanda miokarditis, pneumonitis, dan sindrom nefrotik ( muntah ( diare ( dan masalah makan. ,. K)la &a& )&%o!- & elainan endokrin dapat terjadi akibat keterlibatan hypothalamus atau pituitary atau keterlibatan organ akhir -end"organ0. 3ang berikut ini telah dilaporkan. 8iksedema, hipernatremia persisten dengan diabetes insipidus vasopressin"sensitif tanpa poliuria dan polidipsia, seksual prekoks, dan hipopituitarisme anterior sebagian. %. S s#)m sa-a. s)&#-al 8anifestasi neurologis toksoplasmosis congenital bervariasi dari ensefalopati masih akut ke sindrom neurologis yang tidak kentara. Toxoplasmosis harus dipikirkan sebagai penyebab

1+

setiap penyakit neurologis yang tidak terdiagnosis pada anak dibawah umur 1 tahun, terutama jika ada lesi retina. 'idrosefalus mungkin merupakan satu"satunya manifestasi neurologis klinis toksoplasmosis congenital dan mungkin terkompensasi atau memerlukan koreksi dengan pemasangan shunt. 'idrosefalus mungkin muncul pada masa perinatal, berkembang sesudah masa perinatal, atau jarang, muncul dikemudian hari. Pola kejang"kejang berubah"ubah -protean0 dan meliputi kejang motorik fokal, kejang"kejang petit mal dan grand mal, otot menyentak" nyentak -twitching0, opistotonus dan hipsaritmia -yang dapat sembuh dengan terapi hormon adrenokortikotropik K/&#'L0. tungkai, kesukaran dalam eterlibatan spinal mungkin dimanifestasikan oleh paralysis menelan, dan distress pernapasan. 8ikrosefali biasanya

menggambarkan kerusakan otak yang berat, tetapi beberapa anak dengan mikrosefali karena toksoplamisis congenital yang telah diobati tampak berfungsi secara normal pada umur tahun" tahun pertama toksoplamisis congenital yang tidak diobati yang bergejala pada umur 1 tahun, dapat menyebabkan pengurangan yang banyak pada fungsi kognitif dan keterlambatan perkembangan. 2angguan intelektual juga terjadi pada beberapa anak dengan infeksi subklinis walaupun dilakukan pengobatan dengan primentamin dan sulfonamid selama 1 bulan. pada saat lahir subklinis. elainan cairan serebrospinal -&,,0 terjadi pada sekurang"kurangnya sepertiga bayi dengan toksoplamisis congenital. Produksi local antibody spesifik #. gondii dapat ditunjukan pada cairan &,, individu dengan infeksi congenital. &# scan otak yang diperkuat dengan kontras berguna untuk mendeteksi kalsifikasi, menentukan ukuran ventrikel, mencitra lesi alsifikasi terjadi radang aktif, dan menggambarkan struktur kistik porensefalik -2b. +>>"!0. ejang" kejang dan cacat motorik fokal dapat menjadi nyata setelah masa neonatus, walaupun infeksi

diseluruh otak, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan khusus perkembangan lesi demikian pada nucleus kaudatus -yaitu, terutama area ganglia basalis0, pleksus koroid dan subependim. Fltrasonografi mungkin berguna untuk memantau ukuran vertikel pada bayi dengan infeksi congenital. Pencitraan resonansi magnetk -8%I0, &# dengan penguatan kontras, dan skenradionukleotid otak dapat berguna untuk mendeteksi lesi radang aktif. ). Ma#a

1!

'ampir pada semua individu dengan infeksi congenital yang tidak di obati akan berkembang lesi korioretina pada masa dewasa, dan sekitar ?5< akan menderita gangguan penglihatan berat #. gondii menyebabkan retinitis nekrotisasi setempat pada individu dengan infeksi congenital. ontraktur dapat terjadi dengan pelepasan retina. ,etiap bagian retina dapat terlibat, unilateral atau bilateral, termasuk macula. ,araf optikus mungkin terlibat, dan lesi toksoplasma yang melibatkan proyeksi jalur visual dalam otak atau korteks visual juga menyebabkan gangguan penglihatan. Dalam kaitannya dengan lesi retina dan vitritis, uvea anterior dapat sangat meradang, menyebabkan eritema pada mata luar. Penemuan okuler lain meliputi sel dan protein dalam ruangan anterior -kamera okuli anterior0, endapan keratin luas, sinekia posterior, nodulus pada irisdan pembentukan neovaskuler pada permukaan iris, kadang" kadang disertai dengan kenaikan tekanan intraokuler dan perkembangan glaucoma. $tot"otot ekstraokuler dapat juga terlihat secara langsung, bermanifetasi sebagai strabismus, nistagmus, gangguan visus, dan mikro M oftalmia. .. T)l &(a ehilangan pendengaran sensorineural, baik ringan maupun berat, dapat terjadi. Belum diketahui apakah keadaan ini merupakan gangguan statis atau progresif. II.1./ DIAGNOSIS II.1.?. a. /7/87N,/ ebanyakan asimtomatik dan kalaupun timbul gejala sulit dipastikan dari anamnesa dan P@ karena gejala yang timbul seringkali tidak khas untuk to9oplasmosis perlu diketahui kemungkinan terpapar oleh to9oplasma -kebiasaan makan daging setengah matang, memelihara 1>

kucing, berkebun, pekerjaan, dkk0 pasien mengeluh melihat sesuatu yang mengambang -!loaters0, rasa tidak enak di dada, batuk, dyspnea, demam, kejang, perubahan status mental, dan pusing. Pada neonatus keluhannya biasa berupa petechiae, jaundice, kejang dan developmental delay. II.1.?. b. PN8N%I ,//7 @I,I Perlu diperhatikan adanya lymphadenopathy -pada umumnya cervical0 atau gejala klinik lainnya seperti demam, rash, dan lain"lain. Pada korioretinitis ditemui penurunan lapangan pandang, lesi fokus berwarna putih -#eadlig#t in t#e !og0. II.1.?. b. PN8N%I ,//7 PN7F71/72 Fntuk mendapatkan diagnosis pasti dapat digunakan beberapa cara sebagai berikut H 1. Pemeriksaan langsung tropoDoit atau kista +. isolasi parasit !. Biopsi kelenjar >. Pemeriksaan serologi ?. Pemeriksaan radiologi Diagnosa pasti bisa ditegakkan bila ditemukan trofoDoit dalam cairan peritoneum, A&,, otak, sumsum tulang, hepar, limfonodus, dan organ yang berkaitan. Fntuk mendeteksi to9oplasmosis kongenital dapat diperiksa cairan amnion pada minggu ke +5"+>. Diagnosis infeksi #o9oplasma akut dapat dibuat dengan isolasi #. gondii dari darah atau cairan tubuh dan juga dengan gambaran takiDoit pada potongan atau preparat jaringan dan cairan tubuh, kista pada plasenta atau jaringan janin atau neonatus, dan histologi limfonodi yang khas. Fji serologis juga amat berguna untuk diagnosis. &,, sering abnormal pada bayi dengan #o9oplasmasmosis ongenital. #. gondii dapat juga diisolasikan dengan biakan jaringan. Pada pemeriksaan mikroskop, plak pada preparat ini ditemukan berisi sel nekrosis, terinfeksi berat dengan banyak takiDoit straseluler. Isolasi #. gondii dari darah atau dari cairan tubuh menggambarkan infeksi akut, kecuali pada janin atau neonatus, biasanya tidak mungkin memperagakan infeksi akut dengan

1?

isolasi #. gondii dari jaringan seperti otot rangka, paruh"paruh, otak, atau mata yang diperoleh melalui biopsy atau pada saat autopsy. P)m)- !saa& S)-olo( s 1. Fji pewarnaan ,abin M @eldman adalah sensitive dan spesifik. Fji ini terutama mengukur antibody Ig2. 'asilnya harus dinyatakan dalam Fnit Internasional -FI . mA0, hal ini didasarkan pada rujukan standar internasional serum dari $rganisasi -:'$0. #idak dipakai lagi karena pelaksanaannya sulit. +. Fji antibody fluoresens Ig2 -Ig2 M I@/0 mengukur antibody yang sama seperti pada uji pewarnaan, dan titernya cenderung parallel. /nti body ini biasanya tampak 1"+ minggu sesudah infeksi, mencapai titer tinggi -O1H15550 sesudah ;"6 minggu, dan kemudian menurun dalam waktu berbulan"bulan sampai bertahun"tahun. #iter rendah -1H> sampai 1H;>0 biasanya menetap seumur hidup. #iter antibody tidak berkorelasi dengan keparahan penyakit. ira" kira setengah dari kit I@/ -yang telah di uji0 yang ada dipasaran ditemukan telah distandarisasi secara tidak tepat dan dapat menghasilkan angka"angka hasil positif M palsu P negative M palsu. !. Fji aglutinasi - Bio M 8erieu9, Ayon, Prancis 0 tersedia di pasaran Nropa -misalnya, formalin, preserved whole parasite digunakan untuk mendeteksi Ig20. Fji ini tepat, sederhana untuk dilakukan, dan tidak mahal. >. Fji antibodi fluoresens Ig8 - Ig8 M I@/ 0 berguna untuk diagnosis infeksi #. gondii akut pada anak yang lebih tua karena antibody Ig8 tampak lebih awal - sering pada ? hari sesudah infeksi0 dan menghilang lebih cepat dari pada antibody Ig2. Pada kebnyakan keadaan, uji antibody Ig8 M I@/ naik dengan cepat - sampai ke kadar 1H?5 sampai O1H15550 dan turun sampai titer rendah -1H15 atau 1H+50 atau menghilang dalam waktu berminggu" minggu atau berbulan"bulan. 7amun pada beberapa penderita, antibody Ig8 tetap positif pada titer rendah selama beberapa tahun. Fji Ig8 M I@/ mendeteksi Ig8 spesifik #o9oplasma kurang lebih hanya pada +?< bayi yang terinfeksi secara congenital pada saat lahir. /ntibody Ig8 juga sering tidak ditemui dalam serum penderita imunodefisiensi dengan toksoplasmosis akut atau pada kebanyakan penderita dengan toksoplasmosis aktif yang hanya ada dimata. Baik uji Ig2 M I@/ maupun Ig8 M I@/ dapat menunjukan hasil positif M palsu yang disebabkan oleh factor rheumatoid. 1; esehatan ,edunia

?. Double M sandwich enDyme M linked immunosorbent assay -NAI,/ M Ig80 lebih sensitive dan spesifik dari pada uji Ig8 M I@/ untuk deteksi antibody Ig8 #o9oplasma. Pada anak yang lebih tua, kadar antibody Ig8 terhadap #o9oplasma dalam serum 1,= atau lebih besar - nilai dari salah satu labolatorium rujukan ( setiap labolatorium harus menegakan nilainya sendiri0 menunjukan bahwa kemungkinan orang itu baru saja mendapat infeksi to9oplasma. NAI,/ M Ig8 mendeteksi sekitar =?< bayi dengan infeksi congenital. NAI,/ M Ig8 menghindarkan terjadinya, baik hasil positif M palsu karena factor rematuid yang dihasilkan oleh bayi yang tidak terinfeksidalam rahim maupun hasil negative M palsu karma tingginya kadar antibody Ig2 ibu yang dipindahkan secara pasif pada serum janin, seperti yang terjadi pada uji Ig8 M I@/. ;. %eaksi rantai polymerase -P&%0 digunakan untuk memperbesar D7/ #. gondii, yang kemudian dapat di deteksi dengan menggunakan probe D7/. Deteksi gen #. gondii repetitif, yaitu gen B1, pada cairan amnion terutama berguna untuk menegakan diagnosis infeksi #o9oplasma congenital pada janin. ,ensitivitas dan spesifitas uji ini dengan menggunakan cairan amnion yang diambil pada kehamilan O 16 minggu mendeteksi 155<. Pada pemeriksaan ini penderita korioretinitis akibat to9oplasmosis biasanya terdapat titer Ig2 yang rendah dan Ig8 yang negative. Dengan pemeriksaan ini P&%, titer antibody rendahpun dapat dideteksi. /dapun interpretasi dari hasil pemeriksaan aviditas antibody, adalah sebagai berikut H 1. Bila Ig2 -"0 dan Ig8 -Q0, kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi, harus diperiksa kembali ! mgg kemudian dilihat apakah Ig2 berubah jadi -Q0. Bila tidak berubah, maka Ig8 tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi #o9oplasma. +. Bila Ig2 -"0 dan Ig8 -Q0, belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. Bila sedang hamil, perlu dipantau setiap ! bulan pada sisa kehamilan -dokter mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda0. Aakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi !. Bila Ig2 -Q0 dan Ig8 -Q0, kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi Ig8 nya masih terdeteksi -persisten ) lambat hilang0. $leh sebab itu perlu dilakukan tes Ig2 affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil. 1=

>. Bila Ig2 -Q0 dan Ig8 -"0, pernah terinfeksi sebelumnya. Bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksinya terjadi sudah lama -sebelum hamil0 dan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi. ,elain itu, terdapat pula pemeriksaan P&% dengan spesifitas sebesar 4; persen dan sensitivitas sebesar 61 persen terhadap #.gondii. ,ampel yang digunakan adalah cairan amnion. #ingginya hasil pada pemeriksaan P&% sebelum janin berusia +5 minggu merupakan faktor resiko terhadap prognosis yang buruk. P)m)- !saa& 0a% olo( s alsifikasi serebral merupakan salah satu tanda to9oplasmosis congenital. 2ambaran ini dapat noduler atau linier. Pemeriksaan &# scan akan lebih jelas menunjukkan tingkat beratnya kerusakan terjadi. II.1.1 PEN2EGAHAN Pencegahan terutama untuk ibu hamil, yaitu dengan cara H 8encegah terjadinya infeksi primer pada ibu"ibu hamil " " " " " " 8emasak daging sampai ;5I & 1angan menyentuh mukosa mulut bila sedang memegang daging mentah 8encuci buah ayau sayur sebelum dimakan ebersihan dapur &egah kontak dengan kotoran kucing ,iram bekas piring makanan kucing dengan air panas

8encegah infeksi terhadap janin dengan jalan H " " " " ,eleksi wanita hamil dengan tes serologis Pengobatan adekuat bila ada infeksi selama hamil #indakan abortus terapeutik pada trimester I.II *aksinasi pada kucing dengan tujuan untuk mencegah sporulasi dan pelepasan ookista ke lingkungan, dapat menurunkan secara drastis angka infeksi to9oplasma pada binatang dan manusia. 16

Penyuluhan wanita tentang metode ini menghindari penularan #.gondii selama kehamilan dapat sangat mengurangi kasus infeksi akuisita selama kehamilan. :anita yang tidak mempunyai antibody spesifik terhadap #. gondii sebelum kehamilannya hanya boleh makan daging matang selama hamil dan menghindari kontak dengan ooksita yang di ekskresikan oleh kucing. ucing yang dipelihara di dalam rumah, dipertahankan pada diet yang disiapkan, dan dengan tidak memberi makan daging segar yang tidak dimasak tidak akan berkontak dengan kista #. gondii dan melepaskan ooksita. ,krining serologis, pemantauan ultrasonografi, dan pengobatan wanita hamil selama kehamilan dapat juga mengurangi insidens dan mungkin manifestasi Toxoplasmosis congenital. II.1.3 PENGOBATAN #oksoplasma termasuk penyakit Bsel! limiting diseaseC 8engingat bahwa adanya potensi untuk menimbulkan cacat pada janin maka dapat diberikian terapi. Pada orang dewasa asimtomatik pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan kecuali pada anak berumur ? tahun kebawah. $bat"obatan yang tersedia sekarang hanya membunuh bentuk tachyDoit, belum ditemukan terapi untuk mengatasi bentuk bradyDoit.kista. ,elain obat"obatan, mencegah infeksi to9oplasma dapat diatasi dengan menjaga sistem kekebalan tubuh. Bisa lewat obat"obatan atau cara alamiah seperti mengonsumsi makanan bergiDi, berolahraga dan istirahat yang cukup. BBeberapa suplemen juga bisa membantu pertahanan tubuh melawan penyakit dalam waktu yang lama. Fntuk menjaga agar tubuh tetap sehat.C Penting diingat, karena berbentuk parasit, virus tokso di dalam tubuh tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa dikontrol agar tidak membahayakan. &aranya dengan melakukan pengobatan antibiotik yang tepat. Aamanya pengobatan bisa memakan waktu berbulan"bulan. ,ampai saat ini pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pyrimet#amine dengan trisul!apyrimidine. ombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat siklus p"amino asam benDoat dan siklus asam folat. Dosis yang dianjurkan untuk pyrimet#amine ialah +? M ?5 mg per hari selama sebulan dan trisul!apyrimidine dengan dosis +.555 M ;.555 mg sehari selama sebulan. arena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan trombositopenia, maka dianjurkan untuk menambahkan asam folat dan yeast selama pengobatan. 7amun tidak dianjurkan untuk wanita hamil karena bersifat teratogenik. 14

P)&(o*a#a& pa%a *" 4am l #oksoplasmosis pada ibu hamil perlu diobati untuk menghindari toksoplasmosis bawaan pada bayi. $bat"obat yang dapat digunakan untuk ibu hamil adalah spiramisin ! gram.hari yang terbagi dalam !"> dosis tanpa memandang umur kehamilan, atau bilamana mengharuskan maka dapat diberikan dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadiaDin setelah umur kehamilan di atas 1; minggu. ,piramicin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila dibandingkan dengan obat"obat sebelumnya. ,ebagai strategi baru untuk menanggulangi masalah infeksi toksoplasma yang bersifat persisten ini, digunakan kombinasi imunoterapi dan pengobatan Dat antimikroba yaitu isoprinosine dan levamisol . P)&(o*a#a& pa%a *a5 Pirimetamin + mg.kg selama dua hari, kemudian 1 mg.kg.hari selama +"; bulan, dikikuti dengan 1 mg.kg.hari ! kali seminggu, ditambah ,ulfadiaDin atau trisulfa 155 mg.kg.hari yang terbagi dalam dua dosis, ditambah lagi /sam folinat ? mg.dua hari, atau dengan pengobatan kombinasiH ,piramisin dosis 155 mg.kg.hari dibagi ! dosis, selang"seling setiap bulan dengan pirimetamin, Prednison 1 mg.kg.hari dibagi dalam ! dosis sampai ada perbaikan korioreti"nitis. Perlu dilakukan pemeriksaan serologis ulangan untuk menentukan apakah pengobatan masih perlu diteruskan. Pyrimethamine dan Sulfadiazine , ombinasi pyrimet#amine and sul!adia"ine,- folic acid antagonists dengan efek sinergi 0 digunakan untuk menurunkan derajat infeksi kongenital dan meningkatkan proporsi neonatus tanpa gejala. Asam Folinat untuk mencegah kerusakan pada janin.

+5

II.1.6 KOMPLIKASI 1. !ompl !as pa%a !)4am la& $ *"' Diagnosis dini penting untuk dilakukan karena penyakit ini lebih berat mengenai janin jika ibu terinfeksi pada trimester awal kehamilan. 8eskipun begitu, penyakit ini lebih banyak ditransmisikan pada trimester akhir kehamilan. 2ejala"gejala yang bisa dirasakan oleh ibu antara lain lemah, nyeri otot, dan terkadang limfadenopati namun terkadang pula ibu tidak mengalami gejala sama sekali. 2. !ompl !as pa%a *a5 ,ecara klinis, bayi baru lahir biasanya mengalami berat lahir rendah, #epatosplenomegali, i$terus, dan anemia. Beberapa janin mungkin memiliki kelainan neurologis, kalsifikasi intracranial, hidrosefalus, dan mikrosefali sementara yang lain mungkin bahkan mengalami korioretinitis dan gangguan belajar. Penemuan ini mendukung trias klasik untuk to9oplasmosis yakni korioretinitis, kalsifikasi intracranial, dan hidrosefalus.#erkadang pula gejala yang muncul disertai adanya kejang. ........................... D a(&os s Pemeriksaan parasit sangat rumit dan memakan waktu yang lama, yaitu dengan cara H 1. Biopsi jaringan P pewarnaan 'N dan Nosin juga dengan giemsa. #ujuannya untuk melihat tachiDoites -trophoDoites0 atau cysts -bradyDoites0 +. ultur H 8onocyte cell culture. ,etelah > hari parasit di kultur maka dilihat dengan immunofluorescence dengan anti"P!5 monoclonal antibodi. !. Dye"#est -,abin"@elman0 paling baik karena puncaknya dicapai lebih cepat dibawah dari > minggu dan menetap. ,ensitivity dan spesitivity tinggi >. NI/ -NnDyme"linked immunoassay0. Deteksi Ig8 antibodi. ,pesifik antibodi Ig8 meninggi pada bulan ke > M 6 . 8asalah yang dijumpai adalah interferensi dari rheumatoid factor dan specific Ig2 antibodi ?. I'/ H Indirect 'emaglutinasi > M 15 minggu -titer meningkat atau sero konversi0 ;. I@/ H Indirect @lorescent /ntibody - + M > bulan0 &omplement fi9ation ! bulan pertama +1

=. NAI,/ H NnDyme"Ainked Immunosorbent /ssay R8 N I /Ig8, Ig2 dapat mencegah positif palsu akibat kompetisi dengan antibody Ig2 specific maternal. 6. Dapat dideteksi dari cairan -&,@0 dan ditentukan dengan pemeriksaan metode Direct Immuno @lorescent 3ang paling sering dilakukan adalah H Pemeriksaan antibodi terhadap Toxoplasma, yaitu Ig%, Ig&, IgA dan Ig& Avidity Ig%, Ig& dan IgA adalah Imunoglobulin yang akan meningkat bila terjadi infeksi Ig& Avidity adalah kekuatan ikatan antara antibodi Ig2 dengan antigen

@ungsi pemeriksaan Ig2 /vidity H Fntuk memper$ira$an $apan in!e$si ter'adi pada dugaan adanya infeksi primer baru -Ig& (() dan Ig% (()0 pada serum yang sama. Bila terjadi !)-a("+-a("a& 7 Ig% ()), dan Ig& stabil atau Ig% ()) dan Ig& mening$at berma$na 'asil yang tinggi H infeksi diperkirakan terjadi * + bln sebelumnya. 'asil yang renda# H infeksi diperkirakan terjadi S+ bln sebelumnya I&#)-p-)#as p)m)- !saa& S)-olo( Im"&olo( 7 I(G $8' %a& I(M$+' Pernah terinfeksi sebelumnya -infeksi sudah lama0 dan sekarang tela# memili$i $e$ebalan. Ibu selanjutnya tidak harus diperiksa lagi $ecuali bila Ig2"nya tinggi.

++

emungkinan dokter akan minta pemeriksaan tambahan Ig& Avidity atau bila ada pertimbangan lain, dokter akan minta diperiksa 1 9 lagi -! mg kemudian0 untuk menying$ir$an adanya infeksi primer. I(G $8' %a I(M $8' ,emung$inan mengalami infeksi primer yang baru atau infeksinya sudah lampau tapi Ig8 nya masih terdeteksi -lambat hilang0 ) persisten. Perlu dilakukan pemeriksaan tambahan Ig2 /vidity langsung pada serum yang sama untuk mempredi$si $apan infeksinya terjadi, sebelum atau sesudah hamil.

I(G $+' %a& I(M $+' Belum pernah terinfeksi. Bila wanita tsersebut sedang hamil perlu diperiksa pada trimester berikutnya, sampai dengan trimester ke"III, bila hasilnya tetap negatif baru katakan terbebas dari #$%&'. I(G $+' %a& I(M $8' asus ini 'arang terjadi. emungkinan merupakan a-al dari infeksi. 'arus diperiksa kembali ! minggu kemudian apakah Ig2 berubah menjadi positif.tidak. Bila tidak, berarti Ig% tida$ spesi!i$, artinya ibu tersebut tida$ terinfeksi. I&.)!s P- m)- 7 1. #erjadi serokonversi Ig2 dari negatif ke positif atau terjadi peningkatan titer IgG yang bermakna -O + 90 pada pemeriksaan serial selang waktu ! minggu +. IgM positif dan.atau IgA positif 3. IgG Avidity rendah I&.)!s Ko&()& #al 7 1. Ig% positi! dan.atau IgA positi! +. /danya Ig& yang menetap pada tahun pertama setelah kelahiran -pemeriksaan serial0.

+!

Interpretasi Hasil Uji Serologik Toxoplasmosis Kongenital


''Cord Blood'

Interpretasi Hasil Uji Serologik Toxoplasmosis Kongenital


IgM dari Serum Ibu vs Neonatus

Infeksi yg terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yg terjadi pada saat ibu hamil yg berbahaya, $#ususnya pada #rimester pertama.

+>

9a&( p)-l" m)la!"!a& P)m)- !saa& To!soplasma :anita yang a$an hamil -idealnya0 wanita yang baru.sedang hamil -bila #asil sebelumnya negati! atau belum di$eta#ui, minimal diperiksa setiap #rimesterO Bayi baru lahir yang ibunya terin!e$si pada saat #amil Penderita yang diduga terinfeksi

D a(&os s "&#"! Toxoplasmos s s)&% - % *a( m)&:a% 2 5a #" 7 D a(&os s Kl & ! #oksoplasmosis hendaknya wajib dicurigai bila didapatkan klasifikasi serebral pada ventikulogram dan korioretinitis ditemukan pada pemeriksaan mata. /palagi jika didapatkan kelainan"kelainan yang berupa hidrosefalus, mikrosefalus, mikroptalmus, pneumonitis, miokarditid, adenopati, hepatomegali atau splenomegali. D a(&os s Sp)s . ! Diagnosis spesifik ditegakkan dengan mengadakan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan #o9oplasma gondii yang berasal dari hasil biopsy aau pengambilan cairan dari organ dan jaringan penderita. Inokulasi hewan"hewan percobaan -tikus, mamot atau hamster0 dengan hasil biopsy organ dan jaringan dapat meningkatkan hasil pemeriksaan. Diagnosa pasti infeksi terhadap janin adalah dengan menemukan Ig8 dalam darah talipusat 'asil biakan plasenta pada pasien dengan infeksi toksoplasma menunjukkan angka positif sebesar 45<. P)&,)(a4a& Toxoplasmos s #indakan yang perlu dilakukan dalam mencegah penyakit to9oplasmosis adalah sebagai berikut H 1. Daging yang akan dikonsumsi hendaknya daging yang sudah diradiasi atau yang sudah dimasak pada suhu 1?5T@ -;;T&0,sedangkan pada daging yang dibekukan mengurangi infektivitas parasit tetapi tidak membunuh parasit. +. Ibu hamil yang belum diketahui telah mempunya antibodi terhadap to9oplasma gondi, dianjurkan untuk tidak kontak dengan kucing dan tidak membersihkan tempat sampah.

+?

Pakailah sarung tangan karet dan cucilah tangan selallu setelah bekerja dan sebelum makan. !. /pabila memelihara kucing, maka sebaiknya kucing diberikan makanan kering, makanan kaleng atau makanan yang telah dimasak dengan baik dan jangan biarkan membru makanan sendiri. >. &ucilah tangan baik"bai sebelum makan dan sesudah menjamah dagin mentah atau setelah memegang tanah yang terkontaminasi kotoran kucing. ?. /wasi kucing liar, jangan biarkan kucing tersebut membuang kotoran ditempat bermain anak"anak P)&(o*a#a& Toxoplasmos s ,ampai saat ini pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pyrimethamine dengan trisulfapyrimidine. ombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat siklus p"amino asam benDoat dan siklus asam foist. Dosis yang dianjurkan untuk pyrimethamine ialah +?"?5 mg per hari selama sebulan dan trisulfapyrimidine dengan dosis +.555";.555 mg sehari selama sebulan. arena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan trombositopenia, maka dianjurkan untuk menambahkan asam folat dan yeast selama pengobatan. #rimetoprimn juga temyata efektif untuk pengobatan to9oplasmosis tetapi bila dibandingkan dengan kombinasi antara pyrimethamine dan trisulfapyrimidine, ternyata trimetoprim masih kalah efektifitasnya. ,piramycin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila dibandingkan dengan obat"obat sebelumnya. Dosis spiramycin yang dianjurkan ialah +"> gram sehari yang di bagi dalam + atau > kali pemberian. Beberapa peneliti menganjurkan pengobatan wanita hamil trimester pertama dengan spiramycin +"! gram sehari selama seminggu atau ! minggu kemudian disusul + minggu tanpa obat. Demikian berselang seling sampai sembuh. Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan terhadap bayi yang lahir dari ibu penderita to9oplasmosis.

+;

M)&"-"# La*. Imm"&olo( FKUI s)*a !&5a % !om* &as p)&(o*a#a& a&# m !-o*a;pa-as # %a& mm"&o#)-ap %a& a&# < -al $pa%a To-,4' 7 1. +. !. >. Isoprinosin -immunotherapy0 >9?55 mg.hr +hr.mgg ,piramisin -antitoksoplasma.anti parasit0( !9?55 mg.hr selama 15 hari /cyclovir -anti viral0 !9+55 mg.hr selama 15 hari $bat+ diatas diulangi setiap mgg -10 P setiap bulan -+P!0 sampai partus

0)( m)& La & $No-=)( a' Primary maternal infe tion in pregnan y 7 #rimester 1 H ,piramycin 48IF -! gr0.day continuously

#rimester +, ! H ,piramycin 48IF -! gr0 .day continuously o- PQ,Q@ -! weeks0, #4)& ,piramycin -!"; weeks0 E< %)&,) o. .)#al &.),# o& -positive prenatal diagnosis0 H PQ,Q@ -! weeks0, then ,piramycin -!"; weeks0 0)p)a#)% courses until delivery O- @ansidar H + tablets weekly until delivery Dos)s H " Pyrimethamine -Daraprim0 ?5 mg first day, therafter +? mg daily " ,ulfonamides H 1"+ g daily " @olinic acid -Aeucovorin . not folin acid0 ?"1? mg 9 weekly " ,piramycin -%ovamycin0 H ! gr -4 8IF0 . day

.............................................. II.2 29TOMEGALO>I0US EPIDEMIOLOGI +=

Cytomegalovirus -&8*0 merupakan penyebab infeksi kongenital dan perinatal yang paling umum di seluruh dunia. Prevalensi infeksi &8* kongenital bervariasi luas di antara populasi yang berbeda, ada yang melaporkan sebesar 5,+ M!< ?, ada pula sebesar 5,= sampai >,1<. Peneliti lain mendapatkan angka infeksi 1<"+< dari seluruh kehamilan. T0ANSMISI 2M> %isiko mendapatkan sitomegalovirus -&8*0 melalui kontak biasa sangat kecil. *irus ini biasanya ditularkan dari orang yang terinfeksi kepada orang lain melalui kontak langsung dari cairan tubuh, seperti urin, air liur, atau /,I. &8* ditularkan secara seksual dan dapat menyebar melalui organ"organ transplantasi dan transfusi darah - arger, +5510.? 8eskipun &8* dapat ditularkan melalui /,I, infeksi yang terjadi dari pemberian /,I biasanya tidak menimbulkan gejala atau penyakit pada bayi. arena infeksi &8* setelah lahir dapat menyebabkan penyakit pada bayi lahir prematur atau rendah sangat berat, ibu bayi tersebut harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka tentang menyusui

T-a&sm s 2M> s)lama K)4am la& Fntuk wanita hamil, dua transmisi yang paling umum untuk &8* melalui hubungan seksual dan melalui kontak dengan urin atau air liur yang terinfeksi &8*.? P)&"la-a& 2M> !) Ba5 s)*)l"m La4 &8* dapat menular dari ibu hamil ke janinnya selama kehamilan. *irus dalam darah ibu masuk lewat plasenta dan menginfeksi darah janin. /ntara bayi yang lahir dengan infeksi &8* -infeksi &8* kongenital0, sekitar 1 dari ? akan memiliki cacat permanen, seperti cacat perkembangan atau gangguan pendengaran PATOGENESIS &8* adalah virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vitro dan in vivo. Nfek patologis infeksi &8* adalah sel yang membesar dengan badan inklusi virus - viral inclusion bodies0. ,ecara mikroskopis, sebutan bagi sel ini adalah mata burung hantu. :alaupun

+6

merupakan suatu dasar diagnosis, tampilan histologis seperti ini hanya ada sedikit atau tidak ada pada organ terinfeksi -/khter P :ills, +5150.;

Gam*a- 2. Pewarnaan #ematoxylin)eosin pada potongan paru menunjukan inklusi mata burung hantu yang tipikal -:iedbrauk, dalam /khter P :ills, +5150 *irus &8* memasuki sel dengan cara terikat pada reseptor yang ada di permukaan sel inang, kemudian menembus membran sel, masuk ke dalam vakuole di sitoplasma, lalu selubung virus terlepas, dan nucleocapsid cepat menuju ke nukleus sel inang -uncoating0 -Budipardigdo, +55=0= %iwayat infeksi &8* sangat kompleks, setelah infeksi primer, virus diekskresi melalui beberapa tempat dan ekskresi virus dapat menetap beberapa minggu, bulan, bahkan tahun sebelum virus hidup laten. /pisode infeksi ulang sering terjadi, karena reaktivasi dari keadaan laten dan terjadi pelepasan virus lagi. Infeksi ulang juga dapat terjadi eksogen dengan strain lain dari &8*. Infeksi &8* dapat terjadi setiap saat dan menetap sepanjang hidup. C,ekali terinfeksi, tetap terinfeksiC, virus hidup dormant dalam sel inang tanpa menimbulkan keluhan atau hanya keluhan ringan seperti common cold. %eplikasi virus merupakan faktor risiko penting untuk penyakit dengan manifestasi klinik infeksi &8*. Penyakit yang timbul melibatkan peran dari banyak molekul baik yang dimiliki oleh &8* sendiri maupun molekul tubuh inang yang terpacu aktivasi atau pembentukannya akibat infeksi &8*. &8* dapat hidup di dalam bermacam sel seperti sel epitel, endotel, fibroblas, leukosit polimorfonukleus, makrofag yang berasal dari monosit, sel dendritik, limfosit # -&D>Q , &D6Q0, limfosit B, sel progenitor granulosit"monosit. Dengan demikian berarti &8* menyebabkan infeksi sistemik dan +4

menyerang banyak macam organ antara lain kelenjar ludah, tenggorokan, paru, saluran cerna, hati, kantong empedu, limpa, pankreas, ginjal, adrenal, otak atau sistem syaraf pusat. *irus dapat ditemukan dalam saliva, air mata, darah, urin, semen, sekret vagina, air susu ibu, cairan amnion dan lain"lain cairan tubuh. Nkskresi yang paling umum ialah melalui saliva, dan urin dan berlangsung lama, sehingga bahaya penularan dan penyebaran infeksi mudah terjadi. Nkskresi &8* pada infeksi kongenital sama seperti pada ibu, juga berlangsung lama %eaktivasi, replikasi dan reinfeksi umum terjadi secara intermiten, meskipun tanpa menimbulkan keluhan atau kerusakan jaringan. %eplikasi D7/ virus dan pembentukan kapsid terjadi di dalam nukleus sel inang. ,el"sel terinfeksi &8* dapat berfusi satu dengan yang lain, membentuk satu sel besar dengan nukleus yang banyak. /ndot#elial giant cells -multinucleated cells0 dapat dijumpai dalam sirkulasi selama infeksi &8* menyebar. ,el berinti ganda yang membesar ini sangat berarti untuk menunjukkan replikasi virus, yaitu apabila mengandung inklusi intranukleus berukuran besar seperti mata burung hantu -o-l eye0 %espons imun seseorang memegang peran penting untuk mengeliminasi virus yang telah menyebabkan infeksi. Pada kondisi kompetensi imun yang baik -imunokompeten0, infeksi &8* akut jarang menimbulkan komplikasi, namun penyakit dapat menjadi berat bila individu berada dalam keadaan immature (belum matang), immunosuppressed (respons imun terte$an) atau immunocompromised (respons imun lema#), termasuk ibu hamil dan neonatus, penderita 'I* -#uman immunode!iciency virus0, penderita yang mendapatkan transplantasi organ atau pengobatan imunosupresan dan yang menderita penyakit keganasan. Pada kondisi tersebut, sistem imun yang tertekan atau lemah, belum mampu membangun respons baik seluler maupun humoral yang efektif, sehingga dapat mengakibatkan nekrosis atau kematian jaringan yang berat, bahkan fatal. &8* kongenital terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi -viremia0 ibu menular ke janin. ejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 5,?M 1< dari kasus yang mengalami reinfeksi atau rekuren. *iremia pada ibu hamil dapat menyebar melalui aliran darah -per #ematogen0, menembus plasenta, menuju ke fetus baik pada infeksi primer eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen, yang mungkin akan menimbulkan risiko ; tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. %isiko pada infeksi primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi transplasenta juga dapat terjadi, karena sel terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi. #ransmisi tersebut dapat terjadi setiap saat !5

sepanjang kehamilan, namun infeksi yang terjadi sampai 1; minggu pertama, akan menimbulkan penyakit yang lebih berat. %espons imun pada fetus dan anak diperantarai sel yang terbentuk 1 minggu sebelum respons humoral, mencapai puncak sama dengan respons humoral. %espons imun seluler mulai dapat terdeteksi dengan baik pada umur fetus ++ minggu. /ktivasi dan diferensiasi sel # &D> Q dapat terjadi, meskipun kemampuan untuk menghasilkan I@7"U masih lemah. 'asil suatu studi menyatakan bahwa peran sel # &D>Q spesifik dengan frekuensi yang tinggi pada neonatus memungkinkan terjadi stimulasi terhadap imunitas seluler, sehingga infeksi &8* kongenital bersifat asimtomatik. %espons imun humoral dimulai pada 4 M 11 minggu kehamilan, namun kadar antibodi dalam sirkulasi tetap rendah sampai pertengahan kehamilan, kecuali terdapat virus dalam titer tinggi dan ada perkembangan reseptor antigen di permukaan sel keadaan ini, kadar antibodi meningkat dengan predominan Ig8. Pada infeksi kongenital, Ig2 maternal dapat menembus plasenta masuk ke sirkulasi fetus, sedangkan Ig8 atau Ig/ yang terdeteksi pada darah tali pusat neonatus, menunjukkan bahwa antibodi tersebut diproduksi oleh fetus atau bayi sendiri yang terinfeksi secara vertikal dari ibu. Pada reaktivasi, antibodi anti"&8* terbentuk adekuat, sebaliknya terjadi defek imunitas yang diperantarai sel dengan penurunan jumlah sel 7 dan # &D6Q. MANIFESTASI KLINIS DAN KOMPLIKASI 1. 8anifestasi klinis pada Ibu 'amil H Fmumnya O45< infeksi &8* pada ibu hamil asimpomatik, tidak terdeteksi secara klinis. 2ejala yang timbul tidak spesifik, yaituH demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri tenggorok. :anita hamil yang terinfeksi &8* akan menyalurkan pada bayi yang dikandungnya, sehingga bayi yang dikandungnya akan mendapatkan kelainan kongenital. ,elain itu wanita yang hamil dapat mengalami keguguran akibat infeksi &8*. +. 8anifestasi linis pada Bayi #ransmisi dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, Infeksi pada kehamilan sebelum 1; minggu dapat mengakibatkan kelainan kongenital berat. 2ejala klinik infeksi &8* pada bayi baru lahir jarang ditemukan. Dari hasil pemeriksaan virologis, &8* hanya didapat ?"15< dari seluruh kasus infeksi kongenital &8*. asus infeksi kongenital &8* hanya !5">5< saja yang disertai persalinan prematur. Dari semua yang !1

prematur setengahnya disertai Pertumbuhan 1anin #erhambat -P1#0. 15< dari janin yang menunjukkan tanda"tanda infeksi kongenital mati dalam dua minggu pertama. infeksi kongenital pada anak baru lahir jelas gejalanya. 2ejala infeksi pada bayi baru lahir bermacam"macam, dari yang tanpa gejala apa pun sampai berupa demam, kuning -'aundice0, gangguan paru, pembengkakan kelenjar limfe, pembesaran hati dan limpa, bintik merah di sekujur tubuh, serta hambatan perkembangan otak - microcep#aly0. 'al ini bisa menyebabkan buta, tuli, retardasi mental bahkan kematian. #etapi ada juga yang baru tampak gejalanya pada masa pertumbuhan dengan memperlihatkan gangguan neurologis, mental, ketulian dan visual. &8* antara lain -@irman, +55406 H a. Infeksi pada sistem saraf pusat -,,P0 antara lainH meningoencephalitis, kalsifikasi, mikrosefali, gangguan migrasi neuronal, kista matriks germinal, ventriculomegaly dan #ypoplasia cerebellar0. Penyakit ,,P biasanya menunjukan gejala dan tanda berupaH kelesuan, hypotonia, kejang, dan pendengaran defisit. b. elainan pada mata meliputi korioretinitis, neuritis optik, katarak, koloboma, dan mikroftalmia. c. ,ensorineural hearing defisit -,7'D0 atau kelainan pendengaran dapat terjadi pada kelahiran, baik unilateral atau bilateral, atau dapat terjadi kemudian pada masa kanak"kanak. Beberapa pasien memiliki pendengaran normal untuk pertama ; tahun hidup, tetapi mereka kemudian dapat mengalami perubahan tiba"tiba atau terjadi gangguan pendengaran. Di antara anak"anak dengan defisit pendengaran, kerusakan lebih lanjut dari pendengaran terjadi pada ?5<, dengan usia rata"rata perkembangan pertama pada usia 16 bulan -kisaran usia +"=5 bulan0. 2angguan pendengaran merupakan hasil dari replikasi virus dalam telinga bagian dalam. d. 'epatomegali dengan kadar bilirubin direk transaminase serum meningkat. ,ecara patologis dijumpai kolangitis intralobar, kolestasis obstruktif yang akan menetap selama masa anak. Inclusian dijumpai pada sel kupffer dan epitel saluran empedu. Bayi dengan infeksi &8* kongenital memiliki tingkat mortalitas +5"!5<. ematian biasanya disebabkan disfungsi hati, perdarahan, dan intravaskuler koagulopati atau infeksi bakteri sekunder. omplikasi yang dapat muncul pada infeksi

!+

DIAGNOSIS 1. Diagnosis linis a. %iwayat linis &8* adalah virus herpes double)stranded D7/ dan merupakan infeksi yang paling umum virus bawaan. #ingkat seropositif &8* meningkat dengan usia. Aokasi geografis, kelas sosial ekonomi dan bekerja pameran faktor lain yang mempengaruhi risiko infeksi. Infeksi &8* membutuhkan kontak dekat melalui air liur, urin dan cairan tubuh lainnya. emungkinan rute transmisi termasuk kontak seksual, transplantasi organ, transmisi transplasenta, penularan melalui /,I dan transfusi darah -jarang0 -8arino et al, +51504. %eaktivasi primer atau infeksi berulang dapat terjadi selama kehamilan dan dapat menyebabkan infeksi &8* kongenital. Infeksi transplasental dapat mengakibatkan pembatasan pertumbuhan intrauterin, gangguan pendengaran sensorineural, kalsifikasi intrakranial, mikrosefali, hidrosefalus, hepatosplenomegali, psikomotorik keterbelakangan dan atrofi optik 8asa inkubasi infeksi perinatal bervariasi antara > dan 1+ minggu -rata"rata, 6 minggu0. 1umlah virus pada bayi dengan infeksi perinatal lebih sedikit dibandingkan yang berkembang di infeksi kongenital, infeksi ini bersifat kronis, virus dapat bertahan selama bertahun"tahun. ebanyakan bayi dengan infeksi perinatal adalah asimtomatik, karena bayi memiliki antibodi ibu -Ig20 terhadap &8*. ,ebaliknya, 1?"+?< bayi prematur yang terinfeksi dapat mengembangkan penyakit klinis, seperti pneumonia, hepatitis atau penyakit sepsis dengan gejala apnea, bradikardia, hepatosplenomegali, distensi usus, anemia, trombositopenia dan fungsi hati yang abnormal. Infeksi &8* yang didapat karena tranfusi pada bayi prematur dengan bayi lahir sangat rendah berat badan mungkin mengalami gejala" gejala menyerupai CI . Infeksi maternal lebih mungkin disebabkan reaktivasi virus laten dan dengan demikian tidak menimbulkan gejala atau bermanifestasi sebagai demam rendah, malaise dan mialgia. Infeksi primer &8* biasanya tanpa gejala, tetapi nyata bisa sebagai gambar mononukleosislike, dengan demam, kelelahan dan limfadenopati. Perempuan yang berada dalam kontak yang dekat dengan anak"anak atau anak"anak !!

di prasekolah, pekerja penitipan atau pekerja kesehatan berisiko lebih tinggi terhadap infeksi. b. Pemeriksaan Penunjang &8* biasanya diisolasi dari urin dan air liur, tetapi dapat diisolasi dari cairan tubuh lainnya, termasuk /,I, sekresi leher rahim, cairan ketuban, sel"sel darah putih, cairan serebrospinal, sampel tinja dan biopsi. #es terbaik untuk diagnosis infeksi bawaan atau perinatal adalah isolasi virus atau demonstrasi reaksi berantai materi &8* genetik -P&%0 dari urin atau air liur bayi baru lahir. ,ensitivitas P&% dengan spesimen urin adalah 64< dan spesifisitas 4;<. ,ampel urine dapat didinginkan ->0 tetapi tidak boleh beku dan disimpan pada suhu kamar. #ingkat pemulihan virus 4!< dalam urin setelah = hari pendinginan, kemudian menurun menjadi ?5< setelah 1 bulan. Peningkatan titer Ig2 empat kali lipat di dalam sera pasangan atau anti"&8* Ig8 yang positif kuat berguna mendiagnosis infeksi, tes serologis tidak dianjurkan untuk diagnosis infeksi pada bayi baru lahir. 'al ini dikarenakan deteksi Ig2 anti" &8* pada bayi baru lahir mencerminkan antibodi yang diperoleh dari ibu melalui transplasental dan antibodi tersebut dapat bertahan sampai 16 bulan. Fji Ig8 juga dapat bernilai positif palsu dan negatif palsu, Computed tomograp#y -&#0 lebih sensitif untuk mendeteksi kalsifikasi intracranial. 8%I dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan migrasi neuronal dan lesi parenkim serebral. /mniosentesis merupakan tes diagnostik prenatal tunggal yang paling berharga, sedangkan P&% atau kultur virus dari cairan ketuban, mempunyai tingkat spesifisitas dan sensitivitas yang sama. uantitatif P&% menunjukkan 15? genom.mA cairan ketuban yang mungkin mengandung prediktor gejala infeksi congenital. Fltrasonografi kelainan janin pada wanita hamil dengan infeksi primer atau berulang biasanya menunjukkan gejala infeksi janin. microcep#aly, pericardial. ventriculomegaly, kalsifikasi elainan sonografi janin hipoplasia corpus yang dilaporkan termasuk oligohidroamnios, pembatasan pertumbuhan intrauterin, intrakranial, callosum, asites, hepatosplenomegali, #ypoec#ogenic bo-el, efusi pleura dan

!>

PENATALAKSANAAN Pilihan terapi terbaik dan pencegahan penyakit &8* yaitu gansiklovir dan valgansiklovir. Pilihan lainnya merupakan lini kedua antara lain foscarnet dan cidofovir . onsensus yang menyatakan hal yang lebih baik antara profilaksis dengan terapi preemptive yang lebih baik untuk pencegahan infeksi &8* pada penerima organ transplan solid -,chleiss, +515015 T)-ap m)% !am)&#osa 1. Ga&s !lo< 2ansiklovir terlisensi untuk terapi infeksi &8*. 7ukleotida asiklik sintetik secara struktural serupa dengan guanin. ,truktur tersebut serupa pada acyclovir yang membutuhkan fosforilasi aktivitas antiviral. NnDim yang bertanggung jawab untuk fosforilasi adalah produk gen FA4= virus, sebuah protein kinase. %esistensi dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang, secara umum terjadi karena mutasi gen ini. Indikasi obat ini untuk anak immunocompromised seperti infeksi 'I*, postransplan, dan lain"lain jika secara klinis dan virologis membuktikan penyakit spesifik berakhirnya organ yang spesifik. Pada balita, terapi antiviral dengan gansiklovir mungkin berguna menurunkan prevalensi sekuel perkembangan neural, umumnya tuli sensorineural. ,ebuah penelitian mengenai penyakit alergi dan infeksiinstitusi nasional di negara peneliti menunjukkan perbaikan relatif pada pendengaran pada tuli simtomatik kongenital &8* yang diterapi dengan gansiklovir. 8eskipun demikian, terapi pada neonatus harus dikonsultasikan oleh ahlinya. 2. Imm"&o(lo*"l & Imunoglobulin digunakan sebagai imunisasi pasif untuk mencegah penyakit Cytomegalovirus simtomatik. Bukti pada kehamilan menyarankan infus Ig &8* pada wanita dengan infeksi primer dapat mencegah transmisi dan memeperbaiki kondisi kelahiran. 3. >al(a&s !lo< - $>G2>' *algansiklovir -*2&*0 adalah sebuah prodrug turunan valyl dari gansiklovir. ,etelah absorbsi di intestinum, moase valine cepat diurai oleh hepar menghasilkan 2&*. Gat ini inaktif dan membutuhkan trifosforilasi untuk aktivitas virostatis. !?

PEN2EGAHAN ,eorang calon ibu hendaknya menunda untuk hamil apabila secara laboratorik dinyatakan terinfeksi &8* primer akut. Bayi baru lahir dari ibu yang menderita infeksi &8*, perlu dideteksi Ig8 anti"&8* untuk mengetahui infeksi kongenital. ........................ INSIDEN 25#om)(alo< -"s ,eroprevalensi bervariasi dengan status sosial ekonomi, ?5< menengah dan 65< orang dewasa yang lebih rendah status sosial ekonomi"yang seropositif. I. EPIDEMIOLOGI

25#om)(alo< -"s Peningkatan tingkat infeksi primer terlihat pada anak usia dini, remaja, dan tahun melahirkan anak. #ransmisi dapat terjadi melalui kontak dengan sekresi yang terinfeksi, air seni, atau /,I, kontak seksual, transplantasi organ padat, atau transfusi produk darah infektif. II. ETIOLOGI

S #om)(alo< -"s $ !ytomegalovirus?2M>' Penyakit ini disebabkan oleh Human cytomegalovirus, subfamili betaherpesvirus, famili herpesviridae. Penularannya lewat paparan jaringan, sekresi maupun ekskresi tubuh yang terinfeksi -urine, ludah, air susu ibu, cairan vagina, dan lain"lain0. 8asa inkubasi penyakit ini antara !"6 minggu. Pada kehamilan infeksi pada janin terjadi secara intrauterin. Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan caraH menjaga kebersihan terutama sesudah buang air besar, menghindari transfusi darah pada bayi dari ibu seronegatif dengan darah yang berasal dari donor seropositif, dan menghindari transplantasi organ tubuh dari donor seropositif ke resipien seronegatif. III. DIAGNOSIS MANIFESTASI KLINIS S #om)(alo< -"s $2M> 7 !ytomegalovirus' Pada bayi, infeksi yang didapat saat kelahiran akan menampakkan gejalanya pada minggu ke tiga hingga ke dua belas( jika didapat pada masa perinatal akan mengakibatkan gejala yang berat. !;

Infeksi virus ini dapat ditemukan secara luas di masyarakat( sebagian besar wanita telah terinfeksi virus ini selama masa anak"anak dan tidak mengakibatkan gejala yang berarti. #etapi bila seorang wanita baru terinfeksi pada masa kehamilan maka infeksi primer ini akan menyebabkan manifestasi gejala klinik infeksi janin bawaan sebagai berikutH hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis dan optic atrop#y, mikrosefali, letargia, kejang, hepatitis dan 'aundice, infiltrasi pulmonal dengan berbagai tingkatan, dan kalsifikasi intrakranial. 1ika bayi dapat bertahan hidup akan disertai retardasi psikomotor maupun kehilangan pendengaran. PEME0IKSAAN PENUNJANG 25#om)(alo< -"s Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi /nti &8* Ig2 dan Ig8, serta /viditas /nti"&8* Ig2. I>. PENGOBATAN Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Pada pasien imunosupresi, &8* dapat diobati dengan asiklovir, gansiklovir, valgansiklovir, sidofovir dan, mungkin, foskarnet. 3ang paling penting, orang tua dari anak"anak dengan infeksi &8* bawaan berat perlu konseling untuk membantu mereka mengatasi kemungkinan kerusakan otak atau kematian. ............ &ytomegalovirus -&8*0 merupakan virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes, memiliki potensi yang berbahaya bagi janin, pasien operasi cangkok organ, mengganggu atau merusak organ paru"paru, jantung, mata, usus, ginjal, lambung, dan lain"lain. Pengobatannya pun tidak semudah mengobati virus lainnya. /dakah solusi alami untuk mengatasi &8*V . O-(a& 5a&( B sa T)-!)&a I&.)!s 2M> &8* dapat mengenai hampir semua organ dan menyebabkan hampir semua jenis infeksi. $rgan yang bisa terkena &8* adalahH

25#om)(alo< -"s

2injal, sehingga disebut &8* nefritis( !=

'ati, sehingga disebut &8* hepatitis( 1antung, sehingga disebut &8* myocarditis( Paru"paru, sehingga disebut &8* pneumonitis( 8ata, sehingga disebut &8* retinitis( Aambung, sehingga disebut &8* gastritis( Fsus, sehingga disebut &8* colitis. $tak, sehingga disebut &8* encephalitis.

