Está en la página 1de 36

1

KULIAH KE 1 DAN KE 2 STRUKTUR BAJA 2 (2012)


Dosen: Ir Hadisoetrisno, SE, MPd & A. Dofir


Beams ( design of steel structures-E H Gaylord )

1. Bending behavior- akibat bending, shear,dan torsiada kemungkinan
terjadi tekuk, yang mengakibatkan keruntuhan profil.

Makin besar dimensi beam, makin besar kapasitas beam terhadap bending,
shear maupun torsion.-->



M=

gambar 5-3h


shape factor
3







2. Local buckling of flanges

4





Dimana


L =length of plate
b = width of plate
t = thickness of plate





5


3. Lateral torsional buckling









6


(

=0

()

()


K = koefisien panjang efektif yang tergantung dari tahanan di perletakan balok
Secara umum formula

adalah sebagai berikut:


7










8





4. Inelastic lateral torsional buckling





()

()

()




Contoh kasus:


Balok AB terletak diatas dua tumpuan, dibebani di tengah bentang. Profil AB
adalah ASTM A36W 10x21, bentang AB adalah 10 ft, factor keamanan=1,75,
tidak ada lateral support di tengah bentang.
Tentukan beban maksimal yang diperbolehkan?

Dari AISC manual :


Dari table 5-2,

()


Dengan formula CRC (Column Research Council) untuk inelastic range,

]
A
B
10






5. Shear in beams















11

6. Shear buckling of beam webs






)(







12




7. Bend buckling of beam webs

Dengan nilai E = 30 000ksi dan =0,3, maka















13


8. Combined shear and bending of webs







(















14


9. Crippling and vertical buckling of webs



























15




Gelagar Pelat ( Plate Girder ).

1. Bend Buckling of plate girder Webs







Untuk AREA Specification

peraturan jembatan K A


Untuk AASHO Specification


peraturan jembatan LL jalan raya(PPBBI)





2. Postbuckling Bending Strength of Girder Webs







16

)+

)+



3. Vertical Buckling of the Compression Flange

)(

, selanjutnya diperoleh
(

)


Berdasarkan vertical buckling strength dari web dengan tanpa menggunakan
transverse stiffener. Kelangsingan (slenderness) dari web dengan vertical
stiffener mengikuti persamaan sbb:
17




Dalam AISC

)

Sementara



4 Proportion of Girders


Dimana

) substitusi nilai ini kedalam


Karena



5 Length of Flange Plates


Di mana


18






6 Shear Buckling of Plate Girder Webs

)(



Untuk factor of safety 1,2 untuk

diperoleh:

)(



Selanjutnya


AISC

)

AASHO

, (






19






7 Postbuckling Shear Strength of Girder Webs


Sehingga



( )

( )]

[ ]


Dalam hal ultimate shear tercapai, maka sesuai dengan von Mises yield criterion:



20

( )

( )(



Berkaitan dengan inelastic and strain hardening ranges of shear behavior
diperoleh:

()


()

()
)
Bila
()


()


8 Specification Provisions for Tension Field Shear



Substitusikan



Dengan factor of safety 1,65 selanjutnya
21

()

()

()


AISC..transverse stiffener area

+

9 Combined Shear and Bending in Webs


22











10 Crippling and Vertical Buckling of Plate Girder Webs

)(

)(

)(

)

Dengan factor of safety =2,7. *

+

(



AISC..- *

+

(





Stabilitas terhadap beban yg dipikul oleh pelat badan

f
b
= Mc/I
V = VQ/It











fc bearing stress
fc bearing stress
a
h
fb fb
v shear
stress
b
tf
tb
23








Elastic buckling under pure shear; F
cr
= (k.3,14.E)/ 12(1-u
2
)(b/t)
2
atau

( )
2
2
2
1 12 |
.
|

\
|

=
t
b
E
k F
cr

t




















kalau dilihat satu elemen pelat badan yg terletak diantara dua transversal
stiffener:
f
v
= k (.3,14)
2
.E / 12(1-u
2
)(h/t)
2
atau
( )( )
2 2
2
/ 1 12 t h
E
k
cr

