Está en la página 1de 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL 1

Topik Kelompok Tgl. Praktikum Pembimbing : Distorsi model malam kedokteran gigi (wax) akibat stress release : A4b : 5 Maret 2013 : Helal Soekartono, drg, M.Kes

Penyusun : No. Nama NIM 021211131050 021211131051 021211131052 021211131053 021211131054 021211131055 1. ISNA NUR INAYATUR 2. SHABIKA AMANY 3. NABIELA RAHARDIA 4. FIRLY RAKHMAWATI 5. NIKE KURNIAWATI 6. CLAUDIA YOSEPHINE

7. RIZKY NUGRAHA PUTRA 021211131056

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013

1. TUJUAN Pada akhir praktikum mahasiswa dapat memanipulasi malam secara tepat dan dapat mengukur distorsi ( akibat stress release ) malam inlay kedokteran gigi. 2. CARA KERJA 2.1 Bahan yang digunakan: a. Malam inlay b. Air PDAM

2.2 Alat yang digunakan: a. Mangkuk karet b. Spiritus brander c. Korek api d. Jangka sorong e. Thermometer f. Pisau malam g. Stopwatch

2.3 Cara kerja: 1. Mangkuk karet diisi dengan 100 ml air. 2. Malam inlay dilunakkan di atas api spiritus brander sampai homogen selama 5 menit. Jarak antara api dengan malam kira-kira 10 cm. 3. Malam inlay dibengkokkan hingga berbentuk tapal kuda.

4. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit, kemudian jarak kedua ujungnya diukur dengan jangka sorong (sebagai jarak awal). 5. Perubahan bentuk malam inlay diamati dan jarak antara kedua ujung malam inlay diukur dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam. Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus: Jarak akhir Jarak awal Persentase distorsi = Jarak awal X 100%

3. HASIL PRAKTIKUM Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus: Jarak akhir Jarak awal Persentase distorsi = Jarak awal Tabel 1. Perubahan Jarak pada Kedua Ujung Inlay Wax (mm) Menit Ke5 Percobaan keI Percobaan keII Percobaan keIII Percobaan keIV Percobaan keI Percobaan keII 12.5 2 20.9 8.71 17.5 15 16.7 20 14.2 21.2 8 15.7 17.8 16.9 17.1 35 14.1 2 21.8 6 16.1 18.5 16.4 16.4 4 50 15.4 22.3 6 15.3 18.9 8 16.7 17.7 65 16.5 4 22.5 6 15.1 19.6 16.5 18.7 X 100%

Jarak Awal dan Akhir 4.02 1.66 6.39 2.1 1.5 2

Persentase 32% 8% 73% 12% 10% 12%

Di Udara

Di Air

Percobaan keIII

15.1

14.3

15.2

15.9

16.7

1.6

11%

Grafik 1. Grafik Jarak pada Kedua Ujung Inlay Wax di Udara Terbuka (mm)

25 20

x W y a l n I

15 10 5 0 5 20 35 Menit K e 50 65

Percobaan ke-I Percobaan ke-II Percobaan ke-III Percobaan ke-IV

Grafik 2. Grafik Jarak pada Kedua Ujung Inlay Wax di Dalam Air (mm)

g n j U u d e K k r a J
20 15

x W y a l n I

10 5 0

Percobaan ke-I Percobaan ke-II Percobaan ke-III 5 20 35 Menit K e 50 65

4. PEMBAHASAN Distorsi Malam sebelum dilakukan pemanasan memiliki sifat yang mudah flaking atau robek / patah. Hal ini disebabkan karena sebelum pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristalnya adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan

g n j U u d e K k r a J

tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek serta terbentuk internal stress, sehingga bila pada saat dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi. Pada saat dilakukan pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam, ada lekuk-lekukan pada bagian malam sehingga akan diketahui suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah pada model yang tersedia. Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat fisis malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki daya flow yang baik. Apabila saat dipanaskan hanya sebagian saja yang terkena panas maka panas tersebut tidak akan disebarkan ke bagian yang lainnya dan pada tempat yang terkonsentrasi oleh pemanasan akan segera mencair. Selain itu dengan pemanasan merata juga akan menghindarkan terjadinya tegangan dalam. Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat dimanipulasi dengan mudah adalah 37oC. Pada suhu transisi padat-padat inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic menjadi heksagonal. Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat, malam siap diaplikasikan diatas model kerja. Dilakukan penekanan oleh jari-jari tangan sehingga malam akan dapat membentuk kontur model yang sesuai dengan kebutuhan. Distorsi merupakan masalah yang paling serius yang dapat terjadi sewaktu membentuk dan melepas model malam dari mulut atau die. Keadaan ini terjadi karena perubahan panas dan dilepaskannya stress yang timbul sewaktu terjadinya kontraksi saat pendinginan; udara yang terjebak; perubahan bentuk selama moulding, pengukiran, pelepasan; waktu serta temperature selama penyimpanan. Seperti bahan termoplastis lainnya, malam cenderung kembali ke bentuk semula sesuai dimanipulasi. Keadaan umum disebut sebagai memory elastic. Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini. Jika malam ini dibiarkan mengambang dalam air

