Está en la página 1de 7

PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

Diramu ulang oleh: Budiman Tahir


Pengertian Program Induksi Program induksi merupakan tahap penting dalam Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB) bagi seorang guru. Program Induksi Guru Pemula (PIGP) yang baik haruslah sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kemitraan di antara guru dalam pendekatan pembelajaran profesional. Induksi merupakan proses pembelajaran profesional yang berlangsung paling tidak selama satu tahun dimana guru pemula belajar menyesuaikan diri dari pendidikan guru di kampus atau dari tempat kerja lain untuk menjadi guru, baik sebagai guru tetap, guru kontrak atau guru paruh waktu di sekolah. Induksi adalah proses pembelajaran untuk menjadi guru dan pembelajaran tentang profesi guru serta merupakan proses perkembangan kepribadian. Guru pemula adalah mereka yang: 1. Diberi tugas ke sekolah sebagai guru tetap dengan status CPNS oleh pemerintah pusat; 2. Diberi tugas ke sekolah sebagai guru tetap dengan status CPNS oleh pemerintah daerah; 3. Oleh sekolah sebagai guru kontrak/sementara atau guru paruh waktu dimana tugas tersebut merupakan tahun pertama mengajar; Guru yang mendapatkan status tetap mungkin telah memiliki pengalaman sebagai guru kontrak atau guru paruh waktu. Kebutuhan guru seperti ini tentu berbeda dengan mereka yang baru lulus dari perguruan tinggi. Kepala sekolah dan mentor perlu memilih dan menentukan modul-modul yang diperlukan guru pemula. PIGP didasarkan pada pemahaman bahwa: 1. Pembelajaran di tempat kerja merupakan unsur utama bagi perkembangan dan pembelajaran profesional guru pemula. Tahap ini berperan penting dalam Pengembangan Profesi Berkelanjutan (PPB). 2. Pembelajaran profesional melibatkan guru dan kelompok guru yang mengembangkan praktik dan pemahaman baru tentang pekerjaan mereka. 3. Kerjasama dan dialog profesional di sekolah dapat mendukung pembelajaran profesional, mengembangkan praktik reflektif dan memperkuat pendekatan kolegalitas untuk perkembangan sekolah. 4. Pembelajaran profesional guru merupakan landasan bagi perkembangan sekolah dan peningkatan hasil belajar siswa serta peningkatan status profesi.

PIGP yang efektif adalah program yang: 1. Mengembangkan kompetensi profesional guru pemula dalam mengajar; 2. Menuntut peran kepala sekolah dan mentor untuk menciptakan hubungan yang kuat, profesional, dan positif dengan guru pemula serta pegawai sekolah lain; 3. Didasarkan pada semangat kemitraan di sekolah dan PPB; 4. Mengintegrasikan refleksi & evaluasi diri untuk guru pemula, mentor dan kepala sekolah 5. Bersifat fleksibel dan mengalami peerubahan dalam perjalanan waktu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang muncul dari guru pemula; dan 6. Menghubungkan guru pemula, mentor dan kepala sekolah dengan jaringan seprofesi di sekolah lain.