. G):ala a#a" A! *a# %a- 2M> /kibat dari terinfeksi &8* dapat ringan namun juga dapat amat berbahaya. 2ejala dapat bervariasi mulai dari amat berat hingga gejala minimal, bahkan ada juga yang tanpa gejala. arena dapat menyerang hampir semua organ, gejalanya sangat bervariasi tergantung dari organ yang diserang. Biasanya &8* menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih -leukopenia0 dan letih" lesu. 2ejalanya dapat ringan hingga berat. reatinin dapat meningkat pada pasien cangkok ginjal dengan infeksi &8*. Infeksi pada paru"paru menimbulkan sesak dan batuk. Pada sistem cerna seperti misalnya lambung dan usus, infeksi &8* menyebabkan mual, muntah dan diare. Nnsefalitis -otak0 &8* dapat menyebakan kejang, nyeri kepal, dan koma. /pabila penderita sedang hamil, &8* bisa menginfeksi janin dan mengakibatkan gangguan pada organ tertentu janin. . M)&5)-a&( O-(a& Ja& & *irus &8* pada wanita hamil dapat berakibat pada janin yang dikandungnya dengan manifestasi berbeda"beda, misalnya kulit berwarna kuning, pembesaran hati dan limpa, kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan mental, dan lain"lain tergantung organ janin mana yang diserang. Fmumnya janin yang terinfeksi &8* lahir prematur dan berat badan lahir rendah. . Masala4 Ba( Pas )& 2a&(!o! O-(a& *irus &8* biasa menghinggapi pasien cangkok organ pasca transplantasi karena biasanya para pasien ini diberikan obat"obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh. Pemberian obat ini dimaksudkan supaya sistem kekebalan tubuh pasien operasi cangkok organ tidak menyerang organ baru yang dicangkokkan. Nfek samping dari penekanan sistem kekebalan tubuh ini adalah ketidakmampuan tubuh untuk melawan infeksi, termasuk serangan &8*. .

!6

D a(&osa 2M> ebanyakan infeksi yang ada tidak terdiagnosa karena &8* seringkali menampakkan sedikit gejala, bahkan bisa juga tanpa gejala. Diagnosis pasti &8* ditetapkan berdasarkan pemeriksaan P&% -Polymerase &hain %eaction0 yang mendeteksi keberadaan D7/ -materi genetik0 virus &8* dalam darah. Disamping itu, infeksi &8* juga ditetapkan dengan pemeriksaan kadar antibodi Ig2 dan Ig8. . P)&"la-a& 2M> *irus &8* ada dalam cairan tubuh pasien &8* dan ditularkan melalui kontak selaput lendir -mulut dan kelamin0. ,elain itu, penularan &8* bisa melalui transfusi darah, dan pada bayi umumnya tertular pada saat masih dalam kandungan atau dari /,I. .

I&.)!s 2M> B sa B)-"la&( &8* tergolong virus yang bandel atau hampir tidak bisa dihilangkan dari tubuh inang. ,ekali terinfeksi, virus akan membenamkan diri dalam tubuh dan dapat menyebabkan infeksi berulang pada masa mendatang. Fntuk men . P)&(o*a#a& 2M> ,ecara medis konvensional, pengobatan yang paling sering dipakai untuk infeksi &8* adalah 2anciclovir. 7amun, pengobatan secara holistik bisa /nda lakukan penggabungan dari berbagai terapi alami, seperti misalnya jus anggur merah, terapi bawang putih, terapi *&$ -*irgin &oconut $il0, dan terapi propolis -antivirus kuat terbuat dari air liur.sarang lebah0. . Aink referensiH httpH..www.hopkinsmedicine.org.heic.id.cmv. httpH..en.wikipedia.org.wiki.&ytomegalovirus httpH..roche.co.id.bahasa.disease.diseaseWcmvWid.htm !4

2M> DALAM KEHAMILAN &8* adalah virus D7/ dan merupakan kelompok dari famili virus 'erpes sehingga memiliki kemampuan latensi. *irus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ( transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam. 3@ A 1@B a&a! "s a s)!ola4 m)mp)-l 4a#!a& 4as l s)-opos # . 2M>C %a& pa%a =a& #a 4am l /@ A 6/B. Data ini membuktikan telah adanya infeksi sebelumnya. 2ejala infeksi menyerupai infeksi mononukleosis yang subklinis. Nkskresi virus dapat berlangsung berbulan bulan dan virus mengadakan periode laten dalam limfosit, kelenjar air liur, tubulus renalis dan endometrium. %eaktivasi dapat terjadi beberapa tahun pasca infeksi primer dan dimungkinkan adanya reinfeksi oleh jenis strain virus &8* yang berbeda. DIAGNOSIS *irus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. #es serologis mungkin terjadi peningkatan I(M yang mencapai kadar puncak ! M ; bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1M + tahun kemudian. Ig2 meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup 8asalah dari interpretasi tes serologi adalah H 1. enaikan I(M yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat +. /ngka negatif palsu yang mencapai +5< !. /danya I(G tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten DAMPAK TE0HADAP KEHAMILAN &8* adalah infeksi virus kongenital yang utama di F, dan mengenai 5.? M +.? < bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. %esiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar >5 M ?5<. 15 M +5< neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala"gejala H 1. 'idrop non imune +. P1# simetrik !. orioretinitis >. 8ikrosepali ?. alsifikasi serebral >5

;. 'epatosplenomegali =. hidrosepalus 65 M 45< tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala H 1. %etardasi mental +. 2angguan visual !. 2angguan perkembangan psikomotor ,eberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin. &7* rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar 5.1?< M 1< #idak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan. Pencegahan meliputi penjagaan kebersihan pribadi, mencegah tranfusi darah Fsaha untuk membantu diagnosa infeksi &8* pada janin adalah dengan melakukan H 1. Fltrasonografi untuk identifikasi P1# simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat +. Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion

Cytomegalovirus Pengobatan
&ytomegalovirus Intravenous Immune 2lobulin -'uman0 -&8*"I2I*0, adalah sebuah imunoglobulin 2 -Ig20 mengandung sejumlah standar antibodi terhadap sitomegalovirus -&8*0. Ini dapat digunakan untuk profilaksis penyakit sitomegalovirus terkait dengan transplantasi ginjal, paru"paru, hati, pankreas jantung, dan. ,endiri atau dalam kombinasi dengan agen antivirus, telah ditunjukkan untukH

8engurangi risiko terkait &8* penyakit dan kematian di beberapa risiko tinggi pasien transplantasi 8emberikan manfaat kelangsungan hidup jangka panjang terukur 8enghasilkan efek samping yang minimal terkait pengobatan dan kejadian buruk.

2ansiklovir pengobatan digunakan untuk pasien dengan kekebalan depresi yang memiliki penyakit penglihatan baik yang berhubungan atau mengancam jiwa. *algansiklovir -dipasarkan sebagai *alcyte0 adalah obat antivirus yang juga efektif dan diberikan secara lisan. Nfektivitas terapi sering terganggu dengan munculnya obat"resisten isolat virus. Berbagai perubahan asam amino dalam protein kinase FA4= dan D7/ polimerase virus telah dilaporkan menyebabkan resistensi obat. @oskarnet atau sidofovir hanya diberikan kepada pasien dengan &8* tahan >1

terhadap gansiklovir, karena foskarnet telah nefrotoksisitas buruk, mengakibatkan peningkatan atau penurunan &a+ Q atau P, dan penurunan 8g+ Q. atau biasa disingkat &8* adalah virus D7/ yang merupakan kelompok virus herpes sehingga memiliki kemampuan latensi. *irus ini dapat menyerang siapa saja. $rang yang terserang virus cytomegalovirus pada umumnya tidak menimbulkan gejala karena itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan #$%&' -Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes 0 sebelum atau pada awal kehamilan. Pada umumnya orang dewasa sudah memiliki antibody terhadap virus ini karena sudah pernah terjangkit saat masih anak"anak. #api bagi wanita hamil yang baru pertama kali terjangkit virus ini maka janinnya dapat terinfeksi juga. erusakan yang ditimbulkan oleh virus ini pada janin tergantung pada usia kehamilan ketika ibu terinfeksi virus cytomegalovirus.

Dampa! < -"s 25#om)(alo< -"s pa%a !)4am la& 7


1anin mengalami keguguran 1anin lahir cacad 1anin lahir premature 1anin lahir dengan berat badan rendah 1anin mengalami gangguan perkembangan motorik ulit berwarna kuning Pembesaran hati dan limpa erusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak dan telinga 2angguan mental

P)&(o*a#a& 7 ,ama seperti penyakit lain yang ditimbulkan oleh virus, tidak ada obat khusus yang dapat diberikan pada orang yang terinfeksi virus cytomegalovirus . arena infeksi ini akan sembuh dengan sendirinya jika system imun tubuh bekerja dengan baik.

P)&,)(a4a& 7

onsumsi makanan bergiDi agar system imun tubuh kuat 8enjaga kebersihan pribadi #idak melakukan transfuse darah 8enghindari orang yang terjangkit virus &ytomegalovirus >+

P)&"la-a& < -"s ,5#om)(alo< -"s %a- *" !) :a& & m)lal" 7

Plasenta Proses kelahiran /ir susu

2a-a m)&% a(&oasa &.)!s < -"s 25#om)(alo< -"s pa%a :a& & %apa# % la!"!a& %)&(a& ,a-a 7 1. 8elakukan pemeriksaan ultrasonography - F,2 0 untuk mendeteksi P1# ,imetri, hidrop, asites - kelainan sistem saraf pusat 0. +. #es laboratorium dengan cara membiakkan virus cytomegalovirus dalam cairan amnion.

CYTOMEGALOVIRUS

alam !E"AMILA#

dr01ambang 2id'anar$o, Sp3& 4a$0,edo$teran dan ,ese#atan 5%6 1/ /%#/

25#om)(alo< -"s M &8* adalah virus D7/ dan merupakan kelompok dari famili virus
'erpes sehingga memiliki kemampuan latensi. *irus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ( transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam. 3@ A 1@B a&a! "s a s)!ola4 m)mp)-l 4a#!a& 4as l s)-opos # . 2M>C %a& pa%a =a& #a 4am l /@ A 6/B. Data ini membuktikan telah adanya infeksi sebelumnya. 2ejala infeksi menyerupai infeksi mononukleosis yang subklinis. Nkskresi virus dapat berlangsung berbulan bulan dan virus mengadakan periode laten dalam limfosit, kelenjar air liur, tubulus renalis dan endometrium. %eaktivasi dapat terjadi beberapa tahun pasca infeksi primer dan dimungkinkan adanya reinfeksi oleh jenis strain virus &8* yang berbeda. DIAGNOSIS *irus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. #es serologis mungkin terjadi peningkatan I(M yang mencapai kadar puncak ! M ; bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1M + tahun kemudian. Ig2 meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup >!

8asalah dari interpretasi tes serologi adalah H 1. enaikan I(M yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat +. /ngka negatif palsu yang mencapai +5< !. /danya I(G tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten

DAMPAK TE0HADAP KEHAMILAN


&8* adalah infeksi virus kongenital yang utama di F, dan mengenai 5.? M +.? < bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. %esiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar >5 M ?5<. 15 M +5< neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala"gejala H 1. 'idrop non imune +. P1# simetrik !. orioretinitis >. 8ikrosepali ?. alsifikasi serebral ;. 'epatosplenomegali =. hidrosepalus 65 M 45< tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala H 1. %etardasi mental +. 2angguan visual !. 2angguan perkembangan psikomotor ,eberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin. &8* rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar 5.1?< M 1< #idak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan. Pencegahan meliputi penjagaan kebersihan pribadi, mencegah tranfusi darah Fsaha untuk membantu diagnosa infeksi &8* pada janin adalah dengan melakukan H 1. Fltrasonografi untuk identifikasi P1# simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion ....... &ytomegalovirus &ytomegalovirus merupakan virus D7/ dari golongan herpesviridae seperti H 'erpes simple9 virus tipe 1 dan +, *aricella"Goster, Nipstein Barr virus. arakteristik virus dari golongan ini adalah kemampuannya untuk beradaptasi di dalam tubuh manusia sedemikian rupa sehingga >>

dapat menimbulkan masa latent atau dormant. *irus ini merupakan penyebab utama infeksi kongenital, dan diperkirakan 5,+"+,+ < janin yang terinfeksi intrauterin dapat fatal bagi janin dan bila bertahan hidup dapat terjadi retardasi mental, buta atau tuli.

Penyebaran infeksi cytomegalovirus ditularkan melalui cairan tubuh seperti ludah, darah, /,I, urine, semen dan lain"lain. 2olongan sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena infeksi. %umah sakit juga merupakan tempat penularan virus ini, terutama "& # % al s s, p)-a=a#a& &)o&a#al dan -"a&( a&a!. Penularan melalui hubungan seksual juga dapat terjadi melalui cairan semen ataupun l)&% )&%os)-< !s.

#ransmisi ke janin mencapai >5 < pada &.)!s p- m)- dan lebih jarang pada &.)!s -)!"-)&. ekebalan yang terjadi akibat &.)!s ,5#om)(alo< -"s ternyata tidak cukup untuk melindungi kemungkinan terjadinya &.)!s ,5#om)(alo< -"s !o&()& #al ulang. 8eskipun jarang, ,5#om)(alo< -"s !o&()& #al tetap dapat terulang pada ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan ,5#om)(alo< -"s !o&()& #al pada kehamilan terdahulu. Penularan dapat terjadi setiap saat dalam kehamilan tetapi semakin muda umur kehamilan semakin berat gejala pada janinnya. #es ,erologi " " #es serologis mungkin terjadi peningkatan I(M yang mencapai kadar puncak ! M ; bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1M + tahun kemudian. Ig2 meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup.

8asalah dari interpretasi tes serologi adalah H

>?

1.

enaikan I(M yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat +. /ngka negatif palsu yang mencapai +5< !. /danya I(G tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten

Dampak terhadap kehamilan Pada trimester I infeksi kongenital &ytomegalovirus dapat menyebabkan prematur, mikrosefali, IF2%, kalsifikasi intrakranial pada ventrikel lateral dan traktus olfaktorius, sebagian besar terdapat korioretinitis, juga terdapat retardasi mental, hepatosplenomegali, ikterus, purpura trombositopeni, DI&. Infeksi pada trimester III berhubungan dengan kelainan yang bukan disebabkan karena kegagalan pertumbuhan somatik atau pembentukan psikomotor. Bayi cenderung normal tetapi tetap beresiko terjadinya kurang pendengaran atau retardasi psikomotor. 8ortalitas infeksi kongenital cukup tinggi yaitu sebesar +5"!5 < dan dari yang bertahan hidup 45< akan menderita komplikasi lambat seperti retardasi mental, buta, defisit psikomotor, tuli dan lain"lain. 2ejala lambat juga timbul pada ?"1?< dari mereka yang lahir asimtomatik seperti gangguan pendengaran tipe sensorik sebelum tahun kedua.

Dari penjelasan di atas merupakan alasan pada 7y.9 mau melakukan Aborsi pada kehamilan yg ke !. /njuran pada pasien ini " ehamilan berikutnya boleh jika pada pemeriksaan &8* Ig8 negatif. Di karenakan sampai saat ini belum di dapatkan obat yang baik untuk mencegah &8* waktu hamil dan belum ada vaksinasi. " " " ...... Beri tahu ke departemen atau tempat bekerja bahwa sedang menderita &8*. 'ati"'ati saat pengambilan sample darah orang lain. 8emberitahu kepada ibunya agar tidak mendonorkan darahnya.

>;

29TOMEGALO>I0US %alam KEHAMILAN

25#om)(alo< -"s M &8* adalah virus D7/ dan merupakan kelompok dari famili virus
'erpes sehingga memiliki kemampuan latensi. *irus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ( transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam. &ara penularannya B%espiratory dropletsC, kontak dengan sumber infeksi -saliva, urin, sekresi serviks dan vagina, sperma, /,I, airmata0, melalui transfusi dan transplantasi organ ,ecara vertikal dari ibu ke janin H p-)&a#al -plasenta0 p)- &a#al -pada saat kelahiran0 pos#&a#al -ASI, kontak langsung0

3@ A 1@B a&a! "s a s)!ola4 m)mp)-l 4a#!a& 4as l s)-opos # . 2M>C %a& pa%a =a& #a 4am l /@ A 6/B. Data ini membuktikan telah adanya infeksi sebelumnya. 2ejala infeksi menyerupai infeksi mononukleosis yang subklinis. Nkskresi virus dapat berlangsung berbulan bulan dan virus mengadakan periode laten dalam limfosit, kelenjar air liur, tubulus renalis dan endometrium. %eaktivasi dapat terjadi beberapa tahun pasca infeksi primer dan dimungkinkan adanya reinfeksi oleh jenis strain virus &8* yang berbeda. DIAGNOSIS *irus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. #es serologis mungkin terjadi peningkatan I(M yang mencapai kadar puncak ! M ; bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1M + tahun kemudian. Ig2 meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup 8asalah dari interpretasi tes serologi adalah H 1. enaikan I(M yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat >=

+. /ngka negatif palsu yang mencapai +5< !. /danya I(G tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten 9a&( p)-l" % la!"!a& P)m)- !saa& 7 Donor darah atau organ %esipien organ transplantasi :anita sebelum hamil -idealnya0, bila negatif, periksa pada kehamilan dini, selanjutnya pada kehamilan lanjut . 7eonatus yang ibunya terinfeksi

DAMPAK TE0HADAP KEHAMILAN


&8* adalah infeksi virus kongenital yang utama di F, dan mengenai 5.? M +.? < bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik. %esiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar >5 M ?5<. 15 M +5< neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala"gejala H 1. 'idrop non imune +. P1# simetrik !. ?. orioretinitis alsifikasi serebral >. 8ikrosepali ;. 'epatosplenomegali =. hidrosepalus 65 M 45< tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejalaH 1. %etardasi mental +. 2angguan visual >6

!. 2angguan perkembangan psikomotor ,eberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin. &7* rekuren berkaitan dengan penurunan resiko janin dengan angka penularan ibu ke janin sebesar 5.1?< M 1< #idak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan. Pencegahan meliputi penjagaan kebersihan pribadi, mencegah tranfusi darah Fsaha untuk membantu diagnosa infeksi &8* pada janin adalah dengan melakukan H 1. Fltrasonografi untuk identifikasi P1# simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat +. Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion

........

I. S .a#+s .a# > -"s ,itomegalovirus -&8*0 adalah virus golongan herpesvirus yang paling besar. *irus ini memiliki inti D7/ double heliks, dalam bentuk toroid yang dikelilingi oleh lapisan protein ikosahedral dengan 1;+ kapsomer. 2enom D7/ yang dimiliki oleh virus ini yaitu B8 1?5 9 15 ;, +>5 kbp lebih besar dibandingkan virus herpes simpleks -',*0, namun hanya beberapa protein tersandi oleh virus yang berhasil dikarakterisasi. ,uatu glikoprotein permukaan sel bekerja sebagai reseptor @c yang mengikat @c immunoglobulin, sehingga sel terinfeksi dapat menghindari penghancuran imun dengan membuat lapisan pelindung dari immunoglobulin host.!

>4

2ambar +.1 -/0 &8* pada kultur sel fibroblast paru"paru embrionik manusia. -B0Inklusi intranuclear dengan gambaran Horses#oe0 -&0 Dense bodies. -D0Pematangan virus pada membran nucleus. ,itomegalovirus pada manusia hanya berkembangbiak secara in vivo di dalam fibroblast meskipun terkadang ditemukan dalam sel epitel.! Dalam fibroblast, &8* membentuk formasi badan inklusi intranukleus dan intrasitoplasmik.; *irus ini mampu mengubah sel manusia, namun tidak diketahui apakah virus ini bersifat onkogenik in vivo. #ampak sel dengan inti ganda, sel yang terinfeksi membesar.! %eplikasi &8* sangat lambat yaitu sampai di atas =5 jam bahkan lebih lambat daripada ',* maupun varisella"Doster yang hanya sekitar 16 jam. Infeksi menyebar dari sel ke sel sehingga perlu waktu beberapa minggu supaya seluruh lapisan tunggal terinfeksi. ,el yang terinfeksi akan mati, sintesis makromolekul host berhenti sejak awal infeksi. ,intesis protein dan D7/ seluler normal sebenarnya berhenti saat replikasi dimulai.!

II. Ep %)m olo( Infeksi &8* pada negara maju merupakan penyebab utama kelainan kongenital dengan angka kejadian 5,!"+< dari kelahiran hidup.= ,ebesar 15"1? < bayi yang terinfeksi secara kongenital adalah simptomatik dengan manifestasi akibat terserangnya susunan saraf pusat,

hepatosplenomegali, mikrosefali, retardasi mental, gangguan psikomotor, ikterus, petechie, korioretinitis, dan kalsifikasi serebral.= ,ebanyak 15"1? < bayi dengan infeksi kongenital virus ini adalah asimptomatik yang tampak normal saat lahir, namun akan ada sekuel pada 1"+ tahun kemudian berupa cacat neurologis atau gangguan pendengaran dan penglihatan.;,= ,tagno dan :hitley pada 146? membagi resiko maternal terinfeksi &8* baik primer maupun rekuren pada kehamilan menjadi dua kelompok yaitu berdasar sosioekonomi.1,;

?5

:anita hamil dari golongan ekonomi mampu

:anita hamil dari golongan ekonomi lemah

??< kebal

>?< rentan

1?< rentan

6?< kebal

5,1?< Infeksi kongenital -infeksi ibu rekuren0

1">< Infeksi Primer

5,?"1< Infeksi kongenital -infeksi ibu rekuren0

5"1< Bayi yg terinfeksi mungkin memperlihatkan gejala atau sekuel klinis

>5< 8enularkan infeksi ke janin

5"1< Bayi yg terinfeksi mungkin memperlihatkan gejala atau sekuel klinis

15"1?< Bayi terifeksi memeperlihatkan gejala klinis -ringan sampai berat0

6?"45< Bsyi terinfeksi asimptomatik

15< tumbuh normal

45< mengalami sekuel

?"1?< mengalami sekuel

6?"4?< tumbuh normal

2ambar +.+ arakteristik infeksi &8* pada kehamilan.1,; Infeksi kongenital menyebabkan infeksi kronik yang dapat dideteksi selama bertahun" tahun. Beberapa infeksi diperoleh saat proses persalinan. Pengeluaran &8* melalui genital meningkat selama kehamilan. ebanyakan infeksi pada bayi diperoleh saat bulan pertama

kehidupan melalui air susu atau penyebaran selama perawatan.! Infeksi primer ibu saat kehamilan menyebabkan sebagian besar infeksi sitomegalovirus. Bayi dan anak dengan infeksi &8* subklinik merupakan sumber utama penularan. Infeksi kongenital lain disebabkan reaktivasi infeksi laten ibu.! ?1

Infeksi &8* meningkat pada orang dengan imun yang rendah seperti penerima donor transplantasi sumsum tulang atau ginjal. Penderita 'I* hampir seluruhnya bersifat seropositif dan beresiko tinggi terinfeksi sitomegalovirus.!

III.

Pa#o()&)s s

Infeksi &8* dengan paparan yang pertama kali disebut dengan infeksi primer. Infeksi ini dapat berlangsung simptomatis atau asimptomatis. *irus akan menetap dalam waktu yang lama dalam host dan kemudian masuk ke dalam sel"sel berbagai jaringan yang disebut dengan infeksi laten. = *irus dilepaskan secara intermitten dari faring dan urin selama berbulan"bulan bahkan tahunan setelah infeksi primer. Infeksi yang lama pada ginjal tidak merusak ginjal pada orang normal, namun diduga turut mengganggu fungsi ginjal pada pasien transplantasi ginjal.! &8* dapat ditularkan melalui berbagai cara melalui kontak yang erat dengan bahan yang berhubungan dengan virus. 8asa inkubasi adalah >"6 minggu pada remaja dan dewasa. ebanyakan infeksi &8* bersifat subklinis. %ediated imunity ditekan oleh infeksi primer &8* dan perlu waktu beberapa bulan untuk memulihkan respon seluler.! Pada orang dengan imun yang rendah seperti penerima transplantai organ, pasien keganasan dengan kemoterapi, atau pasien 'I*, infeksi &8* jauh lebih berat dibandingkan orang normal. Pelepasan virus meningkat dan jauh lebih lama, infeksi pun lebih condong menyebar. %espon imun host diduga mempertahankan &8* pada infeksi laten orang dengan seropositif. %eaktivasi lebih sering terjadi meski lebih ringan. %eaktivasi dapat bersifat virulen seperti infeksi primer tergantung keadaan lingkungan.! Infeksi rekuren dapat disebabkan karena adanya penyakit tertentu atau supresi imun yang iatrogenic, dimana hal tersebut menyebabkan penekanan respon limfosit #. eadaan ini

?+

menyebabkan munculnya stimulasi antigenik yang kronis dan terjadi reaktivasi virus. = Infeksi rekuren terdiri dari reaktivasi dan reinfeksi. %eaktivasi disebabkan oleh strain virus yang menyebabkan infeksi primer, sedangkan reinfeksi disebabkan strain virus yang baru.; ehamilan tidak terbukti meningkatkan resiko maupun keparahan manifestasi klinis infeksi pada wanita hamil. ebanyakan infeksi adalah asimptomatik, namun 1?< penderita

dewasa memperlihatkan gejala yang serupa dengan mononucleosis infeksiosa dengan gejala demam, faringitis, limfadenopati, dan poliartritis.1 Infeksi vertical melalui plasenta tidak selalu terjadi, namun angka kejadian akan meningkat apabila infeksi pada ibu terjadi pada paruh pertama kehamilannya. Imunitas ibu terhadap &8* tidak mampu mencegah reaktivasi dan infeksi kongenital &8*. 1 Infeksi kongenital kebanyakan disebabkan oleh reinfeksi yang dibuktikan dengan adanya epitop baru dari glycoprotein ' &8* yang sebelumnya tidak ditemukan, hal ini mengkonfirmasi adanya strain &8* yang baru.; 7amun, infeksi kongenital yang disebabkan oleh reaktivasi biasanya bersifat asimptomatik dibandingkan dengan yang disebabkan oleh infeksi primer.1,; Infeksi primer pada ibu hamil menyebabkan infeksi intrauterine hanya sebesar !5">5< karena barier inate mencegah transmisi tersebut. Diantara bayi yang terinfeksi tersebut, sebesar 1?< memperlihatkan gejala klinik atau simptomatik. ebanyakan infeksi kongenital yang

simptomatik berasal dari ibu dengan infeksi primer.; Infeksi reaktivasi merupakan faktor resiko yang kecil untuk menyebabkan infeksi kongenital, hal ini dibuktikan hanya sedikit kasus infeksi kongenital simptomatik dengan ibu yang telah memiliki imun terhadap &8*.; 8ekanisme transmisi infeksi &8* dari ibu ke janin masih sedikit yang diketahui. #ransmisi ini terjadi melalui placenta, hal ini dibuktikan melalui eksperimen pada guinea pig yang memiliki jenis placenta serupa dengan manusia. *irus ini secara hematogen memasuki

?!

placenta kemudian ditransmisikan ke janin. Pada penelitian ini, &8* bertahan di jaringan placenta dalam waktu yang lama meski virus telah dibersihkan dari darah.; ,elama infeksi primer pada ibu, leukosit membawa virus sehingga terjadi infeksi intrauterine melalui sel mikrovaskular endothelial uterus. ,el"sel tersebut berhubungan secara langsung dengan cytotrophoblast yang menginvasi arteriol maternal. &ytotrophoblast yang terinfeksi menyebarkan infeksi ke inti villous termasuk fibroblast dan sel endothelial sehingga infeksi menyebar ke janin.; /lternatif penularan infeksi primer pada ibu ke janin yaitu melalui stroma villous dimana leukosit ibu yang terinfeksi &8* menembus lapisan syntitiotrophoblast. *irion &8* melapisi antibodi, kemudian memasuki syntitiotrophoblast melalui mekanisme transcytosis yang didukung dengan transport Ig2 ibu ke janin.; Infeksi kongenital &8* ditransmisikan melalui placenta sehingga mempengaruhi diferensiasi dan kemampuan invasi cytotrophoblast. 'al ini menjelaskan mengapa terjadi abortus pada wanita hamil dengan infeksi primer.;

I>. Ma& .)s#as Kl & s ,aat ini belum ada bukti bahwa kehamilan akan meningkatkan keparahan infeksi &8*. ebanyakan infeksi merupakan asimptomatik, namun sebesar 1?< bersifat simptomatik dengan memperlihatkan gejala mononucleosis infeksiosa dengan demam, faringitis, limfadenopati, dan poliarthritis.1 Infeksi primer &8* umumnya tidak menampakkan gejala klinis pada orang dengan imun yang normal. ,ebanyak kurang dari ?< wanita hamil dengan infeksi primer &8* merupakan simptomatik dan sedikit dari wanita tersebut yang mengalami sindrom

?>

mononucleosis. 'al ini membuat infeksi &8* tidak dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis.; 2ejala klinis major mononucleosis &8* terdiri dari demam, adenopati cervical, sakit tenggorokan, splenomegaly, hepatomegali, dan rash, biasanya tidak terdeteksi. 2ejala minor berupa malaise, fatigue, pusing, dan myalgia. 2ejala tersebut dapat diketahui melalui anamnesa pada orang yang berpengalaman dan dapat diketahui waktu onset infeksi. Penentuan waktu onset infeksi merupakan hal yang penting karena beberapa hal. Pertama, menentukan prognosis dimana infeksi yang terjadi sebelum konsepsi memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan saat kehamilan. edua, menentukan diagnosis prenatal disesuaikan dengan onset infeksi untuk

mencegah negatif palsu. #elah ada laporan mengenai hasil negatif palsu meskipun telah menggunakan metode sensitif yang tersedia. #erakhir, infeksi primer pada awal kehamilan memiliki kemungkinan yang besar terjadinya infeksi kongenital.; 8. 2. %evello dan 2. 2erna melakukan survey terhadap +>> wanita hamil dengan infeksi primer &8*. 2ejala klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium pada survey tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini -#abel +.10.; #abel +.1 2ejala klinis dan hasil laboratorium infeksi primer &8* pada wanita hamil; 2ejala linis dan 'asil Aaboratorium 1umlah -<0 /simptomatik =6 -!+,50 ,imptomatik Demam @atigue &ephalgia /rthralgia.8yalgia 1;; -;6,50 155-;5,+0 61->6,60 >>-+;,;0 +?-1?,10

??

%hinitis @aringitis Batuk Peningkatan enDim hati Aimfositosis umulatif gejala tiap subjek ,atu Dua #iga atau lebih

+?-1?,10 +!-1!,40 1;-4,;0 ;5-!;,10 +5-1+,50

>4-+4,?0 >6-+6,40 =5->+,+0

Pada bayi yang mengalami infeksi kongenital dengan memperlihatkan gejala akan muncul penyakit inklusi sitomegalovirus, penyakit ini adalah sindrom yang terdiri dari berat badan lahir rendah, mikrosefalus, kalsifikasi intracranial, korioretinitis, retardasi mental dan motorik, defisit sensorineural, hepatosplenomegali, ikterus, anemia hemolitik, dan purpura trombobositopenik. Di /merika ,erikat hanya 15< dari bayi yang terinfeksi yang mengalami sindrom ini. kehamilan.1 ebanyakan bayi tersebut lahir dari ibu dengan infeksi primer &8* pada

>.

D a(&os s

Isolasi virus merupakan cara diagnosis infeksi &8* yang terbaik. *irus ini dapat ditemukan dari usap tenggorokan, urin, dan cairan tubuh lainnya. ,ayangnya, metode ini memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 1"+ minggu sehingga terlalu lambat sebagai penuntun terapi pada penderita dengan imun yang tertekan. ,aat ini telah dikembangkan metode diagnostik yang cepat ?;

antara lain observasi badan inklusi dalam jaringan atau sel deskuamasi dalam urin, deteksi langsung antigen virus, visualisasi virus dengan mikroskop electron, dan hibridisasi D7/.! 8etode serologis ditujukan untuk menemukan antibodi anti &8*. Diagnosis infeksi primer ditunjukkan dengan perubahan seronegatif menjadi seropositif pada pemeriksaan serial. ,eropositif ditandai dengan adanya Ig8 dan Ig2 anti &8*. Pemeriksaan serial dilakukan dengan jarak tiga minggu.= /pabila didapatkan hasil negatif, maka tindak lanjut dapat ditunda. /pabila didapatkan hasil postif maka diagnosis infeksi primer pada ibu dan diagnosis prenatal dapat ditegakkan.+ ,elain itu, metode serologi juga dapat ditentukan dengan 7o- Ig& Avidity yang dapat bertahan positif selama +5 minggu pada infeksi primer. lebih dari 45< infeksi primer &8* positif terhadap antibodi ini.= ,ayangnya, metode ini tidak dapat membedakan strain yang berbeda antara isolat klinik. Dalam hal ini, mungkin penentuan enDim D7/ &8* lebih berguna.! Diagnosis pranatal dilakukan melalui isolasi virus dan P&% dari cairan amnion yang diperoleh dari amniosentesis.= AaDarotto dkk melaporkan bahwa cairan amnion lebih baik dalam diagnosis prenatal dibandingkan darah janin.6 /mniosentesis sendiri paling baik bila dilakukan pada usia kehamilan +1 sampai +! minggu karena beberapa hal. Pertama, diuresis janin belum sempurna sebelum usia kehamilan +5 minggu sehingga dapat menimbulkan negatif palsu. edua, infeksi dari ibu baru dapat terdeteksi pada cairan ketuban setelah infeksi berlangsung ;"4 minggu. etiga, infeksi kongenital yang berat biasa terjadi bila infeksi maternal terjadi usia

kehamilan 1+ minggu.= Nfek infeksi &8* pada janin dapat dideteksi dengan F,2, &# scan, maupun 8%I. 1 Pada hasil F,2 dengan oligohidramnion, polihidramnion, hidrops nonimun, asites janin, gangguan

?=

pertumbuhan janin, mikrosefali, hidrosefalus, kalsifikasi intracranial, hepatosplenomegali, dan kalsifikasi intrahepatik dapat dicurigai terjadi infeksi &8* intrauterine.=

>I.

P)&a#ala!sa&aa&

,ampai saat ini belum ada terapi infeksi &8* yang memuaskan. $bat"obatan biasa digunakan pada infeksi &8* yang berat berupa retinitis, esofagitis pada pasien dengan 'I*, serta profilaksis pada penerima transplantasi organ. $bat yang biasa digunakan antara lain ganciclovir, foscarnet, cidofir, dan valaciclofir. /kan tetapi, sampai sekarang belum dievaluasi efektifitas obat tersebut. -=0 $bat"obatan tersebut tidak dapat digunakan pada wanita hamil karena memiliki efek samping terhadap janin.?

>II. P)&,)(a4a& Belum ada tindakan yang benar"benar dapat mengendalikan infeksi &8*, yang dapat dilakukan adalah mengurangi penyebaran yaitu dengan menjaga hygiene. 8isalnya dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dengan baik selama +5 detik, terutama setelah kontak dengan cairan tubuh yang dapat menyebarkan infeksi seperti setelah mengganti popok, tidak mencium anak"anak di bawah ; tahun pada mulut atau pipi mereka, dan tidak berbagi makanan, minuman maupun alat makan dengan anak kecil. arena kontak dengan saliva dan urin anak kecil merupakan penyebab utama infeksi pada wanita hamil.? ,elain itu, perlu dilakukan isolasi pada bayi dengan penyakit inklusi sitomegalik untuk mencegah penyebaran.! Pada transfusi darah dan transplantasi organ perlu dilakukan screening. ! ,creening melaui uji laboratorium sebaiknya dilakukan pada semua donor baik transfusi darah maupun

?6

transplantasi organ, bila terdapat peningkatan Ig2 anti &8* pada pemeriksaan serial maka transfusi atau transplantasi tidak dilakukan.+ /pabila seorang calon ibu telah terbukti mengalami infeksi primer &8*, sebaiknya menunda kehamilan. Pada bayi yang baru lahir dari ibu dengan infeksi &8*, seharusnya dilakukan deteksi Ig8 anti &8* untuk diagnosa infeksi kongenital. + ,aat ini telah dikembangkan vaksin untuk cytomegalovirus. /da lima macam vaksin yaitu vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin virus rekombinan, vaksin subunit, vaksin peptida, dan vaksin D7/.;

?4

Infeksi &8* merupakan infeksi endemik pada semua bagian dunia tanpa mengenal variasi musiman. ebanyakan infeksi merupakan asimptomatik, namun sebesar 1?< bersifat

simptomatik dengan memperlihatkan gejala mononucleosis infeksiosa dengan demam, faringitis, limfadenopati, dan poliarthritis. ehamilan tidak terbukti meningkatkan keparahan infeksi &8*, namun dapat mengakibatkan infeksi kongenital dengan angka kejadian yang tinggi. Infeksi kongenital menyebabkan penyakit inklusi sitomegalovirus yaitu sindrom yang terdiri dari berat badan lahir rendah, mikrosefalus, kalsifikasi intracranial, koriorenitis, retardasi mental dan motorik, defisit sensorineural, hepatosplenomegali, ikterus, anemia hemolitik, dan purpura trombositopenik. ,ayangnya, sampai saat ini belum ada terapi yang memuaskan untuk infeksi &8*.

........... II.3 0UBELLA DEFINISI &ampak 1erman -%ubella, &ampak ! hari0 adalah suatu infeksi virus menular, yang menimbulkan gejala yang ringan -misalnya nyeri sendi dan ruam kulit0. Berbeda dengan campak, rubella tidak terlalu menular dan jarang menyerang anak"anak. 1ika menyerang wanita hamil -terutama pada saat kehamilan berusia 6"15 minggu0, bisa menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau kelainan bawaan pada bayi. ETIOLOGI %ubella disebabkan oleh suatu %7/ virus, genus %ubivirus, famili #ogaviridae. *irus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Infeksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. Penyebab rubella atau campak 1erman adalah virus rubella. 8eski virus penyebabnya berbeda, namun rubella dan campak -rubeola0 mempunyai beberapa persamaan. %ubella dan campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit ;5

pada penderitanya. Perbedaannya, rubella atau campak 1erman tidak terlalu menular dibandingkan campak yang cepat sekali penularannya. Penularan rubella dari penderitanya ke orang lain terjadi melalui percikan ludah ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. *irus ini cepat menular, penularan dapat terjadi sepekan -1 minggu0 sebelum timbul bintik"bintik merah pada kulit si penderita, sampai lebih kurang sepekan setelah bintik tersebut menghilang. 7amun bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. 2ejala baru timbul kira" kira 1> M +1 hari kemudian. ,elain itu, campak lebih lama proses penyembuhannya sementara rubella hanya ! hari, karena itu pula rubella sering disebut campak ! hari.

MANIFESTASI KLINIS eluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak. Bercak"bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa. Biasanya, bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik"titik kecil berwarna merah muda. Dalam waktu +> jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak"bercak ini biasanya hilang dalam waktu 1 sampai > hari. #anda"tanda dan gejala Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau + hari -!=.+ " !=.6 derajat celcius0 dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya di bagian belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari kedua atau ketiga, bintik" bintik -ruam0 muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, ;1

wajah kembali bersih dari bintik"bintik. Bintik"bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali oleh para orang tua. %uam rubella dapat terlihat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan oleh virus lain. #erlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik"bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas halus. 2ejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa, termasukH sakit kepala, kurang nafsu makan, conjunctivitis ringan -pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata0, hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian -terutama pada wanita muda0. Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa"apa. etika rubella terjadi pada wanita hamil, dapat terjadi sindrom rubella bawaan, yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh. /nak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, tuli, dan kelainan pada organ hati, limpa dan sumsum tulang. Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trisemester I. mula"mula replikasi virus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain. Infeksi ibu pada trisemester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. 8enetapnya virus dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia hemolitika dengan hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis. 2ejala rubella kongenital dapat dibagi dalam ! kategori H 1. ,indroma rubella kongenital yang meliputi > defek utama yaitu H a 2angguan pendengaran tipe neurosensorik. #imbul bila infeksi terjadi sebelum umur kehamilan 6 minggu. 2ejala ini dapat merupakan satu" satunya gejala yang timbul. b c 2angguan jantung meliputi PD/, *,D dan stenosis katup pulmonal. 2angguan mata H katarak dan glaukoma. sendiri. ;+ elainan ini jarang berdiri

d e f

%etardasimental dan beberapa kelainan lain antara lainH Purpura trombositopeni -Blueberry muffin rash0 'epatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain"lain

+. N9tended M sindroma rubella kongenital.. 8eliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuhan dan berbicara, kejang, ikterus dan gangguan imunologi -hipogamaglobulin0. !. Delayed " sindroma rubella kongenital. 8eliputi panensefalitis, dan Diabetes 8ellitus tipe"1, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul bertahun"tahun kemudian. Masa inkubasi 8asa inkubasi adalah 1>"+1 hari. #anda yang paling khas adalah adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. %uam ini terdiri dari bintik"bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan jelas pada sekitar +> jam sebelum ruam. Masa prodromal Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya( jarang disertai gejala dan tanda masa prodromal. 7amun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung 1"? hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan pada konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati. 2ejala ini segera menghilang pada waktu erupsi timbul. 2ejala dan tanda prodromal biasanya mendahului 1"? hari erupsi di kulit. Pada beberapa penderita dewasa gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersifat lebih berat. Pada +5< penderita selama masa prodromal atau hari pertama adanya tanda @orschheimer, yaitu makula atau petekiia pada palatum molle. Pembesaran kelenjar limfe bisa timbul ?"= hari sebelum timbul eksantema, khas mengenai kelenjar suboksipital, postaurikular dan servikal dan disertai nyeri tekan. Masa eksantema ,eperti pada rubeola, eksantema mulai retro"aurikular atau pada muka dan dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. 8ula"mula berupa makula yang berbatas tegas dan kadang"kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbiliform. Pada hari kedua eksantem di muka menghilang, diikuti hari ke"! di tubuh dan hari ke"> di ;!

anggota gerak. Pada >5< kasus infeksi rubela terjadi tanpa eksantema. 8eskipun sangat jarang, dapat terjadi deskuamasi posteksantematik. Aimfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada rubela. Biasanya pembengkakan kelenjar getah bening itu berlangsung selama ?"6 hari. Pada penyakit rubela yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita sudah dapat bekerja seperti biasa pada hari ke"!. sebagian kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata, rasa gatal selama ="15 hari. DIAGNOSIS Diagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita oleh karena tidak ada tanda atau gejala yang patognomik untuk rubela. ,eperti dengan penyakit eksantema lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. %ubela merupakan penyakit yang epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita. ,ifat demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, oleh karena demam pada rubela jarang sekali di atas !6,?I&. Pada infeksi tipikal, makula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan badan serta artralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk diagnosis rubela. Perubahan hematologik hanya sedikit membantu penegakan diagnosis. Peningkatan sel plasma ?"+5< merupakan tanda yang khas. relatif. ,ering terjadi penurunan ringan jumlah trombosit. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan titer anibodi > kali pada hemaglutination inhibition test -'/I%0 atau ditemukannya antibodi Ig 8 yang spesifik untuk rubela. #iter antibodi mulai meningkat +>">6 jam setelah permulaan erupsi dan mencapai puncaknya pada hari ke ;"1+. selain pada infeksi primer, antibodi Ig 8 spesifik rubela dapat ditemukan pula pada reinfeksi. Dalam hal ini adanya antibodi Ig 8 spesifik rubela harus di interpretasi dengan hati"hati. ,uatu penelitian telah menunjukkan bahwa telah tejadi reaktivitas spesifik terhadapp rubela dari sera yang dikoleksi, setelah kena infeksi virus lain. Diagnosa klinis rubella kadang tidak akurat. onfirmasi laboratorium hanya bisa dipercaya untuk infeksi akut. Infeksi rubella dapat dipastikan dengan adanya peningkatan signifikan titer antibodi fase akut dan konvalesens dengan tes NAI,/, '/I, pasif '/ atau tes adang" kadang terdapat leukopenia pada awal penyakit yang dengan segera segera diikuti limfositosis

;>

A/, atau dengan adanya Ig8 spesifik rubella yang mengindikasikan infeksi rubella sedang terjadi. Diagnosa pada bayi baru lahir dipastikan dengan ditemukan adanya antibodi Ig8 spesifik pada spesimen tunggal, dengan titer antibodi spesifik terhadap rubella diluar waktu yang diperkirakan titer antibodi maternal Ig2 masih ada, atau melalui isolasi virus yang mungkin berkembang biak pada tenggorokan dan urin paling tidak selama 1 tahun. *irus juga bisa dideteksi dari katarak kongenital hingga bayi berumur ! tahun. Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya Ig8 dari darah janin melalui &*, -chorionoc villus sampling0 atau kordosentesis. onfirmasi infeksi fetus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan %7/ pada &*,. 8etode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi. Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital -&%,, &ongenital %ubella ,yndrome0 dapat diklasifikasikan sebagai berikut H 1. &%, confirmed. Defek dan satu atau lebih tanda. gejala berikut H *irus rubella yang dapat diisolasi. /danya Ig8 spesifik rubella 8enetapnya Ig2 spesifik rubella.

+. &%, compatible. #erdapat defek tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap. Didapatkan + defek dari item a , atau masing"masing satu dari item a dan b. a. atarak dan. atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati. 1. Purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo ensefalitis, penyakit tulang radiolusen. +. &%, possible. Defek klinis yang tidak memenuhi kriteria untuk &%, compatible. !. &%I - &ongenital %ubella Infection 0. #emuan serologi tanpa defek. >. ,tillbirths. ,tillbirth yang disebabkan rubella maternal ?. Bukan &%,. #emuan hasil laboratorium tidak sesuai dengan &%,H #idak adanya antibodi rubella pada anak umur S +> bulan dan pada ibu. ecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat.

;?

PENGOBATAN 1ika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simtomatis. /damantanamin hidrokhlorida -amantadin0 telah dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang dibiakkan. Fpaya untuk mengobati anak yang sedang menderita rubela kongenital dengan obat ini tidak berhasil. yang terbatas. ................................. 0UBELLA %alam KEHAMILAN INFEKSI >I0US PADA MASA PE0INATAL7 Im"& #as s)lama !)4am la& H
o o

arena amantadin tidak dianjurkan pada wanita

hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon dan isoprinosin telah digunakan dengan hasil

ehamilan H penurunan fungsi kekebalan yang bersifat Bcell mediatedC Infeksi virus pada wanita hamil akan memperlihatkan gejala yang lebih berat dibanding tidak hamil - infeksi poliomyelitis, cacar air . chicken po9 0 ,istem kekebalan yang masih belum matang pada janin akan menyebabkan janin atau neonatus lebih rentan terhadap komplikasi yang diakibatkan infeksi virus

G):ala&5a 7 Biasanya terjadi demam ringan, sakit kepala, rasa lelah dan perasaan tidak karuan, sakit tenggorokan, batuk !5"?5< tidak bergejala %uam akan timbul sekitar 1;"16 hari setelah terpapar Pada orang dewasa kadang+ disertai sakit pada persendian

0 s !o T-a&sm s I&.)!s %a& K),a,a#a& pa%a Ja& &

;;

T)-ap a&# < -"s


o o

/cyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan /cyclovir diperlukan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau virus varicella Doster yang terjadi pada ibu hamil ,elama kehamilan dosis pengobatan tidak perlu disesuaikan $bat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya selama kehamilan H /mantadine dan %ibavirin

o o

P)&,)(a4a& a!# . %a& pas .


o

*aksin dengan virus hidup tidak boleh digunakan selama kehamilan termasuk polio oral, 88% -measles M mumps M rubella0, varicella *aksin dengan virus mati seperti influenDa, hepatitis / dan B boleh digunakan selama kehamilan Imunoglobulin dapat digunakan selama kehamilan

>a!s &as 7 Bayi pada usia 1 tahun /nak"anak remaja usia 11"1+ tahun :anita usia subur yang seronegatif ;=

X sebelum hamil -jika mungkin0 X setelah melahirkan Para pekerja Y'ealthcareZ H bertahan O 6 thn -bila titer tinggi0 H +?< akan kehilangan antibodinya ? th kemudian

Ba#as =a!#" >a!s &as Dewasa /nak"anak

$leh sebab itu perlu diperiksa kembali Ig2 %ubella pada saat merencanakan akan hamil -!"; bulan sebelumnya0 %ubella - 2erman 8easles 0 disebabkan oleh infeksi single M stranded %7/ togavirus yang ditularkan via pernafasan dengan kejadian tertinggi antara bulan 8aret sampai 8ei, melalui vaksinasi yang intensif angka kejadian semakin menurun. Infeksi virus ini sangat menular dan periode inkubasi berkisar antara + M ! minggu DIAGNOSIS H Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. I(M I(M akan cepat memberi respon setelah muncul + "! hari keluar ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam waktu > M 6 minggu ini merupakan kadar puncak. I(G #erdeteksi ? " 15 hari setelah ruam -bisa lebih awal0 adar puncak dicapai sekitar 1? " !5 hari 8enurun perlahan sampai beberapa tahun hingga mencapai titer rendah dan konstan Dapat dideteksi pada ! " 6 minggu. 8enetap hingga ; " 1+ bulan

;6

Diagnosa ditegakkan dengan adanya peningkatan titer 4 !al l pa# dari hemagglutination" inhibiting -'/I0 antibody dari dua serum yang diperoleh dua kali selang waktu + minggu atau setelah adanya Ig8 Diagnosa %ubella juga dapat ditegakkan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Ditemukannya Ig8 dalam darah talipusat atau Ig2 pada neonatus atau bayi ; bulan mendukung diagnosa infeksi %ubella. DAMPAK TE0HADAP KEHAMILAN 7 15 M 1?< wanita dewasa rentan terhadap infeksi %ubella. Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya gejala penyakit. Derajat penyakit terhadap ibu tidak berdampak terhadap resiko infeksi janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I memberikan dampak besar terhadap janin. Infeksi fetal H 1. #idak berdampak terhadap bayi dan janin dilahirkan dalam keadaan normal +. /bortus spontan !. ,indroma %ubella kongenital ,ecara spesifik, infeksi pada trimester I berdampak terjadinya sindroma rubella kongenital sebesar +?< - ?5< resiko terjadi pada > minggu pertama 0, resiko sindroma rubella kongenital turun menjadi 1< bila infeksi terjadi pada trimester II dan III SIND0OMA 0UBELLA KONGENITAL 7 I&#-a "#)- &) (-o=#4 -)#a-%a# o& simetrik Ga&(("a& p)&%)&(a-a& K)la &a& :a&#"&( HPD/ -Patent Ductus /rteriosus0 dan hiplasia arteri pulmonalis Ga&(("a& Ma#a H atarak ;4

%etinopati 8ikroptalmia H)pa#ospl)&om)(al Ga&(("a& s s#)m sa-a. p"sa# 7 8ikrosepalus Panensepalus alsifikasi otak %etardasi psikomotor H)pa# # s T-om*os #op)& ! p"-p"-a Pemeriksaan rubella harus dikerjakan pada semua pasien hamil dengan mengukur Ig2 . 8ereka yang non"imune harus memperoleh vaksinasi pada masa pasca persalinan. #indak lanjut pemeriksaan kadar rubella harus dilakukan oleh karena +5< yang memperoleh vaksinasi ternyata tidak memperlihatkan adanya respon pembentukan antibodi dengan baik. Infeksi rubella tidak merupakan kontra indikasi pemberian /,I #idak ada terapi khusus terhadap infeksi %ubella dan pemberian profilaksis dengan gamma globulin pasca paparan tidak dianjurkan oleh karena tidak memberi perlindungan terhadap janin. 9a&( P)-l" m)la!"!a& P)m)- !saa& 0"*)lla7 :anita sebelum hamil -idealnya0Pada kehamilan dini dan pada usia kehamilan menjelang +5 mgg -bagi yang seronegatif0 7eonatus yang ibunya terinfeksi primerpada saat hamil Penderita yang diduga terinfeksi ,etelah vaksinasi

................. =5

I>. H)-p)s S mpl)x DEFINISI 'erpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks -virus #erpes #ominis0 tipe 1 atau tipe + yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. *irus herpes simpleks tipe 1 sebagian besar terkait dengan penyakit orofacial, sedangkan virus herpes simpleks tipe + biasanya terkait dengan infeksi perigenital. #etapi, keduanya dapat menginfeksi daerah oral dan genital. EPIDEMIOLOGI Pada anak"anak berumur kurang dari 15 tahun, infeksi herpes sering asimtomatik dan dengan type tersering adalah ',*"1 -65"45<0. /nalisis yang dilakukan secara global telah menunjukkan adanya antibodi ',*"1 pada sekitar 45< dari individu berumur +5">5 tahun. ',*"+ merupakan penyebab infeksi herpes genital yang paling banyak -=5"45<0, meskipun studi terbaru menunjukkan peningkatan kejadian dapat dengan aktivitas seksual. ',* dapat menginfeksi janin dan menyebabkan kelainan. ,eorang ibu yang terinfeksi ',* dapat menularkan virus itu padanya baru lahir selama persalinan vagina, terutama jika ibu memiliki infeksi aktif pada saat pengiriman. 7amun, ;5 " 65< dari infeksi ',* didapat oleh bayi yang baru lahir terjadi pada wanita yang tidak memiliki gejala infeksi ',* atau riwayat infeksi ',* genital. Fsia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko penting yang terkait dengan didapatkannya infeksi genital ',*"+. Bahkan, prevalensi infeksi ',* sangat rendah di masa kanak"kanak dan remaja awal tetapi meningkat dengan usia, mencapai maksimum sekitar >5 tahun. ETIOLOGI =1 disebabkan oleh ',*"1 -15"!5<0. /ntibodi untuk ',*"+ jarang ditemukan sebelum masa remaja karena asosiasi ',*"+ terkait

elompok virus herpes sebagian besar terdiri dari virus D7/. 8elakukan replikasi secara intranuklear dan menghasilkan inklusi intranuklear khas yang terdeteksi dalam preparat pewarnaan. ',*"1 dan ',*"+ adalah virus double)stranded D7/ yang termasuk dalam /lphaherpesvirinae, subfamily dari 'erpes viridae. edua virus, bertransmisi melalui sel epitel mukosa, serta melalui gangguan kulit, bermigrasi ke jaringan saraf, di mana mereka tetap dalam keadaan laten. ',*"1 lebih dominan pada lesi orofacial dan biasanya ditemukan di ganglia trigeminal, sedangkan ',*"+ lebih dominan pada lesi genital dan paling sering ditemukan di ganglia lumbosakral. 7amun virus ini dapat menginfeksi kedua daerah orofacial dan saluran genital melalui infeksi silang ',*"1 dan ',*"+ melalui kontak oral"genital. #ransmisi dapat terjadi tidak hanya saat gejala manifestasi ',* aktif, tetapi juga dari pengeluaran virus dari kulit dalam keadaan asimptomatis. Puncak beban D7/ virus telah dilaporkan terjadi setelah >6 jam, dengan tidak ada virus terdeteksi di luar 4; jam setelah permulaan gejala. ,ecara umum, gejala muncul !"; hari setelah kontak dengan virus, namun mungkin tidak muncul sampai untuk satu bulan atau lebih setelah infeksi. 8anusia adalah reservoir alami dan tidak ada vektor yang terlibat dalam transmisi. ',* ditularkan melalui kontak pribadi yang erat dan infeksi terjadi melalui inokulasi virus ke permukaan mukosa yang rentan -misalnya, oropharyn9, serviks, konjungtiva0 atau melalui luka kecil di kulit. *irus ini mudah dilemahkan pada suhu kamar dan pengeringan. PATOGENESIS Infeksi virus 'erpes simpleks ditularkan oleh dua spesies virus, yaitu virus 'erpes simpleks"I -',*"10 dan virus 'erpes simpleks II -',*"+0. *irus ini merupakan kelompok virus D7/ rantai ganda. Infeksi terjadi melalui kontak kulit secara langsung dengan orang yang terinfeksi virus tersebut. #ransmisi tidak hanya terjadi pada saat gejala manifestasi ',* muncul, akan tetapi dapat juga berasal dari virus shedding dari kulit dalam keadaan asimptomatis. Pada infeksi primer, kedua virus 'erpeks simpleks , ',* 1 dan ',*"+ bertahan di ganglia saraf sensoris . *irus kemudian akan mengalami masa laten, dimana pada masa ini virus 'erpes simpleks inib tidak menghasilkan protein virus, oleh karena itu virus tidak dapat terdeteksi oleh mukosa. =+ mekanisme pertahanan tubuh #ost. ,etelah masa laten, virus bereplikasi disepanjang serabut saraf perifer dan dapat menyebabkan infeksi berulang pada kulit atau

*irus 'erpes simpleks ini dapat ditularkan melalui sekret kelenjar dan secret genital dari individu yang asimptomatik, terutama di bulan"bulan setelah episode pertama penyakit, meskipun jumlah dari lesi aktif 155"1555 kali lebih besar.

