Está en la página 1de 10

Biosintesis merupakan pembentukkan molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul lain yang kurang rumit

strukturnya, melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintetis dapat diartikan sebagai urutan atau proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari senyawa yang sederhana menjadi senyawa kompleks. Proses biosintesis akan berlangsung sangat kompleks, tergantung dari macam enzim yang tersedia sehingga tumbuhan sejenis yang tumbuh di daerah yang berbeda sangat memungkinkan untuk mempunyai jalur pembentukkan metabolit tertentu yang tidak identik. Cara untuk mengetahui jalur biosintesis pada kultur jaringan adalah : 1. Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada senyawa asal dan jalur biosintesisnya. 2. Pelabelan dengan radioisotop. Kegunaan mengetahui jalur biosintesis adalah dapat melakukan derivatisasi. Setelah kita mengetahui jalur biosintesisnya, dan ternyata jalur biosintesisnya bercabangcabang maka kita dapat melakukan blocking pada salah satu cabang. Dengan adanya blocking tersebut maka kita dapat meningkatkan metabolit sekunder yang kita inginkan dari Cara 1. Dengan jalur biosintesis rekayasa penambahan substrat, yang jalur prekursor, atau tidak kita biosintesis enzim yang blocking. : berperan.

Salah satu metode pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder dalam kultur in vitro adalah dengan penambahan prazat. Penambahan prazat ke dalam medium kultur dapat merangsang aktivitas enzim tertentu yang terlibat dalam jalur biosintesis, sehingga dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder. 2.Aktivasi enzim yang berperan dalam jalur biosintesis.

3. Rekayasa faktor lingkungan. Penambahan prazat dimaksudkan untuk mempersingkat proses biosintesis atau dengan kata lain untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder. Selain penambahan Prazat, pemberian stress pada kultur juga dapat mempengaruhi produksi metabolit sekunder. Kejadian yang mungkin timbul karena perlakuan tersebut kemungkinan akan terbentuknya senyawa baru yang tidak terdapat dalam tumbuhan asal (de novo synthesis), akan tetapi umumnya memberikan hasil yang menguntungkan. Jenis stress yang umum, misalnya kekurangan air (draught), kekurangan cahaya, kekurangan nutrisi (mineral), suhu di atas atau di bawah optimal.

Umumnya dalam fase pertumbuhan, biosintesis metabolit sekunder berlangsung amat lambat bahkan sering belum mulai. Setelah fase pertumbuhan berakhir, maka fase produksi atau biosintesis metabolit sekunder mulai berlangsung. Penambahan prazat dimaksudkan untuk mempersingkat proses biosintesis atau dengan kata lain untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder. Guna penambahan prazat pada jalur biosintesis dalam produksi metabolit sekunder:

1. Untuk senyawa yang dikehendaki dapat ditingkatkan jumlahnya dengan cara memanipulasi media maupun dengan penambahan senyawa prekursor/prazat ,merangsang aktivitas enzim tertentu yang terlibat dalam jalur biosintesis, sehingga dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder.

