Está en la página 1de 8

PERGAULAN REMAJA KRISTEN

Sejak semula manusia diciptakan Tuhan untuk saling bersekutu (bergaul) dengan seluruh ciptaan Tuhan (semua mahluk). Jika kita membaca Kejadian 1 : 28 tentang : Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikanikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi. Perintah Tuhan itu bukanlah semata-mata menunjuk kepada perintah untuk berkeluarga dan berketurunan, serta menguasai segala mahluk. Tapi perlu dilihat bahwa perintah dimana Tuhan menginginkan manusia itu untuk membentuk pergaulan baik diantara sesama manusia juga terhadap mahluk lain. Bagaimana pergaulan itu tercipta dan terjalin antara sesama dalam keluarga, pun bagaimana pergaulan dengan mahluk lainnya. Sejarah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan, pun menggambarkan bagaimana keinginan Tuhan membentuk satu persekutuan antara sesama di tengah-tengah satu bangsa. Selama kurun waktu 40 tahun (perjalanan dari Mesir ke Kanaan) Tuhan memberikan waktu untuk proses pembentukan satu bangsa yaitu bangsa Israel, waktu yang cukup lama. Sejarah itu menorehkan satu pemahaman yang besar, dimana persekutuan / pergaulan yang baik di tengah-tengah sesama dan pergaulan yang benar antara manusia (bangsa) dengan Tuhan, akan mendatangkan berkat. Dan sebaliknya pergaulan yang tidak benar akan mendatangkan malapetaka dan hukuman. Untuk itulah sebagai umat Kristen kita perlu mengingat kembali panggilan dan perintah Tuhan untuk dapat bergaul dengan baik dan benar terhadap : alam (mahluk lain), sesama manusia, dan Tuhan.

Bergaul dengan Alam (Mahluk lain)

Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, termasuk manusia dan mahluk lain dengan sempurna, indah dan penuh kedamaian serta cinta kasih. Namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mengakibatkan terjadinya perubahan penciptaan, hidup yang indah dan penuh kedamaian berganti dengan kehidupan yang penuh dengan kekacauan dan permusuhan. Akibat tirani dosa, permusuhan antar ular dan manusia pun terjadi, pembunuhan (kisah Kain dan Habel) pun mulai terlahir, kekerasan hidup pun mulai nampak, persaingan-persaingan pun tidak dapat dihindarkan. Dan kenyataan itu pun harus kita rasakan sampai sekarang ini. Bagaimana manusia yang pada mulanya diperintahkan untuk menguasai alam serta isinya dengan pengertian mengusahakan dan mengembangkannya dengan baik menjadi berubah dengan menguasainya dan mempergunakannya dengan semena-mena. Alam dan segala isinya pun menjadi sasaran kesemena-menaan dan keberingasan manusia. Pengrusakan tumbuh-tumbuhan, pemusnahan binatang-binatang, pengeksploitasian alam yang mengakibatkan kerusakan di semua belahan dunia. Dan kalau boleh saya katakan, sebaliknya pun alam dan mahluk lain pun kini benar-benar membuat permusuhan yang besar terhadap manusia. Ini terbukti dari banyaknya bencana alam yang terjadi, gempa, banjir, kekeringan, musim yang tidak menentu, ditambah lagi penyakit yang disebabkan oleh binatang-binatang, antraks, DBD, Flu burung, dsb. Pergaulan manusia dengan ciptaan lain sudah betul-betul rusak dan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi semuanya. Untuk itu, sudah saatnya sebagai umat Kristen kita mengkaji ulang tentang panggilan dan perintah penciptaan itu, untuk hidup dalam damai sejahtera dalam persekutuan dan pergaulan yang baik terhadap alam dan segala mahluk ciptaan lainnya.