2ambar 1H 'erpes labialis. /. Infeksi virus herpes simpleks primer, virus bereplikasi di orofaringeal dan naik dari saraf sensoris perifer ke ganglion trigeminal. B. 'erpes simple9 virus dalam fase latent dalam ganglion trigeminal &. Berbagai rangsangan memicu reaktivasi virus laten, yang kemudian turun dari saraf sensorik ke daerah bibir atau perioral menyebabkan herpes labialis rekuren. Dikutip Dari epustakaan + 'erpes simple9 virus sangat menular dan disebarkan langsung oleh kontak dengan

individu yang terinfeksi virus tersebut. *irus 'erpes simpleks ini dapat menembus epidermis atau mukosa dan bereplikasi di dalam sel epitel. *irus 'erpes simpleks 1 -',*"10 biasanya menyerang daerah wajah -non genitalia0 dan virus 'erpes simpleks + -',*"+0 biasanya menyerang alat kelamin. perubahan patologis sel

=!

epidermis merupakan hasil invasi virus herpes dalam vesikel intraepidermal dan multinukleat sel raksasa. ,el yang terinfeksi mungkin menunjukkan inklusi intranuklear. MANIFESTASI KLINIS Bila pada kehamilan timbul herpes genitalis, perlu mendapat perhatian yang serius, karna melalui plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatus mempunyai angka mortalitas ;5<, separuh dari yang hidup, menderita cacat neurologik atau kelainan pada mata. elainan yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis, keratokonjungtivis, atau hepatitis( disamping itu dapat juga timbul lesi pada kulit. Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus secara seksio &aesaria, bila pada saat melahirkan sang ibu menderita infeksi ini. #indakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketubah pecah atau paling lambat enam jam setelah ketuban pecah. Bila transmisi terjadi pada trimester I cenderung terjadi abortus( sedangkan bila pada trimester II, terjadi prematuritas. ,elain itu dapat terjadi transmisi pada saat intrapartum. Infeksi ',* pada bayi baru lahir mungkin didapat selama dalam kandungan, selama persalinan atau setelah lahir. Ibu merupakan sumber infeksi tersering pada semua kasus. 'erpes neonatus diperkirakan terjadi pada sekitar satu dari ?.555 kelahiran setiap tahun. Bayi baru lahir tampaknya tidak mampu membatasi replikasi dan penyebaran ',* sehingga cenderung berkembang menjadi penyakit yang berat. 1alur infeksi yang paling sering adalah penularan ',* bayi selama pelahiran melalui kontak dengan lesi herpetik pada jalan lahir. Fntuk menghindari infeksi, dilakukan persalinan dengan seksio sesarea pada perempuan hamil yang memilik herpes genital. 7amun lebih banyak terjadi infeksi ',* neonatal dari pada kasus herpes genital rekuren meskipun virus ditemukan pada bayi cukup bulan. 'erpes neonatus dapat diperoleh pascalahir melalui pajanan terhadap ',*"1 maupun ',*"+. ,umber infeksi mencakup anggota keluarga dan petugas rumah sakit yang menyebarkan virus. ,ekitar =?< infeksi herpes neonatal disebabkan oleh ',*"+. #idak tampak adanya perbedaan antara sifat dan derajat berat herpes neonatus pada bayi prematur atau cukup bulan, pada infeksi yang disebabkan ileh ',*"1 atau ',*"+, atau pada penyakit ketika virus didapatkan selama persalinan atau pasca persalinan. =>

Infeksi herpes neonatus hampir selalu simtomatik. /ngka mortalitas keseluruhan pada penyakit yang tidak diobati adalah ?5<. Bayi dengan herpes neonatus terdiri dari tiga katagori penyakit H -10 lesi setempat di kulit, mata dan mulut( -+0 ensefalitis dengan atau tanpa terkenanya kulit setempat( -!0 penyakit diseminata yang mengenai banyak organ, termasuk sistem saraf pusat. Prognosis terburuk -angka mortalitas sekitar 65<0 terdapat pada bayi dengan infeksi diseminata( banyak diantaranya mengalami ensefalitis. Penyebab kematian bayi dengan penyakit diseminata biasanya pneumonitis virus atau koagulopati intravaskular. Banyak yang selamat dari infeksi berat dapat hidup dengan gangguan neurologi menetap. PEME0IKSAAN PENUNJANG P)m)- !saa& s #olo( ! untuk perubahan sel dari infeksi herpes virus tidak sensitive dan tidak spesifik baik menggunakan pemeriksaan #Dank -lesi genital0 dan apusan serviks Papanicolaou dan tidak dapat diandalkan untuk diagnosis konklusif infeksi herpes simpleks. 1enis yang lebih tua dari pengujian virologi, tes Pap #Danck, mengorek dari lesi herpes kemudian menggunakan pewarnaan :right dan 2iemsa. Pada pemeriksaan ditemukan sel raksasa khusus dengan banyak nukleus atau partikel khusus yang membawa virus -inklusi0 mengindikasikan infeksi herpes. #es ini cepat tapi akurat ?5"=5< dari waktu. 'al ini tidak dapat membedakan antara jenis virus atau antara herpes simpleks dan herpes Doster.

2ambar 4H 'erpes simpleks H ,el %aksasa Berinti Banyak.

T)s !"l#"- < -"s dilakukan dengan mengambil sampel cairan, dari luka sedini mungkin, idealnya dalam ! hari pertama manifestasi. *irus, jika ada, akan bereproduksi dalam sampel =?

cairan namun mungkin berlangsung selama 1 " 15 hari untuk melakukannya. 1ika infeksi parah, pengujian teknologi dapat mempersingkat periode ini sampai +> jam, tapi mempercepat jangka waktu selama tes ini mungkin membuat hasil yang kurang akurat. ultur virus sangat akurat jika lesi masih dalam tahap blister jelas, tetapi tidak bekerja dengan baik untuk luka ulserasi tua, lesi berulang, atau latency. Pada tahap ini virus mungkin tidak cukup aktif. T)s P20 yang jauh lebih akurat daripada kultur virus, dan &D& merekomendasikan tes ini untuk mendeteksi herpes dalam cairan serebrospinal ketika mendiagnosa herpes ensefalitis .P&% dapat membuat banyak salinan D7/ virus sehingga bahkan sejumlah kecil D7/ dalam sampel dapat dideteksi. T)s s)-olo( dapat mengidentifikasi antibodi yang spesifik untuk virus dan jenis, 'erpes ,imple9 *irus 1 -',*"10 atau *irus 'erpes ,impleks + -',*"+0. etika herpes virus menginfeksi seseorang, sistem kekebalan tubuh tersebut menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan infeksi. /danya antibodi terhadap herpes juga menunjukkan bahwa seseorang adalah pembawa virus dan mungkin mengirimkan kepada orang lain. #es tes antibodi terhadap dua protein yang berbeda yang berkaitan dengan virus herpes yaitu 2likoprotein 22"1 dikaitkan dengan ',*"1 dan 2likoprotein 22"+ berhubungan dengan ',*"+. 8eskipun glikoprotein -220 jenis tes"spesifik telah tersedia sejak tahun 1444, banyak tes khusus nontipe tua masih di pasar. &D& merekomendasikan hanya tipe"spesifik glikoprotein -220 tes untuk diagnosis herpes. Pemeriksaan serologi yang paling akurat bila diberikan 1+"1; minggu setelah terpapar virus. @itur tes meliputiH

NAI,/ (immunosorbent assay en"im)lin$0 atau Immunoblot. #es sangat akurat dalam mendeteksi kedua jenis virus herpes simpleks. 1io$it HS8)9 ('uga dipasar$an sebagai Sure8ue HS8)9)0 #es ini mendeteksi ',*"+ saja. eunggulan utamanya adalah bahwa hanya membutuhkan tusukan jari dan hasil yang disediakan dalam waktu kurang dari 15 menit. 'al ini juga lebih murah.

2estern 1lot Test adalah standar emas untuk peneliti dengan tingkat akurasi sebesar 44<. #es ini mahal, memakan waktu lama, dan tidak tersedia secara luas sebagaimana tes lainnya.

#es serologi herpes terutama dianjurkan untukH =;

$rang yang memiliki gejala genital berulang tapi tidak ada kultur virus negatif. onfirmasi infeksi pada orang yang memiliki gejala yang terlihat herpes genital. 8enentukan jika pasangan seseorang didiagnosa menderita herpes genital. $rang"orang yang memiliki banyak pasangan seks dan yang perlu diuji untuk berbagai jenis P8, -Penyakit 8enular ,eksual0.

DIAGNOSIS Dalam kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan pada karakteristik tampilan klinis lesi. Diagnosis klinis dapat dibuat secara akurat ketika beberapa karakteristik lesi vesikuler pada dasar eritema dan bersifat rekuren. 7amun, ulserasi herpes dapat menyerupai ulserasi kulit dengan etiologi lainnya. Infeksi mukosa ',* juga dapat hadir sebagai uretritis atau faringitis tanpa lesi kulit. #anda"tanda dan simptom yang berhubungan dengan ',*"II dapat sangat berbeda"beda. etersediaan pelayanan kesehatan dapat mendiagnosa herpes genital dengan inspeksi visual jika perjangkitannya khas, dan dengan mengambil sampel dari luka kemudian mengetesnya di laboratorium. #es darah untuk mendeteksi infeksi ',*"I atau ',*"II, meskipun hasil"hasilnya tidak selalu jelas. ultur dikerjakan dengan kerokan untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes. PENATALAKSANAAN E%"!asi Pasien dengan herpes genital harus dinasehati untuk menghindari hubungan seksual selama gejala muncul dan selama 1 sampai + hari setelahnya dan menggunakan kondom antara perjangkitan gejala. #erapi antiviral supressidapat menjadi pilihan untuk individu yang peduli transmisi pada pasangannya. A()& A&# < -al Pengobatan dapat mengurangi simptom, mengurangi nyeri dan ketidak nyamanan secara cepat yang berhubungan dengan perjangkitan, serta dapat mempercepat waktu penyembuhan. #iga agen oral yang akhir"akhir ini diresepkan, yaitu /cyclovir, @amciclovir, dan *alacyclovir. etiga obat ini mencegah multiplikasi virus dan memperpendek lama erupsi. Pengobatan peroral, dan pada kasus berat secara intravena adalah lebih efektif. Pengobatan hanya untuk menurunkan durasi perjangkitan. ==

A,5,lo< - menghambat aktivitas ',* 1 dan ',*"+. Pasien mengalami rasa sakit yang lebih kurang dan resolusi yang lebih cepat dari lesi kulit bila digunakan dalam waktu >6 jam dari onset ruam. 8ungkin dapat mencegah rekurensi. Infeksi Primer ',*H +55 mg peroral ? kali.hari untuk 15 hari atau setiap 6 jam. 'erpes oral atau genital rekuren H +55 mg peroral ? kali.hari untuk ? hari -non"@D/ H >55 mg peroral ! kali.hari untuk ? hari0 ,upresi herpes genital H >55 mg peroral + kali.hari isseminated diseaseH ?"15 mg.kg I* setiap 6 jam untuk = hari jika O1+ tahun. Fam, ,lo< 'erpes labialis rekuren H 1?55 mg peroral dosis tunggal pada saat onset gejala. Npisode primer herpes 2enitalis H+?5 mg peroral ! kali.hari selama15 hari Npisode primer herpes 2enitalis H1555 mg peroral setiap 1+ jam selama +> jam pada saat onst gejala -dalam ; hari gejala pertama0 ,upressi jangka panjangH +?5 mg peroral +kali.hari 'I*"positive individuals dengan infeksi ',* orolabial atau genital rekuren H ?55 mg peroral + kali.hari untuk = hari -sesuaikan dosis untuk insufisiensi ginjal0 ,upresi herpes simple9 genital rekuren -pasien terinfeksi 'I*0H ?55 mg peroral + kali.hari14 >ala,5,lo< 'erpes labialisH +555 mg peroral setiap 1+ jam selama +> jam -harus diberikan pada gejala pertama.prodromal0 2enital herpes, episode primerH 1555 mg peroral +kali.hari selama 15 hari. 'erpes genital rekurenH ?55 mg peroral + kali.hari selama ! hari. ,uppressi herpes 2enital -4 atau lebih rekurensi per tahun atau 'I*"positif0H ?55 mg peroral 1 kali.hari. 'erpes simple9 genital rekuren , suppressi- pasien terinfeksi 'I*0H ?55 mg peroral +kali.hari, jika O4 rekurensi pertahun H 1555 mg peroral peroral 1 kali.hari. Fos,a-&)# ',* resisten /cyclovirH >5 mg.kg I* setiap 6"15 jam selama 15"+1 hari ? mg.kg.hari I*

=6

8ucocutaneous, resisten acyclovirH >5 mg.kg I*, selama 1 jam, setiap 6"1+ jam selama +"! minggu atau hingga sembuh.

Top !al Penciclovir krim 1< -tiap + jam selama > hari0 atau /cyclovir krim ?< -? kali sehari selama ? hari0. Idealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya gejala, meskipun juga pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif dalam mengurangi gejala serta membatasi perluasan daerah lesi. ..................... HE0PES GENITALIS %alam KEHAMILAN

'erpes 2enitalis disebabkan oleh virus herpes simple9 M ',* tipe 1 dan + antibodi ',* + ditemukan pada =.;< darah donor, namun hanya ?5< yang menyatakan pernah menderita herpes genitalis. Disimpulkan bahwa banyak infeksi herpes yang bersifat subklinis

asus yang disebabkan oleh ',* tipe + terutama dijumpai pada wanita muda Aesi awal berupa pembentukan erupsi veskular atau ulserasi yang akut dan diikuti dengan penyembuhan secara spontan ',* mengalami penjalaran melalui nervus sensorik perifer kedalam ganglion dorsal dan tetap tinggal dalam fase istirahat.-masa laten0, reaktivasi akan menyebabkan timbulnya lesi ulangan dan memiliki potensi penularan.

GEJALA %a& TANDA

=4

I&.)!s P- m)- 7

8erupakan paparan pertama kali terhadap ',* 1 atau + yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. ,eringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis

Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. adang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal

I&.)!s &o&+p- m)-C )p so%) p)-#ama 4)-p)s ()& #al s #erjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro"labial ',*"1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital"',* +. #erdapat perlindungan silang dari infeksi oro"labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh ',* + lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi ',* 1 Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer. H)-p)s 0)!"-)&

Npisode ulangan dapat asimptomatik -subklinis0. 2ejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. ,eringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi

Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil 45< penderita infeksi ',* + dan ;5< pada infeksi ',* 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. %ata rata kekambuhan + kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

DIAGNOSIS 8etode diagnosa utama adalah kultur virus pada ulkus TE0API %a& PENATALAKSANAAN H)-p)s p- m)- %a& )p so%) &.)!s p)-#ama !al 65

$bat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. $bat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang %egimen H
o o o

/cyclovir ! dd +55 mg selama ? hari - untuk ibu hamil dan menyusui0 @amcyclovir ! dd +?5 mg selama ? hari *alciclovir + dd ?55 mg selama ? hari

/nalgesik Pemeriksaan P8, lain Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit

H)-p)s G)& #al 0)!"-)&


%ekurensi bersifat Bself limitingC dengan terapi suportif %ekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul Dosis H
o o o

/cyclovir ? dd +55 mg selama ? hari @amciclovir + dd 1+? mg selama ? hari *alaciclovir 1 dd ?55 mg selama ? hari

KOMPLIKASI

Infeksi primer yang terjadi pada masa kehamilan , khususnya bila terjadi pada trimester III akan dapat menular ke neonatus saat melewati jalan lahir. 'erpes 2enitalis meningkatkan kemungkinan infeksi 'I* + M ! kali lipat 8asalah psikologi akibat serangan yang sering berulang Infeksi primer dapat menyebabkan meningitis atau neuropatia otonomik Infeksi jarang menyebar keseluruh tubuh hingga Blife threateningC eadaan ini sering terjadi pada ganguan kekebalan dan masa kehamilan.

9a&( p)-l" % la!"!a& P)m)- !saa& 7 61

Penderita yang diduga terinfeksi :anita sebelum hamil bila -"0 periksa pada kehamilan dini bila -"0, periksa pasangannya bila -"0, pasangan -Q0 dgn riwayat 'erpes 2enital, periksa -istri0 menjelang akhir kehamilan 7eonatus yang ibunya terinfeksi

................. Penatalaksanaan kehamilan yang dipersulit oleh infeksi virus herpes genital pada ibu, walaupun telah jauh lebih disederhanakan dibanding kan dengan rekomendasi"rekomendasi sebelumnya, masih bersifat problematik. ,aat ini belum tersedia uji diagnostic cepat yang dapat dengan handal membuktikan infeksi yang sedang berlangsung. ,elain itu, data untuk memperkirakan resiko pada janin yang terpajan infeksi rekuren pada ibu masih terbatas. >I0OLOGI Berdasarkan perbedaan imunologis dan klinis, dapat dikenali dua jenis virus herpes simpleks -#erpes simple$s virus, ',*0. #ipe 1 merupakan penyebab sebagian besar infeksi herpes nongenital. 7amun, pada orang dewasa, infeksi primer ',*"1 dapat mengenai saluran genitalia pada sepertiga kasus -Aangenberg dkk., 14440. *irus tipe + ditemukan hampir secara eksklusif di saluran genitalia dan umumnya ditularkan melaui hubungn seksual. Inciden antibodi spesifik terhadap herpes tipe + meningkat seiring usia dan bervariasi bergantung pada populasi yang dilteliti. Diperkirakan bahwa hampir >? juts orsng di /merika ,erikat pernah didiagnosis terjangkit infeksi ',*"+ genital -Centres !or isease Control and :revention , 1446b0. #anpa adanya antibodi, pajanan ke mitras eksual dengan lesi herpes aktif umumnya akan menyebabkan penularan dan infeksi klinis. ANTIBODI Beberapa sistem pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi anti"',* dalam serum dijual bebas maupun tersedia dalam lingkup reset. :alaupun sampai saat ini Belem ada uji -yang dijual bebas0 yang secara handal dapat membedakan antibodi anti"',*"1 dari ',*"+, pada awal tahun +555 telah dilakukan penelitian prapemasaran terhadap setidaknya satu pemeriksaan. Dalam sebuah survei seroepidemiologis nasional dari tahun 14=; sampai 144>, +? persen wanita memiliki antibodi terhadap ',*"+ -fleming dkk., 144=0. %isiko untuk antibodi tipe + paling tinggi di antara wanita berkulit hitam dan wanita yang pernah menikah. ulhanjian dkk. -144+0 berpandangan bahwa penapisan serologis untuk antibodi ',*"+ terhadap pasangan selama kehamilan akan mendorong dilakukannya tindakan"tindakan pengamanan seksual apabila dijumpai ketidak"sesuaian, yaitu wanita seronegatif dan pria seropositif. INFEKSI KLINIS 2ejala bervariasi bergantung apakah pasien sudah pernah terinfeksi. 3ang perlu diingat adalah bahwa riwayat infeksi ',*"1 dapat memodifikasi infeksi ',*"+ primer di genital karena adanya antibodi yang bereaksi silang. 8enurut American Collage o! 3bstetricians and 6+

&ynecologist -14440., infeksi ',*"+ ini secara klinis dapat dibagi menjadi tiga kelompokH Infeksi primer yang menunjukkan Belem adanya antibodi terhadap ',*"1 atau ',*"+. Npisode pertama nonprimer -non primary first episode0 h[dala infeksi ',*"+ yang baru berjangkit pada psien yang sudah memiliki antibodi anti"',*"1 yang bereaksi silang. Infeksi rekuren h[dala rekatifitas infeksi ',*"+ pada pasien yang sudah memiliki antibodi terhadap ',*"+. Infeksi 'erpes virus hominis pada orang dewasa biasanya ringan. :alaupun demikian, penyakit ini dapat menyebabkan kematian janin dan bayi. Pada bayi dapat dijumpai gelembung" gelembung pada kulit diseluruh badan, atau pada konjungtivia dan selaput lendir mulut. ematian bayi dapat pula disebabkan oleh ensefalitis herpes virus. INFEKSI P0IME0 'anya sepertiga dari infeksi ',*"+ digenital yang baru berjangkit yang menimbulkan gejala -Aangenberg dkk., 14440. Npisode pertama lainnya bersifat ringan atau asimtomatik, karena adanya imunitas dari reaksi silang antibodi terhadap ',*"1 yang diperoleh pada masa anak" anak. Pada infeksi primer, masa tunas biasanya h[dala ! sampai ; hari yang diikuti oleh erupsi popular disertai gatal atau kesemutan. Aesi kemudian terasa nyeri dan berubah menjadi vesikel, dengan lesi m\ltiple di vulva dan perineum yang mengkin menyatu. Dapat timbal adenopati inguinal yang parah. 2ejala"gejala sistemik transien mirip flu sering terjadi dan mungkin disebabkan oleh viremia. 8adang"kadang terjadi hepatitis, encefalitis, atau pneumonia. @rieden dkk. -14450 melaporkan enam kasus encefalitis yang menjadi penyulit kehamilan( hanya dua wanita yang selamat. *esikel di vulva dan perineum mudah terkena trauma dan akhirnya mengalami ulserasi tetapi biasanya tidak menaglami infeksi sekunder. Aesi vulva biasanya ,angay nyeri sehingga menimbulkan hendaya berat. Dapat terjadi retensi urine karena nyeri yang dipicu oleh berkemih atau akibat keterlibatan saraf sakralis. Dalam + sampai > minggu, semua gejala dan tanda lenyap. ,erviks sering terkena dan mungkin secara klinis tidak terlihat. ,ebagian pasien tenderita sakit yang cukup berat sehingga perlu dirawat"inap. *irus tipe + dapat menyebabkan herpes genitalis dengan gelembung"gelembung berisi cairan di vulva, vagina, dan serviks, yang dikenal juga dengan nama herpes simpleks. Di 7egara"negara dengan preval(ensi /ID, tinggi, herpes genitalis dihubungkan dengan kemungkinan adanya 'I* -Q0. EPISODE PE0TAMA NON P0IME0 Pada sebagian wanita, antibodi ',*"1 yang sudah ada tidak memberikan proteksi penuh. asus" kasus ini mungkin bermanifestasi sebagai infeksi klinis yang pertama tetapi dengan perjalan penyakit yang tidak seperti infeksi primer di atas. ,ecara umum, infeksi ini ditandai oleh jumlah lesi yang lebih sedikit, manifestasi sistemik yang lebih jarang, tidak terlalu menimbulkan nyeri, serta durasi lesi dan penyebaran virus yang lebih singkat. Pada sebagian kasus, kedua jenis infeksi pertama ini tidak mungkin dibedakan secara klinis. Dapat dilakukan diagnosis secara serologis tetapi manfaat tindakan ini secara klinis sedikit. INFEKSI 0EKU0EN ,elama masa laten ketika partikel virus menetap di ganglion"ganglion saraf, sering terjadi reaktivasi yang diperantarai melaui berbagai rangsangan yang belum sepenuhnya dipahami. 6!

%eaktivasi disebut infeksi rekuren dan menyebabkan penyebaran -shedding0 virus herpes. ,ebagian besar herpes genitalis rekuren disebabkan oleh virus tipe + -&enters for Disease &ontrol and Prevention, 1446b0. Aesi biasanya lebih sedikit, tidak terlalu nyeri, dan membebaskan virus dalam waktu yang lebih singkat -+ sampai ? hari0 dibanding infeksi primer. Biasanya lesi kambuh di tempat yang sama. :alaupun sering terkena pada infeksi primer, namun serviks jarang terlibat pada infeksi rekuren -Brown dkk., 146?0. Dalam sebuah penelitian terhadap 115 wanita dengan infeksi herpes genitalis, :ald dkk. -144?0 melaporkan bahwa ?? persen pasien menyebarkan virus secara subklinis pada suatu waktu selama rerata waktu tindak lanjut 15? hari. Pembebasan virus secara subklinis berlangsung dengan rerata 1,? hari. Pembebasan ini sering diikuti oleh kekambuhan simtomatik, lebih sering terjadi apda wanita yang sering mengalami kekambuhan simtomatik, dan berlangsung selama sekitar sepertiga dari jumlah hari reaktivasi infeksi. :ald dkk. -+5550 baru"baru ini melaporkan bahwa ! persen pasien seropositif ',*"+ tanpa riwayat lesi yang memperlihatkan pembebasan virus subklinis dibandingkan dengan +,= persen pada pasien seropositif dengan riwayat lesi. 1elaslah pelepasan virus secara subklinis tersebut sering menyebabkan penularan seksual kepada mitra yang seronegatif -/merican &ollege of $bstetricians and 2ynecologists, 14440. DIAGNOSIS Diagnosis tidak sulit apabila terdapat gelembung"gelembung di daerah alat kelamin. Ditemukannya benda"benda inklusi intranuklear yang khas di dalam sel"sel epital vulva, vagina, atau serviks setelah dipulas menurut Papanicolaou, memberi kepastian dalam diagnosis. Dewasa ini diagnosis secara serologic banyak digunakan pula di samping pembiakan. Penemuan virus dengan biakan jaringan merupakan konfirmasi paling optimal untuk membuktikan infeksi klinis dan kekambuhan asimtomatik. ,ensitivitas biakan hampir 4? persen sebelum lesi mengalami pembentukan krusta. 'ampir tidak dijumpai positif palsu. Pada kekambuhan simtomatik, sekitar separuh biakan akan positif dalam >6 jam. Pemeriksaan sitologis setelah fiksasi dengan alkohol dan perwarnaan Papanicolau"#Danck smear"memiliki sensitivitas maksimum =5 persen. /pusan serviks yang positif palsu mungkin disebabkan oleh infeksi sitomegalovirus, yang sering terjadi. %eaksi polimerase berantai telah diteliti secara prospektif sebagai suatu metode untuk mendeteksi D7/ herpes genitalis. &one dkk. -144>0 menemukan bahwa frekuensi neonatus yang terpajan dengan sekresi virus herpes dari ibu seropositif hampir delapan kali lebih tinggi apabila P&% digunakan untuk mengidentifikasi D7/ virus dibandingkan dengan tekhnik biakan. TE0API #erapi antivirus dengan asiklovir, famsiklovir, dan valasiklovir telah digunakan untuk episode pertama herpes genitalis pada wanita tidak hamil. #erapi supresif dengan obat"obat ini juga telah digunakan untuk mengobati infeksi rekuren. Preparat oral atau parenteral dapat meringankan gejala klinis serta mempersingkat durasi pelepasan virus. *alasiklovir menghasilkan kadar asiklovir plasma yang lebih tinggi daripada asiklovir apabila diberikan pada kehamilan tahap lanjut. Fntuk rasa tidak nyaman yang berat, pasien dapat diberi analgesik atau anastetik topikal untuk meredakan gejala, dan retensi urin yang parah diatasi dengan pemasangan kateter tetap -indwelling catheter0. 6>

/siklovir tampaknya aman digunakan untuk ibu hamil. Produsen asiklovir dan valasiklovir, bekerja sama dengan &enters for Disease &ontrol and Prevention, membuat suatu registrasi pajanan terhadap obat"obat ini selama kehamilan -1.666.6+?.?+>40. Aebih dari. Aebih dari =55 bayi pernah terpajan ke asiklovir pada trimester pertama, dan tampaknya tidak terjadi peningkatan efek merugikan pada janin atau neonatus -,cott, 14440. Banyak wanita dengan infeksi HI8 juga menderita herpes genitalis, dan pernah dilaporkan kegagalan pengobatan dengan dosis asiklovir sesuai anjuran. Fntuk wanita imunoinkompeten dengan infeksi HI8 dan herpes genitalis rekuren berat mungkin diperlukan dosis asiklovir yang lebih tinggi -,tone and :hitington, 14450. 'erpes genitalis merupakan infeksi virus yang senantiasa bersifat kronik, rekuren. Dan dapat dikatakan sulit diobati. 'ingga kini hanya dikenal satu cara pengobatan herpes yang cukup efektif, yaitu antivirus yang disebut /cyclovir. $bat"obat analgetika dipakai untuk mengurangi rasa nyeri di daerah vulva. ,elain itu pengobatan dapat ditunjang dengan obat"obat topical ataupun sit" bat#s air hangat. /cyclovir dalam kehamilan tidak dianjurkan, kecuali bila infeksi yang terjadi merupakan keadaan yang mengancam kematian ibu, seperti adanya ensefalitis , pneuomonitis dan atau hepatitis, dimana /cyclovir dapat diberikan secara intravena. ,eksio sesarea dianjurkan pada wanita yang pada saat kelahiran menunjukkan gejala"gejala akut pada genitalia, untuk menghindari penularan akibat kontak langsung. Bila persalinan berlangsung pervaginam, ?5< bayi akan mengalami infeksi. ,edangkan dengan sesio sesarea risiko infeksi dapat menurun sampai =<. Pasca persalinan, ibu yang menderita herpes aktif harus diisolasi. Bayinya dapat diberikan untuk menyusui bila ibu telah cuci tangan dan mengganti baju yang bersih. INFEKSI 0EKU0EN ,elain supresi, asiklovir tidak banyak bermanfaat untuk herpes genitalis rekuren. $bat ini telah dievaluasi sebagai terapi supresif selama kehamilan untuk mencegah kekambuhan menjelang aterm. ,cott dkk. -144;0 membagi secara acak >; wanita yang pernah mengalami infeksi episode pertama untuk mendapatkan asiklovir ->55 mg peroral tiga kali sehari0 atau plasebo yang dimulai pada usia gestasi !; minggu. #idak satupun dari +1 wanita yang mendapat asiklovir mengalami herpes rekuren saat persalinan, dibandingkan dengan 4 dari +? -!; persen0 pada kelompok plasebo. Insiden pelepasan virus asimtomatik tidak meningkat pada kelompok asiklovir. Dengan demikian, terapi asiklovir profilaktik dapat menguramgi frekuensi seksio sesarea pada wanita denagn herpes rekuren. Dalam suatu studi teracak terhadap ;! wanita hamil dengan herpes genitalis rekuren, Brocklehurst dkk. -14460 melaporkan bahwa asiklovir supresif secara bermakna mengurangi jumlah kekambuhan klinis tetapi tidak menurunkan angka seksio sesarea. ,cott dan /le9ander -14460 melaporkan bahwa supresi asiklovir menjelang akhir kehamilan merupakan tindakan yang bermanfaat. #erapi supresif yang diberikan peroral mengurangi gejala dan tanda infeksi rekuren tetapi tidak mengeliminasi secara total pelepasan virus asimtomatik -Brocklehurst dkk., 1446( 'addad dkk., 144!0. Dalam studi farmakokinetik oleh imberlin dkk. -14460, asiklovir mengalami pemekatan di cairan amnion tetapi tidak terdapat bukti bahwa obat tersebut lebih cenderung menumpuk di

6?

janin. $bat mudah menembusplasenta melalui transpor pasif -2ilstrap dkk., 144>( 'enderson., 144!0. PE0JALANAN PEN9AKIT SELAMA KEHAMILAN ,ekitar 65 persen wanita muda yang baru terjangkit infeksi herpes genitalis rata"rata akan mengalami kekambuhan simptomatik sebanyak + sampai > kali selama hamil -Brown, 146?( 'arger, 1464( *ontver, 146+, dkk0. Pelepasan virus melalui serviks secara bersamaan dijumpai pada sekitar 1? persen wanita dengan kekambuhan klinis di vulva. Brown -146?0 dan /rvin -146;0 dkk. 8endapatkan bahwa sekitar 15 persen kekambuhan pada kehamilan akan bersifat asimptomatik, dan kekambuhan ini lebih sering mengenai perineum daripada serviks. Insiden biakan positif pada setiap saat selama kehamilan atau saat melahirkan untuk wanita tidak hamil yang pernah terjangkit herpes hanyalah 1 sampai + persen. :alaupun kekambuhan klinis tampaknya sedikit lebih sering pada kehamilan tahap lanjut, pelepasan virus herpes asimtomatik tidak dipengaruhi oleh usia kehamilan. ,elain itu, kekambuhan di tempat jauh yaitu di bokong, punggung, paha, dan anus jarang disertai oleh pelepasan virus melalui serviks, dan hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk pelahiran pervaginam -'arger dkk., 1464( :itter dkk., 146>0. Pelepasan *irus ,aat Pelahiran. /ngka prevalensi untuk isolasi virus herpes dari saluran genital yang dilaporkan sangat bervariasi bergantung pada populasi yang diteliti, tetapi yang juga sama pentingnya adalah apakah wanita disertakan -atau ditolak0 karena riwayat infeksi simtomatiknya. Prober dkk. -14660 mengambil spesimen untuk biakan dari ibu dan bayinya pada saat yang sama dari hampir =555 pelahiran tanpa memandang ada tidaknya riwayat herpes genitalis ibu. 'anya 1> -5,+ persen0 yang positif untuk virus herpes, dan 1+ dari para wanita ini mengalami infeksi rekuren. Dalam sebuah studi serupa, Brown dkk. -14410 membiakkan spesimen dari hampir 1;.555 wanita pada awal proses persalinan. 'anya ?; -5,!? persen0 yang positif, dan sepertiga dari jumlah ini memperlihatkan bukti serologis baru terjangkit infeksi pertama tetapi subklinis. :alaupun sepertiga dari bayi"bayi ini mengalami infeksi neonatus, hanya 1 dari !> bayi terinfeksi saat lahir dari wanita dengan infeksi rekuren. &one dkk. -144>0, dalam suatu studi prospektif terhadap 155 wanita asimtomatik dengan biakan negatif, melaporkan bahwa virus herpes simpleks diidentifikasi pada sembilan wanita dengan menggunakan reaksi polimerase berantai. 7eonatus yang lahir dari para wanita ini tidak ada yang memperluhatkan tanda"tanda infeksi herpes. 8ereka menyimpulkan bahwa neonatus yang terpajan ke virus herpes saat persalinan dari ibu seropositif lebih sering daripada yang sebelum diperkirakan. PEN9AKIT PADA JANIN DAN NEONATUS Infeksi episode pertama pada awal kehamilan mungkin tidak menyebabkan peningkatan angka abortus spontan. @agnant dan 8onif -14640 mengkaji literatur dan melaporkan 1? kasus infeksi herpes kongenital yang berjangkit pada awal kehamilan. Brown dan Baker -14640 mendapatkan bahwa infeksi primer menjelang akhir kehamilan menyebabkan peningkatan insiden persalinan preterm.

6;

Infeksi jarang ditularkan melalui plasenta atau selaput ketuban yang utuh. 1anin hampir selalu terinfeksi oleh virus yang dikeluarkan dari serviks atau saluran genitalia bawah. *irus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan. Infeksi pada neonatus memiliki tiga bentukH 1. Diseminata, dengan keterlibatan organ"organ dalam mayor +. Aokalisata, dengan keterlibatan yang terbatas pada susunan saraf pusat, mata, kulit, atau mukosa !. /simtomatik 'ampir separuh dari neonatus yang terinfeksi adalah bayi preterm, dan risiko infeksi berkaitan dengan apakah infeksi pada ibi bersifat primer atau rekuren. 7ahmias dkk. -14=10 melaporkan risiko infeksi neonatus pada ibu dengan infeksi primer adalah ?5<, tetapi pada ibu dengan infeksi rekuren hanya > sampai ? persen. Prober dkk. -146=0 melaporkan bahwa tidak satupun dari !> neonatus yang terpajan pelepasan virus rekuren saat persalinan mengalami infeksi. 'al ini diduga disebabkan oleh jumlah virus yang lebih kecil di dalam sekret ibu dengan infeksi rekuren. /ntibodi yang diperoleh melaui plasenta juga mungkin mengurangi insiden dan keparahan penyakit pada neonatus. Infeksi lokalisata biasanya memiliki prognosis baik. ,ebaliknya, bahkan dengan pemberian asiklovir atau vidarabin, infeksi diseminata pada neonatus memperlihatkan angka kematian paling sedikit ;5 persen -:hitley dkk., 14410. 3ang utama, paling tidak pada separuh bayi yang selamat kemudian dijumpai kerusakan susunan saraf pusat dan mata yang serius. Penularan kepada anak dapat terjadi -10 hematogen melalui plasenta, -+0 akibat penjalaran ke atas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah, atau -!0 melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir. PENATALAKSAANAAN ANTEPA0TUM arena keparahan infeksi pada neonatus, secara luas dilakukan seksio sesarea apabila dicurigai terdapat lesi herpes. Pandangan bahwa semua infeksi pada semua neonatus dapat dihindari dengan penapisan terhadap populasi obstetrik belum terbukti benar. ,eperti telah dibahas, sejumlah wanita asimtomatik akan membebaskan virus saat pelahiran. ,ementara sebagian besar akan mengidap infeksi rekuren yang virulensinya rendah, sebagian lain akan menderita infeksi episode pertama non primer tanpa antibodi ',*"+. :anita yang pernah mengalami lesi herpes saat hamil kelihatannya beralasan untuk diberi terapi supresif dengan asiklovir atau valasiklovir yang dimulai pada usia gestasi !; minggu. Pemantauan virologis tidak dianjurkan. 8enurut /merican &ollege of $bstetricians and 2ynecologists -14440, seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi genital aktif atau pada mereka dengan gejal"gejala prodormal khas yang mengisyaratkan akan munculnya lesi. Dengan demikian, seksio sesarea dilkukan hanya apabila tampak lesi primer atau rekuren saat menjelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah. %oberts dkk. -144?0 melaporkan penurunan anka seksio sesarea pada wanita dengan herpes selama kehanilan dari ?4 persen menjadi != persen setelah diterapkannya pedoman dari /merican &ollege of $bstetricians and 2ynecologists tahun 1466 yang secara ringkas menyatakan bahwa Ctidak ada lesi, tidak ada seksioC (no lessions, no cesarean). 6=

KETUBAN PE2AH #anpa pemeriksaan atau pemasangan instrumen sebelumnya, tidak ada bukti bahwa lesi eksternal dapat menyebabkan infeksi asendens ke selaput ketuban dan janin pada kehamilan dengan selaput ketuban pecah. %ekomendasinya adalah untuk tidak memperhitungkan lamanya ketuban pecah dalam membuat rencana pelahiran pada wanita dengan lesi perineum. ecuali apabila terdapat faktor yang berlawanan misalnya janin sangat imatur, baru seksio sesarea dilakukan. PE0ADATAN NEONATUS Bayi dari seorang ibu yang diketahui atau dicurigai menderita herpes genitalis harus diisolasi dan dilakukan biakan untuk virus herpes. Bayi dan ibunya tidak perlu dipisahkan jika ibu mengalami lesi herpes. Ibu tersebut diinstruksikan untuk mencuci tangan dan menghindari dari kontak apapun antara lesi, tangannya, dan bayi. Pada keadaan ini menyusu tetap diperbolehkan. /nggota keluarga yang memperlihatkan lesi herpes di mulut jangan mencium meonatus dan harus mencuci tangan mereka dengan seksama. KANDIDIASIS Infeksi kandida di daerah orofaring neonatus yang lahir dari ibu yang menderita kandidiasis vulvovaginal, diketahui pertama kali pada tahun 14>5. #ernyata penularan ini mencapai ?5<. $leh karena itu pengobatan terhdap kandidia di jalan lahir perlu dilakukan sebelum persalinan berlangsung. Biasanya pemberian antifungal secara topikal sudah dapat mengatasi masalah ini. ....... SIFILIS

2.1 D). & s Penyakit ,ifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual -P8,0. Aesi sifilis bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Penampakan lesi bisa dipastikan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual. Penyakit ini bisa menular jika ia melakukan hubungan seksual dengan wanita lainnya. 7amun tidak hanya sebatas itu, seorang ibu yang sedang hamil yang telah tertular penyakit ini bisa menularkannya kepada janinnya. ,ifilis juga dapat diartikan sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh #reponema pallidum, merupakan peyakit kronis dan dapat menyerang seluruh organ tubuh dan dapat ditularkan pada bayi di dalam kandungan melalui plasenta

66

Nfek sipilis pada kehamilan dan janin tergantung pada lamanya infeksi terjadi, dan pada pengobatannya. 1ika segera diobati dengan baik, maka ibu akan melahirkan bayinya sengan keadaan sehat. #etapi sebaliknya jika tidak segera diobati akan menyebabkan abortus dan partus prematurus dengan bayi meninggal di dalam rahim atau menyebabkan sipilis kongenital. ,ifilis ongenital terjadi pada bulan ke"> kehamilan. /pabila sifilis terjadi pada kehamilan tua, maka plasenta memberi perlindungan terhadap janin sehingga bayi dapat dilahirkan dengan sehat. Dan apabila infeksi sifilis terjadi sebelum pembentukan plasenta maka harus dilakukan pengobatan dengan segera, sehingga kemungkinan infeksi pada janin dapat dicegah. 2.2 E# olo( Penyebab infeksi sifilis yaitu #reponema pallidum. #reponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. #erdapat empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu #reponema pallidum pallidum, #reponema pallidum pertenue, #reponema pallidum carateum, dan #reponema pallidum endemicum. #reponema pallidum pallidum merupakan spirochaeta yang bersifat motile yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. $rganisme ini juga dapat menyebabkan sifilis. ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa"masa akhir kehamilan. ,truktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan #reponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lender -mucus0. Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa. 2.3 Pa#o. s olo( Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. 'ampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. ,elain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. 1ika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. #etapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin. 2.4 Ta&%a %a& G):ala S4 p l s 64

2ejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1"1! minggu setelah terinfeksi( rata"rata !"> minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun"tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi oleh #reponema pallidum berkembang melalui > tahapanH 1. @ase Primer #erbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri -cangker0 pada tempat yang terinfeksi( yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina. &angker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari"jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang"kadang terbentuk beberapa ulkus. &angker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah menjadi suatu ulkus -luka terbuka0, tanpa disertai nyeri. Auka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. getah bening terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. Auka tersebut hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan. Auka biasanya membaik dalam waktu !"1+ minggu dan sesudahnya penderita tampak sehat secara keseluruhan. +. @ase ,ekunder @ase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu ;" 1+ minggu setelah terinfeksi. %uam ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. 8eskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. #etapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut. ,ekitar ?5< penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 15< menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur. ,ekitar 15< penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai nyeri. Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning -jaundice0. ,ejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak -meningitis sifilitik akut0, yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan ketulian. 45 elenjar

Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol -kondiloma lata0. Daerah ini sangat infeksius -menular0 dan bisa kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu"abu. %ambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit kepala tampak gambaran seperti digigit ngengat. 2ejala lainnya adalah merasa tidak enak badan -malaise0, kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia. !. @ase Aaten. ,etelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. @ase ini bisa berlangsung bertahun"tahun atau berpuluh"puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksi kembali muncul . >. @ase #ersier. Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. 2ejala bervariasi mulai ringan sampai sangat parah. 2ejala ini terbagi menjadi ! kelompok utama H ;) Si!ilis tersier 'ina$ Pada saat ini jarang ditemukan. Benjolan yang disebut gumma muncul di berbagai organ( tumbuhnya perlahan, menyembuh secara bertahap dan meninggalkan jaringan parut. Benjolan ini bisa ditemukan di hampir semua bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah pada kaki dibawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah dan kulit kepala. #ulang juga bisa terkena, menyebabkan nyeri menusuk yang sangat dalam yang biasanya semakin memburuk di malam hari. 9) ,ifilis kardiovaskuler. Biasanya muncul 15"+? tahun setelah infeksi awal. Bisa terjadi aneurisma aorta atau kebocoran katup aorta. 'al ini bisa menyebabkan nyeri dada, gagal jantung atau kematian. <) 7eurosifilis ,ifilis pada sistem saraf terjadi pada sekitar ?< penderita yang tidak diobati.

41

?. 1enis utama dari neurosifilis adalah H a. 7eurosifilis meningovaskuler. 8erupakan suatu bentuk meningitis kronis. 2ejala yang terjadi tergantung kepada bagian yang terkena, apakah otak saja atau otak dengan medulla spinalisH " 1ika hanya otak yang terkena akan timbul sakit kepala, pusing, konsentrasi yang buruk, kelelahan dan kurang tenaga, sulit tidur, kaku kuduk, pandangan kabur, kelainan mental, kejang, pembengkakan saraf mata -papiledema0, kelainan pupil, gangguan berbicara -afasia0 dan kelumpuhan anggota gerak pada separuh badan. " 1ika menyerang otak dan medulla spinalis gejala berupa kesulitan dalam mengunyah, menelan dan berbicara( kelemahan dan penciutan otot bahu dan lengan( kelumpuhan disertai kejang otot -paralisa spastis0( ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dan peradangan sebagian dari medulla spinalis yang menyebabkan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih serta kelumpuhan mendadak yang terjadi ketika otot dalam keadaan kendur -paralisa flasid0. b. 7eurosifilis paretik. 1uga disebut kelumpuhan menyeluruh pada orang gila. Berawal secara bertahap sebagai perubahan perilaku pada usia >5"?5 tahun. ,ecara perlahan mereka mulai mengalami demensia. 2ejalanya berupa kejang, kesulitan dalam berbicara, kelumpuhan separuh badan yang bersifat sementara, mudah tersinggung, kesulitan dalam berkonsentrasi, kehilangan ingatan, sakit kepala, sulit tidur, lelah, letargi, kemunduran dalam kebersihan diri dan kebiasaan berpakaian, perubahan suasana hati, lemah dan kurang tenaga, depresi, khayalan akan kebesaran dan penurunan persepsi.

c. 7eurosifilis tabetik. 4+

Disebut juga tabes dorsalis. 8erupakan suatu penyakit medulla spinalis yang progresif, yang timbul secara bertahap. 2ejala awalnya berupa nyeri menusuk yang sangat hebat pada tungkai yang hilang"timbul secara tidak teratur. Penderita berjalan dengan goyah, terutama dalam keadaan gelap dan berjalan dengan kedua tungkai yang terpisah jauh, kadang sambil mengentakkan kakinya. Penderita tidak dapat merasa ketika kandung kemihnya penuh sehingga pengendalian terhadap kandung kemih hilang dan sering mengalami infeksi saluran kemih. Bisa terjadi impotensi. Bibir, lidah, tangan dan seluruh tubuh penderita gemetaran. #ulisan tangannya miring dan tidak terbaca. ,ebagian besar penderita berperawakan kurus dengan wajah yang memelas. 8ereka mengalami kejang disertai nyeri di berbagai bagian tubuh, terutama lambung. ejang lambung bisa menyebabkan muntah. ejang yang sama juga terjadi pada rektum, kandung kemih dan pita suara. %asa di kaki penderita berkurang, sehingga bisa terbentuk luka di telapak kakinya. Auka ini bisa menembus sangat dalam dan pada akhirnya sampai ke tulang di bawahnya. nyeri sudah hilang, maka sendi penderita bisa mengalami cedera. 2ejala sifilis kongenital a0 ,elainan $ongenital dini ] ] ] ] ] ] ] ] ] 8akulopapular pada kulit %etinitis #erdapat tonjolan kecil pada mukosa 'epatosplenomegali Ikterus Aimfadenopati $steokondrosis ordioretinitis elainan pada iris mata arena rasa

b0 ,elainan $ongenital terlambat (lan'ut) ] 2igi hutchinnson ] 2ambaran mulberry pada gigi molar ] eratitis intertinal 4!

