Está en la página 1de 12

TRICOMONAS VAGINALIS

Kelas B Disusun Oleh:

Ning Ayu Hasanah 2011-11-096 Odelia Syafira S. 2011-11-097 Oktaviani Azwinda 2011-11-098 Panji Adihartawan 2011-11-099 Pudri Mirlasharfi 2011-11-100 Putri Andhanti 2011-11-101 Putri Aryanti 2011-11-102 Putri Febrianti 2011-11-103

Putri Moortiningsih Hasheila 2011-11-104 Rachmatika Hapsari 2011-11-105 Radinda Myrna 2011-11-106 Rayhan Muhammad 2011-11-107 Rebecca Sere rouly 2011-11-108 Retno Kinasih Nugraheni 2011-11-109 Riesta Eka Putri 2011-11-110 Risky Chandra 2011-11-111

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN Trichomonas Vaginalis atau Tricomonad adalah parasit yang menyebabkan penyakit Trikomoniasis yang biasa disebut trich yaitu penyakit yang merupakan salah satu infeksi vagina yang umum pada wanita. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual umum yang dapat disembuhkan. T.Vaginalis adalah organisme yang berbentuk buah pir dan bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagel yang menonjol dari ujung depannya. Axostyle adalah ekor berduri yang merupakan ujung dari T. Vaginalis. T. Vaginalis menempelkan diri menggunakan axostyle yang menyebabkan beberapa iritasi dan peradangan yang berhubungan dengan infeksi trikomoniasis, infeksi ini mungkin bergelaja mungkin juga tidak. T. Vaginalis memiliki ukuran yang bervariasi antara 5-20 m. T. Vaginalis termasuk anaerobik, dapat tumbuh baik tanpa oksigen, dilingkungan dengan keasaman rendah. T.Vaginalis bereproduksi dengan cara pembelahan biner, tidak sama denga protozoa patogen, kista T.Vaginalis tidak terbentuk. Parasit ini menyerang wanita pada traktus urogenitalis bagian bawah. Ada dua jenis spesies lainnya yang dapat ditmukan pada manusia, yaitu T. Tenax yang hidup di rongga mulut dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menimbulkan penyakit. T. Vaginalis pertama kali ditunjukkan pada awal abad ke-20, sebaagai akibat dari studi inokilasi yang merupakan protozoa patogenik.

BAB II ISI

A. Sejarah dan Klasifikasi Trichomonas vaginalis Trichomonas vaginalis merupakan protozoa dari super-class Mastigophora (Diesing, 1866), class Zoomastigophora (Calkins, 1909), ordo Trichomonadina (Kirby, 1947), dan famili Trichomonadidae (Chalmers danPekola, 1918). Famili

Trichomonadidae ini kemudian oleh Honigberg (1946)dibagi menjadi subfamili Trichomonadinae (dengan genus Trichomonas danPentatrichomonas) dan

Tritrichomonadinae. Trichomonas vaginalis pertama kali dideskripsikan oleh Alfred Donn pada tanggal 19 September 1836 pada saa tAcademy of Sciences di Paris. Pada saat itu dikatakan bahwa ia menemukan suatu organisme yang disebutnya sebagai animalcules dari sekret segar vagina.Dan telah disepakati pada saat itu juga organisme ini dinamakan Trico-monasvaginale, oleh karena mirip dengan organisme dari genus Monas dan Trichodina.Dua tahun kemudian, Ehrenberg memastikan penemuan Donn dan memberikan nama pada protozoa ini yaitu Trichomonas vaginalis. Klasifikasi Trichomonas vaginalis adalah : Kingdom Filum Klas Ordo Genus Species : Animalia : Protozoa : Zoomastigopho : Mastigophora : Trichomonas : Trichomonas vaginalis

B. Morfologi Trichomonas vaginalis Protozoa ini berbentuk oval, panjang 4-32 m dan lebar 2,4-14,4 m, memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak di bagian atas tubuhnya, di belakang inti terdapat blepharoblast sebagai tempat keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung di ujungnya sebagai alat geraknya yang maju-mundur. Flagella kelima melekat ke undulating membrane dan menjuntai ke belakang sepanjang setengah panjang tubuh protozoa ini. Sitoplasma terdiri dari suatu struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut sebagai axostyle. Trichomonas vaginalis ini telah memperoleh makanan secara osmosi dan fagositosis. Perkembangbiakannya dengan cara membelah diri (binary fision), dan inti membelah dengan cara mitosis yang dilakukan setiap 8 sampai 12 jam dengan kondisi yang optimum. Jadi tidak heran bila dalam beberapa hari saja protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya,

