Está en la página 1de 26

Intelegence suatu kumpulan kemampuan seseorang yang memungkinkan memperoleh ilmu , mengamalkan ilmu dalam hubungannya dengan lingkungan

dan masalah yang timbul; suatu bentuk tingkah laku tertentu yang tampil dalam kelancaran tingkah laku; intelegensi meliputi pengalaman dan kemampuan bertambahnya pengertian dan tingkah laku dengan pola baru dan menggunakannya secara efektif.

1.

2. 3.

4.

Pemerolehan ( Acquisitive) : berlangsung pada masa anak-anak dan remaja menguasai pengetahuan dan keterampilan Penguasaan (achieving) : berlangsung pada usia 20 30 an mencapai keunggulan dan kemandirian Tanggungjawab (responsible) Eksekutif (Executive: berlangsung pada akhir usia 30an akhir 60an memecahkan masalah lingkungan keluaraga, masyarakat dan pekerjaan) Reintegrasi (reintegrative) :usia 60 keatas. terjadi penurunan kemampuan berpikir karena pengaruh aspek biologis

Intelegence

menetukan kemampuan berpikir abstrak seperti cita-cita, idealisme, jodoh sehingga remaja memiliki perkembangan kepribadian pada tingkah lakunya. Refleksi diri mencetak hubungan-hubungan pemikiran kritis antara situasi sosial dan reaksi discerment dirinya Refleksi diri melalui perubahan tingkah laku menciptakan pengalaman-pengalaman yang dipengaruhi oleh idealisme dalam egosentris

1.
2.

3.

Pembawaan Bakat (Nativisme) Lingkungan teriedentifikasi dari bertambahnya informasi pada adaptasi dalam pengalaman reflektif (bdk. empirisme , Piagetian, konvergensi); pembentukan di sokolah-sekolah/ lingkungan pendidikan Maturity atau kematangan ( usia, psikis, kepribadian) dalam kehendak bebasnya

Tidak mudah diukur, karena tak terlihatnya perubahan kecepatan perkembangan mempertimbangkan hal yang mungkin di samping hal yang nyata berpikir optional formal (Gleitman, 1986). yaitu: 1. Sifat deduktif hipotesis
Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan berpikir teoritikmenganalisis masalah dan mengajukan cara penyelesaian hipotesis. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berpikir induktif di samping deduktif. Oleh sebab itu, sifat berpikir ini sebenarnya mencakup deduktif induktif hipotesis.

2. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris analisis peroblem solving analysis

Pencapaian

intelegensi dipengaruhi oleh banyaknya pengalaman , sehingga kemampuan berpikir seorang remaja menjadi suatu tahap problem solving Perubahan diri remaja dipengaruhi oleh masuknya informasi dalam kemampuan kognitif yang seiring berkembang Kedua hal itu merupakan peran lingkungan sebagai faktor penumbuh kembang intelegensi. Oleh Bloom , pengalaman merupakn kunci pendidik dalam memancing kemampuan kognitif remaja

Verbal

comprehention Kemampuan numerik Kemampuan keruangan Kemampuan penginderaan Ingatan Penalaran Kelancaran berbahasa
Catatan: Thompson menyoroti tentang beberapa kemampuan yang intensitasnya kecil berfungsi sebagai pembeda terhadap orang-orang

Interaksi

aktif dengan lingkungan Meliputi struktur organisasi perbuatan dan pikiran antara individu dan lingkungan Struktur organisasi di atas mengalami perubahan kualitatif Seiring dengan usia, penyesuaian diri lebih luas karena proses keseimbangan yang luas Perubahan kualitatif mengikuti suatu rangkaian tertentu

Menurut Bruner,Pembelajaran adalah satu proses

proccess (dicovery approach)) Mengamati kecnderungan-kecenderungan yang menyolok melalui intensitas perhatian remaja terhadap kemampuan kognitif nya, sehingga motivasi dirinya berkembang dalam pemberian tugas dan keaktivan yang obyektif (inquiry dan metode penemuan dalam pembelajaran Penanganan selektif terhadap anak dengan bakat khusus

aktif dimana pelajar membina idea baru atau konsep-konsep yang berasaskan pengetahuan dahulu dan semasa mereka. (Bruner, The Act of Discovery (1961),1973, bdk. Keterampilan

