Está en la página 1de 11

Hadits Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dosen Pengampu : Keterpaduan Iptek dan Islam : Wirda Ubaidah, M. Si

Disusun oleh : Emi Hidayati : 093711006

Ika Yuli Nur Faizah : 093711011 Rihaul Wahdah : 093711028

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARNG 2012

HADITS SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN

I.

PENDAHULUAN Islam adalah sebuah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, bukan hanya dalam teori, tetapi juga dalam praktik/kenyataan. Penghargaan ini terungkap dalam banyak ayat Al-quran maupun hadits yang memberikan pujian yang tinggi terhadap orang yang berilmu. Sebagai contoh, Al-quran mengumpamakan orang yang berilmu dengan orang melek (al-bashir), dan orang yang tidak berilmu dengan orang buta (al-ama). Dan tentu kita semua tahu keunggulan orang yang melihat terhadap orang yang buta. Sedangkan hadits menyatakan bahwa tinta seorang alim, lebih berharga dari darah seorang syahid.1 Disamping itu juga banyak ilmu pengetahuan modern yang sesuai dengan apa yang terkandung didalam hadits. Sehingga banyak para ilmuan yang memadupadankan antara ilmu yang ditelitinya dengan hadits yang ada. Kemudian muncul pembuktian-pembuktian mengenai kebenaran hadits dengan berbagai penelitian. Untuk itu pemakalah ingin menguraikan maksud dari hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan.

II.

RUMUSAN MASALAH A. Apakah pengertian Hadits dan IPTEK? B. Apakah yang dimaksud dengan hadits sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan? C. Contoh pembuktian Hadits Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan?

III.

PEMBAHASAN A. Pengertian Hadits dan IPTEK a) Pengertian Hadits Hadits menurut bahasa adalah: jadid, yang berarti baru. Qarib, yang dekat, yang belum lama terjadi.

Zahlul An-Najjar, Sains dalam Hadit Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadits Nabi,(Jakarta: Amzah, 2011), hlm. x-xi

Khabar, warta atau berita, yakni sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain.2 Sedangkan menurut istilah, hadits menurut ahli hadits adalah segala perkataan nabi, perbuatan dan hal ihwalnya. Yang dimaksud hal ihwal adalah segala sesuatu yang diriwayakan dari Nabi SAW. Yang berkaitan dengan karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya. Sedangkan menurut ulama ushul, hadits adalah segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan taqrirnya yang berkaitan dengan hukum syara dan ketetapannya.3 b) Pengertian Iptek IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IPTEK adalah suatu yang sangat berkaitan dengan teknologi, definisi lebih lengkap tentang teknologi adalah cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga menggunakan teknologi.4 Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) .Sedang teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukumhukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.5

B. Hadits Sebagai sumber Ilmu Pengetahuan Sebagai sumber kedua Islam, hadits atau sunnah telah menjadi faktor pendukung utama kemajuan ilmu pengetahuan umat Islam. Banyak hadits
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan pengantar Ilmu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizqi Putra, 2009), hlm. 3
3 4 5

Munzier Suparto, Ilmu Hadits (Jakarta: raja Grafindo Persada,2003), hlm 1-3
http://www.scribd.com/doc/78011470/PENGERTIAN-IPTEK (20-03-2012) http://akharil.blogspot.com/2010/03/iptek-menurut-pandangan-islam.html (20-03-2012)

