Está en la página 1de 3

Pembahasan Berdasarkan hasil praktikum dalam tabel 1 pada metode kerta cakram adanya penghambatan pertumbuhan dapat diidentifikasi

melalui ada tidaknya zona bening yang timbul. Hasil yang ditunjukkan pada kertas cakram terdapatnya diameter zona hambat pada sekitar kertas cakram. Pada S3 diameternya 0.1 cm dan 0.3 cm. Larutan fisiologis yang berfungsi sebagai kontrol negative juga terdapat zona bening yaitu sebesar 0.2 cm. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri probiotik pada S3 dan larutan fisiologis memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan V. Harvey atau mampu bersaing dalam memanfaatkan nutrien di dalam media tumbuh. Hasil pengamatan pada metode kultur bersama didapatkan data bahwa bakteri Vibrio harveyi yang diencerkan sebanyak 5, 6, dan 7 kali, hanya pada pengenceran ke-6 yang tumbuh yaitu 1 koloni. Sedangkan pada Vibrio harveyi dan 1-UB yang diencerkan sebanyak 0, 1, dan 2 kali jumlah koloni yang tumbuh adalah TBUD. Menurut Laranja (2007) mekanisme antagonistik probiotik bekerja dengan beberapa macam cara antara lain:

Produksi senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain sebagai contoh bacteriocins, antibiotik seperti surfactins, itulins, bacilysins yang diproduksi spesies bacillus. Kompetisi terhadap substansi yang essensial (yang diperlukan untuk metabolisme). Sebagai contoh Vibrio strain P memenangkan persaingan dengan vibrio patogen dengan mengabsorbsi zat besi. Hal ini dikarenakan Vibrio strain P memproduksi siderophores. Kompetisi untuk ruang adhesi (adhesion sites). Semakin awal kolonisasi probiotik potensial di dalam saluran pencernaan, maka semakin bagus (potensi kerja probiotik). Quorum sensing antar bakteri. Bakteri dapat berkomunikasi satu sama lain dengan memanfaatkan molekul tertentu yang berperan sebagai sinyal. Dengan quorum sensing, populasi bakteri dapat meregulasi ekspresi gen dan pada akhirnya mempengaruhi komunitas bakteri tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan dapat pula dibandingkan antara metode kertas cakram dengan metode kultur bersama. Metode kultur bersama tampak lebih efektif dalam menilai kerja dari suatu jenis probiotik. Hal ini karena dalam kultur bersama akan nampak persaingan antara bakteri patogen dengan bakteri probiotik yang kita kultur. 5.1 Kesimpulan Metode seleksi bakteri probiotik dapat menggunakan metode kertas cakram ataupun kultur bersama. Pada metode kultur bersama persaingan antar bakteri lebih jelas terlihat. Tujuan dari paraktikum ini berhasil dimana praktikan telah mempelajari metode seleksi bakteri probiotikkhususnya Vibrio harvey untuk akuakultur 5.2 Saran Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya digunakan bakteri probiotik dari jenis lain untuk memperkaya khazanah pengetahuan tentang bakteri probiotik. .. Metode cakram kertas merupakan metode yang biasa digunakan untuk menguji aktivitas antimikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme patogen penyebab penyakit. Metode ini