Garis Besar PIGP Program PIGP merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran di universitas (pendidikan guru pre-service) dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Kepala sekolah harus melakukan analisis kebutuhan terhadap guru pemula dan sekolah. Program induksi guru pemula hendaknya dapat memenuhi kebutuhan individual guru pemula dengan memperhatikan aspek-aspek unik dan khas dari sekolah. Proses assessmen bagi guru pemula meliputi observasi mengajar dan pekerjaan lain yang terkait dengan pengajaran. Tahap 1 dilaksanakan dari bulan 2-9 pada tahun pertama mengajar. Assessmen tahap 1: merupakan penilaian untuk pengembangan difokuskan pada penilaian untuk pembelajaran. Assessmen tahap 2: penilaian untuk pembelajaran. Penilaian tahap 2 (bulan 10-12) dapat dilaksanakan setelah dilaksanakannya PIGP dan assessmen tahap-1. Pada assessmen tahap 2, kinerja guru dinilai berdasarkan elemen kompetensi yang tercantum dalam Standar Guru (Regulasi menteri 16/2007). Kepala sekolah harus membuat keputusan tentang kompetensi profesional guru pemula setelah dilaksanakan proses penilaian Tahap 2. Proses ini meliputi pembuatan laporan tertulis secara formal tentang guru yang ditandatangai oleh guru pemula dan kepala sekolah. Pengawas sekolah akan mengesahkan laporan tersebut setelah malakukan wawancara dan observasi terhadap guru pemula pada waktu yang telah ditentukan (bulan 10-12). Tugas dan Tanggungjawab Ditjen PMPTK Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) sebagai pembina guru memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membangun sistem regulasi program induksi. Selain itu juga memberikan pendampingan bagi daerah yang masih belum memiliki sumber daya manusia yang kompeten untuk melaksanakan program induksi. Tugas dan Tanggungjawab Dinas Pendidikan Bagi guru PNS, Dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi sesuai dengan lingkup tugasnya memberikan informasi kepada sekolah tentang guru pemula yang ditempatkan pada sebuah sekolah. Selain informasi maka dinas pendidikan juga memberikan surat tugas kepada guru pemula yang bersangkutan untuk bertugas di sekolah tertentu. Bagi guru bukan PNS maka pihak sekolah swasta melaporkan kepada pihak dinas pendidikan tentang adanya guru pemula di sekolahnya. Dalam kaitannya dengan program induksi maka dinas pendidikan harus menegaskan kepada kepala sekolah agar melaksanakan program induksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah Hari- hari dan minggu pertama guru pemula di sekolah merupakan waktu yang sangat penting. Pada periode itu guru pemula memerlukan dukungan penuh dan juga perasaan nyaman. Kepala sekolah dan mentor harus memahami isi modul program induksi agar siap melaksanakan program orientasi sekolah yang memberikan dukungan penuh kepada guru pemula. Pada program pengenalan sekolah diharapkan kepala sekolah dan mentor akan mengetahui informasi penting tentang sekolah dan dukungan bagi guru pemula dan juga guru pemula akan mengetahui panduan kerja pada hari-hari dan minggu pertama di sekolah. Sebelum guru pemula mengawali tugasnya, sekolah dapat menyiapkan buku pedoman yang berisi tentang kebijakan sekolah, prosedur sekolah, format-format administratif dan informasi lain yang dapat membantu guru pemula berlajar menyesuaikan diri dengan rutinitas sekolah dengan cepat. Buku pedoman dapat digunakan sebagai petunjuk bagi guru pemula pada awalawal memulai tugas di sekolah. Buku pedoman tersebut dapat membantu menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan prosedur, rutinitas sekolah, serta membantu menunjukkan sumber-sumber yang mendukung tugas guru pemula termasuk menunjukkan orang-orang yang dapat menjawab atas berbagai pertanyaan yang dimilikinya. Komponen yang disarankan dimuat dalam buku pedoman induksi meliputi : (1) Informasi tentang rutinitas yang terkait dengan tugas-tugas harian, memeriksa kehadiran murid, rapat-rapat sekolah, kegiatan ekstra-kurikuler; dan upacara-upacara; (2) Prosedur yang terkait dengan evakuasi keadaan darurat, penanganan siswa yang sakit, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), komunikasi dengan orang tua/wali murid, ketidakhadiran guru mendadak karena sakit atau alasan lain, cara mendapatkan dan menggunakan sumber-sumber daya; (3) Informasi umum tentang direktori staf yang berisi nama-nama guru, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pegawai sekolah beserta dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing, Jadwal Pelajaran Sekolah, peta dan rencana sekolah, nomor-nomor telepon penting, profile masyarakat dan sekolah, norma-norma profesi guru, dan rencana sekolah. Buku pedoman induksi dapat dalam bentuk kompilasi loose leaf sehingga memudahkan pembaruan informasi. Bila buku-buku atau sumber-sumber tertentu tidak boleh difotokopi atau dibawa oleh guru pemula/baru, maka buku-buku dan sumber-sumber tersebut hendaknya ditempatkan di ruang tertentu di sekolah yang dapat diakses oleh guru pemula/baru tersebut. Tugas dan Tanggungjawab Pengawas Sekolah Sebagai pelaksana evaluasi maka pengawas sekolah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: 1. Mempelajari modul program induksi bagi guru pemula. 2. Menyiapkan instrumen evaluasi program induksi. 3. Melakukan evaluasi program induksi. 4. Mengolah data hasil evaluasi program induksi. 5. Menyusun laporan hasil evaluasi program induksi. 6. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi. 7. Merencanakan tindak-lanjut program induksi. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai penanggungjawab sekolah dan penanggungjawab program induksi di sekolah maka kepala sekolah memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: 1. Menyambut guru baru/guru pemula. 2. Memperkenalkan guru pemula kepada guru/staf sekolah yang penting. 3. Menghubungkan guru pemula dengan guru mentor atau staf yang dapat membantu pada awal-awal masa tugas. 4. Secara berkala menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian 5. Secara berkala mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman dan dukungan. 6. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru. 7. Bersikap mendukung. 8. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan pelaksanaan program indyuksi. 9. Menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan program induksi. 10. Memberikan rekomendasi atas hasil program induksi. 11. Merencanakan tindak-lanjut program induksi.