Trichomonas vaginalis tidak memiliki bentuk kista. Pada sel Trichomonas vaginalis memiliki kemampuan untuk melakukan fagositisis. Vakuola, partikel, bakteri, virus, atau pun leukosit dan eritrosit (tetapi jarang) dapat ditemukan di dalam sitoplasma. Pada infeksi yang ditemukan bercampur dengan Neisseria gonorrhoe, Mycoplasma

hominis, atau Chlamydia trachomatis, maka kebanyakan gonococcus akan dibunuh dalam waktu 6 jam, dan semua mycolasma akan dibunuh dalam waktu 3 jam. Belum diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membunuh Chlamydia trachomatis, tetapi belum ada bukti yang menunjukkan Chlamydia trachomatis dapat bertahan hidup bila dijumpai infeksi campuran dengan Trichomonas vaginalis. Untuk hidup dan berkembang biak, Trichomonas vaginalis membutuhkan kondisi lingkungan yang konstan dengan temperatur sekitar 35-37C, pH antara 4,9 dan 7,5 dan sangat baik pertumbuhannya pada pH berkisar 5,5 dan 6. Sangat sensitif terhadap tekanan osmotik dan kelembaban lingkungan. Protozoa ini akan cepat mati bila diletakkan di air atau dikeringkan Meskipun penularan Trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat jarang, ternyata organisme ini dapat hidup beberapa jam di lingkungan yang sesuai dengan lingkungannya.

Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas beserta pergerakannya. Selain dari sekret vagina, protozoa ini dapat juga kita temukan dalam urine. Tetapi sediaan dari sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah

mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk membedakannya.

C. Epidiomologi Trichomonas vaginalis Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Dan ternyata organisme ini dapat bertahan hidup selama 45 menit di tempat dudukan toilet, baju mandi, pakaian dan air hangat. Penularan perinatal ditemukan sekitar 5% dari ibu yang terinfeksi trichomoniasis, tetapi biasanya self-limited oleh karena metabolisme dari hormon ibu. Tetapi pernah dilaporkan suatu kasus respiratory distress bayi laki-laki cukup bulan, dimana pada sediaan basah sputum kentalnya telah dijumpai sedikit leukosit dan organisme Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis telah menyebar luas di seluruh dunia, baik itu di pedesaan maupun perkotaan. Pada tahun 1970-an, WHO memperkirakan angka kejadian trichomoniasis mencapai 180 juta. Di Amerika Serikat trichomoniasis menginfeksi sekitar 2-3 juta wanita, dan organisme ini telah dijumpai pada 30-40% pria yang merupakan pasangan seksual penderita trichomoniasis ini.

D. Patologi Trichomonas Vaginalis Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi, gatal-gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini memakan bakteri, leukosit dan sel eksudat. Seperti mastigophora lainnya T. vaginalis membelah diri secara longitudinal dan tidak membetuk cyste. Beberapa hari setelah infeksi, terjadi degenerasi epithel vagina diikuti infiltrasi leukosit. Sekresi vagina akan bertambah banyak berwarna putih kehijauan dan terjadi radang pada jaringan tersebut. Pada infeksi akut, biasanya akan menjadi kronis dan gejalanya menjadi tidak jelas. Pada pria yang terinfeksi, gejalanya tidak terlihat, tetapi kadang ditemukan adanya radang urethritis atau prostitis. Pada kebanyakan wanita yang menderita trichomoniasis sering dijumpai bersamaan dengan infeksi oleh organisme yang juga patogen seperti Ureaplasma urealyticum dan atau Mycoplasma hominis sekitar lebih dari 90%, Gardnerella vaginalis sekitar 90%, Neisseria gonorrhoe sekitar 30%, jamur sekitar 20%, dan Chlamydia trachomatis sekitar 15%. Suatu penelitian in vitro terhadap Trichomonas vaginalis menunjukkan bahwa organisme ini memiliki kemampuan untuk menghancurkan sel target dengan kontak langsung tanpa harus melalui proses

phagocytosis. Organisme ini menghasilkan suatu faktor pendeteksi sel (cell-detaching factor) yangnmenyebabkan kehancuran sel sehingga mengelupas epithel

vagina.Suatu penelitia juga menunjukkan bahwa gejal trichomoniasis dipengaruh oleh konsentrasi estrogen vagina, makin tinggi ditimbulkannya. kadarnya, makin berkurang gejala yang

