Está en la página 1de 14

Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas Jakarta, 2 November 2009

Kondisi umum Isu dan permasalahan Sasaran pembangunan Arah kebijakan dan strategi pembangunan Peran Pemerintah Daerah dalam pembangunan air minum dan sanitasi

Akses rumah tangga terhadap sistem perpipaan (PDAM) 16,18% dan akses terhadap sistem non-perpipaan terlindungi sebesar 37,93% Restrukturisasi hutang PDAM (PMK No. 120 Tahun 2008) telah dilakukan dalam rangka penyelesaian hutang PDAM dan peningkatan kinerja PDAM. Pengembangan beberapa peraturan pendukung percepatan pembangunan air minum Pengembangan rencana strategis air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat (AMPL-BM) di 100 kabupaten/kota Pengembangan berbagai skenario pembiayaan non-pemerintah (output-based aid, CSR, PPP)

Cakupan pelayanan sistem pengolahan setempat dan terpusat skala komunal mencapai 69,3% (81,8%di perkotaan dan 60% di perdesaan), walaupun demikian masih banyak yang kualitasnya belum memenuhi standar persyaratan teknis Cakupan pelayanan sistem pengolahan terpusat skala kota telah mencapai 1,65% Dari sisi perencanaan, tengah dikembangkan penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) di 24 kab/kota Pembangunan sistem air limbah terpusat skala kota telah dilakukan di Kota Denpasar melalui pendanaan yang bersumber dari pinjaman luar negeri. Sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL) komunal telah dibangun di 217 kota/kab.

PERSAMPAHAN Tingkat pertambahan volume sampah diperkirakan mencapai 74 juta ton/tahun Telah dilakukan upaya pengurangan volume timbulan sampah melalui penerapan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle) baik oleh masyarakat dan pemerintah Proporsi sampah terangkut mencapai 20,63% Sistem sanitary landfill baru diterapkan di 10 TPA, sedangkan untuk sistem controlled landfill baru diterapkan di 55 TPA (total TPA di Indonesia: 378 TPA) Telah diberlakukan UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. DRAINASE Proporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83% Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat atau tergenang mencapai 14,49% Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68 %

Menurunnya kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air baku air minum

Masih terbatasnya penyedia air minum (PDAM & non-PDAM) yang sehat (kredibel dan profesional)

Belum optimalnya sistem perencanaan penyediaan air minum

Belum lengkap dan terbaharuinya perangkat peraturan yang mendukung penyediaan air minum

Rendahnya akses penduduk terhadap air minum

Terbatasnya pendanaan untuk mendukung seluruh aspek penyediaan air minum

Masih rendahnya kesadaran pelaku akan pengelolaan air limbah yang layak

Minimnya pengelola air limbah (Perusda & non-Perusda) yang kredibel dan profesional

Belum tersedianya rencana induk pengelolaan air limbah

Belum memadainya perangkat peraturan yang mendukung pengelolaan air limbah

Rendahnya akses penduduk terhadap pengelolaan air limbah

Terbatasnya pendanaan untuk mendukung keseluruhan aspek pengelolaan air limbah

Penanganan sampah yang belum optimal

Minimnya pengelola layanan persampahan yang kredibel dan profesional

Belum optimalnya sistem perencanaan pengelolaan sampah

Masih belum memadainya perangkat peraturan yang mendukung pengelolaan sampah

Rendahnya akses RT terhadap layanan pengelolaan sampah

Terbatasnya pendanaan untuk mendukung leseluruhan aspek pengelolaan sampah

Belum adanya kejelasan pengelola sistem drainase

Belum optimalnya sistem perencanaan pengelolaan drainase

Kapasitas sistem drainase yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini

Belum optimalnya fungsi drainase sebagai pematus air hujan

Terbatasnya pendanaan untuk mendukung keseluruhan aspek pengelolaan drainase

Air minum

Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir tahun 2014 (32% perpipaan , 38% non-perpipaan terlindungi)
Terciptanya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir tahun 2014 (sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site) bagi 10% total penduduk (melalui sistem pengelolaan air limbah skala kota sebesar 5 % dan melalui sistem pengelolaan air limbah skala komunal sebesar 5 %) dan akses terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat (onsite) yang layak bagi 90 % total penduduk

Air limbah

Persampahan

Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 % rumah tangga di daerah perkotaan

Drainase

Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan

Umum
Meningkatkan prioritas pembangunan air minum dan sanitasi melalui peningkatan kesadaran dan koordinasi Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pembangunan sarana dan prasarana di sekolah; peningkatan sosialisasi dan penerapan PHBS Menyediakan perangkat peraturan di tingkat pusat dan/atau daerah melalui penambahan, revisi, dan deregulasi peraturan perundangan. Meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dan sanitasi melalui penyusunan rencana induk pemantauan dan evaluasi pelaksanaannnya. Meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum, air limbah, dan persampahan melalui penyusunan business plan; korporitisasi dan penerapan manajemen aset; peningkatan kerjasama optimalisasi dana.

Umum
Meningkatkan kinerja pengelolaan drainase melalui penegasan kewenangan dan tanggung jawab pengelola drainase penerapan manajemen aset Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan air minum, air limbah dan persampahan melalui subsidi tarif bagi MBR dalam bentuk PSO; jaminan kredit dan subsidi selisih bunga pada pinjaman PDAM; insentif berbasis kinerja (output based aid) dan imbal balik (matching grant) bagi pemda yang lebih memprioritaskan pembangunan air minum dan air limbah; penerbitan instrumen keuangan; pengembangan skema-skema pembiayaan; pemberian insentif fiskal dan non fiskal bagi dunia usaha. Menyediakan sumber pendanaan bagi pengembangan sistem drainase serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase yang memadai

Air Minum dan Air Limbah


Memastikan ketersediaan air baku air minum melalui : pengendalian penggunaan air tanah; perlindungan sumber air tanah dan permukaan; dan pengembangan dan penerapan teknologi pemanfaatan sumber air alternatif. Meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan air limbah melalui : optimalisasi sistem; percepatan penambahan kapasitas sistem; peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna; pengelolaan pemanfaatan air minum; percepatan pembangunan sanitasi.

Persampahan dan Drainase


Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah, melalui : Upaya pengurangan timbulan sampah mulai dari sumbernya Upaya pengelolaan sampah Perbaikan pengelolaan sampah Mengurangi volume limpasan melalui : Penyediaan bidang resapan baik oleh masyarakat maupun pemerintah

También podría gustarte