Está en la página 1de 6

Table 4.

1 perbandingan beberapa teori dalam motivasi Penjelasan teoretis Teori dan penemunya Teori kepuasan faktor-faktor dalam diri orang yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan perilaku. menghentikan Hierarki kebutuhan Manajer harus berhati-hati (Maslow) Teori menghadapi perbedaan ERG kebutuhan, keinginan, dan tujuan, karena pada adanya masingPenerapan manajerial

(Clayton Alderfer)

Teori dua faktor keunikan (Frederich Herzberg)

masing individu.

Teoti yang

kebutuhan dipelajari

(McClelland) Teori proses motivasi Menguraikan, menjelaskan, menganalisis bagaimana digerakkan, perilaku diarahkan, Teori penguatan Manajer harus memahami proses motivasi dan harapan bagaimanaindividu membuat keadilan berdasarkan penghargaan penetapan pencapaian. pilihan keinginan, dan

(Skinner) Teori (Vroom) Teori (Adams) Teori

didukung, dan dihentikan.

tujuan (Locke)

B. TEORI KEPUASAN DALAM MOTIVASI Teori kepuasan (content theory) memusatkan perhatian pada faktor-faktor internal di dalam diri seseorang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung,

dan menghentikan perilaku. Teori ini berusaha untuk menentukan faktor-faktor tersebut, atau menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi seseorang. 1. Hierarki kebutuhan Hierarki kebutuhan (need hierarchy) dikembangkan oleh Abraham Maslow. Ia memandang bahwa kebutuhan manusia tersusun atas suatu hierarki atau urutan kebutuhan, mulai dari kebutuhan yang paling mendasar (kebutuhan fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Hierarki kebutuhan yang dimaksu, ialah sebagai berikut : a. Fisiologis. Kebutuhan yang berkaitan langsung dengan fisik manusia, seperti makan, minum, tempat tinggal, kesehatan badan, dan lain-lain. b. Keamanan dan keselamatan (safety dan security) Kebebasan dari ancaman, baik berupa ancaman kejadian atau ancaman dari lingkungan. Misalnya perencanaan regular. c. Harga diri (esteem) Kebutuhan untuk menghargai diri sendiri maupun mendapat penghargaan dari orang lain. Misalnya pencapaian jabatan tertentu. d. Aktualisasi diri (self actualization) Kebutuhan untuk bias memaksimumkan kemampuan, keahlian, dan potensi diri. Misalnya dalam menghadapi tantangan kerja. Menurut Maslow, orang akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih pokok dulu sebelum beralih pada kebutuhan yang lebih tinggi. Dalam kata lain, seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang paling menonjol dirasakannya pada saat ini. gaji tetap sehingga bias melakukan

2. Teori ERG Teori ERG oleh Clayton Alderfer serupa dengan hierarki kebutuhan Maslow, karena juga memandang kebutuhan manusia sebagai suatu hierarki. Dalam teori ERG, hanya ada tiga hierarki, yaitu : a. Eksistensi (Existece, E) Kebutuhan yang bias dipuaskan oleh faktor-faktor seperti makanan, udara, upah, dan kondisi kerja. b. Keterkaitan (Relatedness, R) Kebutuhan yang bias dipuaskan oleh hubungan social, hubungan antarpribadi. c. Pertumbuhan (Growth, G) Kebutuhan yang bias dipuaskan bila seseorang memberikan kontribusi yang kreatif dan produktif. Teori ERG menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan, maka kebutuhan yang lebih rendah akan kembali walaupun sudah pernah terpuaskan. 3. Teori dua faktor Teori dua faktor (two-factors theory) dikemukakan oleh Frederick Herzberg, yang meyakini bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh

pekerjaannya sendiri dan di dalamnya terdapat kepentingan yang bias disesuaikan dengan tujuan organisasi. Dari penelitiannya, Herzberg

menyimpulkan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan dalam bekerja muncul dalam dua dimensi yang terpisah. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan berasal dari kondisi ekstrinsik (di luar) pekerjaan, atau konteks pekerjaan (job context), seperti gaji, kondisi kerja, jaminan pekerjaan, prosedur perusahaan, kebijakan perusahaan, mutu supervise, hubungan dengan supervisior, hubungan dengan rekan sejawat, hubungan dengan bawahan serta status. Faktor tersebut disebut juga faktor yang menyebabkan ketidakpuasan (dissatisfier) atau faktor hygiene.

