Está en la página 1de 11

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN PERADABAN

Nama: 1. Andri Wasis Handoko 2. Archi Yana 3. Rafika Rahmawati (M0211062)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta Program Studi Fisika 2013

MANUSIA DAN PERADABAN


1. PENDAHULUAN Manusia diciptakan sebagai makhluk yang sempurna. Manusia memiliki akal, jasmani dan rohani yang dapat mendukung perannya sebagai khalifah di muka bumi. Akal untuk berfikir bagaimana memanfaatkan dan menciptakan segala sesuatu yang berguna dan bermanfaat dan dapat meringankan pekerjaannya. Jasmani untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya serta tidak mentimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat. Rohani yang akan menuntun manusia menemukan kebenaran berupa kepercayaan atau agama yang dengannya manusia dituntut untuk melaksanakan setiap kewajiban dalam bentuk peribadatan. Peradaban tidak akan lepas dari peran manusia sebagai pencipta dan pelaksana peradaban itu sendiri. Peradaban muncul karena adanya faktor-faktor pemikiran manusia. Kebutuhan manusia yang semakin kompleks pun menjadi salah satu penyebab perkembangan peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Peradaban akan berkembang seiring perkembangan pemikiran manusia saat itu. Oleh karena itu, peradaban juga bisa disebut mengalami evolusi karena pengaruh adanya modernisasi. Adapun masyarakat beradab adalah masyarakat yang sopan santun dan memiliki kebaikan budi pekerti. Kenyamanan, ketenangan, ketentraman dan kedamaian menjadi makna hakiki adanya manusia yang beradab. Dalam pengertian lain, manusia beradab juga dikatakan merupakan

kombinasi ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Perkembangan IPTEK menjadi salah satu adanya perkembangan peradaban. Tenaga manusia yang terbatas mulai terbantukan oleh adanya mesin-mesin yang mulai menggantikan fungsi manusia, sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih ringan dan mudah. Selain itu munculnya norma, etika, nilai dan estetika juga menjadi bentuk peradaban dalam ranah budaya yangmemiliki fungsinya masing-masing. Sebagai pembatas dan pengawalan manusia dalam bertingkah laku di tengah kemajuan teknologi yang ada.

2. PEMBAHASAN A. Pengertian Adab dan Peradaban Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alatalat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Koentjaraningrat (1990) berusaha memberikan penjelasan sebagai berikut. Istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal ini adalah sama dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yang biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah. Sementara bagi Paulo Freire, kebudayaan merepresentasikan pengalaman hidup, hasil karya manusia dalam bentuk kehidupan yang ditempa dalam hubungan social yang tidak adil dan dialektis, yakni kelompok-kelompok yang berbeda sudah terbentuk dengan sendirinya selama kurun waktu tertentu. Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish humans from other species. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telahmecapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seniyang telah maju. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa dan menjadi bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Selah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya. Yang dalam bahasa ingris disebut Cultured. Orang yang cultured adalah yang juga lettered dalam hal ini tidak sekedar hanya bisa membaca dan menulis hal yang sederhana.

B. Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab

Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, dan benda-benda. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari budi daya manusia, baik cipta, karsa, dan rasa. Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berahlak dan berbudi pekerti yang luhur menuju pada prilaku pada manusia. Kenyamanan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan menjadi bukti adanya keberadaan manusia beradab. Manusia beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara, cipata, rasa, dan karsa Kaelan (2002) menyatakan manusi yang beradab adalah manusi yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia. Manusia adalah makhluk beradab karena, manusia dianugerahi harkat martabat dan potensi yang tinggi yang mengangkat derajatnya menjadi lebih tinggi disbanding dengan makhluk lain. Konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata society civilis.istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani. Pada mulanya, civil society berasal dari dunia barat. Adalah datao answer ibrahim(mantan wakil perdana mentri malaysia)yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagaia istilah lain dari civil society. Nurcholish madjid juga mengindonesiakan civil society (inggris) dengan masyarakat madani. Nurcholis majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkadaban memiliki ciri-ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan. Toleransi dan pluralisme, serta keterbukaan dan penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhamad A.S. Hikam (1990) didalam bukunya demokrasi dan civil society memberikan defenisi civil society sebagai wilayah kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan antaralain bersukarelaan (Voluntari), keswasembedaan (self generating), keswadayaan (self sporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

