Está en la página 1de 17

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T

A. DATA STRUKTUR ATAS

Panjang bentang jembatan Lebar jalan (jalur lalu-lintas) Lebar trotoar Lebar total jembatan Jarak antara Balok Memanjang Dimensi Balok Memanjang : Lebar Balok Tinggi Balok Dimensi Balok Melintang : Lebar Balok Tinggi Balok Tebal slab lantai jembatan Tebal lapisan buras Tinggi genangan air hujan Tinggi bidang samping

L= B1 = B2 = B1 + 2 * B2 = s= s1 = b= h= bd = hd = ts = ta = th = ha =

67.00 4.00 0.25 4.50 2.90 1.30 0.30 0.50 0.30 0.50 0.20 0.05 0.05 1.75

m m m m m m m m m m m m m m

Jumlah balok melintang sepanjang L, Jarak antara balok melintang terpanjang,

nd = sd =

22 bh 4m

B. BAHAN STRUKTUR
Mutu beton : Kuat tekan beton, Modulus elastik, Angka poisson Modulus geser Koefisien muai panjang untuk beton Mutu baja : Untuk baja tulangan dengan > 12 mm : Tegangan leleh baja, Untuk baja tulangan dengan 12 mm : Tegangan leleh baja, Specific Gravity : Berat beton bertulang, Berat beton tidak bertulang (beton rabat), Berat aspal padat, Berat jenis air, K225 fc' = 0.83 * K / 10 = 18.68 MPa Ec = 4700 * fc' = 20310.85 MPa u= 0.20 G = Ec / [2*(1 + u)] = 8463 MPa = 1.0.E-05 C

Ufy = U*10 = Ufy = U*10 =

39 390 Mpa 24 240 Mpa

wc = w'c = wa = ww =

25.00 24.00 22.00 10.00

kN/m3 kN/m3 kN/m3 kN/m3

C. ANALISIS BEBAN 1. BERAT SENDIRI (MS)


KMS = Faktor beban ultimit : 1.3 Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada Girder dihitung sbb. : Panjang bentang Balok Memanjang, L= Berat satu Balok Melintang, Wd = bd * (hd - ts) * s * wc = Jumlah balok Balok Melintang sepanjang bentang L, nd = Beban Balok Melintang pada Balok Memanjang, Qd = nd * Wd / L = Beban berat sendiri pada Girder No. Jenis Lebar (m) 1 Plat lantai 1.30 2 Balok Memanjang 0.30 3 Balok Melintang 67.00 7 22 2.14 m kN bh kN/m

Tebal Berat (m) (kN/m3) 0.20 25.00 0.30 25.00 Qd = QMS =

Beban (kN/m) 6.50 2.25 2.14 10.89

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS) : VMS = 1/2 * QMS * L =

364.900 kN

MMS =

1/24 * QMS * L = 2037.358 kNm

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


KMA = Faktor beban ultimit : 1.3 Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti : 1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari, 2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik, Panjang bentang Balok Memanjang, L Beban mati tambahan pada Girder No. Jenis Lebar (m) 1 Lap.Aspal+overlay 1.30 2 Air hujan 1.30 Beban mati tambahan :

67.00 m

Tebal Berat (m) (kN/m3) 0.10 22.00 0.05 10.00 QMA =

Beban (kN/m) 2.86 0.65 3.51

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA) : VMA = 1/2 * QMA * L = MMA = 1/24 * QMA * L =
2

117.585 kN 656.516 kNm

4. BEBAN LALU-LINTAS 4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD)


KTD = Faktor beban ultimit : 2.0 Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : untuk L 30 q = 8.0 kPa q = 8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30

Untuk panjang bentang, L= 67.00 m q= 5.79 kPa KEL mempunyai intensitas, p= 40.00 kN/m Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut : untuk L 50 m DLA = 0.40 DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m untuk L 90 m DLA = 0.30

Jarak antara Balok Memanjang Untuk panjang bentang, L =

67.00 m,

s= maka DLA = QTD = q * s =

2.90 m 0.36 16.79 kN/m 157.47 kN

Beban lajur pada Balok Memanjang,

PTD = (1 + DLA) * p * s =

Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban lajur "D" : VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 641.34 kN