yang berbicara seputar ilmu pengetahuan, terutama mengenai keutamaan ilmu. Bahkan kewajiban yang dipikulkan kepada umat Islam untuk menuntut ilmu justru ditemukan dalam Hadits. Dalam sebuah Hadits, rasulullah bersabda: thalabul ilm faridhatun ala kulli muslimin wa muslimatin.Artinya, menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim, laki-laki maupun perempuan. Hadits ini dengan tegas menyatakan bahwa hukum menuntut ilmu adalah wajib/fardhu (faridhah) yang mengandung arti berdosa jika kita tidak melaksanakannya, dan berpahala jika kita menjalankannya. Terlepas dari penafsiran-penafsiran di atas, satu hal yang pasti bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi umat islam. Apabila kita melakasanakan kewajiban ini dengan sungguh-sungguh, tidak mustahil umat Islam akan mencapai tingakat yang gemilang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang dicontohkan oleh sarjana muslim masa lalu. Akan tetapi, apabila kita mengabaikannya, seperti yang banyak dilakukan kaum muslimin belakangan ini, maka umat Islam akan sulit untuk meraih prestasi ilmiah yang tinggi.6 Fakta-fakta yang menakjubkan tentang berbagai fenomena alam dan sosial, seperti tentang hujan sebagai rahmat, inter-relasi tubuh, keajaiban tulang ekor, gerhana matahari dan bulan, bahkan akibat seks bebas telah diungkap dalam berbagai hadits. Mungkin saja pada masa nabi dan sahabat , maksud dari hadits-hadits masih tersembunyi, dan baru tersingkap secara lebih penuh melalui teori-teori ilmiah modern. Penemuan-penemuan ilmiah modern di berbagai bidang telah banyak membantu kita memahami maksud-maksud yang tersembunyi dari banyak Hadits dan juga sudah barang tentu dari Al-Quran. Penemuan-penemuan modern ini sering digunakan oleh beberapa sarjana sebagai media dakwah dan untuk menjadi dalil bahwa islam adalah agama yang benar karena benar-benar berasal dari Allah SWT. Alasannya adalah fakta-fakta yang demikian menakjubkan dari kedua sumber agama Islam yaitu Alquran dan Hadits tidak mungkin bisa diketahui oleh seseorang, kecuali apabila orang itu mendapatkan informasi tersebut dari sang Kebenaran itu sendiri, yaitu Allah SWT yang dikatakan maha mengetahui segala sesuatu dan mengetahui yang terangZahlul An-Najjar, Sains dalam Hadit Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadits Nabi,(Jakarta: Amzah, 2011), hlm. x-xi
6

terangan maupun yang tersembunyi. Hal ini tentu saja berguna sebagai media dakwah untuk meyakinkan orang-orang modern yang sering terdapat di dalam hatinya keraguan terhadap kebenaran-kebenaran yang disampaikan oleh agama.7 Hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan, merupakan tafsir ilmiah terhadap beberapa pernyataan yang luar biasa dari hadits-hadits tertentu Nabi, yang rahasianya baru bisa disibakkan melalui teori-teori ilmiah modern setelah 14 abad berlalu.8 Sehingga, hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan bukan sekedar sains yang dihubungkan dengan hadits, ataupun sekedar pembuktian, tetapi lebih untuk memberikan pengetahuan bahwa didalam hadits mengandung ilmu. Jikapun kedepannya ada penemuan yang melebihi ilmu dalam hadits tersebut, bukan berarti ilmu dalam hadits itu tidak benar karena pada faktanya pernah dibuktikan kebenarannya. Semuanya lebih untuk memberi tahu kita bahwa jauh sebelum ditemukannya sebuah instrumen pengetahuan itu sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita

C. Contoh pembuktian Hadits Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan Nabi Muhammad SAW bersabda:


Jika seekor lalat jatuh di dalam minuman salah satu diantara kamu maka hendaklah ia membenamkannya (sekalian untuk) kemudian mengangkatnya. Sesungguhnya di dalam salah satu sayapnya terdapat penyakit dan di sayap lainnya terdapat obat penawar. Adapun Abu Dawud menambahkan dalam riwayatnya: sesungguhnya lalat melindungi dirinya dengan sayap yang beracun. Maksud hadits ini, pada salah satu sayap lalat terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat penawar untuk penyakit tersebut. Ketika lalat terjatuh dalam makanan atau minuman, ia akan mengepakkan sayapnya yang mengandung racun sebagai bentuk pertahanan diri. Men-syarahi hadits ini, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menyebutkan bahwa lalat melindungi dirinya dengan sayap sebelah kiri. Keterangan ini
7 8

