Está en la página 1de 3

PERDEBATAN TENTANG PEMAKAIAN JILBAB DI EROPA

Kasus pelarangan jilbab di Eropa bermula dari gerakan protes sejumlah pelajar muslim (perempuan) yang ingin memakai jilbab tidak hanya di lingkungan rumah tetapi jiga di lingkungan sekolah mereka. Keinginan ini mendapat tekanan dari berbagai pihak dan masih menjadi kontroversi hingga sekarang PENDUKUNG PEMAKAIAN JILBAB

Eropa adalah Negara liberal oleh karenanya ada kebebasan bagi penduduknya untuk berpendapat, berperilaku dan berekspresi menurut kehendak masing masing individu dengan dasar kehendak bebas. Memakai jilbab adalah satu bentuk kebebasan ekspresi kaum muslim. Pelarangan jlbab adalah pelanggaran kebebasan yang berdasar pada prinsip keadilan liberal, non-diskriminasi, kesamaan derajat hormatmenghormati, dan faham

Jilbab adalah bagian dari pribadi dan menunjukkan keyakinan internal dirinya. Memakai jilbab adalah pilihan pribadi sebagai hasil keputusan sendiri. Sayangnya wanita yang memakai jilbab sering didiskriminasi dengan dikeluarkan dari persidangan, universitas, tempat kerja, rumah sakit dan gedung pemerintahan. Tidak hanya anak sekolah tetapi juga para wanita dewasa. Di negara eropa, sementara simbol agama kristen seperti pemakaian kalung salib diterima dan dianggap sebagai hal yang biasa, orang muslim yang ingin mengungkapkan kebahagiaan dan ekspresi melalui simbol agama islam dilarang karena dianggap provokatif Pelarangan pemakaian jilbab karena ini adalah bentuk doktrinasi kepada anak tentu saja salah. Semua anak dibawah umur sebenarnya adalah subyek dari nilai-nilai yang dipilih keluarga menyangkut kehidupan sosial, kebudayaan, dan pendidikan. Tidak ada bukti bahwa menyarankan anak memakai jilbab lebih berbahaya dari pada memperbolehkan anak sepuluh tahun masuk sekolah teologi (seminari) katolik. Apabila pemakaian jilbab dilarang maka anak yang masuk seminari harus dikeluarkan pula supaya ia bisa memilih kehendaknya sendiri. Pelarangan jilbab adalah diskriminasi terhadap ajaran islam. Jilbab dilarang karena dianggap sebagai fundamentalisme berbahaya, meski demikian pengadopsian gaya-gaya urakan

Memakai jilbab tidak bertentangan dengan prinsip toleransi terhadap perbedaan ekspresi relijius antar agama. Memakai jilbab bukan tindakan pemaksaan, provokasi, penghasutan dan propaganda terhadap kebebasan agama murid lainnya. Anak tidak dapat ditolak bersekolah dengan memakai jilbab, hal ini adalah pelanggaran terhadap hati nurani seseorang terutama akan kepercayaan dan keyakinan. jika anak dilarang memakai jilbab di sekolah maka akan merasa kehilangan kebebasan. Ini tidak baik demi perkembangannya karena ketika dewasa nantinya, ia tidak dapat menjadi individu yang liberal. ada kasus dua gadis bersaudara yang dimarah-marahi dan bahkan dipukul bapaknya supaya mereka menanggalkan jilbab yang dipakainya. Dua gadis ini masuk islam akibat kemauannya sendiri, mereka merasa membutuhkan agama untuk pegangan hidup mereka. Ayah ibunya tidak pernah mengajari tentang agama karena mereka kedua orang tuanya sekular dan sekarang sudah bercerai. Ayah mereka yahudi yang tidak taat sementara ibunya orang aljazair yang dibaptis katolik tetapi tidak pernah mempraktekkan ritual agamanya. Kedua bersaudara ini masuk Islam karena keinginan mereka sendiri. Kasus ini tentu berlawanan dengan pendapat beberapa orang bahwa pelarangan jilbab ini demi membebaskan wanita dari kontrol laki-laki islam. Ada beberapa wanita memakai jilbab karena kata hati bukan karena pemaksaan.

También podría gustarte