MTD = 1/24 * QTD * L + 1/4 * PTD * L =

5778.81 kNm

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT)


KTT = Faktor beban ultimit : 2.0 Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang besarnya, T= 100 kN Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0.36 PTT = ( 1 + DLA ) * T = Beban truk "T" : 135.75 kN

a= b=

5.00 m 5.00 m

Panjang bentang Girder, L= Gaya geser dan momen pada T-Gider akibat beban truk "T" : VTT = [ 9/8 * L - 1/4 * a + b ] / L * PTT =

67.00 m 160.32 kN

MTT = VTT * L/2 - PTT * b = 4691.859 kNm Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg memberikan pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban "D" dan beban "T". VTT = Gaya geser maksimum akibat beban, T 160.32 kN Momen maksimum akibat beban, D MTD = 5778.81 kNm

4. GAYA REM (TB)


KTB = Faktor beban ultimit : 2.0 Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1.80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut : untuk Lt 80 m Gaya rem, HTB = 250 Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) untul 80 < Lt < 180 m untuk Lt 180 m Gaya rem, HTB = 500

Panjang bentang Balok Memanjang, Jumlah Balok Memanjang, Gaya rem, Jarak antara Girder, Gaya rem untuk Lt 80 m :

67.00 m 2 bh HTB = 250 kN s= 2.90 m TTB =HTB / ngirder = 125 kN Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis. Gaya rem, TTB = 5 % beban lajur "D" tanpa faktor beban dinamis, QTD = q * s = 16.79 kN/m PTD = p * s = 116.00 kN TTB = 0.05 * ( QTD * L + PTD ) = 62.06 kN < 50.00 kN Diambil gaya rem, TTB = 50.00 kN Lengan thd. Titik berat balok, y = 1.80 + ta + h/2 = Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * y = Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem : VTB = M / L = MTB = 1/2 * M = 2.10 m 105.00 kNm 1.57 kN 52.50 kNm

L= ngirder =

6. BEBAN ANGIN (EW)


KEW = Faktor beban ultimit : 1.2 Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus : 2 TEW = 0.0012*Cw*(Vw) kN/m2 dengan, Cw = 1.2 Kecepatan angin rencana, Vw = 30 m/det Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan : TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2 = 1.296 kN/m2 Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan. h= 2.00 m Jarak antara roda kendaraan x x= 1.75 m Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan, QEW = 1/2*h / x * TEW = 0.740571 kN/m

Panjang bentang Girder, L= Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) : VEW = 1/2 * QEW * L = MEW = 1/24 * QEW * L2 =

67.00 m 24.809 kN 138.518 kNm

7. PENGARUH TEMPERATUR (ET)


Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur, diperhitungkan terhadap gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperatur movement) pada tumpuan (elastomeric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar : DT = 20 C = 1.0.E-05 C Koefisien muai panjang untuk beton, Panjang bentang Girder, L= 67.00 m Shear stiffness of elastomeric bearing, k= 12000 kN/m Temperatur movement, d = * DT * L= 0.0134 m FET = k * d = Gaya akibat temperatur movement, 160.80 kN

Tinggi Girder, h = 1.20 m h= Eksentrisitas, e = h / 2 = 0.60 e = h/2 = M = FET*e = Momen akibat pengaruh temperatur, Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh temperatur (ET) : VET = M/L = MET = M =

0.50 m 0.25 m 40.200 kNm 0.600 kN 40.200 kNm

8. BEBAN GEMPA (EQ)


Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0.10 * g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen. Koefisien beban gempa horisontal : Kh = C * S Kh = Koefisien beban gempa horisontal, C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas) dari struktur. Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2 * p * [ Wt / ( g * KP ) ] Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan. g = percepatan grafitasi bumi, g= 9.81 m/det2

