Está en la página 1de 4

General measures Infants with respiratory difficulty require an optimal thermal environment to minimize oxygen consumption and oxygen

requirements. The ability to supply an adequate caloric intake to the critically ill infant receiving respiratory assistance is facilitated by intravenous hyper alimentation including lipid solutions commencing on the first day after birth. Metabolic acidosis is most often encountered when the infant has been depressed at birth and require resuscitation. A subsequent metabolic acidosis out of proportion to the degree of respiratory distress may signify hypoperfusion, asepsis or an IVH. It is not necessary to correct metabolic or respiratory acidosis if the pH is greater than 7,25, whereas a pH of less than 7,20 typically requires intervention. In the case of respiratory acidosis, alkali therapy is not indicated until some form of assisted ventilation has been initiated. It is customary to maintain a venous hematocrit of at least 40% during the acute phase of RDS to support an adequate oxygen-carrying capacity. Arterial oxygen tension (PaO2) is maintained at 5080mmHg. Although umbilical arterial catheters still form the basic means of arterial sampling in infants with RDS, the list of catheter-related thrombotic, embolic and ischemic complications is formidable. Saturation is monitored continuously, with efforts made to keep the saturation at 89-94%. Surfactant therapy Surfactant therapy has been a major advance in the care of infants with RDS. All regimens of surfactant therapy appear to decrease the incidence of air leaks and improve oxygenation of ventilated preterm infants. More strikingly, mortality from RDS, and even overall mortality of preterm infants, is significantly reduced, especially when multiple-dose surfactant therapy is used for these infants, in contrast with the impressive improvement in mortality, the incidence of BPD, IVH< sepsis, and symptomatic patent ductus arteriosus appears unaltered in most studies [9-17]. The overall incidence of BPD has not been reduced by the use of surfactant therapy. This may be consequence of enhanced survival, and there is evidence than surfactant has increase the rate of survival without BPD. Presumably, BPD is more likely to be direct consequence of barotrauma in the preterm survivors of neonatal intensive care who have a more advanced gestational age, and such diverse factors as impaired respiratory drive, nutritional compromise, intercurrent infection, and congestive heart failure are less of a problem than in the smallest survivors of assisted ventilation. Transient tachypnea Transient tachypnea typically represents as respiratory distress in term infants or preterm infants who are close to term. The clinical features comprise various combinations of mild cyanosis, grunting, flaring, retracting, and tacypnea in the first few hours after birth associated with a modest requirement for supplemental oxygen. The chest radiograph shows prominent perihilar streaking which may represent engorgement of the periarterial lympatics that participate in the clearance of the alveolar fluid. The

radiographic appearance can usually be readily distinguished from the diffuse reticulogranular pattern with are bronchograms that is characteristics of RDS. Patchy infiltrates that clear within 48 hours and are associated with perihilar streaking are probably also manifestations of transient tachypnea. Differentiation from neonatal pneumonia or meconium aspiration can be extremely difficult, especially if the antenatal or postnatal history includes risk factors for these disorders. Transient tachypnea of the newborn by defination is self-limiting with no risk of recurrence or residual pulmonary dysfunction

General measures Bayi dengan kesulitan pernapasan memerlukan lingkungan termal yang optimal untuk meminimalkan konsumsi oksigen dan kebutuhan oksigen. Kemampuan untuk menyediakan asupan kalori yang cukup adekuat untuk bayi sakit kritis yang menerima bantuan pernapasan difasilitasi oleh hiperaliminasi intravena termasuk solusi lipid dimulai pada hari pertama setelah lahir. Asidosis metabolik yang paling sering ditemui ketika bayi telah didepresi saat lahir dan memerlukan resusitasi. Sebuah asidosis metabolik berikutnya yang tidak sesuai dengan tingkat gangguan pernapasan dapat menandakan suatu hipoperfusi, asepsis atau IVH. Hal ini tidak perlu untuk mengoreksi asidosis metabolik atau pernafasan jika pH lebih besar dari 7,25, sedangkan pH kurang dari 7,20 biasanya membutuhkan intervensi. Dalam kasus asidosis pernapasan, terapi alkali tidak diindikasikan kecuali apabila terdapat inisiasi untuk ventilasi bantuan. Adalah kebiasaan untuk mempertahankan suatu hematokrit vena sekurang-kurangnya 40% selama fase akut RDS untuk mendukung kapasitas pembawa oksigen yang memadai. Tekanan oksigen arteri (PaO2) dipertahankan pada 50-80mmHg. Meskipun kateter arteri umbilikalis masih berupa sarana dasar pengambilan sampel arteri pada bayi dengan RDS, komplikasi dari daftar kateter terkait komplikasi trombotik, emboli dan iskemik adalah tangguh. Saturasi dimonitor secara terus menerus, dengan upaya yang dilakukan untuk mempertahankan saturasi pada 89-94%. Terapi surfaktan Terapi Surfaktan telah menjadi kemajuan besar dalam perawatan bayi dengan RDS. Semua regimen terapi surfaktan didapati menurunkan kejadian kebocoran udara dan meningkatkan oksigenasi bayi prematur berventilasi. Lebih nyata lagi, telah menurunkan mortalitas RDS, dan bahkan mortalitas bayi premature secara keseluruhan, terutama ketika beberapa terapi dosis multiple surfaktan digunakan untuk bayi ini, kontras dengan peningkatan yang mengesankan dalam mortalitas, kejadian BPD,IVH,sepsis, dan gejala patent ductus arteriosus muncul tanpa perubahan pada kebanyakan penelitian [9-17]. Insiden BPD secara keseluruhan belum dikurangi dengan penggunaan terapi surfaktan. Ini mungkin konsekuensi dari survival yang ditingkatkan, dan ada bukti bahawa surfaktan telah meningkatkan tingkat kelangsungan hidup tanpa BPD. Dikatakan, BPD lebih mungkin menjadi konsekuensi langsung dari barotrauma pada survivor prematur perawatan intensif neonatal yang memiliki usia kehamilan lebih tinggi, dan faktor-faktor yang beragam seperti pernapasan terganggu, kelainan gizi, kambuhan infeksi, dan gagal jantung kongestif merupakan masalah kecil daripada di survivor terkecil ventilasi dibantu. transient tachypnea Tachypnea transien biasanya terlihat sebagai gangguan pernapasan pada bayi term atau bayi prematur yang dekat dengan term. Gambaran klinis terdiri dari berbagai kombinasi sianosis ringan, grunting, flaring, retraksi, dan tacypnea dalam beberapa jam pertama setelah lahir yang berhubungan dengan

keprluan sederhana untuk supplai oksigen. Radiograpi thoraks menunjukkan adanya goresan perihilar menonjol yang mungkin mewakili kendurnya lympatik periarterial yang berpartisipasi dalam pembersihan cairan alveolar. Penampilan radiografi biasanya dapat dengan mudah dibedakan dari pola reticulogranular difus dengan yang bronchograms udara yang merupakan karakteristik RDS. Infiltrat Patchy yang jelas dalam waktu 48 jam dan berkaitan dengan goresan perihilar mungkin juga manifestasi dari tachypnea transien. Diferensiasi dari pneumonia neonatal atau aspirasi mekonium bisa menjadi sangat sulit, terutama jika riwayat antenatal atau postnatal termasuk faktor risiko untuk gangguan ini. Tachypnea Transient pada bayi baru lahir dari definisinya adalah self-limiting tanpa risiko kekambuhan atau disfungsi paru residual

También podría gustarte