t
t

=
dimana k = 5,34/(a/h)
2
+ 4 untuk a/h<1
k = 5,34 + 4 /(a/h)
2
untuk a/h>1

C
v
=f
vcr
/ f
vy
= =
y
cr
t
t


( )( )( )
2 2
2
/ 1 12 t h f
Ek
C
vy
v

= atau
( )( )( )
2 2
2
/ 1 12 t h
Ek
C
y
v
t
t

=
C
v
= elastic stability

Dengan memasukkan harga
Elemen in pure
shear
Principle stress on
Elemen in pure
shear
Principle stress on
On panel in pure
shear
a
h
stiffener
Transversal
stiffener
Longitudinal
stiffener
24

E = 29,000 ksi
= 0,3
3 /
y vy
F f =
maka didapat :
( )
2
/
45000
t h F
k
C
y
v
=
Inelastic buckling under pure shear
C = {190(k /Fy)
0,5
}/ (h/t) atau
y
v
F
k
t h
C
/
190
=

Untuk 1 >
h
a
maka dengan faktor keamanan 1,2 diperoleh formula untuk menghitung
jarak a sebagai berikut:
( )
2
2
2
2
1 12
4
34 , 5 2 , 1
|
.
|

\
|

(
(
(
(
(

|
.
|

\
|
+ = =
t
h
E
h
a
cr

t
t t ->
2
/
9500
11000
|
.
|

\
|

=
t h
t
a
t

Untuk 1 s
h
a
maka ->
2
/
11000
9500
|
.
|

\
|

=
t h
t
a
t

Selanjutnya AASHO dan AREA menganjurkan besaran a dalam pelaksanaan sbb:
t
t
a
AASHO
11000
= dan
t
t
a
AREA
10500
=

Lentur dalam bidang pelat badan

F
cr
= k
( )( )
2 2
/ 1 12 t b
E



Kombinasi lentur dan geser

( ) ( )
1
2 2
=
(

+
(

shearalone ne bendingalo F
f
cr cr
b
t
t


Elastick buckling under transvers compression


( )( )
2 2
2
/ 1 12 t a
E
k F
cr

=

25

( )
( )
2
/
/
1
(

+ = h a m
h a m
k






Stabilitas terhadap flens tertekan ( flens atas)

Lateral torsional buckling


L S
GJ EI C
F
x
y
cr
4
=

Vertical buckling



( )( )
2 2
2
/ 1 12 t h
E
F
cr
t
t

=





















26

Keadaan post buckling pada pelat badan









Utk mengatasi
lendutan biasanya dibuat
camber( lawan lendut)



o






ULTIMATE BENDING STRENGTH OF GIRDER



cr
F
t
h 975
s


|
|
.
|

\
|
=
f
w
u
A
A
t
h
f M ,
contoh kasus, dari data seperti terlihat pada sketsa berikut;
Pcr
Deflection out of plane,

Critical based on small
deflection buckling theory
Actual buckling of a plate
With edge bracing as in a
plate girder web
Actual buckling of a bar
27


menentukan garis netral,
( )
( )
( ) t kh h h h k A
kh t
kh A
f f
|
.
|

\
|
+ = +
64
61
32
3
1
2
2

( )
f f
A
th
k k
A
th
k k
|
.
|

\
|
+ = +
64
61
32
3
1
2
2

sementara
w
A th = dan
f w
A A / = , maka
|
|
.
|

\
|
+ + + = + =
|
|
.
|

\
|
+ +

2
32
3 4
16
38
1024
192
1024
183 2
16
3 4
2
2
k k k
Momen inersia efektif: ( ) ( ) ( )
2
2 2 3 2
64
61
32
3
1
3
1
|
.
|