E. Gejala Klinis infeksi Trichomonas Vaginalis Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat hubungan seksual (PMS), seseorang beresiko terkena PMS apabila melakukan hubungan seksual

dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. a. Pada Wanita Trichomoniasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih, bagian Vulva dan cervik bisa mengalami peradangan. Banyaknya fluor tergantung dari beratnya infeksi dan stadium penyakit, selain gejala fluor albus yang merupakan keluhan utama

penderita pruritus vagina atau vulva dan rasa pedih saat kencing merupakan keluhan tambahan perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha. Sering kali penderita mengeluh keluar darah setelah berhubungan seks infeksi dapat menjalar dan menyebabkan uretriris kadang infeksi terjadi tanpa gejala, jika ada gejala biasanya berupa antara lain: Rasa sakit atau nyeri pada saat

kencing atau hubungan seksual, rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina atau alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal

disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin. b. Pada Pria Karena bentuk dan letak alat kelamin pria berada diluar tubuh, maka gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan tetapi dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Tanda tanda PMS pada pria antara lain adalah: Berupa bintilbintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis atau alat kelamin, luka tidak sakit,

keras dan berwarna merah pada alat kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang hebat pada saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.

F. Tanda dan Gejala 1. Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina. 2. Pada kasus akut terlihat : a. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental, berbusa, dan berbau. Trichomonas vaginalis menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial. b. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab (Strawberry Appearance) c. Perdarahan kecil kecil pada permukaan serviks. d. Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina. e. Dysuria f. Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual (dispareunia) mungkin juga merupakan keluhan utama yang dirasakan penderita dengan trikomoniasis. g. Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah. h. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina. 3. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa. 4. Pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Gejalanya antara lain : a. iritasi di dalam penis b. keluar cairan keruh namun tidak banyak c. rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi.

G.Pencegahan Kebiasan melakukan seks bebas ternyata dapat memicu timbulnya Trichomoniasis ,dengan hanya berhubungan seks terhadap pasangan sah diharapkan dapat menekan penyebaran penularan infeksi parasit ini. Contohnya pada ibu rumah tangga sebaiknya selalu memeriksakan diri secara periodik guna mengetahui infeksi secara dini dan segera melakukan pengobatan

apabila ada gejala dan tanda infeksi. Dengan demikian di harapkan pada pria yang suka berhubungan dengan wanita pekerja seks komersial hendaknya menggunakan pelindung (kondom) saat berhubungan. selalu

H. Pengobatan Dasar pengobatan yaitu memperbaiki keadaan vagina dengan

membersihkan mukosa vagina dan memakai obat kimia peros dan lokal, pada saat ini metronidazol (merupakan obat yang efektif untuk pengobatan baik untuk wanita ataupun pria). Berbagai obat juga telah banyak dan sangat efektif dalam mengobati Trichomoniasis yaitu Tinidazol, Seknidazol, Nimorazol dan Ornidazol. Beberapa faktor vaginalis : 1. Faktor Karakteristik a. Pendidikan Pendidikan dianggap sebagai salah satu unsur yang ikut menentukan pengalaman dan pengetahuan seseorang baik dalam ilmu pengetahuan maupun kehidupan sosial. b. Umur Umur atau usia merupakan waktu atau masa hidup seseorang selama masih hidup didunia yang dihitung mulai dari manusia dilahirkan.Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa kelompok yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan mental antara lain: 1) Masa dewasa dini 2) Masa dewasa madya : 18 tahun- 40 tahun : 41 tahun 60 tahun yang berhubungan dengan kejadian infeksi Trichomonas

Umur berkaitan dengan masa aktif hubungan kelamin karena pada usia yang meningkat akan di ikuti dengan proses degenerasi dari organ seksual

sehingga dalam hal ini kemampuan organ seksual akan menurun. 2. Kebersihan alat kelamin Kebersihan alat kelamin harus diperhatikan karena ibu rumah tangga ada yang kurang memperhatikan kebersihan alat kelamin, sehingga setelah melakukan kontak seksual alat kelamin harus segera dibersihkan biasanya mereka memakai obat-obatan atau cairan betadine. Bisa digunakan cara lain seperti : menghindari pemakaian

pencuci vagina dengan semprot vagina (spray), jaga kebersihan vagina baik sebelum dan sesudah berhubungan seks, ganti pembalut sesering mungkin jika sedang mengalami haid, kenakan pakaian dalam yang terbuat dari katun agar mudah menyerap dalam kelembaban dan sirkulasi udara disekitar yang tidak menyerap keringat vagina terjaga, pakaian

akan menciptakan suasana di vagina bakteri yang

menjadi lembab dan tentu saja akan merangsang pertumbuhan merugikan, jaga organ intim tetap bersih dan

kering, membasuh vagina

dengan air yang bersih setiap kali setelah selesai menggunakan toilet umum, siramlah menggunakan (flushing) hal ini untuk mencegah penularan jika pengguna lainnya yang terkena penyakit kelamin. ada