Tugas dan Tanggungjawab Mentor Seorang mentor sangat penting artinya untuk mendukung keberhasilan program induksi. Tugas dan tanggung jawab seorang mentor meliputi tugas minggu pertama, tugas harian, dan kegiatan pendukung. Tugas Minggu Pertama: 1. Penyambutan guru baru 2. Memperkenalkan guru pemula/baru kepada guru/staf sekolah yang penting 3. Pengenalan lingkungan sekolah 4. Menghubungkan guru pemula/baru dengan guru mentor atau staff yang dapat membantu pada awal-awal masa tugas 5. Memberikan daftar siswa yang diajar guru pemula/baru 6. Menunjukkan ruang kelas tempat mengajar guru baru beserta perlengkapan pendukungnya. Tugas Harian: 1. Mengenalkan guru baru dengan tugas-tugas administratif sehari-hari yang harus dilakukan semua guru. 2. Menemui/menyapa guru baru untuk menunjukkan perhatian 3. Mengunjungi ruang kelas guru baru untuk memberikan rasa nyaman dan dukungan : Kegiatan pendukung: 1. Bertemu dengan guru baru/pemula tiap pagi sebelum pelajaran dimulai 2. Berbicara pada guru pemula/baru pada akhir waktu pelajaran setiap hari dan membicarakan kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami guru dan mencari jalan keluarnya. 3. Siap untuk mendengarkan 4. Bersikap positif dan konstruktif 5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi guru baru 6. Menjelaskan hal-hal yang diharapan 7. Bersikap mendukung Mentor tentu memiliki pengetahuan tentang lingkungan sekolah yang perlu diberikan kepada guru pemula, yaitu pengetahuan tentang siswa, tempat asal mereka serta apa yang sedang terjadi di dalamnya. Setelah guru pemula terbiasa dengan kegiatan rutinnya, maka mentor sebaiknya meluangkan waktu untuk berbicara dengan guru baru tersebut tentang persoalan atau pertanyaan yang mungkin muncul.

Tugas dan Tanggungjawab Guru Pemula Tugas dan tanggungjawab guru pemula dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kegiatan minggu pertama, kegiatan awal, dan kegiatan pengelolaan kelas. Kegiatan Minggu Pertama 1. Guru pemula/ baru melapor kepada kepala sekolah, tetapi apabila guru pemula/baru tersebut belum dapat bertemu dengan kepala sekolah, maka harus melapor ke petugas administrasi atau kantor kepala sekolah dan melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan sekolah. 2. Menemui mentor yang telah ditunjuk 3. Memastikan bahwa telah mengetahui jadwal sekolah dan waktu kerja. 4. Mendapatkan daftar siswa yang diajar.

5. 6. 7. 8.

Menyiapkan ruang kelas. Memastikan siswa memiliki tempat duduk yang cukup Mengatur tempat duduk siswa. Mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk pengajaran (buku-buku, kertas, alat-alat tulis). 9. Menyiapkan tata tertib kelas termasuk tata cara masuk dan keluar kelas. 10. Memahami kebijakan sekolah terkait dengan kesejahteraan dan pendisiplinan siswa. 11. Meminta tolong pada staff/pegawai sekolah bila diperlukan. 12. Mengatur dan menyiapkan pelajaran sebelum hari mengajar dan menyiapkan aktivitas tambahan yang mungkin diperlukan. 13. Bersikap fleksibel dan siap untuk melakukan perubahan. Kegiatan pengelolaan kelas yang harus dilakukan adalah: 1. Memeriksa daftar siswa sesuai kehadrian. 2. Menjelaskan materi yang harus dimiliki siswa dan menanyakan ketentuan sekolah tentang materi tersebut kepada kepala sekolah atau mentor sebelumnya. 3. Menjelaskan tata tertib kelas kepada siswa, beberapa sekolah menggunakan tata tertib yang dibuat oleh guru bersama dengan murid. Pada tahap ini sebaiknya guru pemula menanyakan prosedur-prosedur yang berlaku di sekolah dan meminta saran kepada mentor atau kepala sekolah. 4. Membuat siswa selalu aktif belajar, kumpulkan dan periksala pekerjaan siswa seawal mungkin, jangan lupa memberikan masukan atas pekerjaan tersebut, dengan cara demikian akan ingat nama-nama siswa. Bila guru pemula/baru mulai bertugas dan menggantikan guru di sekolah sementara kegiatan belajar semester itu telah berjalan maka guru pemula/baru tersebut harus mengikuti jadwal sekolah yang telah ada. Dalam hal ini guru pemula/baru tidak memiliki banyak waktu untuk menyesuaikan diri dan memahami berbagai prosedur sekolah tersebut. Oleh karena itu sebaiknya selalu minta saran dari mentor dan guru yang telah berpengalaman setiap kali Anda mendapat kesulitan. Kegiatan Minggu ke 2 dan Minggu berikutnya Bila guru pemula/baru tersebut adalah orang baru di masyarakat sekitar sekolah, maka sebaiknya memahami secara umum tentang masyarakat itu serta tempat tinggal siswa. Kehidupan anak di rumah memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pembelajaran mereka. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa di rumah akan sangat membantu guru pemula/baru dalam mengajar di sekolah. Sebaiknya guru pemula/baru juga membicarakan dengan kepala sekolah dan mentor tentang masyarat lokal dan harapan guru pemula/baru tersebut terhadap siswa di kelas. Karena guru pemula/baru merupakan pendatang baru di sekolah, siswa terkadang menguji guru pemula/bar u di kelas dengan menanyakan/melakukan hal-hal tertentu baik terkait dengan pelajaran maupun tidak, maka sebaiknya guru pemula/baru melakukan tindakan sebagai berikut: 1. menjelaskan harapan dan standard kerja siswa serta perilaku mereka, tuliskan dan pajanglah peraturan yang telah disepakati bersama; 2. menjelaskan apa yang Anda harapkan dari siswa tentang kegiatan dan tugas-tugas belajar siswa termasuk kegiatan membaca dan menulis; 3. menyiapkan sebaik-baiknya pelajaran yang diampu dan yang perlu diingat adalah persiapan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pembelajaran; 4. memastikan tahu nama semua siswa yang diajar;