\
|
+ + + = kh h
th
h k A kh t kh A I
f f e

Substitusi
f w w
A A dan A th / = = mennghasilkan
( )
(
(

|
.
|

\
|
+ + + =
2
2 2 3 2
64
61
32
3
1
3
k k k k h A I
f e


dengan asumsi serat tekan terluar mengalami tegangan leleh maka,
( )h k
I F
M
e y
u

=
1

kapasitas momen pendekatan untuk pelat badan |
.
|

\
|
= =
2
6
1
th f fS M
x w

kapasitas momen ekivalen dari flens h fA M f
fl
'
= ,
w
f A th A 6 / 1 6 / 1
'
= =
28


apabila
y
F f = maka kapasitas momen gelagar menjadi:
|
.
|

\
|
+ =
(

+ =
6
1
6

h A F h
A
A F M
f y
w
f y y

sehingga:
( )
( )( ) 6 / 1 1
64
61
32
3
1
3
2
2 2 3

+
|
.
|

\
|
+ + +
=
k
k k k k
M
M
y
u


untuk harga h/t = 320 maka
f
w
y
u
A
A
M
M
09 , 0 0 , 1 =



29

Contoh kasus, membandingkan karakteristik momen rotasi gelagar campuran(hybrid
girder) dengan karakteristik gelagar yang terdiri dari satu jenis mutu baja.
Dari penampang profil, I
x
= 13640 inch
4
dan S
x
= 910 inch
3
, tentukan karakteistik momen
rotasi bagi penampang profil, apabila
Bahannya homogen dari baja mutu A514Grade100
Bahannya campuran (hybrid) A514/A36

Penyelesaian: sebagai berikut,

( )
( )( ) ( )( ) | |
( )
( ) ( ) ( )( )
00143 , 0
000 . 29
5 , 41
2
. . 3150
12
1
5 , 41 910 5 , 41
. 5 , 41 .
13
15
36 . . . .
36 / 514 . . Pr
. . 8520
12
1
100 1020
. 1020 5 , 6 75 , 0 13 14 2 16 2
00345 , 0
000 . 29
100
2
. . 7580
12
1
100 910
. . . . . . .
. 910 .
3
3
.
= = = =
= = = =
=
|
.
|

\
|
=
= = =
= + =
= = = =
= = =
=
=
E
f d
kips f t S f S M
ksi badan pl tepi diserat f
A A Hybrid of il
kips f t F Z M
in Z
E
F
d
kips f t F S M
prof il penampang atas serat pada
E
F
regangan
in S
x x
y x p
x
x
y
y x y
s
y
x
| c
| c
c


30

dalam kondisi seperti ini di mana
x
y
E
F
= c pada extreme fiber penampang profil, maka
pl.badan dalam keadaan sebagian plastik, sedangkan flens dalam keadaan mulai leleh
(yielding)
Dalam
kondisi flens plastik sedangkan pl badan sebagian plastik pada profil hybrid,regangan
pada extreme fiber dari pl badan menjadi= 00345 , 0
000 . 29
. 100
=
jarak dari garis netral sampai ke titik di mana tegangan di npl badan = 36 ksi adalah
4,67 in.
( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) kips f t M
pf
. . 8360
12
1
67 , 4
2
67 , 4 13
2
4
3
67 , 4 13 36 34 , 9
4
3
6
1
36 2 15 32 100
2
=
(

|
.
|

\
|
+

|
.
|

\
|
+
(

|
.
|

\
|
+ =
untuk penampang profil hybrid penuh:
( )( )( )( ) ( )( )( )( )( ) | | kips ft M
p
. . 8380 380 8000 .
12
1
2 5 , 6 75 , 0 13 36 2 15 32 100 = + = + =
pada gambar di bawah ini terlihat perbandingan perilaku penampang balok hybrid
dengan penampang balok homogeneous