C. Evolusi Budaya dan Tahapan-tahapan Peradaban Pendapat Service, Elman R(1971) sejalan dengan pendapat Spencer, H seorang ahli filsafat Inggris (1820-1903) menjelaskan bahwa seluruh alam itu, baik yang berwujud monoorganis, organis maupun yang superorganis akan berevolusi karena didorong oleh kekuatan mutlak yang

ia sebut sebagai evolusi universal.1 masyarakat

Hal ini juga terjadi pula pada tiap kebudayaan dan

yang ada di dunia, di mana Spencer melihat perkembangan masyarakat dan

kebudayaan dari tiap bangsa di dunia ini telah atau akan melalui tingkatan-tingkatan evolusi yang sama. Di sini pemikiran Spencer dapat diklasifikasi sebagai pemikiran yang bersifat unilinear dengan salah satu karyanya yang menjelaskan bahwa struktur sosial berkembang secara

evolusioner dari struktur yang homogen menjadi heterogen. Perubahan struktur ini, kemudian diikuti dengan perubahan fungsi. Kelompok suku-suku yang sederhana hidupnya bergerak maju secara evolusioner ke arah ukuran lebih besar, keterpaduan, kemajemukan dan kepastian sehingga terjelma suatu bangsa yang beradab2. Tetapi, menurutnya secara khusus, tiap bagian masyarakat atau sub-sub kebudayaan bisa mengalami proses evolusi pula melalui tingkat-tingkat yang berbeda. Contoh masyarakat Papua-Irian Jaya mengalami proses perubahan sosial dan budaya yang dapat dikatakan sangat lambat. Ketika di tahun 1960-an, sebagian besar masyarakat Papua Irian Jaya masih hidup dengan menggunakan teknologi batu, sedangkan di wilayah lain di Indonesia, seperti di pulau Jawa, temuan artefak yang berupa sisa-sisa teknologi yang hampir sama, sudah ada beberapa ribu tahun yang lampau. Hal ini diketahui dengan adanya temuan artefak3 dan fossil manusia purba di daerah lembah sungai Bengawan Solo dan di desa Trinil, Jawa Timur lebih kurang 800.000 - 200.000 tahun yang lampau oleh para arkeolog dan para pakar paleoantropologi4 (Lihat Garna, Y, 1992; Koentjaraningrat, 1981). Tetapi, pada saat ini setelah lebih kurang 46 tahun, kondisi sosial budaya masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di PapuaIrian Jaya sudah banyak berubah, terkecuali di wilayah-wilayah tertentu yang masih tetap mempertahankan adat dan tradisi masyarakat setempat, seperti pada masyarakat suku Dani, di distrik Kurulu, wilayah Pegunungan Tengah Jayawijaya, Papua Irian Jaya, yang masih tetap mempertahankan holim (koteka) sebagai busana sehari-hari mereka5. Peradaban dapat diartikan sebagai perkembangan budaya yang menjadi ciri khas dan milik manusia sesuatu masyarakat. Peradaban juga dapat berarti tahapan yang tinggi dalam skala evolusi kebudayaan, yang mengacu pada perbedaan antara manusia yang beradab terhadap mereka yang biadab. Bila bicara penggunaan istilah peradaban yang lebih akurat, acuannya pada
1Tulisan Spencer ini ada dalam bukunya yang bernama
2 3