Bergaul dengan Sesama

Sejak pembunuhan yang dilakukan oleh Kain terhadap Habel, timbullah permusuhan antara sesama manusia. Dan memang kisah Adam dan Hawa pun sudah membersitkan suatu permusuhan yang saling mempersalahkan antara sesama manusia. Akibatnya terjadilah persaingan-persaingan yang tidak sehat yang sampai menimbulkan permusuhan dan pembunuhan. Ketidak perdulian (egois) pun menjadi penyebab utamanya. Hidup yang pada mulanya penuh dengan cinta kasih dan kedamaian berubah menjadi hidup yang saling mempersalahkan, egois mau untung sendiri, dan akhirnya saling memusnahkan. Padahal perintah beranak-cuculah dan bertambah banyak serta penuhilah bumi, sedikitpun tidak mengandung pengertian untuk saling memusnahkan, tapi benar-benar perintah untuk saling mendukung dan menolong, bersama-sama dalam damai sejahtera mengerjakan perintah Tuhan Sang Pencipta.

Sungguh amat tragis memang, kenyataan pun tidak dapat dipungkiri, bagaimana perselisihan dan ketidakpedulian antara sesama manusia yang kita saksikan sekarang ini. Penganiayaan sudah merupakan hal yang biasa, permusuhan seolah-olah menjadi tradisi, pembunuhan pun bukan berita langka lagi. Tidak ada kedamaian, kasih sudah gersang, kebersamaan mulai pudar, pergaulan yang benar sangat langka. Dalam hidup berkebangsaan pun, sebagai satu bangsa dan satu tanah air pun bahkan satu suku dan keturunan, tak luput dari pertikaian dan permusuhan, saling menyikut, saling menekan, saling menghantam dan saling menjatuhkan. Ironisnya, manusia seolah-olah tidak menyadarinya, bahkan semakin terlena dan berlomba-lomba hanya untuk dirinya sendiri. Dan lebih tragisnya lagi, mengaku diri sebagai umat Kristen pun tidak luput terkena imbas, di tengah-tengah persekutuan yang menamakan dirinya Kristen dan bersimbol gereja pun terjadi ketidak perdulian antara sesama bahkan sampai kepada permusuhan dan perpecahan. Persekutuan dan pergaulan itu sepertinya hanya topeng dan ritus-ritus belaka. Kasih sejati sirna hanya karena kepentingan pribadi, saling menghargai punah hanya karena kehormatan semata, tolong-menolong terasa berat hanya karena sibuk dengan kesombongan, persekutuan dan pergaulan terlupakan hanya karena kesibukan pribadi. Panggilan Kristiani untuk saling mengasihi semakin pudar. Sudah saatnya sebagai umat Kristiani kita kembali kepada penciptaan yang hidup dengan damai sejahtera, bersama-sama mengimani panggilan Kristiani untuk hidup dan bergaul dalam cinta kasih.

Bergaul dengan Tuhan

Tuhan menciptakan manusia segambar dan se-rupa denganNya (Kejadian 1:26-27) dengan maksud dan tujuan menjadikan manusia sebagai ciptaan yang sempurna dan mulia, yang menjadi rekan sekerja Allah. Allah menginginkan manusia untuk dapat mendengar, memahami dan melaksanakan perintahNya. Namun apa yang terjadi, pembangkangan dan pemberontakanlah yang ada. Ingin sama seperti Allah (bnd. Hawa tergoda dengan ucapan ular; Nimrod yang membangun menara Babel sampai ke langit) menjadi sumber petaka hingga manusia jatuh ke dalam dosa. Pergaulan dengan Allah yang pada mulanya begitu dekat dan indah menjadi rusak. Pembantahanpembantahan terhadap perintah Allah, pelanggaran-pelanggaran akan aturan Tuhan pun terjadi di mana-mana. Manusia benar-benar tidak takut Tuhan lagi, manusia benar-benar lupa dengan pergaulan kepada Tuhan. Manusia lebih senang bergaul dengan hal-hal kesenangan yang nyata walaupun itu hanya sementara, pergaulan dengan Tuhan dianggap sebagai hal yang sia-sia. Dan hal itu juga tidak terlepas terhadap umat Kristiani ! Pergaulan dengan Tuhan diperlihatkan hanya sebagai ritus dan rutinitas saja, tidak benar-benar dirasakan dan diimani. Waktu untuk bergaul dengan Tuhan pun seolah-olah merupakan sisa-sisa waktu, bukan waktu yang benar-benar diberikan untuk bergauJ, mendengar dan melakukan perintahNya.