Ibid, hlm. xv Ibid, hlm. xvii

merupakan isyarat bahwa sayapnya yang sebelah kanan adalah sayap yang mengandung obat penawar, hal ini menguatkan pandangan salah seorang peneliti. Ketika lalat sudah dibenamkan seluruhnya maka unsur-unsur obat akan menyerang unsur-unsur penyakit dengan izin Allah SWT.9 Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari, Smi Ibrhm at-Taili, dil Abdurrahman al-Misnid, dan Khalid Dzaar al-Utaibi, yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang dai terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Lalat sangat banyak di bumi. Mereka hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah membuktikan bahwa mereka makan dari sampah dan limbah bahan organik dari sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba dan kuman lainnya. Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam miliar dalam satu gram tanah pertanian dan di jutaan dalam satu tetes air liur. Pengaruh bakteri pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa itu tidak ada tanaman bisa tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa menyebabkan beberapa penyakit. Allah SWT memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada satu sayap dan obat penawar pada yang lain. Kalau tidak, spesies lalat akan binasa sekarang, semua terkena kuman. Namun, mereka masih ada di lebih dari 87.000 spesies. Metode yang para peneliti gunakan cukup sederhana,

yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar (media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu 100C dan memadat pada suhu 40C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba), kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh. Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu:

Ibid, hlm. 278

1. Sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan 2. Sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias. Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya : Spesies Lalat A Cawan Petri 1 Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan Petri 2 Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya. Hasil Penelitian: Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E.Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E.Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh

mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Spesies Lalat B Cawan Petri 1 :

Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan Petri 2 Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya. Hasil Penelitian Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan ersifat antibakteri dan antifungi. Spesies Lalat C Cawan Petri 1 : Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam). Cawan Petri 2 : Sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya. Hasil Penelitian: Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen
7

Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces. Kesimpulan Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan dan tanpa dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya.10

IV.

KESIMPILAN Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan: a. Hadits adalah segala perkataan nabi, perbuatan dan hal ihwalnya b. IPTEK adalah cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga menggunakan teknologi c. Hadits sebagai sumber ilmu pengetahuan merupakan tafsir ilmiah yang memotivasi para ilmuan melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran ilmu yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada kita, juga sebagai renungan atas mujizat serta kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada kita.

V.

PENUTUP Alhamdulillahirabil alamin. Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah khazanah keilmuan kita semua. Tak ada gading yang tak retak, cukuplah mewakili hasil kerja kami. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah selanjutnya.

10

http://arrahmah.com/read/2012/01/11/17374-hadits-dan-sains-penelitian-menunjukkan-

keajaiban-hadits-tentang-lalat.html

DAFTAR PUSTAKA

An-Najjar, Zahlul. Sains dalam Hadit Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadits Nabi. 2011. Jakarta: Amzah. Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan pengantar Ilmu Hadits. 2009 Semarang: Pustaka Rizqi Putra. Suparto, Munzier. Ilmu Hadits. 2003. Jakarta: Raja Grafindo Persada. http://www.scribd.com/doc/78011470/PENGERTIAN-IPTEK (20-03-2012) http://akharil.blogspot.com/2010/03/iptek-menurut-pandangan-islam.html(20-03-2012) http://arrahmah.com/read/2012/01/11/17374-hadits-dan-sains-penelitian-menunjukkankeajaiban-hadits-tentang-lalat.html(20-03-2012)

REVISI

Makalah sudah sangat bagus,..isinya menarik dan runtut...cek lagi klo ada salah tulis..supaya tambah sempurna...selamat membuat presentasinya sebagus mungkin...

10

También podría gustarte