5. memperhatikan bahwa manajemen siswa didasarkan pada konsep sekolah sebagai tempat belajar; 6. menegakkan disiplin siswa tetapi dengan cara-cara yang ramah. Selalu ingat akan posisi Anda sebagai guru; 7. menggunakan respon/feedback positif kepada para siswa karena lebih efektif dalam hal manajemen perilaku dibanding hukuman dan respon yang negatif; 8. meminta saran dari mentor dan kepala sekolah; dan 9. mengenali siswa sebaik mungkin.

Pemantauan dan Evaluasi Keberadaan program induksi memiliki tujuan dalam rangka menyiapkan guru pemula agar menjadi guru profesional dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Dengan demikian program induksi perlu senantiasa dipantau dan dievaluasi agar dapat diperbaiki di masa depan sebagai salah satu bagian proses penjaminan mutu pendidikan agar terpenuhi ketentuan sebagaimana telah ditentukan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selain itu, melalui program induksi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi dan dialami oleh guru pemula dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya.

Pelaporan Laporan ditulis oleh guru pemula, mentor, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Masing-masing laporan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Laporan yang ditulis oleh guru pemula berisi tentang kemajuan pekerjaannya sehubungan dengan modul yang telah ditentukan untuk dipelajari dan dilaksanakan; 2. Laporan yang ditulis oleh mentor berisi tentang kemajuan hasil bimbingan yang dilakukkannya terhadap guru pemula; 3. Laporan yang ditulis oleh kepala sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru pemula; dan 4. Laporan yang ditulis oleh pengawas sekolah berisi tentang hasil evaluasi terhadap guru pemula. Penanganan Permasalahan Hasil pemantauan dan evaluasi yang dituangkan dalam laporan dapat berisi hal-hal yang positif maupun hal yang negatif tentang keberhasilan program induksi yang dilakukan oleh guru pemula. Dengan demikian terdapat potensi adanya permasalahan yang ditemui sebagai hasil pemantauan dan evaluasi. Untuk menangani permasalahan tersebut maka diuraikan, sebagai berikut: 1. Mentor, menangani masalah teknis yang berhubungan dengan kemajuan program induksi yang dilaksakan oleh guru pemula, termasuk penyediaan fasilitas pendukung bagi guru pemula dalam melaksanakan tugas awalnya; 2. Kepala Sekolah, menangani masalah pada level sekolah atau masalah teknis yang tidak dapat ditangani oleh mentor, termasuk perijinan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan; 3. Pengawas Sekolah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk perbaikan pelaksanaan tugas

apabila ditemukan terjadinya kekurangan dalam mencapai indikatoir keberhasilan program induksi; 4. Dinas Pendidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, termasuk menangani keluhan atas pelaksanaan program induksi di suatu sekolah; 5. Badan Kepegawaian Daerah, menangani masalah yang berhubungan dengan hasil evaluasi program induksi dan rekomendasi terhadap guru pemula, yang mana atas hasil evaluasi dan rekomendasi ditemukan bahwa seorang guru pemula dinilai gagal melaksanakan program induksi; dan 6. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, menangani masalah yang berhubungan dengan sosialisasi, regulasi, dan implementasi program induksi termasuk penyediaan program pendampingan bagi daerah yang belum mampu melaksanakan program induksi sepenuhnya sesuai ketentuan yang berlaku.

También podría gustarte