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan : Wt = QMS + QMA Berat sendiri, QMS = 10.89 kN/m Beban mati tambahan, QMA = 3.51 kN/m Panjang bentang, L= 67.00 m Berat total, Wt = (QMS + QMA)*L = 964.97 kN Ukuran Balok Memanjang, b= 0.30 m h= 0.50 m 3 Momen inersia penampang Balok Memanjang, I = 1/12 * b * h = 0.003125 m4 Modulus elastik beton, Ec = 23453 Mpa Ec = 23452953 kPa Kekakuan lentur Balok Memanjang, Kp = 48 * Ec * I / L3 = 11.70 kN/m T = 2*p* [ Wt / (g * KP)] = 18.2209 detik Waktu getar, Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium). Lokasi wilayah gempa Wilayah = 2 Koefisien geser dasar, C= 0.18 Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton bertulang, maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus, S = 1.0 * F dengan, F = 1.25 - 0.025 * n dan F harus diambil 1 F = faktor perangkaan, n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur. Untuk nilai, n = 1 maka : n= 1 F = 1.25 - 0.025 * n = 1.225 Faktor tipe struktur, S = 1.0 * F = 1.225 Koefisien beban gempa horisontal, Kh = C*S = 0.221 Koefisien beban gempa vertikal, Kv = 50% * Kh = 0.110 > 0.10 Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0.110 Gaya gempa vertikal, TEQ = Kv * Wt = 106.388 kN

Beban gempa vertikal,

QEQ = TEQ / L =

1.588 kN/m

Gaya geser dan momen pada Girder akibat gempa vertikal (EQ) : VEQ = 1/2 * QEQ * L = MEQ = 1/24 * QEQ * L =
2

53.194 kN 297.000 kNm

9. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE


No. 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Beban Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur "D" (TD) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Pengaruh Temperatur (ET) Beban gempa (EQ) Faktor Beban 1.30 2.00 2.00 2.00 1.20 1.20 1.00 Komb-1 Komb-2 Komb-1 Komb-2 M Mu Mu (kNm) (kNm) (kNm) 2037.36 2648.57 2648.57 656.52 1313.03 1313.03 5778.81 ####### 11557.61 52.50 105.00 105.00 138.52 166.22 40.20 48.24 297.00 ####### 15672.45 Komb-3 Mu (kNm) 2648.57 1313.03 ####### Komb-3

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE No. Jenis Beban 1 2 3 4 5 6 7 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur "D" (TD/TT) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Pengaruh Temperatur (ET) Beban gempa (EQ)

Faktor Beban 1.30 2.00 2.00 2.00 1.20 1.20 1.00

297.00 #######

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE No. Jenis Beban 1 2 3 4 5 6 7 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur "D" (TD/TT) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Pengaruh Temperatur (ET) Beban gempa (EQ)

Faktor Beban 1.30 2.00 2.00 2.00 1.20 1.20 1.00

V (kN) 364.90 117.59 160.32 1.57 24.81 0.60 53.19

Komb-1 Komb-2 Komb-3 Vu Vu Vu (kN) (kN) (kN) 474.37 474.37 474.37 235.17 235.17 235.17 320.63 320.63 320.63 3.13 3.13 29.77 0.72 53.19 1063.08 1034.03 1083.37 Mu = 15816.21 kNm Vu = 1083.37 kN

Momen ultimate rencana Balok Memanjang Gaya geser ultimate rencana Balok Memanjang

10. PEMBESIAN BALOK MEMANJANG 10.1. TULANGAN LENTUR


Momen rencana ultimit Girder, Mutu beton : K - 225 Mutu baja tulangan : U - 39 Tebal slab beton, Lebar badan Girder, Tinggi Girder, Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari : Mu = 15816.21 kNm fc' = 18.675 Mpa fy = 390 Mpa ts = 200 mm b= 300 mm h= 500 mm L/4 = 4000 mm s= 2900 mm 12 * ts = 2400 mm beff = 2400 mm d' = 150 mm Es = 2.0.E+05 MPa b1 = 0.90

Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 2400 mm Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa Faktor bentuk distribusi tegangan beton,

rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = f= Faktor reduksi kekuatan lentur, Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = Mn = Mu/f = Momen nominal rencana, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = Faktor tahanan momen, Rn < Rmax