bertemperatur kamar selama beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Elastic memory dari malam ditunjukkan lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal dari malam yang mendapat tekanan selama pendinginan. Ekspansi meningkat di atas temperatur transisi kaca, lebih daripada jika didinginkan tanpa tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang mencoba untuk kembali ke keadaan normal yang tidak terbatasi. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu stress dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi lurus kembali Pada praktikum inlay wax yang telah dilakukan, terlihat bahwa jarak ujung tapal kuda yang diletakkan di air lebih panjang dari pada jarak ujung tapal kuda yang diletakkan di udara. Hal ini berkebalikan dengan hasil pada teori jarak di udara lebih panjang dari pada di air, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1. Thermal Expansion Inlay Wax memiliki konduktivitas panas yang rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan dan pendinginan yang merata, serempak dan juga memiliki ekspansi termal yang lebih tinggi dibanding bahan kedokteran gigi yang lain. Hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

Temperature(oC)

Gambar 4.1 Ekspansi termal dari malam inlay (Anusavice, 2003) Keterangan : Pada grafik A menunjukan ekspansi termal ketika malam dibawah tekanan dimana malam mendingin dari keadaan cairan. Grafik B adalah hasil. (Anusavice, 2003) Cara pengukuran/perhitungan persentase distorsi yang dibentuk yaitu dengan rumus: Jarak akhir-jarak awal --------------------------Jarak akhir x 100%

2. Internal Stress Internal stress sering disebut juga residual stress. Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padatpadat, maka akan terjadi stress dalam bahan. 3. Elastic memory Seperti bahan termoplastik lainnya, malam cenderung kembali ke bentuk semula sesudah dimanipulasi. Keadaan umum ini disebut sebagai elastic memory. Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini dengan temperatur suhu kamar. Jika malam ini dibiarkan mengembang dalam air bertemperatur suhu kamar selama beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu stress dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi lurus kembali. 4.4 Sifat fisis

Sifat fisis malam yang perlu diketahui untuk memudahkan memanipulasi: 1. Suhu transisi padat-padat Sewaktu suhu malam meningkat, terjadi transisi padat-padat, dimana bentuk kisi Kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthorhombic) mulai berubah menjadi bentuk heksagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut. Selama perubahan dari bentuk satu ke lain malam dapat dibentuk tanpa menyerpih, sobek atau terlalu stress. Adanya titik transisi padat-padat dan suhu dimana bisa berlangsung tidak hanay memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan banyak sifat fisis dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi padat-padat di atas 37C 2. Ekspansi termis dan kontraksi termis Wax akan mengalami ekspansi ketika dipanaskan dan berkontraksi jika temperature diturunkan. Wax memiliki koefisien thermal ekspansi lebih besar disbanding bahan kedokteran gigi lain. 3. Flow/alirant, terjadi sedikit perubahan malam. Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu lama. Perubahan plastis ini atau presentase aliran tergantung pada suhu. Bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-pada 4. Internal stress/residual stress Malam seperti bahan termoplastis lainnya cenderung kembali ke bentuk semula sesudah dimanipulasi. Keadaan ini umumnya disebut sebagai memory elastic. Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api, dibengkokkan menjadi bentuk tapal kuda dan didinginkan. Secara umum distorsi meningkat seiring naiknya suhu dan semakin lama waktu penyimpanan. Distorsi ini sangat berhubungan dengan pelepasan tegangan sisa inlay wax. Hal ini dapat mengurangi keakuratan pola malam yang dihasilkan. Distorsi wax merupakan akibat pelepasan tekanan dalam pola yang disebabkan karena: kontraksi pada pendinginan, gelembung gas tersumbat, dan perubahan bentuk selama molding. Faktor