] ] 2./ Klas . !as

%etaldasi mental 'idrosefalus

Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten dan tersier. #iap stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang berbeda"beda dan menyerang organ tubuh yang berbeda"beda pula H a0 Stadium ini atau I (:rimer) #iga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya #reponema pallidum. Aesi pada umumnya hanya satu. #erjadi afek primer berupa penonjolan"penonjolan kecil yang erosif, berkuran 1"+ cm, berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang, dan bila diraba ada pengerasan. elainan ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus, sedangkan sifat lainnya seperti pada afek primer. eadaan ini dikenal sebagai ulkus durum. ,ekitar tiga minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar getah bening di daerah lipat paha. elenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan, tidak nyeri, tunggal dan eadaan ini disebut sebagai sifilis stadium 1 dapat digerakkan bebas dari sekitarnya.

kompleks primer. Aesi umumnya terdapat pada alat kelamin, dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. #anpa pengobatan, lesi dapat hilang spontan dalam >"; minggu, cepat atau lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi. b. ,tadium II -,ekunder0 umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh. :aktu antara sifilis I dan II umumnya antara ;"6 minggu. adang"kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I masih ada saat timbul gejala stadium II. ,ifat yang khas pada sifilis adalah jarang ada rasa gatal. 2ejala konstitusi seperti nyeri kepala, demam, anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher biasanya mendahului, kadang"kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit. elainan kulit yang timbul berupa bercak"bercak atau tonjolan"tonjolan kecil. #idak terdapat gelembung bernanah. ,ifilis stadium II seringkali disebut sebagai #he 2reatest Immitator of /ll ,kin Diseases karena bentuk klinisnya

4>

menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain. ,elain pada kulit, stadium ini juga dapat mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. c. ,ifilis ,tadium III Aesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi !"= tahun setelah infeksi. 2uma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier sampai berdiameter beberapa sentimeter. 2uma dapat timbul pada semua jaringan dan organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut. 2uma juga dapat ditemukan pada organ dalam seperti lambung, hati, limpa, paru"paru, testis dll. elainan lain berupa nodus di bawah kulit, kemerahan dan nyeri. d. ,ifilis #ersier #ermasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis kardiovaskuler dan neurosifilis -pada jaringan saraf0. Fmumnya timbul 15"+5 tahun setelah infeksi primer. ,ejumlah 15< penderita sifilis akan mengalami stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna lebih banyak terkena. ematian karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium ini. Diagnosis pasti sifilis ditegakkan apabila dapat ditemukan #reponema pallidum. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop lapangan gelap sampai ! kali -selama ! hari berturut"turut0. #es serologik untuk sifilis yang klasik umumnya masih negatif pada lesi primer, dan menjadi positif setelah 1"> minggu. #,, -tes serologik sifilis0 dibagi dua, yaitu treponemal dan non treponemal. ,ebagai antigen pada #,, non spesifik digunakan ekstrak jaringan, misalnya *D%A, %P%, dan ikatan komplemen :asserman. olmer. #,, nonspesifik akan menjadi negatif dalam !"6 bulan setelah pengobatan berhasil sehingga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pengobatan. Pada #,, spesifik, sebagai antigen digunakan treponema atau ekstraknya, misalnya #reponema pallidum hemagglutination assay -#P'/0 dan #PI. :alaupun pengobatan diberikan pada stadium dini, #,, spesifik akan tetap positif, bahkan dapat seumur hidup sehingga lebih bermakna dalam membantu diagnosis. 2.1 Kompl !as 1. omplikasi Pada 1anin Dan Bayi Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature. Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi, penglihatan, pendengaran, gangguan mental dan tumbuh kembang anak. $leh karena itu, setiap wanita hamil sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan janin yang dikandungnya. arena pengobatan yang cepat dan tepat dapat menghindari terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin. 4?

+.

omplikasi #erhadap Ibu a. 8enyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantun b. c. d. ehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat, keabu"abuan dan licin ehamilan S1; minggu dapat menyebabkan kematian janin ehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan cacat.

2.3 P)&"la-a& ,ifilis bisa ditularkan atau diturunkan dari seorang ibu kepada anak dalam kandungannya. ,ipilis kongenital, melalui infeksi transplasental terjadi pada saat janin berada di dalam kandungan ibu yang menderita sifilis. Penularan karena mencium atau pada saat menimang bayi dengan sifilis kongenital jarang sekali terjadi. &ara penularan sifilis lainnya antara lain melalui transmisi darah. 'al ini bisa terjadi jika pendonor darah menderita sifilis pada stadium awal. /da lagi kemungkinan penularan cara lain, yaitu penularan melalui barang"barang yang tercemar bakteri penyebab sifilis, #reponema pallidum, walaupun itu baru secara teoritis saja, karena kenyataannya boleh dikatakan tidak pernah terjadi. 1adi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa resiko penularan penyakit syphilis dapat terjadi jikaH 1. 8elakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit sifilis, jika tidak -pernah0 melakukan hubungan seksual aktif dengan penderita sifilis maka dia tidak akan punya resiko terkena penyakit ini. +. !. Ibu menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat transplasental Aewat transfusi darah dari darah penderita sifilis.

2.6 P)&(a-"4 T)-4a%ap K)4am la& ,ifilis yang terjadi pada ibu yang hamil dapat mempengaruhi proses kehamilannya dan janin. Berikut ini adalah pengaruh sifilis terhadap kehamilan yaituH 1. +. Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 1; kehamilan dan pada kehamilan dini, dimana #reponema telah dapat menembus barier plasenta. /kibatnya kelahiran mati dan partus prematurus.

4;

Bayi lahir dengan lues konginetal H pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan"kaki, serta kelainan mulut dan gigi. !. Bila ibu menderita baru + bulan terakhir tidak akan terjadi lues konginetal.

2.E D a(&os s Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala"gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan laboratorium dan pemeriksaan fisik. Infeksi pada janin terjadi minggu 1; kehamilan dapat terjadi( partus prematurus, kelahiran mati, cacat bawaan pada janin. Diagnosis pada ibu hamil agak sulit di tegakkan karena pada ibu hamil terjadi perubahan hormon. Diagnosis dapat ditegakkan a. b. c. Pemeriksaan serologikH *D%A -veneral diesses research laboratory0 Dengan mempergunakan lapangan gelap, untuk membuktikan langsung terdapat spirokaeta treponea palidum. @ungsi lumbal untuk membuktikan neurosifilis.

2.1@ P)&a#ala!sa&aa& %a& T)-ap :anita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin. ,uami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan *D%A, bila perlu diobati dangan terapi penisilin 2 injeksi. Penting untuk diketahui dalam pemilihan obat"obatan untuk ibu hamil perlu memperhatikan pengaruh buruk yang akan terjadi pada janinya. ,edangkan jenis pinisilin dan eritrosin merupakan obat untuk ibu hamil yang tidak memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap janinnya #erapi Infeksi ,ifilis Pada ehamilan Fase "aten kurang dari # tahun 7 ] ] Penisilin 2 BenDathine +,> juta unit I8 Nritromisin P$ ?55 mg. > kali. selama 1? hari 4=

&efria9one I8 +?5 mg. > kali selama 1? hari Sifilis laten lebih dari # tahun 7

Penisilin 2 BenDathin +,> juta I8. ! kali dalm seminggu Nritromisin ?55 mg. > kali. hari selama !5 hari $ardiovas uler atau neuro sifilis 7

Pinisilin cristal 2 +,> juta unit setiap > hari selama 15 sampai 1> hari diikuti pinisilin 2 BenDathin secara I8 +,> juta unit

Penisilin procain 2 secara I8 setiap hari +,> juta unit ditambah probenecid ?55 mg sebanyak > kali. hari selama 15"1> hari kemudian diikuti penisilin 2 BenDatin sebanyak +,> juta unit secara I8 ,ebenarnya penisilin merupakan obat pilihan.

/njuran pengobatan sifilis yang harus dilakukan pada ibu hamil stadium primer, sekunder, atau laten durasi kurang dari 1 tahun dapat diberikan pengobatan utama yaitu penisilin 2 BenDathin +,> juta unit secara I8. #etapi jika ibu mengalami alergi dapat diganti dengan Nritomisin ?55 ng P$ selama 1? hari serta setriakson +?5 mg secara I8 selama 15 hari. ,edangkan pada ,ifilis laten durasi lebih dari 1 tahun atau sifilis kardiovasculer diberikan obat utama penisilin 2 BenDathin +,> juta unit secara I8 setiap minggu !9, tetapi jika ibu mengalami alergi penisilin dapat diganti dengan Nritromicin ?55 ng P$ selama !5 hari. ,edangkan pada 7eurosifilis diberikan pengobatan utama pinisilin 2 akueous kristalin +,> juta unit >9 selama 15"1> hari diikuti dengan penisilin 2 BenDethin +,> juta unit secara I8. /tau dapat diberi pinisilin 2 akueous prokain +,> juta unit I8 setiap hari dengan probenesid ?55 mg P$ selama 15"1> hari, kemudian diikuti dengan penisilin 2 BenDethin +,> juta secara I8. 2.11 P-o(&os s ,etelah menjalani pengobatan, prognosis untuk sifilis fase primer, sekunder dan fase laten adalah baik. Prognosis untuk sifulis fase tersier pada hati atau otak adalah buruk, karena kerusakan yang telah terjadi biasanya tidak dapat diperbaiki. 46

2.12 As"4a& S)#)la4 P)-sal &a& Pa%a P)&%)- #a S . l s 1. Bila keadekuatan pengobatan pada ibu tidak diketahui atau jika ibu tidak mendapatkan pinisilin ibu harus mendapatkan terapi +. Diantara bayi yang selamat, banyak yang menderita sifilis congenital yang dapat menyebabkan kecacatan fisik dan retardasi mental. .............. SIFILIS 2. A. D). & s ,ifilis kongenital adalah penyakit yang didapatkan janin dalam uterus dari ibunya yang menderita sifilis. Infeksi sifilis terhadap janin dapat terjadi pada setiap stadium sifilis dan setiap masa kehamilan. Dahulu dianggap infeksi tidak dapat terjadi sebelum janin berusia 16 minggu, karena lapisan Aanghans yang merupakan pertahanan janin terhadap infeksi masih belum atrofi. #etapi ternyata dengan mikroskop elektron dapat ditemukan Treponema pallidum pada janin berusia 4"15 minggu.,ifilis kongenital dini merupakan gejala sifilis yang muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak, dan jika muncul setelah dua tahun pertama kehidupan anak disebut dengan sifilis kongenital lanjut. B. Ep %)m olo( ,ifilis terdistribusi di seluruh dunia, dan merupakan masalah yang utama pada 7egara berkembang. Dilihat dari usia, kasus sifilis banyak ditemukan pada orang dengan rentang usia +5"!5 tahun. Nmpat puluh persen wanita hamil dengan sifilis dini yang tidak diobati, akan mengakibatkan penularan pada janin. 2. E# olo( Pada tahun 145? penyebab sifilis ditemukan oleh ,shaudinn dan 'offman ialahTreponema pallidum, yang termasuk ordo Spiroc#aetales, familia Spiroc#aetaceae dan genus #reponema. ! Bentuk seperti spiral teratur, panjangnya antara ;"1? um, lebar 5,1? um, terdiri empat dari delapan sampai dua puluh empat lekukan. 2erakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. 8embiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam. Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk 44

transfusi dapat hidup tujuh puluh dua jam. Dengan strategi hampir selalu menular ke korban baru melalui persetubuhan atau seks oral, makhluk kecil ini masuk melalui kulit, dari sana ia menyebar dengan ganas. Biasanya berhasil masuk kedalam aliran darah dan dalam 1 minggu mereka sudah menyebar keseluruh tubuh. Penularan sifilis dapat melalui cara sebagai berikut H 1. ontak langsung H 1. +. !. +. sexually tranmited diseases -,#D0 non"sexually #ransplasental, dari ibu yang menderita sifilis ke janin yang

dikandungnya. #ransfusi H ,yphilis dZ emblee, tanpa primer lesi

D. Pa#o()&)s s ,ifilis dapat ditularkan oleh ibu pada waktu persalinan, namun sebagian besar kasus sifilis kongenital merupakan akibat penularan in utero. %esiko sifilis kongenital berhubungan langsung dengan stadium sifilis yang diderita ibu semasa kehamilan. Aesi sifilis congenital biasanya timbul setelah > bulan in utero pada saat janin sudah dalam keadaan imunokompeten. Penularan inutero terjadi transplasental, sehingga dapat dijumpai Treponema pallidum pada plasenta, tali pusat, serta cairan amnion. Treponema pallidum melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan menyebar ke seluruh jaringan. emudian berkembang biak dan menyebabkan respons peradangan selular elainan yang timbul dapat bersifat fatal sehingga terjadi abortus atau yang akan merusak janin. maupun ekstrauterin. E. I&.)!s s . l s pa%a !)4am la& Penyebab H trponema pallidium yang dapat menembus plasenta setelah kehamilan 1; minggu, oleh karena itu ada baiknya melakukan pemeriksaan serologik sebelum hamil, sehingga pengobatan dapat diterpkan sampai sembuh.

lahir mati atau terjadi gangguan pertumbuhan pada berbagai tingkat kehidupan intrauterine

155

Diagnosis penyakit ini tidak terlalu sukar karena terdapat luka pada daerah genitalia, mulut, atau tempat lainnya. Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat dalam bentuk persalinan prematur atau kematian dalam rahim dan infeksi bayi dalam bentuk kongenitas -pempigus safilitus, deskuamasi kulit telapak tangandan kaki, terdapat kelainan pada mulut dan gigi0. Pengobatannya mudah sebaiknya diberikan bersama suami diobati penisilin injeksi, untuk wanita hamil trimester 1 diobati sedini mungkin untuk mencegah penularan janin. F. P-o(&os s Prognosis pada ibu hamil dengan sifilis buruk, jika tidak dilakukan penanganan yang tepat akan berdampak buruk baik si ibu maupun untuk janin yang dikandungnya. a. G):ala s"*:)!# . %a& o*:)!# . ,ecara umum manifestasi klinik dari penyakitsifilis yaitu H keluarnya cairan dari vagina dan dubur dari biasanya. Dapat berwarna putih susu, kekuningan , kehijauan , atau disertai bercak darah dan bau yang tidak enak perih, nyeri atau panas setelah B/ atau sering B/ . /danya luka terbuka -luka besar sekitar alat kemaluan atau mulut0 dapat terasa nyeri atau tidak , tumbuh seperti jengger ayam atau tumbuh disekitar kemaluan. ,ecara khusus manifestasi klinik dari penyakit sifilis antara lain H ,ifilis stadium 1 H terjadi efek primer berupa papul tidak nyeri sekitar ! minggu kemudian. #erjadi penjalaran ke kelenjar inguinal medial. #imbul lesi pada alat kelamin ekstra genital seperti bibir, lidah, tonsil puting susu, jari dan anus misalnya pada penularan ekstrakoital. ,ifilis stadium + H gejala konstitisi seperti nyeri kepala subfebris, anoreksia , nyeri pada tulang, leher timbul macula, papula, pustule, dan rupia. generalisata. ,ifilis stadium ! H terjadi setelah ! sampai = tahun infeksi guma dapat timbul pada semua jaringan dan organ , membentuk nekrosis sentral juga ditemukan diorgan dalam, yaitu lambung , paru"paru. 7odus dibawah kulit dapat berskuma tidak nyeri. ,ifilis kongenital, pada kondisi dini dapat muncul beberapa minggu -! minggu 0 setelah bayi dilahirkan. elainan berupa H pemfigus, sifilitika, papula, scuma, sekret hidung yang sering bercampur darah, adanya oesteo kondritis pada foto roentgen. elainan selaput lendir, limfa denitis yang

151

ondisi lanjut dapat terjadi pada usia + tahun lebih. Pada = sampai 4 tahun dengan adanya keratitis, intersial -menyebabkan kebutaan0 ketulian,gigi,varises perporasi paratum durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.

G. "

Klas . !as ,tadium 1. ,tadium ini di tandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Pembekakan kelenjer getah bening juga di temukan selama stadium ini. ,tadium ini merupakan stadium yang sangat menular.

"

,tadium II.

alau sifilis stadium 1 tidak di obati, biasanya para penderira akan mengalami

ruam khususnya di telapak kaki dan tangan. 8ereka juga dapat menemuka adanya luka"luka di bibir, mulut, tenggoran, vagina dan dubur. 2ejela"gejala yang mirip dengan flu seperti demam dan pegal"pegal, mungkin juga di temui pada stadium. ,tadium ini biasanya berlangsung selama 1"+ minggu. " ,tadium III. alau sifilis stadium II masih juga belum di obati, para penderita akan mengalami apa yang di sebut dengan sifilis laten. 'al ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnyapun masih bergerak di seluruh tubuh. ,ifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun"tahun lamanya. " ,tadium I*. Penayakit ini akhirnya di kenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini spirochaeta telah menyebar keseluruh tubuh dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang. 1uga dapat menyebabkan terjadi cacat lahir primer pada bayi. '. Gam*a-a& Kl & s Berdasarkan gambaran klinisnya, sifilis kongenital dapat dibagi menjadi sifilis kongenital dini, sifilis kongenital lanjut dan stigmata. Dianggap sifilis kongenital dini jika timbul pada anak di bawah usia + tahun dan sifilis kongenital lanjut bila timbul di atas + tahun. ,igmata adalah jaringan parut atau deformitas yang terjadi akibat penyembuhan dua stadium tersebut. 1. ,ifilis kongenital dini 2ambaran klinis sifilis kongenital dini sangat bervariasi, mengenai berbagai organ dan menyerupai sifilis stadium II. arena infeksi pada janin melalui aliran darah maka tidak dijumpai 15+

kelainan sifilis primer. Pada saat lahir bayi dapat tampak sehat dan kelainan timbul setelah beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan ada sejak lahir. Pada bayi dapat dijumpai kelainan berupa kondisi berikut H a. Pertumbuhan intrauterine yang terlambat b. elainan membrane mukosa H %ucous patc# dapat ditemukan di bibir, mulut, farings, laring dan mukosa genital. %initis sifilitika -snu!!les0 dengan gambaran yang khas berupa cairan hidung yang mula"mula encer tetapi kemudian menjadi pekat, purulen dan hemoragik. 'idung menjadi tersumbat sehingga menyulitkan pemberian makanan. c. elainan kulit, rambut dan kuku Dapat berupa makula eritem, papula, papuloskuamosa dan bula. Bula dapat sudah ada sejak lahir, tersebar secara simetris, terutama pada telapak tangan dan telapak kaki. 8akula, papula atau papulomatous tersebar secara generalisata dan simetris. Di daerah yang lembab papula menjadi erosif dan membasah atau menjadi hipertrofik -kondiloma lata0. Pada kasus yang berat tampak kulit menjadi keriput terutama pada daerah muka sehingga bayi tampak seperti orang tua. %ambut jarang dan kaku, alopesia areata terutama pada sisi dan belakang kepala. /lopesia dapat juga mengenai alis dan bulu mata. $nikosifilitika disebabkan oleh papula yang timbul pada dasar kuku dan menyebabkan kuku menjadi terlepas. berwarna suram, tidak teratur dan menyempit pada bagian dasarnya. d. elainan tulang Pada ; bulan pertama, osteokondritis, periostitis, dan osteitis pada tulang"tulang panjang merupakan gambaran yang khas. Perubahan yang paling mencolok tampak pada daerah pertumbuhan tulang di dekat epifisis. Npifisis membesar, garis epifisis melebar dan tidak teratur. Pada batas metafisis dengan garis kartilago epifisis, tampak daerah kalsifikasi yang densitasnya meningkat dan tidak teratur sehingga pemeriksaan sinar ^ memberikan gambaran seperti gigi gergaji. Pseudoparalisis pada anggota gerak disebabkan oleh pembengkakan periartikular dan nyeri pada ujung"ujung tulang sehingga gerakan menjadi terbatas. $steokondritis dapat dilihat pada pemeriksaan dengan sinar ^ setelah ? minggu sedangkan periostitis setelah 1; minggu. #anda"tanda osteokondritis menghilang setelah ; bulan tetapi periostitis menetap dan menjadi lebih jelas. e. elainan kelenjar getah bening H terdapat limfadenopati generalisata 15! uku baru yang tumbuh

f. elainan alat"alat dalam H hepatomegali, splenomegali, nefritis, nefrosis, pneumonia g. elainan mata H orioretinitis, glaukoma dan uveitis h. elainan hematologi H anemia, eritroblastemia, retikulositosis, trombositopenia, di!!use intravascular coagulation -DI&0 i. elainan susunan saraf pusat H meningitis sifilitika akut yang bila tidak diobati secara adekuat akan menimbulkan hidrosefalus, kejang dan mengganggu perkembangan intelektual1 +. ,ifilis kongenital lanjut ,ifilis ini biasanya timbul setelah umur + tahun, lebih dari setengah jumlah penderita tanpa manifestasi klinik, kecuali tes serologis yang reaktif. #iter serologis sering berfluktuasi, sehingga jika dijumpai keadaan demikian, dapat diduga suatu sifilis kongenital. 2ambaran klinis dari sifilis kongenital dapat di bedakan dalam + tipe H> a. I&.lamas s . l s !o&()& #al la&:"# Pada keadaan ini yang paling pentig adalah adanya lesi kornea, tulang, dan sistem saraf pusat. Dapat dijumpai kelainan sebagai berikut H 1. ornea H eratitis Intersisial Biasanya terjadi pada umur pubertas, dan terjadi bilateral. Pada kornea timbul pengaburan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sklera. eadaan ini dimulai dengan peradangan perikorneal berat dan kemudian berlanjut dengan perselubungan difus kornea oleh bayangan putih tanpa adanya ulserasi pada permukaan kornea, terjadi pada +5"?5 < kasus sifilis kongenital lanjut. +0 #ulang H Perisynovitis -Clutton=s 'oint) 8engenai kedua lutut, yang akan mengakibatkan terjadinya bengkak tanpa nyeri yang simetris. !. ,istem saraf pusat Aesi pada sistem saraf pusat dapat terjadi pada sifilis kongengital lanjut. Biasanya yang menjadi tanda lesi ,,P pada sifilis kongenital adalah dengan adanya kelemahan umum -generali"ed paresis0 dan renjatan. *. S# (ma#a s . l s !o&()& #al Aesi sifilis kongenital dini dan lanjut dapat sembuh serta meninggalkan parut dan kelainan yang khas. Parut dan kelainan demikian disebut dengan stigmata sifilis kongenital,akan tetapi hanya sebagian penderita yang menunjukkan gambaran tersebut.Ditemukannyastigmata 15>

ini dapat menjadi salah satu pegangan unuk menegakkan diagnosis sifilis kongenital.Pada stigmata sifilis kongenital, hal penting yang perlu diperhatikan adalah adanya trias 'utchinson, yaitu H 1. Perubahan pada gigi insisivus menjadi datar dan seperti gergaji +. $pasitas kornea -kornea ditutupi kabut berwarna putih0 tanpa ilserasi permukaan kornea. !. etulian karena ganguan nervus akustikus -7.*III0. etulian biasanya terjadi mendekati masa pubertas, tetapi kadang"kadang terjadi pada umur pertengahan. ,elain itu ditemukan pula kelainan sebagai berikut H 1. 7eurosifilis Dapat juga menunjukkan kelainan seperti manifestasi sifilis yang didapat. #abes dorsalis agak jarang dibandingkan dengan sifilis yang didapat, paresis lebih sering terjadi dibandingkan dengan sifilis yang didapat, paresis lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa. ejang juga sering terjadi pada kasus sifilis kongenital ini. +. #ulang dan palatum #erjadi sklerosis, sehingga tulang kering menyerupai pedang - sabre0, tulang frontal yang menonjol, atau dapat juga terjadi kerusakan akibat gumma yang menyebabkan destruksi terutama pada septum nasi atau pada palatum durum. Perforasi palatum dianggap terjadi pada sifilis kongenital. !. 2igi molar 8ulberry -8ulberryZs molar0 Biasanya pada molar I dan muncul pada usia ; tahun, merupakan gambaran gigi yang hiperplastik dengan permukaan oklusal yang mendatar -!lattening0 serta diliputi oleh serbukan yang menandakan kerapuhan gigi. >. ,ifilis rinitis infantil dan nasal c#ondritis @isura di sekitar rongga mulut dan hidung disertai ragade yang disebut sifilis rinitis infantil.>asal c#ondritis merupakan kelainan yang disebabkan oleh pendataran tulang pembentuk hidung, gambaran ini biasa disebut dengan saddle nose.!,>,6 I. D a(&os s Diagnosis pasti pada sifilis kongenital ditegakan dengan identifikasi T0pallidum. ,elain itu, sifilis kongenital dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan antepartum dan pada bayi lahir mati. Fntuk pemeriksaan pada janin dapat digunakan ultrasonografi -F,20. Pada pemeriksaan 15?

F,2 dapat dijumpai penebalan kulit, penebalan plasenta, hepatosplenomegali dan hidramnion. Pemeriksaan ini dilengkapi dengan pemeriksaan cairan amnion untuk mencari adanya treponema. Identifikasi T0 pallidum dengan pemeriksaan mikroskop lapagan gelap atau imunofluoresensi dapat dilakukan apabila dijumpai secret hidung, mucous patc#es, lesi vesiko bulosa atau kondiloma lata. 7amun, cara konvensional untuk pengambilan specimen tidak sensitive dan merupakan prosedur invasive, sehingga sulit dilakukan dan hanya dilakukan pada bayi dengan lesi luas. ,elain itu, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan identifikasiT0pallidum sulit dilakukan untuk menegakkan diagnosis sifilis kongenital, yaitu H a0 T0pallidum bersifat tidak dapat dibiakkan dan sulit ditemukan pada spesmen klinis b0 /nalisis serologic pada bayi rumit oleh adanya antibody maternal yang didapat transplasental c0 ,ebagian besar bayi sakit yang hidup tidak menunjukkan adanya tanda infeksi Fntuk menegakkan diagnosis klinis sifilis kongenital, saat ini di /, digunakan dua criteria, yaitu kriteria dari &enters for Disease &ontrol and Prevention -&D&0 yang direvisi dan kriteria aufman yang dimodifikasi. 10

riteria aufman yang dimodifikasi. Pasti -de!inite) ,angat 8ungkin -probable)

Dijumpai T0pallidum pada pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan histologik

1. Peningkatan titer *D%A dalam waktu ! bulan atau tes serologic untuk sifilis -#,,0 reaktif yang tidak berubah menjadi non reaktif dalam waktu > bulan +. ,atu kriteria mayor atau dua minor dan disertai #,, reaktif atau tes @#/ reaktif !. ,atu kriteria mayor dan satu kriteria minor

riteria mayor berupa kondiloma lata, osteokondritis, periostitis, rhinitis, rhinitis riteria minor berupa fisura pada bibir, lesi kulit, mucous patc#,

hemoragik

hepatomegali,splenomegali, limfadenopati generalisata, kelainan ,,P, anemia hemolitik, sel cairan serebrospinal -&,,0 O+5, protein O155.+ +0

riteria &D& yang di revisi Pasti -con!irmed0

Diijumpai #. Pallidum pada pemeriksaan mikroskop lapangan gelap 15;

#ersangka -presumtive0

1. ,emua bayi yang ibunya menderita sifilis tanpa pengobatan atau mendapat pengobatan tidak adekuat selama kehamilan +. ,emua bayi dengan #,, reaktif dan satu dari keadaan di bawah ini H " 2ambaran sifilis kongenital pada pemeriksaan fisik " *D%A &,, reaktif. hitung sel &,, _ ?.protein &,, _ ?5 diluar sebab lain. " #es @#/"abs"14,"antibodi Ig8 reaktif !. Bayi lahir mati -syp#ilitic stillbirt#0 ematian janin setelah umur kehamilan +5 minggu atau berat janin _?55 gram pada wanita yang menderita sifilis tanpa pengobatan atau memperoleh pengobatan tidak adekuat saat melahirkan. 1. P)&a#ala!sa&aa& Pengobatan sifilis kongenital terbagi menjadi pengobatan pada ibu hamil dan pengobatan pada bayi. Penisilin masih tetap merupakan obat pilihan untuk pengobatan sifilis, baik sifilis didapat maupun sifilis kongenital. Pada wanita hamil, tetrasiklin dan doksisiklin merupakan kontraindikasi. Penggunaan sefriakson pada wanita hamil belum ada data yang lengkap. Pengobatan sifilis pada kehamilan di bagi menjadi tiga, yaitu H 10 ,ifilis dini -primer, sekunder, dan laten dini tidak lebih dri + tahun0. BenDatin penisilin 2 +,> juta unit satu kali suntikan I8, atau penisilin 2 prokain dalama`uadest ;55.555 unit I8 selama 15 hari. +0 ,ifilis lanjut -lebih dari + tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infgeksi, sifilis kardiovaskular, sifilis lanjut benigna, kecuali neurosifilis0 BenDatin penisilin 2 +,> juta unit, I8 setiap minggu, selama ! 9 berturut"turut, atau dengan penisilin 2 prokain ;55.555 unit I8 setiap hari selama +1 hari. !0 7eurosifilis BeDidin penisilin ;"4 8F selama !"> minggu. ,elanjutnya dianjurkan pemberian benDil penisilin +"> 8F secara I* setiap > jam selama 15 hari yang diikuti pemberian penisilin long acting, yaitu pemberian benDatin penisilin 2 +,> juta unit I8 sekali seminggu selama ! minggu, atau penisilin 2 prokain +,> juta unit I8 Q prebenesid > 9 ?55 mg.hari selama 15 hari yang diikuti pemberian benDatin penisilin 2 +,> juta unit I8 sekali seminggu selama ! minggu. 15=

#erdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi pada pengobatan sifilis kongenital menurut &D& tahun 1446. pengobatan harus diberikan pada bayi H a0 8enderita sifillis kongenital yang sesuai dengan gambaran klinik, laboratorium dan.radiologik, b0 8empunyai titer test nontreponema _ > kali dibanding ibunya c0 Dilahirkan oleh ibu yang pengobatannya sebelum melahirkan tidak tercatat, tidak diketahui, tidak adekuat atau terjadi a !5 hari sebelum persalinan. d0 Dilahirkan oleh ibu seronegatif yang diduga menderita sifilis e0 #iter pemeriksaan nontreponema meningkat _ > kali selama pengamatan. f0 'asil tes treponema tetap reaktif sampai anak berusia 1? bulan, atau g0 8empunyai antibodi spesifik Ig8 antitreponema. ,elain itu, juga dipertimbangkan pengobatan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita sifilis dan diobati selama kehamilannya namun bayi tersebut selanjutnya tidak bisa diamati. Pengobatan sifilis kongenital tidak boleh ditunda dengan alasan menunggu diagnosis pasti secara klinis atau serologik. Dengan pengobatan dengan Aqueous penisilin bergantung 1 minggu Ousia bayi. Pada usia a 1 minggu, diberikan tipa 1+ jam, usia M a > minggu diberikan tiap 6 jam, dan setelah usia > minggu diberikan tipa ; jam.+ 1. P)&(o*a#a& s . l s !o&()& #al m)&"-"# 2D2 #a4"& 1EE6

Bayi dengan sifilis kongenital, ibu dengan. tanpa sifilis Penisilin 2 prokain ?5.555 Bayi normal Ibu sifilis dini dan.atau tanpa terapi atau terapi tidak tercatat diberikan H

unit.kgBB I8.I* selama 15"1> hari.

a0

Aqueous penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I* selama 15"1> hari, atau penisilin prokain 2 ?5.555 unit.kgBB I8, 15"1> hari usia -usia a > minggu0, atau benDatin penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal b0 c0 d0 e0 Ibu sifilis laten lanjut, atau Ibu mendapat terapi eritromosin atau obat selain penilin, atau Ibu mendapat terapi adekuat a > minggu sebelum persalinan, atau Ibu mendapat terapi adekuat O 1 bulan sebelum persalinan, titer non treponema tidak

turun > kali lipat, diberikan H BenDatin penisilin ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal 156

f0

Ibu mendapat terapi adekuat O 1 bulan sebelum persalinan, titer nontreponema turun > kali

lipat, dilakukan H Pengamatan klinis dan serologik, atau benDatin penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal bila pengamatan tidak memungkinkan (' Ibu mendapat terapi adekuat sebelum kehamilan dan titer stabil -*D%Aa 1H+0 selama kehamilan, dilakukan H Pengamatan klinis dan serologic. 8enurut &D& 1446, diluar masa neonatus, anak yang didiagnosis sifilis congenital harus diperiksa &,, untuk menyingkirkan neurosifilis dan menentukan sifilis congenital atau sifilis didapat. ,emua anak yang diduga menderita sifilis kongenital atau dengan kelainan neurologik diberikan aqueous penisiline 2 ?5.555 unit.kgBB I*.I8 tiap >"; jam selama 15"1> hari. Pemberian penisilin prokain tidak dianjurkan. 2. P)&(o*a#a& al#)-&a# . "&#"! pas )& al)-( p)& s l & Bila alergi terhadap penisilin, sebagai obat alternatif diberikan obat tetrasiklin dan eritromisin. #etapi efektifitasnya lebih rendah bila dibandingkan dengan penisilin. Penggunaan sefriakson pada wanita hamil belum ada data yang lengkap. 3. P)m)- !saa& S)#)la4 P)&(o*a#a& Pemeriksaan penderita sifilis dini harus dilakukan, bila terjadi infeksi ulang setelah pengobatan. ,etelah pemberian penisilin 2, maka setiap pasien harus diperiksa ! bulan kemudian untuk penentuan hasil pengobatan. Pengalaman menunjukkan bahwa infeksi ulang sering terjadi pada ................. 2$7$%N P/D/ N'/8IA/7 A. D). & s 2onore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh 7eisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata -konjungtiva0 dan bagian tubuh yang lain. B. Ep %)m olo(

154

Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat proses kelahiran berlangsung. :alaupun semua golongan rentan terinfeksi penyakit ini, tetapi insidens tertingginya berkisar pada usia 1?"!? tahun. Di antara populasi wanita pada tahun +555, insidens tertinggi terjadi pada usia 1? "14 tahun -=1?,; per 155.5550 sebaliknya pada laki" laki insidens rata"rata tertinggi terjadi pada usia +5"+> tahun -?64,= per 155.5550. Npidemiologi 7. gonorrhoeae berbeda pada tiap M tiap negara berkembang. Di dunia diperkirakan terdapat +55 juta kasus baru setiap tahunnya. 2. E# olo( 2onore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok 7eisseria, sebagai 7eisseria 2onorrhoeae. 2onokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 5,6 u, panjang 1,; u, dan bersifat tahan asam. uman ini juga bersifat negatif" 2ram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas !4 derajat &, dan tidak tahan Dat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang -imatur0, yakni pada vagina wanita sebelum pubertas. D. 1. +. !. >. ?. Gam*a-a& !l & ! 8asa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik, gejala awal bisa timbul pada waktu ="+1 hari setelah terinfeksi Pada wanita, penyakit akut atau kronik jarang ditemukan gejala subjektif dan objektifnya. Infeksi pada wanita, pada mulanya henya mengenai serviks uteri eluhanH kadang"kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, demam, keluarnya cairan dari vagina, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih. Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut. E. a. b. c. Kompl !as Infeksi pada serviks -servisitis gonore0 ,alpingitis -penyakit radang panggul0 Infertilitas 115

d. e. f. g.

Infeksi pada uretra dapat terjadi para uretritis Pada kelenjar Bartholin -bartholinitis0 adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu Pa%a :a& & %a& *a5 *a-" la4 -

a. b. c.

ebutaan, untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore Pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah Penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan. omplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis,endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis. :anita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus -lubang dubur0 bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita. 8elakukan hubungan seksual melalui mulut -oral se90 dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan -faringitis gonokokal0. Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. 1ika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar -konjungtivitis gonore0.

F.

D a(&os s Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan pembantu. ,erta biakan atau pemerikasaan gen hasilnya positif. P)m)- !saa& K4"s"s

a. b. c.

Nksudat untuk diplokok intraselular gram"negatif Biakan pada media khusus Pemeriksaan antibodi fluoresensi 111

d. e. f. g. G.

Biakan dan kanalis ani pada pria homoseksual Biakan dan serviks pada wanita Biakan dan faring pada kasus"kasus yang dicurigai terjadi kontak orogenital #es serologik untuk sifilis P)&(o*a#a& Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. 3ang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin -,eftriakson +?5 mg I8 sebagai dosis tunggal0. 1ika wanita hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan ,pektinomisin + gr I8 sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan /moksisilin + gr atau ! gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang diberikan saat isolasi 7. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. /moksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi &. trachomatis.

H. a. b. c. d. e.

P)&,)(a4a& #idak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi Pemakaian ondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini 'indari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. ,arankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.

11+

BAB III PENUTUP 3.1 K)s mp"la& Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. ebanyakan penyakit infeksi diperparah dengan terjadinya kehamilan. Dan ada pula Penyakit yang nampaknya tidak terlalu mengancam jiwa ibu hamil bahkan tidak nampak gejala tetapi bisa membahayakan terhadap janin. Penyakit"penyakit intrauterin yang sering menyebabkan dampak yang berbahaya pada janin yaitu Penyakit #$%&' ( merupakan singkatan dari # ) #oksoplasmosis ( % ) %ubela -campak 1erman0( & ) Cytomegalovirus( ' ) 'erpes simpleks.
1,+,!

Banyak penyakit infeksi intrauterin maupun yang didapat pada masa perinatal yang berakibat sangat berat pada janin maupun bayi, bahkan mengakibatkan kematian sehingga diperlukan diagnosa yang cepat dan tindakan pengobatan serta pencegahan dengan vaksinasi maupun hubungan seksual yang sehat dan baik yang dapat dilakukan oleh wanita hamil dan suami sehingga diharapkan menurunkan angka kematian ibu maupun bayi.+ 11!

TO02H adalah singkatan dari Toxoplasma (o&% $Toxo', 0"*)lla, 25#o M)(alo > -"s $2M>', H)-p)s S mpl)x > -"s $HS>' yang terdiri dari HS>1 dan HS>2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas -8isalnya 8easles, *aricella, Nchovirus, 8umps, virus *accinia, virus Polio, dan virus &o9sackie"B0. Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan keguguran, cacat pada bayi, juga pada wanita belum hamil bisa akan sulit mendapatkan kehamilan. 3.2 Sa-a&

Fntuk selalu waspada terhadap penyakit #$%&' dengan cara mengetahui media dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular. 'idup bersih dan makan makanan yang dimasak dengan matang.

DAFTA0 PUSTAKA 11>

1. Am)- ,a& 2oll)() o. O*s#)#- , a&s a&% G5&),olo( s#s. Perinatal viral and parasitic infections. #echnical Bulltein no 1==.:ashington D& . /&$2 144! +. 2o"<-)"- JC D)smo&#s GC T4"ll )F P. Prophyla9is of congenital to9oplasmosis. Nffects of spiramycin on placental infection. 1 /ntimicrob &hemother. 1466(-,uppl B0H14!M+55. bPub8edc !. 2 G a&&o"l sC B Go"-&a#F C A G om s C E D FaC a&% I TFa.)##as #o9oplasmosis during pregnancyH a case report and review of the literature. httpH..www.pubmedcentral.nih.gov.articlerender.fcgiVartid)+?5>!4= %etrived ,eptember +554 >. G l*)-# 0C G-as IH Nuropean 8ulticentre ,tudy on &ongenital #o9oplasmosis. Nffect of timing and type of treatment on the risk of mother to child transmission of #o9oplasma gondii. 163& +55!(115H11+"+5. ?. T4 )*a"# 0C L)p-o"s# SC 24)&) GC G l*)-# 0. Nffectiveness of prenatal treatment for congenital to9oplasmosisH a meta"analysis of individual patientds data. Aancet. +55=(!;4H11?M1++. bPub8edc ;. Dallo& MC L o" 2C Ga-&)- PC P)5-o& F. &ongenital to9oplasmosisH systematic review of evidence of efficacy of treatment in pregnancy. B81. 1444(!16H1?11M1?1>. bPub8edc =. Am)- ,a& 2oll)() o. O*s#)#- , a& a&% G5&),olo( s# H %ubella in Pregnancy. #echnical Bulletin no 1=1. :ashington D& , /&$2 144+ 6. Do&# (&5 LC A-s)&a"l# M5C Ma-#)l MJ H %ubella in Pregnancy. ,$2& &linical Practice 2uideline ,7o +5!, @ebruary +556. httpH..www.sogc.org.guidelines.documents.gui1$2&+5!&P2565+.pdf retrieved on ,eptember +554 ?0 !enters for %isease !ontrol and Prevention &!%!'. &enital Herpes 4act S#eet0 5pdated ;.+.@A0 ;@0 Gardella( !.( and )ro*n( +.A. Serologic Testing !or Herpes Simplex 8irus0 Contemporary 3b.&yn, 3ctober 9@@B, pages C+)CA0 ;;0 Ameri an !ollege of ,bstetri ians and Gyne ologists (AC3&)0 %anagement o! Herpes in :regnancy0 AC3& :ractice 1ulletin, number A9, 6une 9@@B0 ;90 !enters for %isease !ontrol and Prevention &!%!'. Sexually Transmitted iseases Treatment &uidelines 9@@D0 %orbidity and %ortality 2ee$ly Report, volume CC, RR);;, August +, 9@@D0 ;<0 )ro*n( +.A.( et al. &enital Herpes Complicating :regnancy0 3bstetrics and &ynecology, volume ;@D, number +, 3ctober 9@@C, pages A+C)ACD0 ;+0 $imberlin( %.-.( et al. >atural History o! >eonatal Herpes Simplex 8irus In!ections in t#e Acyclovir /ra0 :ediatrics, volume ;@A, number 9, August 9@@;0

11?

Da.#a- P"s#a!a 1. 7elson, Ilmu esehatan /nak edisi 1? volume II e 144; Penerbit Buku edokteran

N2& hal, 1+5> " 1+1>. +. Prof. Dr. #. '. %ampengan, ,p/- 0, Penyakit Infeksi #ropik pada /nak edisi + e +55? Penerbit Buku edokteran N2&, hal +;! M +=+ !. ,arwono Prawirohadjo, Ilmu ebidanan edisi ! cetakan ; e +55+ 3ayasan Bina Pustaka ,arwono Prawirohardjo, hal ?=+ M ?=> >. Bagian Ilmu esehatan /nak @ FI 1akarta, Buku /jar Infeksi dan Pediatri #ropis edisi II e +55+ Badan Penerbit ID/I 1akarta, hal >?6 M >;? ?. 2riffiths PD, +55+H Nmery *&. Cytomegalovirus. DalamH &linical *irology. :ashingtonH /,8 Press. h.>!!"?? ;. /khter, auser dan :ills, #odd ,. +515. Cytomegalovirus0 e8edicine Infectious Disease. Diunduh dari httpH..emedicine.medscape.com.article.+1?=5+"overview. Diakses +4 ,eptember +515. =. Budipardigdo ,, Aisyani. +55=. ewaspadaan #erhadap Infeksi Cytomegalovirus ,erta /llaboun, 1N 8arineD, et al. +515. 8iral egunaan Deteksi ,ecara Aaboratorik. Fniversitas DiponegoroH ,emarang 6. 8arino #, B AaartD, ,N ,mith, ,2 2ompf, overview. Diakses pada +6 ,eptember +515 4. ,chleiss, 8.%., +515. Cytomegalovirus In!ectionE Treatment F %edication . Diunduh dariH httpH..emedicine.medscape.com.article.4;!545"treatment. Diakses ,eptember +515 15. im &,. +515. &ongenital and Perinatal Cytomegalovirus Infection. ,orean 6ournal o! :ediatrics. ?!-10H 1>"+5. 11. :iknojosastro '. , ,aifudin B. /. dan %achimhadhi #., Ilmu 1+. 8uchlastriningsih N. Pengaruh Infeksi #$%&' terhadap ebidanan. 3ayasan Bina ehamilan .Pusat Penelitian Pustaka ,arwono Prawirohardjo Ndisi ! cetakan esembilan. 1akarta +55=. dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan esehatan, Departemen esehatan %I, 1akarta. &ermin Dunia edokteran +55; .-1?10. pada +4 In!ections and :regnancy. Diunduh dariH httpH..emedicine.medscape.com.article.+!?+1!"

11;

1!. Infeksi

dalam

kehamilan

httpH..spesial"torch.com.inde9+.phpV

option)comWcontentPdoWpdf)1Pid)1+4 1>. 1udarwanto :. Infeksi #$%&' Pada kehamilan H Bahaya bagi 1anin dan Pentingnya Pemeriksaan Aaboratorium ,aat ehamilan httpH..koranindonesiasehat.wordpress.com.+554.1+.5!.infeksi"torch"pada"kehamilan" bahaya"bagi"janin"dan"pentingnya"pemeriksaan"laboratorium"saat"kehamilan. 1?. Infeksi dalam kehamilan httpH..spesial"torch.com.inde9+.phpV option)comWcontentPdoWpdf)1Pid)1+4

BAB I PENDAHULUAN

Ibu hamil termasuk dalam kelompok rentan kesehatan selain bayi, balita, ibu bersalin, dan ibu menyusui sehingga pemerintah mengupayakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh mereka.1 Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan.1 Infeksi dalam kehamilan adalah infeksi yang terjadi saat kehamilan berlangsung, bisa didapatkan saat sebelum kehamilan terjadi atau bersangkutan saat infeksi berlangsung.1 Penyakit infeksi dalam kehamilan dibagi dalam penyakit akibat hubungan seksual, dan penyakit lainnya terdiri dari infeksi oleh bakteri, virus serat infeksi parasit dalam kehamilan. Infeksi dalam kehamilan berdampak pada janin bisa berasal dari infeksi tersebut saat janin didalam kandungan atau saat janin setelah dilahirkan pervaginam karena kontak langsung dengan tempat yang terinfeksi. didapatkan saat kehamilan. Besarnya pengaruh infeksi tersebut tergantung dari virulensi agennya, umur kehamilan serta imunitas ibu

11=

Dampak terhadap janin bisa berbeda bila kuman penyakit masuk ditrimester yang berbeda pula .Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. ebanyakan penyakit infeksi diperparah dengan terjadinya kehamilan. Dan ada pula Penyakit yang nampaknya tidak terlalu mengancam jiwa ibu hamil bahkan tidak nampak gejala tetapi bisa membahayakan terhadap janin. 1,! Penyakit"penyakit intrauterin yang sering menyebabkan dampak yang berbahaya pada janin yaitu Penyakit #$%&'. Infeksi #$%&' (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex) sudah lama dikenal dan sering dikaitkan dengan hal"hal di atas. Penyakit #$%&' ialah penyakit"penyakit intrauterin atau yang didapat pada masa perinatal( merupakan singkatan dari # ) #oksoplasmosis $ ) other yaitu penyakit lain misalnya sifilis, 'I*"1dan +, dan ,indrom Imunodefisiensi Didapat - Acquired Immune e!iciency Syndrome./ID,0,dan sebagainya( % ) %ubela -campak 1erman0( & ) Cytomegalovirus( ' ) 'erpes simpleks.1,+,! Banyak penyakit infeksi intrauterin maupun yang didapat pada masa perinatal yang berakibat sangat berat pada janin maupun bayi, bahkan mengakibatkan kematian sehingga diperlukan diagnosa yang cepat dan tindakan pengobatan serta pencegahan baik yang dapat dilakukan oleh wanita hamil, suami, keluarganya maupun dari pemerintah sehingga diharapkan menurunkan angka kematian ibu maupun bayi.+

116

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 TOKSOPLASMOSIS II.1.1 DEFINISI Toxoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasmosis 2ondii. 3ang merupakan parasit penyebab penyakit pada manusia dan binatang. Pada manusia khususnya bayi dan anak"anak, dapat menimbulkan beberapa masalah kesehatan. II.1.2 EPIDEMIOLOGI Pertama kali ditemukan pada tahun 1456 oleh 7icolle dan 8anceau9. Ditemukan di seluruh belahan dunia kecuali di kutub utara. $rang"orang yang memiliki tingkat resiko tinggi menderita to9oplasmosis adalah fetus, neonatus dan pasien dengan gangguan imun. 8enurut data :'$, diketahui sekitar !55 juta orang menderita to9oplasmosis. 7amun, di Indonesia khususnya belum ada angka pasti, dan beberapa hewan sudah banyak dilaporkan. ,ebagian besar penyakit ini asimtomatik dan bila ada, gejalanya sama dengan penyakit lain sehingga diagnosis serologis sering dipakai sebagai patokan diagnosis penyakit ini.!

114

Berdasarkan data prevalensi to9oplasmosis, sebagian besar penduduk Indonesia pernah terinfeksi parasit to9oplasma gondii. Pemeriksaan antibodi pada donor darah di 1akarta memperlihatkan ;5< di antaranya mengandung antibodi terhadap parasit tersebut. /ngka kejadian Toxoplasmosis di berbagai negara berbeda"beda dan lebih sering ditemukan didaerah dataran rendah dengan kelembapan udara yang tinggi. Di seluruh dunia, angka kejadian infeksi kongenital berkisar dari 1"=.1, 555 kelahiran hidup, di /,, kejadian diperkirakan 5,1"1 . 1.555 kelahiran hidup. 'al ini diyakini bahwa >55">,555 bayi dilahirkan setiap tahun di /, dengan toksoplasmosis bawaan. #ingkat ,eroprevalensi pada wanita hamil bervariasi >"65< di seluruh dunia, di /merika ,erikat, sebuah survei serologi ditemukan 1?< dari wanita usia subur yang seropositif.

II.1.3 ETIOLOGI II.1.!.a. 8$%@$A$2I ata to9oplasma berasal dari bahasa yunani B toxonC yang berarti berbentuk bulan sabit. Toxoplasma gondii merupakan parasit suatu proto"oa intraselular obligat dengan distribusi kosmopolitan. #akiDoitnya oval atau seperti bulan sabit, bermultiplikasi hanya dalam sel hidup, dan berukuran +"> 9 >"= Em. ista jaringan, yang berdiameter 15"155 Em, dapat mengandung beribu"ribu parasit dan menetap dalam jaringan, terutama ,,, dan otot skelet serta otot jantung, sepanjang umur hospes tersebut.1,+,! 2enus #o9oplasma hanya terdiri dari satu spesies yaitu #o9opasma gondii, parasit ini mempunyai sifat yang tidak umum dibandingkan dengan genus lain, diantaranya dapat menginfeksi inang antara dalam kisaran yang sangat luas - tidak bersifat host spesifik 0 #o9oplasma gondii merupakan protoDoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu takiDoit, kista dan ookista. #o9oplasma gondii merupakan parasit yang menumpang pada hewan seperti anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. 8anusia dapat terinfeksi parasit to9oplasma ini jika mengonsumsi daging yang tidak matang dengan sempurna, sayur dan buah"buahan mentah yang tidak dicuci bersih dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah yang telah tercemar oleh parasit tersebut.

1+5

Bentuk toksoplasma gondii terdapat dalam tiga bentuk yaitu takiDoit -bentuk proliferatif0, kista -berisi bradiDoit0 dan ookista-berisi sporoDoit0. Bentuk takiDoit

8enyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat. Fkuran panjang >"6 mikron, lebar +"> mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. #idak mempunyai kinetoplas dan sentrosom serta tidak berpigmen. Bentuk ini terdapat di dalam tubuh hospes perantara seperti burung dan mamalia termasuk manusia dan kucing sebagal hospes definitif. #akiDoit ditemukan pada infeksi akut dalam berbagai jaringan tubuh.#akiDoit dapat memasuki tiap sel yang berinti. Ditubuh manusia memiliki + bentuk takiDoit dan bradiDoit. Bentuk ista -BradiDoit 0

1+1

ista dibentuk di dalam sel hospes bila takiDoit yang membelah telah membentuk dinding. Fkuran kista berbeda"beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradiDoit dan ada yang berukuran +55 mikron berisi kira"kira !555 bradiDoit. ista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur hidup terutama diotak, otot jantung, dan otot bergaris.

Bentuk $okista

$okista berbentuk lonjong, berukuran 11"1> 9 4"11 mikron. $okista mempunyai dinding, berisi satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas.Pada perkembangan selanjutnya ke dua sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. 8asing" masing sporokista tersebut berisi > sporoDoit yang berukuran 6 9+ mikron dan sebuah benda residu.

II.1.!.b. ,I AF, 'IDFP 1++

#. gondii memiliki + bagian siklus hidup, siklus seksual dan siklus aseksual. ,iklus seksual hanya terjadi di dalam tubuh kucing -host definitif0, sedangkan siklus aseksual terjadi di tubuh mammalia lain -termasuk manusia0 dan beberapa jenis burung. Di dalam tubuh host sekunder protoDoa ini memiliki + macam bentuk, takiDoit -infeksius, cepat membelah diri, berhubungan dengan fase akut dari infeksi0dan bradiDoit -pertumbuhan lambat, dan terdapat dalam kista di berbagai jaringan tubuh0. ,iklus seksual dimulai di dalam traktus gastrointestinal kucing. 8akrogametosit dan mikrogametosit berkembang dari bradyDoit yang termakan dan bergabung membentuk Digot. Gigot ini kemudian di enkapsulasi menjadi ookista. Gigot didalam ookista ini bersporulasi dan membelah diri membentuk sporoDoit. ,poroDoit ini menjadi infeksius dalam +> jam atau lebih setelah kucing mengeluarkan ookista via feses. Diluar tubuh kucing, sporoDoit ini akan menjadi tachyDoit. ,elama infeksi primer, kucing bisa mengeluarkan jutaan ookista tiap harinya selama 1" ! minggu. $okista ini bisa tetap infeksius selama lebih dari 1 tahun dalam lingkungan manusia yang hangat. Bentuk dari #. gondii yang dapat menginfeksi manusia adalah ookista, tachyDoit dan bradyDoit. Infeksi dapat berasal dari ingesti ookista dari makanan atau minuman yang tercemar atau daging kurang matang, transmisi via placenta, susu yang tidak di pasteurisasi, transfusi darah, kecelakaan saat di laboratorium, atau berasal dari transplantasi organ yang terinfeksi. ,etelah masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk ookista atau dalam bentuk bradiDoit maka protoDoa ini akan langsung berubah menjadi tachyDoit dan menginvasi sel gastrointestinal. Di dalam sel, tachyDoit ber"multiplikasi sampai menyebabkan ruptur sel dan kemudian menginfeksi sel sekitarnya. #akiDoit ini nantinya akan membentuk fokus nekrotik dikelilingi sel radang dan bila sistem pertahanan tubuh baik akan hilang. 7amun, pada orang dengan immunodefisiensi takiDoit ini akan masuk ke dalam sistem limfatik dan menyebar ke seluruh tubuh secara hematogen menuju jaringan"jaringan otot dan saraf. ,etelah sampai takiDoit ini akan membentuk kista yang berisi bradyDoit dalam = hari. ista tersebutlah yang pada umumnya menyebabkan berbagai gejala klinis pada penderita to9oplasmosis. Pada ibu yang sedang hamil to9oplasma dapat menular secara kongenital via aliran darah.