Suatu

tanda kemampuan individual dalam kebiasaan keterlibatan aktif (inherrent ability)dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan kemahiran tanpa harus tergantung latihan-latihan sebelumnya ( bdk.talent), biasanya terlihat pada produk tingkah laku unik dan pada bidang tertentu yang lebih specific. Guilford (Sumadi S, 1991 : 169) mengemukakan 3 dimensi bakat : perseptual, psikomotor, intelektual

Sensitivenya

indera

becoming aware of something through the sense Perhatian/fokus Orientasi waktu Luas daerah persepsi Kecepatan persepsi

Aktivitas

mental yang terungkap pada kegiatan motor/gerak Kekuatan Impuls Kecepatan motorik/ gerak Ketelitian : kecepatan statis (titik beratnya pada posisi) ; dinamis (titik beratnya pada gerakan) Koordinasi Keluwesan (flexibility)

Ingatan

(substance, relasi, sistem) Ingatan pada cara pengenalan-recoqnize terhadap keseluruhan informasi,hubunganhubungan, bentuk-struktur, kesimpulan Evaluatif(kepekaan terhadap problem) Konvergen (transformasi, implikasi unik) Divergen(menghasilkan unit-unit, pengalihan kelas-kelas secara spontan, menghasilkan sistem, membentuk kerangka)

Penentuan

jenis bakat khusus umumnya pada bidang pekerjaan dan pendidikan Contoh : bakat dokter, musisi, mekanik, matematika, olah raga dll

Bakat

memungkinkan seseorang mencapai prestasi ketika kesempatan diberikan

Anak

itu sendiri dan motivasinya Lingkungan subyek

Menerima

anak apa adanya Suasana yang ditimbulkan dijaga jangan sampai anak terancam ketika dinilai orang lain Pendidikan terhadap anak diusahakan sejalan dengan kesesuaian bakat anak

Perubahan

manusia karena semakin kompleksnya kebutuhan dan interaksi sosial Karakteristiknya :

Berorientasi pada relasi antara norma sosial dan kebutuhan Menonjolnya fungsi intelektual dan emosional menuju pembentukan identitas diri yang dipengaruhi faktor sosioluktural Dimanifestasikan dalam kelompok-kelompok besar/kecil dan adaptasi di dalamnya (biasanya dalam kelompok yang sebaya)

Keluarga
Kematangan/

maturity bersosialisasi Status sosial ekonomi Pendidikan Kapasitas mental : emosi dan intelegensi (modal utama ialah pengertian dan memahami orang lain)

Pembentukan

refleksi diri secara kritis/tidak mempengaruhi abstraksi diri dan lingkungan sosial Egosentris memainkan peran dalam lemahnya pembedaan/discernment terhadap intensitas masalah, prioritas pemecahan masalah dan pandangan oranglain Pengembangan kehidupan masyarakat melalui dirinya membentuk pola-pola sosial sesuai dengan kepribadiannya

Pemahaman yang benar terhadap masyarakat dan menentukan bagaimana ia meneetukan jatidiri (Erikson) Penyesuaian diri terhadap kondisi masyarakat membuat remaja membentuk kelompokkelompok usia sebaya, sehingga dapat ditentukan penyesuaian yang baik/buruk. Penyesuaian diri yan baik cenderung menciptakan keyakinan-keyakinan positif pada remaja, sehingga tujuan pendidikan berhasil diterapkan dalam kegiatan aplikatif di lingkungan sosial (keluarga, sekolah, masyarakat)

tingkat

keBahasaan dalam hidup remaja sebagai komunikasi dan aktualisasi mengenai refleksi dirinya berkembang sesuai dengan tingkat perilaku sosial Berkaitan dengan kemampuan kognitif melalui tingkat pembelajaran dan pengalaman

Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak. Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang pola dan tingkat kemampuan bahasa murid-muridnya. Kedua, berdasar hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah dipercaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri melalui diskusi

Berkembang

dari pola bahasa ibu menuju tingkat kemahiran pengungkapan diri dengan bahasa yang lebih kompleks sesuai dengan usia dan lingkungan Sejalan dengan kognitif dan pengalaman, kebahasaan diri remaja selalu menghubungkan pengalaman, persepsinya yang spontan dan refleksi batin Pengungkapan bahasa selalu ditunjukkan dengan gejala pergaulan

Perkembangan

bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandiri, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak membentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah, dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun dirumah.

También podría gustarte