Kristen Umat yang Bergaul

Adalah penting sekali sebagai umat Tuhan (Kristen) menyadari panggilan dan perintah Tuhan Sang Pencipta untuk hidup dalam pergaulan yang baik dan benar yang berkenan bagi Tuhan. Banyak defenisi dan pengertian tentang cara hidup, ciri khas, sikap dan tanggung jawab sebagai umat Kristen. Salah satu tanggung jawab umat Kristen itu adalah mewujudkan panggilan dan perintah untuk hidup bergaul dengan alam, sesama, terlebih kepada Tuhan. Bagaimanakah cara bergaul umat Kristen itu ? Saya mencoba memberikan pengertian pergaulan umat Kristen itu dari kata KRISTEN itu sendiri, yaitu : Kasih, Rajin, Iman, Syukur, Taat, Elok, Nyaman.

Kasih Tidak ada ke-Kristenan yang tidak didasari dan dilandaskan dengan kasih. Kasih merupakan satu bukti nyata dan kekristenan. Jangan menyebut diri sebagai umat Kristen kalau tidak memiliki kasih. Dan kasih pun merupakan inti dari pergaulan, pergaulan yang tidak didasari dengan kasih akan sirna. Sungguh banyak memang pengertian kasih, namun satu hal yang harus benar-benar kita pahami adalah pengertian kasih menurut 1 Yohanes 4 : 20 (Jikalau seorang berkata: Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya). Maksudnya adalah, bahwa kasih umat Kristen itu bukanlah kasih yang munafik, bukan kasih yang tidak perduli dengan sekitarnya, bukan kasih yang hanya sekedar lips service. Tetapi kasih yang benar-benar perduli dengan sekitarnya, kasih yang nampak dan nyata dilakukan. Dan itu yang harus dilakukan umat Kristen dalam pergaulannya terhadap sesama, alam dan isinya terlebih terhadap Tuhan. Rajin Sudah barang tentu orang menyukai bergaul dengan yang rajin! Dan kerajinan dapat mempertahankan pergaulan yang baik. Jika kita ingin bergaul baik dengan alam serta isinya, sesame dan kepada Tuhan, kerajinan sangat diperlukan. Rajin merawat, menjaga dan melestarikan alam dan ciptaan lain; Rajin bersekutu, rajin membantu dan menolong sesama; Rajin bersekutu dan memuji Tuhan. Memang tidak gampang untuk itu, ada harga mahal yang harus dibayar. Tapi yakinlah bahwa harga mahal dan jerih payah kita tidak akan sia-sia (1 Korintus 15:58). Iman Kasih dan kerajinan itu haruslah didasari dengan Iman! Imanlah yang mendorong kita untuk mengasihi dan rajin, bukan semata karena mengharapkan imbalan atau upah. Kita mengasihi bukan karena ingin mendapatkan sesuatu imbalan (memberi uang supaya diberi uang, mengerjakan sesuatu supaya diberi upah, dsb). Kita mengasihi karena kita terlebih dahulu dikasihi (baca : 1 Yoh 4:19). Iman yang dimaksud pun bukanlah iman yang murahan! Sedikit saja mendapat tantangan langsung lemah, sedikit saja mengalami kesulitan langsung mundur. Tetapi biarlah iman yang mahal (ingat kisah iman Ayub, habis hartanya, anak dan istrinya bahkan tubuhnya kena penyakit, tetapi ia tetap setia kepada Tuhan). Kenapa perlu iman yang mahal? Karena memang bergaul bukanlah hal yang mudah, mungkin kita akan menemukan rasa kebosanan, tidak senang dengan tingkah laku orang lain, merasa dirugikan, dsb. Namun semua itu tidak boleh membuat kita malas bergaul, tetapi justru lebih memacu kita untuk bergaul dengan lebih baik. Pergaulan yang baik dan benar juga harus didasari iman, maksudnya, kita tidak bergaul hanya karena kebiasaan yang sama semata (geng), karena sama-sama pemabuk, karena satu profesi, karena satu marga, dsb, tetapi bagaimana kita mengimani bahwa Tuhan menyukai orang-orang yang mau bergaul dengan baik dan benar. Syukur Kenapa orang sulit bergaul ? Mungkin disebabkan rasa kekurangan yang dialami, atau merasa dirugikan. Dan memang, walaupun kita sudah bergaul dengan baik, menolong dan membantu, kadang kita tidak menerirna ucapan terima kasih. Tapi tidak perlu bersedih, justru bersyukur dan berbahagialah sebab sebagaimana dikatakan lebih berbahagia orang yang menolong daripada ditolong, lebih berbahagia yang memberi daripada menerima. Itulah sebabnya kita perlu mensyukuri pemberian Tuhan dalam hidup kita, bagaimana keadaan kita dan apa yang kita terima dalam hidup ini, dengan demikian kita dapat menjalin pergaulan yang benar. Tanda dari rasa syukur itulah yang kita berikan dalam pergaulan kita. Taat Ketaatan adalah satu hal yang sangat sulit sekali. Pengendalian diri, ketidak-sabaran, dan mau yang gampang-gampang saja membuat orang sulit untuk taat. Dan memang pergaulan banyak hancur karena ketidaktaatan, apalagi pergaulan kita dengan Tuhan! Untuk itulah ketaatan merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan.