0.022201 5.165528
0.90

350 mm 17573.57 kNm 59.77404


.....Cek

Rasio tulangan yang diperlukan :


r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] = #NUM! rmin = 1.4 / fy = 0.00359 2 Luas tulangan yang diperlukan, As = r * beff * d = #NUM! mm Diameter tulangan yang digunakan, D 32 mm 2 As1 = p/4 * D = 804.25 mm2 Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = #NUM! Digunakan tulangan, 14 D 32 2 As = As1 * n = 11259.47 mm Tebal selimut beton, td = 30 mm Diameter sengkang yang digunakan, ds = 13 mm Jumlah tulangan tiap baris, nt = 6 Jarak bersih antara tulangan, mm X = ( b - nt * D - 2 * td - 2 * ds) / (nt - 1) = 4.4 mm > 35 mm CEK

Rasio tulangan minimum,

Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30% tulangan tarik, sehingga : As' = 30% * As = 3377.84 mm2
Digunakan tulangan, 5 D 32

10.2. KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMATE

Tebal slab beton, ts = 200 Lebar efektif sayap, beff = 2400 Lebar badan Girder, b= 300 Tinggi Girder, h= 500 Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 350 Luas tulangan, As = 11259.47 Kuat tekan beton, fc' = 18.675 Kuat leleh baja, fy = 390 Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka : Cc > Ts Gaya internal tekan beton pada sayap, Cc = 0.85 * fc' * beff * ts = 7619400 Gaya internal tarik baja tulangan, Ts = As * fy = 4391193 Cc > Ts Garis netral di dalam sayap

mm mm mm mm mm mm mm2 Mpa MPa

N N

Jarak garis netral, Regangan pada baja tulangan tarik, Momen nominal, Kapasitas momen ultimit,

a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) = 115.26 mm c = a / b1 = 128.07 mm es = 0.003 * (d - c) / c = 0.0052 < 0.03 OK -6 Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 1283.845 kNm f * Mn = 1155.461 kNm * Mn = 3506.390 kNm > Mu 15816.21 kNm CEK

10.3. TULANGAN GESER


Gaya geser ultimit rencana, Mutu beton : K - 300 Mutu baja tulangan: U - 39 Faktor reduksi kekuatan geser, Lebar badan Girder, Tinggi efektif Girder, Kuat geser nominal beton, Vu = fc' = fy = f= b= d= -3 Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10 = f * Vc = Perlu tulangan geser f * Vs = Vu - f Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum : 1083.37 24.9 390 0.75 300 350 87.325 kN MPa MPa mm mm kN

Kuat tekan beton, Kuat leleh baja,

65.494 kN

* Vc = 1017.874 kN
Vs = 1357.165 kN

Vsmax = 2 / 3 * fc' * [ b * d ] * 10 =
-3

Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, Digunakan sengkang berpenampang :

2
2

349.299 kN Vs < Vsmax CEK D 13 mm2 mm

Av = p/4 * D * n = 265.465 Luas tulangan geser sengkang, Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan : S = Av * fy * d / Vs = 26.700 Digunakan sengkang, 2 D 13 200 Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan, rsh = 0.001 Ash = rh * b * d = Luas tulangan susut, 105 Diameter tulangan yang digunakan, D 13 Jumlah tulangan susut yang diperlukan, Digunakan tulangan, n = Ash / ( p /4 * D ) = 4 D 13
2