1+!

2ambar 1. ,iklus hidup Toxoplasma gondii S !l"s S),a-a S)!s"al 1+>

O-(a& sm $ *a ! spo-oFo # %a- oo! s#a;#-opoFo # %a- ! s#a :a- &(a& ' 5a&( #)-ma!a& ol)4 !", &( M)&5)-a&( m"!osa s)l "s"s 4al"s !", &( M)m*)&#"! s! Fo& a#a" (am)#os # Oo! s#a Mas"! !)%alam l"m)& "s"s %a& !)l"a- *)-sama # &:a

S !l"s S),a-a As)!s"al Oo! s#a 5a&( mas"! !)%alam #"*"4 a!a& p),a4 % l"m)& "s"s 4al"s %a& m)m*)*as!a& 6 spo-oFo # M)&)m*"s % &% &( "s"s B)-)%a- %alam #"*"4 m)lal" p)m*"l"4 %a-a4 %a& sal"-a& l m.aC m)&5)-a&( *)-*a(a s)l

M)m*)&#"! #-opoFo # 5a&( *)-!)m*a&( *a ! s),a-a ,)pa# $ #a! Fo # ' %a& m)&a&%a!a& a%a&5a s#a% "m a!"#.

J !a #)-%apa# !)!)*ala& #"*"4 5a&( ,"!"pC ma!a p)l)pasa& oo! s#a %a& #a! Fo # #)-4am*a#. Lal" a!a& #)-:a% p)m*)&#"!a& *-a% Fo # 5a&( m)&"&:"!a& a%a&5a a#a% "m !-o& s.

II.1.!.c. #%/78I,I

1+?

Pola transmisinya ialah transplasenta pada wanita hamil, mempunyai masa inkubasi 15"+! hari bila penularan melalui makanan -daging yang dimasak kurang matang0 dan ?"+5 hari bila penularannya melalui kucing. Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan +5< janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin, sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga ;?< janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan. &ara penularan dapat terjadi melalui beberapa jalur H >. #ransmisi ongenital Infeksi pada pada plasenta dipengaruhi boleh saat terjadinya infeksi pada neonatus. 7amun hanya !5< infeksi terjadi pada bayi dari ibu yang terinfeksi saat kehamilan. #ransmisi infeksi congenital sebagian besar -;?<0 terjadi pada trismester ketiga dan makin muda usia kehamilan makin besar resiko terjadi kelainan yang berat bahkan kadang"kadang berakhir dengan abortus.! ,eorang ibu sering kali tidak mengetahui mendapat infeksi to9oplasma pada saat kehamilan, walaupun kadang"kadang masih dapat ditemukan pembesaran kelenjar servikal pada saat melahirkan.> ?. #ransmisi melalui makanan #ransmisi kemungkinan besar melalui daging yang mengandung kista. #ransmisi melalui daging yang tidak atau kurang matang bukan merupakan jalur penularan yang penting dibandingkan dengan penularan melalui makanan yang tercemar kista dari tinja kucing.!,> ;. 8elalui transfusi darah #o9oplasma dapat ditemukan dalam darah donor yang asimtomatik dan parasit ini dapat hidup dalam darah lengkap dengan sitrat pada suhu !5I & selama ?5 hari. Penularan lain juga dapat terjadi melalui petugas laboratorium yang bertgas memelihara binatang, dan alat suntik yang terkontaminasi.!,> II.1.4 MANIFESTASI KLINIS Bila infeksi ini mengenai ibu hamil trimester pertama akan menyebabkan +5< janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin, sedangkan bila ibu terinfeksi pada trimester ke tiga ;?< janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan. 1+;

8anifestasi klinis yang mungkin terjadi ialahH hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis, mikrosefali, hidrosefalus, kalsifikasi intra"kranial, miokarditis, lesi tulang, pnemonia, dan ras# makulopapular. 2ejala klinis to9oplasmosis dibagi menjadi + bentuk H 1 Toxoplasmos s A!" s #a $%apa#a&' #oksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala.#etapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa ?5< akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis ongenital. 'anya 15"+5< dari infeksi akut to9oplasmosis memberikan gejala klinik. Aimfadenopati merupakan gejala klinis yang paling sering dijumpai, yaitu 45< kasus dan biasanya tanpa disertai febris. Aimfadenopati yang paling sering terdapat di daerah servikalis. Pembesaran kelenjar dapat tunggal atau ganda serta dapat simtomatik atau asimtomatik. 2ejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak"anak umumnya ringan.2ejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala, gejala psikotik, abses otak, kejang, pneumonia, dispneu, hepatosplenomegali, serta ikterus. Bila to9oplasma menyerang otot jantung atau otot lurik bisa tidak menimbulkan gejala. 2. To!soplasmos s Ko&()& #al Diagnosis dapat dicurigai bila ditemukan gambaran klinis berupa, hidrosefalus, korioretinitis dan kalsifikasi serebral -sindrom sabin0. 7amun, diagnosis sering sukar ditegakkan karena ;5< bayi lahir tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis sehingga ada yang membagi to9oplasmosis kongenital menjadi > bentuk H ! ?. Bayi lahir dengan gejala ;. 2ejala timbul dalam bulan"bulan pertama =. 2ejala sisa atau relaps penyakit yang tidak terdiagnosis selama masa kanak" kanak 6. infeksi subklinis ,ekitar ?5< wanita yang tidak di obati yang mendapat infeksi selama kehamilan menularkan parasit pada janinnya( insiden penularan paling sedikit pada awal kehamilan dan 1+=

paling besar pada kehamilan akhir, dan makin awal infeksi yang didapat oleh janin pada kehamilan, makin lebih mungkin menimbulkan manifestasi janin yang berat. %esiko penularan meningkat seiring berjalannya waktu namun komplikasi makin berat bila fetus terinfeksi pada trimester awal. Bila pada trimester ! fetus terinfeksi bisa lahir cacat atau baru menimbulkan gejala setelah beberapa tahun kemudian. BerupaH kalsifikasi serebral, korioretinitis, hidrosefalus.mikrosefalus -triad klasik0, bila ditambah dengan gangguan psikomotor disebut Sabin Tetrade.1 #anda"tanda dan gejala"gejala yang terkait dengan infeksi #o9oplasma didapat akut pada wanita hamil adalah sama seperti tanda"tanda dan gejala"gejala yang ditemukan pada anak yang secara imunologis normal, paling sering adalah limfadenopati. Infeksi kongenital dapat juga ditularkan oleh wanita asimtomatik dengan imunosupresi -misalnya, mereka yang diobati dengan kortikoseroid dan mereka yang dengan infeksi 'I*0.1 #o9oplasmosis ongenital harus dicurigai pada bayi baru lahir dengan hidrosefalus atau mikrosefalus, korioretinitis dan adanya focus kalsifikasi intra serebral pada gambaran radiology. Pada anak yang lebih besar, gangguan penglihatan atau kebutaan karena korioretinitis, retardasi mental dengan atau tanpa hidrosefalus juga harus dicurigai.

Pembesaran kelenjar disertai demam terjadi pada >5< kasus, hepatomegali !!<, dan nyeri tenggorokan +5<. Penulis lain mengatakan bahwa gejala utama adalah demam >5<, mialgia >5<, dan rash makulopapular 15<. 2ejala lain yang dapat ditemukan adalah malaise, kelelahan, splenomegali, limfosit atipikal serta peningkatan enDim hati.

1+6

#o9oplasmosis serebrospinal lebih banyak terjadi pada anak daripada orang dewasa. 2ambaran klinis yang bisa ditemukan ialah korioretinitis, pneumonitis, miokarditis, efusi perikardial, hepatitis dan polioneuritis. ,pektrum klinis dan riwayat kelainan alamiah toksoplasmosis kongenital yang tidak di obati, yang secara klinis tampak pada tahun pertama, 65< dari anak ini mempunyai IJ kurang dari =5, dan banyak yang menderita kejang"kejang serta penglihatan yang terganggu berat. (. K"l #

8anifestasi kulit pada bayi dengan toksoplasmosis kongenital meliputi petekie, ekimosis, atau pendarahan luas akibat trombositopenia, dan ruam. %uam mungkin merupakan bintik"bintik halus ( makulopapular difus ( lentikuler, makula merah"kebiruan tua, berbatas tegas ( dan papula biru difus. %uam makuler mengakibatkan seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Ikterus karena keterlibatan hati dengan #. gondii dan.atau hemolisis, sianosis karena pneumonitis interstisial akibat infeksi kogenital ini, dan edema akibat miokarditis atau sindrom nefrotik mungkin ditemui. Ikterus dan hiperbilirubinemia terkonjugasi dapat menetap selam berbulan" bulan. 4. Ta&%a+#a&%a s s#)m ! Dua puluh lima hingga lebih dari ?5< bayi dengan penyakit yang tampak secara klinis pada saat lahir, dilahirkan secara premature. ,kor apgar rendah juga biasa. %etardasi pertumbuhan intrauterine dan ketidakstabilan pengaturan suhu dapat terjadi. 8anifestasi sistemik lain meliputi limfadenopati ( hepatosplenomegali ( tanda"tanda miokarditis, pneumonitis, dan sindrom nefrotik ( muntah ( diare ( dan masalah makan. . K)la &a& )&%o!- &

1+4

elainan endokrin dapat terjadi akibat keterlibatan hypothalamus atau pituitary atau keterlibatan organ akhir -end"organ0. 3ang berikut ini telah dilaporkan. 8iksedema, hipernatremia persisten dengan diabetes insipidus vasopressin"sensitif tanpa poliuria dan polidipsia, seksual prekoks, dan hipopituitarisme anterior sebagian. :. S s#)m sa-a. s)&#-al 8anifestasi neurologis toksoplasmosis congenital bervariasi dari ensefalopati masih akut ke sindrom neurologis yang tidak kentara. Toxoplasmosis harus dipikirkan sebagai penyebab setiap penyakit neurologis yang tidak terdiagnosis pada anak dibawah umur 1 tahun, terutama jika ada lesi retina. 'idrosefalus mungkin merupakan satu"satunya manifestasi neurologis klinis toksoplasmosis congenital dan mungkin terkompensasi atau memerlukan koreksi dengan pemasangan shunt. 'idrosefalus mungkin muncul pada masa perinatal, berkembang sesudah masa perinatal, atau jarang, muncul dikemudian hari. Pola kejang"kejang berubah"ubah -protean0 dan meliputi kejang motorik fokal, kejang"kejang petit mal dan grand mal, otot menyentak" nyentak -twitching0, opistotonus dan hipsaritmia -yang dapat sembuh dengan terapi hormon adrenokortikotropik K/&#'L0. tungkai, kesukaran dalam eterlibatan spinal mungkin dimanifestasikan oleh paralysis menelan, dan distress pernapasan. 8ikrosefali biasanya

menggambarkan kerusakan otak yang berat, tetapi beberapa anak dengan mikrosefali karena toksoplamisis congenital yang telah diobati tampak berfungsi secara normal pada umur tahun" tahun pertama toksoplamisis congenital yang tidak diobati yang bergejala pada umur 1 tahun, dapat menyebabkan pengurangan yang banyak pada fungsi kognitif dan keterlambatan perkembangan. 2angguan intelektual juga terjadi pada beberapa anak dengan infeksi subklinis walaupun dilakukan pengobatan dengan primentamin dan sulfonamid selama 1 bulan. pada saat lahir subklinis. elainan cairan serebrospinal -&,,0 terjadi pada sekurang"kurangnya sepertiga bayi dengan toksoplamisis congenital. Produksi local antibody spesifik #. gondii dapat ditunjukan pada cairan &,, individu dengan infeksi congenital. &# scan otak yang diperkuat dengan kontras berguna untuk mendeteksi kalsifikasi, menentukan ukuran ventrikel, mencitra lesi alsifikasi terjadi radang aktif, dan menggambarkan struktur kistik porensefalik -2b. +>>"!0. ejang" kejang dan cacat motorik fokal dapat menjadi nyata setelah masa neonatus, walaupun infeksi

diseluruh otak, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan khusus perkembangan lesi demikian 1!5

pada nucleus kaudatus -yaitu, terutama area ganglia basalis0, pleksus koroid dan subependim. Fltrasonografi mungkin berguna untuk memantau ukuran vertikel pada bayi dengan infeksi congenital. Pencitraan resonansi magnetk -8%I0, &# dengan penguatan kontras, dan skenradionukleotid otak dapat berguna untuk mendeteksi lesi radang aktif. !. Ma#a

'ampir pada semua individu dengan infeksi congenital yang tidak di obati akan berkembang lesi korioretina pada masa dewasa, dan sekitar ?5< akan menderita gangguan penglihatan berat #. gondii menyebabkan retinitis nekrotisasi setempat pada individu dengan infeksi congenital. ontraktur dapat terjadi dengan pelepasan retina. ,etiap bagian retina dapat terlibat, unilateral atau bilateral, termasuk macula. ,araf optikus mungkin terlibat, dan lesi toksoplasma yang melibatkan proyeksi jalur visual dalam otak atau korteks visual juga menyebabkan gangguan penglihatan. Dalam kaitannya dengan lesi retina dan vitritis, uvea anterior dapat sangat meradang, menyebabkan eritema pada mata luar. Penemuan okuler lain meliputi sel dan protein dalam ruangan anterior -kamera okuli anterior0, endapan keratin luas, sinekia posterior, nodulus pada irisdan pembentukan neovaskuler pada permukaan iris, kadang" kadang disertai dengan kenaikan tekanan intraokuler dan perkembangan glaucoma. $tot"otot ekstraokuler dapat juga terlihat secara langsung, bermanifetasi sebagai strabismus, nistagmus, gangguan visus, dan mikro M oftalmia. l. T)l &(a ehilangan pendengaran sensorineural, baik ringan maupun berat, dapat terjadi. Belum diketahui apakah keadaan ini merupakan gangguan statis atau progresif.

1!1

II.1./ DIAGNOSIS II.1.?. a. /7/87N,/ ebanyakan asimtomatik dan kalaupun timbul gejala sulit dipastikan dari anamnesa dan P@ karena gejala yang timbul seringkali tidak khas untuk to9oplasmosis perlu diketahui kemungkinan terpapar oleh to9oplasma -kebiasaan makan daging setengah matang, memelihara kucing, berkebun, pekerjaan, dkk0 pasien mengeluh melihat sesuatu yang mengambang -!loaters0, rasa tidak enak di dada, batuk, dyspnea, demam, kejang, perubahan status mental, dan pusing. Pada neonatus keluhannya biasa berupa petechiae, jaundice, kejang dan developmental delay. II.1.?. b. PN8N%I ,//7 @I,I Perlu diperhatikan adanya lymphadenopathy -pada umumnya cervical0 atau gejala klinik lainnya seperti demam, rash, dan lain"lain. Pada korioretinitis ditemui penurunan lapangan pandang, lesi fokus berwarna putih -#eadlig#t in t#e !og0. II.1.?. c. PN8N%I ,//7 PN7F71/72 Fntuk mendapatkan diagnosis pasti dapat digunakan beberapa cara sebagai berikut H ;. Pemeriksaan langsung tropoDoit atau kista =. isolasi parasit 6. Biopsi kelenjar 4. Pemeriksaan serologi 15. Pemeriksaan radiologi Diagnosa pasti bisa ditegakkan bila ditemukan trofoDoit dalam cairan peritoneum, A&,, otak, sumsum tulang, hepar, limfonodus, dan organ yang berkaitan. Fntuk mendeteksi to9oplasmosis kongenital dapat diperiksa cairan amnion pada minggu ke +5"+>. Diagnosis infeksi #o9oplasma akut dapat dibuat dengan isolasi #. gondii dari darah atau cairan tubuh dan juga dengan gambaran takiDoit pada potongan atau preparat jaringan dan cairan tubuh, kista pada plasenta atau jaringan janin atau neonatus, dan histologi limfonodi yang khas. Fji serologis juga amat berguna untuk diagnosis. &,, sering abnormal pada bayi dengan #o9oplasmasmosis ongenital. 1!+

#. gondii dapat juga diisolasikan dengan biakan jaringan. Pada pemeriksaan mikroskop, plak pada preparat ini ditemukan berisi sel nekrosis, terinfeksi berat dengan banyak takiDoit ekstraseluler. Isolasi #. gondii dari darah atau dari cairan tubuh menggambarkan infeksi akut, kecuali pada janin atau neonatus, biasanya tidak mungkin memperagakan infeksi akut dengan isolasi #. gondii dari jaringan seperti otot rangka, paruh"paruh, otak, atau mata yang diperoleh melalui biopsy atau pada saat autopsy. P)m)- !saa& S)-olo( s 1. Fji pewarnaan ,abin M @eldman adalah sensitive dan spesifik. Fji ini terutama mengukur antibody Ig2. 'asilnya harus dinyatakan dalam Fnit Internasional -FI . mA0, hal ini didasarkan pada rujukan standar internasional serum dari $rganisasi -:'$0. #idak dipakai lagi karena pelaksanaannya sulit. +. Fji antibody fluoresens Ig2 -Ig2 M I@/0 mengukur antibody yang sama seperti pada uji pewarnaan, dan titernya cenderung parallel. /nti body ini biasanya tampak 1"+ minggu sesudah infeksi, mencapai titer tinggi -O1H15550 sesudah ;"6 minggu, dan kemudian menurun dalam waktu berbulan"bulan sampai bertahun"tahun. #iter rendah -1H> sampai 1H;>0 biasanya menetap seumur hidup. #iter antibody tidak berkorelasi dengan keparahan penyakit. ira" kira setengah dari kit I@/ -yang telah di uji0 yang ada dipasaran ditemukan telah distandarisasi secara tidak tepat dan dapat menghasilkan angka"angka hasil positif M palsu P negative M palsu. !. Fji aglutinasi - Bio M 8erieu9, Ayon, Prancis 0 tersedia di pasaran Nropa -misalnya, formalin, preserved whole parasite digunakan untuk mendeteksi Ig20. Fji ini tepat, sederhana untuk dilakukan, dan tidak mahal. >. Fji antibodi fluoresens Ig8 - Ig8 M I@/ 0 berguna untuk diagnosis infeksi #. gondii akut pada anak yang lebih tua karena antibody Ig8 tampak lebih awal - sering pada ? hari sesudah infeksi0 dan menghilang lebih cepat dari pada antibody Ig2. Pada kebnyakan keadaan, uji antibody Ig8 M I@/ naik dengan cepat - sampai ke kadar 1H?5 sampai O1H15550 dan turun sampai titer rendah -1H15 atau 1H+50 atau menghilang dalam waktu berminggu" minggu atau berbulan"bulan. 7amun pada beberapa penderita, antibody Ig8 tetap positif pada titer rendah selama beberapa tahun. Fji Ig8 M I@/ mendeteksi Ig8 spesifik #o9oplasma kurang lebih hanya pada +?< bayi yang terinfeksi secara congenital pada saat 1!! esehatan ,edunia

lahir. /ntibody Ig8 juga sering tidak ditemui dalam serum penderita imunodefisiensi dengan toksoplasmosis akut atau pada kebanyakan penderita dengan toksoplasmosis aktif yang hanya ada dimata. Baik uji Ig2 M I@/ maupun Ig8 M I@/ dapat menunjukan hasil positif M palsu yang disebabkan oleh factor rheumatoid. ?. Double M sandwich enDyme M linked immunosorbent assay -NAI,/ M Ig80 lebih sensitive dan spesifik dari pada uji Ig8 M I@/ untuk deteksi antibody Ig8 #o9oplasma. Pada anak yang lebih tua, kadar antibody Ig8 terhadap #o9oplasma dalam serum 1,= atau lebih besar - nilai dari salah satu labolatorium rujukan ( setiap labolatorium harus menegakan nilainya sendiri0 menunjukan bahwa kemungkinan orang itu baru saja mendapat infeksi to9oplasma. NAI,/ M Ig8 mendeteksi sekitar =?< bayi dengan infeksi congenital. NAI,/ M Ig8 menghindarkan terjadinya, baik hasil positif M palsu karena factor rematuid yang dihasilkan oleh bayi yang tidak terinfeksidalam rahim maupun hasil negative M palsu karma tingginya kadar antibody Ig2 ibu yang dipindahkan secara pasif pada serum janin, seperti yang terjadi pada uji Ig8 M I@/. ;. %eaksi rantai polymerase -P&%0 digunakan untuk memperbesar D7/ #. gondii, yang kemudian dapat di deteksi dengan menggunakan probe D7/. Deteksi gen #. gondii repetitif, yaitu gen B1, pada cairan amnion terutama berguna untuk menegakan diagnosis infeksi #o9oplasma congenital pada janin. ,ensitivitas dan spesifitas uji ini dengan menggunakan cairan amnion yang diambil pada kehamilan O 16 minggu mendeteksi 155<. Pada pemeriksaan ini penderita korioretinitis akibat to9oplasmosis biasanya terdapat titer Ig2 yang rendah dan Ig8 yang negative. Dengan pemeriksaan ini P&%, titer antibody rendahpun dapat dideteksi. Pemeriksaan P&% dengan spesifitas sebesar 4; persen dan sensitivitas sebesar 61 persen terhadap #.gondii. ,ampel yang digunakan adalah cairan amnion. #ingginya hasil pada pemeriksaan P&% sebelum janin berusia +5 minggu merupakan faktor resiko terhadap prognosis yang buruk. /dapun interpretasi dari hasil pemeriksaan aviditas antibody, adalah sebagai berikut H ?. Bila Ig2 -"0 dan Ig8 -Q0, kasus ini jarang terjadi, kemungkinan merupakan awal infeksi, harus diperiksa kembali ! mgg kemudian dilihat apakah Ig2 berubah jadi -Q0. Bila tidak berubah, maka Ig8 tidak spesifik, yang bersangkutan tidak terinfeksi #o9oplasma.

1!>

;. Bila Ig2 -"0 dan Ig8 -Q0, belum pernah terinfeksi dan beresiko untuk terinfeksi. Bila sedang hamil, perlu dipantau setiap ! bulan pada sisa kehamilan -dokter mengetahui kondisi dan kebutuhan pemeriksaan anda0. Aakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi infeksi =. Bila Ig2 -Q0 dan Ig8 -Q0, kemungkinan mengalami infeksi primer baru atau mungkin juga infeksi lampau tapi Ig8 nya masih terdeteksi -persisten ) lambat hilang0. $leh sebab itu perlu dilakukan tes Ig2 affinity langsung pada serum yang sama untuk memperkirakan kapan infeksinya terjadi, apakah sebelum atau sesudah hamil. 6. Bila Ig2 -Q0 dan Ig8 -"0, pernah terinfeksi sebelumnya. Bila pemeriksaan dilakukan pada awal kehamilan, berarti infeksinya terjadi sudah lama -sebelum hamil0 dan sekarang telah memiliki kekebalan, untuk selanjutnya tidak perlu diperiksa lagi. I&.)!s P- m)- 7 >. #erjadi serokonversi Ig2 dari negatif ke positif atau terjadi peningkatan titer IgG yang bermakna -O + 90 pada pemeriksaan serial selang waktu ! minggu ?. IgM positif dan.atau IgA positif .. IgG Avidity rendah I&.)!s Ko&()& #al 7 !. Ig% positi! dan.atau IgA positi! >. /danya Ig& yang menetap pada tahun pertama setelah kelahiran -pemeriksaan serial0. Infeksi yg terjadi sebelum kehamilan tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi primer yg terjadi pada saat ibu hamil yg berbahaya, $#ususnya pada #rimester pertama.

I.1.1 PEN2EGAHAN Pencegahan terutama untuk ibu hamil, yaitu dengan cara H 8encegah terjadinya infeksi primer pada ibu"ibu hamil " " 8emasak daging sampai suhu 1?5T@ -;;T&0, 1angan menyentuh mukosa mulut bila sedang memegang daging mentah 1!?

" " " "

8encuci buah ayau sayur sebelum dimakan ebersihan dapur &egah kontak dengan kotoran kucing ,iram bekas piring makanan kucing dengan air panas

8encegah infeksi terhadap janin dengan jalan H " " " " ,eleksi wanita hamil dengan tes serologis Pengobatan adekuat bila ada infeksi selama hamil #indakan abortus terapeutik pada trimester I.II *aksinasi pada kucing dengan tujuan untuk mencegah sporulasi dan pelepasan ookista ke lingkungan, dapat menurunkan secara drastis angka infeksi to9oplasma pada binatang dan manusia.

Penyuluhan wanita tentang metode ini menghindari penularan #.gondii selama kehamilan dapat sangat mengurangi kasus infeksi akuisita selama kehamilan. :anita yang tidak mempunyai antibody spesifik terhadap #. gondii sebelum kehamilannya hanya boleh makan daging matang selama hamil dan menghindari kontak dengan ooksita yang di ekskresikan oleh kucing. ucing yang dipelihara di dalam rumah, dipertahankan pada diet yang disiapkan, dan dengan tidak memberi makan daging segar yang tidak dimasak tidak akan berkontak dengan kista #. gondii dan melepaskan ooksita. ,krining serologis, pemantauan ultrasonografi, dan pengobatan wanita hamil selama kehamilan dapat juga mengurangi insidens dan mungkin manifestasi Toxoplasmosis congenital. II.1.3 PENGOBATAN #oksoplasma termasuk penyakit Bsel! limiting diseaseC 8engingat bahwa adanya potensi untuk menimbulkan cacat pada janin maka dapat diberikian terapi. Pada orang dewasa asimtomatik pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan kecuali pada anak berumur ? tahun kebawah. $bat"obatan yang tersedia sekarang hanya membunuh bentuk tachyDoit, belum ditemukan terapi untuk mengatasi bentuk bradyDoit.kista. ,elain obat"obatan, mencegah infeksi to9oplasma dapat diatasi dengan menjaga sistem kekebalan tubuh. Bisa lewat obat"obatan atau cara alamiah seperti mengonsumsi makanan bergiDi, berolahraga dan istirahat yang cukup. BBeberapa suplemen juga bisa membantu 1!;

pertahanan tubuh melawan penyakit dalam waktu yang lama. Fntuk menjaga agar tubuh tetap sehat.C Penting diingat, karena berbentuk parasit, virus tokso di dalam tubuh tidak bisa dihilangkan, tetapi hanya bisa dikontrol agar tidak membahayakan. &aranya dengan melakukan pengobatan antibiotik yang tepat. Aamanya pengobatan bisa memakan waktu berbulan"bulan. ,ampai saat ini pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pyrimet#amine dengan trisul!apyrimidine. ombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan menghambat siklus p"amino asam benDoat dan siklus asam folat. Dosis yang dianjurkan untuk pyrimet#amine ialah +? M ?5 mg per hari selama sebulan dan trisul!apyrimidine dengan dosis +.555 M ;.555 mg sehari selama sebulan. arena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan trombositopenia, maka dianjurkan untuk menambahkan asam folat dan yeast selama pengobatan. 7amun tidak dianjurkan untuk wanita hamil karena bersifat teratogenik. P)&(o*a#a& pa%a *" 4am l #oksoplasmosis pada ibu hamil perlu diobati untuk menghindari toksoplasmosis bawaan pada bayi. $bat"obat yang dapat digunakan untuk ibu hamil adalah spiramisin ! gram.hari yang terbagi dalam !"> dosis tanpa memandang umur kehamilan, atau bilamana mengharuskan maka dapat diberikan dalam bentuk kombinasi pirimetamin dan sulfadiaDin setelah umur kehamilan di atas 1; minggu. ,piramicin merupakan obat pilihan lain walaupun kurang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila dibandingkan dengan obat"obat sebelumnya. ,ebagai strategi baru untuk menanggulangi masalah infeksi toksoplasma yang bersifat persisten ini, digunakan kombinasi imunoterapi dan pengobatan Dat antimikroba yaitu isoprinosine dan levamisol . P)&(o*a#a& pa%a *a5 Pirimetamin + mg.kg selama dua hari, kemudian 1 mg.kg.hari selama +"; bulan, dikikuti dengan 1 mg.kg.hari ! kali seminggu, ditambah ,ulfadiaDin atau trisulfa 155 mg.kg.hari yang terbagi dalam dua dosis, ditambah lagi /sam folinat ? mg.dua hari, atau dengan pengobatan kombinasiH ,piramisin dosis 155 mg.kg.hari dibagi ! dosis, selang"seling setiap bulan dengan pirimetamin, 1!=

Prednison 1 mg.kg.hari dibagi dalam ! dosis sampai ada perbaikan korioreti"nitis. Perlu dilakukan pemeriksaan serologis ulangan untuk menentukan apakah pengobatan masih perlu diteruskan.

Pyrimethamine dan Sulfadiazine ,

ombinasi pyrimet#amine and sul!adia"ine,- folic

acid antagonists dengan efek sinergi 0 digunakan untuk menurunkan derajat infeksi kongenital dan meningkatkan proporsi neonatus tanpa gejala. Asam Folinat untuk mencegah kerusakan pada janin. II.1.6 KOMPLIKASI 1. !ompl !as pa%a !)4am la& $ *"' Diagnosis dini penting untuk dilakukan karena penyakit ini lebih berat mengenai janin jika ibu terinfeksi pada trimester awal kehamilan. 8eskipun begitu, penyakit ini lebih banyak ditransmisikan pada trimester akhir kehamilan. 2ejala"gejala yang bisa dirasakan oleh ibu antara lain lemah, nyeri otot, dan terkadang limfadenopati namun terkadang pula ibu tidak mengalami gejala sama sekali. 2. !ompl !as pa%a *a5 ,ecara klinis, bayi baru lahir biasanya mengalami berat lahir rendah, #epatosplenomegali, i$terus, dan anemia. Beberapa janin mungkin memiliki kelainan neurologis, kalsifikasi intracranial, hidrosefalus, dan mikrosefali sementara yang lain mungkin bahkan mengalami korioretinitis dan gangguan belajar. Penemuan ini mendukung trias klasik untuk to9oplasmosis yakni korioretinitis, kalsifikasi intracranial, dan hidrosefalus.#erkadang pula gejala yang muncul disertai adanya kejang.

II.2 29TOMEGALO>I0US II.2.1 DEFINISI Penyakit ini disebabkan oleh Human cytomegalovirus, virus D7/, subfamili betaherpesvirus, famili herpesviridae. Penularannya B%espiratory dropletsC, kontak dengan sumber infeksi -saliva, urin, sekresi serviks dan vagina, sperma, /,I, airmata0, melalui transfusi 1!6

dan transplantasi organ sekresi maupun ekskresi tubuh yang terinfeksi -urine, ludah, air susu ibu, cairan vagina, dan lain"lain0. 8asa inkubasi penyakit ini antara !"6 minggu. rupa sehingga dapat menimbulkan masa latent atau dormant. angka kejadian yang tinggi. II.2.2 EPIDEMIOLOGI Cytomegalovirus -&8*0 merupakan penyebab infeksi kongenital dan perinatal yang paling umum di seluruh dunia. Prevalensi infeksi &8* kongenital bervariasi luas di antara populasi yang berbeda, ada yang melaporkan sebesar 5,+ M!< ?, ada pula sebesar 5,= sampai >,1<. Peneliti lain mendapatkan angka infeksi 1<"+< dari seluruh kehamilan. Infeksi &8* pada negara maju merupakan penyebab utama kelainan kongenital dengan angka kejadian 5,!"+< dari kelahiran hidup.= ,ebesar 15"1? < bayi yang terinfeksi secara kongenital adalah simptomatik dengan manifestasi akibat terserangnya susunan saraf pusat, hepatosplenomegali, mikrosefali, retardasi mental, gangguan psikomotor, ikterus, petechie, korioretinitis, dan kalsifikasi serebral.= ,ebanyak 15"1? < bayi dengan infeksi kongenital virus ini adalah asimptomatik yang tampak normal saat lahir, namun akan ada sekuel pada 1"+ tahun kemudian berupa cacat neurologis atau gangguan pendengaran dan penglihatan.;,= ,tagno dan :hitley pada 146? membagi resiko maternal terinfeksi &8* baik primer maupun rekuren pada kehamilan menjadi dua kelompok yaitu berdasar sosioekonomi.1,; arakteristik virus dari golongan ini adalah kemampuannya untuk beradaptasi di dalam tubuh manusia sedemikian ehamilan tidak terbukti meningkatkan keparahan infeksi &8*, namun dapat mengakibatkan infeksi kongenital dengan

1!4

2ambar +.+ arakteristik infeksi &8* pada kehamilan.1,;

II.2.3 ETIOLOGI II.+.!.a. 8$%@$A$2I I. S .a#+s .a# > -"s ,itomegalovirus -&8*0 adalah virus golongan herpesvirus yang paling besar. *irus ini memiliki inti D7/ double heliks, dalam bentuk toroid yang dikelilingi oleh lapisan protein ikosahedral dengan 1;+ kapsomer. 2enom D7/ yang dimiliki oleh virus ini yaitu B8 1?5 9 15 ;, +>5 kbp lebih besar dibandingkan virus herpes simpleks -',*0, namun hanya beberapa protein tersandi oleh virus yang berhasil dikarakterisasi. ,uatu glikoprotein permukaan sel bekerja sebagai reseptor @c yang mengikat @c immunoglobulin, sehingga sel terinfeksi dapat menghindari penghancuran imun dengan membuat lapisan pelindung dari immunoglobulin host.!

1>5

2ambar +.1 -/0 &8* pada kultur sel fibroblast paru"paru embrionik manusia. -B0Inklusi intranuclear dengan gambaran Horses#oe0 -&0 Dense bodies. -D0Pematangan virus pada membran nucleus. ,itomegalovirus pada manusia hanya berkembangbiak secara in vivo di dalam fibroblast meskipun terkadang ditemukan dalam sel epitel.! Dalam fibroblast, &8* membentuk formasi badan inklusi intranukleus dan intrasitoplasmik.; *irus ini mampu mengubah sel manusia, namun tidak diketahui apakah virus ini bersifat onkogenik in vivo. #ampak sel dengan inti ganda, sel yang terinfeksi membesar.! %eplikasi &8* sangat lambat yaitu sampai di atas =5 jam bahkan lebih lambat daripada ',* maupun varisella"Doster yang hanya sekitar 16 jam. Infeksi menyebar dari sel ke sel sehingga perlu waktu beberapa minggu supaya seluruh lapisan tunggal terinfeksi. ,el yang terinfeksi akan mati, sintesis makromolekul host berhenti sejak awal infeksi. ,intesis protein dan D7/ seluler normal sebenarnya berhenti saat replikasi dimulai.! II.+.!.b. #%/78I,I T0ANSMISI 2M> %isiko mendapatkan sitomegalovirus -&8*0 melalui kontak biasa sangat kecil. *irus ini biasanya ditularkan dari orang yang terinfeksi kepada orang lain melalui kontak langsung dari cairan tubuh, seperti urin, air liur, atau /,I. &8* ditularkan secara seksual dan dapat menyebar melalui organ"organ transplantasi dan transfusi darah - arger, +5510.? 8eskipun &8* dapat ditularkan melalui /,I, infeksi yang terjadi dari pemberian /,I biasanya tidak menimbulkan gejala atau penyakit pada bayi. 1>1 arena infeksi &8* setelah lahir

dapat menyebabkan penyakit pada bayi lahir prematur atau rendah sangat berat, ibu bayi tersebut harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka tentang menyusui T-a&sm s 2M> s)lama K)4am la& Fntuk wanita hamil, dua transmisi yang paling umum untuk &8* melalui hubungan seksual dan melalui kontak dengan urin atau air liur yang terinfeksi &8*.? P)&"la-a& 2M> !) Ba5 s)*)l"m La4 &8* dapat menular dari ibu hamil ke janinnya selama kehamilan. *irus dalam darah ibu masuk lewat plasenta dan menginfeksi darah janin. /ntara bayi yang lahir dengan infeksi &8* -infeksi &8* kongenital0, sekitar 1 dari ? akan memiliki cacat permanen, seperti cacat perkembangan atau gangguan pendengaran II.+.!.c. P/#$2N7N,I, &8* adalah virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vitro dan in vivo. Nfek patologis infeksi &8* adalah sel yang membesar dengan badan inklusi virus - viral inclusion bodies0. ,ecara mikroskopis, sebutan bagi sel ini adalah mata burung hantu. :alaupun merupakan suatu dasar diagnosis, tampilan histologis seperti ini hanya ada sedikit atau tidak ada pada organ terinfeksi -/khter P :ills, +5150.;

Gam*a- 2. Pewarnaan #ematoxylin)eosin pada potongan paru menunjukan inklusi mata burung hantu yang tipikal -:iedbrauk, dalam /khter P :ills, +5150 1>+

&8* dapat ditularkan melalui berbagai cara melalui kontak yang erat dengan bahan yang berhubungan dengan virus. 8asa inkubasi adalah >"6 minggu pada remaja dan dewasa. ebanyakan infeksi &8* bersifat subklinis. %ediated imunity ditekan oleh infeksi primer &8* dan perlu waktu beberapa bulan untuk memulihkan respon seluler.! *irus &8* memasuki sel dengan cara terikat pada reseptor yang ada di permukaan sel inang, kemudian menembus membran sel, masuk ke dalam vakuola di sitoplasma, lalu selubung virus terlepas, dan nucleocapsid cepat menuju ke nukleus sel inang -uncoating0 -Budipardigdo, +55=0=. %iwayat infeksi &8* sangat kompleks, setelah infeksi primer, virus diekskresi melalui beberapa tempat dan ekskresi virus dapat menetap beberapa minggu, bulan, bahkan tahun sebelum virus hidup laten. Infeksi &8* dengan paparan yang pertama kali disebut dengan infeksi primer. Infeksi ini dapat berlangsung simptomatis atau asimptomatis. *irus akan menetap dalam waktu yang lama dalam host dan kemudian masuk ke dalam sel"sel berbagai jaringan yang disebut dengan infeksi laten. *irus dilepaskan secara intermitten dari faring dan urin selama berbulan"bulan bahkan tahunan setelah infeksi primer. Infeksi yang lama pada ginjal tidak merusak ginjal pada orang normal, namun diduga turut mengganggu fungsi ginjal pada pasien transplantasi ginjal.! /pisode infeksi ulang sering terjadi, karena reaktivasi dari keadaan laten dan terjadi pelepasan virus lagi. Infeksi ulang juga dapat terjadi eksogen dengan strain lain dari &8*. Infeksi &8* dapat terjadi setiap saat dan menetap sepanjang hidup. C,ekali terinfeksi, tetap terinfeksiC, virus hidup dormant dalam sel inang tanpa menimbulkan keluhan atau hanya keluhan ringan seperti common cold. %eplikasi virus merupakan faktor risiko penting untuk penyakit dengan manifestasi klinik infeksi &8*. Penyakit yang timbul melibatkan peran dari banyak molekul baik yang dimiliki oleh &8* sendiri maupun molekul tubuh inang yang terpacu aktivasi atau pembentukannya akibat infeksi &8*. &8* dapat hidup di dalam bermacam sel seperti sel epitel, endotel, fibroblas, leukosit polimorfonukleus, makrofag yang berasal dari monosit, sel dendritik, limfosit # -&D>Q , &D6Q0, limfosit B, sel progenitor granulosit"monosit. Dengan demikian berarti &8* menyebabkan infeksi sistemik dan menyerang banyak macam organ antara lain kelenjar ludah, tenggorokan, paru, saluran cerna, hati, kantong empedu, limpa, pankreas, ginjal, adrenal, otak atau sistem syaraf pusat. *irus dapat ditemukan dalam saliva, air 1>!

mata, darah, urin, semen, sekret vagina, air susu ibu, cairan amnion dan lain"lain cairan tubuh. Nkskresi yang paling umum ialah melalui saliva, dan urin dan berlangsung lama, sehingga bahaya penularan dan penyebaran infeksi mudah terjadi. Nkskresi &8* pada infeksi kongenital sama seperti pada ibu, juga berlangsung lama %eaktivasi, replikasi dan reinfeksi umum terjadi secara intermiten, meskipun tanpa menimbulkan keluhan atau kerusakan jaringan. %eplikasi D7/ virus dan pembentukan kapsid terjadi di dalam nukleus sel inang. ,el"sel terinfeksi &8* dapat berfusi satu dengan yang lain, membentuk satu sel besar dengan nukleus yang banyak. /ndot#elial giant cells -multinucleated cells0 dapat dijumpai dalam sirkulasi selama infeksi &8* menyebar. ,el berinti ganda yang membesar ini sangat berarti untuk menunjukkan replikasi virus, yaitu apabila mengandung inklusi intranukleus berukuran besar seperti mata burung hantu -o-l eye0 %espons imun seseorang memegang peran penting untuk mengeliminasi virus yang telah menyebabkan infeksi. Pada kondisi kompetensi imun yang baik -imunokompeten0, infeksi &8* akut jarang menimbulkan komplikasi, namun penyakit dapat menjadi berat bila individu berada dalam keadaan immature (belum matang), immunosuppressed (respons imun terte$an) atau immunocompromised (respons imun lema#), termasuk ibu hamil dan neonatus, penderita 'I* -#uman immunode!iciency virus0, penderita yang mendapatkan transplantasi organ atau pengobatan imunosupresan dan yang menderita penyakit keganasan. Pada kondisi tersebut, sistem imun yang tertekan atau lemah, belum mampu membangun respons baik seluler maupun humoral yang efektif, sehingga dapat mengakibatkan nekrosis atau kematian jaringan yang berat, bahkan fatal. Infeksi &8* jauh lebih berat dibandingkan orang normal. Pelepasan virus meningkat dan jauh lebih lama, infeksi pun lebih condong menyebar. %espon imun host diduga mempertahankan &8* pada infeksi laten orang dengan seropositif. %eaktivasi lebih sering terjadi meski lebih ringan. %eaktivasi dapat bersifat virulen seperti infeksi primer tergantung keadaan lingkungan.! Infeksi vertikal melalui plasenta tidak selalu terjadi, namun angka kejadian akan meningkat apabila infeksi pada ibu terjadi pada paruh pertama kehamilannya. Imunitas ibu terhadap &8* tidak mampu mencegah reaktivasi dan infeksi kongenital &8*. 1 Infeksi kongenital kebanyakan disebabkan oleh reinfeksi yang dibuktikan dengan adanya epitop baru dari glycoprotein ' &8* yang sebelumnya tidak ditemukan, hal ini mengkonfirmasi adanya

1>>

strain &8* yang baru.; 7amun, infeksi kongenital yang disebabkan oleh reaktivasi biasanya bersifat asimptomatik dibandingkan dengan yang disebabkan oleh infeksi primer.1,; Infeksi primer pada ibu hamil menyebabkan infeksi intrauterine hanya sebesar !5">5< karena barier inate mencegah transmisi tersebut. Diantara bayi yang terinfeksi tersebut, sebesar 1?< memperlihatkan gejala klinik atau simptomatik. ebanyakan infeksi kongenital yang simptomatik berasal dari ibu dengan infeksi primer.; Infeksi reaktivasi merupakan faktor resiko yang kecil untuk menyebabkan infeksi kongenital, hal ini dibuktikan hanya sedikit kasus infeksi kongenital simptomatik dengan ibu yang telah memiliki imun terhadap &8*.; 8ekanisme transmisi infeksi &8* dari ibu ke janin masih sedikit yang diketahui. &8* kongenital terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi -viremia0 ibu menular ke janin. ejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 5,?M 1< dari kasus yang mengalami reinfeksi atau rekuren. *iremia pada ibu hamil dapat menyebar melalui aliran darah -per #ematogen0, menembus plasenta, menuju ke fetus baik pada infeksi primer eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen, yang mungkin akan menimbulkan resiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. ,elama infeksi primer pada ibu, leukosit membawa virus sehingga terjadi infeksi intrauterine melalui sel mikrovaskular endothelial uterus. ,el"sel tersebut berhubungan secara langsung dengan cytotrophoblast yang menginvasi arteriol maternal. &ytotrophoblast yang terinfeksi menyebarkan infeksi ke inti villous termasuk fibroblast dan sel endothelial sehingga infeksi menyebar ke janin.; /lternatif penularan infeksi primer pada ibu ke janin yaitu melalui stroma villous dimana leukosit ibu yang terinfeksi &8* menembus lapisan syntitiotrophoblast. *irion &8* melapisi antibodi, kemudian memasuki syntitiotrophoblast melalui mekanisme transcytosis yang didukung dengan transport Ig2 ibu ke janin.; %esiko pada infeksi primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi transplasenta juga dapat terjadi, karena sel terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi. #ransmisi tersebut dapat terjadi setiap saat sepanjang kehamilan, namun infeksi yang terjadi sampai 1; minggu pertama, akan menimbulkan penyakit yang lebih berat. Infeksi kongenital &8* ditransmisikan melalui placenta sehingga mempengaruhi diferensiasi dan kemampuan invasi cytotrophoblast. 'al ini menjelaskan mengapa terjadi abortus pada wanita hamil dengan infeksi primer.; 1>?

%espons imun pada fetus dan anak diperantarai sel yang terbentuk 1 minggu sebelum respons humoral, mencapai puncak sama dengan respons humoral. %espons imun seluler mulai dapat terdeteksi dengan baik pada umur fetus ++ minggu. /ktivasi dan diferensiasi sel # &D> Q dapat terjadi, meskipun kemampuan untuk menghasilkan I@7"U masih lemah. 'asil suatu studi menyatakan bahwa peran sel # &D>Q spesifik dengan frekuensi yang tinggi pada neonatus memungkinkan terjadi stimulasi terhadap imunitas seluler, sehingga infeksi &8* kongenital bersifat asimtomatik. %espons imun humoral dimulai pada 4 M 11 minggu kehamilan, namun kadar antibodi dalam sirkulasi tetap rendah sampai pertengahan kehamilan, kecuali terdapat virus dalam titer tinggi dan ada perkembangan reseptor antigen di permukaan sel keadaan ini, kadar antibodi meningkat dengan predominan Ig8. Pada infeksi kongenital, Ig2 maternal dapat menembus plasenta masuk ke sirkulasi fetus, sedangkan Ig8 atau Ig/ yang terdeteksi pada darah tali pusat neonatus, menunjukkan bahwa antibodi tersebut diproduksi oleh fetus atau bayi sendiri yang terinfeksi secara vertikal dari ibu. Pada reaktivasi, antibodi anti"&8* terbentuk adekuat, sebaliknya terjadi defek imunitas yang diperantarai sel dengan penurunan jumlah sel 7 dan # &D6Q. II.2.4 MANIFESTASI KLINIS !. 8anifestasi klinis pada Ibu 'amil H Infeksi primer &8* umumnya tidak menampakkan gejala klinis pada orang dengan imun yang normal. ,ebanyak kurang dari ?< wanita hamil dengan infeksi primer &8* merupakan asimptomatik dan sedikit dari wanita tersebut yang mengalami sindrom mononucleosis. 'al ini membuat infeksi &8* tidak dapat didiagnosa hanya berdasarkan gejala klinis.; Fmumnya O45< infeksi &8* pada ibu hamil asimpomatik, tidak terdeteksi secara klinis. 2ejala yang timbul tidak spesifik, yaituH demam, lesu, sakit kepala, sakit otot dan nyeri tenggorok. ,aat ini belum ada bukti bahwa kehamilan akan meningkatkan keparahan infeksi &8* namun menyalurkan pada bayi yang dikandungnya, sehingga bayi yang dikandungnya akan mendapatkan kelainan kongenital. ,elain itu wanita yang hamil dapat mengalami keguguran akibat infeksi &8*.