Elok Sudah pasti semua orang suka dengan yang elok! Tapi keelokan itu bukan hanya sementara, keelokan itu bukan hanya bentuk luar saja, tetapi keelokan itu betul-betul terlihat dan tercipta dari dalam. Sama dengan manusia, yang penting bukan keelokan rupa saja, tetapi inner beauty juga sangat diperlukan, budi pekerti yang elok, tutur kata dan bahasa yang elok, apalagi perilaku yang elok, itu semua yang diharapkan dalam pergaulan. Nyaman Kalau sudah elok, maka kenyamanan pun akan tercipta. Kenyamanan adalah rasa aman dan damai sejahtera. Itu juga yang harus dilakukan oleh umat Kristen, sebagaimana Tuhan berfirman bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29:11). Kita tentu sering merasakan dalam perkumpulan maupun dalam semua kegiatan kita baik di kantor, sering kita merasakan bahwa perkumpulan itu terasa indah dan menyenangkan jika si A (seseorang) itu ada, sehingga kehadirannya sangat dibutuhkan. Tapi sebaliknya, kita pernah tidak mengharapkan kehadiran si B karena dia selalu bikin onar. Itu sebabnya kita harus menjadi umat Kristen yang dirindukan dimana pun, yang senantiasa membawa damai sejahtera di dalam cinta kasih. Pergaulan umat Kristen adalah pergaulan yang penuh dengan cinta dan kasih, kerajinan, rasa syukur, ketaatan, keelokan dan kenyamanan, yang kesemuanya itu didasari oleh iman.