Principles of Sociology (1876-1896) Lihat Sunarto, Kamanto, 2000, hal 214. Artefak adalah istilah untuk menyebutkan sisa-sisa peninggalan budaya suatu masyarakat prasejarah. Biasanya artefak ini dikumpulkan dan direkonstruksi oleh para arkeologi. Di Indonesia arkeologi dan antropologi sub bidang yang terpisah. Sebenarnya, di negara asal di mana dua ilmu itu ditemukan, yaitu Eropa dan Amerika, arkeologi adalah salah satu sub bidang ilmu yang merekonstruksi kehidupan masyarakat pada masa lampau (baik masa parasejarah maupun sejarah) melalui artefak yang ditemukan. Sedangkan, temuan fossilnya (kerangka manusia) dikaji oleh sub bidang paleoantropologi. 4Ilmu ini merupakan salah satu sub disiplin dari Ilmu Antropologi yang mempelajari manusia dan makhluk lainnya, serta perkembangan mereka di masa prasejarah melalui fossil yang ditemukan di suatu situs tertentu. 5 Lihat Kompas 2007, 20 Agustus, hal 1 & 15.

perbandingan antara manusia atau yang lebih beradab terhadap mereka yang kurang beradab. Kharateristik utama acuan tersebut pada perbedaan tingkat intelektual, cita rasa keindahan, penguasaan teknologi dan tingkat spiritual yang dimiliki. Peradaban merupakan tahapan dari evolusi kebudayaan yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan yang memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, yang meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi dan spritual yang bersangkutan. Contoh dalam peradaban Mesir kuno tercermin tahap hasil budaya yang tinggi dari sosok bangunan (pyramid, sphinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Dengan demikian, dari uraian sebelumnya bahwa evolusi kebudayaan dan peradaban merupakan jalur yang sejalan yang dilalui oleh proses perkembangan budaya yang bersangkutan. Buku TheThird Wave (1981:10-11) karya Alvin Toffler, mengatakan bahwa evolusi kebudayaan terjadi dalam tiga gelombang dalam kehidupan umat manusia : pertama, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban pertanian; kedua, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban industri; ketiga, adalah gelombang yang merupakan tahap peradaban informasi. Pendapat Toffler hampir menyerupai temuan L Henry Morgan yang muncul beberapa dekade sebelumnya, bahwa proses evolusi masyarakat dan kebudayaan apapun di dunia akan atau telah mengalami 8 tahapan, dimulai dari tahapan yang paling sederhana sampai ke tahapan masyarakat dan kebudayaan yang terkompleks. Dalam melihat proses evolusi tersebut, Morgan tidak mengabaikan kekhususan dan keistimewaan dari perkembangan tiap masyarakat ataupun pengaruh-pengaruh dari luar masyarakat, yang akan mempengaruhi proses evolusi tersebut di dalam tiap masyarakat dan kebudayaannya. Kedelapan tahapan dalam proses evolusi tersebut adalah :6 1. Zaman Liar Tua Di zaman ini manusia hidup dari meramu7 dan mulai ditemukannya api. 2. Zaman Liar Madya Di zaman ini, manusia sudah menemukan alat untuk menangkap hewan buruan, seperti busur panah, api dan mulai melakukan kegiatan matapencaharian yang baru yaitu berburu dan menangkap ikan. 3. Zaman Liar Muda Mulai memiliki kepandaian membuat tembikar
6 7

Lihat Koentjaraningrat, 1980, hal 41, 44-46 Meramu adalah mengambil segala sesuatu dari alam untuk menjadi makanan dan tanpa diolah sedikitpun. Di sini mereka mencari akar2an dan tumbuh2an liar

4. Zaman Barbar Tua Mulai beternak dan bercocok tanam 5. Zaman Barbar Madya Sudah memiliki kepandaian membuat benda-benda dari logam 6. Zaman Barbar Muda Mulai mengenal tulisan 7. Zaman Peradaban Purba Di zaman ini kota-kota mulai berdiri, seperti kota Harrapa dan Mohenjo Daro 8. Zaman Peradaban Masa Kini Di zaman ini di mulainya industrilisasi. Adapun tahapan peradaban adalah:

Tahap-Tahap Peradaban Manusia Tahap mistis adalah tahap cara berpikir manusia yang masihterkungkung oleh kekuatankekuatan alam di sekitarnya. Contohnyaadalah cara berpikir dalam masyarakat tradisional. Tahap ontologis adalah tahap cara berpikir manusia yang mulaimempertanyakan asal muasal, kausalitas dan tidak lagi terkungkungoleh alam sekitar. Contohnya terdapat dalam kehidupan masyarakatmodern. Tahap fungsional adalah tahap cara berpikir manusia yang sudahmenempatkan konsep manfaat dan kegunaan dalam melihat segala halyang terjadi di muka buni dan tidak lagi terpengaruh oleh kekuatanalam di luar dirinya. Contohnya adalah dalam kehidupan masyarakatyang benar-benar sudah menjadi madani.

D. Peradaban dan Perubahan Sosial Perwujudan budaya dapat menekankan pada akal (rasio) saja atau menekankan pada unsur akal, nurani dan kehendak sebagai satu kesatuan utuh. Dengan penekanan pada akal, muncul pernyataan ada peradaban tinggi dan ada peradaban rendah karena diukur dengan tingkat berfikir manusia. Orang barat memiliki peradaban yang tinggi dengan teknologi canggih belum tentu berkebudayaan tinggi jika semua itu hanya akan membinasakan umat manusia. Dalam dinamika masyarakat dan kebudayaan, perubahan sosial senantiasa terjadi dan harus terjadi karena berkembangnya pemikiran manusia. Perubahan tersebut bisa dikatakan sebagai

evolusi sosial. Proses ini dapat dianalisa dengan hanya memperhatikan atau dapat juga dipadang seolah olah dari jauh dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan yang tampak saja. Perubahan-perubahan besar akan tampak pada interval waktu yang besar. Teori Perubahan Sosial Teori sebab akibat (Causation problem)
o

Analisis Dialektis Analisis yang bisa dilaksanakan dngan metod dialktika, dialog sehingga muncul pertukaran fikiran dan mlahirkan suatu hal yang brmanaat.

Teori Tunggal mengenai Perubahan sosial Teori Proses atau Arah Perubahan Sosial

o o

Teori Evolusi Uniliner (garis lurus tunggal ) Teori Multiliner Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial 1. Perubahan sosial berdasarkan perkembangannya Bentuk-bentuk perubahan sosial berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi dua. Berikut ini adalah perubahan sosial berdasarkan perkembangannya, yaitu sebagai berikut. Perubahan sebagai suatu kemajuan (Progress). Bentuk perubahan sosial dapat dikatakan

sebagai kemajuan, apabila perubahan itu membawa kemajuan atau keuntungan bagi masyarakat. Dalam hal ini, ditandai oleh adanya suatu proses pembangunan dalam masyarakat. Contoh dari perubahan yang sifatnya progres ini di antaranya ketika jaringan listrik sudah masuk ke suatu desa, adanya sarana transportasi di suatu desa, atau masuknya sarana komunikasi modern di desa tersebut yang memberikan kemudahan bagi masyarakat. Perubahan sebagai suatu kemunduran (Regress). Bentuk perubahan sosial yang dianggap

kemunduran ialah ketika perubahan tersebut membawa pengaruh yang kurang menguntungkan bagi masyarakat. Misalnya, ketika traktor masuk desa, di mana keberadaan traktor ini justru menghilangkan kebiasaan gotong royong dalam masyarakat desa. 2. Perubahan sosial berdasarkan lamanya Perubahan secara cepat (Revolusi). Perubahan ini terjadi sangat drastis, tidak dikehendaki

atau dilakukan perencanaan sebelumnya, sehingga perbedaannya dapat segera diketahui bahkan dirasakan. Revolusi ini sering kali diawali oleh adanya konflik atau ketegangan yang terjadi dalam masyarakat.