lebih dikenal dengan metode Kirby-Bauer. Metode cakram kertas dapat juga dilakukan menggunakan suatu silinder tidak beralas atau sumuran dan diisi dengan antibiotik dalam jumlah tertentu, disebut agar well difussion (Lay, 1994; Boyd, 1995). Kepekaan mikroorganisme patogen terhadap antibiotik terlihat dari ukuran zona bening yang terbentuk (Cappucino & Sherman, 2001). Dengan mengacu metode tersebut di atas, uji koeksistensi antara dua isolat bakteri resisten merkuri dilakukan dengan memodifikasi metode cakram kertas dimana umumnya zat yang terkandung dalam cakram kertas adalah antibiotik namun pada penelitian ini yang terkandung dalam cakram kertas adalah inokulum bakteri. Parameter yang digunakan adalah zona bening (Hatmanti et al., 2009). Zona bening adalah area bening di sekeliling cakram kertas sebagai indikasi tidak adanya atau terhambatnya pertumbuhan mikroorganisme akibat ekskresi zat antimikroba oleh kompetitornya (Byod, 1995; Atlas and Bartha, 1998). Metode cakram kertas memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus dan relatif murah (Murray, 2007). Sedangkan kelemahannya adalah ukuran zona bening yang terbentuk tergantung oleh kondisi inkubasi, inokulum, predifusi dan preinkubasi serta ketebalan medium (Gillespie, 1994 and Murray, 2007). Apabila keempat faktor tersebut tidak sesuai maka hasil dari metode cakram kertas relatif sulit untuk diintepretasikan (Gillespie, 1994). Selain itu, metode cakram kertas ini tidak dapat diaplikasikan pada mikroorganisme yang pertumbuhannya lambat dan mikroorganisme yang bersifat anaerob obligat (Byod, 1995). . Metode difusi

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh antimikroba permukaan media agar. E-test

agen yang Area agen

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory concentration) atau KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghabat pertumbuhan mikroorganisme. Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan media agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media agar.(lihat gambar) PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini dilakukan uji resistensi bakteri terhadap antibiotika menggunakan metode difusi yang bertujuan agar dapat melakukan uji aktivitas mikrobia dengan menggunakan metode difusi cara sumuran dan cakram kertas (disk method), dapat melakukan uji aktivitas antimikrobia dengan menggunakan metode dilusi cair maupun dilisi padat.

Siapkan mikroba uji yang akan digunakan yang berasal dari paktikum sebelumnya, kemudian dibuat media nutrient agar sebanyak 50 ml yang akan di bagi ke dalam 2 erlenmeyer, lalu disterilisasi di dalam autoklaf. Setelah disterilisasi media yang masih mencair ditambahkan dengan 200 l mikroba uji, dihomogenkan. Lalu dituangkan kedalam petri steril. Penuangan dilakukan di dalam LAF yang sudah disterilisasi sebelumnya. Ditunggu sampai beku. Setelah beku pada petri pertama dipasang paper disk yang mengandung antibiotic sulfametoksazol dan ampisilin, juga paper disk blanko. Pada petri kedua dipasang paper disk yang mengandung antibiotic amoksisilin dan gentamisin, juga paper disk blanko. Kemudian kedua petri dimasukkan dalam incubator selama 18-24 jam pada suhu 27o C. Metode ini dinamakan metode Kirby-Bauer. Pada saat pemasangan paper disk sedikit ditekan agar tidak jatuh saat dimasukkan kedalam incubator secara terbalik. Metode difusi 1. Kirby-Bauer. Menggunakan kertas disk yang sudah mengandung antibiotic dan diketahui konsentrasinya. Pada data terdapat antibiotik yang tidak bisa menghambat pertumbuhan bakteri dikarenakan antibiotik yang digunakan tidak spesifik terhadap bakteri yang ditanam didalam media, ataupun terjadi resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut dengan berbagai mekanisme. Mekanisme kerja antibiotik antara lain : 1. Menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga menghambat perkembang biakan dan menimbulkan lisis. Contoh : penisilin dan sefalosforin. 2. Mengganggu keutuhan membrane sel, mempengaruhi permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan kehilangan cairan intraseluler. Contoh : nistatin. 3. Menghambat sintesis protein sel bakteri. Contoh : tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin. 4. Menghambat metabolisme sel bakteri. Contoh : sulfonamide. 5. Menghambat sintesis asam nukleat. Contoh : rifampisin dan golongan kuinolon. (5) Sifat antibiotik sebaiknya menghambat atau membunuh mikroorganisme patogen tanpa merusak inang, bersifat bakterisid, tidak menyebabkan resistensi pada kuman, tidak bersifat alergenik atau tidak menimbulkan efek samping bila digunakan dalam jangka waktu lama, larut dalam air, serta stabil.

También podría gustarte