mm2 mm

0.79

10.4. LENDUTAN BALOK


Mutu beton : K - 225 Kuat tekan beton, fc' = 18.675 MPa Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 390 MPa Ec = 4700 * fc' = Modulus elastis beton, 20311 MPa Modulus elastis baja, Es = 2.0.E+05 MPa Tinggi balok, h= 0.50 m Lebar balok, b= 0.30 m Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0.15 m Tinggi efektif balok, d = h - d' = 0.35 m Luas tulangan balok, As = 0.011259 m2 Inersia brutto penampang balok, Ig = 1/12 * b * h3 = 0.003125 m4 fr = 0.7 * fc' * 10 = 3025.021 n = Es / Ec = 9.8 n * As = 0.111 Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n * As / b = 0.370 Inersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb. : 3 2 Icr = 1/3 * b * c + n * As * ( d - c ) = 0.00509 yt = h/2 = 0.25 Momen retak : Mcr = fr * Ig / yt = 37.813 Modulus keruntuhan lentur beton, Nilai perbandingan modulus elastis, Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L) No. 1 2 3 4 Jenis Beban Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lalulintas (TD/TT) Gaya rem (TB) Momen (kNm) 2037.36 656.52 5778.81 52.50 MD+L = 8525.18
3

kPa m2 m m m Nmm
4

Inersia efektif untuk perhitungan lendutan 3 3 Ie = ( Mcr / MD+L ) * Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L ) ] * Icr = Panjang bentang balok, L=

4 0.0051 m 67.00 m

10.4.1. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS) QMS = Beban akibat berat sendiri, 10.89 kN/m Lendutan akibat berat sendiri (MS) : dMS = 5/384*QMS*L4 / ( Ec*Ie) = 27.64426 m 10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) QMA = Beban akibat berat sendiri, Lendutan akibat berat sendiri (MS) : 4 dMA = 5/384*QMA*L / ( Ec*Ie) = 10.4.2. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR "D" (TD) Beban lajur "D" : Beban terpusat,

3.51 kN/m 8.90806 m

PTD =

157.47 kN

QTD = Beban merata, 16.79 kN/m Lendutan akibat beban lajur "D" (TD) : 3 4 dTD = 1/48* PTD*L / (Ec*Ie) + 5/384*QTD*L / ( Ec*Ie) = 52.16545 m 10.4.3. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB) MTB = Momen akibat gaya rem, Lendutan akibat gaya rem (TB) : dTB = 0.0642 * MTB * L2 / ( Ec*Ie) =

52.50 kNm 0.14635

10.4.4. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN (EW) QEW = 0.740571 kN/m Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, Lendutan akibat beban angin (EW) : dEW = 5/384*QEW *L4 / ( Ec*Ie) = 1.8795 m 10.4.5. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR (ET) MET = Momen akibat temperatur movement, Lendutan akibat pengaruh temperatur (ET) : dET = 0.0642 * MET * L2 / ( Ec*Ie) = 10.4.6. LENDUTAN AKIBAT BEBAN GEMPA (EQ) QEQ = Beban gempa vertikal, Lendutan akibat beban gempa (EQ) : dEQ = 5/384*QEQ*L4 / ( Ec*Ie) =

40.20 kNm 0.11206 m

1.588 kN/m 4.0299 m

Lendutan maksimum No. Jenis Beban 1 2 3 4 5 6 7 Berat sendiri (MS) Beban mati tambahan (MA) Beban lajur "D" (TD/TT) Gaya rem (TB) Beban angin (EW) Pengaruh Temperatur (ET) Beban gempa (EQ)

dmaks = L/240 = 0.27917 m Komb-1 Komb-2 Komb-3 (kNm) (kNm) (kNm) 27.6443 27.6443 27.6443 8.9081 8.9081 8.9081 52.1654 52.1654 52.1654 0.1463 0.1463 1.8795 0.1121 4.0299

90.7436 88.9762 92.7477 < L/240 < L/240 < L/240 OK OK OK

Pembesian T-Girder

11. BALOK DIAFRAGMA 11.1. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA


Distribusi beban lantai pada balok diafragma adalah sebagai berikut : Ukuran balok diafragma, Lebar, bd = 0.30 m Tinggi, hd = 0.50 m Panjang bentang balok diafragma, s= 2.00 m Tebal lantai ts = 0.20 m

Berat sendiri (MS) : No. Jenis 1 2 Plat lantai Balok diafragma

Lebar 2.00 0.30

Tebal

Berat Beban (kN/m3) (kN/m) 0.20 25.00 10.00 0.30 25.00 2.25 QMS = 12.25 VMS = 1/2 * QMS * s = MMS = 1/12 * QMS * s =
2

