Está en la página 1de 4

Pengkajian Komunitas dalam Pengorganisasian Masyarakat Annisa Rahmawati, 1006672150 Masalah kesehatan perkotaan menjadi focus penting dalam

asuhan kepearwatan komunitas. Berbagai masalah dari masalah fisik, psikososial, budaya, hingga spiritual dapat menjadi salah satu sumber masalah di tingkat individu, keluarga, bahkan komunitas. Dalam proses menentukan masalah yang ada di masyarakat perkotaan, terlebih dahulu mengkaji dan menganalisis berbagai aspek yang dapat dijadikan data penunjang dalam menentukan masalah. Sehingga akan dapat diberikan intervensi yang sesuai yang salah satunya melalui proses pengorganisasian masyarakat untuk menjawab masalah yang ada. Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). Pengkajian memiliki tiga dimensi, yakni komunitas sebagai system sosial (dimensi system), masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat), dan masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi). Menurut Klien Interactional Framework, pengkajian harus melihat aspek masyarakat sebagai sistem sosial yang di dalamnya memuat tentang pola komunikasi, pengambilan keputusan, hubungan dengan sistem lain, dan batas wilayah. Selain melihat aspek masyarakat, perlu juga melihat aspek penduduk dan lingkungannya yang di dalamnya terdapat informasi terkait karakter penduduk (demografi), faktor lingkungan, biologi, dan sosial, serta lingkungan psikis yang meliputi nilai-nilai, agama, dan kepercayaan. Banyak teori yang membahas pengkajian komunitas, namun praktisi perawat umumnya memakai sistem pengkajian Community as Partner atau yang bisa disebut Community assessment wheel (community as client model) yang di dalamnya memuat delapan komponen ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core) yakni Anderson and McFarlanes Model (Anderson, 2000). Aspek yang dikaji antara lain: 1. Community core (data inti) Meliputi historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas, demografi (umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan), vital statistik (angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan), dan sistem nilai/norma/kepercayaan serta agama. 2. Lingkungan fisik pada komunitas

Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dengan mengelilingi wilayah komunitas 3. Pelayanan kesehatan dan social Hal yang dikaji di sini meliputi rumah sakit, praktik swasta, puskesmas, rumah perawatan, pelayanan kesehatan khusus, perawatan di rumah, counseling support services, pelayanan khusus (social worker). Dari tempat pelayanan tersebut aspek yang di data meliputi pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja), sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan), karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi), statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan, serta kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan 4. Ekonomi Mengkaji karakteristik pendapatan keluarga/RT dengan melihat bagaimana rata-rata pendapatan keluarga/rumah tangga, pendapatan kelas bawah, keluarga mendapat bantuan social, keluarga dengan kepala keluarga wanita, dan rata-rata pendapatan perorangan. Karakteristik pekerjaan masyarakat juga perlu dikaji terkait aspek ekonomi dengan melihat status ketergantungan, jumlah populasi secara umum (umur > 18 th), presentase yang menganggur, presentase yang bekerja, serta jumlah kelompok khusus pada tiap kategori yang bekerja (jumlah dan presentasenya) 5. Keamanan transportasi Aspek keamanan yang perlu dikaji meliputi protection service, kualitas udara, dan air bersih, serta keamanan transportasi (milik pribadi/umum) 6. Politik dan pemerintah Aspek yang dikaji dalam hal ini misalnya jenjang pemerintahan, dan kebijakan Dep.Kes 7. Pendidikan Mengkaji status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa), dan fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas. 8. Komunikasi Bagaimana masyarakat berkomunikasi satu sama lain. Apakah penggunaan bahasa formal dan informal di setiap tingkatan usia. 9. Rekreasi Menyangkut tempat temapt rekreasi dan hiburan di komunitas. Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas yang meliputi: Pengumpulan data

pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005). b. Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005). c. Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005). Pengolahan data Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara: a. b. c. d. Klasifikasi data atau kategori data Penghitungan prosentase cakupan Tabulasi data Interpretasi data

Analisis data Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan

intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005). Prioritas masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat ringannya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi, tersedianya sumberdaya masyarakat, dan Aspek politis. Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas (Stanhope, 2004) mempunyai kriteria penapisan, antara lain: a. Perhatian masyarakat b. Prevalensi kejadian c. Berat ringannya masalah d. Kemungkinan masalah untuk diatasi e. Tersedianya sumber daya f. Aspek politik. Prioritas masalah juga dapat ditemtukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Maslow, yaitu: a. Keadaan yang mengancam kehidupan b. Keadaan yang mengancam kesehatan c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

Proses pengkajian di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk mengkaji aspek aspek komunitas untuk kebutuhan dalam menentukan masalah dan intervensi yang nantinya dilakukan. Sama halnya dengan melakukan kegiatan untuk menciptakan pengorganisasian di masyarakat, pengkajian komunitas penting untuk mengetahui kebutuhan suatu komunitas. Sehingga perawat dapat melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, dan optimal di masyarakat. Sumber: Anderson, E.T., McFarlane, 2000. J.M. Community As Partner: Theory and Practice in Nursing. Philadephia: Lippincot Mubarak, W.I. 2005. Ilmu Keperawatan Komunitas:Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika Stanhope,M., Lancaster, J. 2004. Community and Public Health Nursing. St.Louis Mosby

También podría gustarte