Faktor-faktor penyebab kepuasan berasal dari kondisi intrinsic (di dalam) pekerjaan, atau isi pekerjaan (job content), seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, dan kemungkinan berkembang. Faktor tersebut disebut juga faktor pemuas (satisfieri) atau faktor motivator. 4. Teori kebutuhan yang dipelajari Teori kebutuhan yang dipelajari (learned needs theory) yang dikemukakan oleh McClelland adalah teori motivasi yang berkaitan erat dengan konsep belajar. Teori ini mengatakan bahwa melalui kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhannya. Kebutuhan yang dipelajari ini adalah sebagai berikut : a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), misalnya menyelesaikan pekerjaan yang menantang, memenangkan kompetisi, dan bias

menyelesaikan masalah dengan baik. b. Kebutuhan menjalin hubungan atau berafiliasi (need for affiliation), misalnya menjalin pertemanan atau persahabatan. c. Kebutuhan berkuasa (need for power), misalnya kekuasaan untuk memerintah orang lain, atau kekuasaan untuk menentukan kebijakan. McClelland mengatakan bahwa jika kebutuhan seseorang sangat kuat, maka hal itu akan memotivasinya untuk menggunakan perilaku yang mengarah pada pemuasan kebutuhan tersebut. B. TEORI PROSES MOTIVASI Menurut Gibson, teori proses motivasi berusaha menerangkan dan menguraikan bagaimana perilaku seseorang digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan. Teori proses motivasi yang sampai saat ini sangat berpengaruh, yaitu penguatan oleh Skinner, teori harapan oleh Vroom, teori keadilan oleh Adams, dan teori penetapan tujuan oleh Locke.

Konsep yang penting dalam setiap proses motivasi adalah konsep belajar. Pembelajaran adalah proses perubahan perilaku melalui praktik. Untuk memahami masing-masing tipe pembelajaran, ada empat konsep dasar yang harus dipelajari, yaitu pendorong (drive), stimulus atau rangsangan, tanggapan atau respon, dan penguat. Tiga tipe pembelajaran yang penting diketahui, yaitu sebagai berikut : a. Pengkondisian klasik (classical conditioning) b. Pengkondisian operan (operant conditioning) c. Pembelajaran melalui pengamatan (observational learning) Adapun teori-teori proses motivasi, yaitu sebagai berikut : 1. Teori penguatan Dalam teori penguatan (reinforcement theory) oleh ahli psikologi B. F. Skinner diungkapkan bagaimana konsekuensi perilaku di masa lampau memengaruhi tindakan di masa depan dalam suatu proses belajar. Proses ini digambarkan sebagai berikut : Stimulus respons konsekuensi respons masa depan Teori penguatan menyangkut ingatan orang mengenai pengalaman stimulus, respons dan konsekuensi. Teori penguatan ini melibatkan pengkondisian operan. Pengkondisian operan yang diterapkan pada manusia disebut sebagai modifikasi perilaku, sedangkan pengkondisian operan yang diterapkan pada lingkungan kerja disebut sebagai modifikasi perilaku organisasi. Penguatan adalah sesuatu yang meningkatkan kekuatan respons dan cenderung menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh penguatan. 2. Teori harapan Teori harapan (expectancy theory) oleh Victor Vroom mengatakan cara memilih dan bertindak dari beberapa alternative perilaku berdasarkan

harapannya, apakah ada keuntungan yang didapat dari masing-masing perilaku tersebut. Teori ini mencakup konsep-konsep dasar sebagai berikut : a. Hasil tingkatp pertama Yang diperoleh dari perilaku adalah hasil yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan itu sendiri, misalnya produktivitas, tingkat kehadiran, mutu pekerjaan, dan lain-lain. Hasil tingkat kedua adalah kejadian (berupa penghargaan atau hukuman) yang kemungkinan diakibatkan oleh hasil tingkat pertama, misalnya promosi jabatan, kenaikan upah, penghargaan dari tim, dan lain-lain. b. Instrumentalitas adalah kadar keyakinan seseorang bahwa hasil tingkat pertama akan menghasilkan hasil tingkat kedua. c. Valensi adalah kekuatan keinginan seseorang untuk mencapai hasil tertentu. Referensi : Suarli, S. (tahunnya tidak ada disini). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. (tempat tdk ada jg ): Erlangga Medical Series.

También podría gustarte