Gaya geser dan momen akibat berat sendiri : 12.250 kN 4.083 kNm

Beban mati tambahan (MA) : No. Jenis

Berat Beban (kN/m3) (kN/m) 1 Lap.Aspal+overlay 2.00 0.10 22.00 4.40 2 Air hujan 2.00 0.05 10.00 1.00 QMS = 5.40 Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan : VMA = 1/2 * QMA * s = MMA = 1/12 * QMA * s =
2

Lebar

Tebal

5.400 kN 1.800 kNm

Beban truk "T" (TT) : Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk (beban T) yang besarnya, T= 100 kN DLA = Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, 0.40 Beban truk "T" : Gaya geser dan momen akibat beban "T", PTT = (1 + DLA) * T = VTT = 1/2 * PTT = MTT = 1/8 * PTT * s = Kombinasi beban ultimit : No. Jenis beban 1 2 3
Berat sendiri (MS) Beb.mati tamb (MA) Beban truk "T" (TT)

140.00 kN 70.00 kN 35.00 kNm

Faktor Beban 1.30 2.00 2.00

V (kN) 12.25 5.40 70.00

M Vu (kNm) (kN) 4.08 15.925 1.80 10.800 35.00 140.000 166.725

Mu (kNm) 5.308 3.600 70.000 78.908

11.2. MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA Momen ultimit rencana balok diafragma, Mu = Gaya geser ultimit rencana balok diafragma, Vu =

78.908 kNm 166.725 kN

12. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA


12.1. TULANGAN LENTUR Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 78.895 kNm Mu = 78.908 kNm Mutu beton : K - 225 Kuat tekan beton, fc' = 18.675 MPa Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 390 MPa Ec = 4700 * fc' = Modulus elastis beton, 20311 MPa Modulus elastis baja, Es = 2.0.E+05 MPa Lebar balok, b = bd = 300 mm Tinggi balok, h = hd = 500 mm Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm b1 = Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 0.85
rb = b1* 0.85 * fc/ fy * 600/(600+fy) = 0.020968 Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 4.948248

Faktor reduksi kekuatan lentur, Tinggi efektif balok, Momen nominal rencana, Faktor tahanan momen,

f= 0.80 d = h - d' = 450 mm Mn = Mu/f = 98.63542 kNm Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 1.623628

Rn < Rmax

OK

Rasio tulangan yang diperlukan : Rasio tulangan minimum, Luas tulangan yang diperlukan, Diameter tulangan yang digunakan,
r = 0.85 * fc / fy * [ 1 - (1 2 * Rn / ( 0.85 * fc ))] = 0.004401 rmin = 1.4 / fy = 0.00359 As = r * b * d = 594.15 mm2 D 25 mm As1 = p/4 * D2 = 490.87 mm2 n = As / As1 = 1.21 2 D 25 2 As = As1 * n = 981.748 mm

Jumlah tulangan yang diperlukan, Digunakan tulangan,

12.2. TULANGAN GESER


Gaya geser ultimit rencana, Mutu beton : K - 225 Mutu baja tulangan: U - 39 Faktor reduksi kekuatan geser, Lebar badan Girder, Tinggi efektif Girder, Kuat geser nominal beton, Vu = fc' = fy = f= b= d= -3 Vc = ( fc') / 6 * b * d * 10 = f * Vc = Perlu tulangan geser f * Vs = Vu - f Gaya geser yang dipikul tulangan geser, 166.73 18.675 390 0.75 300 450 97.233 72.925 kN MPa MPa mm mm kN kN

Kuat tekan beton, Kuat leleh baja,

* Vc =
Vs =

93.800 kN 125.067 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum : Vsmax = 2 / 3 * fc' * [ b * d ] * 10-3 = Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser, Digunakan sengkang berpenampang :

2
2

388.931 kN Vs < Vsmax OK D 12 226.195 mm2 317.407 mm 200

Av = p/4 * D * n = Luas tulangan geser sengkang, Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan : S = Av * fy * d / Vs = Digunakan sengkang, 2 D 12 -

Pembesian balok diafragma

También podría gustarte