Perubahan secara lambat (Evolusi). Perubahan ini terjadi dengan sangat lambat. Perubahan

terjadi sedikit demi sedikit. Perubahan kecil yang satu diikuti perubahan kecil lainnya, sehingga sulit untuk dirasakan perbedaannya dan diperlukan penelitian untuk mengetahuinya. Contohnya, perubahan masyarakat berburu ke masyarakat meramu pada zaman prasejarah. 3. Perubahan sosial berdasarkan ruang lingkupnya Perubahan berpengaruh besar. Bentuk perubahan sosial yang berpengaruh besar biasanya

berdampak perubahan pada struktur kemasyarakatan, sistem mata pencaharian, hubungan kerja, dan juga stratifikasi dalam masyarakat. Contohnya, yaitu perubahan masyarakat agraris menjadi industrialis. Perubahan berpengaruh kecil. Bentuk perubahan sosial yang berpengaruh kecil adalah

perubahan yang terjadi pada struktur sosial, namun tidak berdampak terhadap masyarakat secara langsung. Contohnya, perubahan mode pakaian, model rambut, dan lain-lain. 4. Perubahan sosial berdasarkan keinginan masyarakat Perubahan yang dikehendaki. Bentuk perubahan ini adalah perubahan yang tidak

diinginkan oleh masyarakat, sehingga ketika terjadi, maka tidak ada suatu kepuasan dalam masyarakat. Perubahan yang tidak dikehendaki. Bentuk perubahan sosial ini adalah perubahan yang

memang diinginkan atau didambakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, ketika perubahan ini terjadi, maka masyarakat akan merasa puas atau senang. Apabila kita menanggapi perubahan sosial tersebut dengan positif, maka konflik sosial tidak akan terjadi. Untuk itu, kita sebagai makhluk sosial selalu menjaga perdamaian dan persaudaraan. Demikian bentuk-bentuk perubahan sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

E. Wujud-wujud Peradaban (nilai, moral, norma, etika dan estetika) a. Etika Menurut Bertens (1993;4), etika secara etimologiberasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak kesusialaan atau adat. Istilah lain yang identik dengan etika adalah susila (Sanskerta), yang lebih merujuk pada dasar, prinsip, aturan hidup atau sila yang lebih baik; dan akhlak (Arab), berarti sifat yang terpuji. Dengan demikian etika berarti ilmu akhlak.

b. Moral Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok masyarakat dalam mengatur tngkah lakunya. Sedangkan moralitas suatu perbuatan berarti segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. c. Norma Menurut Achmad Charis Zubair (1987:29), norma berarti ukuran, garis pengarah, aturan, atau kaidahbagi pertimbangan dan penilaian. Nilai yang menjadi milik bersama dalam suatu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan menjadi norma yang disepakati bersama. d. Nilai Nilai merupakan salah satu dasar yang dipakai oleh manusia untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Nilai adalah kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. e. Estetika setiap manusia secara naluri selalu mencari apa yang dimanakan estetis. Pada hakikatnya, keindahan adalah sejalan dengan kehidupan manusia itu sendiri. Artinya, disadari atau tidak, estetika dapatlah dipandang sebagai bagian dari tujuan hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA Aris, Ansy. 2012. Manusia dan Peradaban. Diakses secara online dihttp://kliksorminlab.wordpress.com/2012/10/24/manusia-dan-peradaban/pada hari, Senin,

26 maret 2013 pukul 08.50 WIB


Baso, Ismail. 2012. Komunikasi antar Budaya dan keharmonisan. Diakses secara inline di

http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/1828869-komunikasiantar-budaya-dan-keharmonisan/pada hari Senin, 26 Maret 2013 pukul 08.45 WIB


Fathoni, Abdurrahman. 2005. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: Rineka Cipta Freire, Paulo. 2007. Politik Pendidikan. Yogjakarta: pustaka Pelajar Magnis, Franz. 1993. Etika Sosial. Jakarta: Gramedia Tim MKU ISBD UMS.2001. Ilmu Budaya Dasar. Surakarta: Muhmmadiyah University Press

También podría gustarte