penyebab distorsi di bawah control dari operator tidak sepenuhnya dapat dihilangkan. Dari praktikum yang kami lakukan, distorsi malam yang terjadi di udara terbuka lebih besar daripada yang di dalam air. Suhu di dalam air adalah 28C sedangkan suhu di ruangan terbuka lebih tinggi. 4.5 Syarat Pattern Wax Malam kedokteran gigi dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu pattern wax dan processing wax. Pattern wax adalah malam yang digunakan untuk membuat bentukan-bentukan saat restorasi atau aplikasi-aplikasi lain. McCabe,2009) : Pattern wax harus tepat sesuai bentuk, ukuran, dan kontur dari aplikasi yang akan dikonstruksi. Tidak ada perubahan dimensi pada pattern wax setelah pembentukan Setelah pembentukan casting mould, wax harus bisa dilepas melalui perebusan, atau pembakaran tanpa meninggalkan residu. 4. HASIL ANALISA Malam yang digunakan di dunia kedokteran gigi umumnya terbuat dari dua atau lebih komponen yang dapat berasal dari alam maupun sintetis, resin, minyak, lemak, dan pigmen. Pencampuran komponen-komponen ini dilakukan untuk dapat menghasilkan material yang mempunyai sifat-sifat penting untuk aplikasi yang spesifik. Malam adalah bahan termoplastis yang berbentuk padat pada suhu kamar tetapi mencair tanpa mengalami dekomposisi untuk membentuk mobile liquids (McCabe, 2008). Pada percobaan ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu dibiarkan dalam udara terbuka dan direndam air. Masing-masing Syarat material pattern wax (John

variabel dilakukan sebanyak dua kali dan berlangsung selama 60 menit. Hal pertama yang dilakukan adalah pelunakan pada inlay wax dengan cara pemanasan kemudian dibentuk seperti tapal kuda dengan membentuk cross pada ujung-ujung malam sebagai pedoman dalam perhitungan distorsi yang akan diamati. Setelah itu, inlay wax akan mengalami distorsi. 4.1 Percobaan inlay wax yang dibiarkan dalam udara terbuka 1. Wax pertama dengan jarak awal 1,252 cm dan jarak akhir 1,654 cm yang memiliki persentase distorsi 32,10% 2. Wax kedua dengan jarak awal 2,090 cm dan jarak akhir 2,256 cm yang memiliki persentase distorsi 7,94% 4.2 Percobaan inlay wax yang direndam dalam air 1. Wax pertama dengan jarak awal 1,5 cm dan suhu air 280C dan jarak akhir 1,67 cm dan suhu air 280C memiliki persentase distorsi 11,3%. 2. Wax kedua dengan jarak awal 1,51 cm dan suhu air 280C dan jarak akhir1,67 cm dan suhu air 280C, memiliki persentase distorsi 10,596%. 4.3 Kesalahan Di dalam praktikum ini terjadi beberapa kesalahan operator, seperti: 1. Bentukan tapal kuda yang tidak simetris 2. Kesalahan dalam membaca jangka sorong 3. Kurang konsisten terhadap waktu pengerjaan untuk mengukur jarak kedua ujung malam 4. Pemanasan malam yang dilakukan kurang merata

5. KESIMPULAN Malam inlay yang telah dilunakkan menggunakan api dan di bengkokkan, akan kembali ke bentuk semula dengan sendirinya karena penurunan suhu dan perbedaan internal stress. Fenomena ini bisa disebut dengan elastic memory. Presentase distorsi malam inlay lebih dalam air lebih besar daripada distorsi malam yang diletakkan pada suhu ruangan. Dalam kasus sebenarnya, biasanya fenomena terjadi setelah malam dimanipulasi lalu dikeluarkan dari rongga mulut. Jadi, malam inlay yang telah dimanipulasi harus dapat dicegah perubahan suhu dan internal stressnya agar tidak terjadi banyak distorsi dan sesuai dengan gigi penderita.

DAFTAR PUSTAKA Anusavice, Kenneth J. 2003,Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.Edisi 10. Jakarta: EGC. John McCabe.2009. Applied Dental Materials, 9th edition. hal. 109 Mc Cabe J.F. Walls A.W.G. 2008. Applied Dental Materials. 9th Edition. Australia: Blackwell Publishing S. H. Soratur . 2002. Essentials of Dental Materials. hal. 258

También podría gustarte