2. Mendapatkan metabolisme sekunder yang merupakan bentuk diferensiasi dari sel-sel tanaman. 3. Untuk memperoleh kandungan metabolit sekunder yang lebih tinggi dari induknya. Tahap-tahap dalam mempelajari biosintesis maupun biogenetika dari senyawa alam X biasanya dilakukan secara : 1. Menentukan asal dari atom karbon yang membentuk kerangka dari senyawa X. Ini berarti menentukan senyawa-senywa yang terlibat dalam biosintesis, dan berperan sebagai intermediet (zat antara) dari metabolisme primer dan sekunder. Sebagai contoh adalah asam asetat dan asam mevalonat. Problema ini biasanya dipecahkan dengan uji kaji inkorporasi maupun perunut isotop guna mengetahui kemungkinan-kemungkinan struktur prazat dari X. 2. Menentukan jalur metabolisme, yaitu urut-urutan dari intermediet dan reaksireaksi yang menuju ke arah pembentukan senyawa X. Pemilihan prazat yang sesuai, tidak dilakukan dengan pemilihan secara random, tetapi dengan memakai hipotesis-hipotesis. Hipotesis ini disusun sebelum melakukan uji kaji, dan berdsarkan biosintesis umum (deduktif) atau dengan membandingkan dengan situasi yang sama yang telah sebelumnya diketahui (analogi) 3. Menentukan sumber oksigen, dan bila ada, juga sumber nitrogen, dan sebagainya. Sumber oksigen biasanya aalah dari air atau udara. Dalam hal ini, perlu dilakukan penelitian terpisah dengan menggunakan H218O atau 18O2. Sifat dari proses enzimatis yang terlibat dalam tiap langkah pembentukan dari zat X. Aspek biosintesis ini, merupakan aspek kimia, paling baik kalau dipelajari dengan memakai metode in vitro, dengan menggunakan enzim yang terpisah, dalam keadaan murni. BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER 1. Biosintesis karbohidrat

a. Produksi monosakarida Iewat fotosintesis. Dalam tumbuhan yang berklorofil, monosakarida diproduksi Iewat fotosintesis, suatu proses biologi yang mengubah energi elektromagnetik menjadi energi kimiawi. Dalam tumbuhan hijau, fotosintesis terdiri dari dua golongan reaksi. Satu golongan terdiri dari reaksi cahaya yang sesungguhnya mengubah energi elektromagnetik menjadi potensi kimiawi. Golongan lain terdiri dari reaksi enzimatik yang menggunakan energi dari reaksi cahaya untuk mengfiksasi karbon dioksida menjadi gula. Reaksi terakhir ini sering disebut reaksi gelap. Hasil dari kedua reaksi tersebut dapat disimpulkan menjadi reaksi sederhana sebagai berikut 2H20 + CO2 + cahaya b. Biosintesis sukrosa Sukrosa merupakan produk tanaman yang sangat berguna bagi manusia. Penelitian menunjukkan bahwa sukrosa tidak hanya gula pertama yang terbentuk dalam proses fotosintesis tetapi juga bahan transpor utama. Pembentukan sukrosa mungkin merupakan prekursor biasa untuk sintesis polisakarida. Meskipun jalur alternatif terdiri dari suatu reaksi antara glukosa 1-fosfat dan fruktosa yang bertanggungjawab untuk produksi sukrosa dalam mikroorganisme tertentu, biosintesis metabolit penting dalam tumbuhan tinggi terjadi menurut jalur biosintesisnya. Fruktosa 6-fosfat, diturunkan dan daur fotosintetik, diubah menjadi glukosa 1-fosfat yang kemudian bereaksi dengan UTP membentuk UDP-glukosa. UDP-gIukosa bereaksi dengan fruktosa 5-fosfat membentuk pertama sukrosa fosfat, kemudian berubah menjadi sukrosa atau dengan fruktosa langsung membentuk sukrosa. (CH2O) + H20 + 02

Gambar . Jalur biosintesis sukrosa (Tyler et al., 1988)

