Está en la página 1de 20
PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI INDONESIA (Sumber: Sejarah Nasional indonesia Jilid VI, halaman 564) Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: + menjelaskan bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa Perang Dunia ke-2; + mendeskripsikan sistem mobilisasi dan kontrol pemerintahan pendudukan militer Jepang di berbagai daerah di Indonesia; + menjelaskan bentuk-bentuk reaksi rakyat Indonesia terhadap pemerintahan pendudukan militer Jepang di Indonesia. Bertepatan tanggal 8 Desember 1941 (7 Desember di Hawaii) Pearl Harbour, pusat pertahanan Amerika Serikat di Pasifik mendapat serangan dari angkatan udara Jepang serta angkatan lautnya mulai beraksi di seluruh Pasifik. Pada waktu yang bersamaan, angkatan darat Jepang mendarat di Indochina, Filipina dan Malaya, Mulai saat itu pecahlah perang Asia Timur Raya dan Amerika menyatakan perang terhadap Jepang. Pemerintah Hindia Belanda juga segera mengikuti jejak sekutu-sekutunya dengan menyatakan perang terhadap Jepang. Sejak itu pula serangan dari pihak Jepang diarahkan ke Indonesia untuk melumpuhkan pasukan Hindia-Belanda Gambar 8.1 Pangkalan Militer Amertka di Pearl Harbour (Sumber: www wtktpedia.com) A. INTERAKSI INDONESIA DAN JEPANG Penyerbuan tentara Jepang ke Indonesia diawali dengan dikuasainya Tarakan pada Ree eae tanggal 10 Januari 1942, kemudian disusul penguasaan atas Balikpapan, Menado, Ambon, Nonkooperatif K tif Makassar, Pontianak, dan Palembang. Dari onal sana kekuatan militer Jepang ke Pulau Jawa Kinrohoshi Pada tanggal 1 Maret 1942, Jepang mendarat Hakko Ichiu di Banten, Indramayu, dan Rembang. Batavia Bunkyo Kyoku 5) Gerakan Tiga A dapat diduduki pada tanggal 5 Maret 1942, eaters begitu juga dacrah-daerah lain seperti Jawa Hokekel Surakarta, Cikampek, Semarang, dan Seinendan Surabaya dapat dikuasainya. Pada akhirnya Keibodan tanggal 8 Maret 1942 dibawah Panglima Militer Fujinkai Ter Poorten dan Gubernur Jenderal Tjarda ea ia van Starkenborgh Stachouwer, Belanda EPUPKI menyatakan menyerah tanpa syarat kepada PPKI Jepang 234 Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang kepada Letnan Jenderal Imamura Hitsoji. Mulai saat itu berakhislah kekuasaan pemerintah kolonial Belanda dan dimulailah pendudukan militer Jepang di Indonesia Gambar 8.2 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang (Stomber: Sejarah Nasional Indonesia Jilid V1, halaman 564) Pada awal-awal masuknya militer Jepang ke Indonesia mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari sikap tokoh- tokoh Nasionalis seperti J: Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang bersedia melakukan kerja sama dengan pihak Jepang, padahal sebelumnya pada masa pemerintah kolonial Belanda mereka bersikap nonkooperatif. Ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan mereka bersikap Kooperatif, di antaranya akan lahiraya kebangkitan bangsa-bangsa Timur dan ramalan Jayabaya yang terkenal dengan meramalkan akan datangnya orang kate yang akan berkuasa ch Indonesia seumur jagung dan setelah itu dianggap sebagai suatu kemenangan bangsa-bangsa Asia atas Eropa yang sekaligus mengikis adanya anggapan bangsa Barat sebagai bangsa yang tak terkalahkan Bagi pemerintah militer Jepang kerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis diharapkan akan menarile dukungan massa demi kepentingan perang Jepang Sesudah pendudukan militer Jepang mulai berkuasa, ada beberapa kebijakan yang dikeluarkan terhadap bekas jajahan Hindia-Belanda. Pertama, Jepang berusaha menghapuskan semua pengaruh Barat di dalam masyarakat Indonesia Kedua, segala kekuatan dimobilisasi untuk mendorong tercapat kemenangan perang Asia Timur Raya, Dengan demikian, pendidikan pun diarahkan pada tujuan yang dianggapnya suci, yaitu untuk mencapai kemakmuran bersama Asia Timur Raya dengan Jepang yang bertindak sebagai pemimpin. Oleh 235

También podría gustarte