1>;

2ejala klinis major mononukleosis &8* terdiri dari demam, adenopati cervical, sakit tenggorokan, splenomegali, hepatomegali, dan rash, biasanya tidak terdeteksi. 2ejala minor berupa malaise, fatigue, pusing, dan myalgia. 2ejala tersebut dapat diketahui melalui anamnesa pada orang yang berpengalaman dan dapat diketahui waktu onset infeksi. Penentuan waktu onset infeksi merupakan hal yang penting karena beberapa hal. Pertama, menentukan prognosis dimana infeksi yang terjadi sebelum konsepsi memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan saat kehamilan. >. 8anifestasi linis pada Bayi #ransmisi dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan, Infeksi pada kehamilan sebelum 1; minggu dapat mengakibatkan kelainan kongenital berat. 2ejala klinik infeksi &8* pada bayi baru lahir jarang ditemukan. Dari hasil pemeriksaan virologis, &8* hanya didapat ?"15< dari seluruh kasus infeksi kongenital &8*. Bayi dengan infeksi &8* kongenital memiliki tingkat mortalitas +5"!5<. ematian biasanya disebabkan disfungsi hati, perdarahan, dan intravaskuler koagulopati atau infeksi bakteri sekunder. asus infeksi kongenital &8* hanya !5">5< saja yang disertai persalinan prematur. Dari semua yang prematur setengahnya disertai Pertumbuhan 1anin #erhambat -P1#0. 15< dari janin yang menunjukkan tanda"tanda infeksi kongenital mati dalam dua minggu pertama. infeksi kongenital pada anak baru lahir jelas gejalanya. 2ejala infeksi pada bayi baru lahir bermacam"macam, dari yang tanpa gejala apa pun sampai berupa demam, kuning -'aundice0, gangguan paru, pembengkakan kelenjar limfe, pembesaran hati dan limpa, bintik merah di sekujur tubuh, serta hambatan perkembangan otak -mikrosepali0. 'al ini bisa menyebabkan buta, tuli, retardasi mental bahkan kematian. #etapi ada juga yang baru tampak gejalanya pada masa pertumbuhan dengan memperlihatkan gangguan neurologis, mental, ketulian dan visual. yang dapat muncul pada infeksi &8* antara lain -@irman, +55406 H e. Infeksi pada sistem saraf pusat -,,P0 antara lainH meningoencephalitis, kalsifikasi, mikrosefali, gangguan migrasi neuronal, kista matriks germinal, ventriculomegaly dan #ypoplasia cerebellar0. Penyakit ,,P biasanya menunjukan gejala dan tanda berupaH kelesuan, hypotonia, kejang, dan pendengaran defisit. omplikasi

1>=

f.

elainan pada mata meliputi korioretinitis, neuritis optik, katarak, koloboma, dan mikroftalmia.

g. ,ensorineural hearing defisit -,7'D0 atau kelainan pendengaran dapat terjadi pada kelahiran, baik unilateral atau bilateral, atau dapat terjadi kemudian pada masa kanak"kanak. Beberapa pasien memiliki pendengaran normal untuk pertama ; tahun hidup, tetapi mereka kemudian dapat mengalami perubahan tiba"tiba atau terjadi gangguan pendengaran. Di antara anak"anak dengan defisit pendengaran, kerusakan lebih lanjut dari pendengaran terjadi pada ?5<, dengan usia rata"rata perkembangan pertama pada usia 16 bulan -kisaran usia +"=5 bulan0. 2angguan pendengaran merupakan hasil dari replikasi virus dalam telinga bagian dalam. h. 'epatomegali dengan kadar bilirubin direk transaminase serum meningkat. ,ecara patologis dijumpai kolangitis intralobar, kolestasis obstruktif yang akan menetap selama masa anak. Inclusian dijumpai pada sel kupffer dan epitel saluran empedu. II.2./ DIAGNOSIS II.+.?. a. /7/87N,/ &8* adalah virus herpes double)stranded D7/ dan merupakan infeksi yang paling umum virus bawaan. #ingkat seropositif &8* meningkat dengan usia. Aokasi geografis, kelas sosial ekonomi dan bekerja pameran faktor lain yang mempengaruhi risiko infeksi. Infeksi &8* membutuhkan kontak dekat melalui air liur, urin dan cairan tubuh lainnya. emungkinan rute transmisi termasuk kontak seksual, transplantasi organ, transmisi transplasenta, penularan melalui /,I dan transfusi darah -jarang0 -8arino et al, +51504. %eaktivasi primer atau infeksi berulang dapat terjadi selama kehamilan dan dapat menyebabkan infeksi &8* kongenital. Infeksi transplasental dapat mengakibatkan pembatasan pertumbuhan intrauterin, gangguan pendengaran sensorineural, kalsifikasi intrakranial, mikrosefali, hidrosefalus, hepatosplenomegali, psikomotorik keterbelakangan dan atrofi optik 8asa inkubasi infeksi perinatal bervariasi antara > dan 1+ minggu -rata"rata, 6 minggu0. 1umlah virus pada bayi dengan infeksi perinatal lebih sedikit dibandingkan yang berkembang di infeksi kongenital, infeksi ini bersifat kronis, virus dapat bertahan selama 1>6

bertahun"tahun.

ebanyakan bayi dengan infeksi perinatal adalah asimtomatik, karena bayi

memiliki antibodi ibu -Ig20 terhadap &8*. ,ebaliknya, 1?"+?< bayi prematur yang terinfeksi dapat mengembangkan penyakit klinis, seperti pneumonia, hepatitis atau penyakit sepsis dengan gejala apnea, bradikardia, hepatosplenomegali, distensi usus, anemia, trombositopenia dan fungsi hati yang abnormal. Infeksi &8* yang didapat karena tranfusi pada bayi prematur dengan bayi lahir sangat rendah berat badan mungkin mengalami gejala" gejala menyerupai CI . Infeksi maternal lebih mungkin disebabkan reaktivasi virus laten dan dengan demikian tidak menimbulkan gejala atau bermanifestasi sebagai demam rendah, malaise dan mialgia. Infeksi primer &8* biasanya tanpa gejala, tetapi nyata bisa sebagai gambar mononukleosislike, dengan demam, kelelahan dan limfadenopati. Perempuan yang berada dalam kontak yang dekat dengan anak"anak atau anak"anak di prasekolah, pekerja penitipan atau pekerja kesehatan berisiko lebih tinggi terhadap infeksi. II.+.?. b. PN8N%I ,//7 @I,I . &8* biasanya diisolasi dari urin dan air liur, tetapi dapat diisolasi dari cairan tubuh lainnya, termasuk /,I, sekresi leher rahim, cairan ketuban, sel"sel darah putih, cairan serebrospinal, sampel tinja dan biopsi. #es terbaik untuk diagnosis infeksi bawaan atau perinatal adalah isolasi virus atau demonstrasi reaksi berantai materi &8* genetik -P&%0 dari urin atau air liur bayi baru lahir. ,ensitivitas P&% dengan spesimen urin adalah 64< dan spesifisitas 4;<. ,ampel urine dapat didinginkan ->0 tetapi tidak boleh beku dan disimpan pada suhu kamar. #ingkat pemulihan virus 4!< dalam urin setelah = hari pendinginan, kemudian menurun menjadi ?5< setelah 1 bulan. Peningkatan titer Ig2 empat kali lipat di dalam sera pasangan atau anti"&8* Ig8 yang positif kuat berguna mendiagnosis infeksi, tes serologis tidak dianjurkan untuk diagnosis infeksi pada bayi baru lahir. 'al ini dikarenakan deteksi Ig2 anti" &8* pada bayi baru lahir mencerminkan antibodi yang diperoleh dari ibu melalui transplasental dan antibodi tersebut dapat bertahan sampai 16 bulan. Fji Ig8 juga dapat bernilai positif palsu dan negatif palsu, Computed tomograp#y -&#0 lebih 1>4

sensitif untuk mendeteksi kalsifikasi intracranial. 8%I dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan migrasi neuronal dan lesi parenkim serebral. /mniosentesis merupakan tes diagnostik prenatal tunggal yang paling berharga, sedangkan P&% atau kultur virus dari cairan ketuban, mempunyai tingkat spesifisitas dan sensitivitas yang sama. uantitatif P&% menunjukkan 15? genom.mA cairan ketuban yang mungkin mengandung prediktor gejala infeksi congenital. Fltrasonografi kelainan janin pada wanita hamil dengan infeksi primer atau berulang biasanya menunjukkan gejala infeksi janin. elainan sonografi janin yang dilaporkan termasuk oligohidroamnios, pembatasan pertumbuhan intrauterin, mikrosepali, ventrikulomegali, kalsifikasi intrakranial, hipoplasia corpus callosum, asites, hepatosplenomegali, #ypoec#ogenic bo-el, efusi pleura dan pericardial. II.+.?. c. PN8N%I ,//7 PN7F71/72 Isolasi virus merupakan cara diagnosis infeksi &8* yang terbaik. *irus ini dapat ditemukan dari usap tenggorokan, urin, dan cairan tubuh lainnya. ,ayangnya, metode ini memerlukan waktu yang cukup lama yaitu 1"+ minggu sehingga terlalu lambat sebagai penuntun terapi pada penderita dengan imun yang tertekan. ,aat ini telah dikembangkan metode diagnostik yang cepat antara lain observasi badan inklusi dalam jaringan atau sel deskuamasi dalam urin, deteksi langsung antigen virus, visualisasi virus dengan mikroskop electron, dan hibridisasi D7/.! 8etode serologis ditujukan untuk menemukan antibodi anti &8*. Diagnosis infeksi primer ditunjukkan dengan perubahan seronegatif menjadi seropositif pada pemeriksaan serial. ,eropositif ditandai dengan adanya Ig8 dan Ig2 anti &8*. Pemeriksaan serial dilakukan dengan jarak tiga minggu.= /pabila didapatkan hasil negatif, maka tindak lanjut dapat ditunda. /pabila didapatkan hasil postif maka diagnosis infeksi primer pada ibu dan diagnosis prenatal dapat ditegakkan.+ #es ,erologi " *irus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. 1?5

" "

#es serologis mungkin terjadi peningkatan I(M yang mencapai kadar puncak ! M ; bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1M + tahun kemudian. Ig2 meningkat secara cepat dan bertahan seumur hidup.

8asalah dari interpretasi tes serologi adalah H >. enaikan I(M yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi yang tepat ?. /ngka negatif palsu yang mencapai +5< ;. /danya I(G tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten

,elain itu, metode serologi juga dapat ditentukan dengan 7o- Ig& Avidity yang dapat bertahan positif selama +5 minggu pada infeksi primer. lebih dari 45< infeksi primer &8* positif terhadap antibodi ini.= ,ayangnya, metode ini tidak dapat membedakan strain yang berbeda antara isolat klinik. Dalam hal ini, mungkin penentuan enDim D7/ &8* lebih berguna.! Diagnosis pranatal dilakukan melalui isolasi virus dan P&% dari cairan amnion yang diperoleh dari amniosentesis.= AaDarotto dkk melaporkan bahwa cairan amnion lebih baik dalam diagnosis prenatal dibandingkan darah janin.6 /mniosentesis sendiri paling baik bila dilakukan pada usia kehamilan +1 sampai +! minggu karena beberapa hal. Pertama, diuresis janin belum sempurna sebelum usia kehamilan +5 minggu sehingga dapat menimbulkan negatif palsu. edua, infeksi dari ibu baru dapat terdeteksi pada cairan ketuban setelah infeksi berlangsung ;"4 minggu. etiga, infeksi kongenital yang berat biasa terjadi bila infeksi maternal terjadi usia kehamilan 1+ minggu.= Nfek infeksi &8* pada janin dapat dideteksi dengan F,2, &# scan, maupun 8%I.1 Pada hasil F,2 dengan oligohidramnion, polihidramnion, hidrops nonimun, asites janin, gangguan pertumbuhan janin, mikrosefali, hidrosefalus, kalsifikasi intracranial, hepatosplenomegali, dan kalsifikasi intrahepatik dapat dicurigai terjadi infeksi &8* intrauterine. Dengan pemeriksaan F,2 dilakukan identifikasi P1# simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat. Disamping itu dapat dilakukan pemeriksaan biakn sitomegalovirus dalam cairan amnion untuk membantu diagnosa infeksi &8*.= Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi /nti &8* Ig2 dan Ig8, serta /viditas /nti"&8* Ig2. 1?1

I.2.1 PEN2EGAHAN Belum ada tindakan yang benar"benar dapat mengendalikan infeksi &8*, yang dapat dilakukan adalah mengurangi penyebaran yaitu dengan menjaga hygiene. 8isalnya dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dengan baik selama +5 detik, terutama setelah kontak dengan cairan tubuh yang dapat menyebarkan infeksi seperti setelah mengganti popok, tidak mencium anak"anak di bawah ; tahun pada mulut atau pipi mereka, dan tidak berbagi makanan, minuman maupun alat makan dengan anak kecil. arena kontak dengan saliva dan urin anak kecil merupakan penyebab utama infeksi pada wanita hamil. ? ,elain itu, perlu dilakukan isolasi pada bayi dengan penyakit inklusi sitomegalik untuk mencegah penyebaran.! Pada transfusi darah dan transplantasi organ perlu dilakukan screening. ! ,creening melaui uji laboratorium sebaiknya dilakukan pada semua donor baik transfusi darah maupun transplantasi organ, bila terdapat peningkatan Ig2 anti &8* pada pemeriksaan serial maka transfusi atau transplantasi tidak dilakukan.+ /pabila seorang calon ibu telah terbukti mengalami infeksi primer &8*, sebaiknya menunda kehamilan. Pada bayi yang baru lahir dari ibu dengan infeksi &8*, seharusnya dilakukan deteksi Ig8 anti &8* untuk diagnosa infeksi kongenital. + ,aat ini telah dikembangkan vaksin untuk cytomegalovirus. /da lima macam vaksin yaitu vaksin hidup yang dilemahkan, vaksin virus rekombinan, vaksin subunit, vaksin peptida, dan vaksin D7/. Bayi baru lahir dari ibu yang menderita infeksi &8*, perlu dideteksi Ig8 anti"&8* untuk mengetahui infeksi kongenital.; , dan menghindari transplantasi organ tubuh dari donor seropositif ke resipien seronegatif. II.2.3 PENGOBATAN Pengobatan bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Pada pasien imunosupresi, &8* dapat diobati dengan asiklovir, gansiklovir, valgansiklovir, sidofovir dan, mungkin, foskarnet. 3ang paling penting, orang tua dari anak"anak dengan infeksi &8* bawaan berat perlu konseling untuk membantu mereka mengatasi kemungkinan kerusakan otak atau kematian. 1?+

Pilihan terapi terbaik dan pencegahan penyakit &8* yaitu gansiklovir dan valgansiklovir. Pilihan lainnya merupakan lini kedua antara lain foscarnet dan cidofovir . onsensus yang menyatakan hal yang lebih baik antara profilaksis dengan terapi preemptive yang lebih baik untuk pencegahan infeksi &8* pada penerima organ transplan solid -,chleiss, +515015. T)-ap m)% !am)&#osa 4. Ga&s !lo< 2ansiklovir terlisensi untuk terapi infeksi &8*. 7ukleotida asiklik sintetik secara struktural serupa dengan guanin. ,truktur tersebut serupa pada acyclovir yang membutuhkan fosforilasi aktivitas antiviral. NnDim yang bertanggung jawab untuk fosforilasi adalah produk gen FA4= virus, sebuah protein kinase. %esistensi dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang, secara umum terjadi karena mutasi gen ini. Indikasi obat ini untuk anak immunocompromised seperti infeksi 'I*, postransplan, dan lain"lain jika secara klinis dan virologis membuktikan penyakit spesifik berakhirnya organ yang spesifik. Pada balita, terapi antiviral dengan gansiklovir mungkin berguna menurunkan prevalensi sekuel perkembangan neural, umumnya tuli sensorineural. ,ebuah penelitian mengenai penyakit alergi dan infeksiinstitusi nasional di negara peneliti menunjukkan perbaikan relatif pada pendengaran pada tuli simtomatik kongenital &8* yang diterapi dengan gansiklovir. 8eskipun demikian, terapi pada neonatus harus dikonsultasikan oleh ahlinya. ,ampai saat ini belum ada terapi infeksi &8* yang memuaskan. $bat"obatan biasa digunakan pada infeksi &8* yang berat berupa retinitis, esofagitis pada pasien dengan 'I*, serta profilaksis pada penerima transplantasi organ. $bat yang biasa digunakan antara lain ganciclovir, foscarnet, cidofir, dan valaciclofir. /kan tetapi, sampai sekarang belum dievaluasi efektifitas obat tersebut. $bat"obatan tersebut tidak dapat digunakan pada wanita hamil karena memiliki efek samping terhadap janin.= /. Imm"&o(lo*"l &

1?!

Imunoglobulin digunakan sebagai imunisasi pasif untuk mencegah penyakit Cytomegalovirus simtomatik. Bukti pada kehamilan menyarankan infus Ig &8* pada wanita dengan infeksi primer dapat mencegah transmisi dan memeperbaiki kondisi kelahiran. &ytomegalovirus Intravenous Immune 2lobulin -'uman0 -&8*"I2I*0, adalah sebuah imunoglobulin 2 -Ig20 mengandung sejumlah standar antibodi terhadap sitomegalovirus -&8*0. Ini dapat digunakan untuk profilaksis penyakit sitomegalovirus terkait dengan transplantasi ginjal, paru"paru, hati, pankreas jantung, dan. ,endiri atau dalam kombinasi dengan agen antivirus, telah ditunjukkan untukH

8engurangi risiko terkait &8* penyakit dan kematian di beberapa risiko tinggi pasien transplantasi 8emberikan manfaat kelangsungan hidup jangka panjang terukur

1. >al(a&s !lo< - $>G2>' *algansiklovir -*2&*0 adalah sebuah prodrug turunan valyl dari gansiklovir. ,etelah absorbsi di intestinum, moase valine cepat diurai oleh hepar menghasilkan 2&*. Gat ini inaktif dan membutuhkan trifosforilasi untuk aktivitas virostatis.

II.3 0UBELLA II.3.1 DEFINISI %ubella atau campak jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu virus %7/ dari golongan #ogavirus. &ampak 1erman -%ubella, &ampak ! hari0 adalah suatu infeksi virus menular, menyerang, terutama, kulit dan kelenjar getah bening yang menimbulkan gejala ringan -misalnya nyeri sendi dan ruam kulit0. Berbeda dengan campak, rubella tidak terlalu menular dan jarang menyerang anak"anak. 1ika menyerang wanita hamil -terutama pada saat kehamilan berusia 6"15 minggu0. Bisa menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau kelainan bawaan pada bayi.

1?>

II.3.2 EPIDEMIOLOGI ,ebelum vaksin untuk melawan %ubella tersedia pada tahun 14;4, epidemi rubella terjadi setiap ; s.d. 4 tahun. /nak"anak dengan usia ? " 4 menjadi korban utama dan muncul banyak kasus rubella bawaan. ,ekarang, dengan adanya program imunisasi pada anak"anak dan remaja usia dini, hanya muncul sedikit kasus rubella bawaan. elainan pada fetus !5< pada infeksi rubella minggu pertama kehamilan serta 6?< bayi terinfeksi rubella kongenital. II.3.3 ETIOLOGI

lasifikasi virus %ubella H umpulan H umpulan I* --Q0ss%7/0 @amili H #ogaviridae 2enus H %ubivirus ,pesies H %ubella virus &ampak %ubella disebabkan oleh suatu %7/ virus, genus %ubivirus, famili #ogaviridae. *irus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Infeksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. Penyebab rubella atau campak 1erman adalah virus rubella. 8eski virus penyebabnya berbeda, namun rubella dan campak -rubeola0 mempunyai beberapa persamaan. %ubella dan campak merupakan infeksi yang menyebabkan kemerahan pada kulit pada penderitanya. Perbedaannya, rubella atau campak 1erman tidak terlalu menular

1??

dibandingkan campak yang cepat sekali penularannya. Penularan rubella dari penderitanya ke orang lain terjadi melalui percikan ludah ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. Periode inkubasi rubella adalah 1> " +! hari, dengan rata"rata inkubasi adalah 1; " 16 hari. *irus ini cepat menular, penularan dapat terjadi sepekan -1 minggu0 sebelum timbul bintik" bintik merah pada kulit si penderita berlangsung selama ! hari, ,ampai lebih kurang sepekan setelah bintik tersebut menghilang. 7amun bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. 2ejala baru timbul kira"kira 1> M +1 hari kemudian. ,elain itu, campak lebih lama proses penyembuhannya sementara rubella hanya ! hari, karena itu pula rubella sering disebut campak ! hari. Pembengkakan kelenjar akan berlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akan berlangsung selama lebih dari dua minggu. /nak"anak yang terkena rubella akan pulih dalam jangka waktu satu minggu sementara pada orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih II.3.4 MANIFESTASI KLINIS eluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak, !5"?5< tidak bergejala. Bercak"bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa. Biasanya, bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik"titik kecil berwarna merah muda. Dalam waktu +> jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak"bercak ini biasanya hilang dalam waktu 1 sampai > hari. #anda"tanda dan gejala Infeksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau + hari -!=.+ " !=.6 derajat celcius0 dan kelenjar getah bening yang membengkak dan perih, biasanya di bagian belakang leher atau di belakang telinga. Pada hari kedua atau ketiga, bintik" bintik -ruam0 muncul di wajah dan menjalar ke arah bawah. Di saat bintik ini menjalar ke bawah, wajah kembali bersih dari bintik"bintik. Bintik"bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali oleh para orang tua. %uam rubella dapat terlihat seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan oleh virus lain. #erlihat sebagai titik merah atau merah muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi sehingga terbentuk tambalan berwarna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi hingga tiga hari. Dengan berlalunya bintik"bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas halus. %uam akan timbul sekitar 1;"16 hari setelah terpapar

1?;

2ejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang dewasa, termasukH sakit kepala, kurang nafsu makan, conjunctivitis ringan -pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata0, hidung yang sesak dan basah, kelenjar getah bening yang membengkak di bagian lain tubuh, serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian -terutama pada wanita muda0. Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa"apa. etika rubella terjadi pada wanita hamil, 15 M 1?< wanita dewasa rentan terhadap infeksi %ubella. Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya gejala penyakit. Im"& #as s)lama !)4am la& H
o o

ehamilan H penurunan fungsi kekebalan yang bersifat Bcell mediatedC Infeksi virus pada wanita hamil akan memperlihatkan gejala yang lebih berat dibanding tidak hamil - infeksi poliomyelitis, cacar air . chicken po9 0 ,istem kekebalan yang masih belum matang pada janin akan menyebabkan janin atau neonatus lebih rentan terhadap komplikasi yang diakibatkan infeksi virus

Derajat penyakit terhadap ibu tidak berdampak terhadap resiko infeksi janin. Infeksi yang terjadi pada trimester I memberikan dampak besar terhadap janin dapat terjadi sindrom rubella bawaan, yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbuh dan turun bila infeksi terjadi pada trimester II dan III. /nak yang terkena rubella sebelum dilahirkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan mental, kesalahan bentuk jantung dan mata, tuli, dan kelainan pada organ hati, limpa dan sumsum tulang. 0 s !o T-a&sm s I&.)!s %a& K),a,a#a& pa%a Ja& &

1?=

Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trisemester I. mula"mula replikasi virus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain. Infeksi ibu pada trisemester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. 8enetapnya virus dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia hemolitika dengan hematopoiesis ekstra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, ensefalitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis. 2ejala rubella kongenital dapat dibagi dalam ! kategori H 1. ,indroma rubella kongenital yang meliputi > defek utama yaitu H g 2angguan pendengaran tipe neurosensorik. #imbul bila infeksi terjadi sebelum umur kehamilan 6 minggu. 2ejala ini dapat merupakan satu" satunya gejala yang timbul. h i j k l 2angguan jantung meliputi PD/, *,D dan stenosis katup pulmonal. 2angguan mata H katarak dan glaukoma. sendiri. %etardasimental dan beberapa kelainan lain antara lainH Purpura trombositopeni -Blueberry muffin rash0 'epatosplenomegali, meningoensefalitis, pneumonitis, dan lain"lain elainan ini jarang berdiri

>. N9tended M sindroma rubella kongenital.. 8eliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuhan dan berbicara, kejang, ikterus dan gangguan imunologi -hipogamaglobulin0. 1?6

?. Delayed " sindroma rubella kongenital. 8eliputi panensefalitis, dan Diabetes 8ellitus tipe"1, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul bertahun"tahun kemudian. Masa inkubasi 8asa inkubasi adalah 1>"+1 hari. #anda yang paling khas adalah adenopati retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. %uam ini terdiri dari bintik"bintik merah tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan jelas pada sekitar +> jam sebelum ruam. Masa prodromal Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya( jarang disertai gejala dan tanda masa prodromal. 7amun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung 1"? hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemerahan pada konjungtiva, rinitis, batuk dan limfadenopati. 2ejala ini segera menghilang pada waktu erupsi timbul. 2ejala dan tanda prodromal biasanya mendahului 1"? hari erupsi di kulit. Pada beberapa penderita dewasa gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebih lama dan bersifat lebih berat. Pada +5< penderita selama masa prodromal atau hari pertama adanya tanda @orschheimer, yaitu makula atau ptekiae pada palatum molle. Pembesaran kelenjar limfe bisa timbul ?"= hari sebelum timbul eksantema, khas mengenai kelenjar suboksipital, postaurikular dan servikal dan disertai nyeri tekan. Masa eksantema ,eperti pada rubeola, eksantema mulai retro"aurikular atau pada muka dan dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubuh. 8ula"mula berupa makula yang berbatas tegas dan kadang"kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbiliform. Pada hari kedua eksantem di muka menghilang, diikuti hari ke"! di tubuh dan hari ke"> di anggota gerak. Pada >5< kasus infeksi rubela terjadi tanpa eksantema. 8eskipun sangat jarang, dapat terjadi deskuamasi posteksantematik. Aimfadenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada rubela. Biasanya pembengkakan kelenjar getah bening itu berlangsung selama ?"6 hari.

1?4

Pada penyakit rubela yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita sudah dapat bekerja seperti biasa pada hari ke"!. sebagian kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata, rasa gatal selama ="15 hari. II.3./ DIAGNOSIS Diagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita oleh karena tidak ada tanda atau gejala yang patognomik untuk rubela. ,eperti dengan penyakit eksantema lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. %ubela merupakan penyakit yang epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita. ,ifat demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, oleh karena demam pada rubela jarang sekali di atas !6,?I&. Pada infeksi tipikal, makula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan badan serta artralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk diagnosis rubela. Perubahan hematologik hanya sedikit membantu penegakan diagnosis. Peningkatan sel plasma ?"+5< merupakan tanda yang khas. relatif. ,ering terjadi penurunan ringan jumlah trombosit. Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. I(M I(G #erdeteksi ? " 15 hari setelah ruam -bisa lebih awal0 adar puncak dicapai sekitar 1? " !5 hari 8enurun perlahan sampai beberapa tahun hingga mencapai titer rendah dan konstan I(M akan cepat memberi respon setelah muncul + "! hari keluar ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam waktu > M 6 minggu ini merupakan kadar puncak. Dapat dideteksi pada ! " 6 minggu. 8enetap hingga ; " 1+ bulan adang" kadang terdapat leukopenia pada awal penyakit yang dengan segera segera diikuti limfositosis

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan titer anibodi > kali pada hemaglutination inhibition test -'/I%0 atau ditemukannya antibodi Ig 8 1;5

yang spesifik untuk rubela. #iter antibodi mulai meningkat +>">6 jam setelah permulaan erupsi dan mencapai puncaknya pada hari ke ;"1+. selain pada infeksi primer, antibodi Ig 8 spesifik rubela dapat ditemukan pula pada reinfeksi. Dalam hal ini adanya antibodi Ig 8 spesifik rubela harus di interpretasi dengan hati"hati. ,uatu penelitian telah menunjukkan bahwa telah tejadi reaktivitas spesifik terhadapp rubela dari sera yang dikoleksi, setelah kena infeksi virus lain. Diagnosa klinis rubella kadang tidak akurat. onfirmasi laboratorium hanya bisa dipercaya untuk infeksi akut. Diagnosa %ubella juga dapat ditegakkan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Infeksi rubella dapat dipastikan dengan adanya peningkatan signifikan titer antibodi fase akut dan konvalesens dengan tes NAI,/, '/I, pasif '/ atau tes A/, atau dengan adanya Ig8 spesifik rubella yang mengindikasikan infeksi rubella sedang terjadi. Ditemukannya Ig8 dalam darah talipusat atau Ig2 pada neonatus atau bayi ; bulan mendukung diagnosa infeksi %ubella. Diagnosa pada bayi baru lahir dipastikan dengan ditemukan adanya antibodi Ig8 spesifik pada spesimen tunggal, dengan titer antibodi spesifik terhadap rubella diluar waktu yang diperkirakan titer antibodi maternal Ig2 masih ada, atau melalui isolasi virus yang mungkin berkembang biak pada tenggorokan dan urin paling tidak selama 1 tahun. *irus juga bisa dideteksi dari katarak kongenital hingga bayi berumur ! tahun. Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya Ig8 dari darah janin melalui &*, -chorionoc villus sampling0 atau kordosentesis. onfirmasi infeksi fetus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan %7/ pada &*,. 8etode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi. Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital -&%,, &ongenital %ubella ,yndrome0 dapat diklasifikasikan sebagai berikut H !. &%, confirmed. Defek dan satu atau lebih tanda. gejala berikut H *irus rubella yang dapat diisolasi. /danya Ig8 spesifik rubella 8enetapnya Ig2 spesifik rubella.

>. &%, compatible. #erdapat defek tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap. Didapatkan + defek dari item a , atau masing"masing satu dari item a dan b. b. atarak dan. atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati.

1;1

1. Purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo ensefalitis, penyakit tulang radiolusen. +. &%, possible. Defek klinis yang tidak memenuhi kriteria untuk &%, compatible. !. &%I - &ongenital %ubella Infection 0. #emuan serologi tanpa defek. >. ,tillbirths. ,tillbirth yang disebabkan rubella maternal ?. Bukan &%,. #emuan hasil laboratorium tidak sesuai dengan &%,H #idak adanya antibodi rubella pada anak umur S +> bulan dan pada ibu. ecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat. I.3.1 PEN2EGAHAN Pencegahan %ubella dapat dicegah dengan vaksin rubella. Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan.lahir akibat sindrom rubella bawaan. 9a&( P)-l" m)la!"!a& P)m)- !saa& 0"*)lla7 :anita sebelum hamil -idealnya0Pada kehamilan dini dan pada usia kehamilan menjelang +5 mgg -bagi yang seronegatif0 7eonatus yang ibunya terinfeksi primerpada saat hamil Penderita yang diduga terinfeksi ,etelah vaksinasi

>a!s &as 7 Bayi pada berusia 1+ " 1? bulan Dosis kedua 88% biasanya diberikan pada usia > " ; tahun tidak boleh lebih dari 11 " 1+ tahun :anita usia subur yang seronegatif 1;+

X sebelum hamil -jika mungkin0 X setelah melahirkan Para pekerja Y'ealthcareZ

P)&,)(a4a& a!# . %a& pas .


o

*aksin dengan virus hidup tidak boleh digunakan selama kehamilan atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin termasuk polio oral, 88% -measles M mumps M rubella0, varicella :anita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasi setelah melahirkan sehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilan berikutnya *aksin dengan virus mati seperti influenDa, hepatitis / dan B boleh digunakan selama kehamilan Imunoglobulin dapat digunakan selama kehamilan

Ba#as =a!#" >a!s &as Dewasa H bertahan O 6 thn -bila titer tinggi0 /nak"anak H +?< akan kehilangan antibodinya ? th kemudian $leh sebab itu perlu diperiksa kembali Ig2 %ubella pada saat merencanakan akan hamil -!"; bulan sebelumnya0 %ubella - 2erman 8easles 0 disebabkan oleh infeksi single M stranded %7/ togavirus yang ditularkan via pernafasan dengan kejadian tertinggi antara bulan 8aret sampai 8ei, melalui vaksinasi yang intensif angka kejadian semakin menurun. Infeksi virus ini sangat menular dan periode inkubasi berkisar antara + M ! minggu

II.3.3 PENGOBATAN 1ika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adalah simtomatis. /damantanamin hidrokhlorida -amantadin0 telah dilaporkan efektif in vitro dalam menghambat stadium awal 1;!

infeksi rubella pada sel yang dibiakkan. Fpaya untuk mengobati anak yang sedang menderita rubela kongenital dengan obat ini tidak berhasil. yang terbatas. T)-ap a&# < -"s
o o

arena amantadin tidak dianjurkan pada wanita

hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon dan isoprinosin telah digunakan dengan hasil

/cyclovir adalah anti virus yang digunakan secara luas dalam kehamilan /cyclovir diperlukan untuk terapi infkesi primer herpes simplek atau virus varicella Doster yang terjadi pada ibu hamil ,elama kehamilan dosis pengobatan tidak perlu disesuaikan $bat antivirus lain yang masih belum diketahui keamanannya selama kehamilan H /mantadine dan %ibavirin

o o

I>. H)-p)s S mpl)x II.4.1 DEFINISI 'erpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks -virus #erpes #ominis0 tipe 1 atau tipe + yang ditandai oleh adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens. *irus herpes simpleks tipe 1 sebagian besar terkait dengan penyakit orofacial, sedangkan virus herpes simpleks tipe + biasanya terkait dengan infeksi perigenital. #etapi, keduanya dapat menginfeksi daerah oral dan genital.

1;>

II.4.2 EPIDEMIOLOGI Pada anak"anak berumur kurang dari 15 tahun, infeksi herpes sering asimtomatik dan dengan type tersering adalah ',*"1 -65"45<0. /nalisis yang dilakukan secara global telah menunjukkan adanya antibodi ',*"1 pada sekitar 45< dari individu berumur +5">5 tahun. ',*"+ merupakan penyebab infeksi herpes genital yang paling banyak -=5"45<0, meskipun studi terbaru menunjukkan peningkatan kejadian dapat dengan aktivitas seksual. ',* dapat menginfeksi janin dan menyebabkan kelainan. ,eorang ibu yang terinfeksi ',* dapat menularkan virus itu padanya baru lahir selama persalinan vagina, terutama jika ibu memiliki infeksi aktif pada saat pengiriman. 7amun, ;5 " 65< dari infeksi ',* didapat oleh bayi yang baru lahir terjadi pada wanita yang tidak memiliki gejala infeksi ',* atau riwayat infeksi ',* genital. Fsia dan jenis kelamin merupakan faktor risiko penting yang terkait dengan didapatkannya infeksi genital ',*"+. Bahkan, prevalensi infeksi ',* sangat rendah di masa kanak"kanak dan remaja awal tetapi meningkat dengan usia, mencapai maksimum sekitar >5 tahun. II.4.3 ETIOLOGI elompok virus herpes sebagian besar terdiri dari virus D7/. 8elakukan replikasi secara intranuklear dan menghasilkan inklusi intranuklear khas yang terdeteksi dalam preparat pewarnaan. ',*"1 dan ',*"+ adalah virus double)stranded D7/ yang termasuk dalam /lphaherpesvirinae, subfamily dari 'erpes viridae. edua virus, bertransmisi melalui sel epitel mukosa, serta melalui gangguan kulit, bermigrasi ke jaringan saraf, di mana mereka tetap dalam keadaan laten. ',*"1 lebih dominan pada lesi orofacial dan biasanya ditemukan di ganglia trigeminal, sedangkan ',*"+ lebih dominan pada lesi genital dan paling sering ditemukan di ganglia lumbosakral. 7amun virus ini dapat menginfeksi kedua daerah orofacial dan saluran genital melalui infeksi silang ',*"1 dan ',*"+ melalui kontak oral"genital. 1;? disebabkan oleh ',*"1 -15"!5<0. /ntibodi untuk ',*"+ jarang ditemukan sebelum masa remaja karena asosiasi ',*"+ terkait

#ransmisi dapat terjadi tidak hanya saat gejala manifestasi ',* aktif, tetapi juga dari pengeluaran virus dari kulit dalam keadaan asimptomatis. Puncak beban D7/ virus telah dilaporkan terjadi setelah >6 jam, dengan tidak ada virus terdeteksi di luar 4; jam setelah permulaan gejala. ,ecara umum, gejala muncul !"; hari setelah kontak dengan virus, namun mungkin tidak muncul sampai untuk satu bulan atau lebih setelah infeksi. 8anusia adalah reservoir alami dan tidak ada vektor yang terlibat dalam transmisi. ',* ditularkan melalui kontak pribadi yang erat dan infeksi terjadi melalui inokulasi virus ke permukaan mukosa yang rentan -misalnya, oropharyn9, serviks, konjungtiva0 atau melalui luka kecil di kulit. *irus ini mudah dilemahkan pada suhu kamar dan pengeringan. II.4.4 PATOGENESIS Infeksi virus 'erpes simpleks ditularkan oleh dua spesies virus, yaitu virus 'erpes simpleks"I -',*"10 dan virus 'erpes simpleks II -',*"+0. *irus ini merupakan kelompok virus D7/ rantai ganda. Infeksi terjadi melalui kontak kulit secara langsung dengan orang yang terinfeksi virus tersebut. #ransmisi tidak hanya terjadi pada saat gejala manifestasi ',* muncul, akan tetapi dapat juga berasal dari virus shedding dari kulit dalam keadaan asimptomatis. Pada infeksi primer, kedua virus 'erpeks simpleks , ',* 1 dan ',*"+ bertahan di ganglia saraf sensoris . *irus kemudian akan mengalami masa laten, dimana pada masa ini virus 'erpes simpleks inib tidak menghasilkan protein virus, oleh karena itu virus tidak dapat terdeteksi oleh mukosa. *irus 'erpes simpleks ini dapat ditularkan melalui sekret kelenjar dan secret genital dari individu yang asimptomatik, terutama di bulan"bulan setelah episode pertama penyakit, meskipun jumlah dari lesi aktif 155"1555 kali lebih besar. mekanisme pertahanan tubuh #ost. ,etelah masa laten, virus bereplikasi disepanjang serabut saraf perifer dan dapat menyebabkan infeksi berulang pada kulit atau

1;;

2ambar 1H 'erpes labialis. /. Infeksi virus herpes simpleks primer, virus bereplikasi di orofaringeal dan naik dari saraf sensoris perifer ke ganglion trigeminal. B. 'erpes simple9 virus dalam fase latent dalam ganglion trigeminal &. Berbagai rangsangan memicu reaktivasi virus laten, yang kemudian turun dari saraf sensorik ke daerah bibir atau perioral menyebabkan herpes labialis rekuren. Dikutip Dari epustakaan + 'erpes simple9 virus sangat menular dan disebarkan langsung oleh kontak dengan

individu yang terinfeksi virus tersebut. *irus 'erpes simpleks ini dapat menembus epidermis atau mukosa dan bereplikasi di dalam sel epitel. *irus 'erpes simpleks 1 -',*"10 biasanya menyerang daerah wajah -non genitalia0 dan virus 'erpes simpleks + -',*"+0 biasanya menyerang alat kelamin. perubahan patologis sel epidermis merupakan hasil invasi virus herpes dalam vesikel intraepidermal dan multinukleat sel raksasa. ,el yang terinfeksi mungkin menunjukkan inklusi intranuklear. II.4./ MANIFESTASI KLINIS 1;=

Bila pada kehamilan timbul herpes genitalis, perlu mendapat perhatian yang serius, karna melalui plasenta virus dapat sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatus mempunyai angka mortalitas ;5<, separuh dari yang hidup, menderita cacat neurologik atau kelainan pada mata. elainan yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis, keratokonjungtivis, atau hepatitis( disamping itu dapat juga timbul lesi pada kulit. Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus secara seksio &aesaria, bila pada saat melahirkan sang ibu menderita infeksi ini. #indakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketubah pecah atau paling lambat enam jam setelah ketuban pecah. Bila transmisi terjadi pada trimester I cenderung terjadi abortus( sedangkan bila pada trimester II, terjadi prematuritas. ,elain itu dapat terjadi transmisi pada saat intrapartum. Infeksi ',* pada bayi baru lahir mungkin didapat selama dalam kandungan, selama persalinan atau setelah lahir. Ibu merupakan sumber infeksi tersering pada semua kasus. 'erpes neonatus diperkirakan terjadi pada sekitar satu dari ?.555 kelahiran setiap tahun. Bayi baru lahir tampaknya tidak mampu membatasi replikasi dan penyebaran ',* sehingga cenderung berkembang menjadi penyakit yang berat. 'ampir separuh dari neonatus yang terinfeksi adalah bayi preterm, dan risiko infeksi berkaitan dengan apakah infeksi pada ibu bersifat primer atau rekuren. %esiko infeksi neonatus pada ibu dengan infeksi primer adalah ?5<, tetapi pada ibu dengan infeksi rekuren hanya > sampai ? persen. /ntibodi yang diperoleh melaui plasenta juga mungkin mengurangi insiden dan keparahan penyakit pada neonatus. Infeksi pada anak dapat terjadi -10 hematogen melalui plasenta, -+0 akibat penjalaran ke atas dari vagina ke janin apabila ketuban pecah, atau -!0 melalui kontak langsung pada waktu bayi lahir. Infeksi jarang ditularkan melalui plasenta atau selaput ketuban yang utuh. 1anin hampir selalu terinfeksi oleh virus yang dikeluarkan dari serviks atau saluran genitalia bawah. 1alur infeksi yang paling sering adalah penularan ',* bayi selama pelahiran melalui kontak dengan lesi herpetik pada jalan lahir .*irus menginvasi uterus setelah selaput ketuban pecah atau berkontak dengan janin saat persalinan. Fntuk menghindari infeksi, dilakukan persalinan dengan seksio sesarea pada perempuan hamil yang memilik herpes genital. Infeksi pada neonatus memiliki tiga bentukH 1;6

>. Diseminata, dengan keterlibatan organ"organ dalam mayor ?. Aokalisata, dengan keterlibatan yang terbatas pada susunan saraf pusat, mata, kulit, atau mukosa ;. /simtomatik 'erpes neonatus dapat diperoleh pascalahir melalui pajanan terhadap ',*"1 maupun ',*"+. ,umber infeksi mencakup anggota keluarga dan petugas rumah sakit yang menyebarkan virus. ,ekitar =?< infeksi herpes neonatal disebabkan oleh ',*"+. #idak tampak adanya perbedaan antara sifat dan derajat berat herpes neonatus pada bayi prematur atau cukup bulan, pada infeksi yang disebabkan ileh ',*"1 atau ',*"+, atau pada penyakit ketika virus didapatkan selama persalinan atau pasca persalinan. Infeksi herpes neonatus hampir selalu simtomatik. /ngka mortalitas keseluruhan pada penyakit yang tidak diobati adalah ?5<. Bayi dengan herpes neonatus terdiri dari tiga katagori penyakit H -10 lesi setempat di kulit, mata dan mulut( -+0 ensefalitis dengan atau tanpa terkenanya kulit setempat( -!0 penyakit diseminata yang mengenai banyak organ, termasuk sistem saraf pusat. Prognosis terburuk -angka mortalitas sekitar 65<0 terdapat pada bayi dengan infeksi diseminata( banyak diantaranya mengalami ensefalitis. Penyebab kematian bayi dengan penyakit diseminata biasanya pneumonitis virus atau koagulopati intravaskular. Banyak yang selamat dari infeksi berat dapat hidup dengan gangguan neurologi menetap. I&.)!s P- m)- 7

8erupakan paparan pertama kali terhadap ',* 1 atau + yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. ,eringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis

Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. adang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal

I&.)!s &o&+p- m)-C )p so%) p)-#ama 4)-p)s ()& #al s #erjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro"labial ',*"1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital"',* +.

1;4

#erdapat perlindungan silang dari infeksi oro"labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh ',* + lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi ',* 1 Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer. H)-p)s 0)!"-)&

Npisode ulangan dapat asimptomatik -subklinis0. 2ejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. ,eringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi

Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil 45< penderita infeksi ',* + dan ;5< pada infeksi ',* 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. %ata rata kekambuhan + kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

II.4.1 DIAGNOSIS Dalam kebanyakan kasus, diagnosis didasarkan pada karakteristik tampilan klinis lesi. Diagnosis klinis dapat dibuat secara akurat ketika beberapa karakteristik lesi vesikuler pada dasar eritema dan bersifat rekuren. 7amun, ulserasi herpes dapat menyerupai ulserasi kulit dengan etiologi lainnya. Infeksi mukosa ',* juga dapat hadir sebagai uretritis atau faringitis tanpa lesi kulit. #anda"tanda dan simptom yang berhubungan dengan ',*"II dapat sangat berbeda"beda. etersediaan pelayanan kesehatan dapat mendiagnosa herpes genital dengan inspeksi visual jika perjangkitannya khas, dan dengan mengambil sampel dari luka kemudian mengetesnya di laboratorium. #es darah untuk mendeteksi infeksi ',*"I atau ',*"II, meskipun hasil"hasilnya tidak selalu jelas. ultur dikerjakan dengan kerokan untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai herpes. P)m)- !saa& s #olo( ! untuk perubahan sel dari infeksi herpes virus tidak sensitive dan tidak spesifik baik menggunakan pemeriksaan #Dank -lesi genital0 dan apusan serviks Papanicolaou dan tidak dapat diandalkan untuk diagnosis konklusif infeksi herpes simpleks. 1enis yang lebih tua dari pengujian virologi, tes Pap #Danck, mengorek dari lesi herpes kemudian menggunakan pewarnaan :right dan 2iemsa. Pada pemeriksaan ditemukan sel 1=5

raksasa khusus dengan banyak nukleus atau partikel khusus yang membawa virus -inklusi0 mengindikasikan infeksi herpes. #es ini cepat tapi akurat ?5"=5< dari waktu. 'al ini tidak dapat membedakan antara jenis virus atau antara herpes simpleks dan herpes Doster.

T)s !"l#"< -"s4H dilakukan dengan mengambil sampel cairan, dari luka sedini mungkin, 2ambar 'erpes simpleks H ,el %aksasa Berinti Banyak. idealnya dalam ! hari pertama manifestasi. *irus, jika ada, akan bereproduksi dalam sampel cairan namun mungkin berlangsung selama 1 " 15 hari untuk melakukannya. 1ika infeksi parah, pengujian teknologi dapat mempersingkat periode ini sampai +> jam, tapi mempercepat jangka waktu selama tes ini mungkin membuat hasil yang kurang akurat. ultur virus sangat akurat jika lesi masih dalam tahap blister jelas, tetapi tidak bekerja dengan baik untuk luka ulserasi tua, lesi berulang, atau latency. Pada tahap ini virus mungkin tidak cukup aktif. T)s P20 yang jauh lebih akurat daripada kultur virus, dan &D& merekomendasikan tes ini untuk mendeteksi herpes dalam cairan serebrospinal ketika mendiagnosa herpes ensefalitis .P&% dapat membuat banyak salinan D7/ virus sehingga bahkan sejumlah kecil D7/ dalam sampel dapat dideteksi. T)s s)-olo( dapat mengidentifikasi antibodi yang spesifik untuk virus dan jenis, 'erpes ,imple9 *irus 1 -',*"10 atau *irus 'erpes ,impleks + -',*"+0. etika herpes virus menginfeksi seseorang, sistem kekebalan tubuh tersebut menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan infeksi. /danya antibodi terhadap herpes juga menunjukkan bahwa seseorang adalah pembawa virus dan mungkin mengirimkan kepada orang lain. #es tes antibodi terhadap dua protein yang berbeda yang berkaitan dengan virus herpes yaitu 2likoprotein 22"1 dikaitkan dengan ',*"1 dan 2likoprotein 22"+ berhubungan dengan ',*"+. 1=1

8eskipun glikoprotein -220 jenis tes"spesifik telah tersedia sejak tahun 1444, banyak tes khusus nontipe tua masih di pasar. &D& merekomendasikan hanya tipe"spesifik glikoprotein -220 tes untuk diagnosis herpes. Pemeriksaan serologi yang paling akurat bila diberikan 1+"1; minggu setelah terpapar virus. @itur tes meliputiH

NAI,/ (immunosorbent assay en"im)lin$0 atau Immunoblot. #es sangat akurat dalam mendeteksi kedua jenis virus herpes simpleks. 1io$it HS8)9 ('uga dipasar$an sebagai Sure8ue HS8)9)0 #es ini mendeteksi ',*"+ saja. eunggulan utamanya adalah bahwa hanya membutuhkan tusukan jari dan hasil yang disediakan dalam waktu kurang dari 15 menit. 'al ini juga lebih murah.

2estern 1lot Test adalah standar emas untuk peneliti dengan tingkat akurasi sebesar 44<. #es ini mahal, memakan waktu lama, dan tidak tersedia secara luas sebagaimana tes lainnya.

#es serologi herpes terutama dianjurkan untukH


$rang yang memiliki gejala genital berulang tapi tidak ada kultur virus negatif. onfirmasi infeksi pada orang yang memiliki gejala yang terlihat herpes genital. 8enentukan jika pasangan seseorang didiagnosa menderita herpes genital. $rang"orang yang memiliki banyak pasangan seks dan yang perlu diuji untuk berbagai jenis P8, -Penyakit 8enular ,eksual0.

I.4.3 PEN2EGAHAN 9a&( p)-l" % la!"!a& P)m)- !saa& 7


Penderita yang diduga terinfeksi :anita sebelum hamil bila -"0 periksa pada kehamilan dini bila -"0, periksa pasangannya bila -"0, pasangan -Q0 dgn riwayat 'erpes 2enital, periksa -istri0 menjelang akhir kehamilan 7eonatus yang ibunya terinfeksi

1=+

II.4.6 PENGOBATAN E%"!asi Pasien dengan herpes genital harus dinasehati untuk menghindari hubungan seksual selama gejala muncul dan selama 1 sampai + hari setelahnya dan menggunakan kondom antara perjangkitan gejala. #erapi antiviral supressidapat menjadi pilihan untuk individu yang peduli transmisi pada pasangannya. A()& A&# < -al Pengobatan dapat mengurangi simptom, mengurangi nyeri dan ketidak nyamanan secara cepat yang berhubungan dengan perjangkitan, serta dapat mempercepat waktu penyembuhan. #iga agen oral yang akhir"akhir ini diresepkan, yaitu /cyclovir, @amciclovir, dan *alacyclovir. etiga obat ini mencegah multiplikasi virus dan memperpendek lama erupsi. Pengobatan peroral, dan pada kasus berat secara intravena adalah lebih efektif. Pengobatan hanya untuk menurunkan durasi perjangkitan. A,5,lo< - menghambat aktivitas ',* 1 dan ',*"+. Pasien mengalami rasa sakit yang lebih kurang dan resolusi yang lebih cepat dari lesi kulit bila digunakan dalam waktu >6 jam dari onset ruam. 8ungkin dapat mencegah rekurensi. Infeksi Primer ',*H +55 mg peroral ? kali.hari untuk 15 hari atau setiap 6 jam. 'erpes oral atau genital rekuren H +55 mg peroral ? kali.hari untuk ? hari -non"@D/ H >55 mg peroral ! kali.hari untuk ? hari0 ,upresi herpes genital H >55 mg peroral + kali.hari isseminated diseaseH ?"15 mg.kg I* setiap 6 jam untuk = hari jika O1+ tahun. Fam, ,lo< 'erpes labialis rekuren H 1?55 mg peroral dosis tunggal pada saat onset gejala. Npisode primer herpes 2enitalis H+?5 mg peroral ! kali.hari selama15 hari Npisode primer herpes 2enitalis H1555 mg peroral setiap 1+ jam selama +> jam pada saat onst gejala -dalam ; hari gejala pertama0 ,upressi jangka panjangH +?5 mg peroral +kali.hari 'I*"positive individuals dengan infeksi ',* orolabial atau genital rekuren H ?55 mg peroral + kali.hari untuk = hari -sesuaikan dosis untuk insufisiensi ginjal0 1=! ? mg.kg.hari I*

,upresi herpes simple9 genital rekuren -pasien terinfeksi 'I*0H ?55 mg peroral + kali.hari14 >ala,5,lo< 'erpes labialisH +555 mg peroral setiap 1+ jam selama +> jam -harus diberikan pada gejala pertama.prodromal0 2enital herpes, episode primerH 1555 mg peroral +kali.hari selama 15 hari. 'erpes genital rekurenH ?55 mg peroral + kali.hari selama ! hari. ,uppressi herpes 2enital -4 atau lebih rekurensi per tahun atau 'I*"positif0H ?55 mg peroral 1 kali.hari.

'erpes simple9 genital rekuren , suppressi- pasien terinfeksi 'I*0H ?55 mg peroral +kali.hari, jika O4 rekurensi pertahun H 1555 mg peroral peroral 1 kali.hari. Fos,a-&)#

',* resisten /cyclovirH >5 mg.kg I* setiap 6"15 jam selama 15"+1 hari 8ucocutaneous, resisten acyclovirH >5 mg.kg I*, selama 1 jam, setiap 6"1+ jam selama +"! minggu atau hingga sembuh.

Top !al Penciclovir krim 1< -tiap + jam selama > hari0 atau /cyclovir krim ?< -? kali sehari selama ? hari0. Idealnya, krim ini digunakan 1 jam setelah munculnya gejala, meskipun juga pemberian yang terlambat juga dilaporkan masih efektif dalam mengurangi gejala serta membatasi perluasan daerah lesi. ...... TE0API %a& PENATALAKSANAAN H)-p)s p- m)- %a& )p so%) &.)!s p)-#ama !al

$bat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. $bat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang %egimen H
o o o

/cyclovir ! dd +55 mg selama ? hari - untuk ibu hamil dan menyusui0 @amcyclovir ! dd +?5 mg selama ? hari *alciclovir + dd ?55 mg selama ? hari

/nalgesik 1=>

Pemeriksaan P8, lain Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit

H)-p)s G)& #al 0)!"-)&


%ekurensi bersifat Bself limitingC dengan terapi suportif %ekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul Dosis H
o o o

/cyclovir ? dd +55 mg selama ? hari @amciclovir + dd 1+? mg selama ? hari *alaciclovir 1 dd ?55 mg selama ? hari

II.4.E KOMPLIKASI

Infeksi primer yang terjadi pada masa kehamilan , khususnya bila terjadi pada trimester III akan dapat menular ke neonatus saat melewati jalan lahir. 'erpes 2enitalis meningkatkan kemungkinan infeksi 'I* + M ! kali lipat 8asalah psikologi akibat serangan yang sering berulang Infeksi primer dapat menyebabkan meningitis atau neuropatia otonomik Infeksi jarang menyebar keseluruh tubuh hingga Blife threateningC eadaan ini sering terjadi pada ganguan kekebalan dan masa kehamilan.

PENATALAKSAANAAN ANTEPA0TUM arena keparahan infeksi pada neonatus, secara luas dilakukan seksio sesarea apabila dicurigai terdapat lesi herpes. Pandangan bahwa semua infeksi pada semua neonatus dapat dihindari dengan penapisan terhadap populasi obstetrik belum terbukti benar. ,eperti telah dibahas, sejumlah wanita asimtomatik akan membebaskan virus saat pelahiran. ,ementara sebagian besar akan mengidap infeksi rekuren yang virulensinya rendah, sebagian lain akan menderita infeksi episode pertama non primer tanpa antibodi ',*"+. :anita yang pernah mengalami lesi herpes saat hamil kelihatannya beralasan untuk diberi terapi supresif dengan asiklovir atau valasiklovir yang dimulai pada usia gestasi !; minggu. Pemantauan virologis tidak dianjurkan.

1=?

8enurut /merican &ollege of $bstetricians and 2ynecologists -14440, seksio sesarea diindikasikan pada wanita dengan lesi genital aktif atau pada mereka dengan gejal"gejala prodormal khas yang mengisyaratkan akan munculnya lesi. Dengan demikian, seksio sesarea dilkukan hanya apabila tampak lesi primer atau rekuren saat menjelang persalinan atau saat selaput ketuban pecah. %oberts dkk. -144?0 melaporkan penurunan anka seksio sesarea pada wanita dengan herpes selama kehanilan dari ?4 persen menjadi != persen setelah diterapkannya pedoman dari /merican &ollege of $bstetricians and 2ynecologists tahun 1466 yang secara ringkas menyatakan bahwa Ctidak ada lesi, tidak ada seksioC (no lessions, no cesarean).

BAB III PENUTUP 3.1 K)s mp"la& Ibu hamil dengan janin yang dikandungnya sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak pada janin dengan akibat antara lain abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. ebanyakan penyakit infeksi diperparah dengan terjadinya kehamilan. Dan ada pula Penyakit yang nampaknya tidak terlalu mengancam jiwa ibu hamil bahkan tidak nampak gejala tetapi bisa membahayakan terhadap 1=;

janin. Penyakit"penyakit intrauterin yang sering menyebabkan dampak yang berbahaya pada janin yaitu Penyakit #$%&' ( merupakan singkatan dari # ) #oksoplasmosis ( % ) %ubela -campak 1erman0( & ) Cytomegalovirus( ' ) 'erpes simpleks.
1,+,!