Gambar . Jalur biosintesis sukrosa (Tyler et al., 1988) 2. Biosintesis lipid Bertahun-tahun, sintesis lemak dan minyak lemak oleh organisme hidup dipercaya dipengaruhi secara sederhana oleh reaksi balik yang bertanggungjawab pada peruraiannya. Utamanya, hal ini termasuk hidrolisis ester gliserol-asam Iemak (gliserida) oleh enzim lipase dan diikuti penyingkiran dua unit atom karbon sebagai asetil-KoA dan rantai asam lemak oleh -oksidasi. Studi biosintesis menunjukkan bahwa pembentukan lipid ini menggunakan jalur kimia yangberbeda. Biosintesis asam lemak berjalan dengan sederet reaksi melibatkan dua komplek enzim plus ATP,NADPH2, Mn2+, dan karbon dioksida. Pertama asetat bereaksi dengan KoA dan asetil-KoA yang terbentuk diubah oleh reaksi dengan karbondioksida menjadi malonil-KoA. Ini selanjutnya bereaksi dengan asetil-KoA membentuk zat antara dengan 5 unti karbon, yang mengalami reduksi dan eliminasi karbondioksida membentuk butilnil-KoA. Senyawa malonil-KoA bereaksi lagi dengan senyawa ini membentuk antara dengan 7 atom karbon yang direduksi menjadi kaproil-KoA. Pengulangan reaksi ini akan membentuk asam lemak yang mempunyai atom karbon genap dalam rantainya 3. Biosintesis asam amino dan protein Protein terdiri dari rangkaian asam amino. Di alam terdapat asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia, jadi harus berasal dari sumber protein dari luar.

Gambar. Jalur biosintesis asam amino yang terkait dengan biosintesis alkaloid (Derick, 1997)

BIOSINTESIS METABOLIT SEKUNDER Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung darigolongan senyawa yang bersangkutan. Jalur yang biasanya dilalui dalam pembentukan metabolit sekunder ada tiga jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asam mevalonat. Ada dua lintasan biosintesis metabolit sekunder. Pertama adalah lintasan metabolisme dasar seperti glikolisis dan siklus Krebs.

Gambar . Lintasan metabolisme dasar dari sintesis metabolit sekunder (Wink, 2010)

Gambar . Lintasan shikimate sintesis metabolit sekunder (Wink, 2010) 1. Jalur asam asetat

Poliketida merupakan golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersama berdasarkan pada biosintesisnya. Keanekaragaman struktur dapat dijelaskan sebagai turunan rantai poli--keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C2) via reaksi kondensasi, misalnya n CH3CO2H [CH3CO Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, anti biotikamakrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli--keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan -oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta dalam reaksi Claisen membentuk asetoasetilKoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai poli- -keto yang cukup

2. Jalur asam sikimat Jalur asam sikimat merupakan jalur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya Lfenilalanin. L-tirosina dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino essensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan.

3. Jalur asam mevalonat Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang berada dalam produk alami yang diturunkan dan unitisoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke ekor, sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalonat. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut

Jalur biosintesis metabolit sekunder : 1. Jalur biosintesis sederhana, dengan 1 produk P (sebagai produk akhir). ABCP Kadar P merupakan feedback inhibition. 2. Jalur biosintesis bercabang, baik produk P1 dan P2 masing-masing atau bersamasama mempengaruhi perubahan C menjadi D dan E. D P1 ABC E P2 3. Jalur biosintesis bercabang, dengan multivalen feedback. Baik produk P1 dan P2 bersama-sama mempengaruhi perubahan A menjadi B, dan secara masing-masing mempengaruhi perubahan C menjadi D dan E.

D P1 ABC E P2

Untuk mengontrol biosintesis, biasanya dilakukan kontrol dengan feedback control. Baik feedback inhibition, reedback repression dan pengaturan lainnya. Feedback Inhibition : Produk akhir menghambat aktifitas dari enzim yg mengkatalisis salah satu reaksi (biasanya reaksi pertama). Efeknya cepat Feedback repression : Produk akhirnya menghambat sintesis dari enzim dalam proses tersebut. Bisa satu enzim, atau menghambat beberapa enzim bahkan semua enzim. Efeknya lambat Mekanisme penghambatan atau pengendalian aktivitas metabolik mikroorganisme dapat memakai salah satu mekanisme maupun keduanya. Jika jalurnya tidak bercabang, biasanya pengaturannya relatif mudah daripada jalur yang bercabang. Maka, jika jalur yang bercabang ada beberapa pengendalian:

Multivalent/concerted feedback control : Karena hasil bercabang lebih dari satu (terjadi kelebihan dari semua hasil produk), enzim pertama yang terdapat di jalur biosintesis akan diinhibisi atau direpresi Cooperative feedback control : Kontrol ini terjadi saat kelebihan semua hasil akhir akan mengakibatkan represi atau inhibisi sinergis. Cumulative Feedback control : Setiap hasil akhir produk akan menghambat enzim pertama dengan presentase tertentu. MIsalnya produk 1 mengurangi 50% aktivitas enzim pertama Sequential feedback control : Jalur metabolisme awal akan dihambat oleh produk yang dihasilkan sebelum reaksi mengalami percabangan. Lalu dari masing-masing cabang dihambat oleh produk akhir masing-masing. Pengendalian Isoenzim : Isoenzim sendiri merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi yang sama tapi berbeda dalam kontrolnya. Sehingga apabila dalam salah satu reaksi dikatalisis oleh lebih dari satu isoenzim, maka isoenzim yang berbeda tersebut akan diatur oleh hasil akhir yang berbeda. Sedangkan pada jalur yang dikatalisis oleh hanya satu enzim, maka penghambatan disebabkan oleh seluruh produk akhir.

Tambahan : Upaya 1. untuk Meningkatkan Metode Metabolisme Sekunder konvensional

Adanya kenyataan rnengenai ras kimia (chemical races) atau chemodemes., yaitu adanya perbedaan kandungan kimia dalam tumbuhan antar satu spesies yang memiliki fenotipe sama, namun secara genetik berbeda; seperti keidentikan bentuk luar tetapi berbeda dalam kandungan kimianya. Ekspresi genetik ini dinyatakan dalam metabolisme sekunder golongan senyawa tertentu. a. Pemilihan bibit unggul perlu dilakukan. Bibit unggul dapat terjadi secara alami, namun yang sering dikerjakan adalah hibridisasi dan mutasi serta pemuliaan tumbuhan dengan penyerbukan silang atau metode lain yang sejenis. b. Budidaya tanaman merupakan upaya untuk meningkatkan produksi metabolit sekunder, serta memperoleh bahan dasar obat yang seragam. 2. Metode bioteknologi Metode ini dapat ditempuh dengan berbagai oara, antara lain: a. Pembentukan tanaman transgenik, yaitu dengan memindahkan materi genetik dari tanaman satu ke tanaman lainnya. Dalam praktek sangat terbatas dilakukan, mungkin masih terbatas pada penelitian. Di sini juga mencakup teknik DNA rekombinan. b. Penerapan teknik kultur jaringan tanaman , baik dalam propagasi klonal, embriogenesis somatik, kultur suspensi sel dan kultur organ (akar berambut), serta sel amobil dalam produksi metabolit sekunder dsb. Di samping itu juga dapat dilakukan biotransformasi dengan kultur set, hal ini juga dapat dilakukan dengan sistem sel amobil. MetabolitIntermediat(metabolitantara) adalahmetabolityang terbetuksebelumterbentuknyametabolitutama Contoh Metabolit Intermediat Asam sikimat di hasilkan dari kombinasi phosphoenolpyruvate, yang merupakan intermediat jalur glikolisis dan erythrose4-phosphate dari jalur pentose phosphate http://7thskypieaworld.blogspot.com/2011/03/biosintesis-asam-sikimat.html http://pemula-awaliharimu.blogspot.com/2012/10/biosintesis-metabolisme.html D IP O S K A N O L E H R IT A RIATA DI 04.43

http://ritariata.blogspot.com/2010/01/jalur-biosintesis.html http://id.scribd.com/doc/87971116/Metabolit-Primer-Dan-Sekunder http://www.slideshare.net/nugrahyasni/biosintesis-metabolit-primer-dan-sekunder Nugrah Angraini Jan 06, 2013 Maria Singgih Wibowo School oh Pharmacy Itb Metabolisme sekunder mikroorganisme http://denikrisna.wordpress.com/2010/11/01/pharmaceutical-microbiology-improvementof-metabolites-production/

También podría gustarte