31


ULTIMATE SHEAR STRENGTH OF GIRDER





Shear capacitty, considering
Post-buckling strength











Selanjutnya , untuk beberapa teori tentang plate girder seperti
tersebut dibawah ini agar dibaca pada buku Steel Structure
Salmon Chapter 11 (Plate Girder)



Strength in combined bending and shear in webs
AISC menyebutkan bahwa dengan
y b
F F 6 , 0 = dan
y v
F F 4 , 0 =
maka
v y
b
F
V
F
f
625 , 0 375 , 1
6 , 0
= selanjutnya
y y
v
v
b
F F
F
f
f 6 , 0 375 , 0 825 , 0 s
|
|
.
|

\
|
=

Intermediate transvers stiffeners

Bearing stiffener

Longitudinal stiffeners

Pedoman pemilihan profil plate girder


A
B
C
1.0
0.8
v
cr
V
C
t
t
=
Web slenderness, h / t
No buckling from
High shear

Post buckling
strength of girder

Strain hardening, CV > 1
E
D
32

Allowable bending stresses for plate girder

Compression elements are not compact but meet to following AISC Sec 1.9

y
F
t
b 3000
s


( ) 16500
14000000
+
s
y y
w
w
F F
t
d


Tension:
y t
F o f 6 . =

Compression:
y
b
c
c
F o
C C
r
L
f 6 .
2
0 , 1
2
2
1
(
(
(
(
(

|
.
|

\
|
=


t
d
c
A
L
f
12000000
2
=

y c c
F danf f 6 . 0
2 1
s

L= unbraced length of compression flange
r= radius of gyration of Tee section comprising flange plus 1/6 of the web area
A
t
= area of the compression flange
F
y
= yield stress


2
2
1
2
1
3 . 05 . 1 75 . 1
|
|
.
|

\
|
+ + =
M
M
o
M
M
C
b


y
c
F
E
C
2
2t
=





b
tf
dw
33


Intermediate stiffener(pengaku antara)

Pengaku antara harus cukup rapat hingga tekuk badan akibat tegangan geser tidak
terjadi sebelum kekuatan lentur penampang tercapai.

Pengaku tidak perlu digunakan bila kekuatan lentur penampang dapat dicapai sebelum
tekuk diagonal akibat gaya geser terjadi. Tekuk geser dapat dihindari jika tegangan
geser nominal
w v
A V f / = tidak melewati tegangan ijin
v
F berdasarkan tegangan tekuk
cr
t yang dibagi dengan safety factor 1,67.
FS FS
F
y
cr
v
t
t
s =
y
y v
v
F
FS
C
F 40 , 0 s =
t
dengan 67 , 1 3 / = = danFS F
y y
t menghasilkan
y
v v
v
F
C F
F 40 , 0
89 , 2
s = selanjutnya menurut AISC disebutkan bahwa;
( )
2
45000
|
.
|

\
|
=
t
h
F
k
C
y
v
untuk tekuk elastis , 8 , 0 s
v
C
y
v
F
k
t h
C
/
190
= untuk tekuk inelastis. 8 , 0 >
v
C


intermediate stiffener tidak diperlukan apabila syarat dibawah ini dipenuhi:

y
v y
v
F
C F
f
t
h
40 , 0
89 , 2
260
s s
s
dimana
w
v
A
V
f =

untuk menghasilkan harga
t
h
maksimum, dipergunakan formula:
( )
y
y
y
v
F
t
h
F
F t h
F
380
40 , 0
/
439
89 , 2
=
=
dimana
y
F | | ksi