Remaja Cerdas, Energik dan Dinamis dalam Pergaulan Dimasyarakat


Remaja cerdas : Remaja cerdas, sering diidentikkan seorang dengan kadar intelektual bagus, jenius, briliyan dan luar biasa, serta mempunyai prestasi akademik yang mencengangkan. Parameter masyarakat masih berpatokan bahwa kecerdasan diukur dengan kemampuan otak untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat akademis. Remaja cerdas dan pintar selalu bermasa depan cerah, itu kata para orang tua, padahal remaja pintar tak selalu bermasa depan cerah. Hal itu akan terjadi apabila kepandaian hanya sekadar syarat agar disayangi dan dicintai orang tua atau diakui oleh lingkungannya. Remaja cuma berkutat pada usaha memenuhi syarat itu, bagaimana menjadi ranking satu, menjadi juara kelas, berprestasi akademik baik dll. Kemampuan mengenal, mengolah, dan mengungkapkan perasaan menjadi terkubur dalam-dalam. Akibatnya, ia menjadi tak bahagia bahkan sering mengalami gagap sosial, karena kemampuan yang dimiliki hanya bersifat akademisi, bahkan sering tidak mendapatkan pengakuan dari lingkungan, dianggapkuper alias kurang pergaulan. Pendidikan formal memang sangat dibutuhkan, akan tetapi tidak diarahkan secara khusus pada kemampuan remaja mengenal kebutuhan pribadinya. Bisa dikatakan, remaja tidak dibiasakan mengenal perasaannya, emosinya, pribadinya. Akibatnya dia menjadi miskin informasi, kurang gaul, perkembangan intelegensi dan kecerdasan emosinya tidak seimbang, sehingga bisa menimbulkan perilaku-perilaku ekstrem. Bahkan berkembang menjadi penyimpangan perilaku yang cukup serius. Agar menjadi remaja yang tidak hanya cerdas secara akal saja, seorang remaja juga membutuhkan ketrampilan sebagai masyarakat yang baik. Demikian juga sosok remaja yang dinamis dan energik, seringkali rancu dengan remaja yang agresif dan hiperaktif. Padahal yang terakhir ini justru berkonotasi negatif dan menunjukkan bahwa remaja hanya mengandalkan kekuatan ototnya saja, tanpa mengindahkan kemampuankemampuan yang lain. Sebenarnya pengertian dinamis dan energik lebih mengarah pada

pemahaman sosok remaja yang mampu bergerak aktif dan selalu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, inovatif, kreatif dan penuh ide cemerlang. Manjadi seorang yang baik tentu sangat diidam-idamkan oleh semua orang, selain itu agar untuk melakukan pencegahan agar tidak terjadi maslah didalam masyarakat maka seorang individu perlu memiliki sifat-sifat agar menjadi pribadi yang baik. Bagaimana sih agar kita menjadi sesorang yang memiliki kepribadian yang baik? Berikut sepuluh sifat yang harus dimiliki oleh seseorang yang berkepribadian baik. Ketulusan Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya ya diatas ya dan tidak diatas tidak. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri. Rendah hati Beda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, rendah hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder. Kesetiaan kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yg setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat. Bersikap positif Orang yang bersikap positif selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam. Keceriaan Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Bisa mentertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain. Bertanggung jawab Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, berani mengakuinya. Ketika mengalami kegagalan, tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau merasa kecewa dan sakit hati, tidak

akan menyalahkan siapapun. Selalu menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya. Kepercayaan diri Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Orang yang percaya diri tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik. Kebesaran jiwa Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sukar tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan. Easy going Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya. Empaty Empati adalah sifat yg sangat mengagumkan. Orang yg berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik, selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain. TIPS BERTEMAN YANG BAIK
Zaman sekarang teman sejati masih ada nggak ya? Jika kamu belum pernah menemukan teman yang sangat kamu sukai, awalilah dengan menjadi seorang bisa disukai teman-temanmu. Kita intip dulu tips berikut ini: 1. Jadilah pendengar yang baik buat teman-temanmu. Jangan pernah sekalipun kamu bersikap menggurui. Memberi nasihat boleh-boleh aja, tapi jangan melakukannya dengan cepat. Pelahan-lahan namun pastikan temanmu itu mendengarkannya. Setiap orang memiliki pribadi yang unik dan khas. Cobalah mengerti bagaimana karakter temanmu. Hormatilah pendapatnya. Walau kadang kalian bisa saling berbeda pendapat dan keyakinan, namun pasti ada jalan tengah yang bisa ditempuh asal jangan tergesa-gesa memutuskannya. Peliharalah kepercayaan yang telah diberikan oleh teman dekatmu itu. Jangan pernah sekali-kali kamu mengobral rahasia temanmu pada orang lain. Saling jaga rahasia, anggap saja antara kalian ada sebuah permainan yang hanya bisa dimainkan oleh kamu dan temanmu.

2.

3.

4.