Banyak penyakit infeksi intrauterin maupun yang didapat pada masa perinatal yang berakibat sangat berat pada janin maupun bayi, bahkan mengakibatkan kematian sehingga diperlukan diagnosa yang cepat dan tindakan pengobatan serta pencegahan dengan vaksinasi maupun hubungan seksual yang sehat dan baik yang dapat dilakukan oleh wanita hamil dan suami sehingga diharapkan menurunkan angka kematian ibu maupun bayi.+ TO02H adalah singkatan dari Toxoplasma (o&% $Toxo', 0"*)lla, 25#o M)(alo > -"s $2M>', H)-p)s S mpl)x > -"s $HS>' yang terdiri dari HS>1 dan HS>2 serta kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas -8isalnya 8easles, *aricella, Nchovirus, 8umps, virus *accinia, virus Polio, dan virus &o9sackie"B0. Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan keguguran, cacat pada bayi, juga pada wanita belum hamil bisa akan sulit mendapatkan kehamilan. 3.2 Sa-a&

Fntuk selalu waspada terhadap penyakit #$%&' dengan cara mengetahui media dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular. 'idup bersih dan makan makanan yang dimasak dengan matang.

1==

DAFTA0 PUSTAKA

1?. Am)- ,a& 2oll)() o. O*s#)#- , a&s a&% G5&),olo( s#s. Perinatal viral and parasitic infections. #echnical Bulltein no 1==.:ashington D& . /&$2 144! 1;. 2o"<-)"- JC D)smo&#s GC T4"ll )F P. Prophyla9is of congenital to9oplasmosis. Nffects of spiramycin on placental infection. 1 /ntimicrob &hemother. 1466(-,uppl B0H14!M+55. bPub8edc 1=. 2 G a&&o"l sC B Go"-&a#F C A G om s C E D FaC a&% I TFa.)##as #o9oplasmosis during pregnancyH a case report and review of the literature. httpH..www.pubmedcentral.nih.gov.articlerender.fcgiVartid)+?5>!4= %etrived ,eptember +554 16. G l*)-# 0C G-as IH Nuropean 8ulticentre ,tudy on &ongenital #o9oplasmosis. Nffect of timing and type of treatment on the risk of mother to child transmission of #o9oplasma gondii. 163& +55!(115H11+"+5. 14. T4 )*a"# 0C L)p-o"s# SC 24)&) GC G l*)-# 0. Nffectiveness of prenatal treatment for congenital to9oplasmosisH a meta"analysis of individual patientds data. Aancet. +55=(!;4H11?M1++. bPub8edc +5. Dallo& MC L o" 2C Ga-&)- PC P)5-o& F. &ongenital to9oplasmosisH systematic review of evidence of efficacy of treatment in pregnancy. B81. 1444(!16H1?11M1?1>. bPub8edc +1. Am)- ,a& 2oll)() o. O*s#)#- , a& a&% G5&),olo( s# H %ubella in Pregnancy. #echnical Bulletin no 1=1. :ashington D& , /&$2 144+ ++. Do&# (&5 LC A-s)&a"l# M5C Ma-#)l MJ H %ubella in Pregnancy. ,$2& &linical Practice 2uideline ,7o +5!, @ebruary +556. httpH..www.sogc.org.guidelines.documents.gui1$2&+5!&P2565+.pdf retrieved on ,eptember +554 9<0 !enters for %isease !ontrol and Prevention &!%!'. &enital Herpes 4act S#eet0 5pdated ;.+.@A0 9+0 Gardella( !.( and )ro*n( +.A. Serologic Testing !or Herpes Simplex 8irus0 Contemporary 3b.&yn, 3ctober 9@@B, pages C+)CA0 9C0 Ameri an !ollege of ,bstetri ians and Gyne ologists (AC3&)0 %anagement o! Herpes in :regnancy0 AC3& :ractice 1ulletin, number A9, 6une 9@@B0 9D0 !enters for %isease !ontrol and Prevention &!%!'. Sexually Transmitted iseases Treatment &uidelines 9@@D0 %orbidity and %ortality 2ee$ly Report, volume CC, RR);;, August +, 9@@D0 1=6

9B0 )ro*n( +.A.( et al. &enital Herpes Complicating :regnancy0 3bstetrics and &ynecology, volume ;@D, number +, 3ctober 9@@C, pages A+C)ACD0 9A0 $imberlin( %.-.( et al. >atural History o! >eonatal Herpes Simplex 8irus In!ections in t#e Acyclovir /ra0 :ediatrics, volume ;@A, number 9, August 9@@;0

Da.#a- P"s#a!a 1;. 7elson, Ilmu esehatan /nak edisi 1? volume II e 144; Penerbit Buku edokteran

N2& hal, 1+5> " 1+1>. 1=. Prof. Dr. #. '. %ampengan, ,p/- 0, Penyakit Infeksi #ropik pada /nak edisi + e +55? Penerbit Buku edokteran N2&, hal +;! M +=+ 16. ,arwono Prawirohadjo, Ilmu ebidanan edisi ! cetakan ; e +55+ 3ayasan Bina Pustaka ,arwono Prawirohardjo, hal ?=+ M ?=> 14. Bagian Ilmu esehatan /nak @ FI 1akarta, Buku /jar Infeksi dan Pediatri #ropis edisi II e +55+ Badan Penerbit ID/I 1akarta, hal >?6 M >;? +5. 2riffiths PD, +55+H Nmery *&. Cytomegalovirus. DalamH &linical *irology. :ashingtonH /,8 Press. h.>!!"?? +1. /khter, auser dan :ills, #odd ,. +515. Cytomegalovirus0 e8edicine Infectious Disease. Diunduh dari httpH..emedicine.medscape.com.article.+1?=5+"overview. Diakses +4 ,eptember +515. ++. Budipardigdo ,, Aisyani. +55=. ewaspadaan #erhadap Infeksi Cytomegalovirus ,erta /llaboun, 1N 8arineD, et al. +515. 8iral egunaan Deteksi ,ecara Aaboratorik. Fniversitas DiponegoroH ,emarang +!. 8arino #, B AaartD, ,N ,mith, ,2 2ompf, overview. Diakses pada +6 ,eptember +515 +>. ,chleiss, 8.%., +515. Cytomegalovirus In!ectionE Treatment F %edication . Diunduh dariH httpH..emedicine.medscape.com.article.4;!545"treatment. Diakses ,eptember +515 1=4 pada +4 In!ections and :regnancy. Diunduh dariH httpH..emedicine.medscape.com.article.+!?+1!"

+?. im &,. +515. &ongenital and Perinatal Cytomegalovirus Infection. ,orean 6ournal o! :ediatrics. ?!-10H 1>"+5. +;. :iknojosastro '. , ,aifudin B. /. dan %achimhadhi #., Ilmu +=. 8uchlastriningsih N. Pengaruh Infeksi #$%&' terhadap ebidanan. 3ayasan Bina ehamilan .Pusat Penelitian Pustaka ,arwono Prawirohardjo Ndisi ! cetakan esembilan. 1akarta +55=. dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan esehatan, Departemen esehatan %I, 1akarta. &ermin Dunia edokteran +55; .-1?10. +6. Infeksi dalam kehamilan httpH..spesial"torch.com.inde9+.phpV option)comWcontentPdoWpdf)1Pid)1+4 +4. 1udarwanto :. Infeksi #$%&' Pada kehamilan H Bahaya bagi 1anin dan Pentingnya Pemeriksaan Aaboratorium ,aat ehamilan httpH..koranindonesiasehat.wordpress.com.+554.1+.5!.infeksi"torch"pada"kehamilan" bahaya"bagi"janin"dan"pentingnya"pemeriksaan"laboratorium"saat"kehamilan. !5. Infeksi dalam kehamilan httpH..spesial"torch.com.inde9+.phpV option)comWcontentPdoWpdf)1Pid)1+4

III. H)-p)s S mpl)x II.3.1 DEFINISI II.3.2 EPIDEMIOLOGI II.3.3 ETIOLOGI II.!.!.a. 8$%@$A$2I II.!.!.b. ,I AF, 'IDFP II.!.!.c. #%/78I,I II.3.4 MANIFESTASI KLINIS II.3./ DIAGNOSIS II.!.?. a. /7/87N,/ II.!.?. b. PN8N%I ,//7 @I,I II.!.?. c. PN8N%I ,//7 PN7F71/72 I.3.1 PEN2EGAHAN II.3.3 PENGOBATAN II.3.6 KOMPLIKASI 165

SIFILIS 2.13D). & s Penyakit ,ifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual -P8,0. Aesi sifilis bisa terlihat jelas ataupun tidak terlihat dengan jelas. Penampakan lesi bisa dipastikan hampir seluruhnya terjadi karena hubungan seksual. Penyakit ini bisa menular jika ia melakukan hubungan seksual dengan wanita lainnya. 7amun tidak hanya sebatas itu, seorang ibu yang sedang hamil yang telah tertular penyakit ini bisa menularkannya kepada janinnya. ,ifilis juga dapat diartikan sebagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh #reponema pallidum, merupakan peyakit kronis dan dapat menyerang seluruh organ tubuh dan dapat ditularkan pada bayi di dalam kandungan melalui plasenta Nfek sipilis pada kehamilan dan janin tergantung pada lamanya infeksi terjadi, dan pada pengobatannya. 1ika segera diobati dengan baik, maka ibu akan melahirkan bayinya sengan keadaan sehat. #etapi sebaliknya jika tidak segera diobati akan menyebabkan abortus dan partus prematurus dengan bayi meninggal di dalam rahim atau menyebabkan sipilis kongenital. ,ifilis ongenital terjadi pada bulan ke"> kehamilan. /pabila sifilis terjadi pada kehamilan tua, maka plasenta memberi perlindungan terhadap janin sehingga bayi dapat dilahirkan dengan sehat. Dan apabila infeksi sifilis terjadi sebelum pembentukan plasenta maka harus dilakukan pengobatan dengan segera, sehingga kemungkinan infeksi pada janin dapat dicegah. 2.14E# olo( Penyebab infeksi sifilis yaitu #reponema pallidum. #reponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini berbentuk spiral. #erdapat empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu #reponema pallidum pallidum, #reponema pallidum pertenue, #reponema pallidum carateum, dan #reponema pallidum endemicum.

161

#reponema pallidum pallidum merupakan spirochaeta yang bersifat motile yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel. $rganisme ini juga dapat menyebabkan sifilis. ditularkan kepada janin melalui jalur transplasental selama masa"masa akhir kehamilan. ,truktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan #reponema pallidum pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lender -mucus0. Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sampai ke sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa. 2.1/Pa#o. s olo( Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik. 'ampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan saraf. ,elain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. 1ika cepat terdeteksi dan diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. #etapi jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian tubuh lain di luar alat kelamin. 2.11Ta&%a %a& G):ala S4 p l s 2ejala biasanya mulai timbul dalam waktu 1"1! minggu setelah terinfeksi( rata"rata !"> minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun"tahun dan jarang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian. Infeksi oleh #reponema pallidum berkembang melalui > tahapanH ;. @ase Primer #erbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri -cangker0 pada tempat yang terinfeksi( yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina. &angker juga bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari"jari tangan atau bagian tubuh lainnya. Biasanya penderita hanya memiliki1 ulkus, tetapi kadang"kadang terbentuk beberapa ulkus. &angker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang dengan segera akan berubah menjadi suatu ulkus -luka terbuka0, tanpa disertai nyeri. Auka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. getah bening terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. elenjar

16+

Auka tersebut hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan. Auka biasanya membaik dalam waktu !"1+ minggu dan sesudahnya penderita tampak sehat secara keseluruhan. =. @ase ,ekunder @ase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu ;" 1+ minggu setelah terinfeksi. %uam ini bisa berlangsung hanya sebentar atau selama beberapa bulan. 8eskipun tidak diobati, ruam ini akan menghilang. #etapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam yang baru. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut. ,ekitar ?5< penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan sekitar 15< menderita peradangan mata. Peradangan mata biasanya tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga penglihatan menjadi kabur. ,ekitar 15< penderita mengalami peradangan pada tulang dan sendi yang disertai nyeri. Peradangan ginjal bisa menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih. Peradangan hati bisa menyebabkan sakit kuning -jaundice0. ,ejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak -meningitis sifilitik akut0, yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan ketulian. Di daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol -kondiloma lata0. Daerah ini sangat infeksius -menular0 dan bisa kembali mendatar serta berubah menjadi pink kusam atau abu"abu. %ambut mengalami kerontokan dengan pola tertentu, sehingga pada kulit kepala tampak gambaran seperti digigit ngengat. 2ejala lainnya adalah merasa tidak enak badan -malaise0, kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia. 6. @ase Aaten. ,etelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. @ase ini bisa berlangsung bertahun"tahun atau berpuluh"puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksi kembali muncul . 4. @ase #ersier. Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. 2ejala bervariasi mulai ringan sampai sangat parah. 16!

2ejala ini terbagi menjadi ! kelompok utama H +) Si!ilis tersier 'ina$ Pada saat ini jarang ditemukan. Benjolan yang disebut gumma muncul di berbagai organ( tumbuhnya perlahan, menyembuh secara bertahap dan meninggalkan jaringan parut. Benjolan ini bisa ditemukan di hampir semua bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah pada kaki dibawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah dan kulit kepala. #ulang juga bisa terkena, menyebabkan nyeri menusuk yang sangat dalam yang biasanya semakin memburuk di malam hari. C) ,ifilis kardiovaskuler. Biasanya muncul 15"+? tahun setelah infeksi awal. Bisa terjadi aneurisma aorta atau kebocoran katup aorta. 'al ini bisa menyebabkan nyeri dada, gagal jantung atau kematian. D) 7eurosifilis ,ifilis pada sistem saraf terjadi pada sekitar ?< penderita yang tidak diobati. 15. 1enis utama dari neurosifilis adalah H d. 7eurosifilis meningovaskuler. 8erupakan suatu bentuk meningitis kronis. 2ejala yang terjadi tergantung kepada bagian yang terkena, apakah otak saja atau otak dengan medulla spinalisH " 1ika hanya otak yang terkena akan timbul sakit kepala, pusing, konsentrasi yang buruk, kelelahan dan kurang tenaga, sulit tidur, kaku kuduk, pandangan kabur, kelainan mental, kejang, pembengkakan saraf mata -papiledema0, kelainan pupil, gangguan berbicara -afasia0 dan kelumpuhan anggota gerak pada separuh badan. " 1ika menyerang otak dan medulla spinalis gejala berupa kesulitan dalam mengunyah, menelan dan berbicara( kelemahan dan penciutan otot bahu dan lengan( kelumpuhan disertai kejang otot -paralisa spastis0( ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dan peradangan sebagian dari medulla spinalis yang menyebabkan hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih serta kelumpuhan mendadak yang terjadi ketika otot dalam keadaan kendur -paralisa flasid0. e. 7eurosifilis paretik. 16>

1uga disebut kelumpuhan menyeluruh pada orang gila. Berawal secara bertahap sebagai perubahan perilaku pada usia >5"?5 tahun. ,ecara perlahan mereka mulai mengalami demensia. 2ejalanya berupa kejang, kesulitan dalam berbicara, kelumpuhan separuh badan yang bersifat sementara, mudah tersinggung, kesulitan dalam berkonsentrasi, kehilangan ingatan, sakit kepala, sulit tidur, lelah, letargi, kemunduran dalam kebersihan diri dan kebiasaan berpakaian, perubahan suasana hati, lemah dan kurang tenaga, depresi, khayalan akan kebesaran dan penurunan persepsi.

f. 7eurosifilis tabetik. Disebut juga tabes dorsalis. 8erupakan suatu penyakit medulla spinalis yang progresif, yang timbul secara bertahap. 2ejala awalnya berupa nyeri menusuk yang sangat hebat pada tungkai yang hilang"timbul secara tidak teratur. Penderita berjalan dengan goyah, terutama dalam keadaan gelap dan berjalan dengan kedua tungkai yang terpisah jauh, kadang sambil mengentakkan kakinya. Penderita tidak dapat merasa ketika kandung kemihnya penuh sehingga pengendalian terhadap kandung kemih hilang dan sering mengalami infeksi saluran kemih. Bisa terjadi impotensi. Bibir, lidah, tangan dan seluruh tubuh penderita gemetaran. #ulisan tangannya miring dan tidak terbaca. ,ebagian besar penderita berperawakan kurus dengan wajah yang memelas. 8ereka mengalami kejang disertai nyeri di berbagai bagian tubuh, terutama lambung. ejang lambung bisa menyebabkan muntah. ejang yang sama juga terjadi pada rektum, kandung kemih dan pita suara. %asa di kaki penderita berkurang, sehingga bisa terbentuk luka di telapak kakinya. Auka ini bisa menembus sangat dalam dan pada akhirnya sampai ke tulang di bawahnya. nyeri sudah hilang, maka sendi penderita bisa mengalami cedera. 2ejala sifilis kongenital c0 ,elainan $ongenital dini ] ] ] ] 8akulopapular pada kulit %etinitis #erdapat tonjolan kecil pada mukosa 'epatosplenomegali 16? arena rasa

] ] ] ] ]

Ikterus Aimfadenopati $steokondrosis ordioretinitis elainan pada iris mata

d0 ,elainan $ongenital terlambat (lan'ut) ] 2igi hutchinnson ] 2ambaran mulberry pada gigi molar ] eratitis intertinal ] %etaldasi mental ] 'idrosefalus 2.13Klas . !as Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten dan tersier. #iap stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang berbeda"beda dan menyerang organ tubuh yang berbeda"beda pula H e0 Stadium ini atau I (:rimer) #iga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya #reponema pallidum. Aesi pada umumnya hanya satu. #erjadi afek primer berupa penonjolan"penonjolan kecil yang erosif, berkuran 1"+ cm, berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang, dan bila diraba ada pengerasan. elainan ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus, sedangkan sifat lainnya seperti pada afek primer. eadaan ini dikenal sebagai ulkus durum. ,ekitar tiga minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar getah bening di daerah lipat paha. elenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan, tidak nyeri, tunggal dan eadaan ini disebut sebagai sifilis stadium 1 dapat digerakkan bebas dari sekitarnya.

kompleks primer. Aesi umumnya terdapat pada alat kelamin, dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus. #anpa pengobatan, lesi dapat hilang spontan dalam >"; minggu, cepat atau lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi. f. ,tadium II -,ekunder0

16;

umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul, sifilis stadium I sudah sembuh. :aktu antara sifilis I dan II umumnya antara ;"6 minggu. adang"kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I masih ada saat timbul gejala stadium II. ,ifat yang khas pada sifilis adalah jarang ada rasa gatal. 2ejala konstitusi seperti nyeri kepala, demam, anoreksia, nyeri pada tulang, dan leher biasanya mendahului, kadang"kadang bersamaan dengan kelainan pada kulit. elainan kulit yang timbul berupa bercak"bercak atau tonjolan"tonjolan kecil. #idak terdapat gelembung bernanah. ,ifilis stadium II seringkali disebut sebagai #he 2reatest Immitator of /ll ,kin Diseases karena bentuk klinisnya menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain. ,elain pada kulit, stadium ini juga dapat mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. g. ,ifilis ,tadium III Aesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi !"= tahun setelah infeksi. 2uma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier sampai berdiameter beberapa sentimeter. 2uma dapat timbul pada semua jaringan dan organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut. 2uma juga dapat ditemukan pada organ dalam seperti lambung, hati, limpa, paru"paru, testis dll. elainan lain berupa nodus di bawah kulit, kemerahan dan nyeri. h. ,ifilis #ersier #ermasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis kardiovaskuler dan neurosifilis -pada jaringan saraf0. Fmumnya timbul 15"+5 tahun setelah infeksi primer. ,ejumlah 15< penderita sifilis akan mengalami stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna lebih banyak terkena. ematian karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium ini. Diagnosis pasti sifilis ditegakkan apabila dapat ditemukan #reponema pallidum. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop lapangan gelap sampai ! kali -selama ! hari berturut"turut0. #es serologik untuk sifilis yang klasik umumnya masih negatif pada lesi primer, dan menjadi positif setelah 1"> minggu. #,, -tes serologik sifilis0 dibagi dua, yaitu treponemal dan non treponemal. ,ebagai antigen pada #,, non spesifik digunakan ekstrak jaringan, misalnya *D%A, %P%, dan ikatan komplemen :asserman. olmer. #,, nonspesifik akan menjadi negatif dalam !"6 bulan setelah pengobatan berhasil sehingga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pengobatan. Pada #,, spesifik, sebagai antigen digunakan treponema atau ekstraknya, misalnya #reponema pallidum hemagglutination assay -#P'/0 dan #PI. 16=

:alaupun pengobatan diberikan pada stadium dini, #,, spesifik akan tetap positif, bahkan dapat seumur hidup sehingga lebih bermakna dalam membantu diagnosis. 2.16Kompl !as 1. omplikasi Pada 1anin Dan Bayi Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature. Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi, penglihatan, pendengaran, gangguan mental dan tumbuh kembang anak. $leh karena itu, setiap wanita hamil sangat dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan janin yang dikandungnya. +. f. g. h. omplikasi #erhadap Ibu e. 8enyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantun ehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat, keabu"abuan dan licin ehamilan S1; minggu dapat menyebabkan kematian janin ehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulkan cacat. arena pengobatan yang cepat dan tepat dapat menghindari terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin.

2.1EP)&"la-a& ,ifilis bisa ditularkan atau diturunkan dari seorang ibu kepada anak dalam kandungannya. ,ipilis kongenital, melalui infeksi transplasental terjadi pada saat janin berada di dalam kandungan ibu yang menderita sifilis. Penularan karena mencium atau pada saat menimang bayi dengan sifilis kongenital jarang sekali terjadi. &ara penularan sifilis lainnya antara lain melalui transmisi darah. 'al ini bisa terjadi jika pendonor darah menderita sifilis pada stadium awal. /da lagi kemungkinan penularan cara lain, yaitu penularan melalui barang"barang yang tercemar bakteri penyebab sifilis, #reponema pallidum, walaupun itu baru secara teoritis saja, karena kenyataannya boleh dikatakan tidak pernah terjadi. 1adi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa resiko penularan penyakit syphilis dapat terjadi jikaH >. 8elakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap penyakit sifilis, jika tidak -pernah0 melakukan hubungan seksual aktif dengan penderita sifilis maka dia tidak akan punya resiko terkena penyakit ini. ?. Ibu menderita sifilis saat sedang mengandung kepada janinnya lewat transplasental 166

;.

Aewat transfusi darah dari darah penderita sifilis.

2.2@P)&(a-"4 T)-4a%ap K)4am la& ,ifilis yang terjadi pada ibu yang hamil dapat mempengaruhi proses kehamilannya dan janin. Berikut ini adalah pengaruh sifilis terhadap kehamilan yaituH >. ?. Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 1; kehamilan dan pada kehamilan dini, dimana #reponema telah dapat menembus barier plasenta. /kibatnya kelahiran mati dan partus prematurus. Bayi lahir dengan lues konginetal H pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan"kaki, serta kelainan mulut dan gigi. ;. Bila ibu menderita baru + bulan terakhir tidak akan terjadi lues konginetal.

2.21D a(&os s Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala"gejalanya. Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil pemeriskaan laboratorium dan pemeriksaan fisik. Infeksi pada janin terjadi minggu 1; kehamilan dapat terjadi( partus prematurus, kelahiran mati, cacat bawaan pada janin. Diagnosis pada ibu hamil agak sulit di tegakkan karena pada ibu hamil terjadi perubahan hormon. Diagnosis dapat ditegakkan d. e. f. Pemeriksaan serologikH *D%A -veneral diesses research laboratory0 Dengan mempergunakan lapangan gelap, untuk membuktikan langsung terdapat spirokaeta treponea palidum. @ungsi lumbal untuk membuktikan neurosifilis.

2.22 P)&a#ala!sa&aa& %a& T)-ap :anita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin. ,uami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wasserman dan *D%A, bila perlu diobati dangan terapi penisilin 2 injeksi. Penting untuk diketahui dalam pemilihan obat"obatan untuk ibu hamil perlu memperhatikan pengaruh buruk yang akan terjadi pada janinya. ,edangkan jenis pinisilin dan eritrosin merupakan obat untuk ibu hamil yang tidak memberikan efek atau pengaruh buruk terhadap janinnya

164

#erapi Infeksi ,ifilis Pada ehamilan Fase "aten kurang dari # tahun 7 ] Penisilin 2 BenDathine +,> juta unit I8 ] ] Nritromisin P$ ?55 mg. > kali. selama 1? hari &efria9one I8 +?5 mg. > kali selama 1? hari Sifilis laten lebih dari # tahun 7 ] Penisilin 2 BenDathin +,> juta I8. ! kali dalm seminggu Nritromisin ?55 mg. > kali. hari selama !5 hari $ardiovas uler atau neuro sifilis 7 ] ] Pinisilin cristal 2 +,> juta unit setiap > hari selama 15 sampai 1> hari diikuti pinisilin 2 BenDathin secara I8 +,> juta unit Penisilin procain 2 secara I8 setiap hari +,> juta unit ditambah probenecid ?55 mg sebanyak > kali. hari selama 15"1> hari kemudian diikuti penisilin 2 BenDatin sebanyak +,> juta unit secara I8 ,ebenarnya penisilin merupakan obat pilihan. /njuran pengobatan sifilis yang harus dilakukan pada ibu hamil stadium primer, sekunder, atau laten durasi kurang dari 1 tahun dapat diberikan pengobatan utama yaitu penisilin 2 BenDathin +,> juta unit secara I8. #etapi jika ibu mengalami alergi dapat diganti dengan Nritomisin ?55 ng P$ selama 1? hari serta setriakson +?5 mg secara I8 selama 15 hari. ,edangkan pada ,ifilis laten durasi lebih dari 1 tahun atau sifilis kardiovasculer diberikan obat utama penisilin 2 BenDathin +,> juta unit secara I8 setiap minggu !9, tetapi jika ibu mengalami alergi penisilin dapat diganti dengan Nritromicin ?55 ng P$ selama !5 hari. ,edangkan pada 7eurosifilis diberikan pengobatan utama pinisilin 2 akueous kristalin +,> juta unit >9 selama 15"1> hari diikuti dengan penisilin 2 BenDethin +,> juta unit secara I8. /tau dapat diberi pinisilin 2 akueous prokain +,> juta unit I8 setiap hari dengan probenesid ?55 mg P$ selama 15"1> hari, kemudian diikuti dengan penisilin 2 BenDethin +,> juta secara I8. 2.23 P-o(&os s ,etelah menjalani pengobatan, prognosis untuk sifilis fase primer, sekunder dan fase laten adalah baik. Prognosis untuk sifulis fase tersier pada hati atau otak adalah buruk, karena kerusakan yang telah terjadi biasanya tidak dapat diperbaiki. 145

2.24 As"4a& S)#)la4 P)-sal &a& Pa%a P)&%)- #a S . l s !. Bila keadekuatan pengobatan pada ibu tidak diketahui atau jika ibu tidak mendapatkan pinisilin ibu harus mendapatkan terapi >. Diantara bayi yang selamat, banyak yang menderita sifilis congenital yang dapat menyebabkan kecacatan fisik dan retardasi mental. .............. SIFILIS 2. A. D). & s ,ifilis kongenital adalah penyakit yang didapatkan janin dalam uterus dari ibunya yang menderita sifilis. Infeksi sifilis terhadap janin dapat terjadi pada setiap stadium sifilis dan setiap masa kehamilan. Dahulu dianggap infeksi tidak dapat terjadi sebelum janin berusia 16 minggu, karena lapisan Aanghans yang merupakan pertahanan janin terhadap infeksi masih belum atrofi. #etapi ternyata dengan mikroskop elektron dapat ditemukan Treponema pallidum pada janin berusia 4"15 minggu.,ifilis kongenital dini merupakan gejala sifilis yang muncul pada dua tahun pertama kehidupan anak, dan jika muncul setelah dua tahun pertama kehidupan anak disebut dengan sifilis kongenital lanjut. B. Ep %)m olo( ,ifilis terdistribusi di seluruh dunia, dan merupakan masalah yang utama pada 7egara berkembang. Dilihat dari usia, kasus sifilis banyak ditemukan pada orang dengan rentang usia +5"!5 tahun. Nmpat puluh persen wanita hamil dengan sifilis dini yang tidak diobati, akan mengakibatkan penularan pada janin. 2. E# olo( Pada tahun 145? penyebab sifilis ditemukan oleh ,shaudinn dan 'offman ialahTreponema pallidum, yang termasuk ordo Spiroc#aetales, familia Spiroc#aetaceae dan genus #reponema. ! Bentuk seperti spiral teratur, panjangnya antara ;"1? um, lebar 5,1? um, terdiri empat dari delapan sampai dua puluh empat lekukan. 2erakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka botol. 8embiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap tiga puluh jam. Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk 141

transfusi dapat hidup tujuh puluh dua jam. Dengan strategi hampir selalu menular ke korban baru melalui persetubuhan atau seks oral, makhluk kecil ini masuk melalui kulit, dari sana ia menyebar dengan ganas. Biasanya berhasil masuk kedalam aliran darah dan dalam 1 minggu mereka sudah menyebar keseluruh tubuh. Penularan sifilis dapat melalui cara sebagai berikut H !. ontak langsung H 1. +. !. >. sexually tranmited diseases -,#D0 non"sexually #ransplasental, dari ibu yang menderita sifilis ke janin yang

dikandungnya. #ransfusi H ,yphilis dZ emblee, tanpa primer lesi

D. Pa#o()&)s s ,ifilis dapat ditularkan oleh ibu pada waktu persalinan, namun sebagian besar kasus sifilis kongenital merupakan akibat penularan in utero. %esiko sifilis kongenital berhubungan langsung dengan stadium sifilis yang diderita ibu semasa kehamilan. Aesi sifilis congenital biasanya timbul setelah > bulan in utero pada saat janin sudah dalam keadaan imunokompeten. Penularan inutero terjadi transplasental, sehingga dapat dijumpai Treponema pallidum pada plasenta, tali pusat, serta cairan amnion. Treponema pallidum melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan menyebar ke seluruh jaringan. emudian berkembang biak dan menyebabkan respons peradangan selular elainan yang timbul dapat bersifat fatal sehingga terjadi abortus atau yang akan merusak janin. maupun ekstrauterin. E. I&.)!s s . l s pa%a !)4am la& Penyebab H trponema pallidium yang dapat menembus plasenta setelah kehamilan 1; minggu, oleh karena itu ada baiknya melakukan pemeriksaan serologik sebelum hamil, sehingga pengobatan dapat diterpkan sampai sembuh.

lahir mati atau terjadi gangguan pertumbuhan pada berbagai tingkat kehidupan intrauterine

14+

Diagnosis penyakit ini tidak terlalu sukar karena terdapat luka pada daerah genitalia, mulut, atau tempat lainnya. Pengaruhnya terhadap kehamilan dapat dalam bentuk persalinan prematur atau kematian dalam rahim dan infeksi bayi dalam bentuk kongenitas -pempigus safilitus, deskuamasi kulit telapak tangandan kaki, terdapat kelainan pada mulut dan gigi0. Pengobatannya mudah sebaiknya diberikan bersama suami diobati penisilin injeksi, untuk wanita hamil trimester 1 diobati sedini mungkin untuk mencegah penularan janin. F. P-o(&os s Prognosis pada ibu hamil dengan sifilis buruk, jika tidak dilakukan penanganan yang tepat akan berdampak buruk baik si ibu maupun untuk janin yang dikandungnya. a. G):ala s"*:)!# . %a& o*:)!# . ,ecara umum manifestasi klinik dari penyakitsifilis yaitu H keluarnya cairan dari vagina dan dubur dari biasanya. Dapat berwarna putih susu, kekuningan , kehijauan , atau disertai bercak darah dan bau yang tidak enak perih, nyeri atau panas setelah B/ atau sering B/ . /danya luka terbuka -luka besar sekitar alat kemaluan atau mulut0 dapat terasa nyeri atau tidak , tumbuh seperti jengger ayam atau tumbuh disekitar kemaluan. ,ecara khusus manifestasi klinik dari penyakit sifilis antara lain H ,ifilis stadium 1 H terjadi efek primer berupa papul tidak nyeri sekitar ! minggu kemudian. #erjadi penjalaran ke kelenjar inguinal medial. #imbul lesi pada alat kelamin ekstra genital seperti bibir, lidah, tonsil puting susu, jari dan anus misalnya pada penularan ekstrakoital. ,ifilis stadium + H gejala konstitisi seperti nyeri kepala subfebris, anoreksia , nyeri pada tulang, leher timbul macula, papula, pustule, dan rupia. generalisata. ,ifilis stadium ! H terjadi setelah ! sampai = tahun infeksi guma dapat timbul pada semua jaringan dan organ , membentuk nekrosis sentral juga ditemukan diorgan dalam, yaitu lambung , paru"paru. 7odus dibawah kulit dapat berskuma tidak nyeri. ,ifilis kongenital, pada kondisi dini dapat muncul beberapa minggu -! minggu 0 setelah bayi dilahirkan. elainan berupa H pemfigus, sifilitika, papula, scuma, sekret hidung yang sering bercampur darah, adanya oesteo kondritis pada foto roentgen. elainan selaput lendir, limfa denitis yang

14!

ondisi lanjut dapat terjadi pada usia + tahun lebih. Pada = sampai 4 tahun dengan adanya keratitis, intersial -menyebabkan kebutaan0 ketulian,gigi,varises perporasi paratum durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.

G. "

Klas . !as ,tadium 1. ,tadium ini di tandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Pembekakan kelenjer getah bening juga di temukan selama stadium ini. ,tadium ini merupakan stadium yang sangat menular.

"

,tadium II.

alau sifilis stadium 1 tidak di obati, biasanya para penderira akan mengalami

ruam khususnya di telapak kaki dan tangan. 8ereka juga dapat menemuka adanya luka"luka di bibir, mulut, tenggoran, vagina dan dubur. 2ejela"gejala yang mirip dengan flu seperti demam dan pegal"pegal, mungkin juga di temui pada stadium. ,tadium ini biasanya berlangsung selama 1"+ minggu. " ,tadium III. alau sifilis stadium II masih juga belum di obati, para penderita akan mengalami apa yang di sebut dengan sifilis laten. 'al ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnyapun masih bergerak di seluruh tubuh. ,ifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun"tahun lamanya. " ,tadium I*. Penayakit ini akhirnya di kenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini spirochaeta telah menyebar keseluruh tubuh dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang. 1uga dapat menyebabkan terjadi cacat lahir primer pada bayi. '. Gam*a-a& Kl & s Berdasarkan gambaran klinisnya, sifilis kongenital dapat dibagi menjadi sifilis kongenital dini, sifilis kongenital lanjut dan stigmata. Dianggap sifilis kongenital dini jika timbul pada anak di bawah usia + tahun dan sifilis kongenital lanjut bila timbul di atas + tahun. ,igmata adalah jaringan parut atau deformitas yang terjadi akibat penyembuhan dua stadium tersebut. 1. ,ifilis kongenital dini 2ambaran klinis sifilis kongenital dini sangat bervariasi, mengenai berbagai organ dan menyerupai sifilis stadium II. arena infeksi pada janin melalui aliran darah maka tidak dijumpai 14>

kelainan sifilis primer. Pada saat lahir bayi dapat tampak sehat dan kelainan timbul setelah beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan ada sejak lahir. Pada bayi dapat dijumpai kelainan berupa kondisi berikut H a. Pertumbuhan intrauterine yang terlambat b. elainan membrane mukosa H %ucous patc# dapat ditemukan di bibir, mulut, farings, laring dan mukosa genital. %initis sifilitika -snu!!les0 dengan gambaran yang khas berupa cairan hidung yang mula"mula encer tetapi kemudian menjadi pekat, purulen dan hemoragik. 'idung menjadi tersumbat sehingga menyulitkan pemberian makanan. c. elainan kulit, rambut dan kuku Dapat berupa makula eritem, papula, papuloskuamosa dan bula. Bula dapat sudah ada sejak lahir, tersebar secara simetris, terutama pada telapak tangan dan telapak kaki. 8akula, papula atau papulomatous tersebar secara generalisata dan simetris. Di daerah yang lembab papula menjadi erosif dan membasah atau menjadi hipertrofik -kondiloma lata0. Pada kasus yang berat tampak kulit menjadi keriput terutama pada daerah muka sehingga bayi tampak seperti orang tua. %ambut jarang dan kaku, alopesia areata terutama pada sisi dan belakang kepala. /lopesia dapat juga mengenai alis dan bulu mata. $nikosifilitika disebabkan oleh papula yang timbul pada dasar kuku dan menyebabkan kuku menjadi terlepas. berwarna suram, tidak teratur dan menyempit pada bagian dasarnya. d. elainan tulang Pada ; bulan pertama, osteokondritis, periostitis, dan osteitis pada tulang"tulang panjang merupakan gambaran yang khas. Perubahan yang paling mencolok tampak pada daerah pertumbuhan tulang di dekat epifisis. Npifisis membesar, garis epifisis melebar dan tidak teratur. Pada batas metafisis dengan garis kartilago epifisis, tampak daerah kalsifikasi yang densitasnya meningkat dan tidak teratur sehingga pemeriksaan sinar ^ memberikan gambaran seperti gigi gergaji. Pseudoparalisis pada anggota gerak disebabkan oleh pembengkakan periartikular dan nyeri pada ujung"ujung tulang sehingga gerakan menjadi terbatas. $steokondritis dapat dilihat pada pemeriksaan dengan sinar ^ setelah ? minggu sedangkan periostitis setelah 1; minggu. #anda"tanda osteokondritis menghilang setelah ; bulan tetapi periostitis menetap dan menjadi lebih jelas. e. elainan kelenjar getah bening H terdapat limfadenopati generalisata 14? uku baru yang tumbuh

f. elainan alat"alat dalam H hepatomegali, splenomegali, nefritis, nefrosis, pneumonia g. elainan mata H orioretinitis, glaukoma dan uveitis h. elainan hematologi H anemia, eritroblastemia, retikulositosis, trombositopenia, di!!use intravascular coagulation -DI&0 i. elainan susunan saraf pusat H meningitis sifilitika akut yang bila tidak diobati secara adekuat akan menimbulkan hidrosefalus, kejang dan mengganggu perkembangan intelektual1 +. ,ifilis kongenital lanjut ,ifilis ini biasanya timbul setelah umur + tahun, lebih dari setengah jumlah penderita tanpa manifestasi klinik, kecuali tes serologis yang reaktif. #iter serologis sering berfluktuasi, sehingga jika dijumpai keadaan demikian, dapat diduga suatu sifilis kongenital. 2ambaran klinis dari sifilis kongenital dapat di bedakan dalam + tipe H> a. I&.lamas s . l s !o&()& #al la&:"# Pada keadaan ini yang paling pentig adalah adanya lesi kornea, tulang, dan sistem saraf pusat. Dapat dijumpai kelainan sebagai berikut H 1. ornea H eratitis Intersisial Biasanya terjadi pada umur pubertas, dan terjadi bilateral. Pada kornea timbul pengaburan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sklera. eadaan ini dimulai dengan peradangan perikorneal berat dan kemudian berlanjut dengan perselubungan difus kornea oleh bayangan putih tanpa adanya ulserasi pada permukaan kornea, terjadi pada +5"?5 < kasus sifilis kongenital lanjut. +0 #ulang H Perisynovitis -Clutton=s 'oint) 8engenai kedua lutut, yang akan mengakibatkan terjadinya bengkak tanpa nyeri yang simetris. !. ,istem saraf pusat Aesi pada sistem saraf pusat dapat terjadi pada sifilis kongengital lanjut. Biasanya yang menjadi tanda lesi ,,P pada sifilis kongenital adalah dengan adanya kelemahan umum -generali"ed paresis0 dan renjatan. *. S# (ma#a s . l s !o&()& #al Aesi sifilis kongenital dini dan lanjut dapat sembuh serta meninggalkan parut dan kelainan yang khas. Parut dan kelainan demikian disebut dengan stigmata sifilis kongenital,akan tetapi hanya sebagian penderita yang menunjukkan gambaran tersebut.Ditemukannyastigmata 14;

ini dapat menjadi salah satu pegangan unuk menegakkan diagnosis sifilis kongenital.Pada stigmata sifilis kongenital, hal penting yang perlu diperhatikan adalah adanya trias 'utchinson, yaitu H 1. Perubahan pada gigi insisivus menjadi datar dan seperti gergaji +. $pasitas kornea -kornea ditutupi kabut berwarna putih0 tanpa ilserasi permukaan kornea. !. etulian karena ganguan nervus akustikus -7.*III0. etulian biasanya terjadi mendekati masa pubertas, tetapi kadang"kadang terjadi pada umur pertengahan. ,elain itu ditemukan pula kelainan sebagai berikut H 1. 7eurosifilis Dapat juga menunjukkan kelainan seperti manifestasi sifilis yang didapat. #abes dorsalis agak jarang dibandingkan dengan sifilis yang didapat, paresis lebih sering terjadi dibandingkan dengan sifilis yang didapat, paresis lebih sering terjadi dibandingkan pada orang dewasa. ejang juga sering terjadi pada kasus sifilis kongenital ini. +. #ulang dan palatum #erjadi sklerosis, sehingga tulang kering menyerupai pedang - sabre0, tulang frontal yang menonjol, atau dapat juga terjadi kerusakan akibat gumma yang menyebabkan destruksi terutama pada septum nasi atau pada palatum durum. Perforasi palatum dianggap terjadi pada sifilis kongenital. !. 2igi molar 8ulberry -8ulberryZs molar0 Biasanya pada molar I dan muncul pada usia ; tahun, merupakan gambaran gigi yang hiperplastik dengan permukaan oklusal yang mendatar -!lattening0 serta diliputi oleh serbukan yang menandakan kerapuhan gigi. >. ,ifilis rinitis infantil dan nasal c#ondritis @isura di sekitar rongga mulut dan hidung disertai ragade yang disebut sifilis rinitis infantil.>asal c#ondritis merupakan kelainan yang disebabkan oleh pendataran tulang pembentuk hidung, gambaran ini biasa disebut dengan saddle nose.!,>,6 I. D a(&os s Diagnosis pasti pada sifilis kongenital ditegakan dengan identifikasi T0pallidum. ,elain itu, sifilis kongenital dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan antepartum dan pada bayi lahir mati. Fntuk pemeriksaan pada janin dapat digunakan ultrasonografi -F,20. Pada pemeriksaan 14=

F,2 dapat dijumpai penebalan kulit, penebalan plasenta, hepatosplenomegali dan hidramnion. Pemeriksaan ini dilengkapi dengan pemeriksaan cairan amnion untuk mencari adanya treponema. Identifikasi T0 pallidum dengan pemeriksaan mikroskop lapagan gelap atau imunofluoresensi dapat dilakukan apabila dijumpai secret hidung, mucous patc#es, lesi vesiko bulosa atau kondiloma lata. 7amun, cara konvensional untuk pengambilan specimen tidak sensitive dan merupakan prosedur invasive, sehingga sulit dilakukan dan hanya dilakukan pada bayi dengan lesi luas. ,elain itu, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan identifikasiT0pallidum sulit dilakukan untuk menegakkan diagnosis sifilis kongenital, yaitu H a0 T0pallidum bersifat tidak dapat dibiakkan dan sulit ditemukan pada spesmen klinis b0 /nalisis serologic pada bayi rumit oleh adanya antibody maternal yang didapat transplasental c0 ,ebagian besar bayi sakit yang hidup tidak menunjukkan adanya tanda infeksi Fntuk menegakkan diagnosis klinis sifilis kongenital, saat ini di /, digunakan dua criteria, yaitu kriteria dari &enters for Disease &ontrol and Prevention -&D&0 yang direvisi dan kriteria aufman yang dimodifikasi. 10

riteria aufman yang dimodifikasi. Pasti -de!inite) ,angat 8ungkin -probable)

Dijumpai T0pallidum pada pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan histologik

1. Peningkatan titer *D%A dalam waktu ! bulan atau tes serologic untuk sifilis -#,,0 reaktif yang tidak berubah menjadi non reaktif dalam waktu > bulan +. ,atu kriteria mayor atau dua minor dan disertai #,, reaktif atau tes @#/ reaktif !. ,atu kriteria mayor dan satu kriteria minor

riteria mayor berupa kondiloma lata, osteokondritis, periostitis, rhinitis, rhinitis riteria minor berupa fisura pada bibir, lesi kulit, mucous patc#,

hemoragik

hepatomegali,splenomegali, limfadenopati generalisata, kelainan ,,P, anemia hemolitik, sel cairan serebrospinal -&,,0 O+5, protein O155.+ +0

riteria &D& yang di revisi Pasti -con!irmed0

Diijumpai #. Pallidum pada pemeriksaan mikroskop lapangan gelap 146

#ersangka -presumtive0

1. ,emua bayi yang ibunya menderita sifilis tanpa pengobatan atau mendapat pengobatan tidak adekuat selama kehamilan +. ,emua bayi dengan #,, reaktif dan satu dari keadaan di bawah ini H " 2ambaran sifilis kongenital pada pemeriksaan fisik " *D%A &,, reaktif. hitung sel &,, _ ?.protein &,, _ ?5 diluar sebab lain. " #es @#/"abs"14,"antibodi Ig8 reaktif !. Bayi lahir mati -syp#ilitic stillbirt#0 ematian janin setelah umur kehamilan +5 minggu atau berat janin _?55 gram pada wanita yang menderita sifilis tanpa pengobatan atau memperoleh pengobatan tidak adekuat saat melahirkan. 1. P)&a#ala!sa&aa& Pengobatan sifilis kongenital terbagi menjadi pengobatan pada ibu hamil dan pengobatan pada bayi. Penisilin masih tetap merupakan obat pilihan untuk pengobatan sifilis, baik sifilis didapat maupun sifilis kongenital. Pada wanita hamil, tetrasiklin dan doksisiklin merupakan kontraindikasi. Penggunaan sefriakson pada wanita hamil belum ada data yang lengkap. Pengobatan sifilis pada kehamilan di bagi menjadi tiga, yaitu H 10 ,ifilis dini -primer, sekunder, dan laten dini tidak lebih dri + tahun0. BenDatin penisilin 2 +,> juta unit satu kali suntikan I8, atau penisilin 2 prokain dalama`uadest ;55.555 unit I8 selama 15 hari. +0 ,ifilis lanjut -lebih dari + tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infgeksi, sifilis kardiovaskular, sifilis lanjut benigna, kecuali neurosifilis0 BenDatin penisilin 2 +,> juta unit, I8 setiap minggu, selama ! 9 berturut"turut, atau dengan penisilin 2 prokain ;55.555 unit I8 setiap hari selama +1 hari. !0 7eurosifilis BeDidin penisilin ;"4 8F selama !"> minggu. ,elanjutnya dianjurkan pemberian benDil penisilin +"> 8F secara I* setiap > jam selama 15 hari yang diikuti pemberian penisilin long acting, yaitu pemberian benDatin penisilin 2 +,> juta unit I8 sekali seminggu selama ! minggu, atau penisilin 2 prokain +,> juta unit I8 Q prebenesid > 9 ?55 mg.hari selama 15 hari yang diikuti pemberian benDatin penisilin 2 +,> juta unit I8 sekali seminggu selama ! minggu. 144

#erdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi pada pengobatan sifilis kongenital menurut &D& tahun 1446. pengobatan harus diberikan pada bayi H a0 8enderita sifillis kongenital yang sesuai dengan gambaran klinik, laboratorium dan.radiologik, b0 8empunyai titer test nontreponema _ > kali dibanding ibunya c0 Dilahirkan oleh ibu yang pengobatannya sebelum melahirkan tidak tercatat, tidak diketahui, tidak adekuat atau terjadi a !5 hari sebelum persalinan. d0 Dilahirkan oleh ibu seronegatif yang diduga menderita sifilis e0 #iter pemeriksaan nontreponema meningkat _ > kali selama pengamatan. f0 'asil tes treponema tetap reaktif sampai anak berusia 1? bulan, atau g0 8empunyai antibodi spesifik Ig8 antitreponema. ,elain itu, juga dipertimbangkan pengobatan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita sifilis dan diobati selama kehamilannya namun bayi tersebut selanjutnya tidak bisa diamati. Pengobatan sifilis kongenital tidak boleh ditunda dengan alasan menunggu diagnosis pasti secara klinis atau serologik. Dengan pengobatan dengan Aqueous penisilin bergantung 1 minggu Ousia bayi. Pada usia a 1 minggu, diberikan tipa 1+ jam, usia M a > minggu diberikan tiap 6 jam, dan setelah usia > minggu diberikan tipa ; jam.+ 1. P)&(o*a#a& s . l s !o&()& #al m)&"-"# 2D2 #a4"& 1EE6

Bayi dengan sifilis kongenital, ibu dengan. tanpa sifilis Penisilin 2 prokain ?5.555 Bayi normal Ibu sifilis dini dan.atau tanpa terapi atau terapi tidak tercatat diberikan H

unit.kgBB I8.I* selama 15"1> hari.

a0

Aqueous penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I* selama 15"1> hari, atau penisilin prokain 2 ?5.555 unit.kgBB I8, 15"1> hari usia -usia a > minggu0, atau benDatin penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal b0 c0 d0 e0 Ibu sifilis laten lanjut, atau Ibu mendapat terapi eritromosin atau obat selain penilin, atau Ibu mendapat terapi adekuat a > minggu sebelum persalinan, atau Ibu mendapat terapi adekuat O 1 bulan sebelum persalinan, titer non treponema tidak

turun > kali lipat, diberikan H BenDatin penisilin ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal +55

f0

Ibu mendapat terapi adekuat O 1 bulan sebelum persalinan, titer nontreponema turun > kali

lipat, dilakukan H Pengamatan klinis dan serologik, atau benDatin penisilin 2 ?5.555 unit.kgBB I8, dosis tunggal bila pengamatan tidak memungkinkan (' Ibu mendapat terapi adekuat sebelum kehamilan dan titer stabil -*D%Aa 1H+0 selama kehamilan, dilakukan H Pengamatan klinis dan serologic. 8enurut &D& 1446, diluar masa neonatus, anak yang didiagnosis sifilis congenital harus diperiksa &,, untuk menyingkirkan neurosifilis dan menentukan sifilis congenital atau sifilis didapat. ,emua anak yang diduga menderita sifilis kongenital atau dengan kelainan neurologik diberikan aqueous penisiline 2 ?5.555 unit.kgBB I*.I8 tiap >"; jam selama 15"1> hari. Pemberian penisilin prokain tidak dianjurkan. 2. P)&(o*a#a& al#)-&a# . "&#"! pas )& al)-( p)& s l & Bila alergi terhadap penisilin, sebagai obat alternatif diberikan obat tetrasiklin dan eritromisin. #etapi efektifitasnya lebih rendah bila dibandingkan dengan penisilin. Penggunaan sefriakson pada wanita hamil belum ada data yang lengkap. 3. P)m)- !saa& S)#)la4 P)&(o*a#a& Pemeriksaan penderita sifilis dini harus dilakukan, bila terjadi infeksi ulang setelah pengobatan. ,etelah pemberian penisilin 2, maka setiap pasien harus diperiksa ! bulan kemudian untuk penentuan hasil pengobatan. Pengalaman menunjukkan bahwa infeksi ulang sering terjadi pada ................. 2$7$%N P/D/ N'/8IA/7 A. D). & s 2onore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh 7eisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata -konjungtiva0 dan bagian tubuh yang lain. B. Ep %)m olo( +51

Infeksi ini ditularkan melalui hubungan seksual, dapat juga ditularkan kepada janin pada saat proses kelahiran berlangsung. :alaupun semua golongan rentan terinfeksi penyakit ini, tetapi insidens tertingginya berkisar pada usia 1?"!? tahun. Di antara populasi wanita pada tahun +555, insidens tertinggi terjadi pada usia 1? "14 tahun -=1?,; per 155.5550 sebaliknya pada laki" laki insidens rata"rata tertinggi terjadi pada usia +5"+> tahun -?64,= per 155.5550. Npidemiologi 7. gonorrhoeae berbeda pada tiap M tiap negara berkembang. Di dunia diperkirakan terdapat +55 juta kasus baru setiap tahunnya. 2. E# olo( 2onore disebabkan oleh gonokok yang dimasukkan ke dalam kelompok 7eisseria, sebagai 7eisseria 2onorrhoeae. 2onokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi dengan lebar 5,6 u, panjang 1,; u, dan bersifat tahan asam. uman ini juga bersifat negatif" 2ram, tampak di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan suhu di atas !4 derajat &, dan tidak tahan Dat desinfektan. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang -imatur0, yakni pada vagina wanita sebelum pubertas. D. 1. +. !. >. ?. Gam*a-a& !l & ! 8asa tunas sulit untuk ditemukan karena pada umumnya asimtomatik, gejala awal bisa timbul pada waktu ="+1 hari setelah terinfeksi Pada wanita, penyakit akut atau kronik jarang ditemukan gejala subjektif dan objektifnya. Infeksi pada wanita, pada mulanya henya mengenai serviks uteri eluhanH kadang"kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah, demam, keluarnya cairan dari vagina, nyeri ketika berkemih dan desakan untuk berkemih. Pada pemeriksaan serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen, duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi servitis akut. E. a. b. c. Kompl !as Infeksi pada serviks -servisitis gonore0 ,alpingitis -penyakit radang panggul0 Infertilitas +5+

d. e. f. g.