34

Bila tegangan geser nominal
v
f melampaui tegangan izin
v
F seperti dalam rumus
y
v y
v
F
C F
f
t
h
40 , 0
89 , 2
260
s s
s
mestinya berlaku bagi keadaan dengan maupun tanpa intermediate
stiffener, bila tujuannya ialah mencegah tekuk akibat gaya geser.
Kekuatan geser total bila intermediate stiffener digunakan adalah jumlah dari kekuatan
tekuk dan kekuatan yang dihasilkan oleh aksi medan tarik (kekuatan purna tekuk) dan
memberikan persamaan sbb:
(
(
(
(
(

|
.
|

\
|
+

+ =
2
1 2
1
3
h
a
C C
ht F V
v v
y u
kalu dikonversikan ke tegangan nominal pada luas pelat
badan bruto
ht
V
u
dan faktor keamanan 1,67, maka diperoleh tegangan izin sbb:
(
(
(
(
(

|
.
|

\
|
+

+ =
2
1 15 , 1
1
89 , 2
h
a
C
C
F
F
v
v
y
v
rumus ini dipergunakan bila intermediate stiffener
dgunakan dan tekuk terjadi sebelum kelelahan geser tercapai ( ) 0 , 1 <
v
C
AISC mengharuskan intermediate stiffener memiliki
4
50
|
.
|

\
|
>
h
I
s
, dimana
s
I adalah
momen inersia stiffener terhadap sumbu pusat ketebalan pelat badan.
Secara teoritis rasio kekakuan stiffener dengan kekakuan pelat badan pada satu panel
adalah sbb:
( ) | |
a Et
EI
Da
EI
s s
o
3
2
1 12


= = , dimana
s
I adalah momen inersia stiffener yang optimum
( ) | |
2
3
1 12
=
Et
D adalah kekuatan lentur per satuan panjang pelat badan




Dari hasil penelitian Moore, Bleich, maupun McGuire, dengan 3 , 0 = diperoleh nilai-
nilai
s
I sebagai berikut:
( ) ( ) t h t a
h
I
s
/ /
28 , 1
2
4
=
35

( )
( ) ( ) | | h a a h
t h
h
I
s
/ 5 / 7
/
366 , 0
3
4
=
( )
3
4
/
343 , 0
t a
h
I
s
=

Intermediate stiffener memikul beban tekan hanya setelah tekuk pelat badan
terjadi. Gaya maksimum stiffener yang dicapai bersamaan dengan kekuatan geser
batas adalah
( )
( )
(
(

=
2
/ 1
/
1
2
1
h a
h a
at C F
F
v y
s


Bila gaya tekan dari aksi medan tarik bekerja secara aksial pada stiffener, yakni
stiffener diletakkan secara berpasangan, maka luas stiffener adalah sbb:
( )
( )
Yht
h a
h a
h
a C
A
v
st
(
(

=
2
2
/ 1
/
2
1
dimana
st y
w y
F
F
Y
,
,
= dan
w y
F
,
= tegangan leleh bahan pelat badan,
st y
F
,
=tegangan leleh bahan stiffener.

























36

Contoh soal:
Tentukan dimensi pasangan intermediate stiffener dari bahan A36 pada gelagar pelat,
kalau diketahui hal-hal sebagai berikut,

( )( ) ( )( )
( )( ) in w
w w
w t
tw
ada yang r
in
A
I
perlu r
in
h
perlu I
kekakuan Syarat
F
t
w
dipenuhi harus setempat tekuk Syarat
in A diperlukan yang A
F
f
A
A
AISC Lampiran Tabel dari
ksi F
t
h
h
a
ksi f kip V
s
y
w sst
v
v
w
st
v
v
. 9 12 8 , 6 . 8 , 6
12 12 . . 12
. .
. 8 , 6
37 , 2
16
.
. 16 .
50
100
50
.
. .
8 , 15
95
. . . .
. 37 , 2 66 , 0 25 , 31 115 , 0 66 , 0 115 , 0 . .
66 , 0
8 , 9
5 , 6
115 , 0 . . 36 . 11 . .
. 8 , 9 ...... .......... 320 .......... .......... ..........
100
66
. 5 , 6 .......... .......... . 9 , 201 .
2 2 3
. 2
2 2
4
4 4
2
= = > = > = =
= = =
= |
.
|

\
|
= |
.
|

\
|
=
= = >
= = =
= =
= >
= = =
= =

También podría gustarte