Berilah dukungan dan pujilah temanmu, kesampingkan kesalahannya dan kelemahannya. Jangan pernah merasa iri kepada temanmu. Kebahagiaannya adalah bahagia milikmu juga. Ikut berbahagialan atas keberhasilan temanmu. Dekat bukan berarti harus tergantung satu sama lain. Berikan pertolongan secukupnya. Jagalah jarak yang wajar. Mundurlah sedikit bila kita merasa pertemanan sudah terlampau dekat. Sebaliknya, mendekatlah kala kita merasa pertemanan sudah semakin renggang. Sisihkan waktu untuk melakukan kegiatan refresing bersama. Kembangkan sikap toleransi, fleksibelitas, asertive, empati dan belajar saling memahami. Jangan pernah ragu untuk minta maaf pada temanmu saat kamu melakukan sebuah kesalahan padanya. Setelah itu berusahalah perbaiki kesalahanmu. Begitu pula sebaliknya, berikan maaf dan lupakan kesalahannya jika ia bersalah

5.

6.

7.

8.

Memilih pergaulan
Dalam perjalanan hidup kita, yang menentukan baik buruknya hidup kita adalah dengan siapa kita bergaul. Pergaulan menjadi hal penentu utama dalam hidup kita. Jadi, kita harus pintar pintar memilih teman. Karena teman teman anda, menentukan masalah yang akan anda temui dan hadapi nanti. Teman bagaikan tombol lift, dapat membawa anda naik atau turun. Amsal 13 : 20 " Siapa bergaul dengan orang bijak akan menjadi bijak tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. " Banyak sekali muda-mudi jaman sekarang ini salah jalan karena salah pergaulan. Seharusnya mereka dan termasuk kita juga menyadari, mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik. Karena kebanyakan para muda-mudi dalam memilih pergaulan, mereka hanya mencari orang orang yang bisa menyenangkan hatinya saja. Dan jika hatinya merasa senang dan nyaman, dia merasa itu yang diinginkan nya dan dan tidak peduli lagi apakah orang yang dia ajak bergaul, orang baik baik atau bukan. Banyak alasan, mengapa para muda-mudi mencari teman yang bisa menyenangkan hatinya saja tanpa mempertimbangkan yang lainnya. 1. Karena memang pada dasarnya dia sendirilah yang ingin mencari teman yang bisa menyenangkan hatinya. ( Orang seperti ini pada dasarnya kurang didikan dan kurang perhatian. Jadi, yang dipikirkan hanya senang senang saja, atau sudah di didik tetapi tidak mau peduli.)

2. Karena terpengaruh terpengaruh teman. ( Orang seperti ini pada awalnya hanya ikut ikutan saja, dan tidak berusaha menghindari. Akhirnya ikut terjerumus juga. ) 3. Merasa kecewa dalam hidupnya. ( Orang seperti ini biasanya karena ada suatu hal yang membuat hatinya terluka dan putus asa. Akhirnya dia mendekati teman temannya yang suka bersenang-senang. 4. Merasa tidak punya tujuan hidup. ( Orang seperti ini pada awalnya merasa hidupnya hampa, tidak tau harus berbuat apa. Dan akhirnya bosan, lalu mencari kesenangan bersama teman teman. 5. Merasa nyaman. ( Orang seperti ini kebanyakan karena secara kebetulan sudah berada di dalam suatu pergaulan yang tidak baik. Tapi entah mengapa, dia merasa nyaman disitu. Dan terus mau berada di lingkungan itu. ) Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh anak-anak Tuhan yang telah menerima pembenaran dari Tuhan untuk menyikapi pergaulan hidup ini. Sehingga kita benar benar menjadi pribadi yang berbeda. Sikap hidup yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang ada, akan membawa kita kepada suatu kestabilan dan mencintai Tuhan. Mazmur 1 : 1 - 2 " Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. " Dengan bertekun dalam membangun hubungan dengan Tuhan, membuat kita tetap kuat menghadapi pergumulan hidup dalam diri kita. Roma 12 : 2 " Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

También podría gustarte