3. Penggunaan air bersih Penggunaan air bersih dalam jumlah yang banyak sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan badan, alat kelamin dan pakaian karena Trichomonas vaginalis dapat hidup pada obyek basah selama 45 menit pada kloset duduk, kain lap pencuci badan, baju, air mandi dan cairan tubuh, disamping itu dapat pula dilakukan setelah buang air besar, bilaslah dengan air yang bersih dari arah depan kebelakang cara ini dapat mencegah penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina, saat membasuh harus melihat juga kondisi air, jangan dipaksakan sebab air yang tidak bersih bisa kalau kotor

menyebabkan adanya

kuman dan jamur yang akhirnya menimbulkan keputihan, bila perlu basuh pakai tisu yang tidak mudah hancur. 4. Pemeriksaan kesehatan secara rutin Pengobatan dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan

faktor-faktor yang mempermudah timbulnya penyakit. Bila diagnosis menunjukkan penyakitnya tidak akut maka biasanya dokter menyarankan untuk mencuci anti septik, sayangnya seringkali setelah tahu

daerah vagina dengan obat

obatnya, pasien tak datang lagi tapi membeli obat tersebut kemudian dipakai terus untuk mencuci vagina dan akibatnya bakteri doderlein (yang membuat vagina selalu asam) jadi mati. Maka suasana asam terganggu menjadi basa sehingga muncullah berbagai penyakit, entah itu kandida atau jamur, infeksi dari luar vagina dan sebagainya.

5. Penggunaan pembersih vagina Wanita seringkali salah dalam membersihkan alat kelamin biasanya

mereka menggunakan sabun biasa atau cairan pembersih yang tidak jelas. komposisi kandungannya atau menaburi bedak bahkan menyemprotkan parfum didalam vagina. Penggunaan bakteri antibiotik baik maupun pH steroid vagina cukup mati lama serta

sehingga menyebabkan menyebabkan keseimbangan

penjaga

jamur dapat tumbuh dengan subur, pemakaian pil KB karena hormon terganggu sehingga terjadi ketidak seimbangan pH,

penggunaan sabun pencuci vagina mengganggu keseimbangan pH vagina.

BAB II PENUTUP 1. Trikomoniasis (biasanya disebut sebagai trich) adalah penyakit menular seksual yang paling umum dapat disembuhkan di dunia. Penyakit ini juga merupakan salah satu dari tiga infeksi vagina yang paling umum pada wanita. Trikomoniasis disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis atau tricomonad yang dapat menginfeksi wanita maupun pria. 2. Menurut perkiraan tahunan WHO, ada 7,4 juta kasus trikomoniasis diperkiraan setiap tahun di Amerika Serikat, dengan lebih dari 180 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia. 3. Gejala pada wanita biasanya muncul antara 5 sampai 28 hari setelah terpapar, akan tetapi gejala tersebut dapat juga muncul dalam waktu beberapa bulan bahkan bertahun-tahun kemudian. Infeksi dapat ditularkan kepada orang lain meskipun mereka tidak mengalami gejala apapun. Pada wanita, trikomoniasis dapat menyebabkan vaginitis (peradangan pada vagina), sedangkan pada pria dapat menyebabkan urethritis (peradangan pada saluran kencing) di dalam penis. Keluhan dan gejala lainnya: keluarnya nanah berwarna kuning kehijau-hijauan atau abu-abu dari vagina (bahkan terkadang berbusa), Bau yang kuat dan rasa sakit pada saat kencing ataupun berhubungan seksual, iritasi atau gatal-gatal di sekitar vagina, sakit perut bagian bawah (jarang ditemukan), pada pria biasanya keluar nanah dari penis. 4. Pemeriksaan penunjang diagnostik trikomoniasis antara lain: Wet Mount, VPIII Tes Identifikasi Mikroba (BD), Trichomonas Rapid Test, Polymerase Chain Reaction, Kalium Hidroksida 5. Etiologi (KOH) dari Test penyakit Whiff, Test Ph ini vagina, adalah dan Pap Smear vaginalis.

trikomoniasis

Trichomonas

7. Cara pencegahan trikomoniasis yaitu: melakukan ANC selama masa kehamilan utuk skrining IMS (Infeksi Menular Seksual), meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan, seks yang aman dan dengan satu pasangan, peningkatan status sosial ekonomi. 6. Cara pengobatan trikomoniasis yaitu dengan metronidazole dan tinidazole.

7. Prognosis penyakit trikomoniasis

DAFTAR PUSTAKA

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/05/makalah-trikomoniasis-trichomoniasis.html?m=1 http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-najmig0320-5238-2-bab2.pdf http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/119/jtptunimus-gdl-fitrihanda-5936-3-babii.pdf http://aminuranidwi.blogspot.com/2010/09/trichomonas-vaginalis.html http://duniabiologisaja.blogspot.com/2011/09/bab-i-pendahuluan-1.html http://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/58808305315.pdf

También podría gustarte