Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Kondisi umum Isu dan permasalahan Sasaran pembangunan Arah kebijakan dan strategi pembangunan Peran Pemerintah Daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi
Akses rumah tangga terhadap sistem perpipaan (PDAM) 16,18% dan akses terhadap sistem non-perpipaan terlindungi sebesar 37,93% Restrukturisasi hutang PDAM (PMK No. 120 Tahun 2008) telah dilakukan dalam rangka penyelesaian hutang PDAM dan peningkatan kinerja PDAM. Pengembangan beberapa peraturan pendukung percepatan pembangunan air minum Pengembangan rencana strategis air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat (AMPL-BM) di 100 kabupaten/kota Pengembangan berbagai skenario pembiayaan non-pemerintah (output-based aid, CSR, PPP)
Cakupan pelayanan sistem pengolahan setempat dan terpusat skala komunal mencapai 69,3% (81,8%di perkotaan dan 60% di perdesaan), walaupun demikian masih banyak yang kualitasnya belum memenuhi standar persyaratan teknis Cakupan pelayanan sistem pengolahan terpusat skala kota telah mencapai 1,65% Dari sisi perencanaan, tengah dikembangkan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) di 24 kab/kota Pembangunan sistem air limbah terpusat skala kota telah dilakukan di Kota Denpasar melalui pendanaan yang bersumber dari pinjaman luar negeri. Sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL) komunal telah dibangun di 217 kota/kab.
PERSAMPAHAN Tingkat pertambahan volume sampah diperkirakan mencapai 74 juta ton/tahun Telah dilakukan upaya pengurangan volume timbulan sampah melalui penerapan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle) baik oleh masyarakat dan pemerintah Proporsi sampah terangkut mencapai 20,63% Sistem sanitary landfill baru diterapkan di 10 TPA, sedangkan untuk sistem controlled landfill baru diterapkan di 55 TPA (total TPA di Indonesia: 378 TPA) Telah diberlakukan UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. DRAINASE Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83% Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang mencapai 14,49% Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68 %
Masih terbatasnya penyedia air minum (PDAM & non-PDAM) yang sehat (kredibel dan profesional)
Belum lengkap dan terbaharuinya perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum
Masih rendahnya kesadaran pelaku akan pengelolaan air limbah yang layak
Minimnya pengelola air limbah (Perusda & non-Perusda) yang kredibel dan profesional
Kapasitas sistem drainase yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini
Air minum
Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014 (32% perpipaan , 38% non-perpipaan terlindungi)
Terciptanya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun 2014 (sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total penduduk (melalui sistem pengelolaan air limbah skala kota sebesar 5 % dan melalui sistem pengelolaan air limbah skala komunal sebesar 5 %) dan akses terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat (onsite) yang layak bagi 90 % total penduduk
Air limbah
Persampahan
Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah tangga di daerah perkotaan
Drainase
Umum
Meningkatkan prioritas pembangunan air minum dan sanitasi melalui peningkatan kesadaran dan koordinasi Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pembangunan sarana dan prasarana di sekolah; peningkatan sosialisasi dan penerapan PHBS Menyediakan perangkat peraturan di tingkat pusat dan/atau daerah melalui penambahan, revisi, dan deregulasi peraturan perundangan. Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi melalui penyusunan rencana induk pemantauan dan evaluasi pelaksanaannnya. Meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, air limbah, dan persampahan melalui penyusunan business plan; korporitisasi dan penerapan manajemen aset; peningkatan kerjasama optimalisasi dana.
Umum
Meningkatkan kinerja pengelolaan drainase melalui penegasan kewenangan dan tanggung jawab pengelola drainase penerapan manajemen aset Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan air minum, air limbah dan persampahan melalui subsidi tarif bagi MBR dalam bentuk PSO; jaminan kredit dan subsidi selisih bunga pada pinjaman PDAM; insentif berbasis kinerja (output based aid) dan imbal balik (matching grant) bagi pemda yang lebih memprioritaskan pembangunan air minum dan air limbah; penerbitan instrumen keuangan; pengembangan skema-skema pembiayaan; pemberian insentif fiskal dan non fiskal bagi dunia usaha. Menyediakan sumber pendanaan bagi pengembangan sistem drainase serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase yang memadai