Infeksi pada uretra dapat terjadi para uretritis Pada kelenjar Bartholin -bartholinitis0 adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamil adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibu Pa%a :a& & %a& *a5 *a-" la4 -

a. b. c.

ebutaan, untuk mencegah kebutaan, semua bayi yang lahir di rumah sakit biasanya diberi tetesan mata untuk pengobatan gonore Pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah Penyakit sistemik seperti meningitis dan arthritis sepsis pada bayi yang terinfeksi pada proses persalinan. omplikasi diseminata pada pria dan wanita dapat berupa artritis, miokarditis,endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis. :anita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seksual melalui anus -lubang dubur0 bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pemeriksaan dengan anaskop akan tampak lendir dan cairan di dinding rektum penderita. 8elakukan hubungan seksual melalui mulut -oral se90 dengan seorang penderita gonore bias menyebabakn gonore pada tenggorokan -faringitis gonokokal0. Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan. 1ika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi mata luar -konjungtivitis gonore0.

F.

D a(&os s Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan pembantu. ,erta biakan atau pemerikasaan gen hasilnya positif. P)m)- !saa& K4"s"s

a. b. c.

Nksudat untuk diplokok intraselular gram"negatif Biakan pada media khusus Pemeriksaan antibodi fluoresensi +5!

d. e. f. g. G.

Biakan dan kanalis ani pada pria homoseksual Biakan dan serviks pada wanita Biakan dan faring pada kasus"kasus yang dicurigai terjadi kontak orogenital #es serologik untuk sifilis P)&(o*a#a& Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan tetrasiklin. 3ang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin -,eftriakson +?5 mg I8 sebagai dosis tunggal0. 1ika wanita hamil alergi terhadap penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan ,pektinomisin + gr I8 sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan /moksisilin + gr atau ! gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang diberikan saat isolasi 7. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. /moksisilin direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi &. trachomatis.

H. a. b. c. d.

P)&,)(a4a& #idak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan oral dengan orang yang terinfeksi Pemakaian ondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini 'indari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai. ,arankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi lebih jauh dan mencegah penularan e. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak Penyakit ini terjadi karena infeksi retrovirus. Pada awalnya infeksi ini menunjukkan gejala yang tidak spesifik, misalnya limfadenopati, anoreksia, diare kronis, penurunan berat badan, dan sebagainya. omplikasi penyakit ini antara lain ialah :neumocystis carinii pneumonia, c#ronic enteric cryptosporidiosis, disseminated strongyloidiasis, dan sebagainya. Penularan terjadi karena kontak seksual antar manusia dengan masa inkubasi antara ; bulan hingga ? tahun( jika lewat transfusi darah masa inkubasinya rata"rata + tahun. Pada janin penularan terjadi secara transplasenta, tetapi dapat juga akibat pemaparan darah dan sekret serviks selama persalinan. +5> seks dengan menggunakan upaya pencegahan. HI> %a& AIDS

Pencegahan antara lain dengan caraH menghindari kontak seksual dengan banyak pasangan terutama hubungan seks anal, skrining donor darah lebih ketat, dan pengolahan darah dan produknya dengan lebih hati"hati. S.ls 8anifestasi klinik biasanya berupa respon janin yang hebat yang akan terjadi setelah pertengahan kedua kehamilan yaitu hepatosplenomegali, ikterus, petekie, meningoensefalitis, khorioretinitis, dan lesi tulang. Infeksi yang didapat di akhir kehamilan biasanya tidak menyebabkan gejala pada bayi baru lahir, baru setelah beberapa minggu.bulan kemudian akan ditemukan gejala"gejalaH snu!!les -kotoran hidung mukopurulen0, ruam makuler besar berwarna tembaga, lesi -plak0 sekitar mulut dan anus, hepatosplenomegali, radang periosteum, Hutc#inson=s teet#, saddle nose, saber s#ins, dan lainnya. Infeksi penyakit ini juga dapat menyebabkan bayi berat badan lahir rendah, atau bahkan kematian janin. HI> %a& AIDS ebanyakan bayi terinfeksi 'I* belum menunjukkan gejala pada saat lahir, sebagian anak akan menunjukkan gejala pada umur 1+ bulan pertama dan sebagian lainnya pada umur yang lebih tua. 2ejala yang akan terlihat antara lainH gejala non spesifik, penyakit neurologis progresif -ensefalopati dengan gejala kelambatan perkembangan atau kemunduran fungsi motorik, kemampuan intelektual,atau perilaku0, pneumonitis interstisial limfoid, infeksi sekunder -infeksi oportunis yaitu :neumocystis carinii pneumonia, c#ronic enteric cryptosporidiosis, disseminated strongyloidiasis, dan dapat terjadi infeksi bakteri misalnya meningitis, infeksi lainnya misalnya varisela primer yang mengakibatkan infeksi menyeluruh pada hati, paru, sistem koagulasi, dan otak0, kanker sekunder.

TOKSOPLASMA
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler yaitu Toksoplasma gondii. Penyakit ini mempunyai gejala klinik dengan manifestasi yang sangat bervariasi bahkan pada banyak pasien tidak menimbulkan gejala. Pada banyak pasien termasuk bayi dan pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, toksoplasmosis dapat mengancam jiwa. Pada bagian obstetri dan gynekologi, toksoplasmosis penting karena dapat menyebabkan penyakit pada ibu yang tidak diketahui penyebabnya dan sangat potensial menyebabkan infeksi bayi dalam kandungan yang dapat menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan, dan kecacatan pada bayi.2,3, ,!,"

+5?

Siklus Hidup #iklus hidup toksoplasma ada ! tingkat $

fase proliferatif stadium kista fase schizogoni gametogoni fase ookista

#iklus aseksual terdiri dari fase proliferasi dan stadium kista. %ase ini dapat terjadi dalam bermacam&macam inang. #iklus seksual secara spesifik hanya terdapat pada kucing. ',(,) %ase proliferatif, yang menghasilkan tropozoit, terjadi secara intraseluler dalam banyak jaringan saat terjadi infeksi primer. Tropozoit menjadi berkurang jumlahnya pada saat imunitas inang terbentuk, dan infeksi dapat masuk ke dalam stadium kronis. *pabila terjadi penurunan dan penekanan daya tahan tubuh, tropozoit dapat kembali berproliferasi dan menjadi banyak. %ase proliferasi ini juga terjadi saat pembelahan sel. ",',(,+, -ista dapat terbentuk setelah terjadi beberapa siklus proliferasi dimana terbentuk tropozoit. -ista ini dapat terbentuk selama infeksi kronis yang berhubungan dengan imunitas tubuh. -ista terbentuk intrasel dan kemudian terdapat secara bebas di dalam jaringan sebagai stadium tidak aktif dan dapat menetap dalam jaringan tanpa menimbulkan reaksi inflamasi. Pada saat ini antibodi dapat menurun meskipun masih terdapat infeksi. Pada saat daya tahan tubuh menurun dan pada saat fase proliferasi, kista tidak terbentuk. -ista pada binatang yang terinfeksi menjadi infeksius bila termakan oleh karnivora dan toksoplasma masuk melalui usus. " #iklus seksual Toksoplasma gondii hanya terdapat pada kucing. -ucing dapat terinfeksi saat makan kista, pseudokista, atau ookista. -emudian tropozoit masuk ke dalam epitel usus kucing dan membentuk schizon dan kemudian membentuk makrogamet dan mikrogamet. .okista kemudian terbentuk dan dikeluarkan bersama feses kucing 3&! hari setelah terinfeksi dan menetap didalamnya selama +&2 minggu. .okista kemudian menjadi sangat infeksius saat terjadi sporulasi setelah +&3 hari pada suhu 22/ 0. .okista dapat bertahan pada berbagai macam kondisi lingkungan dan pada udara bebas selama + tahun atau lebih. 3,( 1nfeksi pada manusia dapat terjadi saat makan daging yang kurang matang, sayur&sayuran yang tidak dimasak, makanan yang terkontaminasi kotorasn kucing, melalui lalat atau serangga. 2uga ada kemungkinan terinfeksi saat menghirup udara yang terdapat ookista yang berterbangan. 2,',(,) 0ara penularan lain yang sangat penting adalah pada jalur maternofetal. 1bu yang mendapat infeksi akut saat kehamilannya dapat menularkannya pada janin melalui plasenta.2,3,(,)3isiko terjadinya infeksi janin dalam rahim meningkat menuruit lamanya atau umur kehamilan. Pada ibu yang mendapat infeksi sebelum terjadinya konsepsi sangat jarang menularkannnya pada janin. 4eskipun resiko infeksi meningkat sesuai umur kehamilan, tetapi 5 ),6 dari infeksi yang didapat saat trimester 111 biasanya tidak memberikan gejala saat bayi lahir. ++

+5;

Gejala Klinis Pada toksoplasmosis kongenital berat dapat menyebabkan kematian janin, tetapi pada keadaan yang lain, infeksi dapat tidak memberikan gejala dan bayi dapat lahir normal. -elainan pada janin dengan toksoplasmosis kongenital dapat berupa gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, hidrosefali, anensefali, mikrosefali, korioretinitis. Pada bayi dapat juga lahir tanpa gejala tetapi kemudian timbul gejala lambat seperti korioretinitis, katarak, ikterus, mikrosefali, pneumonia, dan diare. -omplikasi jangka panjang yang serius adalah timbulnya kejang, retardasi mental dan gangguan penglihatan. -ebanyakan bayi yang meninggal karena infeksi toksoplasma mengalami kerusakan yang berat pada otak. 2,3,!,' Diagnosis Pada pemeriksaan secara makroskopis, plasenta yang terinfeksi biasanya membesar dan memperlihatkan lesi yang mirip dengan gambaran khas dari eritroblastosis fetalis. 7illi akan membesar, oedematus dan sering immatur pada umur kehamilan. 8iagnosis dapat ditegakkan dengan adanya gambaran organisme dalam sel. .rganisme sulit ditemukan pada plasenta, tetapi bila ditemukan biasanya terdapat dalam bentuk kista di korion atau jaringan subkorion. 1dentifikasi sering sulit, sebab sinsitium yang mengalami degenerasi sering mirip dengan kista. !,+2 Pemeriksaan yang baru dan saat ini sering digunakan adalah dengan enzyme-linnked immunosorbent assay 9:;1#*<. Pemeriksaan yang sering digunakan adalan dengan mengukur jumlah 1g=, 1g4 atau keduanya. 1g4 dapat terdeteksi lebih kurang + minggu setelah infeksi akut dan menetap selama beberapa minggu atau bulan. 1g= biasanya tidak muncul sampai beberapa minggu setelah peningkatan 1g4 tetapi dalam titer rendah dapat menetap sampai beberapa tahun.3, ,! #ecara optimal, antibodi 1g= terhadap toksoplasmosis dapat diperiksa sebelum konsepsi, dimana adanya 1g= yang spesifik untuk toksoplasma memberikan petunjuk adanya perlindungan terhadap infeksi yang lampau. Pada wanita hamil yang belum diketahui status serologinya, adanya titer 1g= toksoplasma yang tinggi sebaiknya diperiksa titer 1g4 spesifiktoksoplasma. *danya 1g4 menunjukkan adanya infeksi yang baru saja terjadi, terutama dalam keadaan titer yang tinggi. Tetapi harus diingat bahwa 1g4 dapat terdeteksi selama lebih dari bulan bila menggunakan fluorescent antibody test, dan dapat lebih dari ( bulan bila menggunakan ELISA. 8iagnosis prenatal dari toksoplasmosis kongenital dapat juga dilakukan dengan kordosintesis dan amniosintesis dengan test serologi untuk 1g= dan 1g4 pada darah fetus. *danya 1g4 menunjukkan adanya infeksi akrena 1g4 tidak dapat melewati barier plasenta sedangkan 1g= dapat berasal dari ibu. 4eskipun demikian antibodi 1g4 spesifik mungkin tidak dapat ditemukan karena kemungkinan terbentuknya antibodi dapat terlambat pada janin dan bayi. 3,! Pedoman yang digunakan dalam menilai hasil serologi 2 $ +. 1nfeksi primer akut dapat dicurigai bila +. terdapatnya serokonversi 1g= atau peningkatan 1g= 2& kali lipat dengan interval 2&3 minggu. 2. 3. . Terdapatnya 1g* dan 1g4 positif menunjukkan infeksi +&3 minggu yang lalu. 1g= avidity yang rendah >asil #abin&%eldman? 1%* 53,, 1@?ml atau +$+,,,

+5=

!. 2. 3.

1g4&1%* +$(, atau 1g4&:;1#* 2.",, 1@?ml

1g= yang rendah dan stabil tanpa disertai 1g4 diperkirakan merupakan infeksi lampau. #atu kali pemeriksaan dengan 1g= dan 1g4 positif tidak dapat dipastikan sebagai infeksi akut dan harus dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan lain.

Penatalaksanaan 1nfeksi toksoplasma pada ibu hamil dapat dicegah dengan cara menghindari tertelannya kista atau ookista berbentuk spora dengan menjaga kebersihan diri. Perlu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau setelah kontak dengan kucing? kotoran kucing, memasak makanan sampai matang benar 95""/ 0< dan menggunakan sarung tangan sewaktu berkebun. Auah&buahan dan sayur mentah harus dicuci bersih dan makanan dilindungi supaya tidak dihinggapi lalat, kecoa, dan serangga atau binatang lain yang mungkin dapat membawa kontaminasi dari kotoran kucing.2,+3,+ Pengobatan terhadap ibu hamil yang terinfeksi akut dengan tujuan mengurangi infeksi ke janin, dosis yang dianjurkan B>. adalah $+3,+ ,+! +. -ombinasi antara sulfa, pirimethamin, dan asam folat dengan dosis $ #ulfonamide? sulfadiazin +,,, mg per hari Pirimethamin 98araprim< 2! mg per hari *sam folat +, mg? minggu 9mencegah depresi sumsum tulang<

8osis ini diberikan selama minggu dan diulang lagi dengan interval minggu dengan maksimum 3 siklus pemberian sampai terjadinya persalinan. -arena teratogenik maka kombinasi pirimethamin dan sulfa baru dapat digunakan setelah kehamilan 2, minggu. 2. Pada kehamilan trimester 1 digunakan spiramisin, suatu antibiotika golongan makrolid dengan dosis 3C+ gram selama minggu 9) juta unit< dan diulang tiap minggu.

Pencegahan

>indari kontak dengan kucing, tanah D daging mentah 0uci tangan dengan sabun setelah memegang daging mentah D sebelum makan 2angan memegang mulut D mata pd waktu mengolah daging mentah 0uci sayur?lalap D buah >indari kontak dg bahan&bahan yang mungkin tercemar kotoran kucing Pakai sarung tangan saat berkebun+"

+56

RUB LLA

3ubella atau campak jerman adalah infeksi virus 3E* dari golongan Togavirus yang ditandai dengan ruam merah muda, demam, dan pembesaran kelenjar limfe. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan mengakibatkan kecacatan.2,3, ,+ Patogenesis 1nfeksi terjadi melalui selaput lendir saluran pernafasan bagian atas. #etelah tujuh hari timbal viremia yang berlangsung sampai timbulnya antibodi pada hari ke +2&+ . Pembentukan antibodi bertepatan dengan timbulnya ruam. #etelah timbulnya ruam, virus dapat ditemukan dalam nasopharing. +' Gejala klinis Pada janin, infeksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trimestre 1. 4ula&mula replikasi virus terjadi dalam jeringan janin, dan menetap dalam kehidupan janin, dan mempengaruhi pertumbuhan janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain. 1nfeksi ibu pada trimester 11 juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. 4enetapnya virus dan interaksi antara virus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemiahemolitika dengan hematopoesis eCtra meduler, hepatitis, nefritis interstitial, encefalitis, pancreatitis interstitial, dan osteomielitis. =ejala rubella kongenital dapat dibagi dalam 3 kategori $ +. +. #indroma rubella kongenital yang meliputi defek utama yaitu$

gangguan pendengaran tipe neurosensorik. Timbul bila infeksi terjadi sebelum umur kehamilan ( minggu. =ejala ini dapat merupakan satu&satunya gejala yang timbul. =angguan jantung meliputi P8*, 7#8, dan stenosis katup pulmonal. =angguan mata $ katarak dan glukoma. -elainan ini jarang berdiri sendiri 3etardasi mental :Ctended& sindroma rubella kongenital. 4eliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbuhan dan berbicara, kejang, ikterus, dan gangguan imunologi 9hipogamaglobulin<. 8elayed& sindroma rubella kongenital. 4eliputi panensefalitis, dan 8iabetes 4ellitus tipe +, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul bertahun&tahun kemudian. 2,+

2. 3. . 2.

3.

Diagnosis

+54

*ntibodi rubella biasanya lebih dahulu muncul saat timbul ruam. 8iagnosis rubella ditegakkan bila titer meningkat kali saat fase akut, dan biasanya imunitas menetap lama. *pabila pasien diperiksa beberapa hari setelah timbul ruam, diagnosis dapat ditegakkan dengan analisis antibodi 1g4 anti rubella dengan menggunakan sistem :;1#*. 1g4 spesifik rubella dapat terlihat +&2 minggu setelah infeksi primer dan menetap selama +&3 bulan. *danya antibodi 1g4 menunjukkan adanya infeksi primer, tetapi bila negatif belum tentu tidak terinfeksi. 8iagnosis prenatal ditegakkan dengan memeriksa adanya 1g4 dari darah janin melalui 07# (chorionic villus sampling atau kordosintesis. -onfirmasi infeksi fetus pada trimester 1 dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan 3E* pada 07#. 4etode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi. Aerdasar gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital 903#, 0ongenital 3ubella #yndrome< dapat diklasifikasikan sebagai berikut $ +. 03# confirmed. 8efek dan satu atau lebih tanda? gejala berikut $ virus rubella yang dapat diisolasi adanya 1g4 spesifik rubella menetapnya 1g= spesifik rubella 03# compatible. Terdapat defek tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap.8idapatkan 2 defek dari item a atau satu dari item a dan b katarak dan? atau glaucoma kongenital. Penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo encefalitis, penyakit tulang radiolusen. 03# posible. 8efek klinis yang tidak memenuhi kriteria untuk 03# compatible. 031 90ongenital 3ubella 1nfection<. Temuan serologi tanpa defek #tillbirth. #tillbirth yang disebabkan rubella maternal. Aukan 03#. Temuan hasil laboratorium tidak sesuai dengan 03#, yaitu tidak adanya antibodi rubella pada anak umur F2 52


2.

+. 2.

3. . !. ".

Penatalaksanaan Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. Pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberi kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup. 7aksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. 7aksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. >al ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang.

+15

Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang&orang yang tidak kebal dan terpapar rubella. Aila didapatkan infeksi rubella dalam uterus, sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella kongenital. 8engan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester 1, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat. +(,+),2,

S!TOM GALO"!RUS
#itomegalovirus merupakan virus 8E* dari golongan herpesviridae seperti $ >erpes simpleC virus tipe + dan 2, 7aricella&Goster, :ipstein Aarr virus. -arakteristik virus dari golongan ini adalah kemampuannya untuk beradaptasi di dalam tubuh manusia sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan masa latent atau dormant. 7irus ini merupakan penyebab utama infeksi kongenital, dan diperkirakan ,,2&2,2 6 janin yang terinfeksi intrauterin dapat fatal bagi janin dan bila bertahan hidup dapat terjadi retardasi mental, buta atau tuli. 2,3,' Pato#isologi 1nfeksi 047 dimulai dengan interaksi antara virus dengan reseptor di permukaan sel, kemudian diikuti dengan penetrasi dan maturasi. 1nteraksi dan penetrasi ini dapat terjadi pada sel yang memungkinkan maupun yang tidak memungkinkan bagi 047 untuk tumbuh. >a ini menunjukkan bahwa reseptor untuk 047 ini terdapat pada berbagai sel, dengan demikian sel spesifik untuk 047 ini lebih ditentukan oleh hal&hal setelah penetrasi. 1nfeksi 047 menyebabkan pembesaran sel disertai inklusi intranuklear. 1nti sel sering menunjukkan gambaran kromatin yang terdesak ke tepi, serta inklusi yang dikelilingi oleh suatu hallo yang jernih. Pada infeksi yang berat, semua sistem organ dapat terlibat. 047 secara khas menginfeksi sel&sel epitel duktal, sedangkan permukaan serosa dan mukosa juga terinfeksi dengan derajad yang lebih ringan. 2+ 4eskipun bersifat sitopatik dan mampu merusak jaringan, 047 memiliki virulensi yang rendah. 3eplikasi virus yang lambat mengakibatkan lebih banyak virion intraseluler daripada ekstraseluler serta lebih banyak terdapat virion yang defektif. 8isamping efek sitopatik, 047 juga merspon imun host dan vaskulitis yang biasa menyertai infeksi yang menyebabkan infeksi organ yang terlibat. #etelah lepas dari sel yang terinfeksi, 047 dapat berikatan dengan dan diselubungi oleh 2&mikroglobulin sehingga virus dapat terlindungi dari antibodi penetral. 047 yang berasosiasi dengan sel menginduksi sintesa protein yang terlokalisir pada permukaan sel dan dapat berperan sebagai reseptor %c immunoglobulin. Protein ini melindungi sel yang terinfeksi terhaadap efek sitotoksik sistem imun. 047 bersifat imunosupresif. 3espon proliferasi limfosit dihambat selama infeksi akut dan dan hal ini lebih memudahkan terjadinya infeksi 047 yang persisten. #etelah menginfeksi, 047 masuk dalam peredaran darah, dan menyebar diseluruh tubuh. 7iruria dan viremia berlangsung beberapa minggu sampai dengan beberapa bulan. Pada infeksi subklinik 1g 4 spesifik akan muncul pada awal infeksi dan menghilang setelah +2&+" minggu. 1g = spesifik mencapai puncak dalam 2 bulan pertama setelah infeksi, dan akan menetap seumur hidup. 2+ Gejala klinis >anya pada individu dengan penurunan daya tahan dan pada masa pertumbuhan janin sitomegalovirus menampakkan virulensinya pada manusia.

+11

Tidak seperti virus rubella, sitomegalovirus dapat menginfeksi hasil konsepsi setiap saat dalam kehamilan. Aila infeksi terjadi pada masa organogenesis 9trimester 1< atau selama periode pertumbuhan dan perkembangan aktif 9trimester 11< dapat terjadi kelainan yang serius. Pada trimester 1 infeksi kongenital sitomegalovirus dapat menyebabkan prematur, mikrosefali, 1@=3, kalsifikasi intrakranial pada ventrikel lateral dan traktus olfaktorius, sebagian besar terdapat korioretinitis, juga terdapat retardasi mental, hepatosplenomegali, ikterus, purpura trombositopeni, 810. 1nfeksi pada trimester 111 berhubungan dengan kelainan yang bukan disebabkan karena kegagalan pertumbuhan somatik atau pembentukan psikomotor. Aayi cenderung normal tetapi tetap beresiko terjadinya kurang pendengaran atau retardasi psikomotor. 4ortalitas infeksi kongenital cukup tinggi yaitu sebesar 2,&3, 6 dan dari yang bertahan hidup ),6 akan menderita komplikasi lambat seperti retardasi mental, buta, defisit psikomotor, tuli dan lain&lain. =ejala lambat juga timbul pada !&+!6 dari mereka yang lahir asimtomatik seperti gangguan pendengaran tipe sensorik sebelum tahun kedua. 2,' Diagnosis @ntuk dapat menegakkan diagnosis infeksi sitomegalovirus ibu dibutuhkan antara lain$ + +. 2. 3. peningkatan titer antibodi anti sitomegalovirus sebesar lebih dari adanya antibodi 1g4 ibu, atau isolasi virus kali 9konversi serologi<

Pada bayi baru lahir, kultur 047 dapat diambil dari urine dan cairan amnion. T.30> screen antibody assays, terutama mengukur 1g=, memerlukan 2 contoh serum untuk diagnosis yang lebih tepat, yang pertama diambil pada neonatus saat lahr, dan yang kedua pada umur &" bulan. Penurunan titer antiboodi 047 menunjukkan bahwa antibodi dari ibu ke janin, dialirkan melalui plasenta. Titer yang menetap atau meninggi akan membantu diagnosis infeksi kongenital, perinatal atau paska natal.2+ Aila ditemukan adanya 1g4 pada bayi baru lahir menujukkan suatu infeksi kongenital, sedangkan 1g= pada bayi dapat terjadi karena transfer pasif melalui plasenta ibu. Pemeriksaan penunjang lainnya untuk mendiagnosis abnormalitas fetus dalam kandungan adalah dengan pemeriksaan @#=. 4elalui @#=, dapat diketahui adanya kalsifikasi intrakranial, 1@=3, hidrosefalus, ventrikulomegali, oligohidramnion, plasenta besar, asites, dan peritonitis mekoneum. 22 -arakteristik yang penting dan perlu diperhatikan pada infeksi maternal, neonatal dan kongenital adalah kemampuan penyebaran infeksi pada lingkungan sekitarnya. Aayi dengan infeksi sitomegalovirus kongenital dapat mengeluarkan virus yang infeksius dari orofaring dan traktus urinarius. @ntuk itu diharapkan ibu hamil dengan seronegatif tidak melakukan kontak dengan bayi tersebut. -emungkinan peningkatan transmisi kongenital hanya bila $+ +. 2. 3. 8idapatkan titer virus yang tinggi 9menandakan adanya infeksi yang baru terjadi< *danya peningkatan lebih dari kali antibodi spesifik. *danya antibodi 1g4 anti sitomegalovirus.

+1+

Penatalaksanaan #ampai saat ini tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi infeksi maternal, dan karena resiko terjadinya morbiditas fetal adalah rendah pemeriksaan penyaring serologisselama kehamilan mempunyai nilai yang terbatas. Aerbeda dengan infeksi virus rubella, antibodi sitomegalovirus tidak dapat melindungi kemungkinan infeksi kongenital pada kehamilan yang berikutnya, sehingga kegunaan vaksinasi untuk sitomegalovirus diragukan. Hang penting dan perlu diperhatikan bagi wanita hamil yang seronegatif harus mencegah agar tidak terlalu sering kontak dengan anak&anak usia 2& tahun terutama yang diketahui menderita infeksi infeksi sitomegalovirus, dan selalu menjaga kebersihan diri dengan membiasakan selalu mencuci tangan setelah kontak dengan produk cairan anak&anak seperti muntahan, popok, dan lain&lain.2+

H RP S S!MPL KS
7irus herpes simpleks adalah merupakan virus 8E*, dan seperti virus 8E* yang lain mempunyai karakteristik melakukan replikasi didalam inti sel dan membentuk intranuclear inclusion body. Intranuclear inclusion body yang matang perlu dibedakan dari sitomegalovirus. -arakteristik dari lesi ini adalah adanya central intranuclear inclusion body eosinofilik yang ireguler yang dibatasi oleh fragmen perifer darin kromatin pada tepi membran inti. Aerdasarkan perbedaan imunologis dan klinis, virus herpes simpleks dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu $ +. virus herpes simpleks tipe + yang menyebabkan infeksi herpes non genital, biasanya pada daerah mulut, meskipun kadang&kadang dapat menyerang daerah genital. 1nfeksi virus ini biasanya terjadi saat anak&anak dan sebagian besar seropositif telah didapat pada waktu umur ' tahun. virus herpes simples tipe 2 hampir secara ekslusif hanya ditemukan pada traktus genitalis dan sebagian besar ditularkan lewat kontak seksual. 2,3, ,'

2.

Pen$e%a&an 7irus herpes simpleks menyebar melalui kontak tubuh secara langsung dan sebagian besar dengan kontak seksual. 8alam keadaan tanpa adanya antibodi, kontak dengan partner seksual yang menderita lesi herpes aktif, sebagian besar akan mengakibatkan panyakit yang bersifat klinis. Penyebaran transplasenta sangat jarang terjadi dan masih belum jelas, tetapi diduga tidak jauh berbeda dengna penularan virus herpes yang lain seperti sitomegalovirus, :ipstein&Aarr virus dan lain&lain. Penularan pada bayi dapat terjadi bila janin yang lahir kontak dengan virus pada ibu yang terinfeksi virus aktif dari jalan lahirnya dan ini merupakan penularan pada neonatal yang paling sering terjadi. 4eskipun demikian kejadian herpes neonatal kecil sekali yaitu +$2!.,,, kelahiran. Aeberpaa keadaan yang mempengaruhi terjadinya herpes neonatal adalah banyak sedikitnya virus, kulit ketuban masih utuh atau tidak, ada atau tidaknya lesi herpes genital, dan ada atau tidaknya antibodi virus herpes simpleks. Pada ibu hamil dengan infeksi primer dan belum terbentuk antibodi maka penularan dapat terjadi sampai !,6 sedangkan pada infeksi rekuren hanya 2,!&!6. Gejala klinik

+1!

#ecara umum gejala klinik infeksi virus herpes simpleks dapat dibagi dalam 2 bentuk yaitu $ 2,' +. 1nfeksi primer yang biasanya disertai gejala 9simtomatik< meskipun dapat pula tanpa gejala 9asimtomatik<. -eadaan tanpa gejala kemungkinan karena adanya imunitas tertentu dari antibodi yang bereaksi silang dan diperoleh setelah menderita infeksi tipe + saat anak&anak. 4asa inkubasi yang khas selama 3&" hari yang diikuti dengan erupsi papuler dengan rasa gatal, atau pegal&pegal yang kemudian menjadi nyeri dan pembentukan vesikel dengan lesi vulva dan perineum yang multipel dan dapat menyatu. 7esikel yang terbentuk pada perineum dan vulva mudah terkena trauma dan dapat terjadi ulserasi serta terjangkit infeksi sekunder. ;esi pada vulva cenderung menimbulkan nyeri yang hebat dan dapat mengakibatkan disabilitas yang berat.8alam waktu 2& minggu, semua keluhan dan gejala infeksi akan menghilang tetapi dapat kambuh lagi karena terjadinya reaktivasi virus dari ganglion saraf. 1nfeksi rekuren. #etelah infeksi mukokutaneus yang primer, partikel&partikel virus akan menyerang sejumlah ganglion saraf yang berhubungan dan menimbulkan infeksi laten yang berlangsung lama. 1nfeksi laten dimana partikel&partikel virus terdapat dalam ganglion saraf secara berkala akan terputus oleh reaktivasi virus yang disebut infeksi rekuren yang mengakibatkan infeksi yang asimtomatik secara klinis 9pelepasan virus< dengan atau tanpa lesi yang simtomatik. ;esi ini umumnya tidak banyak, tidak begitu nyeri serta melepaskan virus untuk periode waktu yang lebih singkat 92&! hari< dibandingkan dengan yang terjadi pada infeksi primer, dan secara khas akan timbul lagi pada lokasi yang sama. Balaupun sering terlihat pada infeksi primer, infeksi serviks tidak begityu sering terjadi pada infeksi virus yang rekuren.

2.

1nfeksi primer pada ibu dapat menular pada janin melalui plasenta atau lewat koriopamnion yang utuh dan dapat menyebabkan abortus spontan, prematuritas, ataupun kelainan kongenital dengan gejala mirip infeksi pada sitomegalovirus seperti mikrosefali, korioretinitis, 1@=3. 2anin hampir selalu terinfeksi oleh virus yang dilepaskan dari serviks atau traktus genitalis bawah setelah ketuban pecah atau saat bayi dilahirkan. 1nfeksi herpes pada bayi baru lahir mempunyai salah satu dari ketiga bentuk berikut ini $ 2,+ +. 8iseminata 9',6<, menyerang berbagai organ penting seperti otak, paru, hepar, adrenal, dan lain&lain dengan kematian lebih dari !,6 yang disebabkan 810 atau pneumonitis, dan yang berhasil hidup sering menderita kerusakan otak. #ebagian besar bayi yang terseranng bayi prematur. ;okalisata 9+!6< dengan gejala pada mata, kulit, dan otak dengan kematian lebih rendah dibanding dengan bentuk disseminata, tetapi bila tidak diobati '!6 akan menyebar dan menjadi bentuk diddeminata yang fatal. Aentuk ini sering berakhir dengan kebutaan dan 3,6 disertai kelainan neurologis. *simtomatik hanya terjadi pada sebagian kecil penderita herpes neonatal.

2.

3.

Diagnosis 8itemukannya virus dalam kultur jaringan. #ayangnya pemeriksaan ini cukup mahal dan membutuhkan waktu lebih dari ( jam. 0ara yang lebih cepat adalah dengan memeriksa adanya antibodi secara :;1#*, dengan sensitivitas )',! 6 dan spesifitas )(6 meskipun waktu yang dibutuhkan tetap lebih dari 2 jam. Penatalaksanaan Prinsip utama adalah jangan biarkan virus dan bayi bertemu. Banita yang terkena infeksi virus herpes genitalia dianjurkan untuk tidak hamil. *pabila ibu sudah terlanjur hamil hati&hati dengan ancaman partus prematuria dan viremia pada ibu karena penurunan daya tahan tubuh. 1bu yang terkena virus herpes genitalia dan bayi yang lahir dengan herpes neonatal dapat diobati dengan acyclovir atau vidarabine yang aman terhadap kehamilan maupun pada bayinya.

+1>

-arena beratnya ancaman infeksi virus herpes pada neonatus, persalinan perabdominam dianjurkan pada kasus& kasus dengan dugaan lesi herpes pada genitalia atau dengan kultur atau Pap smear terakhir yang memperlihatkan hasil positif untuk virus herpes. -ultur hanya dilakukan pada ibu dengan lesi herpetik yang mencurigakan. Aila tidak terdapat lesi, persalinan dapat dilakukan pervaginam. Aayi yang lahir dengan ibu atau bapak yang sedang terserang herpes genital atau oral dapat dirawat gabung dengan ibu, dan dapat diberikan *#1 bila tidak ada lesi pada puting dan dihindari kontak langsung dengan setiap lesi yang ada. #ejak tahun +)(,an mulai digunakan pengobatan antivirus untuk infeksi herpes dengan acyclovir. *cyclovir dapat digunakan dalam beberapa bentuk preparat antara lain krim untuk topikal, powder untuk intravena, kapsul oral dan suspensi oral. Preparat tiopikal digunakan dengan dioleskan pada daerah terinfeksi setiap 3 jam, " kali perhari, selama ' hari. *cyclovir intravena diberikan pada kasus yang berat dengan dosis ! mg?kg setiap ( jam selama ! hari. -apsul oral acyclovir diindikasikan untuk 3 keadaan yaitu $ Pengobatan infeksi primer, pengobatan infeksi ulang yang berat dan penekanan rekurensi yang serinng dan berat. 8osis pemberian acyclovir oral adalah 2,, mg, ! kali perhari selama +, hari. #ampai saat ini belum ditemukan vaksinasi yang efektif untuk infeksi virus herpes simpleks, meskipun pada model binatang didapatkan vaksin yang efektif untuk mencegah infeksi dan untuk mengurangi pembentukan fase laten di ganglion saraf.2,'

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CM !Cytomegalo irus", virus Herpes #implex !H# $ % H# &" dan kemungkinan ole' virus lain yang dampak klinisnya lebi' terbatas !misalnya Measles, ari(ella, )('ovirus, Mumps, assinia, Polio dan Coxsa(kie*+", Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai kelu'an yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak*anak sampai orang de-asa, baik pria maupun -anita, +agi ibu yang terinfeksi saat 'amil dapat menyebabkan kelainan pertumbu'an pada bayinya, yaitu (a(at fisik dan mental yang beraneka ragam, .nfeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubu', termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak, pengli'atan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubu', 1. Pengertian T!"#H T!"#H adala' singkatan dari Toxoplasma gon$ii %Toxo&, "'(ella, #)to *egalo +ir's %#*+&,Herpes Simplex +ir's %HS+& yang terdiri dari HS+1 dan HS+ serta kemungkinan ole' virus lain yang dampak klinisnya lebi' terbatas !Misalnya Measles, ari(ella, )('ovirus, Mumps, virus a((inia, virus Polio, dan virus Coxsa(kie*+", BAB II PE*BAHASAN .1 Pen)e(a( Utama Pen)akit T!"#H Penyebab utama dari virus dan parasit T!"#H !Toxoplasma, Rubella, CM , dan Herpes" adala' 'e-an yang ada di sekitar kita, seperti ayam, ku(ing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya, Meskipun tidak se(ara langsung sebagai penyebab terjangkitnya penyakit yang berasal dari virus ini adala' 'e-an, namun juga bisa disebabkan ole' karena perantara !tidak langsung" seperti memakan sayuran, daging setenga' matang dan lainnya,

+1?

/alam dunia medis, Toxoplasma sering disebut juga dengan virus ku(ing, +iasanya disebut juga Toxo, tokso, toksoplasma, ata' toksoplasmosis, Pada'al sesunggu'nya ini bukan virus ku(ing, tetapi parasit dara', 0enapa sering disebut virus ku(ing 1 selain sebutan ini suda' sala' kapra', memang parasit ini tumbu'nya di dalam tubu' binatang, Hal mana menurut penelitian di dalam maupun di luar negeri, 234 penyebab penyakit ini adala' kotoran ku(ing, 0emudian melalui 'e-an lain yang menempel dalam makanan, lalu masukla' ke dalam tubu' manusia dan menyatu dalam dara', Toxoplasma -on$ii .nfeksi Toxoplasma disebabkan ole' parasit yang disebut Toxoplasma gondi, Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesipik, 0ira*kira 'anya $3*&34 kasus infeksi Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influen5a, bisa timbul rasa lela', malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masala', .nfeksi Toxoplasma berba'aya bila terjadi saat ibu sedang 'amil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubu' terganggu !misalnya penderita 6./#, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun", 7ika -anita 'amil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adala' abortus spontan atau keguguran !84", la'ir mati !94" atau bayi menderita Toxoplasmosis ba-aan, pada Toxoplasmosis ba-aan, gejala dapat mun(ul setela' de-asa, misalnya kelinan mata dan telinga, retardasi mental, kejang*kejang dn ensefalitis, /iagnosis Toxoplasmosis se(ara klinis sukar ditentukan karena gejala*gejalanya tidak spesifik atau ba'kan tidak menunjukkan gejala !sub klinik", Ole' karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, Pemeriksaan yang la5im dilakukan adala' 6nti*Toxoplasma .g:, .gM dan .g6, serta 6viditas 6nti* Toxoplasma .g:, Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu*ibu sebelum atau selama masa 'amil !bila 'asilnya negatif pelu diulang sebulan sekali k'ususnya pada trimester pertma, selanjutnya tiap trimeter", serta bayi baru la'ir dari ibu yang terinfeksi Toxoplasma, "'(ella .nfeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar geta' bening, .nfeksi ini disebabkan ole' virus Rubella, dapat menyerang anak*anak dan de-asa muda, Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya! "ika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka risiko terjadinya kelainan adalah #$% sedangkan jika infeksi tejadi trimester pertama maka risikonya menjadi &#% 'menurut (meri)a College of *bstatri)ian and +yne)ologists ,-.,/! Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, ba'kan pada beberapa pasien tidak dikenali, terutama apabila ruam mera' tidak tampak, Ole' 0arena itu, diagnosis infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium, Pemeriksaan ;aboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan 6nti*Rubella .g: dana .gM, Pemeriksaan 6nti*rubella .g: dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum 'amil, 7ika ternyata belum memiliki kekebalan, dianjurkan untuk divaksinasi, Pemeriksaan 6nti*rubella .g: dan .gM terutama sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada ke'amilan < $= minggu dan risiko infeksi rubella ba-aan, #)to *egalo +ir's %#*+& .nfeksi CM disebabkan ole' virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan virus keluarga Herpes, #eperti dapat tinggal se(ara laten dalam tubu' dan CM merupakan sala' satu 'alnya keluarga 'erpes lainnya, virus CM

penyebab infeksi yang berba'aya bagi janin bila infeksi yang berba'aya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu sedang 'amil, 7ika ibu 'amil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular se'ingga mengalami gangguan misalnya pembesaran 'ati, kuning, ekapuran otak, ketulian, retardasi mental, dan lain*lain, Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengeta'ui infeksi akut atau infeski berulang, dimana infeksi akut mempunyai risiko yang lebi' tinggi, Pemeriksaan laboratorium yang silakukan meliputi 6nti CM 6viditas 6nti*CM .g:, Herpess Simplex .g: dan .gM, serta

+1;

.nfeksi 'erpes pada alat genital !kelamin" disebabkan ole'

irus Herpes #impleks tipe .. !H#

..",

irus ini dapat

berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom, +ayi yang dila'irkan dari ibu yang terinfeksi H# kasus" Pemeriksaan laboratorium, yaitu 6nti*H# kemungkinan terjadinya infeksi ole' H# ke'amilan, Infeksi 0*RC1 yang terjadi pada ibu hamil dapt membahayakan janin yang dikandungnya! 2ada infeksi 0*RC1 gejala klinis yang ada searing sulit dibedakan dari penyakit lain karena gejalanya tidak spesifik! 3alaupun ada yang memberi gejala ini tidak mun)ul sehingga menyulitkan dokter untuk melakukan diagnosis! *leh karena itu pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu mengetahui infeksi 0*RC1 agar dokter dapat memberikan penanganan atau terapi yang tepat! . #ara Pen'laran T!"#H Penularan TORCH pada manusia dapat melalui & !dua" (ara, Pertama, se(ara aktif !didapat" dan yang kedua, se(ara pasif !ba-aan", Penularan se(ara aktif disebabkan antara lain sebagai berikut 1 Pertama, makan daging setenga' matang yang berasal dari 'e-an yang terinfeksi !mengandung sista", misalnya daging sapi, kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelin(i dan lainnya, 0emungkinan terbesar penularan TORCH ke manusia adala' melalui jalur ini, yaitu melalui masakan sati yang setenga' matang atau masakan lain yang dagingnya diamsak tidak semnpurna, termasuk otak, 'ati dan lainnya, Ke$'a, makan makanan yang ter(emar oosista dari feses !kotoran" ku(ing yang menderita TORCH, ?eses ku(ing yang mengandung oosista akan men(emari tana' !lingkungan" dan dapat menjadi sumber penularan baik pada manusia maupun 'e-an, Tingginya resiko infeksi TORCH melalui tana' yang ter(emar, disebabkan karena oosista bisa berta'an di tana' sampai beberapa bulan ! Ho-ard, $@=2", Ketiga, transfusi dara' !trofo4oid", transplantasi organ atau (angkok jaringan ! tro4oid, sista", ke(elakaan di laboratorium yang menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubu' atau tanpa sengaja masuk melalui luka !Remington dan M(;eod $@=$, dan ;evine $@=2", Keempat, 'ubungan seksual antara pria dan -anita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH, Misalnya seorang pria terkena sala' satu penyakit TORCH kemudian melakukan 'ubungan seksual dengan seorang -anita !pada'al sang -anita sebelumnya belum terjangkit" maka ada kemungkinan -anita tersebut nantinya akan terkena penyakit TORCH sebagaimana yang perna' diderita ole' la-an jenisnya, Kelima, ibu 'amil yang kebetulan terkena sala' satu penyakit TORCH ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta, Keenam, 6ir #usu .bu !6#." juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH, Hal ini bisa terjadi seandainya sang ibu yang menyusui kebetulan terjangkit sala' satu penyakit TORCH maka ketika menyusui penyakit tersebut bisa menular kepada sang bayi yang sedang disusuinya, Ket'j'., keringat yang menempel pada baju atau pun yang masi' menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya penyakit TORCH, Hal ini bisa terjadi apabila seorang yang kebetulan kulitnya menmpel atau pun le-at baju yang baru saja dipakai si penderita penyakit TORCH, Ke$elapan, faktor lain yang dapat mengakibatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain adala' kebiasaan makan sayuran menta' dan bua' * bua'an segar yang di(u(i kurang bersi', makan tanpa men(u(i tangan terlebi' da'ulu, mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup, se'ingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebi' besar, Kesem(ilan, air liur juga bisa sebagai penyebab menularnya penyakit TORCH, Cara penularannya juga 'ampir sama dengan penularan pada 'ubungan seksual, .. .g: dan .gm sangat penting untuk mendeteksi se(ara dini ter'adap .. dan men(aega' ba'aya lebi' lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat .. biasanya memperli'atkan lepu' pada kuli, tetapi 'al ini tidak selalu

mun(ul se'ingga mungkin tidak diketa'ui, .nfeksi H# .. pada bayi yang baru la'ir dapat berakibat fatal !Pada lebi' dari >3

+1=

+erdasarkan kenyataan di atas, penyakit TORCH ini sifatnya menular, Ole' karena itu dalam satu keluarga biasanya kalau sala' satu anggota keluarga terkena penyakit tersebut maka yang lainnya pun juga bisa terkena, Mala' ada beberapa kasus dalam satu keluarga seluru' anggota keluarganya mulai dari kakek * nenek, kakak * adik, bapak * ibu, anak * anak semuanya terkena penyakit TORCH, ./ #ara *eng.in$ari T!"#H Antuk meng'indari sedini mungkin penyakit TORCH yang sangat memba'ayakan ini, ada beberapa 'al sebagai solusi a-al yang bisa dilakukan antara lain sebagai berikut 1 Pertama, bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelin(i, babi dan lainnya terlebi' da'ulu dimasak dengan matang 'ingga su'u men(apai BB derajat Cel(ius, agar oosista 5 oosista yang mungkin terba-a di dalam daging tersebut bisa mati, Ke$'a, 0u(ing peli'araan di ruma' 'endaknya diberi daging matang untuk men(ega' infeksi yang masuk ke dalam tubu' ku(ing, Tempat makan, minum dan alas tidur 'arus selalu di(u(i C dibersi'kan, Ketiga, 'indari kontak dengan 'e-an * 'e-an mamalia liar, seperti rodensia liar !tikus, bajing, musang dan lain * lain" serta reptilia ke(il seperti (e(ak, kadal, dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai 'e-an perantara TORCH, Keempat, penanganan kotoran ku(ing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable !dibuang setela' dipakai", Kelima, bagi -anita yang sedang 'amil, terutama yang dinyatakan se(ara serologis suda' negatif, jangan memeli'ara atau menangani ku(ing ke(uali dengan sarung tangan, Keenam, bila sedang memegang daging, bekerja di tempat atau perusa'aan daging atau organ yang masi' menta', 'indari untuk tidak menyentu' mata, mulut, dan 'idung dan peralatan dapur setela' selesai sebaiknya di(u(i dengan sabun, Ket'j'., bagi yang senang berkebun atau bekerja di kebun, sebaiknya menggunakan sarung tangan, men(u(i sayuran atau bua' sebelum dimakan, Ke$elapan, dara' penderita seropositif tidak bole' ditransfusikan pada penderita yang menderita imunosupresif, demikian pula transplantasi organ pada penderita seronegatif 'arus dari orang dengan seronegatif TORCH, Kesem(ilan, pemberantasan ter'adap lalat dan ke(oa sebagai pemba-a oosista perlau dilakukan, Kesep'l'., penggunaan desinfektan komersial yang ada di toko * toko dapat berguna untuk membasmi oosista, Kese(elas, memeriksakan 'e-an peli'araan se(ara kontinyu ke dokter 'e-an atau poliklinik 'e-an agar supaya 'e-an keanyangan selalu dalam keadaan se'at, .0 Diagnosa Pen)akit T!"#H Proses diagnosa medis merupakan langka' pertama untuk menangani suatu penyakit, Tetapi diagnosa berdasarkan pengamatan gejala klinis sering sukar dilaksanakan, maka dilakukan diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum dara', untuk mengukur titer*titer antibodi .gM atau .g:*nya, Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik, ba'kan bisa jadi sama sekali tidak merasakan sakit, #e(ara umum kelu'an yang dirasakan adala' muda' pingsan, pusing, vertigo, migran, pengli'atan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri lambung, lema' lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi, dan kelu'an lainnya, Antuk kasus ke'amilan1 sulit 'amil, keguguran, organ tubu' bayi tidak lengkap, (a(at fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbu' kembang anak, dan ketidaksempurnaan lainnya, Damun begitu, gejala diatas tentu belum membuktikan adanya penyakit TORCH sebelum dibuktikan dengan uji laboratorik, .1 Pengo(atan T!"#H 6danya infeksi*infeksi ini dapat dideteksi dari pemeriksaan dara', +iasanya ada & petanda yang diperiksa untuk tiap infeksi yaitu .munoglobulin : !.g:" dan .munoglobulin M !.gM", Dormalnya keduanya negatif, 7ika .g: positif dan .gMnya negatif,artinya infeksi terjadi dimasa lampau dan tubu' suda' membentuk antibodi, Pada keadaan ini tidak perlu diobati, Damun, jika .g: negatif dan .g M positif, artinya infeksi baru terjadi dan 'arus diobati, #elama pengobatan tidak dianjurkan untuk 'amil karena ada kemungkinan infeksi ditularkan ke janin, 0e'amilan ditunda

+16

sampai $ bulan setela' pengobatan selesai !umumnya pengobatan memerlukan -aktu $ bulan", 7ika .g: positif dan .gM juga positif,maka perlu pemeriksaan lanjutan yaitu .g: 6viditas, 7ika 'asilnya tinggi,maka tidak perlu pengobatan, namun jika 'asilnya renda' maka perlu pengobatan seperti di atas dan tunda ke'amilan, Pada infeksi Toksoplasma,jika dalam pengobatan terjadi ke'amilan, teruskan ke'amilan dan lanjutkan terapi sampai mela'irkan,Antuk Rubella dan CM , jika terjadi ke'amilan saat terapi, pertimbangkan untuk meng'entikan ke'amilan dengan konsultasi kondisi ke'amilan bersama dokter kandungan anda, Pengobatan TORCH se(ara medis diyakini bisa dengan menggunakan obat*obatan seperti isoprino(in, repomi(ine, valtrex, spiromi(ine, spiradan, a(y(lovir, a5it'romisin, klindamisin, alan(i(ovir, dan lainnya, Damun tentu pengobatannya membutu'kan biaya yang sangat ma'al dan -aktu yang (ukup lama, #elain itu, terdapat pula (ara pengobatan alternatif yang mampu menyembu'kan penyakit TORCH ini, dengan tingkat kesembu'an men(apai @3 4, Pengobatan TORCH se(ara medis pada -anita 'amil dengan obat spiramisin !spiromi(ine", a5it'romisin dan klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan dampak !resiko" infeksi yang timbul pada janin, Damun sayangnya obat* obatan tersebut seringkali menimbulkan efek mual, munta' dan nyeri perut, #e'ingga perlu disiasati dengan meminum obat*obatan tersebut sesuda' atau pada -aktu makan, +erkaitan dengan pengobatan TORCH ini !terutama pengobatan TORCH untuk menunjang ke'amilan", menurut medis apabila .g: nya saja yang positif sementara .gM negative, maka tidak perlu diobati, #ebaliknya apabila .gM nya positif !.g: bisa positif atau negative", maka pasien baru perlu mendapatkan pengobatan,

S !l"s S),a-a S)!s"al O-(a& sm $ *a ! spo-oFo # %a- oo! s#a;#-opoFo # %a- ! s#a :a- &(a& ' 5a&( #)-ma!a& ol)4 !", &( M)&5)-a&( m"!osa s)l "s"s 4al"s !", &( M)m*)&#"! s! Fo& a#a" (am)#os # Oo! s#a Mas"! !)%alam l"m)& "s"s %a& !)l"a- *)-sama # &:a

S !l"s S),a-a As)!s"al Oo! s#a 5a&( mas"! !)%alam #"*"4 a!a& p),a4 % l"m)& "s"s 4al"s %a& m)m*)*as!a& 6 spo-oFo #

+14

M)&)m*"s % &% &( "s"s B)-)%a- %alam #"*"4 m)lal" p)m*"l"4 %a-a4 %a& sal"-a& l m.aC m)&5)-a&( *)-*a(a s)l

M)m*)&#"! #-opoFo # 5a&( *)-!)m*a&( *a ! s),a-a ,)pa# $ #a! Fo # ' %a& m)&a&%a!a& a%a&5a s#a% "m a!"#.

J !a #)-%apa# !)!)*ala& #"*"4 5a&( ,"!"pC ma!a p)l)pasa& oo! s#a %a& #a! Fo # #)-4am*a#. Lal" a!a& #)-:a% p)m*)&#"!a& *-a% Fo # 5a&( m)&"&:"!a& a%a&5a a#a% "m !-o& s.

++5

También podría gustarte